Anda di halaman 1dari 54

Analisis Teologis Metode Misi Warga Jemaat Di Gereja Toraja

Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean

Klasis Rembon Sado’ko’

SKRIPSI

Diajukan Kepada Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Toraja

Sebagai Salah Satu Persyaratan Akademik untuk

Memperoleh Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Oleh

Jhon Ua’ Tandi Pau’


Nirm. 2320154045

Teologi Kristen- Prodi Misiologi

Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri

(STAKN) Toraja

2019

1
HALAMAN JUDUL

Analisis Teologis Metode Misi Warga Jemaat Di Gereja Toraja

Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean

Klasis Rembon Sado’ko’

SKRIPSI

Diajukan Untuk Memenuhi Salah Satu Persyaratan

Akademik untuk Memperoleh

Gelar Sarjana Agama (S.Ag)

Jhon Ua’ Tandi Pau’


Nirm. 2320154045

Teologi Kristen- Prodi Misiologi

Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri

(STAKN) Toraja

2019

2
HALAMAN PERSETUJUAN

Judul Skripsi : Analisis Teologis Metode Misi Warga Jemaat Di

Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang

Kebaktian Kolean Klasis Rembon Sado’ko’.


Dipersiapkan oleh :

Nama : Jhon Ua’ Tandi Pau’

Nirm : 2320154045

Prodi : Misiologi
Setelah melalui proses pembimbingan dan pemeriksaan, maka dosen

pembimbing menyetujui dan menyatakan bahwa skripsi ini telah memenuhi

persyaratan dan layak untuk mengikuti pengujian dalam ujian skripsi di hadapan

penguji.

Mengkendek, 16 September 2019

Pembimbing I Pembimbing II

Pdt. Yekhonya F.T. Timbang, M.Si Naomi Sampe, M.Th


NIDN. 0916027704 NIP. 197611232007012016

HALAMAN PENGESAHAN

Yang bertanda tangan di bawah ini menerangkan bahwa:

3
Judul Skripsi : Analisis Teologis Metode Misi Warga Jemaat Di
Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang
Kebaktian Kolean Klasis Rembon Sado’ko’.
Ditulis oleh : Jhon Ua’ Tandi Pau’
Jurusan : Teologi
Prodi : Misiologi
Dosen Pembimbing : 1. Pdt. Yekhonya F.T Timbang, M.Si
2. Naomi Sampe, M.Th
Telah dipertahankan oleh penulis di hadapan Dosen Penguji Sarjana (S1)
Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri (STAKN) Toraja pada tanggal 28
September 2019 dinyatakan lulus dengan nilai A-, dan diyudisium pada tanggal 1
Oktober 2019 dengan predikat Cumlaude.
Mengkendek, Oktober 2019

Dosen Penguji:
Penguji I Penguji II

Petrus Tiranda, M.Th Dr. Abraham S. Tanggulungan, M.Si


NIP. 197704122006041001 NIP. 197205102005011004

Panitia Ujian:
Ketua Sekretaris

Berna Sule, M.Th Rindi Indraswary Patandean, S.Pd.k


NIP. 198501022019012012
Mengetahui
Ketua STAKN Toraja

Dr. Joni Tapingku, M.Th


NIP. 196701242005011003

ABSTRAK

4
Jhon Ua’ Tandi Pau’ (2320154045). Tahun 2019. Judul Skripsi Analisis
Teologis Metode Misi Warga Jemaat Di Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu
Cabang Kebaktian Kolean Klasis Rembon Sado’ko’. Di bimbing oleh
Pdt.Yekhonya F.T Timbang, M.Si selaku pembimbing satu dan Naomi Sampe,
M.Th selaku pembimbing dua.

Kata Kunci: Metode Misi Warga Jemaat, Pekabaran Injil dan Misi Sosial Gereja

Judul ini dipilih karena misi di dalam kehidupan sehari-hari adalah tugas
bagi semua orang percaya karena hakikat dari sebuah gereja adalah misinya, misi
adalah hakikat gereja-tanpa misi, gereja bukan lagi dirinya yang sesungguhnya;
misi adalah raison d’etre gereja sehingga gereja adalah alat untuk melaksanakan
misi Allah dan melanjutkan misi Kristus di dunia, gereja bukan tujuan dari dirinya
sendiri. Dalam mewujudkan misi ini, maka perlu suatu metode yang baik dan
efektif.
Mengabarakan Injil adalah tugas dan tanggung jawab bersama dalam
gereja. Sebagaimana dalam Injil Matius 28:19-20 tentang Amanat Agung yang
diberikan kepada setiap orang percaya. Untuk mencapai tujuan di atas, penulis
menggunakan metode penelitian kualitatif lewat studi kepustakaan yakni mencari
sumber-sumber dan referensi-referensi yang berkaitan dengan topik yang dikaji
dan dengan teknik pengumpulan data melalui wawancara dan observasi di
lapangan selama penelitian di lakukan.
Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan, metode misi yang dipakai
warga jemaat di Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean
Klasis Rembon Sado’ko’ yakni membangun persahatan dengan semua orang
tanpa terkecuali dan juga melalui perkunjungan secara pribadi baik kerumah-
rumah maupun di tempat kerja.

KATA PENGANTAR

5
“Kinaako anakku, ammu manarang”

(Pepasanna Indo’ku sola Ambe’ku)

Puji Syukur penulis panjatkan kehadirat Ruhan Yang Maha Esa, atas

segala berkat-Nya, sehingga skripsi yang berjudul “Analisis Teologis Metode

Misi Warga Jemaat Di Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian

Kolean Klasis Rembon Sado’ko’.

Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak

mengalami kendala, namun berkat pertolongan Tuhanlah serta bantuan,

bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak sehingga kendala-kendala yang penulis

hadapi dapat dijalani dengan baik. Oleh karena itu, penulis mengucap syukur dan

menyampaikan terima kasih yang tak terhingga kepada:

1. Tuhan Sang Pemilik kehidupan ini, yang telah melimpahkan berkat-Nya

kepada penulis.

