Anda di halaman 1dari 18

Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata ISSN 2656-4041 (Media Online)

PERBUATAN MELAWAN HUKUM (PMH)


DALAM HUKUM PIDANA DAN HUKUM PERDATA
Oleh :
Indah Sari
Dosen Tetap Fakuktas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma,
Wakil Ketua Lembaga Konsultasi dan Bantuan Hukum (LKBH) Fakultas Hukum Universitas
Dirgantara Marsekal Suryadarma dan Anggota Asosiasi Dosen Indonesia (ADI)
Email : Indah.alrif@gmail.com
-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Abstrak :

Dalam Ilmu Hukum, kita mengenal adanya perbuatan melawan hukum (PMH). Biasanya
perbuatan melawan hukum diidentifikasikan dengan perbuatan yang melanggar undang-
undang, perbuatan yang bertentangan dengan hak-hak orang lain, perbuatan yang
bertentangan dengan nilai-nilai kesusilaan dan kesopanan serta perbuatan yang melanggar
asas-asas umum dalam lapangan hukum. Dalam tulisan ini penulis ingin menjelaskan
perbedaaan perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana maupun dalam hukum perdata
serta unsur-unsur yang membedakan antara keduanya. Dalam konteks hukum perdata
perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang melanggar Pasal 1365 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (BW), bahwa dijelaskan pihak yang dirugikan oleh pihak lain berhak
menuntut ganti rugi tetapi ini bukan dalam lapangan perjanjian. Sedangkan dalam konteks
pidana perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang melanggar undang-undang,
perbuatan yang dilakukan di luar kekuasaan atau kewenangannya serta perbuatan yang
melanggar asas-asas umum dalam lapangan hukum. Pada bagian akhir penulisan, penulis
menyimpulkan perbedaan mendasar antara perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana
dan hukum perdata.

Kata kunci : Perbuatan Melawan Hukum, Hukum Pidana, Hukum Perdata, Perbuatan
Melawan Hukum dalam Hukum Pidana, Perbuatan Malawan Hukum dalam Hukum
Perdata.

Abstract :

In the science of law, we recognize actions againts the law. Usually acts againts the law are identified
with acts of violating the law, actions that are contrary to the rights of others, actions that are contrary to
the values of decency and politeness and acts that violate general principles in the field of law. In this
paper the author wants to explain acts againts the law in criminal and civil law as well as the elements
that distinguish between the two. In the context of civil law, an act against the law is an act that violates
Article 1365 of the Civil Law Code, that it is explained that the party who is injured by another party has
the right to claim compensation, but not in the field of the agreement. Whereas in criminal law, acts
againts the law are acts that violates the law, acts that is committed outside of its control or authority

53
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

and acts which violates general principles in the field of law. At the end of writing the author concludes
the fundamental difference between acts againts the law in criminal law and civil law.
Keywords: Act againts the law, Criminal Law, Civil Law, Act againts the law in criminal law and
Act againts the law in civil law

I. PENDAHULUAN secara perdata, misalnya dengan


mendapatkan ganti rugi.1

A. Latar Belakang Dalam ilmu hukum dikenal 3 (tiga)


Banyak definisi yang mengartikan kategori dari perbuatan melawan hukum
istilah perbuatan melawan hukum, ada sebagai berikut:2
yang mengartikan bahwa perbuatan 1. Perbuatan melawan hukum karena
melawan hukum adalah perbuatan kesengajaan
melawan undang-undang, perbuatan yang 2. Perbuatan melawan hukum tanpa
bertentangan dengan hak-hak orang lain, kesalahan (tanpa unsur kesengajaan
perbuatan yang mengakibatkan kerugian maupun kelalaian)
pihak lain dan tentu pihak yang melakukan 3. Perbuatan melawan hukum karena
perbuatan melawan hukum tersebut harus kelalaian
menggantikan kerugian kepada pihak yang
telah dirugikannya. Ada juga yang Menurut Rosa Agustina (2003) dalam
mengartikan perbuatan melawan hukum bukunya Perbuatan Melawan Hukum,
adalah perbuatan yang dilakukan di luar Pasca Sarjana FH UI merumuskan
kewenangannya atau di luar perbuatan melawan hukum harus
kekuasaannya. Kemudian perbuatan memenuhi persyaratan sebagai berikut:3
melawan hukum juga diartikan perbuatan pertama, perbuatan itu bertentangan
yang melanggar nilai-nilai kesusilaan, nilai dengan kewajiban hukum si pelaku, kedua,
nilai kesopanan yang berkembang di perbuatan tersebut bertentangan dengan
masyarakat serta perbuatan yang hak subjektif orang lain, ketiga
melanggar asas-asas umum yang berlaku bertentangan dengan kesusilaan, keempat,
dalam lapangan hukum. bertentangan dengan kepatutan, ketelitian
Di dalam Wikipedia perbuatan dan kehati-hatian.
melawan hukum diartikan dalam konteks Perbuatan melawan hukum yaang
perdata (bahasa Inggris: tort) adalah segala akan penulis uraikan dalam tulisan ini
perbuatan yang menimbulkan kerugian adalah perbuatan melawan hukum dalam
yang membuat korbannya dapat hukum pidana dan hukum perdata. Antara
melakukan tuntutan terhadap orang yang perbuatan melawan hukum dalam konteks
melakukan perbuatan tersebut. Kerugian 1

yang ditimbulkan dapat bersifat materiil https/id.m.wikipedia.org/wiki/Perbuatan_melawan


(misalnya kerugian akibat tabrakan mobil) -hukum#:-
:text=Dalam%20hukum%perdata%2C%20perbuatan
ataupun immaterial (misalnya kecemasan %20melawan,orang%20yang%20melakukan%20per
atau penyakit). Melalui tuntutan ini korban buatan%20tersebut. Diakses pada tanggal 5 Agustus
berupaya untuk mendapatkan pemulihan 2020.
2
Munir Fuady, 2005, Perbuatan Melawan Hukum
Pendekatan Kontemporer, PT. Citra Aditya Bakti,
Bandung, hal.3
3
Rosa Agustina, 2003, Perbuatan Melawan Hukum,
Pasca Sarjana Universitas Indonesia, Jakarta, hal. 17

54
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

hukum pidana dan hukum perdata hukum dalam hukum pidana jika
mempunyai konteks yang berbeda. perbuatan itu mengancam dan merugikan
Perbedaan yang mendasar terletak dasar kepentingan umum atau publik sedangkan
hukum pengaturannya, sifatnya dan unsur- melawan hukum dalam hukum perdata
unsur yang melekat kepada keduanya. jika perbuatan itu merugikan kepentingan
Perbuatam melawan hukum dalam keperdataan (privat).
hukum pidana diatur dalam Kitab Adapun unsur-unsur dari perbuatan
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)4. melawan hukum dalam hukum pidana
Sedangkan perbuatan melawan kukum adalah perbuatan itu tegas dinyatakan
(onrechtmatige daad) dalam hukum perdata melanggar undang undang, kemudian
di atur lebih lanjut dalam Pasal 1365 Kitab perbuatan itu juga dilakukan tanpa
Undang-Undang Hukum Perdata atau kewenangan dan kekuasaaan serta
Burgerlijk Wetboek (BW).5 Dimana bunyi perbuatan yang melanggar asas-asas umum
dari Pasal tersebut adalah: dalam lapangan hukum. Sedangkan dalam
hukum perdata unsur-unsur perbuatan
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum
melawan hukum tersebut adalah adanya
yang membawa kerugian kepada orang
perbuatan, perbuatan tersebut melawan
lain, mewajibkan orang yang karena
hukum, adanya kesalahan dari pihak
salahnya menerbitkan kerugian itu,
pelaku, adanya kerugian bagi korban dan
mengganti kerugian tersebut”
adanya hubungan kausal antara perbuatan
Dari uraian di atas unsur-unsur dan kerugian.
perbuatan melawan hukum perdata Disamping itu juga didalam Undang-
meliputi adanya perbuatan melawan Undang Pemberantasan Tindak Pidana
hukum, adanya kesalahan, adanya sebab Korupsi (Undang-Undang Nomor
akibat antara kerugian dan perbuatan dan 31Tahun 1999) Pasal 2 ayat (1) diuraikan
adanya kerugian. perbuatan melawan hukum sebagai
Perbuatan melawan hukum yang berikut:7 “Setiap orang yang secara
tercantum dalam Pasal 1365 KUH Perdata melawan hukum melakukan perbuatan
(BW) hanya mengatur bentuk ganti rugi memperkaya diri sendiri atau orang lain
yang dibebankan kepada orang yang telah atau suatu korporasi yang dapat merugikan
menimbulkan kesalahan kepada pihak keuangan negara atau perekonomian
yang dirugikan. Ganti rugi ini timbul negara, dipidana....” Sementara Penjelasan
karena adanya kesalahan bukan karena Pasal 2 ayat (1) menyebutkan, “yang
adanya perjanjian.6 dimaksud dengan secara melawan hukum
Perbedaan berikutnya adalah kalau dalam pasal ini mencakup perbuatan
perbuatan melawan hukum dalam konteks melawan hukum dalam arti formil maupun
perdata sering di sebut juga dengan istliah arti materiil, yakni meskipun perbuatan
onrechtmatige daad sedangkan dalam hukum tersebut tidak diatur dalam peraturan
pidana sering di pakai istilah wederrechtelijk. perundang-undangan, namun apabila
Suatu perbuatan dikatakan melawan perbuatan tersebut dianggap tercela karena

