Anda di halaman 1dari 12

BUKU JAWABAN UJIAN (BJU)

UAS TAKE HOME EXAM (THE)


SEMESTER 2020/21.2 (2021.1)

Nama Mahasiswa : Anugrah Adi Satrio

Nomor Induk Mahasiswa/NIM : 031447572

Tanggal Lahir : 22 Agustus 1999

Kode/Nama Mata Kuliah : 4204/Hukum Adat

Kode/Nama Program Studi : 311/Ilmu Hukum S1

Kode/Nama UPBJJ : 51/UT Tarakan

Hari/Tanggal UAS THE : Rabu/07-Juli-2021

Tanda Tangan Peserta Ujian

Petunjuk

1. Anda wajib mengisi secara lengkap dan benar identitas pada cover BJU pada halaman ini.
2. Anda wajib mengisi dan menandatangani surat pernyataan kejujuran akademik.
3. Jawaban bisa dikerjakan dengan diketik atau tulis tangan.
4. Jawaban diunggah disertai dengan cover BJU dan surat pernyataan kejujuran akademik.

KEMENTERIAN PENDIDIKAN, KEBUDAYAAN, RISET, DAN TEKNOLOGI


UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Surat Pernyataan Mahasiswa


Kejujuran Akademik

Yang bertanda tangan di bawah ini:

Nama Mahasiswa : Anugrah Adi Satrio


NIM : 031447572
Kode/Nama Mata Kuliah : 4204/Hukum Adat
Fakultas : FHISIP
Program Studi : Ilmu Hukum S1
UPBJJ-UT : Tarakan

1. Saya tidak menerima naskah UAS THE dari siapapun selain mengunduh dari aplikasi THE pada laman
https://the.ut.ac.id.
2. Saya tidak memberikan naskah UAS THE kepada siapapun.
3. Saya tidak menerima dan atau memberikan bantuan dalam bentuk apapun dalam pengerjaan soal ujian
UAS THE.
4. Saya tidak melakukan plagiasi atas pekerjaan orang lain (menyalin dan mengakuinya sebagai pekerjaan
saya).
5. Saya memahami bahwa segala tindakan kecurangan akan mendapatkan hukuman sesuai dengan aturan
akademik yang berlaku di Universitas Terbuka.
6. Saya bersedia menjunjung tinggi ketertiban, kedisiplinan, dan integritas akademik dengan tidak
melakukan kecurangan, joki, menyebarluaskan soal dan jawaban UAS THE melalui media apapun, serta
tindakan tidak terpuji lainnya yang bertentangan dengan peraturan akademik Universitas Terbuka.

Demikian surat pernyataan ini saya buat dengan sesungguhnya. Apabila di kemudian hari terdapat pelanggaran
atas pernyataan di atas, saya bersedia bertanggung jawab dan menanggung sanksi akademik yang ditetapkan oleh
Universitas Terbuka.
Tarakan,07-Juli-2021

Yang Membuat Pernyataan

Nama Mahasiswa
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

1. Jawaban

a. Corak kehidupan Suku Dayak tidak lepas dari budaya bahari atau maritim. Suku ini
mengandalkan sungai sebagai salah satu sumber kehidupan, nama-nama mereka pun diambil dari
istilah yang berhubungan dengan sungai. Mereka hidup dengan bercocok tanam atau berkebun, selain
itu mereka juga suka membuat kerajinan tangan berbahan rotan, damar, dan getah yang dihasilkan
dari pohon karet di hutan Kalimantan. Hidup di tengah hutan dan jauh dari modernisaai,
membuat suku Dayak memegang teguh ritual adat turun-temurun yang terbilang unik dan menarik
perhatian masyarakat lain, termasuk turis lokal maupun mancanegara.
Mengenai cirikhas hukum adat mereka masyarakat dayak hidup dalam teritorial tertentu dengan
sistem sosial, institusi, kebiasaan, dan hukum adat tersendiri. Ketentuan-ketentuan yang merupakan
pedoman hidup bagi warga, ada yang mengandung sanksi, dan ada yang tidak yang tidak mengandung
sanksi adalah kebiasaan atau adat-istiadat, namun yang melanggar akan dicemooh, karena adat itu
merupakan pencerminan kepribadian dan penjelmaan dari jiwa mereka secara turun-temurun.
Sedangkan yang mengandung sanksi adalah “hukum” yang terdiri dari norma-norma kesopanan,
kesusilaan, ketertiban sampai kepada norma-norma keyakinan atau kepercayaan yang dihubungkan
dengan alam gaib dan Sang Pencipta. Norma-norma itu disebut “Hukum Adat”. Namun demikian
tidak gampang untuk memisahkan antara Adat-Istiadat dengan Hukum Adat dalam suatu masyarakat.
Dalam adat dayak, terdapat hukum yang berupa sanksi sosial maupun sanksi lainnya. Pada
masyarakat Dayak, hukum adat biasanya berlaku untuk hal-hal seperti perkelahian, kasus asusila serta
yang berhubungan dengan harta benda dan tata krama.
b. Sifat Hukum adat dinamis maksudnya adalah Hukum Adat memiliki sifat terbuka, Hukum Adat dapat
menerima sistem hukum lain sepanjang masyarakat yang bersangkutan menganggap bahwa sistem
hukum lain tersebut patut atau berkesesuaian, sedangkan jika kita melihat pada praktek hal tersebut ke
dalam keseharian suku bali adalah bisa kita lihat pada Awig-Awig yaitu “suatu ketentuan yang
mengatur tata krama pergaulan hidup dalam masyarakat untuk mewujudkan tata kehidupan yang ajeg
di masyarakat” dan dalam perkembangannya Awig-awig yang tumbuh dan mengikuti perkembangan
masyarakat mempunyai kekuatan berlaku karena ia lekat dan diperlakukan karena dirasa mutlak untuk
menjamin situasi yang tentram dan damai dalam kehidupan masyarakat. Sedangkan dari sudut
kekuatan berlakunya yang justru sering diberikan oleh penguasa sebagai landasan hukum yang tegas
dapat disebutkan sejumlah pasal-pasal perundang-undangan yang saling berkaitan. Berdasarkan teori
Efektivitas Hukum, adapun yang menjadi landasan daripada hukum adat atau kebiasaan adat termasuk
di dalamnya aweg-aweg ini sendiri adalah melalui Pasal 18B ayat (2) UUD 1945 yang menyatakan
sebagai berikut: “Negara mengakui dan menghormati kesatuan-kesatuan masyarakat hukum adat
beserta hak-hak tradisionalnya sepanjang masih hidup dan sesuai dengan perkembangan masyarakat
dan prinsip Negara Kesatuan Republik Indonesia, yang diatur dalam undang- undang”.