2. Kalpein Tandirisawa dan Hermin Pasoloran selaku orangtuaku tercinta

yang selalu sabar, tulus, dan selalu mendoakan, mendukung, serta

mendorong penulis untuk selalu bersemangat dalam menempuh

pendidikan hingga saat ini.

3. Ketua Sekolah Tinggi Agama Kristen Negeri Toraja selaku pimpinan yang

senantiasa mengarahkan dan membimbing serta seluruh civitas Akademika

STAKN Toraja.

4. Lembaga STAKN Toraja yang boleh memberikan kepercayaan serta

dukungan kepada penulis untuk menempuh pendidikan kurang lebih 4

(empat) tahun.

6
5. Segenap Panitia Ujian Skripsi yang boleh mengurus segala bentuk

persiapan sampai saat ujian skripsi

6. Dosen pembimbing: Pdt. Yekhonya F.T Timbang, M.Si, dan Naomi

Sampe, M.Th yang telah mendukung, mengarahkkan, dan membimbing

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

7. Dosen Penguji: Petrus Tiranda, M.Th dan Dr. Abraham S.Tanggulungan

M.Si yang telah menguji, mendukung, mengarahkkan, dan membimbing

penulis dalam penyelesaian skripsi ini.

8. Dosen Wali: Alfrida Membala, M.Pdk, selaku orang tua selama

menempuh pendidikan di STAKN Toraja.

9. Pimpinan dan seluruh dosen serta staf di Prodi Misiologi yang tetap

memberikan semangat dan dukungan kepada penulis.

10. Pemerintah yang telah memberikan bantuan Beasiswa Bidikmisi kepaada

penulis selama penulis menempuh pendidikan di STAKN Toraja ini.

11. Segenap keluarga besar Jemaat Bori’ Klasis Sasi tempat penulis

melaksanakan Studi Pelayanan dan Pengembangan Diri. Terima kasih

kepada Pdt. Senianti Padda, S.Th, M.Pdk selaku mentor dan orang tua

dalam mengangkat pelayanan sampai saat ini.

12. Segenap masyarakat dan teman-teman KKN-T di lembang Batualu Selatan

yang selalu mendukung dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini.

13. Bapak Dr. Armin Sukri Kanna, M.Th selaku pimpinan dan seluruh staf di

Yayasan Pelayanan Reform Makassar (YPRM) yang selalu mendukung

dalam menyelesaikan penulisan karya ilmiah ini.

7
14. Saudara-saudara tercinta Sartika Sanda Melo, S.Pd, Novita Dewi Bittoen,

S.Pd, Reformasi Bandangan Leke, Anita Simba’ Pasoloran yang selalu

memberikan semangat dan dukungan

15. Segenap warga jemaat di Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang

Kebaktian Kolean Klasis Rembon Sado’ko’ yang telah memberikan

kesempatan kepada penulis untuk melaksanakan penelitian.

16. Pdt. Meldy Kristianti Batta’, S.Th yang senantiasa memberikan dukuangan

dan doa kepada penulis.

17. Sahabat-sahabatku tercinta: Harles, Yosia Tasik Sirante, Eltiveni Toding

Allo dan Eunice Selda Kassa. Terima kasih untuk kebersamaan dan cinta

kasih yang telah terbangun sampai saat ini.

18. Semua pihak yang tidak dapat saya sebutkan satu persatu yang telah

membantu dalam penyelesaian penulisan skripsi ini

Penulis menyadari sepenuhnya bahwa skripsi ini mempunyai kekurangan

dan kelemahan. Oleh karena itu, penulis menerima masukan, kritik dan saran

demi kesempurnaan skripsi ini. Semoga dapat bermanfaat dalam pelayanan di

jemaat-jemaat. Tuhan menyertai kita semua.

Makale, 16 September 2019

DAFTAR ISI

SAMPUL..................................................................................................... i

HALAMAN JUDUL.................................................................................. ii

8
HALAMAN PERSETUJUAN.................................................................. iii

ABSTRAK.................................................................................................. iv

KATA PENGANTAR................................................................................ v

DAFTAR ISI.............................................................................................. viii

BAB I PENDAHULUAN........................................................................... 1

A. Latar Belakang Masalah.......................................................... 1

B. Fokus Masalah......................................................................... 4

C. Rumusan Masalah .................................................................. 4

D. Tujuan Penelitian..................................................................... 5

E. Signifikansi Penelitian ............................................................ 5

F. Pemilihan Judul....................................................................... 6

G. Metode Penelitian .................................................................. 6

H. Sistematika Penulisan ............................................................ 11

BAB II KAJIAN PUSTAKA..................................................................... 12

A. Landasan Teori........................................................................ 12

1. Misi ................................................................................... 12

a. Pengertian Misi ........................................................... 12

b. Subyek Misi................................................................. 18

c. Obyek Misi ................................................................. 18

d. Tujuan Misi................................................................. 19

2. Contoh Metode Misi Rasul Paulus ................................... 19

B. Kerangka Berfikir ................................................................... 24

BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN...................... 25

9
A. Alasan Pemilihan Locus.......................................................... 25

B. Keadaan Geografis Locus........................................................ 25

C. Keadaan Demografi Locus ..................................................... 26

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISI..................................... 27

