Adpu4442
Adpu4442
Edisi Ketiga
Cetakan pertama, Juni 2015
Cetakan kedua, Mei 2016
658.4038
AND ANDAYANI, Eva
m Materi pokok sistem informasi manajemen; 1 – 9/
ADPU4442/ 3 sks/ Eva Andayani, -- Cet.2; Ed.3 --. Tangerang
Selatan: Universitas Terbuka, 2016.
484 hal; ill.; 21 cm
ISBN:978- 979-011-991-8
1. manajemen - informasi
I. Judul
iii
Daftar Isi
Kegiatan Belajar 2:
Ruang Lingkup, Karakteristik, dan Fungsi Sistem Informasi
Manajemen ........................................................................................ 1.33
Latihan …………………………………………............................... 1.39
Rangkuman ………………………………….................................... 1.40
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 1.40
Kegiatan Belajar 2:
Klasifikasi Sistem Informasi Manajemen ......................................... 2.28
Latihan …………………………………………............................... 2.42
Rangkuman ………………………………….................................... 2.43
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 2.44
iv
Kegiatan Belajar 2:
Jenis, Kualitas, dan Dimensi Informasi ............................................. 3.34
Latihan …………………………………………............................... 3.46
Rangkuman ………………………………….................................... 3.47
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 3.48
Kegiatan Belajar 3:
Manusia Sebagai Sistem Pengolah Informasi ................................... 3.51
Latihan …………………………………………............................... 3.62
Rangkuman ………………………………….................................... 3.63
Tes Formatif 3 ……………………………..…….............................. 3.64
Kegiatan Belajar 2:
Teknologi Perangkat Lunak Komputer (Computer Software) .......... 4.27
Latihan …………………………………………............................... 4.43
v
Kegiatan Belajar 2:
Perangkat Keras dan Jaringan Komunikasi Data ........................... 5.24
Latihan …………………………………………............................... 5.51
Rangkuman ………………………………….................................... 5.52
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 5.53
Kegiatan Belajar 2:
Teknik Pengorganisasian File dan Manajemen Database ................. 6.24
Latihan …………………………………………............................... 6.46
Rangkuman ………………………………….................................... 6.47
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 6.47
vi
Kegiatan Belajar 2:
Pengendalian Terhadap Pemrosesan Transaksi ................................. 7.20
Latihan …………………………………………............................... 7.28
Rangkuman ………………………………….................................... 7.29
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 7.30
Kegiatan Belajar 2:
Dukungan Sistem Informasi untuk Fungsi Perencanaan dan
Pengendalian Organisasi .............................................................. 8.33
Latihan …………………………………………............................... 8.52
Rangkuman ………………………………….................................... 8.54
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 8.56
vii
Kegiatan Belajar 2:
Pendekatan Pengembangan dan Aplikasi Sistem Informasi
Manajemen ................................................................................... 9.38
Latihan …………………………………………............................... 9.55
Rangkuman ………………………………….................................... 9.56
Tes Formatif 2 ……………………………..…….............................. 9.57
Pet a Ko m pe ten si
Sistem Informasi Manajemen/ADPU4442/3 sks
PEN D AH U LU A N
Kegiatan Belajar 1
M asa kini komputer sudah menjadi bagian dari peralatan kantor yang
utama dan telah dijadikan teknologi pokok dalam pengolahan data dan
penyajian informasi. Apalagi sejak aplikasi-aplikasi komputer berkembang
dengan pesat sehingga tercipta berbagai teknik penyajian informasi yang
interaktif dan komunikatif. Perubahan dalam konfigurasi komputer turut pula
mendorong semakin meluasnya pemakaian teknologi komputer, baik untuk
kebutuhan bisnis organisasi maupun untuk kepentingan yang lebih bersifat
personal. Berbagai organisasi perusahaan, baik yang bergerak dalam sektor
retail maupun jasa, bahkan organisasi publik (instansi pemerintah) banyak
yang telah memanfaatkan teknologi komputer untuk menghasilkan informasi
sebagai dasar pengambilan berbagai keputusan penting organisasi.
Contohnya, Badan Pengadilan di berbagai negara telah menggunakan sistem
komputerisasi untuk mengumpulkan dan menyampaikan informasi yang
penting dan relevan yang nantinya akan digunakan untuk bahan pengambilan
keputusan.Pergeseran peradaban manusia dari era ekonomi gelombang kedua
(the second wave economy) menuju peradaban gelombang ketiga (the third
wave economy) sesungguhnya semakin memperkuat pentingnya perhatian
dan pengembangan terhadap sistem informasi manajemen. Menurut Toffler
sebagaimana yang dikutip oleh Kumorotomo dan Margono (1998) peradaban
gelombang ketiga yang kini mulai jelas bentuknya adalah peradaban yang
didukung oleh kemajuan teknologi komunikasi dan pengolahan data,
penerbangan dan aplikasi angkasa luar, energi alternatif yang sedapat
mungkin terbarukan, bioteknologi, dan rekayasa genetika dengan komputer,
dan mikroelektronika sebagai teknologi intinya. Peradaban ini telah
menggantikan peradaban manusia dalam era sebelumnya (gelombang kedua)
yang ditandai dengan upaya mekanisasi dalam semua aspek kehidupan
manusia.
Era gelombang ketiga telah membuka suatu babak baru dalam peradaban
umat manusia. Manusia dalam era ini sudah sangat bergantung pada
ketersediaan informasi. Mulai dari bayi lahir hingga dewasa, mulai dari
kehidupan rumah tangga hingga perusahaan, mulai dari usaha buka warung
1.4 Sistem Informasi Manajemen
1. Manajemen
Istilah Manajemen telah didefinisikan secara beraneka ragam menurut
berbagai aliran yang berbeda. Salah satu definisi manajemen yang sering
digunakan dan sudah diterima secara luas adalah definisi yang dikemukakan
oleh Koontz. Menurut Koontz seperti yang dikutip Goyal (2003), Manajemen
merupakan seni untuk memperoleh atau mencapai sesuatu yang dilakukan
melalui dan dengan orang lain di dalam kelompok-kelompok yang
terorganisir secara formal („Management is the art of getting things done
through and with the other people informally organised groups‟).
Definisi Manajemen dari Koontz di atas sebenarnya ingin menegaskan
bahwa seorang manajer dalam organisasi untuk mencapai atau memperoleh
sesuatu bukanlah melalui tongkat ajaib (a magic stick), melainkan melalui
pelaksanaan sejumlah fungsi berbeda oleh seorang manajer dalam suatu cara
yang sistematis. Fungsi-fungsi dasar yang harus dilakukan seorang manajer
dalam suatu organisasi itulah yang kemudian dikenal sebagai fungsi-fungsi
manajerial (manajerial functions). Apa sajakah yang menjadi fungsi-fungsi
dasar yang harus dijalankan oleh seorang manajer dalam suatu organisasi
akan dijelaskan dalam uraian di bawah ini.
a. Fungsi-fungsi Manajerial (Managerial Functions)
Umumnya fungsi-fungsi manajerial dalam organisasi dapat dibedakan
menjadi beberapa fungsi dasar sebagai berikut.
1) Perencanaan (Planning).
2) Pengorganisasian (Organizing).
3) Penempatan Pegawai (Staffing).
4) Pengarahan (Directing), dan
5) Pengendalian/Pengawasan (Controlling).
1.6 Sistem Informasi Manajemen
Today
Tomorrow
(where we are) Planning (where we want tobe)
Gambar 1.1
Fungsi Perencanaan
dicapai organisasi telah sesuai dengan standar yang telah ditetapkan, dan
apabila terjadi ketidaksesuaian dan penyimpangan akan ditetapkan pula
cara-cara untuk mengatasinya.
Strategic Management
Management Control
Operational Control
Gambar 1.2
Levels of Business Activity
Top Management
Middle Management
Schedules Measurements
Operating Management
Gambar 1.3
Interaction of the Three Levels of Management
2. Informasi
Informasi merupakan komponen kedua yang terdapat dalam konsep
Sistem Informasi Manajemen yang penting untuk diketahui dalam upaya
memahami batasan dari konsep Sistem Informasi Manajemen. Informasi
sering dipandang sebagai suatu sumber daya yang bernilai
(a valuable resource) yang dibutuhkan manajemen dalam rangka
menjalankan organisasi bisnisnya. Dalam praktik, kebanyakan orang
seringkali mengartikan informasi dalam pengertian yang sama dengan data.
Namun, dalam kajian ilmiah atau bagi kaum profesional, dua istilah tersebut
sesungguhnya mengandung pengertian dasar yang berbeda.
Menurut Kumorotomo dan Margono (1998, hal.10) Data merujuk
kepada fakta-fakta, baik berupa angka-angka, teks, dokumen, gambar, bagan,
suara yang mewakili deskripsi verbal atau kode tertentu dan semacamnya.
Ciri pokok dari suatu data adalah adanya fakta. Sebagai contoh: nomor
telepon seluruh penduduk di suatu kota yang lazimnya terdapat dalam buku
halaman kuning, Nomor Induk seluruh mahasiswa di sebuah perguruan
tinggi/universitas, daftar Nomor Induk Pegawai (NIP) yang tercatat di
BAKN, jadwal keberangkatan dan kedatangan Kereta Penumpang di sebuah
stasiun kereta dan sebagainya. Apabila data tersebut sudah disaring dan
diproses (diolah) melalui suatu sistem pemrosesan sehingga memberikan
nilai dan memiliki arti bagi orang yang menerimanya maka data itu sudah
berubah fungsinya menjadi informasi. Contohnya adalah ketika seseorang
menghubungi petugas loket di stasiun kereta untuk melihat dan menanyakan
jalur kereta kelas eksekutif pada hari tertentu menuju ke suatu kota lengkap
dengan keterangan tentang berapa tempat duduk yang masih tersisa, kapan
jam kedatangan, dan keberangkatan kereta serta berapa harga karcis/tiketnya
maka hal-hal yang ditanyakan itu adalah informasi.
Dengan demikian, informasi dapat diartikan sebagai data yang telah
diolah menjadi bentuk yang berarti bagi penerimanya dan dapat
dimanfaatkan untuk pengambilan keputusan pada saat ini atau mendatang.
Seperti yang diungkapkan oleh Goyal (2003, hal.9) tentang definisi umum
dari informasi sebagai berikut.
ADPU4442/MODUL 1 1.13
Penyimpanan
Data
Gambar 1.4
Transformasi Data menjadi Informasi
Informasi + Aturan
Tingkat Manajemen
Keputusan = Keputusan
Manajemen
Peringkasan Data
Data Transaksi
Gambar 1.5
Data Bagi Suatu Tingkat Organisasi Mungkin Berupa Informasi
Bagi Tingkat Lainnya
Dari gambar di atas terlihat bahwa bagi tingkat operasional, dalam hal
ini staf bagian penjualan, data transaksi yang sudah diolah berupa perintah
pengiriman barang sudah menjadi informasi yang dapat digunakan untuk
pengambilan keputusan staf bagian penjualan. Akan tetapi, bagi tingkat
manajemen yaitu wakil direktur bagian persediaan barang, perintah
pengiriman barang tersebut masih dianggap data mentah sehingga masih
perlu diolah lebih lanjut menjadi bentuk yang lebih ringkas berupa laporan
penjualan barang selama periode tertentu. Laporan inilah yang kemudian
menjadi informasi bagi wakil direktur persediaan barang yang akan
digunakan untuk pengambilan keputusan manajemen. Contoh lain yang
hampir mirip adalah slip penarikan tunai yang sudah menjadi informasi bagi
kasir atau teller sebuah bank, tetapi masih dipandang sebagai data mentah
bagi manajer/kepala cabang bank tersebut.
Sifat relatif antara data dan informasi dapat pula terjadi karena
perubahan periode waktu. Sesuatu mungkin saat ini diberlakukan sebagai
ADPU4442/MODUL 1 1.15
informasi, tetapi menjadi data mentah setelah suatu periode waktu tertentu.
Berkenaan dengan adanya hubungan yang bersifat relatif antara data dan
informasi tersebut maka dalam praktik kedua istilah itu sering digunakan
secara bergantian.
Dalam konteks Sistem Informasi Manajemen, pengertian informasi
mempunyai penekanan yang berbeda dengan definisi umum informasi.
Informasi yang disajikan oleh Sistem Informasi Manajemen adalah informasi
yang memenuhi persyaratan atau kriteria tertentu sesuai dengan yang
dibutuhkan oleh manajemen dalam rangka pengambilan keputusan
organisasi. Informasi ini diistilahkan oleh Goyal (2000, hal 11) sebagai
informasi manajemen (Management Information). Jadi, Sistem Informasi
Manajemen harus menyajikan „informasi manajemen‟ yang dibutuhkan oleh
para manajer untuk pengambilan keputusan. Informasi Manajemen itu sendiri
menurut Goyal (2003, hal.11) merujuk pada kualitas dari informasi, dalam
arti tepat waktu, akurat, lengkap, relevan, eksplisit, dan sebagainya.
Hubungan antara informasi dan informasi manajemen dapat
digambarkan seperti yang ditunjukkan dalam diagram di bawah ini:
Management
Information
Information
Gambar 1.6
Relation of Informationand Management Information
Pada Gambar 1.6 jelas terlihat bahwa cakupan informasi jauh lebih luas
daripada informasi manajemen karena pada hakikatnya informasi yang
diterima oleh organisasi jumlahnya sangat banyak dan tidak terbatas, namun
informasi yang memenuhi persyaratan sesuai dengan yang dibutuhkan oleh
level manajemen mungkin hanya sebagian kecil dari jumlah keseluruhan
1.16 Sistem Informasi Manajemen
informasi yang dapat diterima oleh organisasi. Untuk itu, dapat kiranya
dikatakan bahwa informasi manajemen adalah bagian dari keseluruhan
informasi yang dimiliki atau diterima organisasi, manakala informasi
manajemen bukanlah sembarang informasi melainkan informasi yang
terpilih, dalam arti informasi yang memiliki persyaratan kualitas
sebagaimana yang diinginkan oleh level manajemen dalam rangka
pengambilan keputusan organisasi yang rasional dan logis.
3. Sistem
Komponen berikutnya yang perlu dibahas dalam rangka memahami
batasan dari Sistem Informasi Manajemen adalah konsep Sistem. Secara
sederhana suatu sistem dapat diartikan sebagai suatu kumpulan atau
himpunan dari unsur, komponen, atau variable-variabel yang terorganisasi,
saling berinteraksi, saling tergantung satu sama lain, dan terpadu.
(Kumorotomo dan Margono: 1998, hal. 8). Sementara itu, dalam pengertian
yang hampir sama, Goyal (2003, hal.12) mengartikan sistem sebagai
seperangkat elemen yang saling bekerja sama untuk mencapai suatu tujuan,
tempat elemen-elemen tersebut saling berhubungan dan tergantung satu
dengan yang lainnya. Setiap sistem pada dasarnya dibangun atau terdiri atas
subsistem-sub sistem. Sebagai ilustrasi dapat diambil contoh suatu organisasi
bisnis, yang dapat dipandang sebagai suatu sistem, manakala berbagai bagian
yang terdapat dalam organisasi bisnis tersebut (divisi, departemen, unit, dan
sebagainya) adalah subsistem-subsistem dari organisasi bisnis sebagai suatu
sistem.
Teori Sistem Umum (The General System Theory) yang pertama kali
dikemukakan oleh Kenneth Boulding lebih menekankan pada pentingnya
perhatian terhadap setiap bagian yang membentuk sebuah sistem.
(Kumorotomo dan Margono: 1998, hal.8). Namun dalam praktik organisasi,
kecenderungan yang seringkali terjadi adalah bahwa seorang pemimpin
terlalu memusatkan perhatiannya pada salah satu komponen saja dari sistem
organisasi secara keseluruhan. Teori sistem mengatakan bahwa setiap unsur
pembentuk sistem (organisasi) adalah penting dan harus mendapat perhatian
yang utuh agar pimpinan dapat bertindak lebih efektif. Kumorotomo dan
Margono (1998, hal.9) menegaskan bahwa yang dimaksud dengan unsur atau
komponen pembentuk organisasi disini bukan hanya bagian-bagian yang
tampak secara fisik, tetapi juga hal-hal yang mungkin bersifat abstrak atau
ADPU4442/MODUL 1 1.17
Masukan 1 Keluaran 1
Masukan 2 Keluaran 2
Proses
Gambar 1.7
Model Umum Sebuah Sistem
1.18 Sistem Informasi Manajemen
Feedback/Control
Boundary
System
Gambar 1.8
A System with Boundary and Environment
berikut ini akan dijelaskan definisi dari Sistem Informasi Manajemen sebagai
suatu konsep yang terintegrasi. Dalam bagian sebelumnya, telah disebutkan
bahwa pengambilan keputusan merupakan inti dari manajemen dan untuk
mengambil keputusan yang rasional, informasi manajemen adalah input yang
paling esensial dan penting. Guna memperoleh informasi manajemen
(management information) maka metode atau sistem informasi yang logis
dan sistematis yang dapat diimplementasikan dengan menggabungkan
berbagai elemen yang saling berkaitan, merupakan hal yang pokok dan
dibutuhkan dalam organisasi. Dengan demikian, bila semua kenyataan di atas
disatukan sebenarnya secara sederhana sudah terungkap tentang apa yang
dimaksud dengan Sistem Informasi Manajemen seperti yang terlihat dari
beberapa definisi Sistem Informasi Manajemen berikut ini.
Goyal (2003, hal. 13) mengatakan bahwa Sistem Informasi Manajemen
adalah suatu sistem yang terdiri atas sekumpulan orang, prosedur, mesin,
database, dan model data sebagai elemen-elemennya, ketika sistem ini
berfungsi mengumpulkan berbagai data, baik yang berasal dari dalam
maupun luar organisasi, kemudian mengolah data tersebut dan menyediakan
„informasi manajemen‟ untuk membantu para manajer dalam proses
pengambilan keputusan. Penggunaan istilah sistem di sini menunjukkan
bahwa Sistem Informasi Manajemen mengikuti pemikiran dari pendekatan
sistem yang berpandangan holistik (menyeluruh) dan berdasarkan pada
konsep sinergi, ketika Sistem Informasi Manajemen lebih dipandang sebagai
sebuah sistem yang terintegrasi, dan bukannya sebuah sistem tunggal yang
setiap bagiannya terpisah-pisah. Sebagai sistem yang terintegrasi, pada
dasarnya semua bagian yang ada dalam Sistem Informasi Manajemen
merupakan satu kesatuan dan rancangannya disesuaikan dengan desain
sistem secara keseluruhan. Hal lain yang unik dari definisi Goyal adalah
adanya istilah „informasi manajemen‟. Seperti yang telah diungkapkan
sebelumnya, informasi manajemen pada hakikatnya adalah informasi yang
mempunyai persyaratan kualitas yang dibutuhkan oleh level manajemen agar
dapat menghasilkan keputusan yang efektif.
Definisi lain tentang Sistem Informasi Manajemen dikemukakan oleh
Ibnu Syamsi (1995, hal.101) yang mengartikan Sistem Informasi Manajemen
sebagai jaringan informasi yang dibutuhkan pimpinan dalam menjalankan
tugas-tugasnya, terutama dalam pengambilan keputusan. Walaupun dalam
definisinya, Syamsi memakai istilah “jaringan,” namun makna “jaringan” di
sini tidak jauh berbeda dengan istilah “sistem” yang digunakan dalam definisi
1.20 Sistem Informasi Manajemen
Goyal. Istilah “jaringan” juga merujuk pada adanya berbagai komponen atau
bagian dari sistem yang saling berhubungan dan membentuk satu kesatuan
(integrated system) dalam mencapai tujuan dari sistem. Baik Goyal maupun
Syamsi secara eksplisit menyebutkan bahwa sistem informasi manajemen
dirancang untuk mendukung kebutuhan manajemen atau pimpinan
organisasi. Meskipun demikian, hal ini bukanlah berarti sistem tersebut tidak
diperuntukkan guna kepentingan organisasi karena tugas yang dilakukan oleh
pimpinan bukan hanya untuk kepentingan dirinya sendiri, melainkan juga
ditujukan untuk kepentingan organisasi, yaitu dalam rangka pencapaian
tujuan organisasi.
Sementara itu, Davis (1985, hal. 6) dalam batasan yang lebih luas,
memberikan definisi tentang Sistem Informasi Manajemen sebagai berikut.
Bandara
Gambar 1.9
Sistem Informasi Penerbangan yang Terintegrasi
tampak pada layar komputer. User dari sistem informasi manajemen adalah
orang yang bertanggung jawab untuk meng-input data, memberikan instruksi
pada sistem, atau yang menggunakan (membutuhkan) output informasi dari
sistem.
Karena sistem informasi manajemen merupakan sistem interaksi antara
manusia dengan mesin maka manusia (user) akan selalu berhadapan dengan
mesin (komputer). Oleh karena manusia sering berhadapan dengan
komputermaka dalam merancang sistem informasi manajemen kenyamanan
user perlu pula diperhatikan. Karakteristik sistem manusia-mesin berbasis
komputer dari sistem informasi manajemen sesungguhnya memengaruhi
persyaratan pengetahuan yang perlu dimiliki oleh pengguna sistem maupun
oleh pengembang sistem. Konsep “Computer-based” (berbasis komputer)
mengandung arti bahwa perancang atau desainer sistem informasi
manajemen harus memiliki pengetahuan tentang teknologi komputer serta
bagaimana menggunakan teknologi tersebut dalam pemrosesan informasi.
Sedangkan konsep “user-machine” (manusia-mesin) berarti bahwa perancang
sistem harus juga memahami kemampuan manusia sebagai salah satu
komponen dari sistem (sebagai pengolah informasi) serta perilaku manusia
sebagai pengguna informasi. Aplikasi sistem informasi sebenarnya tidak
menuntut para pengguna (users) menjadi seorang yang ahli dalam bidang
komputer, akan tetapi user lebih dituntut untuk mampu menentukan
spesifikasi kebutuhannya terhadap informasi, mengerti sedikit tentang
komputer, dan sifat informasi serta memahami penggunaan informasi dalam
berbagai fungsi manajemen sehingga pada akhirnya dapat membantu user
dalam pelaksanaan tugas-tugasnya (Davis, 1993:8).
Tindakan
Koreksi
Gambar 1.10
Peran Sistem Informasi Manajemen Dalam Penyajian Informasi untuk
Menjembatani Fungsi Perencanaan dan Pengendalian Organisasi
ADPU4442/MODUL 1 1.25
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
3) Dalam era informasi tidak akan ada satu pun organisasi yang dapat
bertahan hidup (survive) dan tumbuh (grow) tanpa memiliki sistem
informasi manajemen yang terencana, didesain, dan dikelola dengan
tepat, serta diperbaharui, kondisi tersebut menunjukkan ....
A. sistem informasi merupakan subsistem dari suatu perusahaan/
institusi yang berfungsi sebagai penyimpan data
B. pengembangan secara berkesinambungan terhadap sistem informasi
manajemen dalam sebuah organisasi merupakan satu keharusan
yang tidak dapat ditawar lagi*
C. jika sistem informasi manajemen lama tidak berjalan akan dibuat
sistem inforasi baru
D. sistem informasi manajemen dalam sebuah perusahaan/organisasi
tidak mutlak digunakan
Kegiatan Belajar 2
Computer Science
Operating Research
MIS
Management
Gambar 1.11
Sifat Interdisipliner dari Sistem Informasi Manajemen
1.34 Sistem Informasi Manajemen
6. Terpadu (Integrated)
Integrasi merupakan karakteristik yang diperlukan bagi Sistem Informasi
Manajemen. Integrasi penting karena dengan integrasi, Sistem Informasi
Manajemen akan mampu menghasilkan informasi yang lebih bermanfaat.
Sebagai contoh, agar organisasi dapat mengembangkan sistem penjadwalan
produksi yang efektif maka perlu menyesuaikan dengan beberapa faktor
seperti
a. penentuan biaya;
b. tenaga kerja;
c. tarif lembur (overtimerates);
d. kapasitas produksi;
e. tingkat persediaan barang;
f. kebutuhan modal (capitalrequirements);
g. pelayanan pelanggan (customerservice) dan lain-lain.
Source User
Source
User
Data
Source Processing Dissemination
Capture User
Storage of
Data
Gambar 1.12
Function of MIS
ADPU4442/MODUL 1 1.39
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Daftar Pustaka
P EN D AH U LU A N
M ateri ini merupakan lanjutan dari materi konsep dan kerangka dasar
sistem informasi manajemen. Bagian ini akan memaparkan dan
mendiskusikan struktur dan klasifikasi sistem infromasi manajemen. Struktur
dari Sistem Informasi Manajemen merupakan suatu konsep yang abstrak dan
sulit untuk dimengerti karena memang belum ada standar baku atau kerangka
kerja yang dapat diterima secara universal untuk menjelaskan Sistem
Informasi Manajemen. Oleh sebab itu, bukanlah suatu hal yang sederhana
untuk menjawab pertanyaan seperti apakah gambaran dari Sistem Informasi
Manajemen itu? Bagaimanakah struktur konseptual atau fisik dari Sistem
Informasi Manajemen tersebut? Struktur pada dasarnya menentukan bentuk
dari suatu entitas.