2. Jawaban
a. Pengangkatan anak di dalam masyarakat hukum adat Bali dianggap sah apabila telah dilakukan
sesuai dengan prosedur dan persyaratan yang telah ditentukan oleh hukum adat Bali, yaitu seperti
adanya persetujuan dari pihak-pihak yang bersangkutan, adanya Dewa Saksi dan Manusia Saksi,
serta adanya Siar (pengumuman terhadap pengangkat anak tersebut yang biasanya dilakukan
di dalam pertemuan masyarakat adat yang bersangkutan tunduk pada hukum adatnya). Jadi menurut
saya proses hak kewarisan maka antara orang tua dan anak adopsi bisa menerima jika tidak
melanggar hukum positif yang berlaku di Indonesia. Seperti dalam pasal 209 ayat (2)
Kompilasi Hukum Islam yang besarnya tidak lebih dari (satu per tiga) dari seluruh harta
peninggalan orang tua angkatnya, maka meskipun anak angkat bukan sebagai ahli waris, namun anak
angkat berhak atas bagian harta warisan orang tua angkatnya dengan mendapatkan bagian
atas dasar wasiat wajibah.

b. Menurut saya anak angkat masih mendapatkan hak kewarisan dari orang tua kandungnya karena
berdasarkan ketentuan UU No. 23 Tahun 2002 jo Pasal 4 PP No. 54/ 2007, pengangkatan anak tidak
mengakibatkan putusnya hubungan darah antara anak angkat dengan orangtua kandungnya.

3. Jawaban
a. Menurut saya hukum waris adat bali sudah seimbang antara sifat Patrinineal dan Matrinileal dimana
dulu “Menurut hukum Adat Bali yang berhak mewaris hanyalah keturunan pria dan pihak keluarga
pria dan anak angkat lelaki; Maka Men Sardji sebagai saudara perempuan bukanlah akhli waris dan
mendiang Pan Sarning.” Akan tetapi setelah dikeluarkannya Keputusan Majelis Utama Desa
Pakraman Bali (MUDP) Bali No. 01/KEP/PSM-3/MDP Bali/X/2010, tanggal 15 Oktober 2010,
tentang Hasil-hasil Pasamuhan Agung III MUDP Bali (“Keputusan Pasamuhan Agung III/2010”).
Yang secara singkat isi putusan nya sebagai berikut :
“Sesudah 2010 wanita Bali berhak atas warisan berdasarkan Keputusan Pesamuan Agung III
MUDP Bali No. 01/Kep/PSM-3MDP Bali/X/2010, 15 Oktober 2010. Di SK ini,  wanita Bali
menerima setengah dari hak waris purusa setelah dipotong 1/3 untuk harta pusaka dan
kepentingan pelestarian. Hanya jika kaum wanita Bali yang pindah ke agama lain, mereka tak
berhak atas hak waris. Jika orangtuanya ikhlas, tetap terbuka dengan memberikan jiwa dana atau
bekal sukarela.”
b. Menurut saya hukum kewarisan pada masyarakat suku bali sudah mengalami pergeseran dari yang
dahulu lebih condong ke garis keturunan Pria menjadi setara dengan antara pria dan wanita.

4. Jawaban
a. Menurut saya sengketa kewarisan pada masyarakat aceh masuk dalam delik adat dikarenakan
sengketa tersebut harus terlebih dahulu dibuat aduannya ke lembaga adat setempat untuk diproses.
b. Menurut saya sengketa kewarisan pada masyarakat aceh masuk dalam delik adat dikarenakan hukum
adat aceh banyak mangadopsi hukum-hukum Islam yang mana proses nya juga hampir sama dengan
proses pada Peradilan Agama/Mahkamah Syariah seperti ada pihak yang dirugikan kemudian
diadukan kepihak lembaga adat dan dicari jalan keluarnya untuk mencapai kesepakatan atau jika
tidak ada kata mufakat maka harus puas dengan putusan lembaga ada.
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA
BUKU JAWABAN UJIAN UNIVERSITAS TERBUKA

Anda mungkin juga menyukai