A. Hasil Penelitian........................................................................ 27

B. Analisis Data........................................................................... 31

C. Refleksi Teologis .................................................................... 35

BAB V PENUTUP...................................................................................... 38

A. Kesimpulan.............................................................................. 38

B. Saran-saran.............................................................................. 38

DAFTAR PUSTAKA................................................................................. 40

LAMPIRAN-LAMPIRAN

A. Instrumen Penelitian

B. Data Hasil Wawancara

C. Data Diri Istrumen

D. Surat Permohonan Penelitian

E. Surat Keterangan Telah Melakukan Penelitian

F. Lembaran Konsultasi Bimbingan

G. Curriculum Vitae

BAB I

PENDAHULUAN

10
A. Latar Belakang Masalah

Istilah misi dalam bahasa Latin yaitu Missio yang berarti pengutusan

sedangkan dalam bahasa Inggris bentuk tunggal Mission berarti Karya Allah

(God’s Mission) atau tugas yang diberikan oleh Tuhan kepada kita (our Mission),

sedangkan bentuk jamak Missions menandakan kenyataan praktis atau

melaksanakan pekerjaan itu.1 Dari pengertian ini memberikan sebuah pemahaman

bahwa kita sebagai umat Allah adalah umat yang diberikan tanggung jawab atau

tugas untuk melaksanakan apa yang Tuhan perintahkan dalam mewujudkan karya

Allah di dalam dunia ini. Menurut Eka Darmaputra, hakikat dari sebuah gereja

adalah misinya, misi adalah hakikat gereja atau tanpa misi, gereja bukan lagi

dirinya yang sesungguhnya; misi adalah raison d’etre2 gereja sehingga gereja

adalah alat untuk melaksanakan misi Allah dan melanjutkan misi Kristus di dunia

ini, gereja bukan tujuan dari dirinya sendiri, melainkan gereja bertujuan untuk

meneruskan karya Allah di dalam dunia ini.3

Injil Markus 16:15 menuliskan “lalu Ia berkata kepada mereka: Pergilah

ke seluruh dunia, beritakanlah Injil kepada segala makhluk”. Dari ayat ini, Yesus

Sendiri yang memerintahkan pemberitaan Injil itu. Karena ini adalah perintah

Allah maka mutlak harus dikerjakan. Dapat disimpulkan bahwa orang percaya

diperintahkan untuk memberitakan Injil. Hal ini tidak dapat ditawar-tawar lagi,

dan di dalam Injil Yohanes 20:21b, “Sama seperti Bapa mengutus Aku,

1
Arie de Kuiper, Missiologi Ilmu Pekabaran Injil (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2004), 9.
2
Raison d’etre artinya alasan mengapa mereka berkumpul. Jadi Raison d’etre gereja
yaitu alasan orang-orang berkumpul di dalam gereja yaitu untuk melaksanakan misi Allah.
3
Eka Darmaputera, Pergulatan Kehadiran Kristen Di Indonesia, (Jakarta: BPK Gunung
Mulia, 2005), 403.

11
demikianlah juga sekarang Aku mengutus kamu.” Ayat ini menegaskan bahwa

amanat dalam memberitakan Injil diperintahkan langsung oleh Yesus.

Dari uraian di atas gereja haruslah berperan aktif di dalam melaksanakan

misi, bukan sebagai paksaan melainkan keharusan yang tidak dapat di tawar-tawar

karena misi itu adalah bagian yang tidak terpisahkan dari tubuh gereja itu dan misi

memberitakan kabar sukacita adalah perintah dari Tuhan sendiri. Dengan melihat

menghidupi misi sebagai hakekat gereja, maka sangat perlu bagi setiap pendeta

atau gembala dan warga jemaat untuk terlibat aktif dalam melaksanakan misi

dalam kehidupannya.

Warga jemaat adalah bagian terpenting dalam gereja. Jika warga jemaat

tidak berperan dalam pelayanan, maka gereja tersebut tidak akan bertumbuh

dengan baik atau dengan kata lain bahwa gereja tersebut tidak sehat. Ron Jenson

dan Jim Stevens mengatakan:

Kesehatan gereja akan terjadi dalam proporsi keterlibatan langsung warga


jemaat dalam pelayanan tubuh Kristus. Ketidakterlibatan warga jemaat
dalam pelayanan merupakan penyakit yang serius dalam gereja. Ini
merupakan penyakit tersembunyi yang menyerang organ vital gereja.4

Keterlibatan warga jemaat dalam pelayanan adalah suatu hal yang

Alkitabiah sehingga gereja yang tidak melibatkan warga jemaatnya dalam

pelayanan adalah gereja yang tidak mengerti tentang Alkitab atau dengan sengaja

tidak mengerti. Jenson dan Stevens mengatakan,

Keterlibatan tiap anggota dalam pelayanan yang penting merupakan


prinsip pelayanan Alkitabiah yang sedemikian jelas, sehingga jika tidak
ditekankan dan tidak digairahkan dalam pelayanan kita merupakan

Ron Jenson dan Jim Stevens, Dinamika Pertumbuhan Gereja (Malang: Yayasan Penerbit
4

Gandum Mas), 235.

12
ketidaktahuan tentang pengajaran Kitab Suci yang jelas atau dengan
sengaja tidak mentaatinya.5

Kenyataannya, bahwa banyak gereja yang mengabaikan dan tidak ingin

tahu tentang hal ini. Warga jemaat mempunyai pemikiran bahwa tugas pelayanan

sebagai pekabaran Injil maupun misi sosial gereja adalah tugas pendeta atau

gembala sidang saja dan majelis gereja sehingga keterlibatan warga jemaat di

dalam mengakat panggilan sebagai gereja tidak maksimal.

Dalam pengamatan penulis di Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu

Cabang Kebaktian Kolean Klasis Rembon Sado’ko’ warga jemaat dengan penuh

kesadaran dalam diri mereka melaksanakan misi yang di dorong semangat dalam

menjalankan misi yaitu memberitakan kabar baik kepada semua orang melalui

kehidupan, hubungan dalam rasa kekeluargaan dan melalui pekerjaan mereka

setiap hari. Selain dari mengabarkan Injil, hal lainnya yang dilakukan yaitu

melalui misi sosial gereja seperti membantu yang kesusahan, terkena bencana

alam dan sebagainya. Dalam pengamatan ini juga, informasi yang penulis

dapatkan bahwa dalam kurun waktu 5 tahun, jumlah kepala keluarga yang masuk

Kristen bertambah ada sekitar 4 orang yang masuk Kristen baik dari agama Islam

maupun dari agama Katholik.6 Pada tanggal 11 Maret 2019 satu keluarga (2

orang) dari agama Islam masuk Kristen di Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu

Cabang Kebaktian Kolean dengan menyampaikan kepada majelis jemaat dan juga

kepada Pendeta jemaat dan hadir dalam ibadah hari Minggu.