Seperti kebanyakan sistem yang kompleks, Sistem Informasi Manajemen
(SIM) dapat dijelaskan dalam sejumlah cara yang berbeda. Berbagai
pendekatan (multiple approach) yang berbeda mungkin dapat digunakan
ketika menjelaskan suatu entitas. Sebagai contoh, sebuah mobil mungkin
dapat dipahami dalam sejumlah cara yang berbeda. Salah satunya adalah
dengan menjelaskan karakteristik fisiknya, seperti dari bentuk, warna,
kapasitas tempat duduk, jumlah pintu, dan sebagainya. Sebuah mobil dapat
pula dijelaskan dari berbagai sistem komponen mobil, seperti mesin, chassis,
atau transmisi. Seseorang mungkin pula mengklasifikasikan mobil dari
penggunaan utamanya, seperti mobil penumpang (station wagon), sedan, dan
mobil sports. Dengan demikian, banyak pendekatan yang dapat digunakan
untuk memperoleh gambaran tentang sebuah mobil. Masing-masing
pendekatan akan menyediakan suatu pemahaman bagi seseorang tentang
mobil. Berbagai pendekatan (multiple approach) pada dasarnya dapat
membantu menjelaskan struktur dari sebuah entitas dalam suatu cara yang
2.2 Sistem Informasi Manajemen
Kegiatan Belajar 1
Salah satu cara yang paling mudah untuk memahami struktur dari Sistem
Informasi Manajemen adalah dengan meninjau berbagai komponen fisik dari
sistem informasi tersebut dalam sebuah organisasi. Kountur (1996:21)
mengartikan komponen fisik sebagai bagian dari suatu objek yang dapat
dilihat dan yang membentuk keseluruhan objek tersebut. Komponen fisik
Sistem Informasi Manajemen pada dasarnya merujuk pada unsur-unsur yang
menjadi bagian dari SIM yang dapat dilihat secara fisik dan yang membentuk
SIM secara keseluruhan. Umumnya, komponen fisik dari Sistem Informasi
terdiri atas perangkat keras (hardware), perangkat lunak (software),
database, prosedur manual, dan pegawai operasional (operating persons).
Penjelasan lebih detail dari setiap komponen fisik Sistem Informasi
Manajemen (SIM) tersebut akan diuraikan pada bahasan berikut ini.
3. Database
Database berisi semua data yang digunakan oleh perangkat lunak
aplikasi. Data disimpan dalam bentuk file-file. Keberadaan penyimpanan data
secara fisik dibuktikan melalui penggunaan media penyimpanan fisik seperti
computer tapes, diskpacks, disket, dan sebagainya, yang biasanya digunakan
untuk penyimpanan sekunder (secondary storage). Data merupakan
komponen dasar dari sistem informasi yang akan diproses lebih lanjut untuk
menghasilkan informasi, contohnya adalah dokumen bukti-bukti transaksi,
nota, kuintansi, dan sebagainya.
4. Procedures (Prosedur)
Merupakan prosedur operasional formal yang dibutuhkan untuk
mengoperasikan sebuah sistem. Prosedur berisikan dokumentasi prosedur
atau proses-proses yang terjadi dalam sistem. Prosedur dapat berupa buku-
buku penuntun operasional, seperti prosedur sistem pengendalian internal dan
dapat pula berupa buku penuntun teknis, seperti buku manual menjalankan
program komputer dan lain sebagainya. (Wahyono, 2004:20). Menurut Davis
(1993:29) ada tiga (3) tipe utama prosedur yang dibutuhkan sebagai berikut.
ADPU4442/MODUL2 2.5
Berikut ini akan diuraikan satu per satu kelima fungsi pengolahan yang
dilakukan oleh Sistem Informasi Manajemen tersebut.
File
Transactions Transaction
Process Document
Transaction
Gambar 2.1
Process Transaction
bersifat relatif permanen atau data historis tentang berbagai entitas organisasi,
sebagai contoh pengolahan data untuk mempersiapkan gaji karyawan
membutuhkan item-item data untuk menetapkan rate atau dasar pembayaran
gaji karyawan. Ketika transaksi diproses, item-item data dari file induk
diperbaharui untuk menggambarkan informasi yang paling terkini.
Bagaimana proses kerja dari fungsi pemeliharaan file induk dalam Sistem
Informasi Manajemen terungkap pada gambar berikut ini.
Master File
Master
FileChanges
Gambar 2.2
Maintain Master Files
Gambar 2.3
Produce Reports
Inquiry
Inquiry
Response
Gambar 2.4
Process Inquiries
ADPU4442/MODUL2 2.9
Gambar 2.5
Process Interactive Support Applications
Tabel 2.1
Jenis Dokumen Transaksi
Tabel 2.2
Hirarki Kegiatan Perencanaan dan Pengendalian Manajemen
Tabel 2.3
Kebutuhan Informasi Berdasarkan Tingkatan Kegiatan Manajemen
Tabel 2.4
Jenis-jenis Keputusan Berdasarkan Kegiatan Manajemen
Fungsi-Fungsi Organisasi
Aktivitas
Manajemen
Perencanaan
Strategis
Pengendalian
Manajemen
Pengendalian
Operasional
Pengolahan
Transaksi
Sistem
Informasi
Kepegawaian
Keuangan &
Akuntansi
Produksi
Penjualan &
Pemasaran
Gambar 2.6
Matriks Sub-Sistem Fungsional dan Aktivitas Manajemen
2. Subsistem Produksi
Tanggung jawab dari fungsi produksi atau manufaktur dalam sebuah
organisasi, antara lain mencakup perakitan produk, perencanaan fasilitas
produksi, penjadwalan dan pengoperasian fasilitas produksi, penempatan dan
pelatihan pegawai produksi, serta inspeksi dan pengendalian mutu produk.
Berbagai transaksi yang diproses antara lain mencakup pesanan produksi,
pesanan perakitan, dan lain sebagainya. Pengendalian operasional
membutuhkan laporan rinci yang membandingkan antara performa aktual
dengan jadwal produksi. Pengendalian manajemen dalam subsistem produksi
membutuhkan laporan secara ringkas yang membandingkan keseluruhan
performa (kinerja) yang direncanakan atau yang standar dengan performa
(kinerja) yang aktual dalam rangka pengelompokan biaya per unit dan tenaga
yang digunakan. Perencanaan strategis bagi fungsi produksi/manufaktur
mencakup berbagai pendekatan alternatif produksi dan pendekatan alternatif
untuk otomatisasi.
3. Subsistem Kepegawaian
Subsistem Kepegawaian dalam organisasi umumnya menjalankan
kegiatan-kegiatan seperti: penyewaan (perekrutan) pegawai, pelatihan,
penyimpanan data, pembayaran gaji serta pemutusan hubungan kerja
pegawai. Berbagai transaksi yang dihasilkan dalam berbagai dokumen antara
lain menjelaskan tentang daftar permintaan penempatan pegawai, deskripsi
ADPU4442/MODUL2 2.21
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
1) Salah satu cara yang paling mudah untuk memahami struktur dari Sistem
Informasi Manajemen adalah ….
A. model data yang dikeluarkan oleh sistem
B. model aplikasi yang digunakan dalam pengelolaan data
C. dengan meninjau berbagai komponen fisik dari sistem informasi
dalam sebuah organisasi
D. volume data yang dihasilkan oleh sistem informasi manajemen
tersebut
2.26 Sistem Informasi Manajemen
Kegiatan Belajar 2
Pada era tahun 1970-an, semakin nyata terlihat bahwa dukungan dari
sistem informasi yang hanya terbatas pada produk informasi yang telah
ditentukan terlebih dahulu tidak cukup memenuhi banyak kebutuhan
pengambilan keputusan dari pihak manajemen. Oleh sebab itu, dalam sistem
informasi lahir konsep sistem pendukung keputusan (Decision Support
System-DSS). Peran baru dari sistem informasi ini adalah untuk membantu
para pemakai akhir (end-user) pada tingkat manajerial berupa dukungan yang
bersifat interaktif dan khusus dalam proses pengambilan keputusan pemakai
akhir tersebut. Umumnya dukungan dari DSS akan dirancang sesuai dengan
gaya pengambilan keputusan yang unik dari para manajer yaitu ketika para
manajer tersebut dihadapkan pada jenis masalah tertentu dalam dunia nyata.
Pada era tahun 1980-an, beberapa peran baru untuk sistem informasi
mulai bermunculan. Pertama, perkembangan yang cepat dari kemampuan
pemrosesan mikrokomputer, software aplikasi dan jaringan telekomunikasi
yang melahirkan fenomena end-user computing. (O’Brien, 2005:15). Para
pemakai akhir saat ini dapat menggunakan sumber daya komputer mereka
sendiri untuk mendukung kebutuhan pekerjaan mereka tanpa harus
menunggu dukungan tidak langsung dari departemen atau bagian layanan
informasi perusahaan yang bersifat terpusat.
Kedua, peran aplikasi bisnis semakin meluas dengan semakin nyatanya
kebanyakan eksekutif perusahaan tingkat puncak (top executive) yang tidak
secara langsung menggunakan, baik laporan sistem informasi manajemen
maupun kemampuan permodelan analitis dari sistem pendukung keputusan
(decision support system). Untuk itu, dalam era tahun 1980-an juga
dikembangkan konsep sistem informasi eksekutif (Executive Support System-
EIS). Sistem informasi ini dibuat untuk memudahkan para eksekutif puncak
dalam memperoleh informasi penting dan strategis yang mereka butuhkan
yang disajikan pada saat informasi tersebut dibutuhkan, dan dibentuk dalam
format yang sesuai dengan keinginan para top eksekutif.
Ketiga, terobosan baru juga terjadi dalam pengembangan dan aplikasi
teknik kecerdasan buatan (artifisial intelligence-AI) dari sistem informasi
bisnis. Sistem pakar (Expert System-ES) dan sistem berbasis pengetahuan
(Knowledge based Systems) lainnya telah mendorong peran baru dalam
sistem informasi. Kini, sistem pakar dapat berfungsi sebagai konsultan bagi
para pemakai dengan menyediakan saran atau rekomendasi pakar dalam
sejumlah area atau bidang tugas yang terbatas.
ADPU4442/MODUL2 2.31
Peran baru yang penting bagi sistem informasi lahir dalam era tahun
1980 dan berlanjut hingga era tahun 1990-an. Peran tersebut berupa
munculnya konsep sistem informasi strategis (Strategic Information System-
SIS). Di dalam konsep ini, teknologi informasi menjadi komponen integral
dari proses bisnis, produk dan layanan, yang membantu perusahaan untuk
memperoleh keunggulan kompetitif dalam pasar global.
Perkembangan terakhir dari sistem informasi berupa pertumbuhan yang
cepat dari internet, intranet, ekstranet serta jaringan global lainnya yang
saling terkait pada era tahun 1990-an secara dramatis telah mengubah
kemampuan sistem informasi dalam bisnis pada awal abad ke-20. Pada masa
sekarang, perusahaan berbasis internet dan yang beroperasi melalui web serta
sistem bisnis elektronik dan sistem perdagangan elektronik global sudah
menjadi hal yang umum dalam operasi dan pengelolaan perusahaan bisnis.
Sistem Informasi
Gambar 2.2
Klasifikasi Sistem Informasi
2.32 Sistem Informasi Manajemen
Berikut ini akan dibahas lebih lanjut setiap jenis dari sistem informasi
yang telah dikemukakan di atas.
mendasar dan bersifat rutin yang digunakan untuk mendukung operasi bisnis.
Contoh dari sistem pemrosesan transaksi antara lain: pemrosesan transaksi
penjualan, persediaan barang, dan sistem akuntansi.
Sistem pemrosesan transaksi tidak diperuntukkan untuk menyajikan
informasi bagi pengambilan keputusan dari para penggunanya. TPS lebih
ditekankan pada menggunakan data dan menghasilkan data seperti yang
terlihat pada gambar di bawah ini.
Gambar 2.3
Sistem Pemrosesan Transaksi
Informasi
TPS Data
Gambar 2.4
Sistem Informasi Manajemen (MIS)
ADPU4442/MODUL2 2.35
User
Interface
User
Gambar 2.5
Unsur-Unsur dari DSS
a2
Keputusan
Informasi dari a3 (alternatif yang
MIS paling tepat)
a4
a5
Pemrosesan Alternatif
spesifik. BES dapat diaplikasikan dalam berbagai bidang mulai dari bidang
kesehatan (medis), rekayasa (engineering) hingga bisnis.
Manfaat utama dari penggunaan sistem pakar dalam sebuah
perusahaansebagai berikut.
a. Pengetahuan atau kemampuan dari beberapa ahli dapat digunakan untuk
membangun sebuah sistem pakar tunggal (a single expert system).
b. Pembuatan keputusan dalam waktu yang kritis dapat lebih diandalkan
karena sistem tidak terpengaruh oleh faktor-faktor yang sifatnya
emosional.
c. Hipotesis ganda dapat dipertimbangkan dalam waktu yang bersamaan
(serentak).
KnowledgeBase InferenceEngine
UserInterfac
e
Sumber: D.P. Goyal. 2003. Management Information Systems: Managerial
Perspectives. New Delhi: Macmillan India Ltd. Hal. 37.
Gambar 2.7
Komponen-Komponen Utama Sistem Pakar
ESS B
E
S
DSS
&
MIS
O
A
TPS S
Gambar 2.8
Hirarki Sistem Informasi
2.42 Sistem Informasi Manajemen
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Daftar Pustaka
Drucker, Peter, F. 1954. Managing for Result. New York: Harper & Row.
PEN D AH U LU A N
Kegiatan Belajar 1
Tabel 3.1
Pemahaman Konsep-Konsep Sistem Informasi Melalui Konsep Sistem
Dalam pandangan umum, apapun jenis sistem yang ada, maka yang
dimaksud dengan sebuah sistem adalah sekumpulan unsur yang terintegrasi
untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan. Sementara itu, O’Brien
(2005:29) mendefinisikan sistem dalam pengertian yang sederhana yaitu
sebagai sekelompok elemen yang saling berinteraksi atau berhubungan
hingga membentuk satu kesatuan. Secara lebih spesifik dan terbatas, sebuah
sistem dapat diartikan sebagai seperangkat unsur yang saling berhubungan
dan secara bersama-sama mencapai suatu tujuan tertentu.
Sebuah sistem dapat berupa sesuatu yang abstrak dan dapat pula sesuatu
yang kasat mata atau yang dapat dilihat secara fisik. Sistem yang abstrak
merupakan susunan secara teratur dari sekumpulan ide atau gagasan yang
saling terkait satu dengan yang lainnya. Sebagai contoh: sistem ilmu agama
(theology system) merupakan susunan teratur dari berbagai ide atau gagasan
tentang Tuhan (Ketuhanan) dan hubungan antara manusia dengan Tuhannya.
Sedangkan sistem fisik adalah seperangkat unsur yang beroperasi secara
bersama untuk mencapai sasaran tertentu. Sistem fisik ini dapat kiranya
didefinisikan lebih lanjut melalui beberapa contoh berikut ini:
Tabel 3.2
Contoh-Contoh Sistem Fisik
Sistem sesuai dengan batasan di atas kadang kala disebut juga sebagai
sistem dinamis yang memiliki tiga (3) komponen atau fungsi dasar yang
saling berinteraksi seperti yang tersaji pada gambar berikut.
3.6 Sistem Informasi ManaJemen
Gambar 3.1
Model Sistem
Input Output
Input Output
Proses
Input Output
Input Output
Gambar 3.2
Sistem dengan Banyak Input dan Output
A. UNSUR-UNSUR SISTEM
Untuk memahami model umum dari sebuah sistem, berikut ini akan
dikemukakan satu contoh dari suatu sistem, yang di dalamnya data tertentu
akan diproses dengan tujuan untuk mengubah data tersebut menjadi
informasi guna mendukung proses pembuatan keputusan. Unsur-unsur dari
sebuah sistem dapat ditunjukkan dari gambar di bawah ini.
Keputusan
Dikelompokkan,
disortir, diringkas, Informasi
Data dihitung
Umpan Balik
Efektivitas
Keputusan
Gambar 3.3
Konversi Data – Sebuah Sistem
3.8 Sistem Informasi ManaJemen
1. Maintenance Input
Maintenance input merupakan energi yang dimasukkan supaya sistem
dapat beroperasi. Sebagai contoh: dalam suatu sistem pengambilan keputusan
maka yang menjadi maintenance input-nya adalah tim manajemen yang
merupakan personil utama dalam pengambil keputusan (decision maker).
2. Signal Input
Signal input adalah energi yang diproses untuk diperolehnya output
(keluaran). Dalam sistem pengambilan keputusan, maka yang menjadi signal
input-nya adalah informasi yang menunjang kemudahan dalam pengambilan
keputusan tersebut (decision support system).
Output dapat diartikan sebagai hasil dari sebuah operasi. Output
merupakan hasil akhir dari sebuah sistem, untuk itu output mencerminkan
pula maksud atau sasaran dari sebuah sistem. Gambar 3.3 menunjukkan
bahwa ’informasi’ merupakan salah satu output dari sebuah sistem. Maksud
atau sasaran dari sebuah sistem (seperti: mengklasifikasikan, menyortir,
meringkas, dan mengkalkulasikan data) adalah untuk memperoleh informasi
(misalnya: tentang jumlah pelanggan, total penjualan, status persediaan
barang) guna mendukung proses pembuatan keputusan. Sebagai contoh:
sistem pengambilan keputusan dari seorang Kepala Bagian Pengadaan,
menghasilkan keputusan dibeli atau tidaknya suatu barang, kemudian
menentukan siapa yang akan membeli, jumlah pembelian, tempat atau lokasi
pembelian dan sebagainya.
ADPU4442/MODUL 3 3.9
Information
Summarised Processor
Processor Data
Selain tiga unsur utama di atas, konsep sistem akan semakin berguna
dengan memasukkan dua (2) unsur tambahan yaitu umpan balik (feedback)
dan pengendalian (control). Menurut O’Brien (2005:32), sistem yang
memiliki komponen tambahan berupa umpan balik dan pengendalian kadang
disebut sebagai sistem sibernetika (cybernetic system) yaitu sistem yang
mampu mengawasi dan mengatur dirinya sendiri. Dalam dunia bisnis, kita
perlu mengetahui apakah output produk perusahaan dapat memperoleh
keuntungan dan diterima konsumen/pelanggan ataukah sebaliknya, bisnis
perusahaan akan mengalami kegagalan untuk bertahan hidup. Unsur atau
komponen sistem yang memungkinkan sistem mampu mempertahankan
keseimbangan atau posisi yang seimbang adalah unsur umpan balik dan
pengendalian.
Umpan balik adalah data tentang kinerja sistem. Secara lebih spesifik,
feedback (umpan balik) merupakan fungsi yang menyajikan informasi
tentang penyimpangan antara output dengan standar yang telah ditetapkan
(untuk maksud pengendalian) dan menyampaikan informasi terkait
penyimpangan tersebut sebagai input ke dalam bagian pemrosesan dari mana
output tersebut diperoleh. Wahyono (2004:16) mengungkapkan bahwa
komponen umpan balik merupakan komponen yang memberikan responss
atas berjalannya suatu sistem. Komponen ini dapat berupa kegiatan, seperti:
perbaikan atau pemeliharaan sistem. Sistem, pada hakikatnya senantiasa tidak
terlepas dari lingkungan sekitarnya. Untuk itu, umpan balik dapat berasal dari
output sistem dan dapat pula berasal dari lingkungan sistem yang dimaksud.
Sebagai contoh: data mengenai kinerja penjualan perusahaan adalah umpan
balik bagi manajer penjualan yang bersumber dari output sistem dan juga dari
lingkungan perusahaan sebagai suatu sistem.
Pengendalian (control) diartikan sebagai fungsi sistem yang
membandingkan output dengan standar yang telah ditetapkan sebelumnya.
Unsur pengendalian dalam sistem mencakup kegiatan pengawasan dan
pengevaluasian umpan balik untuk menetapkan apakah sistem bergerak
menuju pencapaian tujuan ataukah tidak. Selanjutnya, fungsi pengendalian
akan membuat penyesuaian yang dibutuhkan atas komponen input untuk
pemrosesan dalam sistem serta untuk memastikan bahwa sistem tersebut
menghasilkan output yang sesuai. Jadi, pengendalian dicapai melalui
pengoreksian penyimpangan di antara output dengan standar yang ditetapkan.
Contohnya: seorang manajer penjualan menjalankan fungsi pengendalian
ketika menugaskan kembali seorang tenaga penjualan ke wilayah penjualan
ADPU4442/MODUL 3 3.11
Umpan balik/
Pengendalian
Gambar 3.5
Sistem yang Lengkap (Complete System)
B. KLASIFIKASI SISTEM
contoh: program komputer yang benar akan melakukan tugas dengan tepat
sesuai dengan seperangkat instruksi/perintah.
Sistem probabilistik merupakan sistem yang beroperasi dalam cara yang
tidak dapat diprediksi secara sempurna atau tepat. Segala peristiwa yang
terjadi dalam sistem berupa kemungkinan-kemungkinan perilaku. Sistem
persediaan barang merupakan salah satu contoh sistem yang probabilistik.
Rata-rata permintaan, rata-rata waktu untuk penambahan, dan sebagainya,
mungkin dapat ditentukan, tetapi berapa nilai yang tepat untuk waktu dan
jumlah permintaan yang ditetapkan tidak dapat diketahui dengan pasti atau
tepat. Contoh lainnya adalah seperangkat instruksi diberikan kepada manusia,
yang dengan berbagai alasan, kemungkinan manusia tidak dapat memenuhi
atau mengikuti semua instruksi tersebut dengan tepat sesuai dengan yang
diberikan. Dengan demikian, manusia merupakan salah satu contoh sistem
yang bersifat probabilistik.
Sistem Tertutup
Sistem Relatif
Tertutup
Diketahui
Fokus pada Input yang
Diketahui
Diketahui dan yang Tidak Output
Tidak Diketahui Diketahui serta Gangguan Luar
Ganguan
Sistem Terbuka
Gambar 3.6
Konsep Sistem Tertutup dan Sistem Terbuka
Transformasi
Input Output
Gambar 3.7
Sistem Lingkaran Terbuka
Tujuan
umpan
balik
Mekanisme
Pengendalian
Transformasi
Input Output
Gambar 3.8
Sistem Lingkaran Tertutup
Tabel 3.3
Contoh Batas Sistem
Dari tabel di atas, terlihat bahwa sistem produksi merupakan salah satu
contoh yang mengilustrasikan adanya permasalahan dalam penentuan konsep
sistem. Misalnya, apakah persediaan bahan mentah termasuk dalam sistem
produksi ataukah di luar sistem produksi? Salah satu definisi dari sistem
produksi mungkin memasukkan bahan mentah sebagai bagian dari sistem
produksi karena diperlukan untuk tujuan penelitan/kajian, akan tetapi definisi
yang lain mungkin menempatkan bahan mentah sebagai unsur di luar sistem
produksi. Hal ini menunjukkan bahwa seringkali terdapat kesulitan untuk
membuat spesikasi secara rinci tentang batas-batas dari sebuah sistem. Secara
skematis konsep batas (boundary) dari sistem tersebut dapat dilihat pada
gambar di bawah ini.
ADPU4442/MODUL 3 3.19
Sistem
Lingkungan
Batas
Batas
Gambar 3.7
Batas (Boundary)
Sub-sistem Sub-sistem
Gambar 3.8
Interface – Keterhubungan pada Batas Sistem
Selain konsep batas (boundary) dan interface maka sistem juga dicirikan
dengan adanya konsep kotak hitam (black box) seperti yang telah disinggung
pada bagian sebelumnya. Proses transformasi dalam subsistem tertentu,
3.20 Sistem Informasi ManaJemen
Gambar 3.9
Kotak Hitam
Sistem
B1 B2
B11 B12
Gambar 3.10
Hubungan Hirarkis dari Subsistem
Sub-Sub-Sub Penjualan
Sistem Iklan Publisitas
Personal
Gambar 3.11
Pemecahan Sistem (Decomposition System)
Penyimpanan
Data
Data Pemrosesan
Informasi
Gambar 3.12
Model Dasar Sistem Informasi
Functional
Subsystems
Application Subsystems H US O DC DS
S
Order Entry & Billing Application
Subsystem
makes use
Payroll & Personnel of
Functional
Subsystem
Marketing Management
Etc.
Notes:
- H = Hardware
- US = Utility
Software
- OS = Operating
System
Gambar 3.13
Functional Subsystems and Application Subsystems
in Information System
Sistem Informasi dapat dibagi ke dalam lima (5) subsistem yang utama,
ketika setiap subsistem tersebut dapat dibagi lagi menjadi beberapa subsistem
yang lebih kecil. Lima subsistem utama dari Sistem Informasi tersebut dapat
dilihat pada tabel berikut.
ADPU4442/MODUL 3 3.25
Tabel 3.4.
