Anda di halaman 1dari 9

“Industri Proses Manufaktur Kayu”

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas individu mata kuliah teori
lokasi

Dosen Pengampu :

Dr. Aminuddin, S.E.,M.Si.

Disusun Oleh :

Nama : Evita Yuniar Fathanah

Nim : 02120190052

Kelas : B2

JURUSAN ILMU EKONOMI DAN STUDI PEMBANGUNAN


FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
UNIVERSITAS MUSLIM INDONESIA
MAKASSAR
2021
BAB II

PEMBAHASAN

II.I Industri Manufaktur


Industri adalah kelompok perusahaan yang menghasilkan dan
menjual barang sejenis atau jasa sejenis. Misalnya : industri tekstil adalah
kelompok perusahaan yang menghasilkan dan menjual bahan baku tekstil,
barang setengah jadi tekstil, dan barang jadi tekstil. Dalam
perkembangannya, industri dikelompokkan menjadi 2, yaitu industri
manufaktur dan industri jasa.

Menurut Heizer, dkk (2005), manufaktur berasal dari kata


manufacture yang berarti membuat dengan tangan (manual) atau dengan
mesin sehingga menghasilkan sesuatu barang. Wikipedia menyebutkan
bahwa Manufaktur adalah suatu cabang Industri yang mengaplikasikan
mesin, peralatan dan tenaga kerja dan suatu medium proses untuk mengubah
bahan mentah menjadi barang setengah jadi atau barang jadi untuk dijual.
Contoh industri manufaktur, misalnya: industri tekstil, industri obat, industri
semen, dan lain-lain.
Berdasarkan jenis proses produksi atau berdasarkan sifat
manufakturnya, perusahaan manufaktur dibagi menjadi 2 (dua) jenis, yakni
: 1) Perusahaan dengan jenis proses produksi terus-menerus (continuous
process atau continuous manufacturing, 2) Perusahaan dengan proses
produksi yang terputus-putus (intermitten process) atau intermitten
manufacturing).
Continous Manufacturing biasanya produk yang dihasilkan dalam
jumlah yang besar(produksi massa) dengan variasi yang sangat kecil dan
sudah di standarisasi. Mesin-mesinnya bersifat khusus dan biasanya
otomatis maka tidak membutuhkan tenaga kerja dalam jumlah yang banyak.
Sedangkan Intermitten manufacturing biasanya menghasilkan produk dalam
jumlah yang sangat kecil dengan variasi yang sangat besar. Mesin-mesin
5
yang digunakan merupakan mesin yang bersifat umum sehingga
operatornya perlu mempunyai keahlian atau skill yang tinggi dalam
pengerjaan produk tersebut.

II.II Pengertian Kayu


Kayu adalah bahan yang terdiri dari sel-sel. Struktur yang terdiri atas
sel tersebut memberikan kayu banyak sifat-sifat dan ciri-ciri yang unik.
Kerapatan adalah perbandingan antara massa atau berat benda terhadap
volumenya. Kerapatan kayu berhubungan langsung dengan porositasnya,
yaitu proporsi volume rongga kosong. (Koch, 1964).
Dewasa ini industri perkayuan di Indonesia semakin diminati oleh negara
lain, akan tetapi karakteristik kayu yang dihendaki lebih spesifik,
diantaranya kadar air yang sesuai dengan iklim pada masing-masing negara.
Kadar air yang dikehendaki mencapai hingga dibawah 10 %. Keadaan
tersebut tidak dapat dicapai jika pengeringan dilakukan secara alamiah,
karena itu di perlukan pengeringan buatan ( Budianto, 1996).
Penggergajian adalah suatu unit kegiatan yang merubah log menjadi
kayu penggergajian dengan menggunakan alat utama gergaji. Perbedaannya
dengan penggergajian kayu adalah alat yang digunakan. Gergaji adalah alat
membelah dan memotong kayu yang terbuat dari logam atau campuran
logam yang bentuknya pipih dan mempunyai gigi banyak (Nuryawan,
2008).
Selanjutnya dapat diolah pada industri sekunder, di proses log yang
bermutu rendah meskipun hasilnya tidak banyak, bisa juga kualitasnya baik.
Penggergajian merupakan tahap pertama dalam urutan proses pengolahan
kayu, kemajuan industri penggergajian mendorong pertumbuhan industri
kayu sekunder. Peningkatan kapasitas rill salah satunya adalah
kesempurnaan alat produksi dan keterampilan pekerja. Alat produksi
misalnya gergaji untuk itu diperlukan saw doctoring yang memadai
(Ruhendi, 1986).
6
Kayu gergajian didefenisikan sebagai kayu hasil konversi kayu bulat dengan
menggunakan mesin gergaji, mempunyai bentuk yang teratur dengan sisi-
sisi sejajar dan sudut-sudutnya siku dengan ketebalan tidak lebih dari 6 cm
dan kadar air tidak lebih dari 18%, pada masa sekarang ini teknologi yang
digunakan dalam industri penggergajian kayu sangat bervariasi, mulai dari
yang sederhana dengan satu gergaji piring sampai dengan peralatan canggih
menggunakan sistem hidrolik, pneumatik, dan eletronik.

