Folikulitis
Folikulitis
PENDAHULUAN
1 Folikulitis
BAB II
PEMBAHASAN
Anatomi kulit :1
Fisiologi kulit :1
Proteksi
Absorbsi
Ekskresi
Persepsi
2 Folikulitis
Pengatur suhu Tubuh
Pembentukan pigmen
Keratinisasi
Pembentukan vitamin D
2. Folikulitis Profunda
Folikulitis Profunda adalah radang folikel rambut dengan pustul perifolikular
kronik yang di tandai dengan adanya papul, pustul dan sering terjadi rekurensi,
merupakan folikulitis piogenik dengn infeksi yang meluas kedalam folikel
rambut sampai subkutan.1,3,4
2.3. Epidemiologi
Folikulitis dapat mengenai semua umur, tetapi lebih sering di jumpai pada anak -
anak dan folikulitis juga tidak di pengaruhi oleh jenis kelamin. Jadi pria dan wanita
memiliki angka resiko yang sama untuk terkena folikulitis, dan folkulitis lebih sering
timbul pada daerah panas atau beriklim tropis.4
3 Folikulitis
2.4. Etiologi
Setiap rambut tubuh tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantong kecil di
bawah kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh
tubuh kecuali telapak tangan, telapak kaki dan membran mukosa seperti bibir.
Penyebab paling sering folikulitis adalah5 :
2.5. Etiopatogenesis
Setiap rambut tumbuh dari folikel, yang merupakan suatu kantung kecil di
bawah kulit. Selain menutupi seluruh kulit kepala, folikel juga terdapat pada seluruh
tubuh kecuali pada telapak tangan, telapak kaki dan membrane mukosa bibir.
Folikulitis bisa di sebabkan oleh karena minyak ataupun pelumas dan keringat
berlebihan yang menutupi dan menyumbat saluran folikel rambut. Bisa juga di
sebabkan oleh gesekan saat bercukur atau gesekan pakaian pada folikel rambut
maupun trauma atau luka pada kulit. Hal ini merupakan port de entry dari berbagai
mikroorganisme terutama staphylococcus aureus sebagai penyebab folikulitis.
Kebersihan yang kurang dan higiene yang buruk menjadi faktor pemicu dari
timbulnya folikulitis, sedangkan keadaan lelah, kurang gizi dan Diabetes melitus
merupan faktor yang mempercepat atau memperberat folikulitis ini.3,4
2.6. Klasifikasi
1. Bentuk folikulitis superfisial, diantaranya5 :
Pseudomonas Folikulitis
4 Folikulitis
Sekitar 12 sampai 48 jam terpajan, akan timbul papul kemerahan sampai
dengan adanya pustul. Ruam akan bertambah berat pada bagian tubuh yang
tertutup pakaian renang dengan air yang terkontaminasi dengan
pseudomonas.
Tinea Barbae
Lebih sering disebabkan oleh jamur Trychopyton verrucosum atau
Trychopyton mentagrophytes daripada bakteri. Folikulitis tipe ini juga terjadi
di daerah dagu pria ( jenggot ). Tinea barbae menyebabkan timbulnya bintik-
bintik putih yang gatal.
Pseudofolikulitis Barbae
inflamasi folikel rambut di daerah jenggot, pseudofolikulitis barbae
menyebabkan jenggot menjadi keriting.
Pityrosporum Folikulitis
Lebih sering terjadi pada dewasa muda. Folikulitis tipe ini menimbulkan
gejala kemerahan, pustul dan gatal pada daerah punggung, dada dan kadang-
kadang daerah bahu, lengan atas dan wajah. Disebabkan oleh infeksi ragi,
seperti Malassezia furfur, sama halnya seperti jamur yang menyebabkan
ketombe.
2. Bentuk Folikulitis Profunda, diantaranya :
Folikulitis Gram negative
Lebih sering berkembang pada seseorang dengan terapi antibiotik jangka
panjang dengan pengobatan akne. Antibiotik mengganggu keseimbangan
normal bakteri pada hidung, yang akan mempermudah berkembangnya
bakteri yang berbahaya ( Bakteri Gram-negatif ). Pada umumnya hal ini tidak
membahayakan, karena flora di hidung akan kembali normal apabila
pemakaian antibiotik dihentikan.