5
Ibid.
6
Wawancara dengan Yohanes Basongan, seoarang Majelis Gereja Toraja Jemaat Malolo
Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean pada tanggal 23 Mei 2019.

13
Kesadaran warga jemaat ini dalam menjalankan misi gereja adalah hal

yang patut untuk di perhatikan oleh setiap gereja sebagai gereja yang hidup dan

membawah damai sejahtera di dalam kehidupan bermasyarakat. Kesadaran

melaksanakan misi adalah bentuk nyata dari gereja yang hidup. Rasul Paulus

dalam misinya memberikan banyak gambaran tentang misi yang ia lakukan mulai

dari perkunjungan maupun surat-surat yang ia sampaikan di tengah-tengah

kehidupan berjemaat pada waktu itu. Paulus dengan tekun melaksanakan misi di

dalam kehidupannya dengan menggunakan metode-metode yang baik dan relevan

sesuai dengan tempat di mana ia akan memberitakan Injil itu. Begitupun dengan

kehidupan warga jemaat di Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean

meskipun kebanyakan berlatar belakang sebagai petani dan masih minimnya

tentang pengetahuan akan Alkitab, namun anggota jemaat dengan percaya akan

panggilannya tetap menjalankan misi.

Berangkat dari uraian di atas, penulis melihat bahwa hal ini perlu dikaji

lebih dalam tentang Metode Misi Warga Jemaat di Gereja Toraja Jemaat Malolo

Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean Klasis Rembon Sado’ko’.

B. Fokus Masalah

Adapun yang menjadi fokus penelitian penulis yaitu Metode Misi Warga

Jemaat di Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean Klasis

Rembon Sado’ko’.

C. Rumusan Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, maka rumusan masalah yang akan

dibahas dalam tulisan ini yaitu bagaimana Metode Misi Warga Jemaat di Gereja

14
Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean Klasis Rembon

Sado’ko’?

D. Tujuan Penelitian

Tujuan yang hendak dicapai yaitu untuk menguraikan Metode Misi Warga

Jemaat di Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean Klasis

Rembon Sado’ko’.

E. Signifikansi Penelitian

1. Signifikansi Praktis

Dengan penelitian ini diharapkan bermanfaat bagi penulis sendiri

dalam hal menambah pengetahuan tentang metode misi. Selain itu juga,

dapat menjadi sumbangsih pemikiran bagi gereja, Pekabar Injil, Pendeta,

Majelis, maupun bagi warga jemaat sendiri dalam menjalankan misi.

2. Signifikansi Akademik

Melalui tulisan ini, diharapkan dapat menjadi pengetahuan

tambahan bagi mahasiswa dalam bidang Misiologi dan juga menjadi

sumbangsih pemikiran bagi kampus sebagai salah satu materi guna

menjadi bekal bagi mahasiswa utamanya dalam mata kuliah yang

menyangkut tentang misi seperti Antropologi Misi, Doa dan Misi, Sejarah

Perkembangan Misi, Penginjilan Pribadi/Pemuridan, Family Mission,

Penginjilan Urban, Strategi dan Metode Misi, Soteriologi dan Misi,

Pneumatologi dan Misi, Pembinaan Warga Gereja, Pengantar Misiologi.

15
F. Pemilihan Judul

Dalam penulisan ini ada beberapa hal yang menjadi alasan penulis dalam

pemilihan judul karena:

1. Penulis melihat bahwa metode yang dipakai oleh pekabar Injil di

berbagai daerah belum tentu bisa diterapkan di daerah lain;

2. Keterlibatan warga jemaat di dalam melaksanakan misi; dan

3. Ketertarikan penulis pada bidang misiologi.

G. Metode Penelitian

1. Jenis Metode Penelitian

Penelitian adalah usaha yang dilakukan untuk menggali masalah

yang terjadi di lapangan. Sekaitan dengan itu, peneliti akan melakukan

penelitian tentang metode misi warga jemaat di Gereja Toraja Jemaat

Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean Klasis Rembon Sado’ko’

dengan menggunakan metode penelitian kualitatif.

Menurut Hamid Patilima metode penelitian kualitatif adalah proses

penyidikan untuk melihat masalah yang terjadi.7 Dengan demikian, metode

penelitian kualitatif adalah cara yang digunakan untuk menggambarkan

dan menguraikan hal-hal yang diteliti secara rinci dan tepat. Dalam metode

penelitian kualitatif ini terdiri dari kajian pustaka, wawancara, dan semua

literasi baik berupa buku-buku dan juga catatan-catatan mata kuliah yang

berhubungan dengan judul yang sedang dibahas dalam tulisan ini.

2. Tempat Penelitian

7
Hamid Patilima, Metode Penelitian Kualitatif (Bandung: Alfabeta, 2013), 2.

16
Tempat penelitian yang akan di tempati peneliti yaitu di Gereja

Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean Klasis Rembon

Sado’ko’.

3. Informan

Informan dalam penelitian ini adalah orang-orang atau pihak yang

dinilai dapat memberikan informasi dan data seakurat mungkin yaitu

anggota jemaat yang terdiri dari 10 orang yakni 1 pendeta dan 9 warga

jemaat.

4. Jenis Data

Jenis data yang penulis gunakan dalam penelitian ini adalah data

primer berupa wawancara langsung kepada majelis gereja dan juga

anggota jemaat. Selain itu, untuk mendukung penelitian ini, juga

menggunakan data-data sekunder yang peneliti dapatkan dari buku-buku,

seminar, pelatihan-pelatihan, dan juga dari beberapa mata kuliah yang

berhungan langsung dengan penelitian ini.

