Anda di halaman 1dari 9

Analisa Manajemen Risiko Pada CV Blotan Asian Art Yogyakarta

Intan Dessyana Puspitasari Pandji

ABSTRACT
Dalam sebuah pekerjaan akan selalu berhadapan dengan yang namanya risiko, hal ini dapat
terjadi dari berbagai permasalahan yang ada. Begitu juga untuk perusahaan seperti CV Blotan
Asian Art, memiliki latar belakang pembuatan produk kerajinan home décor tentu dapat
menyebabkan risiko. Akan ada beberapa risiko yang timbul jika perusahaan tidak
memperhatikan dengan detail setiap pekerjaan yang dilakukan. CV Blotan Asian Art dapat
mengurangi terjadinya kelalaian dalam pekerjaan jika melakukan pengelolahan risiko,
kegiatan ini juga biasa disebut dengan manajemen risiko. Tujuan dari pebelitian ini adalah
mengindetifikasi risiko dan juga sumber risiko yang terjadi pada perusahaan. Melakukan
penilaian terhadap risiko yang bisa saja terjadi pada Blotan Asian Art dan melakukan analisa
terhadap berbagai startegi yang akan dilakukan oleh perusahaan dalam menangani terjadinya
risiko dengan menggunakan analisa SWOT, risk matrik.

Key words: kerajinan home décor, manajemen risiko, risk matrik, SWOT

1. PENDAHULUAN
Dalam dunia perusahaan, hal-hal yang memicu timbulnya risiko akan tetap ada pada
bagian pembuatan produk ataupun dalam pengeksporan produk. Perusahaan Blotan
Asian Art bekerja pada bidang handcraft dan juga furniture. Di jaman era serba
modern ini, perusahaan menggunakan Information Technology (IT) hal ini menjadi
salah satu faktor pendukung untuk memperlancar proses bisnis yang ada pada
perusahaan Blotan Asian Art. Penggunaan Information Technology (IT) pada Blotan
Asian Art sangat mempengaruhi setiap proses pekerjaan bisnis yang ada, termasuk
dalam mengelolah data, pencatatan keuangan, sampai pada informasi pemasukan
bahan baku produk. Dengan menggunakan Risk Assessment, perusahaan ini akan
dapat mengetahui risiko apa saja yang kemungkinan akan terjadi, serta dapat
mengukur berapa besarnya risiko yang akan dihadapi. Hasil dari penilaian risk
assessment akan menunjukan perhitungan risiko mana yang akan mendapatkan
tindakan penanganan. Sangat diharapkan kepada perusahaan untuk menerapkan risk
assessment, hal ini bertujuan untuk pengurangan terjadinya risiko guna meningkatkan
proses bisnis perusahaan.