Subsistem Utama dari Sistem Informasi
Subsistem Deskripsi
Perangkat Keras dan Perangkat Lunak Perangkat keras komputer dan perangkat lunak
Sistem sistem yang diperlukan untuk pengoperasian
perangkat keras.
Manajemen dan Administrasi Perencanaan, penganggaran, penempatan
pegawai, penilaian, dan fungsi-fungsi
manajemen lainnya yang berkaitan.
Operasi Pengoperasian berbagai fasilitas komputer
dalam pemrosesan aplikasi.
Pengembangan dan Pemeliharaan Pengembangan sistem aplikasi yang baru dan
Sistem Aplikasi pemeliharaan sistem yang ada.
Sistem-Sistem Aplikasi Berbagai sistem yang melakukan aktivitas yang
diperlukan untuk pemrosesan transaksi,
pembaharuan data, menghasilkan output,dan
sebagainya.
Tabel 3.5
Contoh-Contoh Sumber Daya, Produk, dan Aktivitas DasarSistem Informasi
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
C. Sistem Deterministik
D. Sistem Tertutup
5) Dalam rangka menetapkan secara tegas area atau wilayah dari sebuah
sistem untuk keperluan suatu kajian dan untuk membedakan antara
sistem dengan lingkungannya maka dikenal konsep....
A. Homeostatis
B. Boundary
C. Entropy
D. Black Box
6) Umumnya model sistem yang paling dasar terdiri atas tiga unsur utama
yaitu unsur....
A. Input, Proses dan Output
B. Input, Proses dan Umpan Balik
C. Input, Proses dan Pengendalian
D. Input, Output, dan Umpan Balik
8) Berikut ini adalah subsistem aplikasi dari Sistem Informasi, kecuali ....
A. penggajian
B. pengoperasian
C. pemasukan pesanan dan tagihan
D. kepegawaian
Kegiatan Belajar 2
Gambar 3.14
Menghasilkan Informasi (Information Generation)
Dari gambar di atas terlihat bahwa informasi dalam bentuk yang belum
diproses disebut data, yang dihasilkan sebagai suatu produk dari transaksi
yang terjadi dalam sebuah organisasi. Sebaliknya, informasi adalah data yang
telah diolah dan memiliki unsur kejutan. Informasi mengurangi
ketidakpastian dan memicu tindakan. Davis dan Olson (1993:200),
mendefinisikan informasi sebagai data yang sudah diolah ke dalam bentuk
yang bermanfaat atau berguna bagi penerimanya dan memiliki nilai nyata
atau nilai yang dapat dipahami dalam pengambilan keputusan atau tindakan
saat ini dan masa yang akan datang. Informasi mempunyai nilai dalam proses
pengambilan keputusan karena informasi mampu mengubah kemungkinan-
kemungkinan yang dihadapi menjadi hasil yang diharapkan dalam situasi
keputusan. Definisi yang dikemukakan oleh Davis dan Olson tersebut tidak
hanya menekankan pada nilai informasi dalam pengambilan keputusan yang
spesifik, melainkan juga nilai informasi dalam membangun motivasi,
pembentukan model, dan pembentukan latar belakang yang mempengaruhi
keputusan dan tindakan di masa yang akan datang.
ADPU4442/MODUL 3 3.35
Penyimpanan
Data
Pemrosesan
Data Informasi
Gambar 3.15
Transformasi Data menjadi Informasi dalam Sistem Informasi
Peringkasan Data
Data Transaksi
Gambar 3.16
Data Bagi Satu Tingkatan Dalam Organisasi Menjadi Informasi Bagi Lainnya
adalah fakta yang sedang tidak digunakan dalam proses keputusan, biasanya
dicatat dan diarsipkan tanpa maksud untuk segera diambil kembali untuk
pengambilan keputusan.
Sebaliknya, informasi terdiri atas data yang telah ditarik kembali, diolah
dan digunakan untuk memberi dukungan bagi pengambilan kesimpulan,
argumentasi atau sebagai dasar untuk peramalan dan pengambilan keputusan.
Dengan kata lain, informasi adalah data yang telah diubah menjadi konteks
yang berarti dan berguna bagi para pemakai akhir tertentu. Ketika seseorang
menghubungi loket di bandara Soekarno-Hatta untuk melihat jalur
penerbangan di hari Minggu ke Sidney lengkap dengan keterangan tentang
berapa tempat duduk yang masih tersisa dan kapan waktu penerbangannya
serta berapa harga tiketnya, maka yang ditanyakan orang tersebut kepada
petugas di loket bandara adalah informasi. Petugas loket dengan dibantu atau
ditunjang oleh peralatan komputer akan melakukan proses pemilihan data
dan menyajikannya untuk dapat dipergunakan sebagai informasi yang
bermakna. Melalui informasi yang diperoleh dari petugas loketmaka orang
tersebut dapat mengambil suatu keputusan terkait penerbangannya ke Sidney.
Dari uraian dan contoh di atas, jelas terlihat bahwa yang dipergunakan orang
untuk mengambil suatu keputusan atau tindakan adalah informasi dan
bukannya data.
Setiap informasi umumnya mempunyai beberapa karakteristik yang
menunjukkan sifat dari informasi itu sendiri. Beberapa karakteristik dari
informasi tersebut (Wahyono, 2004:6) seperti berikut.
1. Benar atau Salah: karakteristik informasi ini berkaitan dengan apakah
sesuatu sesuai dengan realitas atau tidak dari sebuah informasi.
2. Baru: sebuah informasi dapat berarti sesuatu yang sama sekali baru bagi
penerimanya.
3. Tambahan: sebuah informasi dapat memperbaharui atau memberikan
nilai atau keterangan tambahan pada informasi sebelumnya yang sudah
ada.
4. Korektif: sebuah informasi dapat menjadi bahan atau dasar untuk
mengoreksi atau memperbaiki informasi sebelumnya yang mungkin
keliru, salah, atau palsu.
5. Penegas: informasi juga dapat memperkuat atau mempertegas informasi
sebelumnya yang sudah ada, hal ini masih berguna karena dapat
meningkatkan atau memperkuat persepsi penerima atas kebenaran suatu
informasi.
3.38 Sistem Informasi ManaJemen
B. JENIS INFORMASI
2. Tactical Information
Informasi dalam kategori ini digunakan untuk perencanaan jangka
pendek dan digunakan oleh para manajer pada tingkatan pengendalian
manajemen. Sebagai contoh analisis dan peramalan penjualan, kebutuhan
sumber daya produksi, laporan keuangan tahunan, dan lain-lain. Jenis
informasi ini umumnya berdasarkan pada data yang muncul dari berbagai
aktivitas organisasi saat ini. Akan tetapi, beberapa informasi taktis juga
menyangkut informasi yang bersumber dari luar organisasiseperti informasi
tentang kompetitor.
3. Operational Information
Informasi operasional biasanya diterapkan untuk periode yang singkat,
yang mungkin berkisar mulai dari satu jam hingga beberapa hari. Umumnya,
informasi operasional digunakan oleh para pengambil keputusan pada tingkat
operasional. Informasi operasional sering dibutuhkan untuk pengambilan
keputusan yang segera. Contoh dari informasi operasional antara lain
mencakup informasi tentang persediaan saat ini, tingkat kemajuan pekerjaan,
pesanan pelanggan yang belum terselesaikan/terpenuhi, dan lain-lain. Sumber
ADPU4442/MODUL 3 3.39
dari informasi seperti ini biasanya berasal dari data aktivitas organisasi saat
ini.
C. KUALITAS INFORMASI
Walaupun saat ini informasi dapat diakses dan diperoleh dengan mudah
sebagai konsekuensi dari perkembangan atau kemajuan teknologi informasi,
namun sesungguhnya masih banyak manajer yang kekurangan informasi
kalau yang dimaksud adalah informasi yang berkualitas. Informasi yang
mempunyai kualitas yang tinggi akan sangat menentukan efektivitas
keputusan yang dihasilkan para manajer. Menurut Goyal (2003:78) kualitas
dari informasi merujuk pada kesesuaian informasi untuk penggunaannya,
atau berkaitan dengan keterandalan informasi. Burch dan Grudnitski, seperti
yang dikutip Wahyono dan Margono (1998:11) menyebutkan bahwa ada tiga
pilar utama yang menentukan kualitas informasi yaitu akurasi, ketepatan
waktu, dan relevansi.
Goyal (2003:79) mengungkapkan bahwa ada beberapa atribut informasi
yang mempengaruhi kualitas dari informasi tersebut. Beberapa atribut yang
menunjukkan kualitas informasi sebagai berikut.
Hal itu dapat dipahami karena kecepatan untuk memperoleh, mengolah, dan
mengirimkan atau menyampaikan informasi tersebut memerlukan bantuan
dan dukungan teknologi terbaru.
2. Accuracy (Keakuratan)
Keakuratan merupakan atribut kunci lainnya dari informasi manajemen.
Keakuratan berarti bahwa informasi bebas dari kesalahan dan kekeliruan,
jelas dan secara tepat mencerminkan pengertian atau makna dari data yang
menjadi dasarnya. Keakuratan berarti pula bahwa informasi bebas dari bias.
Dengan demikian, sebuah informasi dikatakan akurat jika informasi tersebut
tidak bias atau menyesatkan, bebas dari kesalahan-kesalahan, dan harus jelas
mencerminkan maksudnya.
Karena keputusan-keputusan para manajer berbasiskan pada informasi
yang disediakan dalam laporan-laporan Sistem Informasi Manajemen maka
semua manajer membutuhkan informasi yang akurat. Apabila Sistem
Informasi Manajemen menyajikan informasi yang akurat, rasa percaya diri
para manajer akan semakin kuat dan sebagai hasilnya pelaksanaan dari sistem
akan sukses. Wahyono (2004:8) mengungkapkan bahwa ketidakakuratan
sebuah informasi dapat terjadi karena sumber informasi (data) mengalami
gangguan atau kesengajaan sehingga merusak atau merubah data asli
tersebut.
3. Relevance (Relevansi)
Relevansi merupakan atribut berikutnya dari informasi manajemen.
Informasi dikatakan berkualitas apabila relevan bagi pemakainya. Informasi
akan relevan apabila memberikan manfaat bagi pemakainya. Informasi
dikatakan relevan jika informasi tersebut mampu memberikan jawaban yang
spesifik kepada pemakai atau penerimanya atas pertanyaan apa, mengapa,
kapan, dimana, siapa, dan bagaimana. Hal ini berarti bahwa sistem informasi
manajemen harus mampu menyajikan laporan yang bermanfaat kepada para
manajer dan informasi yang disampaikan harus mampu membantu manajer
dalam membuat keputusan. Relevansi informasi untuk tiap-tiap orang akan
berbeda. Informasi yang relevan bagi seseorang mungkin belum tentu relevan
bagi orang yang lain. Misalnya, informasi mengenai hasil penjualan barang
mingguan kurang relevan jika ditujukan pada manajer bagian teknik, tetapi
akan sangat relevan bila disampaikan pada manajer pemasaran.
ADPU4442/MODUL 3 3.41
4. Adequacy (Kecukupan)
Kecukupan mengandung makna bahwa informasi harus memadai dari
sisi kuantitas. Dalam hal ini, sistem informasi manajemen harus menyiapkan
laporan-laporan yang mengandung informasi yang dibutuhkan dalam
memutuskan proses-proses pengambilan keputusan. Laporan yang disajikan
SIM seharusnya tidak memberikan kekurangan informasi atau untuk
persoalan tertentu, informasi yang melebihi dari kecukupan, yang mungkin
akan menciptakan suatu situasi yang sulit bagi pengambil keputusan.
Kekurangan informasi akan mengarah pada suatu krisis, sementara kelebihan
informasi akan menghasilkan kekacauan. Oleh sebab itu, kecukupan
merupakan atribut informasi yang penting (vital) yang menekankan bahwa
suatu laporan harus mencakup semua aspek terkait yang berkenaan dengan
suatu peristiwa atau situasi tertentu yang sedang dilaporkan.
5. Completeness (Kelengkapan)
Informasi yang disajikan kepada seorang manajer harus lengkap dan
memenuhi semua kebutuhan manajer tersebut. Informasi yang lengkap,
berarti bahwa informasi yang dihasilkan terdiri dari satu kesatuan informasi
yang menyeluruh dan mencakup berbagai hal yang terkait di dalamnya.
Ketidaklengkapan informasi akan menghasilkan keputusan yang salah,
sehingga pada akhirnya akan merugikan organisasi. Apabila informasi yang
dihasilkan sebagian-sebagian tentunya akan mempengaruhi efektivitas dalam
pengambilan keputusan atau akan menentukan tindakan secara keseluruhan,
sehingga akan berpengaruh terhadap kemampuan manajer untuk mengontrol
atau memecahkan suatu masalah dengan baik. Dalam situasi yang luar biasa,
penyajian informasi yang lengkap merupakan suatu yang tidak dimungkinkan
atau tidak layakkarena satu alasan atau yang lainnya maka manajer harus
diinformasikan mengenai kenyataan tersebutsehingga perhatian yang tepat
terkait masalah ini dapat dilakukan.
6. Explicitness (Kejelasan)
Suatu laporan dikatakan memiliki kualitas yang baik jika laporan
tersebut tidak membutuhkan penjelasan atau analisis lebih lanjut oleh
penerimanya untuk pengambilan keputusan. Sebaliknya, laporan yang
berkualitas buruk membutuhkan analisis atau pengolahan lebih lanjut atas isi
laporan tersebut. Dengan demikian, laporan-laporan SIM seharusnya
eksplisit atau memiliki kejelasan agar seorang manajer tidak perlu membuang
3.42 Sistem Informasi ManaJemen
D. DIMENSI INFORMASI
1. Economic Dimension
Dimensi dari informasi ini merujuk pada perbandingan antara biaya
informasi dengan manfaatnya. Menghasilkan informasi pada dasarnya
membutuhkan sejumlah biaya. Untuk memutuskan berapa besarnya uang
yang harus dikeluarkan demi menghasilkan informasi dalam suatu organisasi
maka dapat dipergunakan analisis biaya manfaat. Mengukur biaya dan
manfaat dari informasi merupakan suatu hal yang sulit karena informasi
termasuk sesuatu yang bersifat intangible (tidak dapat diraba). Akan tetapi,
beberapa aspek dari informasi berikut ini mungkin dapat bermanfaat.
a. Biaya informasi (cost of information)
Yang termasuk biaya informasi, antara lain
1) Biaya untuk memperoleh data.
2) Biaya untuk memelihara data.
3) Biaya untuk menghasilkan informasi.
4) Biaya untuk mengomunikasikan informasi.
ADPU4442/MODUL 3 3.45
2. Business Dimension
Informasi dapat pula dipahami dari dimensi bisnisnya. Berbagai jenis
informasi yang berbeda dibutuhkan oleh para manajer dalam tingkatan
hirarki manajemen yang berbeda. Kebutuhan informasi dari para manajer
pada tingkat perencanaan strategis secara keseluruhan akan berbeda dari
informasi yang dibutuhkan manajer pada tingkat pengendalian operasional.
Hal ini dikarenakan dalam kenyataannya para manajer pada tingkat yang
berbeda diharuskan untuk melakukan fungsi-fungsi yang berbeda dalam
organisasi.
3. Technical Dimension
Dimensi informasi ini mengacu pada aspek teknis dari database.
Berbagai aspek dari database, yang turut dipertimbangkan dalam dimensi ini,
antara lain mencakup kapasitas database, waktu respons, keamanan,
validitas, saling keterkaitan antar data, dan lain-lain. Dimensi teknis pada
3.46 Sistem Informasi ManaJemen
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Kegiatan Belajar 3
Unit
Pemrosesan
Indera Informasi Output
Penerima: respon:
Mata, Telinga, Otak Keputusan,
Kulit, dll. Tugas dll.
Mem
ori
Sumber: D.P.Goyal, Management Information Systems: Managerial
Perspectives. NewDelhi: Macmillan India Ltd., 2003. p.93.
Gambar 3.17
Model Manusia sebagai Pengolah Informasi
3.52 Sistem Informasi ManaJemen
Output atau
Respon
Gambar 3.18
Kinerja Manusia sebagai Pengolah Informasi
Memori
Filter
Gambar 3.19.
Model Manusia sebagai Pengolah Informasi
Stimulus Pemrosesan
Input Mental/Otak
Filter
Gambar: 3.20
Penyaringan Informasi
3.54 Sistem Informasi ManaJemen
Pemrosesan
Stimulus Mental/Otak
Input Filter
Pemrosesan
Stimulus
Mental/Otak
Input Filter
Gambar 3.21
Penyaringan Informasi untuk Mengurangi Persyaratan Pemrosesan
Penyimpanan
Penyimpanan untuk
Data Kerangka
Acuan
Input Pemrosesan
Data Keputusan
Mental (Otak)
Gambar 3.22
Penggunaan Input Data, Data yang Disimpan dan
Kerangka Acuan untuk Pemrosesan Keputusan
B. MODEL NEWELL-SIMON
Receptors
Memory
Environment
Proce
ssor
Effectors
Storage
Input Processor
Output
Gambar 3.23
Perbandingan Model Newell-Simon dengan Model Sistem Komputer
cepat dari satu tugas ke tugas yang lainnya dengan waktu pemrosesan yang
singkat untuk setiap tugas yang dilakukan manusia.
Menurut model Newell-Simon, sistem pemrosesan informasi manusia
terdiri dari sebuah unit pengolah (processor), indera penerima (sensory
input), penggerak keluaran (motor output) dan tiga jenis memori (memory)
yang berbeda, yaitu: ingatan jangka panjang (long-term memory/LTM),
ingatan jangka pendek (short-term memory/STM), dan ingatan luar (external
memory/EM). Ingatan jangka pendek (STM) merupakan bagian dari unit
pengolah (processor) dan kapasitasnya sangat kecil. STM hanya dapat
menyimpan beberapa potong atau unit informasi (lima sampai tujuh unit).
Sepotong informasi adalah satu unit informasi yang tersimpan, yang dapat
berupa satu digit, satu kata atau satu citra.
Ingatan jangka panjang (LTM) diyakini memiliki kapasitas untuk
menyimpan informasi yang sifatnya tidak terbatas. Isi dari LTM mencakup
simbol-simbol dan struktur dari berbagai potongan informasi. Ingatan luar
(EM) dalam sistem pemrosesan manusia dapat direpresentasikan
(diwakilkan) melalui media eksternal, seperti: sebuah papan tulis, buku
catatan, VDT (visual display terminal), dan sebagainya.
Unit pengolah (processor) dari sistem pemrosesan informasi manusia
mengandung tiga (3) bagian, yang terdiri atas: elementary processor
(pemroses dasar), short-term memory (ingatan jangka pendek), dan
interpreter (penterjemah) yang berfungsi untuk menterjemahkan sebagian
atau seluruh program atau instruksi bagi penyelesaian masalah. Program yang
digunakan oleh seorang individu akan tergantung pada sejumlah variabel,
seperti: jenis tugas dan tingkat kecerdasasan dari si pemecah masalah. Tiga
(3) jenis ingatan atau memori dari model Newell-Simon tersebut
diperlihatkan pada gambar berikut ini:
ADPU4442/MODUL 3 3.59
Internal
Penterjemah
Memori Luar
Gambar 3.24
Tiga Memori dari Model Newell-Simon
Information Gathering
Perceptive
Systematic Intuitive
Information
Evaluation
Receptive
Gambar 3.25
A Model of Cognitive Styles
menggunakan cara atau strategi trial and error (coba-coba) untuk menguji
berbagai solusi yang ada dalam penyelesaian masalah, bertindak secara
spontanitas berdasarkan informasi baru serta menemukan solusi yang
beralasan (reasonable) berbasis pada penilaian yang dikembangkan melalui
pengalaman masa lalu.
Pada dimensi vertikal, yaitu dimensi pengumpulan informasi
(information gathering) berkenaan dengan proses persepsi melalui mana
pengolah (processor) mengorganisir stimulus, baik yang verbal maupun
visual. Pada satu sisi ekstrim dari dimensi ini, individu-individu yang
perceptive memfokuskan pada keterkaitan di antara item-item data dan
berusaha untuk membuat generalisir tentang lingkungan dari item-item data
tersebut. Pada sisi ekstrim lainnya, individu-individu yang receptive lebih
memfokuskan pada hal-hal yang detail dan berusaha untuk menarik
pengetahuan yang spesifik tentang lingkungan dari data yang tersedia.
Penelitian atas gaya kognitif tersebut secara langsung relevan untuk
perancangan sistem informasi manajemen. Sistem berbasis komputer
cenderung dirancang oleh individu-individu yang menganggap bahwa proses
pembuatan keputusan merupakan sesuatu yang sistematis. Para manajer yang
sistematis umumnya lebih menyukai untuk menggunakan sistem seperti ini.
Mereka juga umumnya mencari suatu teknik tertentu dan memandang
perancang sistem sebagai seorang ahli dengan seperangkat metode. Akan
tetapi, sistem seperti ini pada dasarnya tidak cocok untuk pembuat keputusan
yang memiliki gaya yang bersifat intuitif atau heuristik. Bagi individu seperti
ini, sebuah sistem seharusnya memberikan kesempatan untuk mengeksplorasi
sejumlah alternatif yang luas, memungkinkan adanya perubahan dalam
pemrosesan, memperkenankan pengguna untuk menggeser secara mudah di
antara tingkatan yang detail dengan yang umum serta memungkinkan
pengguna untuk mengendalikan bentuk outputnya.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 3
1) Model dasar dari manusia sebagai sistem pengolah informasi terdiri atas
unsur-unsur sebagai berikut....
A. Indera penerima, unit pemroses, dan responss keluaran
B. Input, proses, output dan penyimpanan
C. Indera penerima, pengolah, output dan pengendalian
D. Input, pengolah, memori dan output respons
5) Gaya kognitif (Cognitive style) merupakan salah satu aspek dari gaya
pembuatan keputusan individuimplementasinya dalam rancangan sebuah
sistem informasi adalah....
A. perbedaan gaya kognitif pada manusia akan berimplikasi pada
perancangan sistem informasi
B. model sistem informasi yang efektif
C. model sistem informasi yang dapat diperbaharui
D. sistem yang lama secara otomatis tergantikan oleh sistem informasi
yang baru
Daftar Pustaka
Drucker, Peter, F. 1954. Managing for Result. New York: Harper & Row.
Koontz, Harold and O’Donnel, Cyrill. 1980. Management, eight edition. New
York: Mc Graw-Hill Book Company.
PEN D A HU L UA N
S ebagaimana yang telah dibahas dalam modul sebelumnya, bahwa saat ini
konsep atau istilah Sistem Informasi Manajemen sudah menjadi identik
atau sinonim dengan Sistem Informasi Manajemen Berbasis pada teknologi
Komputer atau yang sering dikenal dengan istilah CBMISs (Computer Based
Management Information Systems). Secara teori, penerapan sebuah sistem
informasi tidak harus menggunakan komputer dalam kegiatannya.
Namun, dalam praktiknya tidak mungkin sistem informasi yang sangat
kompleks itu dapat berjalan dengan baik, jika tidak didukung oleh adanya
komputer. Sistem informasi yang akurat dan efektif, dalam kenyataannya
selalu berhubungan dengan pengolahan informasi yang berbasis pada
komputer. Oleh sebab itu, setiap manajer dalam setiap organisasi harus
mampu memahami atau melek komputer, dan pendekatan yang paling tepat
untuk mempelajari tentang komputer adalah pertama-tama harus memahami
terlebih dahulu dasar-dasar dari sistem komputer.
Komputer, dalam bahasa yang sederhana, dapat dipahami sebagai sebuah
mesin hitung cepat elektronik yang dapat melakukan pengoperasian
aritmatik. Akan tetapi, komputer ternyata tidak hanya sekedar sebuah mesin
hitung. Saat ini, komputer dapat melakukan berbagai jenis aktivitas yang
melibatkan pengoperasian aritmatik dan logika atas data yang diterima.
Komputer menerima data melalui peralatan input, mengolahnya sesuai
dengan instruksi yang diberikan, dan menghasilkan informasi sebagai output-
nya. Dengan demikian, sebuah komputer dapat didefinisikan sebagai
peralatan elektronik yang mengolah input data sesuai dengan instruksi secara
cepat serta menghasilkan informasi sebagai output-nya.
Sistem komputer pada dasarnya merupakan salah satu bagian dari
perkembangan atau kemajuan dalam teknologi informasi. Terdapat banyak
4.2 Sistem Informasi ManaJemen
Selamat belajar!
ADPU4442/MODUL 4 4.3
Kegiatan Belajar 1
Tabel 4.1
Ciri-ciri Kemampuan Komputer dan Kemampuan Manusia
Penyimpanan
sekunder
Penyimpanan
Primer
Penyiapan Unit
Input Aritmatika dan output
Data
Logika
Pengendalian
Gambar 4.1
Fungsi-Fungsi dalam Sistem Komputer
Penyimpanan Utama
Unit Unit
Unit Aritmatika dan
Input Output
Logika (ALU)
CPU
Gambar 4.2
Komponen dari Sistem Perangkat Keras Komputer
1. Input
Input adalah proses memasukkan data dan perintah ke dalam komputer.