5. Teknik Pengumpulan Data

Teknik pengumpulan data merupakan langkah yang paling penting

dalam karya ilmiah untuk mendapat data secara okjektif dan akurat. Tanpa

mengetahui teknik pengumpulan data maka penelitian tidak akan

mendapatkan data yang memenuhi standar data yang ditetapkan. Dalam

penelitian ini teknik yang akan penulis gunakan yaitu:

a. Studi Pustaka

17
Studi pustaka adalah suatu teknik atau cara yang dipakai untuk

memperoleh data-data secara teoritis baik itu pendapat maupun

pandangan ahli dengan cara mengumpulkan berbagai literatur yang

berkaitan dengan pokok masalah yang sedang dikaji. Data-data

tersebut dapat diperoleh dengan mengumpulkan berbagai informasi

dari berbagai sumber seperti buku-buku, kamus, dokumen, karya-karya

tulis lainnya, serta catatan-catatan selama perkuliahan yang

sehubungan dengan topik yang dikaji

b. Observasi

Observasi adalah kegiatan penelitian untuk mengumpulkan

data dengan cara mengamati langsung kepada objek. Secara umum,

observasi diartikan sebagai penghimpunan bahan-bahan keterangan

yang dilakukan dengan mengadakan pengamatan dan pencatatan

secara sistematis terhadap berbagai fenomena yang dijadikan sebagai

objek pengamatan.8

Observasi digunakan untuk mengamati secara langsung

keadaan-keadaan di lapangan untuk mendapatkan hal-hal yang tidak

didapatkan selama wawancara sehingga dengan observasi ini peneliti

memperoleh gambaran yang lebih luas tentang Metode Misi Warga

Jemaat di Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebatian

Kolean Klasis Rembon Sado’ko’.

c. Wawancara

8
Pupuh Frathurrohman, Strategi Belajar dan Mengajar (Bandung: Reflika Aditama,
2007), 86.

18
Wawancara merupakan percakapan secara langsung dengan

seseorang dengan tujuan untuk mendapatkan informasi sehubungan

dengan masalah yang diteliti. Menurut Irawan Soeharto, wawancara

merupakan teknik pengumpulan data dengan mengajukan pertanyaan

secara langsung oleh pewawancara terhadap responden dan jawaban-

jawaban dari responden dicatat dan direkam dengan alat perekam9.

Dalam penelitian ini, jenis wawancara yang digunakan adalah

wawancara tidak terstruktur. Sugiyono berpendapat bahwa wawancara

tidak terstruktur adalah wawancara yang bebas dimana peneliti tidak

menggunakan pedoman wawancara yang tersusun secara sistematis

dan lengkap untuk pengumpulan datanya, tetapi pedoman yang

digunakan hanya berupa garis-garis besar permasalah yang

ditanyakan10.

6. Teknik Analisis Data

Analisis data adalah proses mencari dan menyusun secara

sistemtis data yang diperoleh dari hasil wawancara, catatan lapangan dan

bahan-bahan lain, sehingga dapat mudah dipahami. Data yang diperoleh

dianalisis sebagai berikut:

1. Reduksi data

Reduksi data merupakan proses pemilihan, pemusatan perhatian

pada penyederhanaan, pengabstrakan dan transformasi data yang

9
Irawan Soeharto, Metode Penelitian Sosial (Bandung, Remaja Rosdakarya, 1995), 67.
10
Hamid Patilima, 100.

19
muncul dari catatan-catatan lapangan. Reduksi data berlangsung terus-

menerus selama pengumpulan data berlangsung.11

Dengan reduksi data maka peneliti merangkum, memilih data

yang pokok, memfokuskan pada hal-hal yang penting dan membuang

hal-hal yang tidak dibutuhkan

2. Penyajian data atau Display

Setelah data direduksi maka langkah selanjutnya adalah penyajian

data (data display). Penyajian data adalah sekumpulan informasi

tersusun yang memberi kemungkinan untuk menarik kesimpulan dan

pengambilan tindakan.12 Dalam penelitian kualitatif ini, penyajian data

bisa dilakukan dengan bentuk uraian singkat. Tujuannya adalah untuk

memudahkan membaca dan menarik kesimpulan.

3. Interpretasi

Interpretasi dimaksudkan untuk memberikan makna terhadap

temuan-temuan penelitian.13 Menurut KBBI interpretasi adalah

pemberian kesan, pendapat atau pandangan teoritis suatu tafsiran.14

Penulis memberikan kesan terhadap data-data yang sudah dibuat dalam

bentuk naratif.

11
Ibid.
12
Basrowi dan Suwandi, Memahami Penelitian Kualitatif (Jakarta: Tineka Cipta, 2008),
209.
13
Nana Syaodin Sukma Dinata, Tuntunan Penulisan Kerya Ilmiah (Bandung: Sinar Baru
Alegensindo, 2009), 289
14
Kamus Besar Bahasa Indonesia, 438.

20
H. Sistematika Penulisan

BAB I PENDAHULUAN: Bagian ini terdiri dari Latar Belakang Masalah,

Fokus Masalah, Rumusan Penelitian, Tujuan Penelitian,

Signifikansi Penelitian, Alasan Pemilihan Judul, Metode

Penelitian, dan Sistematika Penulisan


BAB II KAJIAN PUSTAKA: Bagian ini terdiri dari Landasan Teori, dan

Kerangka Berfikir
BAB III GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN: Bagian ini terdiri

dari Alasan Pemilihan Locus, Keadaan Geografis Locus, dan

Keadaan Geografis Locus.