2. TEORI DASAR
Manajemen risiko adalah sebuah proses yang dilakukan dalam manajemen
risiko adalah mengidentifikasi, mengukur, mengembangkan, menyeleksi dan
mengatur pilihan-pilihan untuk menangani risiko-risiko tersebut (Kerzner, 1998).
Layaknya sebuah manajemen risiko dapat dilihat dari mampunya mengaplikasikan
beberapa kemungkinan dibeberapa waktu kedepan yang bersifat proaktif dan reaktif,
sehingga manajemen risiko dapat mengurangi kecenderungan terjadinya risiko dan
juga dampak yang timbul.
International Organization for Standarization menerbitkan ISO 31000 sebagai
standar implementasi manajemen risiko. ISO 31000 diterbitkan untuk dapat
diterapkan. Ada 6 proses yang dilakukan dalam mengelolah risiko menurut ISO 31000
yaitu:
• Communication and Consultation
Adanya konsultasi untuk membahas tentang manajemen risiko agar memiliki
tanggung jawab dalam melaksanakan manajemen risiko, dan memiliki dasar di
mana keputusan dibuat dan alasan mengapa tindakan tersebut harus dilakukan.
• Establishing The Context
Saat membuat konteks untuk proses manajemen risiko, diperlukan
pertimbangan secara rinci dan jelas khususnya bagaimana hubungan dengan
lingkup proses manajemen risiko tertentu.
• Risk Assessment
Proses-proses dalam Risk Assessment yaitu
1) Risk Identification
Pada tahap ini risiko akan digolongkan kedalam risiko yang dapat terus
meningkat, risiko yang dapat dicegah, dan risiko yang dapat diatasi
dengan segera atau risiko tersebut dapat diturunkan tingkat keseriusan
risiko tersebut.
2) Risk Analysis
Pada tahap pengembangan ini perlu dilakukan evaluasi risiko yang
akan ditangani terlebih dahulu dan yang ditangani sesudahnya, dengan
cara membuat tabel likelihood dan impact dari semua risiko yang ada.
3) Risk Evaluation
Pada tahap ini analis risiko akan memprioritaskan risiko mana yang
harus didahulukan penangannya dan risiko mana yang nantinya bisa
ditangani.
• Risk Treatment
Tahap ini adalah tahap pemilihan apakah risiko dapat diterima atau ditolak,
apabila risiko diterima, maka ditinjau terlebih lagi penanganan yang lebih
dalam, sedangkan apabila risiko ditolak, maka akan dipertimbangkan apakah
akan memunculkan risiko baru.
• Monitoring and Review
Kemajuan aktual dalam melaksanakan rencana tindakan untuk resiko
memberikan ukuran kinerja dan dapat dimasukkan ke dalam manajemen
kinerja perusahaan, pengukuran dan pelaporan kegiatan internal dan external.
Pemantauan dan review dapat melibatkan pemeriksaan biasa atau pengawasan
dari apa yang sudah ada atau bisa periodik.
• Recording the risk management process
Aktivitas manajemen risiko harus dicatat, sehingga dari catatan tersebut dapat
dijadikan perbaikan dari risiko-risiko yang ada.

Metode analisis resiko bisa digunakan untuk mencegah segala alasan, faktor dan
variabel yang bisa menghalangi sebuah aksi dalam mencapai tujuan yang diinginkan
oleh individu, organisasi maupun kelompok. Dalam tahapan analisi risiko terdapat
beberapa elemen yaitu:

• Mengenali dan memikirkan segala probabilitas dari sebuah kejadian, peristiwa


dan kondisi dari yang paling buruk mulai dari sisi internal dan eksternal.
• Memastikan adanya keterkaitan antara sebab akibat dengan skala, peluang
kejadian dan probabilitas efeknya.
• Evaluasi segala efek yang ada di bawah anggapan dan kemungkinan yang
berbeda.
• Implementasikan metode kuantitatif dan kualitatif untuk meminimalkan
kemungkinan bahaya lain dari biaya yang membengkak, kerugian, kecelakaan
dsb.

3. METODE PENELITIAN
Pada metode penelitian ini tahap pengumpulan data terbagi menjadi beberapa
tahapan yaitu yang pertama proses manajemen risiko dan metode pengumpulan data
beserta kesimpulan.

