651 1233 1 SM
651 1233 1 SM
Abstrak :
Dalam Ilmu Hukum, kita mengenal adanya perbuatan melawan hukum (PMH). Biasanya
perbuatan melawan hukum diidentifikasikan dengan perbuatan yang melanggar undang-
undang, perbuatan yang bertentangan dengan hak-hak orang lain, perbuatan yang
bertentangan dengan nilai-nilai kesusilaan dan kesopanan serta perbuatan yang melanggar
asas-asas umum dalam lapangan hukum. Dalam tulisan ini penulis ingin menjelaskan
perbedaaan perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana maupun dalam hukum perdata
serta unsur-unsur yang membedakan antara keduanya. Dalam konteks hukum perdata
perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang melanggar Pasal 1365 Kitab Undang-
Undang Hukum Perdata (BW), bahwa dijelaskan pihak yang dirugikan oleh pihak lain berhak
menuntut ganti rugi tetapi ini bukan dalam lapangan perjanjian. Sedangkan dalam konteks
pidana perbuatan melawan hukum adalah perbuatan yang melanggar undang-undang,
perbuatan yang dilakukan di luar kekuasaan atau kewenangannya serta perbuatan yang
melanggar asas-asas umum dalam lapangan hukum. Pada bagian akhir penulisan, penulis
menyimpulkan perbedaan mendasar antara perbuatan melawan hukum dalam hukum pidana
dan hukum perdata.
Kata kunci : Perbuatan Melawan Hukum, Hukum Pidana, Hukum Perdata, Perbuatan
Melawan Hukum dalam Hukum Pidana, Perbuatan Malawan Hukum dalam Hukum
Perdata.
Abstract :
In the science of law, we recognize actions againts the law. Usually acts againts the law are identified
with acts of violating the law, actions that are contrary to the rights of others, actions that are contrary to
the values of decency and politeness and acts that violate general principles in the field of law. In this
paper the author wants to explain acts againts the law in criminal and civil law as well as the elements
that distinguish between the two. In the context of civil law, an act against the law is an act that violates
Article 1365 of the Civil Law Code, that it is explained that the party who is injured by another party has
the right to claim compensation, but not in the field of the agreement. Whereas in criminal law, acts
againts the law are acts that violates the law, acts that is committed outside of its control or authority
53
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
and acts which violates general principles in the field of law. At the end of writing the author concludes
the fundamental difference between acts againts the law in criminal law and civil law.
Keywords: Act againts the law, Criminal Law, Civil Law, Act againts the law in criminal law and
Act againts the law in civil law
54
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
hukum pidana dan hukum perdata hukum dalam hukum pidana jika
mempunyai konteks yang berbeda. perbuatan itu mengancam dan merugikan
Perbedaan yang mendasar terletak dasar kepentingan umum atau publik sedangkan
hukum pengaturannya, sifatnya dan unsur- melawan hukum dalam hukum perdata
unsur yang melekat kepada keduanya. jika perbuatan itu merugikan kepentingan
Perbuatam melawan hukum dalam keperdataan (privat).
hukum pidana diatur dalam Kitab Adapun unsur-unsur dari perbuatan
Undang-Undang Hukum Pidana (KUHP)4. melawan hukum dalam hukum pidana
Sedangkan perbuatan melawan kukum adalah perbuatan itu tegas dinyatakan
(onrechtmatige daad) dalam hukum perdata melanggar undang undang, kemudian
di atur lebih lanjut dalam Pasal 1365 Kitab perbuatan itu juga dilakukan tanpa
Undang-Undang Hukum Perdata atau kewenangan dan kekuasaaan serta
Burgerlijk Wetboek (BW).5 Dimana bunyi perbuatan yang melanggar asas-asas umum
dari Pasal tersebut adalah: dalam lapangan hukum. Sedangkan dalam
hukum perdata unsur-unsur perbuatan
“Tiap perbuatan yang melanggar hukum
melawan hukum tersebut adalah adanya
yang membawa kerugian kepada orang
perbuatan, perbuatan tersebut melawan
lain, mewajibkan orang yang karena
hukum, adanya kesalahan dari pihak
salahnya menerbitkan kerugian itu,
pelaku, adanya kerugian bagi korban dan
mengganti kerugian tersebut”
adanya hubungan kausal antara perbuatan
Dari uraian di atas unsur-unsur dan kerugian.