BAB IV HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS: Bagian ini terdiri dari

Hasil Penelitian, Analisis dan Refleksi Teologis


BAB V PENUTUP: Bagian ini terdiri dari Kesimpulan dan Saran-saran

BAB II

KAJIAN PUSTAKA

21
A. Landasan Teori

1. Misi

a. Pengertian Misi

Istilah yang mula-mula dipakai menunjuk kepada pengutusan ialah

missio yang berasal dari bahasa Latin. Dari kata ini muncul dua istilah

yaitu Missio Dei dan Missio Christi. Missio Christi adalah pengutusan

Kristus dalam arti Kristus mengutus murid-murid-Nya dan Kristus diutus

Allah (bnd. Yohanes 20:21). Sedangkan Missio Dei yakni keseluruhan

pekerjaan Allah untuk menyelamatkan dunia mulai dari pemilihan Israel,

pengutusan para nabi kepada Israel dan kepada bangsa-bangsa sekitarnya,

pengutusan Kristus kepada dunia, pengutusan rasul-rasul dan pekabar-

pekabar Injil kepada bangsa-bangsa.15 Dari sini dengan jelas

memperlihatkan bahwa Allah adalah pengutus dalam pekerjaan misi yang

biasa di sebut sebagai Pengutus Agung.

Di dalam gereja istilah misi digunakan dalam menunjuk kegiatan

yang lebih luas dan umum, yakni menyangkut semua kegiatan gerejawi

maupun karya khusus pewartaan dari penyebaran iman Kristen16. Dengan

adanya kegiatan gerejawi maka hal ini berhubungan langsung dengan

menyebarkan dan memperkenalkan Kristus kepada orang-orang yang

belum mendengarkan Injil ataupun orang dalam kepercayaan lain.

15
Arie de Kuiper, hal. 10
16
Edmund Woga, CSsR, Dasar-Dasar Misiologia (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2006),
14.

22
Dalam kitab Kejadian 1:28 ketika Adam diberi mandat misi untuk

memenuhi, menguasai, dan menaklukkan bumi bagi kemuliaan Allah.

Allah memberikan tanggung jawab sebagai mandat yang harus

dilaksanakan Adam dalam mewujudkan damai sejahtera bagi bumi dan

segala isinya.17 Mandat yang diberikan kepada Adam ini menggambarkan

bahwa umat Allah mempunyai tanggung jawab yang sama dalam

menciptakan damai sejahtera.

Misi Allah dalam Perjanjian Lama dapat juga dilihat dalam kisah

Yusuf yang diutus untuk menempati posisi yang bisa menyelamatkan

nyawa di tengah sebuah kelaparan (bnd. Kejadian 45:7), selain itu juga

dapat dilihat dalam kisah Musa yang diutus untuk membebaskan sebuah

bangsa dari penindasan (Keluaran 3:10).

Menurut Moltmann misi berarti keseluruhan tugas yang telah Allah

berikan kepada gereja demi keselamatan dunia yang mencakup semua

kegiatan gereja yang telah diutus ke dalam dunia untuk mengasihi,

melayani, memberitakan, mengajar, menyembuhkan dan membebaskan. 18

Gereja yang dimaksud Moltman dalam hal ini adalah orang yang hidup di

dalam persekutuan dengan tujuan untuk melaksanakan panggilannya

dalam penyebarluasan misi di manapun mereka berada. Pandangan lain

yang diungkapkan oleh Gort mendefenisikan bahwa misi adalah tugas

yang utuh, luas dan mendalam seperti kebutuhan dan tuntutan-tuntutan

kebutuhan manusia. Menurut Schutz misi merupakan kasih dan perhatian

17
Y. Tomatala, 7
18
David J. Bosch, Transformasi Misi Kristen (Jakarta: BPK Gunung Mulia, 2005), 631.

23
Allah ditujukan terutama kepada dunia dan misi merupakan partisipasi di

dalam keberadaan Allah di dalam dunia. Misi diperuntuhkan kepada

semua orang tanpa terkecuali baik itu oarang kaya, orang miskin, umat,

maupun pemimpin-pemimpin dalam jemaat, karena misi adalah inisiatif

Allah sendiri sebagai pengutus Agung dalam melaksanakan misi.19

Dalam Kisah Para Rasul 1:8 diungkapkan, “tetapi kamu akan

menerima kuasa, kalau Roh Kudus turun ke atas kamu, dan kamu akan

menjadi saksi-Ku di Yerusalem dan di seluruh Yudea dan Samaria dan

sampai ke ujung bumi.” Dan di dalam Injil Matius 28:18-20 yang menjadi

salah satu dasar bagi umat Allah dalam melaksanakan pekabaran Injil bagi

orang lain. Ayat ini sering di sebut sebagai ‘Amanat Agung’. 20 Dalam Injil

Matius 28:18-20 “Yesus mendekati mereka dan berkata: kepada-Ku telah

diberikan segala kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah,

jadokanlah semua bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama

Bapa dan Anak dan Roh Kudus, dan ajarlah mereka melakukan segala

segala sesuatu yang telah Kuperintahkan kepadamu. Dan ketahuilah, Aku

menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir zaman”.

Ayat ini menjelaskan bahwa semua orang percaya wajib

memberitakan Injil keselamatan itu. Pemberitaan Injil yang dimaksud

adalah menyampaikan kabar kesukaan tersebut kepada semua orang. Satu-

satunya keharusan dalam ayat ini adalah memuridkan. Memuridkan berarti

menuntun orang lain untuk menerima Kristus dan menjadikannya pengikut

19
Ibid, 15.
20
David J. Bosch, 87.

24
yang setia belajar dari Tuhan. Sebagai Amanat Agung, ini berarti bukanlah

suatu pilihan melainkan suatu keharusan; bukan pekerjaan sampingan

gereja melainkan pekerjaan pokok.21

Mereka harus menjadi saksi-saksi Kristus untuk membawa berita

keselamatan itu bagi orang lain. Tugas pemberitaan Injil ini adalah amanat

yang harus dijalankan oleh setiap orang percaya karena bersifat kewajiban

dan keharusan. Dalam ayat ini menekankan empat (4) hal yaitu pergilah,

jadikanlah, baptislah dan ajarlah. Gereja sebagai orang percaya harus pergi

kepada semua bangsa untuk menjadikan mereka murid Kristus dengan

membaptis mereka dalam nama Bapa, Anak dan Roh Kudus dan mengajar

mereka tentang segala yang telah diajarkan Yesus Kristus.