Gambar 2. proses manajemen risiko Gambar 1. Metode penelitian


4. HASIL PEMBAHASAN
Blotan Asian Art merupakan salah satu industri yang berada di wilayah
Kabupaten Sleman. Didirikan untuk sebagai bentuk rasa kepedulian untuk
pemberdayaan masyarakat yang ada disekitar. Industri ini sengaja mengolah limbah
kayu yang akhirnya diolah menjadi produk-produk pengolahan rumah tangga seperti
meja dan kursi, tidak hanya itu Blotan Asian Art ini jugamemproduksi craft untk
keperluan home decor. Blotan sendiri diambil dari nama daerah yang ada di Sleman,
Yogyakarta yang memang ada potensi untuk pengembangan industry yang dikerjakan.
Blotan Asian Art memproduksi dengan pasar ekspor sebanyak 80% pasar luar negeri
dengan negara tujuan terbesar yaitu Eropa terutama Jerman. Pengerjaan produksi
perusahaan ini menggunakan tenaga kerja yang profesional. Untuk pemberdayaannya
menggunakan masyarakat sekitar, strategi ini digunakan sebagai perpaduan antara
industry modern dan industry tradisional. Perusahaan ini mengelolah limbah hasil dari
hutan yang sudah bersertifikat dengan konsep produk yang tahan lama yang kemudian
diolah menjadi interior rumah, home décor, dan kerajinan. Memiliki visi menjadi
perusahaan yang handal, profesional dan perusahaan terpercaya, Blotan Asian Art
bertekad untuk bekerja keras dalam meningkatkan kepercayaan konsumen terhadap
perusahaan di era industry modern. Blotan Asian Art siap bersaing dan memberikan
kualitas terbaik dalam memenuhi kebutuhan konsumen.
Identifikasi risiko perusahaan dapat dilakukan menggunakan analisis
S.W.O.T. Analisa ini didasari dengan pengamatan secara langsung pada perusahaan.
Berikut ini hasil analisa yang diperoleh dari Strength, Weakness, Opportunity dan
Threat (SWOT) sebagai berikut:
a) Strength
Perusahaan home décor dan furniture memiliki beberapa strength,
yaitu:
• Bahan baku utama diambil dari hutan yang sudah bersertifikat
• Pemasaran produk sudah mencapai pasar internasional, yaitu
pada wilayah Eropa
• Hasil produk merupakan hasil handmade
• Memiliki berbagai macam jenis produk dan juga bentuk yang
beragam
b) Weakness
Beberapa poin weakness yang dimiliki oleh perusahaan home décor
dan furniture antara lain:
• Kurangnya alat kerja
• Tidak adanya perlengkapan keamanan untuk pekerja
• Keterlambatan dalam pengerjaan produk
• Kurangnya sumber daya manusia
• Pemasukan bahan baku hanya pada satu daerah saja yaitu Jawa
Timur
• Keterlambatan dalam penyediaan bahan-bahan pembuatan
produk
c) Opportunity
Ada beberapa opportunity dari perusahaan home décor dan furniture,
yaitu:
• Bahan baku utama menggunakan limbah akar kayu
• Produksi dan penjualan produk stabil
• Membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat sekitar
d) Threat
• Meningkatnya permintaan pemasaran produk sehingga
perusahaan kekurangan tenaga kerja
• Proses produksi terhambat akan SDM
• Risiko kecelakaan kecil terjadi saat proses pembuatan produk
• Munculnya pesaing dengan produk yang sama

Dari analisa SWOT ini, dapat diidentiikasi risiko yang ada pada perusahaan
home décor dan furniture antara lain:
I. Risiko supply yang terjadi:
• Keterlambatan dalam pemasukan bahan baku
• Naiknya harga bahan baku
• Keterlambatan dalam proses penyelesaian produk
II. Risiko Operasional
• Kurangnya sumber daya manusia
• Tidak adanya penggunaan alat-alat keamanan yang memadai
• Kurangnya alat-alat untuk proses pembuatan produk
III. Risiko Pemasaran:
• Adanya pesaing dari perusahaan dalam dan luar negeri
• Kurangnya SDM sehingga membuat keterlambatan dalam
pengiriman produk

Selanjutnya penilaian risiko dengan menggunakan metode matriks, pada metode ini
menilai dari dampak dan kemungkinan dari setiap risiko. Bagian dari penilaian ini akan
dibagi menjadi beberapa bagian pada masing-masing kolom, yang pertama bagian penilaian
kemungkinan: hampir tidak pernah, tidak mungkin, jarang, terkadang, sering. Selanjutnya
pada kolom dampak dibagi menjadi: bisa diabaikan, minor, serius, sangat serius, dan yang
terakhir kritis. Dibawah ini merupakan hasil dari penilaian risiko dengan menggunakan
metode matriks.