Data bagi pemrosesan komputer umumnya berasal dari beberapa sumber
seperti berikut.
a. Pemasukan data langsung secara online pada sebuah terminal komputer.
b. Penyiapan data manakala transaksi dikonversi ke dalam format yang
dapat dibaca mesin untuk kemudian akan diinput dan diproses.
c. Data dalam format dokumen yang dapat dibaca mesin.
d. Data yang telah diproses sebelumnya yang ada dalam penyimpanan
sekunder.
input dan dapat pula menyimpan transaksi, pesan-pesan yang salah, format
dan lain-lain. Terminal intelligent juga dapat beroperasi secara offline,
menyiapkan, dan menyimpan catatan-catatan (records) untuk transmisi atau
pengiriman selanjutnya ke dalam komputer. Dumb terminal biasanya
merupakan jenis terminal yang tidak mempunyai kemampuan, baik dalam
pemrosesan maupun penyimpanan data. Dumb terminal hanya berfungsi
untuk mengirim dan menerima data, seluruh pemrosesan dilakukan oleh
komputer yang terhubung dengan terminal ini.
Penyiapan data dapat dilakukan, baik secara online maupun offline. Jenis
peralatan/perkakas input yang digunakan akan bervariasi sesuai dengan
kebutuhan dan perkembangan teknologi input. Menurut Kountur (1996:25)
sebagian besar sistem input tergantung pada alat pemasukan data langsung
(direct data entry) yang dapat dikategorikan ke dalam tiga jenis berikut ini.
Tabel 4.2
Alat dan Media Input dalam Personal Computer
Alat Media
Keyboard Tombol
Mouse Tombol
Diskdrive Diskette
Harddisk Drive Harddisk
Scanner Kertas
Pointer Monitor
Touch Screens Monitor
Tabel 4.3
Input Devices
Class Devices
Keying Devices: Punched Card Reader
Keyboard
Terminals
Pointing Devices: Mouse
Touch Screen
Light pen
Joystick
OCR Devices: Bar code scanner
Wand scanner
Optical mark reader
Optical character reader
Voice Recognizers: Voice Data Entry Terminal
MICR Devices: Magnetic Ink Character Reader
Other Devices: Automatic Teller Machine (ATM)
Digitisers
Cameras
Smart Cards
Telephone, etc.
2. Pemrosesan
Komponen pemrosesan utama dari sistem komputer adalah unit pusat
pengolahan atau yang biasa disebut sebagai CPU (Central Processing Unit).
Inti dari setiap konfigurasi komputer adalah unit pusat pengolahan (CPU).
CPU merupakan pusat dari seluruh aktivitas pemrosesan. Ini berarti bahwa
dalam CPU semua pemrosesan dikendalikan, semua data dimanipulasi,
perhitungan aritmatika dijalankan dan perbandingan logika dibuat. Secara
konseptual, sirkuit CPU dapat dibagi menjadi dua unit utama yaitu unit logis
ADPU4442/MODUL 4 4.11
3. Pengendalian
Unit yang menjalankan fungsi mengendalikan aktivitas di dalam CPU
disebut Unit Pengendali (control unit). Unit ini berfungsi menerjemahkan
berbagai program komputer dan mengirimkan berbagai arahan kepada
komponen-komponen lainnya dari sistem komputer untuk pengoperasian
yang perlu dijalankan.
4. Penyimpanan
Fungsi penyimpanan dari sistem komputer dijalankan oleh unit
penyimpanan utama (main memory) dan penyimpanan sekunder (secondary
storage/memory). Unit-unit ini menyimpan data dan program yang
dibutuhkan untuk pemrosesan data. Penyimpanan utama (main memory)
adalah alat penyimpan data dan instruksi yang berada di dalam CPU dan
tidak dapat dipindahkan. Beberapa fungsi khusus yang dilakukan
penyimpanan utama sebagai berikut.
a. Menyimpan semua data yang akan diproses.
b. Menyimpan data dan hasil selama tahapan di tengah-tengah pemrosesan.
c. Menangani data setelah pemrosesan hingga data tersebut ditransfer atau
dikirim ke peralatan output.
d. Menangani instruksi yang dibutuhkan untuk pemrosesan yang sedang
berjalan.
dari penyimpanan utama yang dikenal dengan istilah ROM (Read Only
Memory). ROM merupakan chip memori dengan akses acak yang bersifat
tidak mudah hilang dan digunakan untuk penyimpanan yang bersifat
permanen. Isi (content) dari ROM pada dasarnya dapat dibaca, akan tetapi
tidak dapat ditulis, dihapus atau ditambahkan.
Karena penyimpanan utama dari sistem komputer bersifat terbatas,
mudah hilang dan relatif mahal, penyimpanan sekunder menjadi sesuatu yang
penting (esensial) bagi setiap komputer untuk menyediakan penyimpanan
cadangan (back-up) dan oleh sebab itu, penyimpanan sekunder menjadi
suplemen (tambahan) penyimpanan utama. Penyimpanan sekunder atau
eksternal adalah media penyimpanan data, instruksi, dan informasi yang tidak
terpasang pada CPU, dan dapat dipindahkan. Jika komputer dimatikan maka
data, instruksi, dan informasi yang disimpan di dalam penyimpanan sekunder
tidak akan hilang. Contoh dari media penyimpanan sekunder antara lain
disket, magnetic disc, magnetic tape, optical disc, dan punch card.
5. Output
Output merupakan hasil pengolahan data dari sistem komputer. Perkakas
atau peralatan output dari sistem komputer mencakup unit tampilan visual
(Visual Display Unit), monitor, printer, unit respons audio, speaker, dan lain-
lain. Melalui berbagai peralatan ini, informasi disajikan atau dipresentasikan,
dengan menggunakan bahasa yang dapat dimengerti, kepada para pengguna
akhir. Jadi, peralatan output dapat digunakan untuk menampilkan
(menampakkan), menyimpan atau mencetak hasil pengolahan data. Peralatan
output pada dasarnya mengubah informasi elektronik yang dihasilkan sistem
komputer menjadi bentuk yang dapat dipresentasikan kepada pengguna
akhirnya.
Berdasarkan uraian tentang unsur-unsur dari sistem komputer (perangkat
keras komputer) di atas, dapat kiranya dipahami bahwa sebuah komputer
pada dasarnya menerima data, memproses data, menyimpan data, dan
menampilkan hasil dari pemrosesan data. Sebagaimana yang telah
diungkapkan sebelumnya, sebuah komputer menangkap data dari peralatan
input, memproses data tersebut dalam unit pengolahan pusat (CPU),
menyimpannya dalam memori (unit penyimpanan), dan menampilkan
hasilnya melalui peralatan output. Seperti layaknya manusia, memori
(penyimpanan) dari sistem komputer juga terbatas. Untuk alasan ini maka
komputer menyimpan data dan instruksi yang paling kritis (penting) pada
ADPU4442/MODUL 4 4.13
merupakan contoh lain dari alat atau komputer analog, ketika perubahan
kecepatan dari sebuah kendaraan mobil analog atau sama dengan perubahan
kecepatan yang ditunjukkan oleh jarum penunjuk pada speedometer.
Komputer analog digunakan juga untuk menyelesaikan persamaan
differensial.
pengolahan data yang tercepat. Untuk itu, dari segi harga komputer jenis ini
termasuk komputer yang termahal. Aplikasi dari jenis komputer ini dapat
ditemukan dalam bidang ilmiah, militer, dan program riset.
Pengelompokan jenis komputer mulai dari komputer mikro, mini,
mainframe, dan super, seperti yang telah dikemukakan di atas, dengan cepat
saat ini telah kehilangan maknanya seiring dengan berbagai kemajuan yang
terjadi dalam perkembangan teknologi komputer. Berdasarkan kinerjanya,
komputer mainframe pada masa lalu sudah menjadi komputer mikro untuk
saat ini. Dalam masa sekarang, klasifikasi komputer yang tradisional sedang
digantikan oleh adanya mesin client-server. Server tersebut pada dasarnya
akan menyajikan fungsi-fungsi yang canggih bagi sejumlah besar pengguna
dan perangkat keras klien yang diwakilkan dengan jaringan atau terminal di
mana para pengguna akan berinteraksi dengan server-nya.
a. Special-purpose computer
adalah komputer yang dirancang untuk menangani masalah-masalah
yang bersifat spesifik atau menangani tugas-tugas tertentu. Komputer jenis
ini mungkin canggih untuk bidang tertentu yang menjadi maksud
penggunaannya, namun tidak fleksibel dan tidak digunakan untuk maksud
penggunaan yang lainnya.
Contoh komputer jenis ini, antara lain adalah ATM yaitu digunakan
sebagai alat pembayar otomatis, di mana pengguna cukup memasukkan kartu
tertentu ke dalam mesin ATM dan menekan beberapa tombol maka mesin
ATM akan mengeluarkan sejumlah uang sesuai dengan yang diminta oleh
penggunanya.
b. General-purpose computer
Adalah komputer yang dirancang guna memenuhi bebagai kebutuhan
yang berbeda. Komputer jenis ini dapat digunakan untuk berbagai macam
aplikasi bisnis maupun ilmu pengetahuan. Contoh komputer ini adalah IBM
Personal Computer, Notebook Computer, dan Mainframe Computer.
4.18 Sistem Informasi ManaJemen
a. Tahap Mekanikal
Pada tahap ini, manusia mulai menggunakan mesin manual sebagai alat
bantu pengolahan data. Diawali dengan ditemukannya Pascal’s Machine
Arithmetique atau yang juga dikenal dengan nama The Pascaline, oleh
seorang ahli matematik dan filsafat dari Perancis yang bernama Blaise Pascal
(1623-1662). Dilanjutkan pada tahun 1777, Charles Mahon menciptakan
mesin logika yang pertama yang diberi nama Logic Demonstrator yang
mampu memecahkan problema numerik dalam bentuk logika dan
probabilitas.
Perubahan pertama yang cukup signifikan terlihat pada tahun 1804
ketika Joseph Marie Jacquard menemukan sebuah system punch card untuk
memantau benang pada mesin tenunnya. Selanjutnya, sekitar tahun 1833-an
Charles Babbage merancang kemampuan komputer pertama yang
menjalankan fungsi-fungsi aritmatika dasar, yang dikenal dengan nama
mesin Babbage’s Analytical Engine. Charles Babbage adalah seorang
profesor matematika dari Universitas Cambridge di Inggris. Pada
perkembangan berikutnya yaitu pada tahun 1854, teori aljabar Booelan
ditemukan oleh George S. Boole seorang ahli logika dari Inggris. Teori
tersebut pada akhirnya mendasari cara kerja sirkuit di dalam komputer.
b. Tahap Mekanik-Elektronik
Tahap ini diawali dengan penemuan mesin tabulasi kartu plong pada
tahun 1890-an sebagai mesin pertama yang bergerak secara mekanik-
elektronik dan lebih otomatis. Mesin tersebut ditemukan oleh Dr. Herman
Holerith yang bekerja sama dengan Biro Sensus Amerika Serikat untuk
mempercepat pengolahan data sensus. Sukses dengan mesin tersebut,
ADPU4442/MODUL 4 4.19
c. Tahap Elektronik
Tahap ini ditandai dengan penemuan komputer digital elektronik yang
pertama pada tahun 1942. Komputer tersebut merupakan komputer pertama
yang menggunakan tabung hampa udara dan dikenal dengan nama komputer
ABC (Atanasoff-Berry Computer). Penemunya adalah Profesor John V.
Atanasoff bersama asistennya Clifford Berry di IOWA State College.
Kemudian pada tahun 1944, professor Howard Aiken dari Harvard
University dengan dibantu para ahli teknik dari IBM menemukan suatu mesin
hitung otomatis yang diberi nama MARK I. Mesin ini berukuran raksasa
dengan tinggi sekitar delapan feet (kaki) dan panjang sekitar 55 feet.
Meskipun sudah elektronik, MARK I tidak digolongkan sebagai komputer
generasi pertama karena program yang terdapat pada komputer tersebut tidak
dapat tersimpan dalam memori. Berikut ini adalah penjelasan dari beberapa
generasi komputer.
Tabel 4.4
Comparison of Computer Generations
LAT IH A N
1) Saat ini Sistem Informasi Manajemen sudah menjadi suatu istilah yang
identik dengan Sistem Informasi Manajemen yang Berbasis teknologi
Komputer (CBMISs)? Jelaskan maksud pernyataan tersebut dan mengapa
demikian!
2) Kemukakan berbagai komponen dari sistem komputer dan jelaskan pula
fungsi-fungsi yang dijalankan oleh masing-masing komponen tersebut!
3) Uraikan secara rinci bagian-bagian dari Unit Pengolahan Pusat (Central
Processing Unit/CPU) dalam sistem komputer!
c) penyimpanan sekunder;
d) perhitungan, pengendalian, dan penyimpanan primer (Central
Processing Unit).
3) Mengenai bagian-bagian dari unit pengolahan pusat dalam sistem
komputer/CPU dapat Anda pelajari mengenai konsep kinerja CPU
tersebut. CPU merupakan pusat dari seluruh aktivitas pemrosesan. Ini
berarti bahwa dalam CPU semua pemrosesan dikendalikan, semua data
dimanipulasi, perhitungan aritmatika dijalankan dan perbandingan logika
dibuat. Secara konseptual, sirkuit CPU dapat dibagi menjadi dua unit
utama yaitu unit logis aritmatika dan unit pengendalian. Penjelasan
mengenai bagian dari unit pengolah tersebut Anda pelajari komponen
pemrosesan utama dari sistem komputer.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Sistem komputer pada dasarnya terdiri atas dua subsistem utama yaitu
perangkat keras (hardware) dan perangkat lunak (software) komputer.
Seperti yang telah dijelaskan dalam bagian sebelumnya, perangkat keras
komputer mencakup unit-unit fisik dari sistem komputer. Sementara
seperangkat instruksi yang terprogram (program) dari sistem komputer
dikenal dengan nama perangkat lunak komputer (computer software).
Adalah perangkat lunak komputer yang memungkinkan perangkat keras
komputer untuk menjalankan berbagai aktivitas dan membuat komputer
menjadi mesin yang serba guna.
Menurut Kumorotomo dan Margono (1998:35) perangkat lunak
(software) adalah serangkaian instruksi yang dapat dipahami oleh perangkat
keras pengolah data atau komputer sehingga perangkat keras itu dapat
melaksanakan pemrosesan data sesuai dengan yang dikehendaki. Orang
hanya akan dapat menggunakan sebuah sistem komputer untuk melakukan
pengolahan data tertentu apabila pekerjaan pengolahan data itu sendiri
diinstruksikan kepada komputer dengan perintah-perintah yang terjabar
dalam bahasa pemrograman.
Sedangkan Davis dan Olson (1993:66) mengartikan perangkat lunak
komputer sebagai seperangkat instruksi program yang mengarahkan
pengoperasian dari perangkat keras komputer. Seperangkat instruksi untuk
tugas yang spesifik disebut dengan istilah routine, sementara seperangkat
instruksi yang komplit atau lengkap untuk melaksanakan seperangkat tugas
yang berkaitan disebut sebuah program. Instruksi perangkat lunak komputer
diistilahkan pula dengan sebutan code. Dalam kepustakaan sistem informasi
manajemen, perangkat lunak komputer sering disamakan dengan bahasa
pemrograman (programming language). Sedangkan bahasa pemrograman itu
sendiri pada intinya berisi serangkaian aturan yang memungkinkan instruksi-
instruksi tertentu dapat dilaksanakan oleh komputer.
4.28 Sistem Informasi ManaJemen
Berikut ini gambaran umum atas berbagai jenis dan fungsi utama dari
perangkat lunak aplikasi dan perangkat lunak sistem yang tersedia bagi
pengguna akhir (O’Brien, 2005,155):
4.30 Sistem Informasi ManaJemen
Gambar 4.3
Gambaran Umum Perangkat Lunak Komputer
Application
System
Application Software Software
Software
Operating Programming
System Languages
Translators 4GLs
Utility System
Programmes Software
Hardware
Gambar 4.4
Relationship of Software dan Hardware
C. BAHASA PEMROGRAMAN
dapat mengerti bahasa mesin, seluruh program yang ditulis dalam bahasa
tingkat tinggi harus diterjemahkan ke dalam bahasa mesin. Terjemahan dari
program-program yang berbahasa tingkat tinggi ke dalam bahasa mesin
dikerjakan oleh penterjemah bahasa (language translator). Ada dua jenis
penerjemah bahasa yang biasanya digunakan yaitu compiler dan interpreters.
Compiler menerjemahkan keseluruhan teks dari program tingkat tinggi
dalam satu proses yang berkelanjutan, menciptakan program dengan kode
mesin yang lengkap. Program-program yang sudah disusun (dalam kode
mesin) tersebut kemudian dapat dijalankan secara mandiri (independent).
Sedangkan interpreters melaksanakan sebuah program satu kalimat dalam
satu waktu, mengubah setiap konstruksi tingkat tinggi ke dalam instruksi
mesin. Jadi, interpreters menerjemahkan dan melaksanakan instruksi yang
pertama kali sebelum menuju pada tahap yang kedua, compiler
menerjemahkan keseluruhan program sebelum dilaksanakan.
Yang perlu dicatat adalah bahwa bahasa tingkat tinggi kurang efisien
bila dibandingkan dengan bahasa mesin atau bahasa perakitan karena bahasa
tingkat tinggi membutuhkan lebih banyak waktu komputer untuk
menerjemahkan ke dalam instruksi mesin. Akan tetapi, di samping
keterbatasan di atas, bahasa tingkat tinggi juga mempunyai keunggulan
apabila dibandingkan dengan bahasa tingkat rendah sebagai berikut.
a. Mudah untuk mempelajari dan memahaminya.
b. Bahasa tingkat tinggi adalah bahasa yang tidak tergantung pada mesin
dan program-programnya ditulis dalam bahasa yang dapat dibawa ke
luar mesin.
c. Lebih sedikit terjadi kesalahan.
d. Mudah memodifikasi program.
Tabel 4.5
Perbandingan Ciri Bahasa Generasi Ketiga dan Keempat
Penarikan
(jumlah)
Hitung Cetak
Bunga laporan
bulanan
Saldo
Rekening
Terakhir
Lihat
Lihat Pemilik
Saldo
Penyimpanan
(jumlah)
Gambar 4.4.
Contoh dari Penggunaan OOP
LAT IH A N
sistem dan perangkat lunak aplikasi pada intinya saling berinteraksi dan
berkaitan erat satu dengan yang lainnya. Pelajari dan buka kembali
materi mengenai klasifikasi perangkat lunak komputer.
3) Beberapa program yang menggunakan tingkat pengkodean yang paling
rendah ini disebut dengan program bahasa mesin. Bahasa mesin
merupakan tingkat bahasa pemrograman yang paling dasar, yang sering
juga dikenal sebagai bahasa generasi pertama. Dalam tahap-tahap awal
dari pengembangan komputer, program-program harus ditulis dalam
bahasa mesin. Program-program semacam ini adalah program yang
tergantung mesin (machine-dependent) karena program-program tersebut
merupakan program khusus komputer. Untuk menjelaskan perbedaan
antara bahasa pemrogaman komputer generasi pertama dengan generasi
kedua, dan mengapa kedua generasi bahasa pemrogaman ini
dikategorikan sebagai bahasa pemrogaman tingkat rendah pelajari materi
mengenai, (a) bahasa mesin (machine language), bahasa perakitan
(assembly language), dan bahasa tingkat tinggi (high-level language).
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
5) Salah satu cirri dari bahasa generasi keempat sebagai perintah program
dalam komputer adalah ….
A. bersifat database-oriented
B. bersifat file oriented
C. dirancang untuk dipakai oleh para programmer profesional
D. semua alternatif harus dirumuskan
Daftar Pustaka
Drucker, Peter, F. 1954. Managing for Result. New York: Harper & Row.
PEN D AH U LU A N
Kegiatan Belajar 1
Pengurai Penerima
Pengirim Pembuat Saluran
Kode Kode
Gambar 5.1
Model Komunikasi Dasar
ADPU4442/MODUL 5 5.5
Saluran
(Media)
Gambar 5.2
Model Konseptual dari Sistem Komunikasi
Terminal
Modem Modem Komputer
Saluran
Gambar 5.3
Skema Dasar Komunikasi Data
Analog
Digital
1 01 1 0 0 1111
Gambar 5.4
Tipe-tipe dari Sinyal Elektronik
5.8 Sistem Informasi Manajemen
1) Twisted-Pair Wire
Metode twisted-pair wire adalah metode yang relatif tidak mahal, sudah
digunakan secara luas dan mudah untuk mengimplementasikannya.
Dengan demikian, keuntungan dari penggunaan media ini dalam suatu
jaringan komputer adalah kemudahan dalam membangun instalasi dan
relatif murah harganya. Selain itu, media ini juga banyak dikenal karena
telah banyak digunakan, khususnya sebagai kabel telepon. Namun, jarak
jangkau dan kecepatan transmisi data pada Twisted Pair relatif terbatas.
Di samping itu, media ini mudah terpengaruh oleh kebisingan (noise)
dan rentan atau mudah terkena interferensi elektris (gangguan listrik).
Twisted Pair terdiri atas pasangan kawat tembaga terisolasi yang dipilin
menjadi satu dengan ketebalan rata-rata satu milimeter. Kawat ini dijalin
dalam bentuk vertikal, yang merupakan bentuk yang digunakan untuk
mengurangi interferensi elektris terhadap pasangan yang sama yang
berdekatan.
2) Coaxial Cable
Coaxial Cable berisi kawat tembaga keras (kaku) sebagai intinya, di
mana sekelilingnya dilapisi dengan bahan penyekat. Pelapis ini dilapisi
lagi dengan konduktor elektris yang bentuknya seperti jalinan anyaman.
Kemudian konduktor sebelah luar ditutup dengan pelindung plastik yang
aman. Kabel jenis ini pada dasarnya dapat membawa lebih banyak data
dan tidak mudah terkena (sedikit rentan) terhadap interferensi elektris
(gangguan listrik).
Karena fitur-fitur yang dimiliki kabel coaxial tersebut maka kabel ini
dikenal sebagai kabel transmisi yang berkecepatan tinggi. Akan tetapi,
kabel ini lebih mahal dan relatif bersifat tidak fleksibel. Harga kabel
coaxial dapat lima belas kali lipat bila dibandingkan dengan kabel
twisted pair. Coaxial cables sering digunakan pada TV kabel dan untuk
koneksi (hubungan) jarak pendek antara komputer dan peralatan
pheriferal.
5.10 Sistem Informasi Manajemen
Kabel jenis serat optik tidak terpengaruh oleh adanya kebisingan (noise).
Karena aliran listrik dan magnet tidak berinferensi dengan cahaya dan tidak
dapat disadap karena tidak memiliki jenis konektor untuk membuat
percabangan di tengah-tengah kabel. Melalui medium cahaya, pengiriman
data per satuan waktu lebih banyak daripada medium sinyal listrik. Kabel
serat optik menyediakan transmisi dengan kecepatan tinggi dan kapasitas
membawa data yang lebih besar bila dibandingkan dengan kabel coaxial.
Kabel serat optik yang berdiameter setengah inchi mampu membawa lebih
dari limapuluh ribu (50.000) saluran dibandingkan dengan kabel coaxial yang
hanya mampu membawa lima ribu lima ratus (5.500) saluran.
Di samping memiliki beberapa keunggulan dibandingkan dengan kabel
coaxial, seperti yang telah dikemukakan di atas, jenis kabel serat optik ini
juga mempunyai beberapa kelemahan, antara lain harganya yang sangat
mahal, kesulitan dalam penyambungan kabel untuk membuat hubungan, sulit
dalam pemasangan instalasi, dan teknologinya yang masih dalam
perkembangan.
Namun demikian, berkenaan dengan adanya beberapa keunggulan dari
kabel serat optik maka kabel jenis ini telah digunakan secara luas (ekstensif)
dalam jaringan telepon, dan sangat mendukung pembangunan backbone
jaringan. Selain dapat mencapai jarak transmisi data yang sangat jauh, kabel
ini juga tidak mudah disadap dan tidak mudah mengalami gangguan.
Gambaran dari instalasi kabel serat optik dapat diilustrasikan seperti gambar
di bawah ini.
ADPU4442/MODUL 5 5.11
Fiber
Tranceiver
750 m
Gambar 5.5
Instalasi Kabel Serat Optik
memungkinkan untuk ditarik kabel. Jaringan tanpa kabel juga cocok untuk
bangunan yang sudah terlanjur jadi, tetapi pada bangunan itu belum tersedia
jalur kabel untuk pembangunan jaringan. Dibandingkan harus melakukan
bongkar pasang dinding, atap dan lantai bangunan maka jaringan tanpa kabel
dapat menjadi solusi yang mudah dan praktis.