Dari pandangan di atas dapat memberikan gambaran bahwa misi

itu adalah keseluruhan tugas yang dilaksanakan oleh gereja sebagai warga

jemaat dalam mewujudkan kasih dan partisipasi di dalam kehidupan

jemaat untuk mewujudkan keberadaan Allah di dalam dunia ini.

Yesus menjelaskan misi-Nya dalam beberapa ayat yang terdapat

dalam Injil Yohanes “Sebab Aku telah turun dari sorga bukan untuk

melakukan kehendak-Ku tetapi untuk melakukan kehendak Dia yang telah

mengutus Aku” (Yohanes 6:38); “Barangsiapa berkata-kata dari dirinya

sendiri, ia mencari hormat bagi dirinya sendiri, tetapi barang siapa mencari

hormat bagi Dia yang mengutusnya, ia benar dan tidak ada ketidakbenaran

padanya” (Yohanes 7:18); “Dan Ia yang telah mengutus Aku, Ia menyertai

Aku. Ia tidak membiarkan Aku sendiri, sebab Aku senantiasa berbuat apa
21
Ruth F. Selan, Pedoman Pembinaan Warga Jemaat (Bandung: Kalam Hidup, 1994), 9

25
yang berkenan kepada-Nya (Yohanes 8:29); “Sebab Aku berkata-kata dari

diri-Ku sendiri, tetapi Bapa, yang mengutus Aku, Dialah yang

memerintahkan Aku untuk menyatakan apa yang harus Aku katakan dan

Aku sampaikan (Yohanes 12:49).

Pengutusan misi yang dilakukan oleh Yesus dalam Injil Yohanes

menuntut murid-murid-Nya untuk terlibat dalam misi yang sama seperti

yang dilakukan Allah kepadanya, “Damai sejahtera bagi kamu! Sama

seperti Bapa mengutus Aku, demikian juga sekarang Aku mengutus

kamu” (Yohanes 20:21). 22

Menurut Injil Lukas, Yesus menggambarkan pemahaman-Nya

tentang diri-Nya sendiri dan misi-Nya dalam kemunculan pertama-Nya di

depan umum di sinagoga di Nazaret. Aspek sentral pemahaman Yesus

tentang diri-Nya sendiri berkaitan dengan kutipan teks Perjanjian Lama

yang menjelaskan pelayanan Hamba Tuhan yang “Roh Tuhan ada pada-

Ku, oleh sebab Ia telah mengurapi Aku, untuk menyampaikan kabar baik

kepada orang-orang miskin; dan Ia tlah mengutus Aku untuk

memberitakan pembebasan kepada orang-orang tawanan, dan penglihatan

bagi orang-orang buta, untuk membebasakan orang-orang yang tertindas,

untuk memberitakan tahun rahmat Tuhan telah datang” (bnd. Lukas 4:18-

19.

Yesus menyimpulkan bahwa Dia diutus oleh Tuhan Allah kepada

orang Yahudi untuk menyampaikan kabar baik. Ketika pada kesempatan

lain, penduduk Kapernaum mendesak Yesus untuk tinggal di kota itu,


22
Eckhard J. Schnabel, Rasul Paulus Sang Misionaris (Yogyakarta: ANDI, 2010), 5.

26
Yesus menegaskan, “juga di kota-kota lain Aku harus memberitakan Injil

Kerajaan Allah sebab untuk itulah Aku di utus” (Lukas 4:43)23

Di sini dapat dilihat bahwa misi itu bersumber dari Allah bukan

hanya kedapa satu bangsa saja melainkan dari satu kota atau daerah ke

daerah lain. Dalam kisah pelayanan misi yang dilakukan oleh Yesus ini

Dia menyatakan dengan tegas bahwa tujuan dari misinya adalah

memberitakan kabar Kerajaan Allah. Yesus memberitakan kabar baik

bahwa Allah sekarang menggenapi janji yang diberitakan-Nya kepada

nabi-nabi tentang kedatangan-Nya kembali kepada umat-Nya24

Bagi Paulus sendiri, ia menjelaskan misi Yesus itu dengan istilah

‘gerakan’ dan dalam misi Paulus sendiri dia memaknai misinya sebagai

gerakan (diutus kepada bangsa-bangsa lain) dengan tujuan untuk

memberitakan Yesus Kristus) sebagaimana dalam Galatia 1:1; 15-16

menuliskan bahwa “Dari Paulus, seorang rasul, bukan karena manusia,

melainkan oleh Yesus Kristus dan Allah, Bapa yang telah membangkitkan

Dia dari antara orang mati,...Tetapi waktu Ia, yang telah memilih aku sejak

kandungan ibuku dan memanggil aku oleh kasih karunia-Nya berkenan

menyatakan Anak-Nya di dalam aku, supaya aku memberitakan Dia

diantara bangsa-bangsa bukan Yahudi”25

b. Subyek Misi

23
Ibid.
24
Yohanes Krismantyo Susanta, “Anak Manusia : Suatu Reinterpretasi Terhadap Konsep Mesianis
Yahudi,” Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan 15, no. 2 (October 1, 2014): 177–97,
https://doi.org/10.36421/veritas.v15i2.298.
25
Ibid.