Gambar 3. Matriks hasil penelitian risiko

Hasil dari penilaian risiko dengan menggunakan metode matriks menunjukan


bahwa, risiko supplay berada pada tingkatan kritis tetapi berkemungkinan sedang,
walaupun begitu risiko ini akan sangat berdampak bagi pemasok bahan baku untuk
perusahaan. Risiko operasional dan risiko pemasaran tidak masuk didalam zona merah
tetapi akan berdampak serius jika risiko tersebut terjadi.
Dapat dilihat pada tabel diatas, risiko supplay berada pada zona merah.
Terlambatnya para pemasok mengirim bahan baku akan berdampak pada perusaahan
dengan begitu perusahaan akan mengejar keterlambatan waktu dalam proses pembuatan
produk. Risiko operasional masuk didalam zona kuning namun berdampak serius, hal
ini dikarenakan para karyawan perusahaan tidak menggunakan perlangkapan yang
memadai ketika sedang mengerjakan pembuatan produk. Adapun pekerjaan yang dapat
menyebabkan kecelakaan kecil yaitu pengamplasan kayu yang menghasilkan debu dan
berterbangan kemana-mana, para karyawan tidak menggunakan kacamata anti debu dan
hanya menggunakan masker bisa bukan masker anti debu. Selanjutnya ketika
pengerjaan memecahkan kaca, menurut pengamatan para karyawan juga tidak
menggunakan kacamata safety dan tidak menggunakan sarung tangan tebal sehingga
memunculkan risiko tergores kaca dan terkena kaca pada bagian tubuh.

Pada risiko pemasaran, disini perusahaan memiliki pasar didalam dan diluar
negeri. Untuk pemesanan produknya sendiri dalam jumlah yang cukup besar dalam
sekali pembelian produk. Risiko pemasaran masuk dalam kategori renda namun cukup
berdampak serius, tetapi menurut hasil survey hal ini berkemungkinan jarang untuk
terjadi. Hal tersebut dapat dipastikan dengan stabilnya pemesanan produk didalam
maupun diluar negeri.

Adapun rencana penanggulangan terjadinya munculnya permasalahan dari


setiap risiko-risiko diatas sebagai berikut:

• Mendata setiap jadwal pemasokan bahan baku


• Mengamati setiap kenaikan harga pasar
• Menambah relasi dalam pemasok bahan baku
• Memanfaatkan sumber daya manusia di wilayah sekitar
• Menyediakan alat-alat yang cukup agar proses pembuatan produk dapat
berjalan sesuai dengan waktu yang ditentukan
• Rutin dalam pengecekan bahan-bahan punanjang pembuatan produk
• Menyediakan peralatan keamanan yang memadai bagi para karyawan
• Meningkatkan inovasi produk-produk baru
• Meningkatkan sistem marketing produk perusahaan
5. KESIMPULAN
Kesimpulan yang dapat ditarik dari analisa manajemen risiko diatas adalah:
1. Risiko yang teridentifikasi pada CV Blotan Asian Art ada 3 faktor risiko
yaitu, risiko supplay, risiko pemasaran, dan risiko operational
2. Penilaian risiko menggunakan metode matriks, risiko supplay berada pada
tingkat tinggi sehingga harus menjadi hal yang diutaman oleh perusahaan,
sedangkan risiko operasional dan risiko pemasaran masuk dalam tingkat
aman, namun tetap dalam pengawasan.
3. Penanggulangan yang dilakukan dalam mengatasi terjadinya risiko antara
lain:
a. Peningkatan marketing perusahaan dengan memanfaatkan
media
b. Menjaga ikatan kerjasama dengan para supplier
c. Meningkatkan keamanan dalam pengerjaan produk
d. Menyediakan perlengkapan yang memadai untuk karyawan
e. Teratur dalam pengecekkan bahan-bahan pembuatan
produk dari proses sampai finishing

6. DAFTAR PUSTAKA

Weol, A. L., Wibowo, A., Dewi, L. P., & Kunci, K. (n.d.). Analisa Manajemen Risiko
Pada Perusahaan Real Estate X.

https://www.jopglass.com/analisis-risiko/
https://www.trusvation.com/pengertian-tujuan-dan-jenis-jenis-manajemen-resiko-
dalam-bisnis/
https://www.akademiasuransi.org/2019/07/proses-manajemen-risiko-merupakan.html
https://perpustakaan.bsn.go.id/

7. PENULIS
Intan Dessyana Puspitasari Pandji (62180090)

Anda mungkin juga menyukai