SOAL
1. Apakah yang dapat Kalian pakai sebagai dasar ukuran untuk menentukan bahwa
perbuatan seseorang itu melawan hukum atau tidak? Jelaskan jawaban Kalian serta
berikan contoh tentang hal tersebut bagaimanakah Praktiknya di Indonesia terkait
perbuatan seseorang melawan hukum tersebut?
2. Apakah Sistem Hukum yang berlaku di Indonesia? Berikanlah jawaban Kalian
dengan penjelasan yang lengkap dan sistematis, berikut contohnya dalam praktik.
3. Apakah yang kalian ketahui dengan "Politik Hukum" itu? Idealnya "Politik Hukum
Nasional Indonesia" itu, haruslah semaksimal mungkin difokuskan pada pencapaian
tujuan mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang se-adil-adilnya untuk meraih
"welfare state" sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan UUD 1945
Apakah dengan politik hukum yang dijalankan sekarang ini, berdasarkan "trend
kemajuan teknologi yang bisa dikuasai Indonesia", Indonesia akan lebih cepat dapat
mewujudkan "welfare state", sebagaimana yang diamanatkan dalam Pembukaan
UUD 1945 tersebut?
4. Bagaimanakah Praktik Sistem Penegakkan Hukum dan Peradilan di Indonesia?
5. Dalam Hukum Positif Indonesia, Bagaimanakah Fungsi keimigrasian sebagai
penjaga "wilayah kedaulatan" dan "wilayah berdaulat NKRI, kaitannya dengan
Hukum Administrasi Negara.
NOMOR 1
NOMOR 2
Pada dasarnya, dalam suatu sistem yang baik tidak boleh terdapat suatu
pertentangan antara bagian-bagian. Selain itu juga tidak boleh terjadi duplikasi atau
tumpang tindih diantara bagian-bagian itu. Suatu sistem mengandung beberapa
asas yang menjadi pedoman dalam pembentukannya.Secara umum sistem hukum
dibagi menjadi dua yaitu Eropa Kontinental (civil law system) dan Angglo Saxon
(comman law system). Civil law system adalah bentuk-bentuk sumber hukum dalam
arti formal dalam sistem hukum Civil Law berupa peraturan perundang- undangan,
kebiasaan-kebiasaan, dan yurisprudensi. Negara- negara penganut civil law
menempatkan konstitusi pada urutan tertinggi dalam hirarki peraturan perundang-
undangan. Semua negara penganut civil law mempunyai konstitusi tertulis. comman
law systema Sistem hukum anglo saxon merupakan suatu sistem hukum yang
didasarkan pada yurispudensi, yaitu keputusan-keputusan hakim terdahulu yang
kemudian menjadi dasar putusan hakim-hakim selanjutnya. Sistem Hukum Anglo
Saxon cenderung lebih mengutamakan hukum kebiasaan, hukum yang berjalan
dinamis sejalan dengan dinamika masyarakat. Sedangkan di Indonesia jika dilihat
dari pengertian civil law system dan comman law system Indonesia menganut
Sistem berasal dari bahasa Yunani “systema” yang dapat diartikan sebagai
keseluruhan yang terdiri dari macam-macam bagian. Prof. Subekti, SH menyebutkan
sistem adalah suatu susunan atau tatanan yang teratur, suatu keseluruhan yang
terdiri atas bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain, tersusun menurut suatu
rencana ataupola, hasil dari suatu penulisan untul mencapai suatu tujuan”.Dalam
suatu sistem yang baik tidak boleh terdapat suatu pertentangan antara bagian-
bagian. Selain itu juga tidak boleh terjadi duplikasi atau tumpang tindih diantara
bagian-bagian itu. Suatu sistem mengandung beberapa asas yang menjadi
pedoman dalam pembentukannya.Dapat dikatakan bahwa suatu sistem tidak
terlepas dari asas- asas yang mendukungnya. Untuk itu hukum adalah suatu sistem
artinya suatu susunan atau tatanan teratur dari aturan-aturan hidup, keseluruhannya
terdiri bagian-bagian yang berkaitan satu sama lain.Dapat disimpulkan bahwa sistem
hukum adalah kesatuan utuh dari tatanan-tatanan yang terdiri dari bagian-bagian
atau unsur-unsur yang satu sama lain saling berhubungan dan berkaitan secara
erat. Untuk mencapai suatu tujuan kesatuan tersebut perlu kerja sma antara bagian-
bagian atau unsur-unsur tersebut menurut rencana dan pola tertentu.
NOMOR 3
NOMOR 4
NOMOR 5
Adapun Konsepsi Hukum Keimigrasian Yang Ideal, hal ini Konsep ketahanan
nasional mencakup pengaturan dan penyelenggaraan kesejahteraan dan keamanan
yang seimbang dan serasi dalam kehidupan nasional. Pengertian konsepsi
ketahanan nasional adalah konsep pengaturan dan penyelenggara kesejahteraan
dan keamanan yang seimbang dan serasi dalam kehidupan nasional, yang
melingkupi seluruh aspek kehidupan secara utuh dan menyeluruh berlandaskan
falsafah bangsa, ideologi negara, konstitusi, dan wawasan nasional dengan metode
Astagatra.
Dalam hal ini, pengertian ketahanan nasional itu sendiri adalah kondisi
dinamik suatu bangsa yang meliputi segenap aspek kehidupan nasional yang
terintegrasi, berisi keuletan dan ketangguhan, yang mengandung kemampuan
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi segala
ATHG (ancaman, tantangan, hambatan, gangguan) baik yang datang dari luar atau
dari dalam, yang langsung maupun tidak langsung membahayakan integritas,
identitas, kelangsungan hidup bangsa dan negara serta perjuangan mengejar tujuan
nasional.
Hal tersebut diatas adalah merupakan pijakan dasar dalam pengembangan
dan pembangunan bangsa. Operasionalisasinya membutuhkan aturan atau hukum
sebagai alat untuk mengarahkan masyarakat ke tujuan yang diinginkan, yaitu kondisi
yang memiliki kemampuan untuk bertahan dalam menghadapi ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan (ATHG). Penggunaan “hukum positif Indonesia” dalam
operasionalisasi konsep ini, yaitu bahwa hukum merupakan alat merekayasa
masyarakat (law as a tool of social engineering). Oleh karena itu,ketika hukum
dipakai sebagai instrumen penting untuk menjabarkan usaha pencapaian kondisi
masyarakat yang mempunyai kemampuan untuk mengatasi ancaman, tantangan,
hambatan dan gangguan (ATHG), dapat dikatakan bahwa hukum bukan sekedar
“alat” melainkan sudah berfungsi sebagai “sarana” pembaruan masyarakat. Dapat
dikatakan bahwa dalam mengusahakan ketahanan nasional, hukum tidak dapat
tidak harus dilibatkan sebagai agen perubahan masyarakat.
Sehingga jika dikaitkan antara Fungsi keimigrasian sebagai penjaga "wilayah
kedaulatan" dan "wilayah berdaulat NKRI, kaitannya dengan Hukum Administrasi
Negara bahwa, Pembahan paradigma fungsi-kngsi dm perm-perm imigrasi serta
http://alfaroby.wordpress.com/2009/01/13/sistem-hukum/
http://nuravik.wordpress.com/2014/10/27/kedudukan-
hukum- administrasi-negara-dalam-tata-hukum/