4
Lebih lanjut baca Kitab Undang-Undang Hukum 7
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pidana (KUHP) Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 2 ayat
5
Lihat lebih lanjut Pasal 1365 Kitab Undang- (1) dan baca juga Himpunan Peraturan Perundang-
Undang Hukum Perdata (BW) Undangan Republik Indonesia, 2008, Tindak Pidana
6
Salim HS, 2008, Hukum Kontrak Teori Dan Teknik Korupsi dan Suap disertai dengan Undang-Undang
Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, hal.100 Pencucian Uang, CV.Nuansa Aulia, Bandung

55
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

tidak sesuai dengan rasa keadilan atau Sosiologis atau Empiris. Penelitian Hukum
norma-norma kehidupan sosial dalam Normatif terdiri dari penelitian asas-asas
masyarakat, maka perbuatan tersebut hukum, sistematika hukum, sinkronisasi
dapat dipidana. hukum, sejarah hukum dan perbandingan
hukum. Sedangkan penelitian Hukum
B. Tujuan Penulisan Empiris menekankan pada penelitian
Tujuan dari Penulisan ini adalah: terhadap identifikasi hukum dan efektivitas
Pertama, untuk mengkaji dan hukum ketika hukum itu diterapkan dalam
menganalisis lebih dalam lagi mengenai masyarakat8. Dalam penulisan ini penulis
perbedaan perbuatan melawan hukum memakai jenis penelitian Yuridis
dalam hukum pidana dan hukum perdata. Normatif.
Kedua, untuk menguraikan dan Penelitian dalam penulisan ini akan
membedakan bagaimana unsur-unsur yang dilakukan dengan cara Studi Kepustakaan
terkandung dalam perbuatan melawan (Library Research). Studi kepustakaan
hukum dalam hukum pidana dan hukum dilakukan untuk dapat mengetahui
perdata sebanyak mungkin pendapat dan atau
konsep para ahli yang telah melakukan
C. Kegunaan Penulisan penelitian atau penulisan terlebih dahulu
mengenai perbuatan melawan hukum.
Adapun kegunaan dari penulisan ini
Kemudian dilakukan teknik pengumpulan
adalah:
data dengan cara mengumpulkan bahan-
1. Dapat memberikan kontribusi berupa bahan yang berupa buku-buku dan bahan
pengetahuan mengenai perbedaan pustaka lainnya yang ada hubungannya
antara perbuatan melawan hukum dengan masalah perbuatan melawan
dalam hukum pidana dan hukum hukum baik dalam hukum pidana maupun
perdata serta unsur-unsur apa yang dalam hukum perdata. Metode
membedakan bagi Dosen, Mahasiswa, pengumpulan data ini berguna untuk
Civitas Akademika serta Para Praktisi mendapatkan landasan teori yang berupa
Hukum sehingga diharapakan timbul pendapat para ahli mengenai hal yang
pemaham yang lebih dalam lagi dalam menjadi objek penulisan seperti peraturan
melakukan pembedaan perbuatan perundangan yang berlaku.
melawan hukum dalam hukum pidana Adapun data yang digunakan dalam
maupun dalam hukum perdata. penulisan ini adalah data sekunder yang
2. Tulisan ini dapat mendorong diperoleh dari bahan hukum primer,
penelitian lebih lanjut untuk dapat sekunder dan tersier.
mengembangkan kajian mengenai Sumber bahan hukum yang
perbedaan perbuatan melawan hukum dibutuhkan berupa:
dalan hukum pidana maupun dalam 1. Bahan hukum primer: bahan-bahan
hukum perdata. yang bersumber dari peraturan-
peraturan perundang-undangan yang
D. Metode Penelitian ada kaitannya dengan perbuatan
Menurut Soerjono Soekanto dalam
bukunya “Pengantar Penelitian Hukum” 8
Suratman dan H. Philips Dillah, 2013, Metode
penelitian hukum dapat dibedakan dalam Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, hal. 45 yang
dikutip dari Soerjono Soekanto, 1981, Pengantar
Penelitian Hukum Normatif dan Hukum Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, hal
44.

56
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

melawan hukum dalam hukum pidana saja yang di atur dalam hukum perdata
maupun dalam hukum perdata. tersebut. Kemudian lanjut Pembahasan
2. Bahan hukum sekunder: bahan-bahan Perbuatan Melawan Hukum dalam
yang dapat memberikan penjelasan Hukum Perdata dan juga akan diuraikan
mengenai bahan-bahan hukum primer kategori-kategori Perbuatan Melawan
seperti buku buku dan literatur- Hukum (PMH) dalam Hukum Perdata.
literatur yang dapat dijadikan bahan Dengan membandingkan antara Perbuatan
pedoman untuk membahas perbuatan Melawan Hukum dalam Hukum Pidana
melawan hukum. dan Perbuatan Melawan Hukum dalam
3. Bahan hukum tersier yaitu; bahan- Hukum Perdata maka kita dapat
bahan yang memberi petunjuk membedakan unsur-unsur Perbuatan
terhadap bahan hukum primer dan Melawan Hukum tersebut baik dalam
bahan hukum sekunder. Misalnya persfektif pidana maupun perdata.
kamus hukum dan website. Keempat, Kesimpulan yang akan
menjawab dua permasalahan yang
E. Sistematika Penulisan diangkat dalam penulisan ini.
Dalam tulisan ini penulis akan Berdasarkan uraian di atas akhirnya
memaparkan sistematika penulisan sebagai penulis tertarik untuk mengkaji lebih
barikut: Pertama, Pendahuluan yang dalam lagi mengenai “PERBEDAAN
berisikan latar belakang penulisan, tujuan PERBUATAN MELAWAN HUKUM
penulisan, kegunaan penulisan, metode (PMH) DALAM HUKUM PIDANA
penelitian dan sistematika penulisan. DAN HUKUM PERDATA”. Sehingga
Kedua, Permasalahan terdiri dari akhirnya kita dapat memahami lebih
dalam unsur-unsur pembeda perbuatan
1. Bagaimanakah perbedaan perbuatan
melawan hukum dalam persfektif hukum
melawan hukum dalam hukum pidana
pidana maupun dalam persfektif hukum
dan hukum perdata?
perdata.
2. Apa saja unsur – unsur perbuatan
melawan hukum dalam hukum pidana II. PERMASALAHAN
dan hukum perdata?
Adapun Rumusan Masalah dalam
Ketiga, Pembahasan, adapun yang penulisan ini adalah:
dibahas dalam penulisan ini adalah
a. Bagaimanakah perbedaan perbuatan
dimulai dari pembahasan hukum pidana
melawan hukum dalam hukum pidana
dan perbuatan pidana serta bedanya
dan hukum perdata?
dengan tindak pidana kemudian
b. Apa saja unsur-unsur perbuatan
dilanjutkan dengan unsur-unsur tindak
melawan hukum dalam hukum pidana
pidana. Kemudian membahas perbuatan
dan hukum perdata?
melawan hukum dalam hukum pidana
serta unsur-unsur dalam perbuatan
melawan hukum dalam konteks hukum III. PEMBAHASAN
pidana. Selanjutnya membahas mengenai A. Hukum Pidana dan Perbuatan
hukum perdata terutama pendapat Pidana
beberapa ahli yang mengutarakan
Menurut Prof Moeljatno pengertian
pendapat mereka sebatas mana ruang
lingkup dari hukum perdata serta apa-apa hukum pidana dijelaskan sebagai berikut:

57
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

Hukum Pidana itu adalah bagian dari penetapan orang-orang yang dapat
keseluruhan hukum yang berlaku di suatu dipertanggungjawabkan (Van Hattum,
negara, yang mengadakan dasar-dasar dan 1953: 1 :48).10
aturan-aturan untuk:9 Apakah perbuatan Pidana itu?
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang
1) Menentukan perbuatan-perbuatan
dilarang oleh suatu aturan hukum larangan
mana yang tidak boleh dilakukan,
mana disertai ancaman (sanksi) yang
yang dilarang, dengan disertai
berupa pidana tertentu, bagi barang siapa
ancaman atau sanksi yang berupa
yang melanggar larangan tersebut. Dapat
pidana tertentu bagi barang siapa
juga dikatakan bahwa perbuatan pidana
melanggar larangan tersebut.
adalah perbuatan yang oleh suatu aturan
2) Menentukan kapan dan dalam hal-hal
hukum dilarang dan diancam pidana, asal
apa kepada mereka yang telah
saja dalam pada itu diingat bahwa
melanggar larangan-larangan itu dapat
larangan ditujukan kepada perbuatan
dikenakan atau dijatuhi pidana
(yaitu suatu keadaan atau kejadian yang
sebagaimana yang telah diancamkan.
ditimbulkan oleh kelakuan orang),
3) Menentukan dengan cara bagaimana
sedangkan ancaman pidananya
pengenaan pidana itu dapat
ditunjukkan kepada orang yang
dilaksanakan apabila ada orang yang
menimbulkan kejadian itu.
disangka telah melanggar larangan
Yang merupakan unsur atau elemen
tersebut.
perbuatan pidana adalah menurut Prof.
Dari sekian banyak pendapat tentang Moeljatno adalah :11
arti hukum pidana materiel dan hukum a. Kelakuan dan akibat (perbuatan).
pidana formil, uraian Simons (1937: 2-3), b. Hal ikhwal atau keadaan yang
yang menyatakan, bahwa Hukum Pidana menyertai perbuatan.
Materiel mengandung petunjuk-petunjuk c. Keadaan tambahan yang
dan uraian tentang strafbare feiten (delik; memberatkan pidana.
perbuatan pidana; tindak pidana) d. Unsur melawan hukum yang objektif.
peraturan tentang syarat-syarat starfbaarheid e. Unsur melawan hukum yang subjektif.
(hal dapat dipidananya seseorang),
penunjukan orang yang dapat dipidana Ada juga istilah Tindak Pidana.
dan ketentuan tentang pidananya; ia Tindak Pidana adalah perbuatan yang oleh
menetapkan siapa dan bagaimana orang aturan hukum dilarang dan diancam
itu dapat dipidana. Hukum Pidana Formil, dengan pidana, di mana pengertian
menurut Simons mengatur tentang cara perbuatan di sini selain perbuatan yang
negara dengan perantaraan para bersifat aktif (melakukan sesuatu yang
pejabatnya menggunakan haknya untuk sebenarnya dilarang oleh hukum) juga
memidana, dan dengan demikian perbuatan yang bersifat pasif (tidak berbuat
mengandung hukum acara pidana. Yang sesuatu yang sebenarnya diharuskan oleh
dimaksud Simon strafbaarheid ialah hukum).12

9
Moeljatno,2008, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi
10
Revisi, Penerbit Reneka Cipta, Jakarta, hal. 1 dan H.A, Zainal Abidin Farid, 2010, Hukum Pidana I,
baca juga di buku Teguh Prasetyo, 2017, Hukum Sinar Grafika, Jakarta, hal.3.
11
Pidana Edisi Revisi,Rajawali Pers, Depok, hal. 6-7. Teguh Prasetyo, 2017, Hukum Pidana Edisi Revisi,
Lebih lanjut lihat juga Andi Hamzah, 2019, Hukum Rajawali Pers, Depok, hal. 52-53.
12
Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hal.3-4 . Ibid, hal. 50,

58
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

Setelah mengetahui definisi dan KUHP, yaitu pembunuhan yang


pengertian yang lebih mendalam dari direncanakan terlebih dahulu.
tindak pidana itu sendiri, maka di dalam 5) Perasaan takut seperti terdapat di
tindak pidana tersebut terdapat unsur- dalam Pasal 308 KUHP.
unsur tindak pidana, yaitu:13
B. Perbuatan Melawan Hukum dalam
a. Unsur Objektif Hukum Pidana.
Unsur yang terdapat di luar si pelaku.
Unsur-unsur yang ada hubungannya Dalam Memorie van toelichting atau
dengan keadaan, yaitu dalam sejarah pembentukan KUHP di Belanda
keadaan-keadaan di mana tindakan- tidak ditemukan apakah yang
tindakan si pelaku itu harus dilakukan. dimaksudkan dengan kata “hukum” dalam
Terdiri dari: frase “melawan hukum”. Jika merujuk
1) Sifat melanggar hukum pada postulat contra legem facit qui id facit
2) Kualitas dari si pelaku quod lex prohibit; in fraudem vero qui, salvis
Misalnya keadaan sebagai pegawai verbis legis, sententiam ejus circumuenit, maka
negeri di dalam kejahatan jabatan dapat diartikan bahwa seseorang
menurut Pasal 415 KUHP atau dinyatakan melawan hukum ketika
keadaan sebagai pengurus atau perbuatan yang dilakukan adalah suatu
komisaris dari suatu perseroan perbuatan yang dilarang oleh hukum.14
terbatas di dalam kejahatan Pengertian melawan hukum itu
menurut Pasal 398 KUHP. sendiri, dikemukakan oleh Simons sebagai
3) Kausalitas berikut:15
Yakni hubungan antara suatu “Apa arti yang harus diberikan
tindakan sebagai penyebab dengan mengenai istilah melawan hukum
suatu kenyataan sebagai akibat. dalam ketentuan-ketentuan ini?
Sedangkan menurut pandangan orang
b. Unsur subjektif banyak istilah tersebut tidak lain dari
Unsur yang terdapat atau melekat pada tanpa hak sendiri. Menurut
pada diri si pelaku, atau yang pendapat saya, hanya ada satu
dihubungkan dengan diri si pelaku pandangan yang dapat diterima
dan termasuk di dalamnya segala mengenai adanya melawan hukum
sesuatu yang terkandung di dalam bahwa ada kelakuan yang
hatinya. Unsur ini terdiri dari: bertentangan dengan hukum. Tanpa
1) Kesengajaan atau ketidaksengajaan hukum mempunyai arti yang lain dari
(dolus atau culpa). pada bertentangan dengan hukum,
2) Maksud pada suatu percobaan, dan istilah melawan hukum menunjuk
seperti ditentukan dalam Pasal 53 hanya pada arti yang terakhir. Hukum
ayat (1) KUHP. yang dituju oleh perbuatan tersebut
3) Macam-macam maksud seperti tidak harus suatu hak yang subjektif
terdapat dalam kejahatan-kejahatan tetapi juga dapat merupakan suatu hak
pencurian, penipuan, pemerasan, pada umumnya. Mana yang benar,
dam sebagainya.
4) Merencanakan terlebih dahulu, 14
Eddy O.S Hiariej, 2016, Prinsip-Prinsip Hukum
seperti tercantum dalam Pasal 340 Pidana, Edisi Revisi, Cahaya Atmapustaka,
Yogyakarta,hal.232
13 15
Ibid, hal. 50-51 Ibid, hal. 233