Kedua, teknologi jaringan wireless menjadi solusi untuk para pebisnis
yang memiliki mobilitas tinggi sehingga di manapun mereka berada dapat
melakukan kontak dan dapat mengirimkan data ke perusahaannya. Ketiga,
teknologi ini sangat cocok untuk penggunaan, seperti di area pameran atau
ruang pamer yang pemasangannya hanya dalam beberapa waktu dan tidak
bersifat permanen. Selain itu, lebih mudah untuk melakukan perawatan
terhadap jaringan wireless ini. Tidak ada bundel kabel yang harus dideteksi
satu per satu bilamana terjadi koneksi antar terminal atau segmen jaringan,
seorang instalator hanya perlu melakukan pengecekan terhadap pemancar
gelombang dan accespoint yang digunakan.
Meskipun tampak menjanjikan, khususnya dalam menjawab persoalan
lokasi, jaringan wireless (tanpa kabel) ini juga memiliki sejumlah kelemahan,
antara lain: transfer data lebih kecil daripada jaringan kabel, keamanan data
masih belum sepenuhnya terjamin karena masih dimungkinkan dilakukan
penyadapan, sulitnya proses instalasi sehingga membutuhkan para ahli di
bidang elektronika yang umumnya jumlah ahli di bidang tersebut masih
sangat terbatas karena jaringan komputer wireless masih kurang dipahami
oleh masyarakat pengguna jaringan. Dengan demikian, belum banyak sumber
daya manusia yang menguasai teknologi ini.
Di samping itu, peralatan dan periferal yang digunakan serta biaya
instalasi jaringan wireless masih sangat mahal. Jaringan wireless ini juga
masih mudah mengalami gangguan sehingga kemungkinan kehilangan data
cenderung cukup besar. Gangguan-gangguan tersebut, antara lain karena
pergeseran sudut pancar satelit, udara panas yang dapat membelokkan
pemancaran sinar laser, dan medan elektromagnetik yang terganggu karena
adanya hujan dan guntur.
Walaupun cukup banyak kendala atau keterbatasan yang dimiliki oleh
saluran komunikasi tanpa kabel (Wireless Lines), namun perkembangan
wireless di masa depan tetap memiliki prospek yang cerah karena para ahli
dan perusahaan telekomunikasi telah mengonsentrasikan penelitiannya untuk
pengembangan sistem ini di masa yang akan datang. Bahasan selanjutnya
akan menjelaskan beberapa tipe dari saluran komunikasi wireless ini.
ADPU4442/MODUL 5 5.13
bumi, dan tiga buah satelit dapat menjangkau semua permukaan bumi.
Suatu satelit memperkuat dan mengirimkan kembali sinyal-sinyal ke
beberapa stasiun bumi lain yang mungkin berada pada jarak yang sangat
jauh.
Saat kini, sudah mulai dikembangkan satelit dengan orbit rendah. Satelit
orbit bumi rendah dan menengah dirancang untuk menyediakan
beberapa fungsi, antara lain satu nomor layanan ponsel di manapun di
dunia, kecepatan tinggi, akses internet bandwith tinggi, jalur kendaraan,
kapasitas pengiriman pesan global, dan layanan telekomunikasi jarak
jauh.
3) Radio
Jaringan wireless jenis ini semakin diminati, apalagi dengan
dikembangkannya sistem komunikasi seluler yang memungkinkan
dilakukannya komunikasi telepon dengan mobilitas gerak yang tinggi.
Jaringan wireless melalui media radio digunakan untuk menghubungkan
komputer-komputer dengan peralatan periferal atau komputer-komputer
dan jaringan lokal (Local Area Network/LAN). Melalui saluran atau
media komunikasi ini seperti media elektromagnetik yang lainnya,
memiliki seluruh keuntungan, salah satunya adalah media atau saluran
ini bebas dari keterbatasan yang terkait dengan rentan terhadap (mudah
terkena) interferensi elektris (gangguan listrik).
a. Bandwidth
Bandwidth dari suatu saluran komunikasi menunjukkan kapasitas dari
saluran komunikasi tersebut untuk mengirimkan data. Sementara Davis
(1993:85) mengartikan bandwith sebagai kisaran dari frekuensi yang
ditetapkan untuk suatu saluran komunikasi. Kapasitas itu sendiri
diekspresikan dalam ukuran ’bit per detik’ (bit per second/bps).
Umumnya wideband atau kisaran frekuensi yang lebih besar
memungkinkan data yang lebih banyak dikirimkan per satuan waktu
dibandingkan dengan narrowband. Bandwidth kadangkala merujuk pula pada
ukuran kecepatan transmisi (pengiriman) dari saluran komunikasi. Kapasitas
ADPU4442/MODUL 5 5.15
Tabel 5.1
Kecepatan dan Bandwidth Saluran Komunikasi
b. Synchronisation
Ketentuan mendasar di dalam komunikasi data digital adalah bahwa
penerima (receiver) harus mengetahui saat mulai (starting time) dan durasi
penerimaan dari setiap bit data yang diterimanya. Jadi, penerima harus
mengetahui waktu penerimaan bit pertama dan periode urutan bit.
Umumnya, ada dua teknik untuk memenuhi ketentuan tersebut yaitu
asynchronous dan synchronous. Transmisi asynchronous merupakan teknik
yang paling awal dan paling sederhana untuk mengetahui waktu awal dan
5.16 Sistem Informasi Manajemen
d. Transmission Modes
Dalam proses komunikasi, data dapat mengalir dalam salah satu dari tiga
modus operasi atau arah yaitu simplex, half duplex, dan full duplex. Simplex
Channel menggunakan satu sirkuit hanya dalam satu arah sehingga
memungkinkan data dikirim hanya dalam satu arah, apakah hanya untuk
mengirim atau hanya menerima saja. Sebagai contoh: siaran televisi atau
radio. Jadi, dalam simplex proses komunikasi hanya berlangsung dalam satu
arah. Modus operasi ini relatif jarang digunakan.
Seperti saluran Simplex, saluran HalfDuplex juga menggunakan hanya
satu sirkuit, tetapi untuk digunakan dalam dua arah, manakala hanya satu
arah untuk satu waktu. Jadi, saluran ini memungkinkan data untuk dikirim
dalam salah satu arah, tetapi hanya satu arah dalam satu waktu. Untuk
memberikan tanggapan balik (response back) kepada terminal sumber, jalur
5.18 Sistem Informasi Manajemen
Sumber Tujuan
Transmisi Simplex
Sumber Tujuan
Transmisi Half-Duplex
Sumber Tujuan
Transmisi Full-Duplex
Gambar 5.6
Modus Transmisi (Transmission Modes)
ADPU4442/MODUL 5 5.19
LAT IH A N
R A NG KU M AN
komunikasi dalam dua arah, ketika hanya satu arah untuk satu waktu.
Sedangkan dalam Full-Duplex Transmission digunakan dua sirkuit untuk
transmisi data, ketika proses komunikasi dapat berlangsung dalam dua
arah pada satu waktu yang sama (bersamaan).
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Cluster
Control
Unit
Terminal
Jenis lain
Saluran
Modem Multiplexer
Front-end
Processor Host
Computer
Gambar 5.7
Jaringan Komunikasi Data yang Diperluas
1. Terminal
Perkakas atau peralatan di dalam jaringan komputer yang berfungsi
untuk mengirim, menerima, mengubah, atau memverifikasi data disebut
dengan istilah terminal atau lebih spesifik lagi dikenal sebagai terminal akses
5.26 Sistem Informasi Manajemen
VDU V
VDU CPU
Keyboard K
Keyboard
Gambar 5.8
Dumb Terminal dan Intelligent Terminal
2. Host
Host merupakan suatu mesin komputer yang berfungsi sebagai
pengendali di dalam suatu jaringan komunikasi data. Dalam hal ini, Host
berperan sebagai komputer induk. Komputer Host biasanya berupa sebuah
komputer mainframe atau dapat pula berupa komputer mini (mini computer).
Dengan semakin berkembangnya teknologi perangkat keras komputer,
batas-batas antara komputer mini dan komputer mikro (Personal Computer-
PC) menjadi semakin tidak jelas (kabur). Kini semakin banyak komputer
yang kapasitasnya setara dengan komputer mini atau bahkan dengan
mainframe computer tetapi dengan ukuran dan bentuk masuk ke dalam
kategori PC.
3. Modem
Sebagian besar sistem komunikasi, seperti sistem telepon publik
dirancang untuk membawa sinyal-sinyal suara (voiceor sound signals) dalam
suatu format analog. Seperti yang telah dijelaskan pada modul sebelumnya,
bahwa perkakas/sistem komputer dapat dibedakan menjadi dua, yaitu:
komputer analog dan komputer digital. Demikian pula data yang diolah dapat
dibedakan menjadi data analog dan data digital. Untuk mengirimkan data
atau informasi digital melalui saluran komunikasi, maka yang pertama
dilakukan adalah harus mengubah data/informasi digital tersebut ke dalam
sebuah pola gelombang analog.
Konversi atau pengubahan dari digital menjadi analog dikenal dengan
sebutan modulation (modulasi), dan sebaliknya proses konversi dari analog
menjadi digital disebut demodulation (demodulasi). Jadi, modulasi adalah
proses pengubahan data menjadi bentuk yang sesuai dengan media
pengirimannya, dalam hal ini dari data digital menjadi data analog,
sedangkan demodulasi adalah proses kebalikannya.
Peralatan atau sarana untuk mengirimkan data digital melalui saluran
komunikasi analog dengan cara mengubah sinyal digital menjadi sinyal
analog atau sebaliknya disebut modem. Modem merupakan singkatan
Modulator-Demodulator, hal ini dikarenakan proses pengiriman atau
penerimaan data dilakukan melalui proses modulasi dan demodulasi. Ilustrasi
dari penggunaan modem dalam proses transmisi data analog ditunjukkan
pada gambar di bawah ini.
ADPU4442/MODUL 5 5.29
Gambar 5.9.
Penggunaan Modem dengan Transmisi Analog
4. Multiplexer
Saat beberapa terminal harus berbagi satu saluran pada saat yang sama,
maka multiplexer dapat ditambahkan pada tiap ujung. Multiplexer adalah
sebuah perangkat komunikasi elektronik yang memungkinkan sebuah saluran
komunikasi tunggal untuk membawa data secara serentak dari beberapa
terminal. Multiplexer merupakan suatu alat yang memungkinkan pengiriman
dan penerimaan beberapa pesan dilakukan secara simultan. Jadi, multiplexer
merupakan prosesor komunikasi yang memungkinkan satu saluran
komunikasi tunggal dapat dibagikan kepada sejumlah peralatan atau
melakukan transmisi data secara simultan dari banyak terminal.
Maksud dari penggunaan multiplexer ini adalah untuk mengurangi biaya
dalam komunikasi data dengan membuatnya menjadi lebih efisien. Menurut
McLeod (1996:347) penambahan multiplexer tersebut berdampak seperti
mengubah satu jalur menjadi jalan bebas hambatan dengan beberapa jalur.
Secara umum, multiplexer menggabungkan transmisi dari beberapa terminal
pada satu ujung sebuah saluran/jalur komunikasi, sementara satu unit yang
sama memisahkan transmisi individual pada ujung penerimaan.
6. Concentrator
Sebuah concentrator merupakan juga peralatan komunikasi data
elektronik lainnya yang membantu mengonsentrasikan seperangkat terminal
pada suatu lokasi. Concentrator pada dasarnya memiliki kecerdasan prosesor
mikro (microprocessor intelligence), perangkat lunak komunikasi yang
tersimpan (stores communications software) dan buffer storage. Dengan
demikian, concentrator dapat disebut sebagai sebuah komputer kecil yang
melakukan fungsi yang mirip dengan multiplexer, di samping menjalankan
fungsi-fungsi lainnya, seperti fungsi-fungsi yang terkait dengan validasi data,
memformat data, backup data, dan sebagainya.
5.32 Sistem Informasi Manajemen
7. Front-End Processor
Sebuah Front-End Processor merupakan sebuah komputer khusus, yang
ditujukan untuk menangani fungsi-fungsi pengendalian komunikasi data bagi
sistem komputer yang berukuran besar. Fungsi-fungsi pengendalian tersebut
mencakup pengkodean data (data coding), decoding, deteksi kesalahan, dan
pemulihan (recovery), pencatatan/perekaman (recording), pemrosesan dan
penterjemahan dari pengendalian informasi, temporary buffer storage dan
lain sebagainya. Front-End Processor menangani lalu lintas komunikasi data
yang masuk dan keluar bagi komputer host. Kedua komputer tersebut dapat
berupa komputer dalam jenis apapun juga, tetapi konfigurasi yang umum,
terdiri dari jenis komputer mini khusus yang berfungsi sebagai front-end
processor dan sebuah komputer mainframe yang menjadi komputer host-nya.
Sebuah front-end processor sesungguhnya dapat menghubungi terminal-
terminal yang jaraknya jauh untuk menentukan jika terminal-terminal
tersebut mempunyai sebuah pesan untuk dikirim atau siap untuk menerima
sebuah pesan. Selain itu, front-end processor juga bertanggung jawab untuk
mengendalikan akses ke dalam jaringan, menetapkan prioritas pesan,
mencatat semua aktivitas komunikasi data, menghitung statistik pada
aktivitas jaringan dan mengirimkan kembali pesan-pesan di antara berbagai
alternatif jaringan komunikasi. Dengan demikian, front-end processor dapat
mengurangi beban komputer host dari fungsi-fungsi pengendalian
komunikasi data dengan menyediakan waktu pengolahan tambahan di atas 30
persen. Gambar 5.10 mengilustrasikan penggunaan dari sebuah front-end
processor.
ADPU4442/MODUL 5 5.33
Main
Computer
front-end
processor
Multiplexer
Other Remote Devices
Multiplexer
Gambar 5.10.
Penggunaan Front-End Processor
a. Topologi Bus
Pada topologi bus, jaringan komunikasi dapat diibaratkan sebagai sebuah
medium transmisi dan semua terminal (workstation) terhubung ke jalur
komunikasi tersebut. Data yang hendak dikirim disalurkan melalui semua
terminal pada sebuah jalur linier. Jika alamat terminal sesuai dengan alamat
pada informasi yang dikirim, informasi tersebut akan diterima dan diproses.
Jika tidak, informasi tersebut akan diabaikan dan diteruskan ke terminal
berikutnya. Secara skematis, jaringan komunikasi yang menggunakan
topologi bus tersebut dapat digambarkan sebagai berikut.
ADPU4442/MODUL 5 5.37
Node
3) Kinerja jaringan tergantung pada kinerja terminal, bila ada terminal yang
mati maka operasional jaringan akan terganggu.
b. Topologi Ring
Dalam jaringan komunikasi dengan topologi ring, titik-titik atau simpul-
simpul (nodes) diorganisir dan diatur dalam bentuk lingkaran (cincin). Pada
jaringan ini, transmisi data bergerak dari satu titik ke titik lainnya dalam satu
arah yang telah ditentukan. Setiap terminal atau titik atau simpul pada
topologi ring dihubungkan secara langsung ke terminal lainnya sehingga
hubungan antar komputer membentuk sebuah lingkaran (cincin). Jaringan
cincin (ring) mengikat prosesor komputer lokal dalam cincin dengan dasar
yang lebih setara.
Data yang dikirim akan diperiksa alamatnya oleh terminal yang dilewati
data tersebut. Jika data tersebut bukan untuk terminal itu maka data akan
dialirkan lagi sampai menemukan alamat terminal yang dimaksud. Setiap
terminal dalam topologi ini akan saling tergantung sehingga kerusakan pada
satu terminal saja akan mengganggu atau melumpuhkan seluruh jaringan. Hal
ini menjadi salah satu kelemahan dari topologi ring. Kelemahan lain dari
topologi ini seperti berikut.
1) Penambahan atau pengurangan terminal sangat sulit.
2) Perlu mekanisme deteksi kesalahan yang lebih canggih.
3) Kurang kondusif untuk pengiriman data melalui multimedia.
Node
Gambar 5.12.
Topologi Ring
c. Topologi Star
Jaringan komunikasi dengan topologi star memiliki sebuah simpul pusat
atau terminal induk yang berfungsi sebagai pengatur dan pengendali
keseluruhan komunikasi data yang berlangsung dalam jaringan. Terminal-
terminal yang lain dihubungkan dengan terminal induk dan pengiriman data
dilakukan melalui terminal induk. Dengan demikian, jaringan bintang (star)
mengikat komputer pemakai akhir ke satu komputer pusat.
Dalam topologi star, semua pesan melewati komputer induk atau
komputer pusat dari mana pesan-pesan tersebut akan dialihkan ke terminal
atau simpul yang diinginkan. Proses pengalihan (switching) pesan-pesan dari
simpul pusat ke simpulnya masing-masing dikenal dengan istilah message
switching (pengalihan pesan). Untuk terminal induk atau terminal pusat
biasanya digunakan komputer PC yang berkapasitas besar, komputer mini
atau komputer mainframe.
Seperti juga topologi-topologi jaringan lainnya, topologi star mempunyai
keunggulan dan kelemahan. Keuntungan atau keunggulan dari topologi star,
seperti berikut.
1) Mudah dikembangkan.
2) Keandalannya tertinggi bila dibandingkan dengan topologi yang lain.
3) Akses ke jaringan komputer yang lain lebih mudah.
4) Keamanan (security) data tinggi.
5.40 Sistem Informasi Manajemen
Node
Gambar 5.13
Topologi Star
Gambar 5.14.
A Typical Local Area Network
Server/Workstation
Hardisk
Printer
Gambar 5.15.
Model Jaringan Peer-to-Peer
komputer skala luas dewasa ini adalah jaringan internet. Jaringan skala luas
ini memiliki kecepatan transfer data secara umum masih di bawah 1 Mbps.
Berikut gambaran dari Wide Area Network atau jaringan komputer skala luas:
Gambar 5.16
Jaringan Komputer Skala Luas (WAN)
Gambar 5.17
Jaringan Komputer Metropolitan
ke dalam satu lokasi (tersentral), dan dapat juga tersebar, sehingga kekuatan
(power) dapat didistribusikan untuk berbagai lokasi yang berbeda. Terdapat
sejumlah variasi sistem terdistribusi tergantung pada pendistribusian
perangkat keras dan data, di antaranya adalah dengan menggunakan:
a. Sistem komputer yang terpisah dalam setiap lokasi, di mana setiap
sistem memiliki data sendiri, sistem saling berbagi data dan sistem
berbagi data yang dikelola oleh sebuah komputer yang sudah didesain
untuk melakukan fungsi tersebut.
b. Komputer pusat dengan:
1) Perangkat input/output pada lokasi lain yang terhubung dengan
komputer pusat.
2) Penyiapan data dan peralatan pemasukan data pada lokasi lain.
Gambar 5.18
Database Terdistribusi yang Menggunakan Hierarki Pemrosesan
1. Faksimili (Facsimile)
Faksimili, yang populernya dikenal dengan sebutan faks, memungkinkan
seorang pengguna untuk mentransmisikan atau mengirimkan gambar
dokumen melalui saluran komunikasi. Mesin ini dapat pula disebut sebagai
penyalin (mesin copy) jarak jauh. Umumnya, sebuah mesin faks yang berada
pada suatu lokasi mengirimkan kepada mesin faks lain yang berada pada
lokasi yang berbeda, di mana kedua unit mesin faks tersebut dihubungkan
dengan memanfaatkan modem internal yang berkecepatan tinggi.
3. Video-Conferencing
Teknik ini memungkinkan dua orang atau lebih untuk melakukan
komunikasi tatap muka (facetoface) dalam suatu kelompok yang terpisah
melalui jarak yang jauh. Video-Conferencing pada prinsipnya membantu atau
memfasilitasi pertemuan-pertemuan atau konferensi-konferensi tanpa harus
melakukan perjalanan yang membutuhkan pengeluaran biaya maupun waktu.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
2) Istilah terminal atau lebih spesifik lagi dikenal sebagai terminal akses
(workstation) adalah peralatan di dalam jaringan komputer yang
berfungsi untuk ....
A. memperbaiki sistem yang tidak dapat beroperasi dengan baik
B. mencetak dokumen/file
C. menginput data
D. mengirim, menerima, mengubah atau memverifikasi data
Daftar Pustaka
Drucker, Peter, F. 1954. Managing for Result. New York: Harper & Row.
PEN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
Unsur penting lainnya yang juga harus diperhatikan oleh para manajer,
baik dalam organisasi publik maupun bisnis, adalah penyesuaian atau
adaptabilitas organisasi terhadap sistem pengolahan data yang modern.
Adaptabilitas merupakan tuntutan bagi organisasi modern mengingat bahwa
teknologi database mutakhir memungkinkan pengolahan data secara lebih
ADPU4442/MODUL 6 6.7
efisien dan sistematis dengan perubahan struktur yang tidak terlalu besar.
(Kumorotomo dan Margono, 1998:326).
Untuk membantu agar organisasi dapat lebih mudah dan cepat dalam
melakukan adaptabilitas terhadap perubahan dan perkembangan teknologi
database maka sekarang ini sudah terdapat kecenderungan program-program
database dan bahasa pemrograman didesain dalam bentuk yang lebih dekat
kepada unsur manusia sebagai pemakai data (user-friendly) dan
ketergantungan kepada mesin komputer semakin berkurang (machine-
independent). Dengan perangkat database yang user-friendly dan machine-
independent tersebut, manajemen organisasi tentunya akan lebih lincah dan
tanggap dalam melaksanakan pemberian pelayanan kepada para pelanggan
dan stakeholder-nya.
B. HIRARKI DATA
Data Item
Record
File
Database
Gambar 6.1
Hirarki Data
Data item adalah unit data yang terkecil yang tidak dapat dibagi lagi
menjadi unit yang berarti. Setiap atribut dari sebuah entitas dalam
penyimpanan diwakilkan oleh sebuah data item. Sebagai contoh: dalam
record (catatan) gaji, data item (elemen data) dapat berupa nama pegawai,
nomor pegawai, nomor jaminan sosial, upah per jam, dan jumlah tanggungan.
Sebuah data item (elemen data) merupakan unit yang paling dasar
(elementary unit) dalam penyimpanan data. Elemen data (data item) biasanya
dikelompokkan bersama untuk menjelaskan sebuah entitas. Setiap data item
dalam kelompok sama atau berhubungan dengan satu atribut dari entitas.
Kadangkala data item disebut pula dengan istilah ’field’.
Entitas itu sendiri adalah segala sesuatu yang akan dikumpulkan datanya.
Menurut Goyal (2003:173) entitas (entity) adalah sesuatu yang bagi
pengguna (user) menarik untuk dikumpulkan dan disimpan datanya. Entitas
dapat berupa objek yang tangible (berwujud atau terlihat) seperti: pegawai,
sebuah tempat atau lokasi, dan sebagainya. Entitas dapat pula berupa sesuatu
yang tidak berwujud (non-tangible) seperti peristiwa, nama jabatan, rekening
nasabah, pusat laba, atau sebuah konsep yang abstrak. Sebagai contohnya
adalah mahasiswa dalam suatu kelas mata kuliah merupakan salah satu jenis
dari suatu entitas yang akan dikumpulkan datanya. Sementara, tugas dari
mata kuliah merupakan bentuk entitas lainnya karena mengerjakan suatu
tugas merupakan sebuah peristiwa bagi seorang mahasiswa.
Sebuah entitas umumnya memiliki sejumlah atribut. Jadi, atribut adalah
karakteristik yang menarik dari sebuah entitas. Agar dapat mengetahui
sebuah entitas, seorang pengguna harus mengumpulkan data tentang berbagai
karakteristik atau atribut dari entitas tersebut. Misalnya, seorang profesor
tertarik pada beberapa atribut dari mahasiswa di kelasnya yaitu nama
mahasiswa, nomor pokok mahasiswa, alamat, peminatan utama (major), dan
sebagainya. Atribut-atribut tersebut pada dasarnya sama untuk setiap
mahasiswa, akan tetapi nilai dari atribut-atribut tersebut untuk setiap
mahasiswa adalah berbeda. Untuk lebih memperjelas pemahaman terhadap
konsep atribut dan entitas, berikut ini akan diberikan contoh penggunaan
kedua konsep tersebut.
6.10 Sistem Informasi Manajemen
Gambar 6.2
Konsep dari Entitas dan Atribut
Contoh
Hirarki
Course File
Sapna MBA-1 IT
Gambar 6.3
Contoh Hierarki Data
Data merupakan sumber daya yang penting bagi organisasi, untuk itu
data perlu dikelola dengan baik. Sebagaimana yang telah dikemukakan dalam
bagian sebelumnya, bahwa proses pengelolaan data dikenal dengan istilah
manajemen data. Salah satu kegiatan yang tercakup dalam manajemen data
adalah kegiatan penyimpanan data. Pada dasarnya, terdapat dua jenis
penyimpanan data dalam sistem komputer yaitu penyimpanan primer
(primary storage/primary memory) dan penyimpanan sekunder (secondary
storage).
Penyimpanan utama atau primer dalam sistem komputer menyediakan
penyimpanan yang dapat diakses secara cepat. Selain itu, program-program
yang sedang digunakan dan rekaman (catatan) data yang sedang diproses
oleh komputer disimpan pula dalam penyimpanan primer. Karena
penyimpanan primer umumnya mahal dan hanya sejumlah data yang terbatas
yang dapat digunakan secara efisien oleh komputer maka file dan database
yang besar lazimnya disimpan dalam peralatan penyimpanan sekunder.