perbuatan melawan hukum perdata Disamping itu juga didalam Undang-
meliputi adanya perbuatan melawan Undang Pemberantasan Tindak Pidana
hukum, adanya kesalahan, adanya sebab Korupsi (Undang-Undang Nomor
akibat antara kerugian dan perbuatan dan 31Tahun 1999) Pasal 2 ayat (1) diuraikan
adanya kerugian. perbuatan melawan hukum sebagai
Perbuatan melawan hukum yang berikut:7 “Setiap orang yang secara
tercantum dalam Pasal 1365 KUH Perdata melawan hukum melakukan perbuatan
(BW) hanya mengatur bentuk ganti rugi memperkaya diri sendiri atau orang lain
yang dibebankan kepada orang yang telah atau suatu korporasi yang dapat merugikan
menimbulkan kesalahan kepada pihak keuangan negara atau perekonomian
yang dirugikan. Ganti rugi ini timbul negara, dipidana....” Sementara Penjelasan
karena adanya kesalahan bukan karena Pasal 2 ayat (1) menyebutkan, “yang
adanya perjanjian.6 dimaksud dengan secara melawan hukum
Perbedaan berikutnya adalah kalau dalam pasal ini mencakup perbuatan
perbuatan melawan hukum dalam konteks melawan hukum dalam arti formil maupun
perdata sering di sebut juga dengan istliah arti materiil, yakni meskipun perbuatan
onrechtmatige daad sedangkan dalam hukum tersebut tidak diatur dalam peraturan
pidana sering di pakai istilah wederrechtelijk. perundang-undangan, namun apabila
Suatu perbuatan dikatakan melawan perbuatan tersebut dianggap tercela karena
4
Lebih lanjut baca Kitab Undang-Undang Hukum 7
Undang-Undang Nomor 31 Tahun 1999 Tentang
Pidana (KUHP) Pemberantasan Tindak Pidana Korupsi Pasal 2 ayat
5
Lihat lebih lanjut Pasal 1365 Kitab Undang- (1) dan baca juga Himpunan Peraturan Perundang-
Undang Hukum Perdata (BW) Undangan Republik Indonesia, 2008, Tindak Pidana
6
Salim HS, 2008, Hukum Kontrak Teori Dan Teknik Korupsi dan Suap disertai dengan Undang-Undang
Penyusunan Kontrak, Sinar Grafika, Jakarta, hal.100 Pencucian Uang, CV.Nuansa Aulia, Bandung
55
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
tidak sesuai dengan rasa keadilan atau Sosiologis atau Empiris. Penelitian Hukum
norma-norma kehidupan sosial dalam Normatif terdiri dari penelitian asas-asas
masyarakat, maka perbuatan tersebut hukum, sistematika hukum, sinkronisasi
dapat dipidana. hukum, sejarah hukum dan perbandingan
hukum. Sedangkan penelitian Hukum
B. Tujuan Penulisan Empiris menekankan pada penelitian
Tujuan dari Penulisan ini adalah: terhadap identifikasi hukum dan efektivitas
Pertama, untuk mengkaji dan hukum ketika hukum itu diterapkan dalam
menganalisis lebih dalam lagi mengenai masyarakat8. Dalam penulisan ini penulis
perbedaan perbuatan melawan hukum memakai jenis penelitian Yuridis
dalam hukum pidana dan hukum perdata. Normatif.
Kedua, untuk menguraikan dan Penelitian dalam penulisan ini akan
membedakan bagaimana unsur-unsur yang dilakukan dengan cara Studi Kepustakaan
terkandung dalam perbuatan melawan (Library Research). Studi kepustakaan
hukum dalam hukum pidana dan hukum dilakukan untuk dapat mengetahui
perdata sebanyak mungkin pendapat dan atau
konsep para ahli yang telah melakukan
C. Kegunaan Penulisan penelitian atau penulisan terlebih dahulu
mengenai perbuatan melawan hukum.
Adapun kegunaan dari penulisan ini
Kemudian dilakukan teknik pengumpulan
adalah:
data dengan cara mengumpulkan bahan-
1. Dapat memberikan kontribusi berupa bahan yang berupa buku-buku dan bahan
pengetahuan mengenai perbedaan pustaka lainnya yang ada hubungannya
antara perbuatan melawan hukum dengan masalah perbuatan melawan
dalam hukum pidana dan hukum hukum baik dalam hukum pidana maupun
perdata serta unsur-unsur apa yang dalam hukum perdata. Metode
membedakan bagi Dosen, Mahasiswa, pengumpulan data ini berguna untuk
Civitas Akademika serta Para Praktisi mendapatkan landasan teori yang berupa
Hukum sehingga diharapakan timbul pendapat para ahli mengenai hal yang
pemaham yang lebih dalam lagi dalam menjadi objek penulisan seperti peraturan
melakukan pembedaan perbuatan perundangan yang berlaku.