II.III Sumber Bahan Baku


Bahan baku industri ini dimulai dengan membeli pohon-pohon buah
yang dimiliki masyarakat sekitar yakni pohon Durian, Cempedak, Lamtoro
(petai cina), Sengon, Jati super, Alban, Parembalang, Terap bunga, Terap
batu, Mahoni, Kuini, Jati putih, Tulasan, Nangka, Cempedak, Jengkol, dan
Kemiri. Apabila di sekitar tanjung anom tidak terdapat lagi pohon buah yang
diinginkan ukurannya maka pemilik akan pergi ke daerah lainnya untuk
mencari bahan baku tersebut misalnya daerah sembahe, pancur batu, dan
sibolangit.
Berdasarkan tipe gergaji utama yang digunakan industri ini adalah band
sawmill, pertimbangannya adalah menggunakan alat ini lebih efisien (lebih
menghasilkan tingkat rendemen yang tinggi), praktis , dan lebih
mempersingkat waktu dalam pembelahan atau proses produksi kayu. Alat
gergajian yang digunakan, antara lain : Circular saw, Band saw, dan Chain
saw, namun yang utama digunakan adalah band saw. Berdasarkan cara
produksi, industri ini menggunakan service sawmill. Berdasarkan fungsi,
industri ini tergolong resawing, karena industri ini menghasilkan bahan baku
melalui industri yang lain dan berdasarkan mobilitasnya industri UD
Bintang Terang ini tergolong permanen, hal ini karena lokasinya tidak
berpindah-pindah.

7
II.IV Proses Pengolahan Kayu

1. Pembelahan kayu (resawing)


Pembelahan kayu disini termasuk pembelahan kedua, sebab menurut
pihak pengelola industri, bahan baku dibelah untuk ditentukan ukurannya.
Sesungguhnya mesin dari industri ini dapat digunakan untuk membelah log
atau dolok. Akan tetapi, bahan baku industri sudah berbentuk cant. Menurut
Dephutbun RI (1998), cant adalah blambangan yang berbentuk setengah,
sepertiga, dan seperampat yang diperoleh melalui pembelahan pertama.

2. Meratakan kayu bagian pinggir


Istilah meratakan kayu bagian pinggir ini dikenal oleh pihak
pengelola industri sebagai pembuatan siku atau menyikukan kayu. Perataan
ini berguna untuk memudahkan pembentukannya dalam proses produksi
lanjutan. Dephutbun RI (1998) menyatakan perataan sisi dan pemotongan
ujung adalah pekerjaan yang penting yang memerlukan petugas-petugas
dengan pengetahuan yang baik tentang kualitas kayu gergajian.

3. Proses lanjutan penggergajian kayu


Proses lanjutan ini berupa membuat produk, seperti pintu, kusen,
jendela, dan lain-lain. Pembuatan kusen ini melalui proses pemotongan dan
pembuatan ukurannya, pembuatan dudukan, sponing (lanjutan),
pemasangan, dan finishing.
Industri biasanya jarang membuat produk karena keterbatasan alat.
Oleh karena itu, industri ini mengutamakan pembelahan berbagai ukuran
sortimen sesuai dengan pesanan (order).