Untuk itu, keberadaan dari penyimpanan sekunder telah menggeser fungsi
penyimpanan primer yang hanya menampung data dalam jumlah kecil pada
saat pemrosesan dalam sistem komputer. Semua komputer umumnya
memiliki penyimpanan sekunder untuk melengkapi penyimpanan primer
yang berada di dalam CPU.
Terdapat dua jenis penyimpanan sekunder yang utama yaitu
penyimpanan secara berurutan (sequential storage) dan penyimpanan akses
langsung (direct access storage). Berkaitan dengan kedua jenis penyimpanan
sekunder tersebut maka perangkat penyimpanan sekunder secara fisik yang
paling banyak dan secara luas digunakan adalah pita magnetik (magnetic
tape) dan piringan magnetik (magnetic disks). Kedua jenis perangkat
(peralatan) penyimpanan sekunder tersebut digunakan, baik pada komputer
berskala besar maupun pada komputer mikro, walaupun ada perbedaan dalam
kecepatan, kapasitas dan teknologinya secara spesifik.
Teknologi pita dan piringan (disket) pada dasarnya mewakili dua jenis
mekanisme akses fisik yang berbeda dalam penyimpanan sekunder yaitu
mekanisme akses berurutan (sequential/serial access) dan akses langsung
(direct access). Perangkat akses langsung seperti disket, mendukung beragam
penyimpanan fisik dan struktur akses. Sementara, pita magnetik lebih efisien
digunakan untuk mendukung pengorganisasian file dan akses yang berurutan.
6.14 Sistem Informasi Manajemen
Tabel 6.1
Perbedaan Teknologi Piringan dengan Pita Magnetik
diproses pertama, data kedua diproses kedua, dan seterusnya sampai akhir file
itu tercapai. (Mc.Leod, 1996:312).
Sebagian media penyimpanan komputer umumnya hanya dapat
memproses data yang disusun secara berurutan. File pita magnetik dan
punched card yang digunakan oleh komputer generasi pertama pada dasarnya
bersifat berurutan. File punched card telah menghilang, tetapi pita magnetik
masih tetap digunakan.
Magnetic tape (pita magnetik) sering diistilahkan sebagai perangkat
akses berurutan karena rekaman (catatan) yang telah disimpan tidak dapat
dibaca sampai rekaman (catatan) yang mendahuluinya dalam media
penyimpanan telah selesai dibaca. Dalam pita magnetik, rata-rata waktu yang
dibutuhkan untuk menjangkau atau mengakses suatu catatan (rekaman)
tertentu secara acak adalah kurang lebih setengah kali waktu yang diperlukan
untuk membaca file secara keseluruhan karena rata-rata separuh dari catatan
(rekaman) harus dibaca. Pengaksesan catatan dalam susunan secara acak
adalah tidak efisien. Oleh sebab itu, file dalam media penyimpanan pita
magnetik biasanya disusun dan diolah secara berurutan. Dengan kata lain,
pita magnetik dapat diterima untuk aplikasi dengan susunan catatan yang
berurutan dalam rangka pemrosesan data.
McLeod (1996:314) mengungkapkan tiga fungsi penggunaan pita
magnetik. Pertama, pita magnetik sangat cocok untuk digunakan sebagai
medium penyimpanan historis. Perusahaan dapat menyimpan data pada
pita dan menyimpan pita tersebut sebagai catatan kegiatan bisnis. Selain itu,
pita magnetik juga digunakan sebagi file backup dari file induk (master file)
yang tertulis pada alat penyimpanan akses langsung. File backup dapat
digunakan jika terjadi sesuatu pada master file akses langsung.
Kedua, Pita magnetik dapat pula berfungsi sebagai medium input.
Sebagian cash register di toko eceran menyertakan unit pita magnetik yang
mencatat data saat penjualan terjadi. Setelah toko tutup, komputer sentral,
mungkin di kota lain, secara otomatis mengambil data dari pita itu. Akhirnya,
pita magnetik dapat berfungsi sebagai medium komunikasi yang dapat
dikirimkan melalui pos.
Data
Transaksi
Memasukkan
Langkah 1 Data
Transaksi
Memperbaharui
Langkah 2 Master File Master
File
Gambar 6.4
Memperbaharui File DASD
Teknologi DASD yang terbilang cukup baru yang berpeluang terbaik untuk
ditetapkan sebagai medium penyimpanan sekunder adalah piringan optik
(optical disk). Suatu piringan optik, juga sering disebut laser disk atau
compact disk (CD) yang menggambarkan data dengan kombinasi goresan-
goresan halus di atas permukaan piringan yang diciptakan oleh sinar laser.
Kunci agar piringan optik dapat menggantikan piringan magnetik adalah
waktu akses. Namun, sebelum peningkatan kecepatan itu tercapai,
perusahaan akan menggunakan piringan optik bersama-sama dengan piringan
magnetik. Data yang kurang aktif akan disimpan dalam unit-unit piringan
optik dan data yang lebih aktif akan disimpan dalam penyimpanan piringan
magnetik untuk akses yang cepat.
LAT IH A N
1) Jelaskan mengapa data dianggap sebagai sumber daya yang sangat vital
dalam sistem informasi organisasi!
2) Gambarkan dan jelaskan struktur dari hierarki data dalam era database!
3) Coba Anda jelaskan, bandingkan dan bedakan pasangan istilah di bawah
ini:
a) File dan Database.
b) Primary dan Secondary Storage.
c) Tape dan Disk Storage.
1) Untuk menjawab mengapa data sebagai sumber daya yang sangat vital
dalam sistem informasi organisasi, Anda pelajari kembali hierarki
database dan perangkat penyimpanan data fisik. Data sebagai komponen
penting dalam organisasi berfungsi sebagai informasi akurat bagi
organisasi sebagai bahan perencanaan maupun keputusan-keputusan
penting. Tanpa data yang akurat maka sebuah organisasi akan kerdil.
Dengan memahami posisi data inilah sumber daya yang vital bagi
organisasi ini akan terus diperbaharui bersamaan dengan teknologi yang
ADPU4442/MODUL 6 6.19
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
2) Unit data yang terkecil yang tidak dapat dibagi lagi menjadi unit yang
berarti dikenal dengan istilah ....
A. entity
B. file
C. data item
D. record
10) Pita magnetik (magnetic tape) sangat efektif untuk fungsi-fungsi sebagai
berikut, kecuali ….
A. penyimpanan historis
B. penyimpanan data yang sangat aktif
C. penyimpanan file back up
D. media input dan komunikasi
Kegiatan Belajar 2
a. Duplikasi Data
Karena setiap aplikasi memiliki file datanya sendiri, data yang sama
dapat dimungkinkan untuk dicatat dan disimpan dalam beberapa file. Sebagai
contoh aplikasi penggajian dan aplikasi kepegawaian, kedua aplikasi tersebut
akan mempunyai data tentang nama pegawai, kepangkatan dan lain
sebagainya. Hal ini akan menghasilkan pengulangan atau duplikasi data item
yang sama yang sebenarnya tidak diperlukan. Mungkin banyak, atau bahkan
seluruhnya, data dalam suatu file baru telah terdapat dalam file yang sudah
ada.
Tempat yang terbuang karena catatan-catatan data (records) diulang
dalam banyak file cukup buruk, tetapi akibat dari duplikasi data lebih buruk
lagi. Satu masalahnya adalah tidak adanya standar dalam penamaan elemen-
elemen data (data item). Contohnya nama file ”persediaan” pada suatu sistem
persediaan mengacu pada persediaan yang tersimpan dalam gudang.
Sementara sistem lain dalam perusahaan yang sama mengartikan
”persediaan” sebagai semua persediaan yang ada, termasuk barang yang baru
tiba di dok penerimaan. Pimpinan perusahaan yang meminta informasi dapat
memperoleh jawaban-jawaban yang berbeda, tergantung sistem apa yang
digunakan untuk menghasilkan laporan.
Masalah lain yang mungkin muncul adalah tidak adanya keselarasan
dalam meng-update atau memperbaharui salinan data (duplikat data).
Berbagai salinan data sering diperbarui pada selang waktu yang berlainan.
Satu file mungkin diperbarui setiap hari, yang lain mingguan, dan file lain
lagi bulanan. Laporan yang didasarkan pada satu file mungkin bertentangan
dengan laporan yang didasarkan pada file lain, dan pemakai tidak menyadari
perbedaannya. Hal tersebut pada dasarnya telah mengarahkan pada
munculnya persoalan inkonsistensi data.
b. Inkonsistensi Data
Sebagaimana yang telah diuraikan sebelumnya bahwasanya duplikasi
data akan mengarahkan pada ketidakkonsistenan data, khususnya ketika data
akan diperbaharui. Inkonsistensi data terjadi karena data item (elemen data)
yang sama yang muncul dalam lebih dari satu file tidak diperbaharui secara
serentak (bersamaan) dalam seluruh file data. Sebagai contoh data tentang
kepangkatan pegawai, yang secara segera diperbaharui dalam sistem
penggajian, namun tidak perlu segera diperbaharui dalam aplikasi
6.26 Sistem Informasi Manajemen
d. Ketergantungan data
Aplikasi dalam sistem pemrosesan file merupakan aplikasi yang bersifat
ketergantungan data. Ketergantungan data mengacu pada penggabungan yang
erat antara spesifikasi data dan program komputer. Karakteristik data, seperti
panjang field, panjang catatan, dan lain-lain dikodekan ke dalam tiap program
yang mengakses data tersebut. Situasi ini berarti bahwa setiap kali suatu file
berubah, semua program yang mengakses file tersebut harus pula
dimodifikasi.
Selain itu, pada pengorganisasian file, pemanggilan dan lokasi fisik dari
media penyimpanan diperintahkan oleh berbagai kebutuhan dari aplikasi
tertentu. Sebagai contoh: untuk memproses aplikasi, file tertentu mungkin
disusun berdasarkan pada catatan pelanggan yang disortir melalui nama
belakang para pelanggan, yang berimplikasi pada pemanggilan beberapa
record (catatan) dari pelanggan harus dan hanya melalui nama belakang
pelanggan.
e. Ketergantungan program
Laporan-laporan yang dihasilkan melalui sistem pemrosesan file
merupakan hal yang bersifat ketergantungan program, hal ini berarti bahwa
apabila harus dilakukan beberapa perubahan dalam format atau struktur data
dan catatan dalam file maka sebuah perubahan yang berkaitan dalam program
juga harus dilakukan. Dalam kasus yang sama, apabila beberapa laporan baru
harus dihasilkan, sebuah program baru harus pula untuk dikembangkan.
ADPU4442/MODUL 6 6.27
penyimpanan sekunder yang paling murah yaitu pita magnetik dan juga
karena pengolahan berurutan pada interval waktu secara periodik yang
menggunakan pemrosesan secara berkelompok adalah sangat efisien dalam
banyak aplikasi. Selain itu, teknik ini juga sesuai atau konsisten dengan
beberapa proses bisnis yang dilakukan secara periodik/berkala, seperti:
penggajian mingguan, tagihan bulanan dan lain-lain. Suatu peralatan
penyimpanan piringan (disket) dapat pula digunakan seperti halnya pita
magnetik, untuk penyimpanan dan pengaksesan rekaman data secara
berurutan.
Apabila suatu file diorganisir atau disusun secara berurutan menurut
kunci rekaman (record key) dan dijangkau secara berurutan maka dalam hal
ini tidak perlu mengetahui secara spesifik di mana setiap catatan/rekaman
tersebut disimpan. Yang hanya perlu diketahui adalah urutan catatan/rekaman
tersebut berdasarkan kunci urutannya. Untuk mencari dan menentukan lokasi
catatan/rekaman tertentu dapat dilakukan dengan hanya memulainya pada
awal file, membaca tiap catatan/rekaman, dan membandingkan kuncinya
dengan catatan/rekaman yang sedang dicari. Dengan demikian, efisiensi
pemrosesan mensyaratkan bahwa semua transaksi yang akan diproses dengan
menggunakan suatu file yang berurutan harus diorganisir/disusun dalam
urutan yang sama dengan file, sehingga rekaman/catatan yang pertama pada
file yang akan dicari, akan ditemukan pertama kali dan transaksi yang
membutuhkan catatan tersebut akan diolah pertama kali, setelah itu baru
transaksi yang kedua dan seterusnya.
Dalam teknik pengorganisasian file secara berurutan, keseluruhan file
induk dibaca dalam suatu operasi pemrosesan tunggal yang melibatkan
sekelompok transaksi yang membutuhkan catatan-catatan file induk untuk
diproses, atau yang menghasilkan suatu perubahan terhadap catatan file
induk. Inilah yang menjadi satu alasan mengapa lebih disukai untuk menahan
transaksi hingga setumpuk dalam ukuran/jumlah yang beralasan untuk
diproses. Karena setiap catatan file induk harus diproses tanpa
memperhatikan jumlah transaksi dalam suatu kelompok/tumpukan transaksi,
tumpukan yang lebih besar akan lebih efisien untuk diproses dibandingkan
dengan tumpukan transaksi yang lebih kecil.
Efisiensi dari pengorganisasian secara berurutan untuk pencarian lokasi
data yang ditentukan melalui permintaan, tergantung pada jenis
permintaannya. Apabila permintaannya adalah mengenai suatu rekaman/
catatan yang spesifik ditandai oleh kuncinya maka file dicari/ditelusuri mulai
ADPU4442/MODUL 6 6.29
Tabel 6.1
Kinerja Sequential File Organization dalam Pengoperasian Dasar
catatan dengan lokasi penyimpanan. Hal ini akan menentukan di mana suatu
catatan (record) secara individual pada awalnya disimpan dan selanjutnya
diakses.
Akan lebih efisien untuk jangkauan langsung apabila kunci
catatan/rekaman dapat sama dengan nomor identifikasi untuk lokasi
penyimpanan piringan, namun hal ini jarang terjadi karena biasanya nomor
identifikasi didasarkan pada kriteria yang lain. Oleh sebab itu, alternatif jalan
lain harus digunakan untuk menentukan lokasi penyimpanan. Dengan kata
lain, yang penting adalah mengambil serangkaian kunci rekaman dan
memetakan ke dalam serangkaian lokasi penyimpanan piringan (disk).
Apabila kunci rekaman berjalan secara berurutan tanpa ada cela (gaps), maka
hal ini akan menjadi sesuatu yang mudah dan sederhana. Namun, kondisi
seperti ini hampir tidak pernah terjadi. Selain adanya cela (gaps), banyak
kode identifikasi tidak berurutan karena biasanya kode itu dirancang untuk
memiliki beberapa pengertian lain yang signifikan, seperti menunjukkan lini
produk atau wilayah.
Karena ketidakmungkinan untuk membuat transformasi yang sederhana
pada kunci rekaman/catatan maka metode lain perlu digunakan. Prosedur
aritmatika yang paling lazim untuk mengubah kunci rekaman ke dalam suatu
alamat/lokasi penyimpanan dikenal dengan istilah ’hashing’ atau
’randomizing’. Transformasi dari nomor yang tidak berurutan yang mewakili
rekaman/catatan ke suatu rangkaian alamat penyimpanan didasarkan pada
distribusi yang seragam dari digit yang acak. Misalnya, kalau 100.000 lokasi
penyimpanan harus ditetapkan dan munculnya digit 0 sampai 9 dalam tiap
posisi alamat penyimpanan harus diurut maka akan ada 10.000 angka 1,
10.000 angka 2, dan seterusnya. Untuk itu, suatu prosedur ’hashing’
mengambil sebagian atau seluruh kunci rekaman/catatan dan menjalankan
suatu prosedur aritmatik untuk menghasilkan suatu nomor secara acak yang
akan memunculkan alamat penyimpanan yang agak seragam dalam
serangkaian batasan penyimpanan yang ditentukan.
Kesulitan utama dari prosedur ’randomizing’ adalah bahwa beberapa
alamat atau lokasi tidak akan pernah muncul, sementara dua atau lebih kunci
catatan dapat menghasilkan/memunculkan alamat piringan yang sama atau
identik. Dalam hal ini, salah satu rekaman/catatan disimpan pada lokasi yang
dihasilkan dan suatu mekanisme disiapkan untuk menyimpan catatan yang
sinonim dalam lokasi yang berlebih (overflow location).
ADPU4442/MODUL 6 6.31
Tabel 6.2
Kinerja Hashed File Organization dalam Pengoperasian Dasar
Gambar 6.5
Pengorganisasian File Berdasarkan Indeks
Tabel 6.3
Kinerja Indexed File Organization dalam Pengoperasian Dasar
antara 3.01 hingga 3.50 dapat dicari atau ditelusuri dengan menggunakan
nilai indeks MAJOR dan GRADE.
2. Struktur Database
Data umumnya terstruktur berdasarkan pada salah satu dari beberapa
model data. Model data merujuk pada struktur logis dari data dan keterkaitan
(hubungan) di antaranya. Dalam pendekatan database, hubungan antar entitas
dapat juga dirumuskan dan disimpan. Sebagai contoh, seorang pengguna
mungkin menyimpan sebuah rekaman/catatan pengajar (guru), catatan
subyek, dan catatan ketiga yang merumuskan keterkaitan (hubungan) antara
kedua catatan sebelumnya yaitu antara pengajar dan subyek yang diajarkan.
Kemungkinan terdapat tiga jenis hubungan yang ada di antara entitas yang
sering dinamakan hubungan satu ke satu (one-to-one), satu ke banyak (one-
to-many), dan banyak ke banyak (many-to-many).
Hubungan satu ke satu (1 : 1) merupakan suatu hubungan antara dua
entitas. Misalnya, hubungan antara suami dan isteri, manakala suami
diperkenankan untuk memiliki satu isteri dalam satu waktu dan begitu pula
sebaliknya, seperti yang terlihat pada gambar berikut:
Suami
Isteri
Gambar 6.6
Hubungan Satu ke Satu (1 : 1 Relationship)
Ayah
Anak-anak
Gambar 6.7
Hubungan Banyak ke Banyak (M : M Relationship)
Dosen (Pengajar)
Mahasiswa
Gambar 6.8
Hubungan Banyak ke Banyak (M : M Relationship)
ADPU4442/MODUL 6 6.39
database, (2) memelihara kualitas data dalam database organisasi, dan (3)
menggunakan database organisasi untuk memberikan informasi yang
dibutuhkan oleh para pemakai akhir, yang ditunjukkan pada Gambar 6.9
berikut ini.
Sistem Operasi
Manajemen
Database DBMS
Program
Aplikasi Database
Gambar 6.9
Penggunaan Utama Software DBMS
5. Struktur Database
Secara umum, sistem database diklasifikasikan berdasarkan salah satu
dari tiga model data yang digunakan dalam membangun struktur konseptual
atau skema dari database. Ketiga model data atau struktur database tersebut
sebagai berikut.
Pelanggan
Pesanan
Barang
Gambar 6.10
Model Data Hierarkis
Pelanggan
Barang Gudang
Banyak Banyak
Gambar 6.11
Model Jaringan
6.44 Sistem Informasi Manajemen
Gambar 6.12
Relational Data Model
Model Relasional, yang dicetuskan oleh Dr. E.F. Codd pada tahun 1970,
didasarkan pada teori matematis tentang kumpulan dan hubungan (sets and
relations). Dalam model ini, setiap baris dari tabel ditetapkan sebagai sebuah
”tupule” dan setiap kolom dalam baris sebagai ”atribut”. Sebuah ”tupule”
merujuk pada seperangkat nilai data item yang berhubungan dengan satu
entitas. Gambar 6.12 di atas pada dasarnya mewakili ”tupule”-6. Satu kolom
6.46 Sistem Informasi Manajemen
berisi seperangkat nilai dari data item, yang ditetapkan sebagai sebuah
”domain”.
Sebagai alternatif pendekatan untuk sistem pemrosesan file sebagai
pendekatan yang lebih modern dikenal dengan istilah pendekatan database
(database approach). Pendekatan pemrosesan file sebagai pendekatan
tradisional telah digantikan oleh pendekatan manajemen database sebagai
dasar dari metode modern dari pengelolaan data organisasi. Pendekatan
manajemen data mengkonsolidasikan catatan data yang sebelumnya berada
dalam file-file terpisah menjadi database yang dapat diakses oleh banyak
program aplikasi yang berbeda. Apa yang dimaksud dengan Database
Management System (DBMS)?
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
3) Salah satu dari tiga fungsi dasar dari Sistem manajemen database,
adalah ....
A. memelihara kualitas data dalam database organisasi
B. menginputkan/memasukkan data penting organisasi
C. memberikan akses data vital secara langsung pada semua karyawan
D. memberikan akses terbatas/hanya pimpinan perusahaan pada data
vital perusahaan
Daftar Pustaka
Drucker, Peter, F. 1954. Managing for Result. New York: Harper & Row.
PEN D AH U LU A N
Kegiatan Belajar 1
Gambar 7.1
Penangkapan Data Transaksi
pada semua teknik pengolahan transaksi. Berikut ini adalah gambaran secara
skematis siklus pengolahan transaksi dengan teknik pemrosesan periodik dan
siklus pengolahan transaksi dengan teknik pemrosesan online:
Gambar 7.2
Siklus Pemrosesan Transaksi dengan Teknik Pemrosesan Online
Gambar 7.3
Siklus Pemrosesan Transaksi dengan Teknik Pemrosesan
Berkelompok secara Periodik (Periodic Batch Processing)
7.6 Sistem Informasi Manajemen
Metode Penangkapan
Transaksi Penjelasan
Data Awal
Pesanan penjualan yang Pencatatan manual Sebuah formulir pesanan penjualan
dibuat pada saat (dengan tulis tangan) disiapkan oleh penjual
kunjungan tenaga
penjual (sales)
Pesanan penjualan Pencatatan melalui Penerima pesanan melalui telepon
melalui telepon terminal memasukan pesanan ke dalam
terminal
Pesanan pembelian Pencatatan manual Pesanan pembelian disiapkan
atau melalui terminal secara manual dan kemudian
diketik untuk penggunaannya, agen
pembelian memasukkan data
pesanan ke dalam terminal dengan
menggunakan formulir pesanan,
atau agen pembelian menggunakan
terminal untuk memasukkan
pesanan secara langsung ke dalam
komputer vendor tanpa
menggunakan formulir manual.
Menabung (menyimpan) Pencatatan secara Nasabah mengisi slip tabungan
uang di Bank (apabila manual atau melalui secara manual, kemudian teller
sistem online yang terminal komputer atau kasir memasukkan rekaman
digunakan) transaksi tersebut melalui terminal
online. Alternatif cara lain adalah
nasabah memasukkan transaksi
secara langsung melalui ATM
(Anjungan Tunai Mandiri).
ADPU4442/MODUL 7 7.7
Metode Penangkapan
Transaksi Penjelasan
Data Awal
Pemesanan Terminal Entry Agen penerbangan memasukkan
penerbangan (Pencatatan melalui informasi pesanan (reservasi)
terminal) penerbangan secara langsung ke
dalam terminal komputer. Tidak ada
dokumen kertas yang dibutuhkan.
2. Penyiapan Data
Ketika sebuah transaksi telah dicatat secara manual, sebuah salinan
dokumen biasanya digunakan untuk penyiapan data dalam rangka
pemrosesan transaksi. Dalam hal ini, peralatan penyiapan data khusus dapat
digunakan secara offline untuk menciptakan rekaman-rekaman (records)
yang dapat dibaca oleh mesin untuk pemasukan sekumpulan data ke dalam
komputer atau data dari dokumen yang dapat diinput langsung ke dalam
komputer. Tabel berikut ini memperlihatkan beberapa contoh dari penyiapan
data.
7.8 Sistem Informasi Manajemen
Tabel 7.2
Metode-metode Penyiapan Data
lengkap. Namun, dalam hal ini tidak dapat diselesaikan hanya dengan
jaminan data yang lengkap, tetapi validasi yang beralasan biasanya yang
mungkin menjadi dasar pengujian. Pengujian validasi diterapkan terhadap
setiap elemen data atau seperangkat data item yang mencakup hal-hal sebagai
berikut.
Tabel 7.3
Pengujian Validasi atas Elemen Data
3. Pemrosesan Transaksi
Jika input data item telah divalidasi, rekaman/catatan yang valid tersebut
diproses. Setelah itu, dua kegiatan utama akan dilakukan selama pemrosesan
transaksi berlangsung, yaitu: kegiatan pembaharuan (peremajaan) file induk
(master file) yang dikaitkan atau dipengaruhi oleh transaksi yang terjadi dan
kegiatan penyiapan output, seperti: dokumen transaksi dan laporan. Dalam
kedua aktivitas ini, informasi pengendalian juga dihasilkan.
Output data transaksi umumnya dapat diklasifikasikan berdasarkan
maksud tujuannya. Pada dasarnya, terdapat tiga alasan utama untuk
menghasilkan dokumen transaksi atau output transaksi lainnya yaitu
a. Informasional: untuk melaporkan, mengonfirmasikan, atau menjelaskan
tindakan yang dimaksud atau yang diselesaikan.
b. Tindakan: untuk mengarahkan penyelesaian suatu transaksi.
c. Investigasi: sebagai rujukan atau informasi latar belakang suatu
transaksi bagi si penerima.
