SENGKETA BISNIS
Disusun Oleh:
Kelompok 3
NURUL WAKHIDAH (614419014)
ACHMAD CHOSSY (614419017)
IMELDA ZAKIR (614419022)
RIRIN LOLE (614419025)
ELWIYA KAILAN (614419026)
RAHMATYA LAWAJO (614419028)
SRI ANGGITA MAHMUD (614419033)
KATA PENGANTAR
Assalamualaikum Warahmatullahi Wabarakaatuh
Puji syukur ke hadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-
Nya, penulis dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Sengketa Bisnis”
dengan tepak waktu.
Makalah disusun untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Hukum dan
Bisnis. Selain itu, makalah ini bertujuan menambah wawasan tentang sengketa
bisnis bagi para pembaca dan juga bagi penulis.
Penulis menyadari makalah ini masih jauh dari sempurna. Oleh sebab itu,
saran dan kritik yang membangun diharapkan demi kesempurnaan makalah ini.
DAFTAR ISI
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Transaksi dalam kegiatan bisnis bisa berjumlah ratusan kali per hari. Hal
ini tidak menutup kemungkinan terjadi sengketa (dispute atau difference).
Sengketa terjadi di antara pihak-pihak yang saling berkaitan dengan bisnis
tersebut, sengketa menuntut adanya pemecahan dan penyelesaian. Semakin cepat,
efektif, dan efisien suatu penyelesaian sengketa semakin baik keadaannya untuk
kedua belah pihak. Jumlah transaksi berkorelasi positif terhadap jumlah frekuensi
sengketanya. Artinya, semakin banyak transaksi bisnis yang terjadi, semakin
sering pula terjadi sengketa. Implikasinya, banyak kasus sengketa yang harus
segera diselesaikan oleh kedua belah pihak.
Pihak yang merasakan dampak negative tersebut antara lain para
konsumen dan para pekerja. Khusus untuk para pekerja, kesejahteraan hidupnya
jadi terhambat, strata social mereka pun tidak mengalami kemajuan yang berarti.
Cara menyelesaikan sengketa di dunia bisnis bisa dilakukan dengan
litigasi. Cara ini dilakukan oleh pihak-pihak yang bersangketa melalui
serangkaian proses yang melibatkan badan-badan hukum negara (pengadilan).
Sayangnya, badan-badan-badan hukum negara masih memandang sebelah mata
kasus-kasus sengketa bisnis. Para pelaku bisnis yang sedang mencari keadilan
menjadi kesulitan untuk bisa membuat penyelesaian atas kasus sengketanya. Hal
ini memaksa mereka membuat strategi penyelesaian lain untuk kasus sengketa
bisnis yang sedang mereka hadapi.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan sengketa bisnis?
2. Bagaimana cara penyelesaian sengketa bisnis?
C. Tujuan
1. Untuk memenuhi tugas Mata Kuliah Etika Hukum dan Bisnis
2. Untuk menambah pengetahuan tentang sengketa bisnis dan mengetahui
bagaimana cara penyelesaian sengketa bisnis
BAB II
PEMBAHASAN
A. Sengketa Bisnis
Pada kamus besar bahasa Indonesia terdapat kata “sengketa”. Sengketa
dalam kamus besar bahasa Indonesia memiliki arti pertentangan atau konflik.
Pertentangan atau konflik berarti hal-hal yang terjadi antara dua orang lebih yang
memperebutkan sesuatu. Pertentangan atau konflik bisa juga diartikan sebagai
suatu permasalahan yang ditimbulkan oleh suatu hal dan pelakunya lebih dari satu
orang atau dua orang lebih. Orang-orang dalam konflik tersebut memiliki tujuan
serta kepentingan yang sama. Karena suatu sebab atau hal menjadi pemicu suatu
permasalahan yang menimbulkan konflik di antara pelaku, perorangan, atau
kelompok yang kemudian hal tersebut menimbulkan hukum antara keduanya.
Pada hakikatnya bisnis adalah bentuk usaha dalam memenuhi kebutuhan
manusia baik berupa barang atau jasa. Pelaku bisnis dapat melihat adanya peluang
yang besar untuk mendapatkan keuntungan dari masyarakat, kemudian pelaku
bisnis dapat memenuhi kebutuhan masyarakat dengan baik. Dengan begitu,
masyarakat akan merasa puas dan senang. Dengan sikap masyarakat yang seperti
itu maka akan mendapatkan segi positif bagi pelaku bisnis dalam
mengembangkan usahanya.
Hakikat sengketa bisnis pada intinya adalah suatu konflik atau sengketa
yang terlahir dari adanya aktivitas bisnis atau niaga yang melibatkan dua orang
atau lebih bisa juga antara kelompok. Sengketa atau konflik timbul bermula dari
rasa ketidakpuasan dari salah satu pihak yang melakukan aktivitas bisnis. Rasa
yang timbul ini dikarenakan ada salah satu pihak yang tidak menjalankan
perjanjian yang sudah disepakati, dengan kata lain salah satu pihak telah
melakukan wanprestasi.
Sengketa bisnis bisa terjadi karena salah satu di antara pelaku bisnis
berbuat melawan hukum bisnis. Perbuatan melawan hukum adalah perbuatan
yang melanggar hukum, karena perbuatannya tersebut menimbulkan kerugian
kepada orang lain. Dari perbuatannya itu maka timbullah yang disebut sengketa,
orang atau kelompok yang melawan hukum tersebut haruslah menanggung risiko
atas perbuatannya.
Sengketa dengan rekanan atau mitra bisnis adalah sesuatu yang dianggap
tabu bagi pelaku bisnis. Sengketa yang diketahui oleh masyarakat bisnis sangat
merugikan reputasi pelaku bisnis dan berpotensi mengurangi kepercayaan klien,
nasabah, dan juga konsumen perusahaan itu sendiri. Hal ini berbeda dengan
sengketa lingkungan dan tenaga kerja. Sengketa bisnis umumnya sangat di
rahasiakan oleh pelaku bisnisnya.