II.V Peranan Industri Manufaktur Dalam Pembangunan Ekonomi


Industri Manufaktur merupakan salah satu sektor yang
berperan penting dalam pembangunan nasional. Kontribusi Industri
manufaktur terhadap pembangunan nasional dari tahun ketahun

8
menunjukkan kontribusi yang signifikan. Peranan Industri manufaktur
dalam Pembangunan Ekonomi Nasional dapat ditelusuri dari kontribusi
masing-masing sub sektor terhadap Laju Pertumbuhan Ekonomi Nasional
atau terhadap produk domestik bruto.

Pada beberapa negara yang tergolong maju, peranan industri


Manufaktur lebih dominan dibandingkan dengan sektor pertanian. Industri
Manufaktur rmemegang peran kunci sebagai mesin pembangunan karena
industri manufaktur memiliki beberapa keunggulan dibandingkan sektor
lain karena nilai kapitalisasi modal yang tertanam sangat besar, kemampuan
menyerap tenaga kerja yang besar, juga kemampuan menciptakan nilai
tambah (value added creation) dari setiap input atau bahan dasar yang
diolah. Pada negara-negara berkembang, peranan Industri Manufaktur juga
menunjukkan kontribusi yang semakin tinggi. Kontribusi yang semakin
tinggi ini menyebabkan perubahan struktur perekonomian negara yang
bersangkutan secara perlahan ataupun cepat dari sektor pertanian ke sektor
Industri manufaktur.
Peranan Industri Manufaktur dalam pembangunan ekonomi di
berbagai Negara sangat penting karena Industri manufaktur memiliki
beberapa keunggulan dalam hal akselerasi pembangunan. Keunggulan-
keunggulan industri manufaktur tersebut diantaranya memberikan
kontribusi bagi penyerapan tenaga kerja dan mampu menciptakan nilai
tambah (value added) yang lebih tinggi pada berbagai komoditas yang
dihasilkan.