59
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

tergantung pada sifat perbuatan Jika kita meneliti pasal-pasal dalam


pidana dan tergantung mana rumusan KUHP, maka akan tercantum kata-kata
pembentuk undang-undang untuk melawan hukum (wederrechtelijke) untuk
istilah tersebut). menunjukkan sah suatu tindakan atau
suatu maksud. Penggunaan kata
Salah satu unsur utama tindak pidana
wederrechtelijke untuk menunjukkan sifat
yang bersifat objektif adalah sifat melawan
tidak sah suatu tindakan terdapat dalam
hukum. Hal ini dikaitkan pada asas
Pasal 167 ayat (1), 168, 179, 180, 189, 190,
legalitas yang tersirat pada Pasal 1 ayat 1
198, 253-257, 333 ayat (1), 334 ayat (1),
KUHP.16 Dalam bahasa Belanda melawan
335 ayat (1) angka 1, 372, 429 ayat (1),
hukum itu adalah wederrechtelijk (weder:
431,433 angka 1, 448, 453-455, 472 dan
bertentangan dengan, melawan; recht:
522 KUHP. Sedangkan penggunaan kata
hukum). Dalam menentukan perbuatan itu
wederrechtelijke untuk menunjukkan suatu
dapat dipidana, pembentuk undang-
maksud atau cogmerk dapat dijumpai dalam
undang menjadikan sifat melawan hukum
Pasal 328, 339, 362, 368 ayat (1), 369 ayat
sebagai unsur yang tertulis. Tanpa unsur
(1), 378, 382, 390, 446, dan 467 KUHP.20
ini, rumusan undang-undang akan menjadi
terlampau luas. Selain itu, sifat dapat C. Elemen-Elemen Melawan Hukum
dicela kadang-kadang dimasukkan dalam dalam Hukum Pidana21
rumusan delik, yaitu dalam rumusan delik
culpa.17 1. Pandangan formil
Ajaran sifat melawan hukum memiliki Menurut pandangan formil, elemen
kedudukan yang penting dalam hukum melawan hukum bukanlah unsur mutlak
pidana di samping asas legalitas. Ajaran ini perbuatan pidana. Melawan hukum
terdiri dari ajaran sifat melawan hukum merupakan unsur perbuatan pidana jika
yang formal dan materiil. Ajaran sifat disebut secara tegas dalam rumusan delik.
melawan hukum yang materiil dalam Salah seorang yang berpendapat demikian
hukum pidana Indonesia terdapat hukum adalah Pompe. Dalam handboeknya,
tidak tertulis, yaitu hukum adat. Meskipun Pompe secara tegas menyatakan,
demikian pengakuan dan penerapan ajaran “wederrechtelijkheid is dus in het algemeen geen
sifat melawan hukum materiil baru bestandeel van het strafbare feit, tenzij
dilakukan pada tahun 1965 dan implikasi uitdrukkelijk in de wettelijke omschrijiving
yang lebih jauh adalah lolosnya para opgenomen” (sifat melawan hukum pada
koruptor karena telah membayar unsur umumnya bukan unsur perbuatan pidana,
kerugian negara dalam perkara korupsi. kecuali dinyatakan dengan tegas dalam
Dalam perkembangannya, ajaran sifat rumusan undang-undang).
melawan hukum ini kemudian Sebagai misal, Pasal 338 KUHP yang
diformalkan keududukannya dalam berbunyi, “Barangsiapa sengaja merampas
perundang-undangan seperti UU No. 31 nyawa orang lain, diancam karena
Tahun 199918 dan rancangan KUHP.19 pembunuhan dengan pidana penjara paling
lama lima belas tahun”. Jika merujuk pada
16
Lihat lebih lanjut Pasal 1 ayat 1 Kitab Undang-
20
Undang Hukum Pidana (KUHP) Teguh Prasetyo, 2017, Op.Cit, hal. 70 dan baca
17
Teguh Prasetyo, 2017, Op.Cit, hal. 67 juga Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
18
Baca Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 (KUHP)
21
Tentang Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi. Mengenai Elemen-Elemen Melawan Hukum
19
Baca lebih lanjut Rancangan Kitab Undang- dalam Hukum Pidana bisa dibaca: Eddy
Undang Hukum Pidana. O.S.Hiariej, 2016, Op.Cit, hal.226-232

60
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

pendapatnya Pompe, maka di dalam pasal 3. Pandangan Tengah


ini tidak terdapat unsur melawan hukum
Selain pandangan formil dan
karena tidak disebut dalam rumusan delik.
pandangan materiil terhadap elemen
Bandingkan dengan Pasal 362 KUHP yang
melawan hukum, masih ada pandangan
menyatakan, “Barangsiapa mengambil
ketiga yang disebut sebagai pandangan
barang sesuatu yang seluruhnya atau
tengah. Pandangan ini dikemukakan oleh
sebagian kepunyaan orang lain, dengan
Hazewinkel Suringa sebagai berikut, “De
maksud dimiliki secara melawan hukum,
wederrechtelijkheid is slechts daar, waar wet
diancam karena pencurian, dengan pidana
haar noemt elementen verder allen maar het
penjara paling lama lima tahun atau denda
kenmerk van ieder delict....” (Sifat melawan
paling banyak enam puluh rupiah”.
hukum adalah unsur mutlak jika
Dengan demikian berdasarkan pandangan
disebutkan dalam rumusan delik, jika
Pompe, Pasal 362 KUHP mengandung
tidak, melawan hukum hanya merupakan
unsur melawan hukum karena tertulis
tanda dari suatu delik...).
secara expressiv verbis dalam rumusan delik.

2. Pandangan Materiil D. Paham – Paham Sifat Melawan


Hukum dalam Hukum Pidana
Berbeda dengan pandangan formil
adalah pandangan materiil yang Berdasarkan paham-paham sifat
menyatakan bahwa melawan hukum melawan hukum, doktrin membedakan
adalah unsur mutlak dari setiap perbuatan perbuatan melawan hukum atas: 22
pidana. Pandangan ini antara lain dianut 1. Perbuatan melawan hukum formil,
oleh Vos dan Moeljatno. Komentar yaitu perbuatan melawan hukum
Hazewinkel Suringa terhadap pandangan apabila perbuatan tersebut sudah
materiil ini adalah sebagai berikut: diatur dalam undang-undang, Jadi
(Perlu diperhatikan bahwa sifat sandarannya adalah hukum yang
melawan hukum adalah unsur konstan dan tertulis.
permanen dari setiap perbuatan pidana jika 2. Perbuatan melawan hukum materiil,
disebut, demikian pula dengan yaitu terdapat mungkin suatu
pertanggungjawaban. Suatu perbuatan perbuatan melawan hukum walaupun
pidana tidak hanya kelakuan yang belum diatur dalam undang-undang.
memenuhi rumusan delik tetapi Sandarannya asas umum yang
dibutuhkan keduanya, pertama adalah sifat terdapat di lapangan hukum
melawan hukum dan kedua adalah dapat
dipertanggungjawabkan pelaku. Secara lebih jelas pembuat Konsep
Konsekuensi dari ajaran yang menyatakan KUHP Baru 1998 menegaskan dianutnya
bahwa kelakuan yang bersifat melawan pandangan sifat melawan hukum material
hukum dan dapat dipertanggungjawabkan yang terdapat dalam Pasal 17 yang
pelaku adalah unsur konstitutif, jaksa dirumuskan sebagai berikut:23
harus memasukkan dalam tuduhannya dan Perbuatan yang dituduhkan haruslah
merupakan perbuatan yang dilarang dan
membuktikannya, jika perbuatan tersebut
diancam dengan pidana oleh suatu
adalah sesuai hukum, pelaku tidak dapat
dipertanggungjawabkan dan harus
22
dibebaskan adalah suatu konsekuensi). Teguh Prasetyo, 2017, Op.Cit,hal.71-72
23
Ibid, hal.74 dan lihat lebih lanjut baca Rancangan
Undang-Undang Kitab Hukum Pidana Pasal 17 dan
18.