melawan hukum dalam hukum pidana Adapun data yang digunakan dalam
maupun dalam hukum perdata. penulisan ini adalah data sekunder yang
2. Tulisan ini dapat mendorong diperoleh dari bahan hukum primer,
penelitian lebih lanjut untuk dapat sekunder dan tersier.
mengembangkan kajian mengenai Sumber bahan hukum yang
perbedaan perbuatan melawan hukum dibutuhkan berupa:
dalan hukum pidana maupun dalam 1. Bahan hukum primer: bahan-bahan
hukum perdata. yang bersumber dari peraturan-
peraturan perundang-undangan yang
D. Metode Penelitian ada kaitannya dengan perbuatan
Menurut Soerjono Soekanto dalam
bukunya “Pengantar Penelitian Hukum” 8
Suratman dan H. Philips Dillah, 2013, Metode
penelitian hukum dapat dibedakan dalam Penelitian Hukum, Alfabeta, Bandung, hal. 45 yang
dikutip dari Soerjono Soekanto, 1981, Pengantar
Penelitian Hukum Normatif dan Hukum Penelitian Hukum, Universitas Indonesia, Jakarta, hal
44.
56
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
melawan hukum dalam hukum pidana saja yang di atur dalam hukum perdata
maupun dalam hukum perdata. tersebut. Kemudian lanjut Pembahasan
2. Bahan hukum sekunder: bahan-bahan Perbuatan Melawan Hukum dalam
yang dapat memberikan penjelasan Hukum Perdata dan juga akan diuraikan
mengenai bahan-bahan hukum primer kategori-kategori Perbuatan Melawan
seperti buku buku dan literatur- Hukum (PMH) dalam Hukum Perdata.
literatur yang dapat dijadikan bahan Dengan membandingkan antara Perbuatan
pedoman untuk membahas perbuatan Melawan Hukum dalam Hukum Pidana
melawan hukum. dan Perbuatan Melawan Hukum dalam
3. Bahan hukum tersier yaitu; bahan- Hukum Perdata maka kita dapat
bahan yang memberi petunjuk membedakan unsur-unsur Perbuatan
terhadap bahan hukum primer dan Melawan Hukum tersebut baik dalam
bahan hukum sekunder. Misalnya persfektif pidana maupun perdata.
kamus hukum dan website. Keempat, Kesimpulan yang akan
menjawab dua permasalahan yang
E. Sistematika Penulisan diangkat dalam penulisan ini.
Dalam tulisan ini penulis akan Berdasarkan uraian di atas akhirnya
memaparkan sistematika penulisan sebagai penulis tertarik untuk mengkaji lebih
barikut: Pertama, Pendahuluan yang dalam lagi mengenai “PERBEDAAN
berisikan latar belakang penulisan, tujuan PERBUATAN MELAWAN HUKUM
penulisan, kegunaan penulisan, metode (PMH) DALAM HUKUM PIDANA
penelitian dan sistematika penulisan. DAN HUKUM PERDATA”. Sehingga
Kedua, Permasalahan terdiri dari akhirnya kita dapat memahami lebih
dalam unsur-unsur pembeda perbuatan
1. Bagaimanakah perbedaan perbuatan
melawan hukum dalam persfektif hukum
melawan hukum dalam hukum pidana
pidana maupun dalam persfektif hukum
dan hukum perdata?
perdata.
2. Apa saja unsur – unsur perbuatan
melawan hukum dalam hukum pidana II. PERMASALAHAN
dan hukum perdata?
Adapun Rumusan Masalah dalam
Ketiga, Pembahasan, adapun yang penulisan ini adalah:
dibahas dalam penulisan ini adalah
a. Bagaimanakah perbedaan perbuatan
dimulai dari pembahasan hukum pidana
melawan hukum dalam hukum pidana
dan perbuatan pidana serta bedanya
dan hukum perdata?
dengan tindak pidana kemudian
b. Apa saja unsur-unsur perbuatan
dilanjutkan dengan unsur-unsur tindak
melawan hukum dalam hukum pidana
pidana. Kemudian membahas perbuatan
dan hukum perdata?
melawan hukum dalam hukum pidana
serta unsur-unsur dalam perbuatan
melawan hukum dalam konteks hukum III. PEMBAHASAN
pidana. Selanjutnya membahas mengenai A. Hukum Pidana dan Perbuatan
hukum perdata terutama pendapat Pidana
beberapa ahli yang mengutarakan
Menurut Prof Moeljatno pengertian
pendapat mereka sebatas mana ruang
lingkup dari hukum perdata serta apa-apa hukum pidana dijelaskan sebagai berikut:
57
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
Hukum Pidana itu adalah bagian dari penetapan orang-orang yang dapat
keseluruhan hukum yang berlaku di suatu dipertanggungjawabkan (Van Hattum,
negara, yang mengadakan dasar-dasar dan 1953: 1 :48).10
aturan-aturan untuk:9 Apakah perbuatan Pidana itu?
