Seiring dengan bertambahnya usia kawasan di Indonesia, maka muncul kawasan yang tidak
teratur, terdapat kawasan yang produktivitas ekonominya menurun, adanya kawasan yang
terdegradasi lingkungannya akibat layanan prasarana sarana tidak memadai, bahkan beberapa
warisan budaya perkotaan (urban heritage) menjadi rusak, dan tidak sedikit kawasan yang nilai
lokasinya menurun. Muncul pula kawasan yang kepemilikan tanah menjadi tidak jelas dan
kepadatan fisiknya rendah. Kondisi di atas diperparah karena komitmen pemda yang rendah
dalam menata kawasan tersebut.
Dilihat dari tipenya, kawasan-kawasan tersebut dapat berupa kota warisan budaya (heritage
town), kota lama (old town), kawasan strategis berpotensi ekonomi, permukiman kumuh, dan
atau kawasan/permukiman yang vitalitasnya tidak berkembang (stagnant). Agar vitalitas
kawasan-kawasan tersebut tidak terus merosot, maka perlu direvitalisasi yang melibatkan
intervensi pemerintah, peranserta masyarakat dan swasta dari segi keruangan (setting)
kawasan sehingga kawasan tersebut akan lebih terintegrasi dalam satu kesatuan yang utuh
dengan sistem kota, yang pada akhirnya berdampak pada peningkatan kualitas hidup
masyarakat.
Identifikasi lokasi merupakan suatu upaya awal yang harus dilakukan pemerintah
kabupaten/kota untuk memilih dan menentukan prioritas suatu kawasan yang akan
direvitalisasi. Dalam penilaian lokasi digunakan sistem scoring untuk mendapatkan lokasi
kawasan yang layak direvitalisasi.
Keluaran dari kegiatan ini adalah penetapan lokasi prioritas berdasarkan analisis/penilaian
pemilihan dan penetapan lokasi kawasan serta kesepakatan bersama.
Kriteria pemilihan lokasi dikelompokkan dalam dua kelompok tahap penilaian yang
dirumuskan seperti berikut:
PENILAIAN TAHAP I
Penilaian tahap I berisi variabel-variabel utama yang harus dipenuhi dalam pemilihan lokasi.
Penilaian terhadap variabel-variabel utama ditujukan untuk mengetahui:
→ Vitalitas kawasan dan degradasi lingkungan;
→ Komitmen PEMDA.
Penilaian Tahap I
Vitalitas kawasan dan Degradasi Lingkungan dapat diukur dari segi penurunan
produktivitas ekonomi, degradasi lingkungan dan/atau kerusakan warisan budaya
perkotaan (urban heritage).
2. Nilai Lokasi
Penilaian terhadap nilai lokasi kawasan berdasarkan fungsi strategis kawasan terhadap
variabel fungsi ekonomi, nilai jual lahan (terhadap sekitarnya/radius 1 Km), dan
pencapaian kawasan dari pusat kota.
3. Komitmen Pemda
Penilaian terhadap komitmen pemda berdasarkan pengelolaan yang berkelanjutan dari
pemda, sharing investment/kerjasama pendanaan dan pengaturan (regulasi) dari pemda.
PENILAIAN TAHAP II
Penilaian tahap II berisi variabel tambahan dalam pemilihan lokasi. Penilaian terhadap variabel-
varibael tambahan ditujukan mengetahui:
→ Keberadaan kawasan apakah masuk dalam kawasan strategis menurut UU Tata Ruang;
→ Kepadatan fisik.
Penilaian tahap I berisi variabel utama yang harus dipenuhi dalam pemilihan lokasi, yang terdiri
atas:
Tahap II
Penilaian tahap II berisi variabel tambahan yang tidak harus dipenuhi dalam pemilihan lokasi,
yang terdiri atas :
Maka,
• Kawasan revitalisasi dapat lolos masuk ke passing grade apabila total jumlah
nilai pada tahap I ≥ 60%;
Penilaian revitalisasi kawasan berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2010 tentang Pedoman
Revitalisasi Kawasan terdapat di wilayah perencanaan dilaksanakan di kawasan-kawasan di
wilayah perencanaan yang memiliki potensi untuk dilakukan revitalisasi. Penilaian ini sendiri
dilakukan untuk menentukan lokasi-lokasi mana dari kawasan yang ditetapkan di dalam
penyusunan RTBL untuk dapat dilaksanakan revitalisasi.