61
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

peraturan perundang-undangan dan berarti hanya dalam arti negatif, artinya


perbuatan tersebut juga bertentangan kalau tidak ada melawan hukum (materiel)
dengan hukum. maka merupakan dasar pembenar. Dalam
penjatuhan pidana harus di pakai melawan
Penegasan ini juga dilanjutkan dalam
hukum formil, artinya yang bertentangan
Pasal 18, yaitu:24
dengan hukum positif yang tetulis karena
Setiap tindak pidana selalu bertentangan alasan nullum crimen sine lege stricta yang
dengan pengaturan perundang-undangan tercantum dalam Pasal 1 ayat (1) KUHP.
atau bertentangan dengan hukum, kecuali Sedangkan menurut Satochi
terdapat alasan pembenar atau alasan Kartanegara “melawan hukum”
pemaaf. (Wederrechtelijk) dalam hukum pidana
dibedakan menjadi:27
Dari kata-kata bertentangan dengan
hukum ini, maka dapat ditafsirkan bahwa 1 Wederrechtelijk formil, yaitu apabila
sifat melawan hukum tidak hanya formale sesuatu perbuatan di larang dan
wederrechtelijkheid yang diakui, tetapi juga diancam dengan hukuman oleh
materiele wederrechtelijkheid juga undang-undang.
terakomodasi. Ini tidak lain untuk 2. Wederrechtelijk Materiil, yaitu suatu
menampung hukum adat yang sampai saat perbuatan “mungkin” wederrechtelijk,
ini di berbagai daerah masih tetap berlaku walaupun tidak dengan tegas di larang
dan kebanyakan tidak tertulis.25 dan di ancam dengan hukuman oleh
Dari sini terlihat adanya asas undang-undang. Melainkan juga asas-
keseimbangan antara patokan formal asas umum yang terdapat di lapangan
(kepastian hukum) dan patokan materiil hukum (algemen beginsel)
(nilai keadilan) di mana dalam kejadian Bagaimana jika suatu perbuatan
konkret kedua-duanya saling mendesak,
melawan hukum merupakan tindak
maka dalam Pasal 19 Konsep KUHP Baru
pidana, bagaimana penyelesaian hukum
1998 memberi pedoman hakim harus dalam hal ini? Penyelesaian hukum antara
sejauh mungkin mengutamakan nilai
kedua macam hukum tersebut berbeda-
keadilan dalam memutuskan suatu perkara
beda, dengan berbagai konsekwensi
yang dihadapi dari pada nilai kepastian
berikut:28
konsep legalitas material maupun ajaran
sifat melawan hukum material dalam 1. Tindakan tersebut merupakan
KUHP yang berlaku sekarang tidak perbuatan melawan hukum dan
dikenal.26 sekaligus juga merupakan tindak
Dalam bukunya Andi Hamzah, 2014, pidana.
Asas-Asas Hukum Pidana, menyatakan 2. Tindakan tersebut bukan merupakan
bahwa: melawan hukum dalam arti formil perbuatan melawan hukum dan bukan
diartikan bertentangan dengan undang- juga merupakan tindak pidana.
undang. Apabila suatu perbuatan telah
mencocoki rumusan delik, maka biasanya
dikatakan telah melawan hukum secara 27
https://m.hukum
formil. Melawan hukum materiel harus online.com/klinik/detail/ulasan/It5142a15699512/
perbuatan-melawan-hukum-dalam hukum perdata-
24
Ibid, hal.74 dan-hukum-pidana/ diakses pada tanggal 1 Agustus
25
Ibid, hal.74 2020.
26 28
Ibid, hal.74-75. Munir Fuady, 2005, Op.Cit, hal.21.

62
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

3. Tindakan tersebut merupakan Van Dunne mengartikan hukum perdata,


perbuatan melawan hukum tetapi khususnya pada abad ke-19 adalah:31
bukan merupakan tindak pidana. “Suatu peraturan yang mengatur
4. Tindakan tersebut bukan merupakan tentang hal-hal yang sangat esensial
perbuatan melawan hukum, bagi kebebasan individu, seperti orang
melainkan merupakan tindak pidana. dan keluarganya, hak milik dan
perikatan. Sedangkan hukum publik
Jika seseorang diduga memenuhi
memberikan jaminan yang minimal
unsur-unsur tindak pidana, ada
bagi kehidupan pribadi” (Dunne,
kemungkinan juga (meskipun tidak
1987:1).
selamanya) unsur-unsur tersebut
merupakan juga unsur-unsur perbuatan Definisi ini mengkaji definisi hukum
melawan hukum, apabila terhadap 1 (satu) perdata dari aspek pengaturannya. Fokus
tindakan tersebut memenuhi unsur-unsur pengaturannya pada kebebasan individu,
perbuatan melawan hukum maupun unsur- seperti orang dan keluarganya, hak milik
unsur tindak pidana, maka kedua macam dan perikatannya.
sanksi dapat dijatuhkan secara Definisi lain tentang pengertian
berbarengan. Artinya, pihak korban dapat hukum perdata dikemukakan H.F.A
menerima ganti rugi perdata (dengan dasar Vollmar dan Sudikno Mertokusumo.
gugatan perdata), tetapi juga dapat Vollmar berpendapat bahwa hukum
bersamaan (dengan proses pidana) pelaku perdata adalah:32
dapat dijatuhkan sanksi pidana sekaligus “Aturan – aturan atau norma-norma
karena itu tidak mengherankan jika yang memberikan pembatasan dan
kemudian ternyata bahwa beberapa oleh karenanya memberikan
perbuatan pidana juga merupakan perlindungan pada kepentingan-
perbuatan melawan hukum. Misalnya kepentingan perseorangan dalam
perbuatan pidana mengenai penyerangan perbandingan yang tepat antara
orang, penahanan ileegal, dan lain-lain.29 kepentingan yang satu dengan
kepentingan yang lain dari orang-
E. Hukum Perdata dan Sistematika orang dalam suatu masyarakat
Hukum Perdata di Indonesia. tertentu terutama yang mengenai
Apa yang dimaksud dengan hukum hubungan keluarga dan hubungan lalu
perdata? Istilah hukum perdata harus lebih lintas” (Vollmar, 1989: 2).
dahulu dibedakan atas dua macam yaitu Pandangan Vollmar ini mempunyai
hukum perdata materiil dan hukum kesamaan dengan pandangan yang
perdata formal. Hukum perdata materiil dikemukakan oleh Sudikno Mertokusumo.
lazimnya disebut hukum perdata saja, Sudikno Mertokusumo mengartikan
sedangkan hukum perdata formal hukum perdata sebagai berikut:33
lazimnya disebut hukum acara perdata.30
Para ahli memberikan batasan hukum “Hukum antarperorangan yang
perdata, seperti berikut ini.: mengatur hak dan kewajiban orang
perseorangan yang satu terhadap yang

31
Salim HS, 2005, Pengantar Hukum Perdata Tertulis
29
Ibid, hal. 21-22. (BW), Sinar Grafika, Jakarta, hal. 5
30 32
Riduan Syahrani, 2013, Seluk Beluk dan Asas-Asas Ibid, hal.5-6
33
Hukum Perdata, Alumni, Bandung, hal.1 Ibid, hal.5-6