Ditahan pelanggan
Ditahan pelanggan
File Induk
Data
Catatan utk
Berita pemrosesan
Kesalahan berurutan
Gambar 7.5
Online Entry with Subsequent Batch Processing
transaksi tersebut telah valid (benar). Suatu tanggapan dengan hasil dari
pemrosesan atau konfirmasi atas penyelesaian pemrosesan, umumnya
disajikan kepada para pengguna pada terminal input.
Keunggulan dari pendekatan ini adalah hampir sama dengan metode
pemasukan langsung dengan pemrosesan secara berurutan, yaitu: validasi
segera dengan kesempatan untuk perbaikan (koreksi) segera oleh orang yang
melakukan penginputan. Selain itu, keunggulan tambahan dari pendekatan ini
adalah pemrosesan segera dengan hasil yang segera pula. File induk (master
files) akan selalu diperbaharui (up to date). Sebagai contoh: setelah sebuah
item (barang) dijual, file induk persediaan barang mencerminkan kondisi
aktual dari persediaan untuk barang tersebut.
Kelemahan dari pendekatan pemrosesan segera adalah biaya yang lebih
tinggi dari pemrosesan secara online dibandingkan dengan pemrosesan
berkelompok secara periodik (membutuhkan kekuatan komputer yang lebih
besar dan juga komunikasi data). Selain itu, pendekatan ini juga
membutuhkan prosedur ekstra untuk menghasilkan pengendalian informasi
yang memadai dan untuk mengamankan file-file terhadap kerusakan tidak
disengaja (kebetulan) atau pun yang disengaja selama pembaharuan/
peremajaan secara online. Secara diagram, pendekatan pemrosesan segera
(immediate processing) dapat dilihat dalam gambar berikut ini.
File Induk
Dat
a
Pemasukan Validasi dan
yang asli Proses dengan
dan koreksi Terminal Segera
kesalahan
Gambar 7.6
Online Entry with Immediate Processing
7.16 Sistem Informasi Manajemen
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Kegiatan Belajar 2
Tabel 7.4
Jenis Pengendalian terhadap Pemrosesan Transaksi
Daftar
Pengendalian
Daftar
Pengendalian
dan Kesalahan
Pita Pengendalian
penjumlahan Total
guna
pengendalian
total
Pengolahan Output
Komputer
Dokumen Data
Sumber Transaksi Transaksi yang ditolak
Gambar 7.7
Penggunaan Pengendalian Total dalam Pengolahan Berkelompok
7.24 Sistem Informasi Manajemen
Dalam kasus pemasukan online dari dokumen, pada dasarnya tidak ada
pengendalian total transaksi sebelum memasukkan data. Akan tetapi, jika ada
prosedur pengendalian yang beralasan untuk memperkuat penginputan
(pemasukan) seluruh transaksi maka pengendalian total dapat dikembangkan
untuk kelompok input yang logis. Dengan kata lain, pengendalian total dapat
pula digunakan dalam pemrosesan transaksi secara online, namun dengan
cara yang berbeda dengan pengolahan secara berkelompok.
Pengendalian total dapat dikembangkan untuk kelompok yang logis
selama jangka waktu tertentu. Kelompok yang logis menyajikan sebuah dasar
atau daftar bagi rujukan, tindak lanjut, perbandingan dengan kejadian fisik
dan lain-lain. Total kelompok yang logis dapat dibandingkan setelah
pengendalian total dikembangkan di terminal komputer. Rekaman transaksi
biasanya disortir ke dalam kelompok logis (berdasarkan terminal,
berdasarkan operator, berdasarkan jenis transaksi dan sebagainya) dan
dicetak untuk mendukung suatu penelaahan atau ’audit trail.’
Terdapat pertimbangan pengendalian yang khusus bagi pemrosesan
transaksi secara online. File-file berubah secara berkelanjutan, oleh sebab itu
tiap kesalahan dapat mengganggu sebuah file dan menimbulkan kesalahan
tambahan ketika transaksi berikutnya diproses. Berikut ini beberapa contoh
dari permasalahan dan prosedur pengendalian yang akan menggambarkan
bagaimana pengendalian dalam pemrosesan online dilakukan:
Tabel 7.5
Pengendalian dalam Pemrosesan Transaksi secara Online
Maksud atau inti dasar dari prosedur pengendalian online ini adalah
pemeliharaan alur pengolahan yang memadai dan kapabilitas konstruksi
ulang (pembuatan kembali), yang mencakup salinan backup dan log
transaksi. Namun demikian, terdapat banyak prosedur pengendalian lainnya.
Sebagai contoh: file yang dipakai selama hari yang bersangkutan adalah
hanya file kerja saja. Transaksi-transaksi dapat dikumpulkan dan diproses
kembali, misalnya pada malam harinya, untuk menghasilkan sebuah file yang
diperbaharui secara harian. Dengan kata lain, untuk sementara file kerja
digunakan sepanjang hari dalam rangka referensi yang diperbaharui
(diremajakan), tetapi pemrosesan dilakukan pada malam hari untuk
menghasilkan pembuatan kembali (rekonstruksi) dan pengendalian file yang
diperlukan.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT I F 2
Daftar Pustaka
Drucker, Peter, F. 1954. Managing for Result. New York: Harper & Row.
PEN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
Intelligence
Design
Choice
Decision
Sumber: D.P. Goyal. 2003. Management Information Systems: Managerial
Perspectives. New Delhi: Macmillan India Ltd. P.59.
Gambar 8.1
Proses Pembuatan Keputusan
Tabel 8.1
Penjelasan Tahap-Tahap Proses Pembuatan Keputusan
a. Problem Searching
Masalah (problem) dapat didefinisikan sebagai perbedaan antara sesuatu
yang diharapkan dengan yang sebenarnya terjadi (realitas), atau dengan kata
lain, masalah dapat dirumuskan sebagai berikut.
b. Problem Formulation
Ketika permasalahan diidentifikasi, selalu terdapat risiko pemecahan
masalah yang salah. Untuk mencegah risiko seperti itu, adalah sangat penting
bahwa suatu permasalahan dapat dinyatakan secara jelas dan mudah
dipahami. Oleh sebab itu, tujuan dari formulasi (perumusan) masalah adalah
untuk memperjelas permasalahan yang ada, sehingga kegiatan desain
(perancangan) dan pemilihan dapat berjalan pada permasalahan yang benar.
Sering kali, proses dari mendefinisikan permasalahan dengan jelas sudah
mencukupi. Akan tetapi, dalam kasus yang lain, kita perlu menyederhanakan
permasalahan dengan menentukan batasan-batasan dari permasalahan
tersebut, memecah permasalahan ke dalam beberapa sub-masalah yang lebih
kecil yang dapat dikelola atau memfokuskan pada unsur-unsur yang dapat
dikendalikan. Dengan kata lain, dibutuhkan adanya beberapa pengurangan
kompleksitas (kerumitan) dari permasalahan yang dihadapi.
MacGrimmon dan Taylor, seperti yang dikutip Davis (1993:166),
mengajukan empat (4) strategi untuk mengurangi kompleksitas dan
merumuskan permasalahan yang dapat dikelola seperti berikut.
1) Menentukan batas-batas (dalam hal ini mengidentifikasikan secara jelas
apa yang tercakup dalam suatu permasalahan).
ADPU4442/MODUL 8 8.9
2. Level of Programmability
Simon (dalam Goyal, 2003:61), berdasarkan tingkatan pemrograman
keputusan, mengajukan dua jenis keputusan yaitu keputusan terprogram dan
yang tidak terprogram, yang biasa dikenal juga dengan istilah keputusan
terstruktur dan keputusan tidak terstruktur. Akan tetapi, tidak terdapat garis
batas yang tegas antara dua jenis keputusan tersebut, melainkan lebih
dipandang sebagai suatu kontinyum untuk pengklasifikasian keputusan.
arah titik ekstrim yang lebih terprogram dari kontinyum kedua jenis
keputusan tersebut. Salah satu contohnya adalah: keputusan EOQ yang
sebelumnya pada masa lampau dipertimbangkan sebagai kategori keputusan
yang tidak terprogram, namun saat ini diklasifikasikan sebagai keputusan
terprogram.
Salah satu strategi yang dapat digunakan untuk meningkatkan jumlah
keputusan yang dapat diprogramkan adalah menspesifikasikan aturan-aturan
untuk seluruh kondisi yang normal dan membiarkan aturan-aturan keputusan
yang terprogram menangani kasus-kasus yang normal ini. Ketika kondisi atau
tindakan tidak sesuai dengan aturan keputusan maka keputusan dianggap atau
dipertimbangkan sebagai keputusan yang tidak terprogram dan diteruskan ke
tingkat pembuatan keputusan yang lebih tinggi. Risiko atau bahaya yang
mungkin dihadapi dan perlu diantisipasi dari menerapkan metode-metode
bagi pembuatan keputusan yang terprogram adalah adanya aturan yang kaku
dan kemungkinan aplikasi dari aturan yang tidak tepat/tidak sesuai.
Uraian tentang kelas-kelas keputusan yang berbeda yang telah
dikemukakan di atas, yang didasarkan pendapat dari Anthony dan Simon
(Goyal, 2003:62), dapat diilustrasikan seperti yang ditunjukkan dalam tabel
di bawah ini:
Tabel 8.2
Perbedaan Kelas/Kategori Keputusan
5. Knowledge of Outcomes
Pendekatan lain dalam mengklasifikasikan keputusan-keputusan adalah
berdasarkan tingkat dari pengetahuan tentang hasil keputusan (knowledge of
outcomes). Suatu hasil keputusan menentukan apa yang akan terjadi, apabila
suatu keputusan dibuat atau alternatif tindakan diambil/dipilih. Ketika
terdapat lebih dari satu alternatif, pengetahuan tentang hasil keputusan
menjadi semakin penting Dalam analisis pembuatan keputusan, biasanya
pengetahuan tentang hasil keputusan dibedakan menjadi tiga (3) jenis
sebagaimana yang terlihat pada tabel di bawah ini.
Tabel 8.3
Pengetahuan tentang Hasil Keputusan
Tabel 8.4
Perhitungan Nilai yang Diharapkan (Expected Value)
keputusan yang rasional secara sempurna yang akan selalu memilih alternatif
yang optimal. Pembuatan keputusan dalam kondisi yang pasti akan memilih
kegunaan yang maksimum. Pandangan tradisional dari kriteria untuk
pembuatan keputusan dalam kondisi berisiko adalah memaksimumkan nilai
yang diharapkan (maximize expected value).
Pandangan alternatif dari kriteria untuk pembuatan keputusan adalah
kepuasan (satisficing). Pandangan ini berasal dari model deskriptif, model
perilaku yang mengatakan bahwa para pembuat keputusan tidak memiliki
informasi yang lengkap tentang berbagai alternatif dan untuk itu harus
menelusuri alternatif-alternatif tersebut. Para pembuat keputusan tidak
sepenuhnya rasional dan juga tidak dapat menelusuri secara lengkap
alternatif yang ada.
Dalam kriteria kepuasan, para pembuat keputusan menyederhanakan
faktor-faktor yang akan dipertimbangkan dalam pembuatan keputusan. Oleh
sebab itu, asumsi yang mendasari konsep kepuasan adalah rasionalitas yang
terbatas (bounded rationality) daripada rasionalitas yang lengkap/sempurna
(complete rationality). Pembuat keputusan mempunyai kemampuan kognitif
atau berpikir yang terbatas (limited cognitive ability) untuk menilai semua
alternatif atau konsekuensi yang ada. Sebagai salah satu hasil dari
keterbatasan ini adalah para pembuat keputusan terbatas dalam menelusuri
berbagai alternatif dan cenderung menerima alternatif pertama yang
memuaskan keseluruhan batasan masalah yang ada, dibandingkan
meneruskan untuk menelusuri sampai alternatif yang optimal ditemukan.
keputusan dalam organisasi. Selain itu, akan dibahas pula keterkaitan atau
relevansi dari pengetahuan tentang pembuatan keputusan ini bagi
perancangan sebuah sistem informasi. Namun, sebelum membahas lebih
detail tentang peranan sistem informasi manajemen dalam mendukung proses
pembuatan keputusan, ada baiknya kita mengenal terlebih dahulu konsep dari
Sistem Pendukung Keputusan.
Istilah dari Sistem Pendukung Keputusan (Decision Support System-
DSS) itu sendiri merujuk pada suatu kelas/kategori dari sistem informasi yang
mendukung proses pembuatan keputusan. Penekanan konsep DSS adalah
lebih pada ’dukungan’ (support) dibandingkan pada ’otomatisasi’
(automation) keputusan. Sistem pendukung keputusan memungkinkan
pembuat keputusan untuk memanggil/menarik data dan alternatif solusi
selama proses penyelesaian masalah.
Menurut Davis (1993:368-369) konsep dari Sistem Pendukung
Keputusan didasarkan pada beberapa asumsi tentang peranan komputer
dalam pembuatan keputusan yang efektif sebagai berikut.
1. Komputer harus mendukung manajer, tetapi tidak menggantikan peranan
manajer dalam memberikan penilaian.
2. Pay off (hasil) utama dari dukungan komputer adalah untuk masalah-
masalah semi terstruktur, manakala bagian-bagian dari analisis dapat
disistematisasikan untuk komputer, tetapi pandangan/pemikiran dan
penilaian dari pembuat keputusan tetap dibutuhkan untuk mengendalikan
proses.
3. Penyelesaian masalah yang efektif adalah bersifat interaktif dan dapat
ditingkatkan melalui dialog antara pengguna dan sistem. Pengguna
mengeksplorasi situasi permasalahan dengan menggunakan kemampuan
penyiapan informasi dan analitis dari sistem seperti pemikiran dan
pengalaman manusia.
Penelusuran
(Penyelidikan)
Peluang Masalah
Permintaan
Profit untuk barang
dan jasa
Pengurangan Kinerja
Risiko
Pelayanan Risiko
Masyarakat
Gambar 8.2
Penyelidikan Peluang dan Masalah dalam Tahap Penelusuran
Tabel 8.5
Database Lingkungan dalam Tahap Penelusuran
Lingkungan Penjelasan
Sosial (Masyarakat) Lingkungan ekonomi, sosial, dan hukum ketika suatu organisasi
beroperasi
Persaingan Karakteristik dan perilaku dari pasar ketika suatu organisasi
beroperasi
Internal Kemampuan, kekuatan, kelemahan, kendala, dan faktor-faktor lain
yang mempengaruhi kemampuan organisasi untuk menjalankan
fungsi-fungsinya.
Tabel 8.6
Dukungan Sistem Informasi Terhadap Tahap-Tahap Pembuatan Keputusan
Keterangan:
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 1
Pilihlah:
A. Jika (1) dan (2) benar.
B. Jika (1) dan (3) benar.
C. Jika (2) dan (3) benar.
D. Jika (1), (2), dan (3) benar.
Kegiatan Belajar 2
Tabel 8.7
Perbedaan Kebutuhan Perencanaan pada Tingkatan Kegiatan Manajemen
Dari tabel di atas terlihat bahwa terdapat jenis perencanaan yang berbeda
pada tingkatan kegiatan manajemen yang berbeda, untuk itu dibutuhkan
penyesuaian pendekatan dukungan sistem informasi yang difasilitasi oleh
teknologi komputer. Pada tingkat kegiatan pengendalian operasional ditandai
dengan adanya frekuensi pengulangan perencanaan yang cenderung sering
sehingga sistem informasi dengan dukungan komputer jauh lebih dibutuhkan
dibandingkan dengan tingkat perencanaan strategik.
Pada dasarnya, akan selalu terdapat perencanaan dalam organisasi,
bahkan mungkin ketika tidak terdapat suatu rencana organisasi yang formal.
Akan tetapi, biasanya perencanaan yang informal tidak konsisten dan tidak
lengkap. Alasan dari perencanaan organisasi yang formal adalah untuk
ADPU4442/MODUL 8 8.35
Tabel 8.8
Pengertian dari Beberapa Istilah dalam Perencanaan
General (umum)
Mission (Misi)
Kebijakan
What (apa) How (bagaimana) (Policy)
\
Goals Strategies
(Tujuan) (Strategi)
Spesific (khusus)
Gambar 8.4
Keterkaitan Di antara Istilah-istilah yang Digunakan dalam Perencanaan
tingkat keluar masuk pegawai (turnover) menjadi empat persen” adalah satu
contoh tujuan yang lebih operasional karena lebih terukur. Ketika sasaran-
sasaran dinyatakan secara jelas dan operasional, sasaran-sasaran itu akan
menjadi basis bagi penyusunan suatu rencana untuk mencapai tujuan
organisasi.
3. Proses Perencanaan
Perencanaan merupakan kegiatan yang signifikan bagi manajemen dan
posisi-posisi yang lainnya dalam organisasi, namun kegiatan perencanaan ini
sering kali dalam praktiknya diabaikan. Alasan-alasan untuk mengabaikan
kegiatan perencanaan sebagai hal yang penting berpusat di sekitar
karakteristik dari perencanaan itu sendiri sebagai aktivitas manusia.
Beberapa karakteristik dari proses perencanaan yang menjadi alasan
untuk mengabaikan atau tidak menjalankan kegiatan perencanaan, antara lain
didasarkan pada anggapan bahwa:
a. perencanaan adalah suatu kegiatan pemikiran (cognitive activity) yang
sangat sulit, ketika proses perencanaan membutuhkan kerja mental yang
keras (hard mental work);
b. perencanaan membuat kejadian yang tidak pasti dari peristiwa-peristiwa
di masa yang akan datang. Dengan membuat menjadi eksplisit berbagai
ketidakpastian, masa depan mungkin muncul menjadi lebih tidak pasti
setelah dilakukan perencanaan dibandingkan sebelumnya. Terdapat
kecenderungan manusia untuk menghindari ketidakpastian, dan hal ini
akan tercermin dalam perilaku menghindari perencanaan;
c. perencanaan mengurangi rasa kebebasan untuk bertindak. Ketika rencana
dibuat, para individu akan terikat pada kisaran tindakan yang sempit
dibandingkan dengan ketika tidak ada rencana formal yang dibuat;
d. perencanaan merupakan usaha yang harus dilakukan secara intensif dan
hal ini merupakan hal yang sulit;
e. perencanaan adalah perhitungan yang membosankan. Setiap perubahan
dalam asumsi perencanaan mempengaruhi angka-angka lainnya dalam
rencana. Analisis terhadap data masa lalu dan harapan-harapan saat ini
pada dasarnya membutuhkan perhitungan yang signifikan;
f. rencana-rencana sering kali dibuat untuk kemudian diabaikan. Satu
alasan rencana-rencana itu mungkin diabaikan adalah bahwa rencana-
rencana tersebut tidak mewakili kesepakatan yang benar-benar nyata.
8.38 Sistem Informasi Manajemen
Input Output
Sistem
Perangkat
pengendalian Sensor
Gambar 8.5
Pengendalian Umpan Balik dari suatu Sistem
Sensor
Standar
Gambar 8.6
Unsur-unsur Pengendalian Umpan Balik Negatif
semakin canggih sehingga sistem dapat mencapai suatu kondisi yang tetap,
dalam hal sistem mungkin menunjukkan hanya sedikit variasi yang tidak
teratur di sekitar standar. Akan tetapi, ketika beberapa gangguan datang
(seperti: terjadinya perubahan pegawai, perubahan supervisor, kebijakan
penggajian baru, dan jenis-jenis dokumen yang baru) akan menyebabkan
sistem berfluktuasi kembali. Apabila sistem penyesuaian dan umpan balik
negatif tetap bekerja maka sistem akan segera stabil.
c. Standar Kinerja
Untuk kepentingan pengendalian, standar dapat berupa sebuah anggaran
atau rencana yang telah disiapkan terlebih dahulu dengan mempertimbangkan
segala kondisi dan alternatif yang menyertainya. Kinerja yang direncanakan
biasanya adalah yang terbaik yang dapat diharapkan secara realistis
dibandingkan dengan sekedar apa yang diinginkan. Suatu kerugian pada
dasarnya dapat dianggarkan dalam sebuah bisnis. Kalau kerugian aktual
adalah sama dengan kerugian yang dianggarkan, kinerja harus dinilai sebagai
hal yang dapat diterima (yang wajar). Dengan kata lain, setiap ada
penyimpangan dari anggaran atau rencana menuntut adanya tindakan koreksi
(perbaikan). Kinerja dianggap wajar selama kinerja tersebut tidak
menyimpang dari arah rencana, dengan asumsi bahwa rencana merupakan
suatu pernyataan yang tepat dari apa yang diinginkan (diharapkan). Untuk
ADPU4442/MODUL 8 8.43
Berbagai
Gangguan
Rencana Pengalokasian
Manajemen (Variabel PENGOLAHAN
Pengendalian)
Evaluasi
Target Kriteria
Pengukuran
Keputusan
Gambar 8.7
Siklus Pengendalian Manajemen
tersebut menjadi dasar bagi pengendalian tindakan masa depan, maka laporan
tersebut dapat dipertimbangkan sebagai laporan pengendalian.
Ketika objek (sasaran) dari sistem pengendalian adalah kinerja
individual adalah penting bahwa pegawai yang dikaitkan dengan kegiatan
yang sedang dievaluasi harus menganggap standar atau rencana yang
digunakan adalah adil (wajar). Percobaan atau pengalaman menunjukkan
bahwa individu menolak standar yang terlalu mudah atau terlalu berat.
Pengakuan terhadap tujuan dan penggunaannya sebagai motivator untuk
meningkatkan kinerja dapat ditingkatkan melalui batasan yang dianggap
layak (wajar). Untuk itu, para pegawai sering kali lebih menyukai untuk
berpartisipasi (berperan serta) dalam penentuan anggaran atau standar, karena
dengan demikian para pegawai dapat menilai (mengukur) diri mereka sendiri
dan pegawai juga mampu mengetahui bagaimana mereka akan dinilai oleh
orang lain. Hal ini merupakan prinsip dasar dari manajemen berdasarkan
sasaran (Management by Objective-MBO).
5. Menghindari Ketidakpastian
Maksud dari pengorganisasian dan pengendalian adalah untuk
menghindari ketidakpastian tentang tugas yang akan dikerjakan, bagaimana
tugas tersebut dikerjakan dan kapan tugas itu akan dikerjakan. Kebalikan dari
pengorganisasian dan pengendalian adalah kondisi yang tidak teratur dan
hancur (entropy). Seperti yang pernah dikemukakan pada modul-modul
sebelumnya bahwasanya tujuan utama dari adanya informasi adalah untuk
mengurangi ketidakpastian.
Dalam kasus pengendalian, upaya-upaya untuk menghindari
ketidakpastian dapat menghasilkan ketentuan dan peraturan yang berlebihan,
dengan demikian akan dapat menghambat serta melemahkan inisiatif
individu dan organisasi itu sendiri. Persoalan-persoalan pengendalian secara
khusus berkaitan atau relevan dengan desain sistem informasi, karena
kebanyakan sistem organisasi dirancang untuk menggunakan pengumpulan
informasi dan pengolahan informasi dalam mencapai pengendalian.
Terdapat suatu konflik yang mendasar antara keinginan untuk
mengendalikan dan dengan demikian dapat mengurangi ketidakpastian
dengan keinginan dari para individu untuk memperoleh kesempatan
mengorganisir (mengendalikan) dirinya sendiri dan menjalankan inisiatif,
yang secara skematis terlihat dari Gambar 8.8 berikut ini.
ADPU4442/MODUL 8 8.45
Posisi ditengah
Gambar 8.8.
Ketidakpastian yang Ekstrem, Kepastian yang Ekstrem dan Posisi di
antaranya
Tabel 8.9
Jenis-Jenis Sistem dalam Pendukung Perencanaan
Tabel 8.10
Jenis Kapabilitas Sistem Pendukung Perencanaan
b. Penyeleksian informasi
Variabel/faktor kunci, yang diidentifikasikan ke dalam proses
pembentukan model, dapat membantu dalam menentukan informasi yang
akan dicakup dalam database.
c. Solusi Ekonomis
Melalui kemungkinan para manajer untuk bereksperimen, sistem
pendukung perencanaan dapat menyajikan jawaban pada biaya yang rendah
dan dengan penggunaan sumber daya manusia yang minim.
f. Bantuan Komunikasi
Sebuah model yang terintegrasi, yang mencakup berbagai area
fungsional dari bisnis, dapat menyajikan bahasa yang umum di antara fungsi-
fungsi tersebut serta dapat memperbaiki komunikasi dari rencana.
g. Keterlibatan langsung
Kemampuan atau kapabilitas permodelan yang interaktif dapat
digunakan secara langsung oleh para pembuat keputusan.
LAT IH A N
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Daftar Pustaka
PEN D A HU L UA N
Kegiatan Belajar 1
Tahap-tahap Pengembangan
Sistem Informasi Manajemen
Pengendalian
Tanggapan Informasi Penjualan
(Feedback) yang tidak tepat?