Karbunkel
Karbunkel terjadi apabila folikel rambut terinfeksi oleh bakteri stafilokokus
sampai ke bagian yang lebih dalam. Karbunkel terjadi secara tiba-tiba disertai
benjolan merah yang terasa sakit dengan diameter sekitar ½ inch. Dalam
waktu 24 jam, benjolan akan terisi dengan pus. Kemudian, dalam waktu lima
sampai tujuh hari, benjolan akan membesar dan semakin sakit, kadang dapat
mencapai ukuran sebesar bola golf baru kemudian ruptur dan pus akan
mengalir keluar.
5 Folikulitis
Folikulitis Eosinofilik
Terutama terjadi pada penderita dengan HIV positif. Folikulitis tipe ini
memiliki gejala khas yaitu inflamasi yang berulang, luka yang bernanah
(pus), terutama terjadi pada wajah tetapi dapat juga terjadi pada punggung
dan lengan atas. Luka biasanya menyebar, sangat gatal dan seringkali
menimbulkan hipopigmentasi.
2.8. Histopatologi
2.9. Diagnosa
Diagnosa di tegakkan berdasarkan anamnesa, gambaran klinis, pemeriksaan
bakteriologis dari sekret lesi dan kalau mendukung bisa dilakukan pemeriksaan
histopatologi.4
6 Folikulitis
2. Acne Vulgaris.
3. Kertosis Piliaris.
2.11. Penatalaksanaan
Folikulitis kadang dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada
beberapa kasus yang persisten dan rekuren perlu penanganan.4
1. Umum
Cukup dengan menjaga kebersihan diri terutama kulit, menghindari garukan
dan faktor pencetus seperti gesekan pakaian atau mencukur dan luka atau
trauma.
2. Khusus, terbagi 2 yaitu secara tropikal dan secara sistemik :
Topikal, dapat di berikan antibiotik misalnya :
1. Kemicetin salap 2 %
2. Kompres PK 1/ 5000 solusio sodium chloride 0,9 %( jika ada
eksudasi)
3. Salep natrium fusidat.
7 Folikulitis
Dianjurkan pemberian antibiotik sistemik dengan harapan dapat mencegah
terjadinya infeksi kronik.
2.12. Prognosa
8 Folikulitis
BAB II
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Folikulitis adalah infeksi folikel rambut, biasanya oleh bakteri staphylococcus
aureus. Peradangan terjadi di folikel. Faktor resiko terjadi trauma pada kulit dan
higien buruk. Gejala klinis folikulitis berbeda beda tergantung jenis infeksinya. Pada
bentuk kelainan superfisial, bintik-bintik kecil (papul) berkembang di sekeliling satu
atau beberapa folikel.
Folikulitis dapat menyebabkan beberapa komplikasi antara lain : selulitis,
furunkulosis, skar, kerusakan folikel rambut, dan kebotakan permanen. Kadang
folikulitis dapat sembuh sendiri setelah dua atau tiga hari, tetapi pada beberapa kasus
yang persisten dan rekurens perlu penanganan lebih lanjut.
9 Folikulitis
DAFTAR PUSTAKA
1. Hamzah, Mochtar. Aisah, Siti. 2011. Ilmu Penyakit Kulit dan Kelamin : Edisi ke
enam, hal 59-60. Jakarta. FKUI
2. Price, Sylvia A. Wilson, Lorraine W. 2006. Patofisiologi Konsep Klinis Proses-
Proses Penyakit. Jakarta : Volume 2, Edisi 6, hal 1452-1453. EGC
3. Siregar R. S. Atlas Berwarna, Saripati Penyakit Kuli, Edisi 2, EGC, Jakarta, 2005,
hal 50 – 51.
4. Anynomus : http://id.scribd.com/doc/73463927/FOLIKULITIS-M-Rifkind : 27
November 2012 23.15 WITA
5. Anynomus : http://jangan-sakit.blogspot.com/2009/10/folikulitis.html : 23
November 2012 00.40 WITA
10 Folikulitis