63
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

lain di dalam hubungan kekeluargaan 3. Bidang hukum yang diatur dalam


dan di dalam pergaulan masyarakat. hukum perdata meliputi hukum
Pelaksanaannya diserahkan masing- orang, hukum keluarga, hukum
masing pihak” (Mertokusumo, 1986: benda, hukum waris, hukum
108). perikatan, serta hukum pembuktian
dan kedaluwarsa.
Kedua definisi yang terakhir ini, yaitu
definisi yang dikemukakan oleh Vollmar Perkataan “Hukum Perdata” dalam
dan Sudikno Mertokusumo, keduanya arti yang luas meliputi semua hukum
mengkaji definisi hukum perdata dari “privat materiil”, yaitu segala pokok yang
aspek perlindungan hukum dan ruang mengatur kepentingan – kepentingan
lingkupnya. Perlindungan hukum itu perseorangan. Perkataan “perdata” juga
berkaitan dengan perlindungan perorangan lazim dipakai sebagai lawan dari
yang satu dengan perorangan yang lain, “pidana”.37
sedangkan ruang lingkupnya mengatur Ada juga orang yang memakai
hubungan kekeluargaan dan di dalam perkataan “hukum sipil” untuk hukum
pergaulan masyarakat.34 privat materiil itu, tetapi karena perkataan
Dengan demikian, dapat dikatakan “sipil” itu juga lazim dipakai sebagai lawan
bahwa pengertian hukum perdata yang dari “militer”, maka lebih baik kita
dipaparkan para ahli di atas, kajian memakai istilah “hukum perdata” untuk
utamanya pada pengaturan tentang segenap peraturan hukum privat materiil.38
perlindungan antara orang yang satu Perkataan “hukum perdata”,
dengan orang yang lain. Padahal di dalam adakalanya dipakai dalam arti yang
teori ilmu hukum bahwa subjek hukum sempit, sebagai lawan “hukum dagang”,
tidak hanya orang, tetapi juga badan seperti dalam pasal 102 Undang-undang
hukum, sehingga definisi di atas perlu Dasar Sementara39, yang menitahkan
disempurnakan. Oleh karena itu pembukuan (kodifikasi) hukum di negara
mengartikan hukum perdata adalah kita ini terhadap Hukum Perdata dan
keseluruhan kaidah-kaidah hukum (baik Hukum Dagang, Hukum Pidana Sipil
tertulis maupun tidak tertulis) yang maupun Hukum Pidana Militer, Hukum
mengatur hubungan antara subjek hukum Acara Perdata dan Hukum Acara Pidana,
satu dengan subjek hukum yang lain dalam dan susunan serta kekuasaan pengadilan.40
hubungan kekeluargaan dan di dalam Bagaimanakah sistematik yang
pergaulan kemasyarakatan.35 dipakai oleh Kitab Undang-Undang
Dari berbagai rumusan di atas, dapat Hukum Perdata (BW)?41 Kitab Undang-
dikemukakan unsur-unsur yang tercantum Undang Hukum Perdata (B.W) itu terdiri
dalam definisi hukum perdata, yaitu:36 atas empat buku, yaitu:
Buku I, yang berkepala “Perihal
1. Adanya kaidah hukum (tertulis atau
Orang”, memuat hukum tentang diri
tidak tertulis);
seseorang dan Hukum keluarga;
2. Mengatur hubungan hukum antara
subjek hukum yang satu dengan
subjek hukum yang lain; 37
Subekti, 2017, Pokok-Pokok Hukum Perdata, PT.
Intermasa, Jakarta,hal.9
38
Ibid, hal.9
39
Lihat lebih lanjut Undang-Undang Dasar
34
Ibid, hal. 6 Sementara Pasal 102.
35 40
Ibid, hal.6 Subekti, 2017, Op.Cit,hal.9
36 41
Ibid, hal. 7 Ibid, hal.17

64
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

Buku II, yang berkepala “Perihal tertulis semata-mata, melainkan juga


Benda”, memuat hukum perbendaan serta melingkupi atas setiap pelanggaran
Hukum Waris; terhadap kesusilaan atau kepantasan dalam
Buku III, yang berkepala “Perihal pergaulan hidup masyarakat. Liat putusan
Perikatan”, memuat hukum kekayaan Hoge Raad negeri Belanda tanggal 31
yang mengenai hak-hak dan kewajiban- Januari 1919 dalam kasus Lindebaum versus
kewajiban yang berlaku terhadap orang- Cohen. Dengan demikian, sejak tahun
orang atau pihak-pihak yang tertentu; 1919, tindakan onrechmatige daad tidak lagi
Buku IV, yang berkepala “Perihal dimaksudkan hanya sebagai onwetmatige
Pembuktian dan Lewat Waktu daad saja.
(Daluwarsa)”, memuat perihal alat-alat Sejak tahun 1919 tersebut, di negeri
pembuktian dan akibat-akibat lewat waktu Belanda, dan demikian juga di Indonesia,
terhadap hubungan-hubungan hukum. perbuatan melawan hukum telah diartikan
secara luas, yakni mencakup salah satu
F. Perbuatan Melawan Hukum Dalam dari perbuatan-perbuatan sebagai berikut:
Hukum Perdata42
1. Perbuatan yang bertentangan dengan
Secara klasik, yang dimaksud dengan hak orang lain
“perbuatan” dalam istilah perbuatan 2. Perbuatan yang bertentangan dengan
melawan hukum adalah: kewajiban hukumnya sendiri
a) Nonfeasance. Yakni merupakan tidak 3. Perbuatan yang bertentangan dengan
berbuat sesuatu yang diwajibkan oleh kesusilaan
hukum. 4. Perbuatan yang bertentangan dengan
b) Misfeasance. Yakni merupakan kehati-hatian atau keharusan dalam
perbuatan yang dilakukan secara pergaulan masyarakat yang baik
salah, perbuatan mana merupakan
Berikut ini penjelasannya untuk
kewajibannya atau merupakan
masing-masing kategori tersebut, yaitu
perbuatan yang dia mempunyai hak
sebagai berikut:43
untuk melakukannya.
c) Malfeasance. Yakni merupakan 1. Perbuatan yang Bertentangan dengan
perbuatan yang dilakukan padahal Hak Orang Lain
pelakunya tidak berhak untuk
Perbuatan yang bertentangan dengan
melakukannya. (William C.
hak orang lain (inbreuk op eens anders recht)
Robinson, 1882: 127)
termasuk salah satu perbuatan yang
Dahulu, pengadilan menafsirkan dilarang oleh Pasal 1365 KUH Perdata.
“melawan hukum” sebagai hanya Hak-hak yang dilanggar tersebut adalah
pelanggaran dari pasal-pasal hukum hak-hak seseorang yang diakui oleh
tertulis semata-mata (pelanggaran hukum, termasuk tetapi tidak terbatas pada
perundang-undangan yang berlaku), tetapi hak-hak sebagai berikut:
sejak tahun 1919 terjadi perkembangan di
a) Hak-hak pribadi (persoonlijikheidsrechten)
negeri Belanda, dengan mengartikan
b) Hak-hak kekayaan (vermogensrecht)
perkataan “melawan hukum bukan hanya
c) Hak atas kebebasan
untuk pelanggaran perundang-undangan
d) Hak atas kehormatan dan nama baik
42
Baca lebih lanjt Munir Fuady, 2005, Op.Cit, hal 5-
9 43
Ibid, hal.6-9