1. KAWASAN KERATON KASEPUHAN
PENILAIAN TAHAP 1
→ Degradasi Lingkungan
→ Nilai Lokasi
→ Kepemilikan Tanah
→ Kepadatan Fisik
NILAI PASSING
NO VARIABEL NILAI KET
MAKSIMAL GRADE
A. VARIABEL UTAMA
1 Vitalitas Kawasan dan Degradasi Lingkungan
a. Penurunan Produktivitas Ekonomi 17,76% 20%
b. Degradasi Lingkungan 16,6% 20%
c. Kerusakan Warisan Budaya Perkotaan 2,75% 20%
2 Nilai Lokasi 17,76% 20%
3 Komitmen Pemda 0 5% Perlu dikonfirmasi terkait
komitmen Pemda
TOTAL PENILAIAN TAHAP I 54,87% 85% > 60%
B. VARIABEL TAMBAHAN
1 Kawasan Masuk di Kawasan Strategis 1,67% 5%
2 Kepemilikan Tanah Kawasan 4,15% 5%
3 Kepadatan Fisik 2,49% 5%
TOTAL PENILAIAN TAHAP II 8,31% 15%
TOTAL NILAI TAHAP I + II 63,18% 100%
2. KAWASAN KERATON KANOMAN
PENILAIAN TAHAP 1
→ Degradasi Lingkungan
→ Nilai Lokasi
→ Kepemilikan Tanah
→ Kepadatan Fisik
NILAI PASSING
NO VARIABEL NILAI KET
MAKSIMAL GRADE
A. VARIABEL UTAMA
1 Vitalitas Kawasan dan Degradasi Lingkungan
a. Penurunan Produktivitas Ekonomi 11,1% 20%
b. Degradasi Lingkungan 13,28% 20%
c. Kerusakan Warisan Budaya Perkotaan 3,3% 20%
2 Nilai Lokasi 17,76% 20%
3 Komitmen Pemda 0 5% Perlu dikonfirmasi terkait
komitmen Pemda
TOTAL PENILAIAN TAHAP I 45,44% 85% > 60%
B. VARIABEL TAMBAHAN
1 Kawasan Masuk di Kawasan Strategis 1,67% 5%
2 Kepemilikan Tanah Kawasan 4,15% 5%
3 Kepadatan Fisik 3,32% 5%
TOTAL PENILAIAN TAHAP II 9,14% 15%
TOTAL NILAI TAHAP I + II 54,58% 100%
3. KAWASAN KERATON KAPRABONAN
PENILAIAN TAHAP 1
→ Degradasi Lingkungan
→ Nilai Lokasi
→ Kepemilikan Tanah
→ Kepadatan Fisik
NILAI PASSING
NO VARIABEL NILAI KET
MAKSIMAL GRADE
A. VARIABEL UTAMA
1 Vitalitas Kawasan dan Degradasi Lingkungan
a. Penurunan Produktivitas Ekonomi 11,1% 20%
b. Degradasi Lingkungan 12,45% 20%
c. Kerusakan Warisan Budaya Perkotaan 4,4% 20%
2 Nilai Lokasi 17,76% 20%
3 Komitmen Pemda 0 5% Perlu dikonfirmasi terkait
komitmen Pemda
TOTAL PENILAIAN TAHAP I 45,71% 85% > 60%
B. VARIABEL TAMBAHAN
1 Kawasan Masuk di Kawasan Strategis 1,67% 5%
2 Kepemilikan Tanah Kawasan 4,15% 5%
3 Kepadatan Fisik 3,32% 5%
TOTAL PENILAIAN TAHAP II 9,14% 15%
TOTAL NILAI TAHAP I + II 54,85% 100%
Penilaian Revitalisasi Kawasan berdasarkan Permen PU No. 18 Tahun 2010 tentang Pedoman
Revitalisasi Kawasan di wilayah studi Penyusunan RTBL Kawasan Keraton Cirebon (Kasepuhan,
Kanoman, Kaprabonan) Kota Cirebon adalah sebagai berikut:
PASSING
NO KAWASAN NILAI KET
GRADE
1 KAWASAN KERATON KASEPUHAN 63,18% Belum dilakukan perhitungan
2 KAWASAN KERATON KANOMAN 54,58% terhadap Tabel Komitmen
3 KAWASAN KERATON KAPRABONAN 54,85% Pemerintah Daerah