Perbuatan pidana adalah perbuatan yang
1) Menentukan perbuatan-perbuatan
dilarang oleh suatu aturan hukum larangan
mana yang tidak boleh dilakukan,
mana disertai ancaman (sanksi) yang
yang dilarang, dengan disertai
berupa pidana tertentu, bagi barang siapa
ancaman atau sanksi yang berupa
yang melanggar larangan tersebut. Dapat
pidana tertentu bagi barang siapa
juga dikatakan bahwa perbuatan pidana
melanggar larangan tersebut.
adalah perbuatan yang oleh suatu aturan
2) Menentukan kapan dan dalam hal-hal
hukum dilarang dan diancam pidana, asal
apa kepada mereka yang telah
saja dalam pada itu diingat bahwa
melanggar larangan-larangan itu dapat
larangan ditujukan kepada perbuatan
dikenakan atau dijatuhi pidana
(yaitu suatu keadaan atau kejadian yang
sebagaimana yang telah diancamkan.
ditimbulkan oleh kelakuan orang),
3) Menentukan dengan cara bagaimana
sedangkan ancaman pidananya
pengenaan pidana itu dapat
ditunjukkan kepada orang yang
dilaksanakan apabila ada orang yang
menimbulkan kejadian itu.
disangka telah melanggar larangan
Yang merupakan unsur atau elemen
tersebut.
perbuatan pidana adalah menurut Prof.
Dari sekian banyak pendapat tentang Moeljatno adalah :11
arti hukum pidana materiel dan hukum a. Kelakuan dan akibat (perbuatan).
pidana formil, uraian Simons (1937: 2-3), b. Hal ikhwal atau keadaan yang
yang menyatakan, bahwa Hukum Pidana menyertai perbuatan.
Materiel mengandung petunjuk-petunjuk c. Keadaan tambahan yang
dan uraian tentang strafbare feiten (delik; memberatkan pidana.
perbuatan pidana; tindak pidana) d. Unsur melawan hukum yang objektif.
peraturan tentang syarat-syarat starfbaarheid e. Unsur melawan hukum yang subjektif.
(hal dapat dipidananya seseorang),
penunjukan orang yang dapat dipidana Ada juga istilah Tindak Pidana.
dan ketentuan tentang pidananya; ia Tindak Pidana adalah perbuatan yang oleh
menetapkan siapa dan bagaimana orang aturan hukum dilarang dan diancam
itu dapat dipidana. Hukum Pidana Formil, dengan pidana, di mana pengertian
menurut Simons mengatur tentang cara perbuatan di sini selain perbuatan yang
negara dengan perantaraan para bersifat aktif (melakukan sesuatu yang
pejabatnya menggunakan haknya untuk sebenarnya dilarang oleh hukum) juga
memidana, dan dengan demikian perbuatan yang bersifat pasif (tidak berbuat
mengandung hukum acara pidana. Yang sesuatu yang sebenarnya diharuskan oleh
dimaksud Simon strafbaarheid ialah hukum).12
9
Moeljatno,2008, Asas-Asas Hukum Pidana, Edisi
10
Revisi, Penerbit Reneka Cipta, Jakarta, hal. 1 dan H.A, Zainal Abidin Farid, 2010, Hukum Pidana I,
baca juga di buku Teguh Prasetyo, 2017, Hukum Sinar Grafika, Jakarta, hal.3.
11
Pidana Edisi Revisi,Rajawali Pers, Depok, hal. 6-7. Teguh Prasetyo, 2017, Hukum Pidana Edisi Revisi,
Lebih lanjut lihat juga Andi Hamzah, 2019, Hukum Rajawali Pers, Depok, hal. 52-53.
12
Pidana Indonesia, Sinar Grafika, Jakarta, hal.3-4 . Ibid, hal. 50,
58
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
59
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
60
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
61
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
62
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
31
Salim HS, 2005, Pengantar Hukum Perdata Tertulis
29
Ibid, hal. 21-22. (BW), Sinar Grafika, Jakarta, hal. 5
30 32
Riduan Syahrani, 2013, Seluk Beluk dan Asas-Asas Ibid, hal.5-6
33
Hukum Perdata, Alumni, Bandung, hal.1 Ibid, hal.5-6
63
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
64
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
65
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
66
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
67
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
68
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
69
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020
Perbuatan Melawan Hukum (PMH) Dalam Hukum Pidana Dan Hukum Perdata
70
Jurnal Ilmiah Hukum Dirgantara–Fakultas Hukum Universitas Dirgantara Marsekal Suryadarma | Volume 11 No. 1, September 2020