65
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

Berikut ini beberapa putusan tindakan gangguan atau merusak


Mahkamah Agung Negeri Belanda (Hoge lingkungan seperti itu sebagai suatu
Raad) tentang perbuatan melawan hukum perbuatan melawan hukum, karena
yang menyangkut dengan perbuatan yang tindakan tersebut menyebabkan pihak lain
melanggar hak orang lain, antara lain berkurang kenikmatan atas benda
adalah putusan Hoge Raad tanggal 10 seseorang, sehingga berkurang pula nilai
Maret 1972 (MA. Moegni Djojodirjo, (harga) dari benda tersebut.
1982: 38 dan seterusnya). Putusan ini
2. Perbuatan yang Bertentangan
mempertimbangkan apakah akibat negatif
Dengan Kewajiban Hukumnya
dari tindakan seseorang sedemikian besar
Sendiri
sehingga dapat dikategorikan sebagai suatu
perbuatan melawan hukum. Juga termasuk ke dalam kategori
Yang menjadi persoalan dari kasus ini perbuatan melawan hukum jika perbuatan
apakah termasuk perbuatan melawan tersebut bertentangan dengan kewajiban
hukum terhadap tindakan penutupan hukum (rechtsplicht) dari pelakunya.
tempat berair dengan sampah kota oleh Dengan istilah “kewajiban hukum”
Vermeulen dekat pertamanan dari pihak (rechtsplicht) ini, yang dimaksudkan adalah
Lekkerkerker di Mastwijkerplas, yang bahwa suatu kewajiban yang diberikan
menyebabkan datangnya burung-burung oleh hukum terhadap seseorang, baik
perusak dalam jumlah yang besar sehingga hukum tertulis maupun hukum tidak
merusak pertamanan tersebut. tertulis. Jadi, bukan hanya bertentangan
Oleh Hoge Raad diputuskan bahwa dengan hukum tertulis (wettelijk plicht),
tindakan Vermeulen tersebut merupakan melainkan juga bertentangan dengan hak
perbuatan melawan hukum, dengan orang lain menurut undang-undang
mempertimbangkan hal-hal sebagai (wettelijk recht). Karena itu pula, istilah
berikut: yang dipakai untuk perbuatan melawan
hukum adalah onrechtmatige daad, bukan
a. Mempertimbangkan sifat dan tempat
onwetmatige daad.
perbuatan tersebut
b. Besarnya kerugian yang diderita 3. Perbuatan yang Bertentangan dengan
c. Tidak ada alasan pemaaf Kesusilaan
d. Meskipun Tergugat telah berusaha
mencegah kedatangan burung-burung Tindakan yang melanggar kesusilaan
tersebut, tetapi tidak berhasil yang oleh masyarakat telah diakui sebagai
mencegahnya hukum tidak tertulis juga dianggap sebagai
perbuatan melawan hukum. Karena itu,
Dalam kasus tersebut, Hoge Raad manakala dengan tindakan melanggar
memutuskan bahwa pihak tergugat telah kesusilaan tersebut telah terjadi kerugian
melanggar hak milik orang lain, sehingga bagi pihak lain, maka pihak yang
karenanya merupakan suatu perbuatan menderita kerugian tersebut dapat
melawan hukum. menuntut ganti rugi berdasarkan atas
Putusan Hoge Raad tanggal 10 Maret perbuatan melawan hukum (Pasal 1365
1972 tersebut merupakan salah satu dari KUH Perdata). Dalam putusan terkenal
banyak putusan Hoge Raad di bidang Lindenbaum v. Cohen (1919), Hoge Raad
tindakan gangguan (Hinder, nuisance) atau menganggap tindakan Cohen untuk
lingkungan, termasuk masalah kebisingan membocorkan rahasia perusahaan
(suara bising) yang umumnya menganggap

66
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

dianggap sebagai tindakan yang 1. Adanya Suatu Perbuatan


bertentangan kesusilaan, sehingga dapat Suatu perbuatan melawan hukum
digolongkan sebagai suatu perbuatan diawali oleh suatu perbuatan dari si
melawan hukum. pelakunya. Umumnya diterima anggapan
bahwa dengan perbuatan di sini
4. Perbuatan yang Bertentangan dengan
dimaksudkan, baik berbuat sesuatu (dalam
Kehati-hatian atau Keharusan dalam
arti aktif) maupun tidak berbuat sesuatu
Pergaulan Masyarakat yang Baik
(dalam arti pasif), misalnya tidak berbuat
Perbuatan yang bertentangan dengan sesuatu, padahal dia mempunyai
kehati-hatian atau keharusan dalam kewajiban hukum untuk membuatnya,
pergaulan masyarakat yang baik ini atau kewajiban mana timbul dari hukum yang
yang disebut dengan istilah zorgvuldigheid berlaku (karena ada juga kewajiban yang
juga dianggap sebagai suatu perbuatan timbul dari suatu kontrak). Karena itu,
melawan hukum. Jadi, jika seseorang terhadap perbuatan melawan hukum, tidak
melakukan tindakan yang merugikan ada unsur “persetujuan atau kata sepakat”
orang lain, tidak secara melanggar pasal- dan juga tidak ada unsur “causa yang
pasal dari hukum tertulis, mungkin masih diperbolehkan” sebagaimana yang terdapat
dapat dijerat dengan perbuatan melawan dalam kontrak.
hukum, karena tindakannya tersebut
2. Perbuatan Tersebut Melawan
bertentangan dengan prinsip kehati-hatian
Hukum
atau keharusan dalam pergaulan
masyarakat. Keharusan dalam masyarakat Perbuatan yang dilakukan tersebut
tersebut tentunya tidak tertulis, tetapi haruslah melawan hukum. Sejak tahun
diakui oleh masyarakat yang bersangkutan. 1919, unsur melawan hukum ini diartikan
dalam arti yang seluas-luasnya, yakni
G. Unsur-Unsur Perbuatan Melawan meliputi hal-hal dasar sebagai berikut:
Hukum Dalam Hukum Perdata. 44 a. Perbuatan yang melanggar undang-
undang yang berlaku.
Sesuai dengan ketentuan dalam pasal
b. Yang melanggar hak orang lain yang
1365 KUH Perdata45, maka suatu
dijamin oleh hukum, atau
perbuatan melawan hukum dalam hukum
c. Perbuatan yang bertentangan dengan
perdata haruslah mengandung unsur-unsur
kewajiban hukum si pelaku, atau
sebagai berikut:
d. Perbuatan yang bertentangan dengan
1. Adanya suatu perbuatan. kesusilaan (goede zeden), atau
2. Perbuatan tersebut melawan hukum. e. Perbuatan yang bertentangan dengan
3. Adanya kesalahan dari pihak pelaku. sikap yang baik dalam bermasyarakat
4. Adanya kerugian bagi korban. untuk memperhatikan kepentingan
5. Adanya hubungan kasual antara orang lain (indruist tegen de
perbuatan dengan kerugian. zorgvuldigheind, welke in het
Berikut ini penjelasan bagi masing- maatschappelijik verkeer betaamt ten
masing unsur dari perbuatan melawan aanzien van anders persoon of goed).
hukum tersebut, yaitu sebagai berikut: 3. Adanya Kesalahan dari Pihak Pelaku
Agar dapat dikenakan Pasal 1365
44
Ibid, hal.10-14. tentang Perbuatan Melawan Hukum
45
Lihat lebih lanjut Padal 1365 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (BW) tersebut, undang-undang dan yurisprudensi

67
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

mensyaratkan agar pada pelaku haruslah kesalahan terhadap suatu perbuatan


mengandung unsur kesalahan melawan hukum. Di negeri Belanda
(schuldelement) dalam melaksanakan aliran ini dianut misalnya oleh Van
perbuatan tersebut. Karena itu, tanggung Oven.
jawab tanpa kesalahan (strict liability) tidak b. Aliran yang menyatakan cukup hanya
termasuk tanggung jawab berdasarkan unsur kesalahan saja
kepada Pasal 1365 KUH Perdata. Jikapun Sebaliknya, aliran ini menyatakan
dalam hal tertentu diberlakukan tanggung bahwa dengan unsur kesalahan, sudah
jawab tanpa kesalahan tersebut (strict mencakup juga unsur perbuatan
liability), hal tersebut tidaklah didasari atas melawan hukum di dalamnya,
Pasal 1365 KUH Perdata, tetapi sehingga tidak diperlukan lagi unsur
didasarkan kepada undang-undang lain. “melawan hukum” terhadap suatu
Karena Pasal 1365 KUH Perdata perbuatan melawan hukum. Di negeri
mensyaratkan adanya unsur “kesalahan” Belanda aliran ini dianut misalnya
(schuld) dalam suatu perbuatan melawan oleh Van Goudever.
hukum, maka perlu diketahui
c. Aliran yang menyatakan diperlukan,
bagaimanakah cakupan dari unsur
baik unsur melawan hukum maupun
kesalahan tersebut. Suatu tindakan
unsur kesalahan
dianggap oleh hukum mengandung unsur
Aliran ketiga ini mengajarkan bahwa
kesalahan sehingga dapat dimintakan
suatu perbuatan melawan hukum
tanggung jawabnya secara hukum jika
mesti mensyaratkan unsur melawan
memenuhi unsur-unsur sebagai berikut:
hukum dan unsur kesalahan sekaligus,
a. Ada unsur kesengajaan, atau karena dalam unsur melawan hukum
b. Ada unsur kelalaian (negligence, culpa), saja belum tentu mencakup unsur
dan kesalahan. Di negeri Belanda aliran
c. Tidak ada alasan pembenar atau ini dianut misalnya oleh Meyers.
alasan pemaaf (rechtvaardigingsrond),
seperti keadaan overmacht, membela Kesalahan yang disyaratkan oleh
diri, tidak waras, dan lain-lain. hukum dalam perbuatan melawan hukum,
baik kesalahan dalam arti “kesalahan
Timbul pertanyaan dalam hal ini,
hukum” maupun “kesalahan sosial”.
yakni apakah perlu dipersyaratkan unsur
Dalam hal ini hukum menafsirkan
“kesalahan” di samping unsur “melawan
kesalahan sebagai suatu kegagalan
hukum” dalam suatu perbuatan melawan
seseorang untuk hidup dengan sikap yang
hukum, apakah tidak cukup dengan unsur
ideal, yakni sikap yang biasa dan normal
“melawan hukum” saja. Untuk menjawab
dalam suatu pergaulan masyarakat. Sikap
pertanyaan ini, berkembang 3 (tiga) aliran
yang demikian kemudian mengkristal
sebagai berikut:
dalam istilah hukum yang disebut dengan
a. Aliran yang menyatakan cukup hanya standar “manusia yang normal dan wajar”
unsur melawan hukum saja (reasonable man).
Aliran ini menyatakan bahwa dengan
4. Adanya Kerugian Bagi Korban
unsur melawan hukum terutama
dalam artinya yang luas, sudah Adanya kerugian (schade) bagi korba
inklusif unsur kesalahan di dalamnya, juga merupakan syarat agar gugatan
sehingga tidak diperlukan lagi unsur berdasarkan Pasal 1365 KUH Perdata
dapat dipergunakan. Berbeda dengan