Manajemen
Penjualan yang
buruk
Gambar 9.1
Contoh Pemikiran Sistem (System Thinking)
Analisis Sistem
Disain Sistem
Pelaksanaan Sistem
Gambar 9.2
Siklus Pengembangan Sistem Informasi
Pengawas Proyek
(Tim Manajemen)
Koordinator
(Analis Sistem Senior)
Gambar 9.3
Contoh Bagan Organisasi Tim Proyek
ADPU4442/MODUL 9 9.9
E F G
Start H I J
A B C D
Tujuan Rencana
Utama Kegiatan
Tanggapan Tanggapan
atau kegiatan obyek tanpa diketahui oleh obyek yang diamati dan tanpa
interaksi apapun.
Dalam kaitannya dengan tahap analisis dan desain sistem informasi,
wawancara merupakan jembatan komunikasi yang paling tepat antara
seorang analis sistem dengan pihak organisasi/perusahaan serta merupakan
teknik yang paling produktif dalam mencari suatu fakta. Hal ini dikarenakan
wawancara merupakan suatu teknik di mana pencari dan pemberi data
(informasi) dapat berhadapan secara langsung, saling bertukar pikiran, dan
bertukar informasi mengenai permasalahan yang telah ditentukan.
Pemakaian teknik kuesioner bertujuan untuk menggali fakta dan
memperoleh berbagai masukan dari obyek penelitian dalam hal ini adalah
responden. Pemakaian teknik kuesioner pada dasarnya memiliki kelebihan
dalam hal dapat dilakukan untuk penelitian dengan jumlah responden yang
besar dan mampu menjangkau responden yang lokasinya jauh dari analis
sistem. Namun, ada beberapa kelemahan dari teknik kuesioner, di antaranya
adalah kesulitan responden untuk memberikan jawaban yang lebih detail
terhadap suatu permasalahan dan sulitnya pihak penyusun kuesioner untuk
membuat suatu pertanyaan yang bermanfaat tanpa memperkirakan
jawabannya terlebih dahulu.
Teknik lain yang dapat pula digunakan untuk pengumpulan data dalam
tahap investigasi sistem adalah pengambilan sampling dokumen. Sampling
dokumen merupakan teknik pengumpulan data untuk melakukan identifikasi
terhadap sutu permasalahan yang melibatkan pekerjaan-pekerjaan rinci dalam
jumlah yang besar serta untuk mengakumulasikan data pada kegiatan-
kegiatan yang sulit diukur. Kegiatan ini lebih berorientasi pada pekerjaan
pencatatan yang terdapat di seluruh bagian organisasi.
Pada hakikatnya tidak ada suatu studi (penelitian) tentang desain, dan
juga tidak terdapat pengumpulan detail (rincian) data untuk menjelaskan
secara lengkap sistem bisnis. Untuk itu, dalam investigasi sistem mencakup
dua subtahapan sebagai berikut.
a. Perumusan Masalah (Problem Definition).
b. Studi Kelayakan (Feasibility Study).
Dalam hal yang sama, seorang analis sistem harus menyajikan satu
perkiraan kasar tentang biaya yang dikeluarkan untuk pengembangan sistem.
Hal ini kembali menjadi satu pertanyaan yang sangat penting yang terlampau
sering tidak terjawab hingga sangat terlambat dijawab dalam proses
pengembangan sistem.
Oleh sebab itu, untuk mendapatkan hasil investigasi sistem secara
komprehensif, khususnya terkait kegiatan perumusan masalah, seorang analis
sistem perlu melakukan langkah-langkah seperti yang dijelaskan sebagai
berikut.
1) Memahami sistem lama
Langkah memahami sistem lama, dapat dilakukan dengan melihat dan
mengamati dokumen-dokumen sistem yang telah ada pada perusahaan
seperti bagan alir arus dokumen (paper work flowchart), bagan alir
ADPU4442/MODUL 9 9.15
Tabel 9.2
Faktor-faktor Kelayakan Organisasional, Ekonomi, Teknis, dan Operasional
Kategori Kelayakan Deskripsi
Organisasional Seberapa baik sistem yang diusulkan mendukung prioritas bisnis
perusahaan.
Ekonomi Penghematan biaya
Peningkatan pendapatan
Pengurangan investasi yang diperlukan
Peningkatan keuntungan
Teknis Kemampuan, keandalan dn ketersediaan hardware, software, dan
jaringan.
Operasional Penerimaan karyawan, pelanggan dan pemasok
Dukungan manajemen
Persyaratan pemerintah dan persyaratan lainnya
mencapai sasaran tersebut. Jadi, desain sistem terdiri atas berbagai aktivitas
desain yang menghasilkan spesifikasi sistem yang memenuhi persyaratan
fungsional yang dikembangkan dalam proses analisis sistem. Istilah desain
merujuk pada spesifikasi teknis (memiliki kesamaan dengan cetak biru
arsitek/architect’s blue print) yang akan dinyatakan secara tidak langsung
dalam pengkonstruksian atau pembangunan sistem.
Tahap desain sistem dilakukan oleh perancang sistem yang melakukan
interaksi atau ”joint interaction” dengan para pengguna sistem. John G.
Burch dalam Wahyono (2004:82) menggambarkan interaksi antara perancang
sistem (system designer) dengan pengguna seperti yang ditunjukkan pada
Gambar 9.6 berikut ini.
System
Designer User
Created By Evaluated By
Desain Sistem
Gambar 9.7
Aktivitas-aktivitas dalam Tahap Desain Sistem
c. Disain Output/Input
Dalam langkah ini, yang mula-mula dirancang adalah output baru
kemudian input. Penyajian output maupun input sistem pada dasarnya dapat
digolongkan ke dalam dua (2) bentuk yang utama, yaitu dalam bentuk
dokumen dan dalam bentuk file (arsip). Input/output yang disajikan dalam
bentuk dokumen, pada umumnya dicetak di kertas. Dokumen perlu didesain
sedemikian rupa sehingga dapat memenuhi beberapa kriteria seperti
sederhana (simple), relevan, dan andal (reliable). Dokumen juga perlu
didesain sesuai dengan maksud dari suatu dokumen. Lazimnya ada tiga
maksud dari suatu dokumen dengan disain yang berbeda yaitu dokumen
untuk membuat reaksi, yang biasa disebut dengan formulir, dokumen untuk
maksud mengingatkan yang sering disebut dengan daftar, dan dokumen
untuk maksud pelaporan, yang sering disebut laporan. Input/output yang
didesain dalam bentuk file atau arsip, pada umumnya menggunakan media
magnetik seperti disk, diskette, magnetic tape, atau CD-ROM.
d. Disain proses
Umumnya ada dua jenis proses yang perlu dirancang untuk
pelaksanaannya yaitu disain sistem pengolahan data dan disain prosedur-
prosedur. Dalam mendisain sistem pengolahan data, mula-mula yang harus
diketahui adalah informasi apa yang dibutuhkan oleh pengguna, lalu
bagaimana disain outputnya (dokumen dan file), disimpan dalam media apa,
kemudian untuk menghasilkan output seperti itu, data apa yang diperlukan,
dan media input apa yang digunakan.
Disain prosedur menggambarkan alur dari dokumen. Untuk
menggambarkan alur dari dokumen dapat menggunakan bagan alur proses
(process flowchart) dan bagan alur dokumen (document flowchart).
5. Tahap Implementasi
Tahap pelaksanaan atau implementasi merupakan suatu keadaan, ketika
sistem baru akan dilaksanakan atau diuji coba sebelum digunakan
sepenuhnya oleh pengguna. Tahap implementasi sesungguhnya merupakan
ADPU4442/MODUL 9 9.25
tahap inti dari pekerjaan sebuah proyek. Karena dalam tahap ini
pembangunan komponen-komponen pokok sebuah sistem informasi
dilakukan berdasarkan rancangan (desain) yang sudah dibuat.
Implementasi sistem yang dimaksud adalah proses pembuatan dan
pemasangan sistem secara utuh, baik dari sisi hardware (perangkat keras)
maupun software-nya (perangkat lunak). Pada tahap ini juga dilakukan
langkah mempersiapkan perangkat brainware (sumber daya manusia) dari
yang akan menjalankan sistem informasi. Dengan perkataan lain, tahap
implementasi sistem mencakup kegiatan perolehan atau persiapan perangkat
keras dan perangkat lunak, persiapan lokasi, pelatihan pengguna, dan
pemasangan (instalasi) sistem. Di dalam tahap ini juga dilakukan pengujian
dari sistem, yang melibatkan seluruh komponen dan prosedur yang akan
dikerjakan.
Jadi, setelah disain sistem selesai dilakukan, ada beberapa aktivitas yang
perlu dilakukan sebelum sistem yang baru benar-benar dijalankan yaitu
ruangan yang tahan api, berikut dengan keamanan kunci pada pintu lokasi
serta fasilitas deteksi kebakaran lengkap dengan peralatan pencegahannya.
Penyiapan lokasi juga harus memperhatikan masalah ergonomics yaitu
menyangkut desain tempat kerja yang sedemikian rupa sehingga mengurangi
tingkat kelelahan dan meningkatkan efisiensi kerja.
d. Instalasi sistem
Tahap instalasi sistem dapat dilaksanakan setelah komponen-komponen
utama sistem sudah selesai dibuat seperti komputer, baik server maupun
workstation, program aplikasi sistem informasi, serta lokasi yang telah
dipersiapkan sebelumnya.
Tahap instalasi sistem ini menyangkut pekerjaan-pekerjaan sebagai
berikut pemasangan perangkat keras, instalasi jaringan komputer bila
dibutuhkan, instalasi sistem operasi komputer, instalasi bahasa pemrograman
yang dipakai, dan instalasi aplikasi pemrograman yang telah dibuat.
e. Pengujian/testing sistem
Sebelum sistem benar-benar dapat diimplementasikan, terlebih dahulu
sistem harus diuji. Pengujian sistem dapat segera dilaksanakan setelah
instalasi selesai dikerjakan. Pengujian sistem pada bagian ini meliputi
pengujian (testing) sistem secara utuh, tidak hanya pada perangkatnya saja,
yang meliputi perangkat keras dan perangkat lunak, tetapi juga terhadap
lingkungan sistem. Menurut Wahyono (2004:113) testing sistem secara utuh
akan melibatkan faktor-faktor sebagai berikut.
1) Perangkat keras dan perlengkapan.
2) Perangkat lunak yang meliputi sistem operasi dan program aplikasi yang
dipakai.
3) Lingkungan sistem, apakah telah mendukung sistem pemeliharaan,
keamanan dan faktor kenyamanan operasi.
4) Prosedur sistem yaitu melakukan pengujian terhadap pelaksanaan
prosedur-prosedur sistem yang telah dirancang seperti yang menyangkut
alur dokumen, dan lain-lain.
5) Pengguna sistem, baik internal maupun eksternal perusahaan yang
dilibatkan untuk memeriksa hasil output sistem apakah sudah sesuai
dengan yang diinginkan.
9.28 Sistem Informasi Manajemen
g. Dokumentasi
Dokumentasi merupakan kegiatan yang menjelaskan tentang
karakteristik teknik dan operasi sebuah sistem. Dokumentasi juga merupakan
metode komunikasi di antara orang-orang yang bertanggung jawab untuk
mengembangkan, mengimplementasikan, dan memelihara sistem berbasis
komputer. Penginstalan dan pengoperasian sistem yang baru didesain atau
pembuatan modifikasi aplikasi yang ada memerlukan catatan yang rinci
mengenai desain sistem tersebut. Untuk itu, dokumentasi merupakan bagian
yang sangat penting dalam sebuah kegiatan implementasi sistem yaitu dalam
rangka mendiagnosis kesalahan dan membuat perubahan, khususnya jika
pemakai akhir atau analis sistem yang mengembangkan suatu sistem tidak
lagi bekerja dalam organisasi tersebut.
Menurut Wahyono (2004:114-115) terdapat dua bentuk dokumentasi
dalam tahap implementasi sistem, yaitu: dokumentasi teknis dan dokumentasi
pemakaian. Dokumentasi teknis merupakan dokumentasi yang menjelaskan
tentang alasan, teknik, dan logika sebuah program yang mencakup penjelasan
secara naratif bagan arus, daftar program, dan dokumen-dokumen pendukung
lainnya. Beberapa teknik pendokumentasian yang termasuk dalam
dokumentasi teknis, antara lain procedure flowchart, process flowchart, dan
decision table.
Dokumentasi pemakaian merupakan dokumentasi yang bertujuan
untuk menjelaskan bagaimana teknik pengoperasian program. Dokumentasi
ini biasanya berbentuk sebuah manual book (buku panduan) yang membahas
bagaimana mengoperasikan program mulai dari menghidupkan komputer,
9.30 Sistem Informasi Manajemen
Mulai
Instalasi Sistem
Testing Sistem
Pelatihan SDM
Tahap Dokumentasi
Program Running
Selesai
Gambar 9.8
Kegiatan dalam Tahap Implementasi Sistem
sebuah sistem telah dirancang dengan baik akan gagal apabila sistem tersebut
tidak diimplementasikan dengan tepat.
Operasi awal dari sistem bisnis yang baru, dapat menjadi tugas yang
paling sulit. Hal ini biasanya memerlukan proses konversi (peralihan) dari
penggunaan sistem yang ada saat ini ke operasi aplikasi yang baru atau yang
lebih baik. Proses dan metode konversi dapat mempermudah pengenalan
teknologi informasi yang baru ke dalam organisasi. McLeod (1996:247)
mengistilahkan proses peralihan (konversi) dari penggunaan sistem lama ke
sistem baru dengan sebutan cutover. Cutover diartikan sebagai suatu proses
menghentikan penggunaan sistem lama untuk memulai penggunaan sistem
baru.
Terdapat empat (4) pendekatan dasar atau bentuk utama dari konversi ke
sistem baru, seperti yang diilustrasikan dalam Gambar 9.9 yaitu mencakup:
1) Konversi Pararel (Parallel).
2) Konversi Bertahap (Phased).
3) Konversi Percontohan (Pilot).
4) Konversi Langsung (Immediate).
Konversi dapat dilakukan secara pararel, baik sistem yang lama maupun
sistem yang baru sama-sama beroperasi hingga tim pengembangan proyek
dan manajemen pemakai akhir setuju untuk mengubah secara keseluruhan ke
sistem yang baru. Jadi, dalam bentuk konversi pararel, mengharuskan sistem
lama dipertahankan sampai sistem baru telah dikembangkan secara
menyeluruh. Selama waktu tersebut, operasional dan hasil dari kedua sistem
dibandingkan dan dievaluasi. Pendekatan atau bentuk konversi ini
memberikan pengamanan yang paling baik terhadap kegagalan tetapi
merupakan bentuk yang paling mahal, karena penggunaan sumber daya untuk
kedua sistem harus dipertahankan.
Konversi dapat pula dilakukan secara bertahap (Phased), ketika hanya
bagian-bagian dari aplikasi yang baru atau hanya beberapa departemen dalam
organisasi, kantor cabang, atau lokasi pabrik yang dikonversi terlebih dahulu.
Konversi bertahap memungkinkan proses implementasi sistem baru secara
bertahap di organisasi. Konversi ini lebih populer bagi sistem yang berskala
besar.
Manfaat yang sama dapat diperoleh dari penggunaan konversi
percontohan (Pilot), manakala satu departemen atau satu tempat/unit kerja
menjadi tempat percobaan sistem yang baru. Sistem yang baru dapat
9.32 Sistem Informasi Manajemen
Sistem Lama
Percontohan
Sistem Lama Sistem Baru
Gambar 9.9
Empat Bentuk Utama Konversi ke Sistem Baru
ADPU4442/MODUL 9 9.33
6. Tahap Pemeliharaan
Setelah sistem diimplementasikan secara penuh dan digunakan dalam
operasional bisnis, fungsi pemeliharaan dimulai. Pemeliharaan sistem
melibatkan kegiatan pemantauan, penilaian, dan modifikasi dari sebuah
sistem untuk membuat perbaikan yang diinginkan atau yang perlu. Dengan
kata lain, pemeliharaan mencakup kegiatan perbaikan, modifikasi, atau
perubahan dari spesifikasi awal (yang asli). Oleh sebab itu, analis informasi
harus menempatkan perubahan sebagai bagian dari tanggung jawabnya agar
dapat menjaga keberfungsian sistem pada satu tingkat yang dapat diterima.
Pemeliharaan diperlukan untuk mengatasi kegagalan dan masalah
lainnya yang muncul selama operasional sistem. Pemakai akhir dan personel
sistem informasi, kemudian melakukan fungsi pemecahan masalah untuk
menentukan penyebab dan solusi atas masalah-masalah tersebut. Aktivitas
pemeliharaan mencakup proses tinjauan pasca implementasi (post-
implementation review) untuk memastikan bahwa sistem yang baru
diimplementasikan memenuhi tujuan bisnis yang ditetapkan. Kesalahan
dalam pengembangan atau penggunaan sistem harus dikoreksi dalam proses
pemeliharaan. Hal ini mencakup tinjauan berkala atau audit sistem untuk
memastikan bahwa sistem berjalan dengan benar dan memenuhi tujuannya.
Perangkat lunak perlu dipelihara tidak hanya karena beberapa program
atau modulnya sudah usang dan perlu diganti, melainkan juga karena sering
kali terdapat beberapa sisa kesalahan yang tertinggal dalam sistem yang harus
dihilangkan sesegera mungkin ketika kesalahan tersebut ditemukan. McLeod
(1996:249) mengatakan bahwasanya pemeliharaan dilaksanakan untuk tiga
alasan berikut ini.
a. Memperbaiki kesalahan: penggunaan sistem mengungkapkan
kesalahan (bugs) dalam program atau kelemahan rancangan yang tidak
terdeteksi dalam pengujian sistem. Kesalahan-kesalahan ini dapat
diperbaiki.
b. Menjaga kemutakhiran sistem: dengan berlalunya waktu, terjadi
perubahan-perubahan dalam lingkungan sistem yang mengharuskan
modifikasi dalam rancangan atau perangkat lunak. Contohnya:
pemerintah mengubah rumus perhitungan pajak jaminan sosial.
c. Meningkatkan sistem: saat manajer menggunakan sistem, mereka
melihat cara-cara membuat peningkatan. Rekomendasi atau saran-saran
cara ini diteruskan kepada spesialis informasi yang memodifikasikan
sistem sesuai dengan saran tersebut.
9.34 Sistem Informasi Manajemen
LAT IH A N
R A NG KU M AN
pada disain interface pengguna, disain data, dan disain proses. Dengan
memiliki spesifikasi disain yang telah siap, yang merupakan output dari
tahap disain maka sistem secara fisik diciptakan, dalam hal ini
pemrograman yang dibutuhkan dikerjakan.
Sistem yang telah dibangun akan diuji, dipasang, dan
didokumentasikan. Implementasi sistem merupakan suatu tahap setelah
sistem secara fisik diciptakan dan siap untuk diinstal. Tahap
implementasi sistem mencakup kegiatan perolehan atau persiapan
perangkat keras dan perangkat lunak, persiapan lokasi, pelatihan
pengguna, dan pemasangan (instalasi) sistem. Di dalam tahap ini juga
dilakukan pengujian dari sistem, yang melibatkan seluruh komponen dan
prosedur yang akan dikerjakan. Pemeliharaan dari sistem yang telah
diimplementasikan merupakan suatu kegiatan yang terus menerus, yang
melibatkan kegiatan pemantauan, penilaian, dan modifikasi sistem untuk
menjaga sistem tetap terkini dan bekerja pada tingkat efisiensi yang
paling tinggi.
TES F OR M AT IF 1
2) Temuan dari studi kelayakan ini harus secara formal disajikan kepada ....
A. akademisi
B. analis jaringan
C. manajemen pengguna
D. pegawai
Pilihlah:
A. Jika (1) dan (2) benar.
B. Jika (1) dan (3) benar.
C. Jika (2) dan (3) benar.
D. Jika (1), (2), dan (3) benar.
5) Pada umumnya input/output yang didesain dalam bentuk file atau arsip,
menggunakan media magnetik, antara lain ....
1) disk
2) diskette
3) magnetic tape
Kegiatan Belajar 2
Tabel 9.3
Kontribusi Jenis Kontingensi terhadap Ketidakpastian Kebutuhan Informasi
Information
Contingencies development
Uncertainty Level assurance strategy
Sumber: Gordon B.Davis and Margrethe H.Olson. 1993. Management
Information System: Conceptual Foundations, Structure, and
Development. Singapore: McGraw Hill, Inc.p. 567.
Gambar 9.10
Model Kontingensi
untuk Pemilihan Strategi Penjaminan Pengembangan Kebutuhan Informasi
ADPU4442/MODUL 9 9.45
Perumusan
Proposal
Studi
Kelayakan
Analisis
Kebutuhan
Perancangan
Sistem
Pengkodean
dan Pengujian
Implementasi
Pemeliharaan
Sistem
Gambar 9.11
Model Air Terjun (The Waterfall Model)
Mulai
Stop
Gambar 9.12
Model Prototype
Gambar 9.13
Model Peningkatan Iteratif
Perencanaan Analisis
Risiko
Evaluasi Membangun
Pengguna (Engineering)
Gambar 9.14
Model Spiral
tercakup di dalamnya, sebuah kombinasi lebih dari satu model, atau yang
biasa dikenal dengan pendekatan Hybrid (campuran), mungkin dapat menjadi
satu strategi yang sesuai/tepat.
Dalam suatu organisasi, sebuah sistem yang dirancang dengan baik telah
gagal, sementara sebuah sistem yang serupa namun dengan disain yang
kurang baik dalam organisasi yang lain, dapat berhasil. Alasan mengapa hal
ini terjadi, biasanya dapat ditelusuri lebih pada permasalahan yang berkenaan
dengan faktor manusianya dibandingkan permasalahan yang berkaitan
dengan hal teknis.
Para pegawai atau anggota organisasi yang tidak menyukai dan tidak
mempercayai sistem yang baru mungkin menjadi salah satu faktor penyebab
sistem yang telah didesain dengan baik dapat gagal. Pertentangan atau
penolakan dapat timbul, karena ketidaksukaan pada perubahan yang akan
terjadi sebagai konsekuensi implementasi sistem yang baru, atau dapat pula
karena karakteristik disain yang membuat sistem sebagai suatu hal yang
mengganggu para operator atau pengguna. Untuk itu, dalam perancangan dan
implementasi suatu sistem informasi, perhatian harus dicurahkan pada faktor
manusia dan perubahan organisasional.
Implementasi dari sistem informasi adalah suatu proses perubahan
organisasional. Dalam hal ini, implementasi merujuk pada proses yang terus
menerus dari penyiapan organisasi untuk sistem yang baru dan
memperkenalkan sistem tersebut dalam suatu cara yang sedemikian dalam
rangka memastikan penggunaan sistem berhasil. Penelitian terkini telah
memfokuskan pada faktor manusia dan organisasional yang mempengaruhi
kesuksesan atau pun kegagalan implementasi dari sebuah sistem informasi
yang baru.
telah diajukan oleh Kurt Lewin yang mengungkapkan tiga tahap dalam
proses perubahan organisasional seperti yang diuraikan secara ringkas dalam
tabel berikut.
Tabel 9.4
Tahap-tahap Proses Perubahan Organisasi dari Model Lewin/Schein
Tahap Penjelasan
Pencairan (Unfreezing) Meningkatkan penerimaan dari organisasi terhadap perubahan
yang mungkin terjadi.
Pergerakan (Moving) Memilih satu arah tindakan dan kemudian mengikuti atau
menjalankan arah tindakan tersebut.
Pembekuan Kembali Menguatkan kembali keseimbangan (’equilibrium’) dari
(Refreezing) organisasi pada level atau tingkatan yang baru setelah
perubahan terjadi.
Tabel 9.5
Alasan Penolakan Terhadap Perubahan Organisasional
LAT IH A N
Tahap Penjelasan
Pencairan (Unfreezing) Meningkatkan penerimaan dari organisasi terhadap
perubahan yang mungkin terjadi.
Pergerakan (Moving) Memilih satu arah tindakan dan kemudian mengikuti atau
menjalankan arah tindakan tersebut.
Pembekuan Kembali Menguatkan kembali keseimbangan (’equilibrium’) dari
(Refreezing) organisasi pada level atau tingkatan yang baru setelah
perubahan terjadi.
peninjauan kembali yang tiada henti karena hal ini akan memakan
banyak waktu, tenaga, dan uang;
b) prototype biasanya adalah sistem yang tidak lengkap dan banyak
detail (rincian) yang tidak dibangun dalam prototype;
c) berkenaan dengan perubahan yang sering, pengelolaan dari proses
pengembangan menjadi suatu hal yang sulit.
R A NG KU M AN
TES F OR M AT IF 2
Pilihlah:
A. Jika (1) dan (2) benar.
B. Jika (1) dan (3) benar.
C. Jika (2) dan (3) benar.
D. Jika (1), (2), dan (3) benar.
Daftar Pustaka
Drucker, Peter, F. 1954. Managing for Result. New York: Harper & Row.