II.VI Perkembangan Industri Manufaktur Di indonesia


Sejak Ir. Soekarno menjabat menjadi presiden pertama di Indonesia,
proses industrialisasi Negara Indonesia telah dirintis oleh beliau. Mulai dari
berbagai pabrik pembuatan aneka bahan pokok di Indonesia, dan lainnya.
Industrialialisasi di Indonesia mulai berkembang pesat saat Bapak Soeharto
menjabat sebagai presiden. Puncaknya adalah mampunya Indonesia
9
menerbangkat pesawat buatan anak negeri sendiri, yaitu N250 – Gatotkaca
yang pada waktu itu dipelopori oleh BJ. Habibie. Setelah sukses melakukan
peluncuran tersebut, makin banyak Industri-industri di Indonesia yang
berdiri. Kawasan Industri pun semakin bertebaran. Di Jawa Timur sendiri,
terdapat beberapa kawasan industri yang terkenal. Seperti di daerah
Surabaya, Gresik, Malang, dan lainnya. Mulai dari Industri berat sampai
industri-industri kecil
Dengan semakin berkembangnya Industri tersebut, maka dalam
Industri tentunya diperlukan sebuah keilmuan yang berhubungan dengan
proses produksi industri tersebut, khususnya industri manufaktur. Salah satu
ilmu yang diperlukan adalah Proses Manufaktur. Yaitu proses pembuatan
produk manufaktur mulai dari pencampuran bahan baku, proses pengecoran,
pembentukan, hingga finishing. Dalam kehidupan manusia, ilmu ini dapat
diimplementasikan untuk membuat alat-alat kehidupan sehari-hari. Mulai
dari kursi, meja, laptop, kalkulator, dll. Oleh karena itulah, proses
manufaktur sangat diperlukan dalam kehidupan manusia, karena hamper
semua tool atau peralatan hidup manusia dibuat melalui proses manufaktur.
Pada tahun 2012 yang lalu, berdasarkan riset yang dilaporkan oleh
UNIDO (Organisasi Pengembangan Industri Dunia), pertumbuhan industri
manufaktur global pada kuartal III tahun 2012 hanya 0.2 persen
dibandingkan dengan tahun sebelumnya. Catatan itu sekaligus menunjukkan
pertumbuhan paling lambat sejak tahun 2009. Catatan ini pula menjadi
warning kepada seluruh negara-negara di dunia. Sebab, menurut badan PBB
tersebut, industri manufaktur akan menghadapi tantangan berat ke
depannya. Hal itu disebabkan resesi kuat di Eropa, serta melemahnya
pertumbuhan ekonomi di Amerika Utara serta Asia Timur, ditambah dengan
melambatnya laju ekonomi di negara-negara berkembang.
Krisis ekonomi global menjadi kendala berkembangnya sektor industri
manufaktur di seluruh dunia. Lesunya perekonomian di Amerika Serikat dan
Eropa yang merupakan kiblat perekonomian dunia berdampak pada
10
berbagai sektor termasuk perindustrian manufaktur. Dampak dari itu semua
adalah perekonomian dunia pun ikut lesu karena sektor industri manufaktur
termasuk sektor yang paling basah.
Tingginya komnsumsi masyarakat berakibat pada penguatan kinerja
impor. Namun, di sisi lain, kinerja ekspor relatif melemah akibar rendahnya
permintaan di dunia yang menyebabkan neraca perdagangan defisit. Krisis
ekonomi di dunia juga berdampak pada melemahnya nilai tukar berbagai
mata uang negara, sehingga sektor industri manufaktur pun semakin lesu.
Di tahun 2013 ini, banyak pihak yang lebih merasa optimistis dengan
perkembangan industri manufaktur dunia. Selain kondisi perekonomian
amerika dan eropa yang makin membaik, sektor industri manufaktur di
negara berkembang juga semakin pesat perkembangannya. Dengan begitu
walaupun masih ada bayang-bayang krisis ekonomi global, diharapkan
industri manufaktur dunia lebih kreatif dalam mengatasi permasalahan ini.
Sementara di Indonesia ini, prospek perkembangan industri manufaktur
begitu pesat. Optimisme itu merujuk pada krisis moneter pada tahun 1998
yang lalu saat perekonomian Indonesia hancur lebur. Namun Indonesia
ternyata mampu bangkit dan pada tahun 2011 yang lalu pertumbuhan PDB
bahkan mencapai 6.2%. Pada tahun 2012, pertumbuhan sektor industri
manufaktur khusus sektor nonmigas secara kumulatif mencapai 6.5%.
Bahkan pada kuartal II tahun 2012 pertumbuhan mencapai angka 7.27%.
Hal itu membawa angina segar bagi sektor industri manufaktur di Indonesia.
Namun, yang perlu diingat di sini adalah tantangan untuk thun 2013 ini lebih
berat ke depannya. Salah satu faktor yang paling memicu adalah kenaikan
TDL (Tarif Dasar Listrik) sebesar 15% yang itu akan berpengaruh pada daya
saing industri baik di sektor domestic maupun pasar ekspor.Tantangan berat
lain yang harus dihadapi oleh Indonesia adalah “ASEAN-China Free Trade
Area” yang telah diberlakukan semenjak Januari 2010 yang lalu. Hal itu
menyebabkan berbagai produk manufaktur dari china memasuki pasar
Indonesia dengan deras. Berbagai produk elektronik yang berharga murah
11
BAB III

PENUTUP

III.I Kesimpulan
sektor industry kayu/pulp memegang peranan sangat penting dalam
pergerak sector-sektor utama dalam produksi dan mampu membawa
perubahan mendasar dalam struktur ekonomi Indonesia.

III.II Saran
Sektor industri penggergajian kayu adalah sektor yang mampu
menopang perekonomian Indonesia yakni adanya pemanfaatan limbah
produksi. Akan tetapi diperlukan adanya sosialisasi pemanfaatannya dalam
bentuk lain dan diadakan dana pemeliharaan alat-alat yang dimiliki industry
sehingga proses produksi tidak terhambat.

13

Anda mungkin juga menyukai