68
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

kerugian karena wanprestasi yang hanya IV. KESIMPULAN


mengenai kerugian materil, maka kerugian
karena perbuatan melawan hukum di Adapun dalam kesimpulan ini penulis
samping kerugian materil, yurispruensi akan menjawab dua rumusan masalah
juga mengakui konsep kerugian immateril, diatas yaitu apa yang dimaksud dengan
yang juga akan dinilai dengan uang. perbuatan melawan hukum dalam hukum
pidana dan dalam hukum perdata? Serta
5. Adanya Hubungan Kasual antara unsur unsur apa yang membedakan
Perbuatan dengan Kerugian diantara keduanya. Untuk menjawab
pertanyan tersebut kita bisa membedakan
Hubungan kasual antara perbuatan perbuatan melawan hukum dalam hukum
yang dilakukan dengan kerugian yang pidana dan hukum pedata. Pertama,
terjadi juga merupakan syarat dari suatu perbuatan melawan hukum dalam hukum
perbuatan melawan hukum. pidana sering disebut dengan
Untuk hubungan sebab akibat ada 2 Wederrechtelijk dan perbuatan melawan
(dua) macam teori, yaitu teori hubungan hukum dalam hukum perdata sering di
faktual dan teori penyebab kira-kira. sebut dengan Onrechtmatige daad. Kedua,
Hubungan sebab akibat secara faktual dasar hukum pengaturannya, perbuatan
(causation in fact) hanyalah merupakan melawan hukum dalam hukum pidana
masalah “fakta” atau apa yang secara diatur dalam Kitab Undang-Undang
faktual telah terjadi. Setiap penyebab yang Hukum Pidana sedangkan perbuatan
menyebabkan timbulnya kerugian dapat melawan hukum dalam hukum perdata di
merupakan penyebab secara faktual, atur dalam Kitab Undang-undang Hukum
asalkan kerugian (hasilnya) tidak akan Perdata/ KUHPer (BW) khususnya di
pernah terdapat tanpa penyebabnya. Pasal 1365 BW. Ketiga, sifat perbuatan
Dalam hukum tentang perbuatan melawan melawan hukum dalam hukum pidana
hukum, sebab akibat jenis ini sering disebut bersifat publik artinya ada kepentingan
dengan hukum mengenai “but for” atau umum yang dilanggar (disamping juga
“sine qua non”. Von Buri adalah salah satu kepentingan individu), sedangkan
ahli hukum Eropa Kontinental yang sangat perbuatan hukum dalam konteks perdata
mendukung ajaran akibat faktual ini. bersiffat privat yang dilanggar hanya
Selanjutnya, agar lebih praktis dan kepentingan pribadi saja. Keempat unsur-
agar tercapainya elemen kepastian hukum unsur perbuatan melawan hukum dalam
dan hukum yang lebih adil, maka hukum pidana adalah perbuatan yang
diciptakanlah konsep “sebab kira-kira” melanggar Undang-Undang, perbuatan
(proximate cause). Proximate cause yang dilakukan di luar batas
merupakan bagian yang paling kewenagannya atau kekuasaannya dan
membingungkan dan paling banyak perbuatan yang melanggar asas-asas umum
pertentangan pendapat dalam hukum yang berlaku di lapangan hukum
tentang perbuatan melawan hukum. sedangkan unsur-unsur dari perbuatan
Kadang-kadang, untuk penyebab jenis ini melawan hukum dalam konteks perdata
disebut juga dengan istilah legal cause atau adalah adanya suatu perbuatan, perbuatan
dengan berbagai penyebutan lainnya. tersebut melawan hukum, adanya
kesalahan dari pihak pelaku, adanya
kerugian bagi korban dan adanya

69
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata

hubungan kausal antara perbuatan dan Peraturan Perundang-undangan.


kerugian.
Undang-Undang Dasar Sementara
Kitab Undang-Undang Hukum Pidana
DAFTAR PUSTAKA
(KUHP)
Buku Kitab Undang-Undang Hukum Perdata
(KUHPerdata)
Abidin Farid, H.A Zainal, 2010, Hukum
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 2009
Pidana I, Sinar Grafika, Jakarta.
Tentang Pemberantasan Tindak
Agustina, Rosa, 2003, Perbuatan Melawan
Pidana Korupsi
Hukum, Pasca Sarjana Universitas
Rancangan Undang-Undang Kitab
Indonesia, Jakarta.
Undang-Undang Hukum Pidana
Fuady Munir, 2005, Perbuatan Malawan
Hukum Pendekatan Kontemporer, PT
Internet
Citra Aditya Bakti, Bandung.
Hamzah, Andi, 2014 Asas-Asas Hukum https://m.hukum
Pidana, Edisi Revisi, Rineka Cipta, online.com/klinik/detail/ulasan/It51
Jakarta. 42a15699512/perbuatan-melawan-
Hamzah, Andi, 2019, Hukum Pidana hukum-dalam hukum perdata-dan-
Indonesia, Sinar Grafika Jakarta. hukum-pidana/ diakses pada tanggal
Hiariej, Eddy O.S, 2016, Prinsip-Prinsip 1 Agustus 2020.
Hukum Pidana Edisi Revisi, Cahaya https/id.m.wikipedia.org/wiki/Perbuatan_
Atma Pustaka, Yogyakarta melawan-hukum#:-
Himpunan Peraturan Perundang- :text=Dalam%20hukum%perdata%2C
undangan Republik Indonesia, 2008, %20perbuatan%20melawan,orang%20
Tindak Pidana Korupsi dan Suap yang%20melakukan%20perbuatan%2
Disertai dengan Undang-Undang 0tersebut. Diakses tanggal 5 Agustus
Pencucian Uang, CV Nusantara 2020
Aulia, Bandung.
HS, Salim, 2005, Pengantar Hukum Perdata
Tertulis (BW), Sinar Grafika, Jakarta.
HS, Salim, 2008, Hukum Kontrak Teori dan
Teknik Penyusunan Kontrak, Sinar
Grafika, Jakarta
Moeljatno, 2008, Asas-Asas Hukum Pidana,
Rineka Cipta, Jakarta
Prasetyo Teguh, 2010, Hukum Pidana Edisi
Revisi, Rajawali Pers, Depok.
Subekti, Pokok-Pokok Hukum Perdata, 2017,
PT. Intermasa, Jakarta
Suratman, Dillah, H. Philips, 2013, Metode
Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung.
Syahrani, Riduan, 2013, Seluk Beluk dan
Asas -Asas Hukum Perdata, Alumni,
Bandung

70
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020

Anda mungkin juga menyukai