27
Dalam penjelasan sebelumnya mengenai misi, sudah jelas bahwa

Allah adalah pengutus Agung atau Missio Dei. Di jelaskan pula bahwa

Allah memilih dan mengutus para nabi kepada Israel dan kepada bangsa-

bangsa sekitarnya, pengutusan Kristus kepada dunia, pengutusan rasul-

rasul, dan pekabar-pekabar Injil kepada bangsa-bangsa. Dalam Yohanes

20:21 yang menyatakan “sebagaimana Bapa mengutus Aku, demikian pula

Aku mengutus kamu” ini memperlihatkan bahwa Yesus Kristus adalah

pengutus atau Missio Cristis. Ia mengutus murid-murid-Nya sebagai mitra

kerja Allah dalam melaksanakan misi di dalam dunia ini.

Dalam menjalankan misi, bukan hanya tugas para pendeta atau

pejabat gereja melainkan tugas semua orang percaya. Kewajiban dalam

melaksanakan misi adalah tanggung jawab setiap orang yang telah

menerima Kristus menjadi Tuhan dan Juruselamatnya. Setiap orang

percaya wajib bermisi sesuai kemampuan dan karunia-karunia yang

dianugerahkan Tuhan kepadanya.

c. Obyek Misi

Di dalam Alkitab terdapat banyak ayat-ayat yang menjadi obyek

dari misi itu. Obyek misi itu dapat kita lihat di dalam Matius 28:19 (semua

bangsa); Matius 24:14 (di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi semua

bangsa dan makhluk); Lukas 24:47, Markus 16:15, Kolose 1:23 (kepada

segala makhluk); Kisah Para Rasul 1:8 (sampai ke ujung bumi); Kisah

Para Rasul 17:30 (bahwa di mana-mana mereka semua harus bertobat);

Efesus 3:10 (kepada pemerintah-pemintah dan penguasa-penguasa di

28
sorga); Yohanes 16:8 (dunia/kosmos) dinyatakan sebagai alamat pekerjaan

Roh Kudus.26 Dari ayat-ayat di atas menunjukkan dengan jelas bahwa

amanat Kristus merangkumi seluruh dunia, segenap umat manusia,

termasuk penguasa-penguas di atas dan bahkan seluruh kosmos atau dunia

ini sebagai tempat di mana kabar baik itu di beritakan.

Gereja yang telah menerima amanat di dalam Yesus Kristus

menjadi persekutuan baru yaitu pengikut-pengikut Kristus untuk menjadi

bagian dalam menjalankan misi di manapun mereka berada dengan

pimpian dari Roh Kudus.

d. Tujuan Misi

Paulus dalam misinya memberikan beberapa pemahaman tentang

tujuan dari misi itu yaitu:

1) Paulus tahu bahwa dirinya untuk memberitakan pesan

Yesus Kristus. Ia memperkenalkan diri kepada orang

Kristen di kota Roma dengan perkataan: “Dari Paulus,

hamba Kristus Yesus, yang dipanggil menjadi rasul dan di

kuduskan untuk memberitakan Injil Allah (Roma 1:1).

Dalam 1 Korintus 2:2, ia menjelaskan bahwa sebagai

misionaris perintis, ia memfokuskan khotbahnya pada

“Yesus Kristus, yaitu Dia yang disalibkan”;

2) Paulus tahu bahwa dirinya secara khusus dipanggil untuk

memberitakan Injil Yesus Kristus kepada bangsa-bangsa

lain;
26
Ibid, 77.

29
3) Tujuan Paulus adalah menjangkau sebanyak mungkin orang

dalam memberitakan kabar baik;

4) Paulus berusaha menuntun setiap orang percaya kepada

satu Allah yang benar dan kepada Yesus Kristis, Sang

Mesias, Juruselamat dan Tuhan; dan

5) Paulus mendirikan gereja-gereja baru, komunitas para

pengikut Yesus Kristus, baik orang Yahudi maupun non-

Yahudi, baik laki-laki maupun perempuan, baik orang

merdeka dan budak, serta mengajar orang yang baru

percaya tentang firman Allah, ajaran Yesus dan pentingnya

Injil utuk kehidupan sehari-hari.27

G. Voetius merumuskan tiga tujuan misi yaitu conversio gentilum

(pertobatan orang-orang kafir, bangsa-bangsa lain), plantatio ecclesiae

(penanaman/ditanamnya/diperkembangkanya Gereja) dan gloria et

manifestatio gratiae divinae (kemuliaan dan penyataan kasih karunia

ilahi).

Menurut Yakob Tomatala ada tiga tujuan dari misi yang dilakukan

oleh Gereja, yaitu pertama tujuan operasional yang menjelaskan tentang

rencana Tuhan untuk menghimpun suatu umat bagi diri-Nya (bnd. 1 Petrus

2:9-10); kedua adanya persekutuan Allah dengan umat-Nya secara

harmonis dan utuh serta usaha untuk saling melengkapi diri guna

27
Eckhard J. Schnabel, 14.

30
melaksanakan misi penginjilan, dan yang ketiga yaitu mewujudkan

kemulian Allah melalui misi penginjilan.28

2. Contoh Metode Misi Rasul Paulus29

Berikut contoh metode misi Rasul Paulus, yaitu:

a. Orang perlu mendengar pesan tentang Yesus Kristus. Itu berarti,

baik orang Yahudi maupun non-Yahudi perlu dijangkau dengan

pendekatan tertentu sehingga kabar tentang Yesus Kristus bisa

disampaikan, entah dalam ceramah atau khotbah di depan umum

dan atau pembicaraan pribadi.;

b. Orang tinggal di kota-kota besar, kota-kota kecil, desa-desa. Agar

mereka mendengarkan Injil, Paulus harus pergi ketempat tinggal

mereka. Paulus tidak mengharapkan mereka datang kepadanyta: ia

mendatangi tempat mereka tinggal;

c. Karena kota-kota besar dan kecil di Mediterania merupakan bagian

dari struktur politik kekaisaran Romawi, Rasul Paulus harus pergi

ke provinsi-provinsi Romawi untuk dapat memberitakan Injil;

d. Agar orang mendengar Injil, mereka harus ditemukan di tempat-

tempat mereka bersedia mendengarkan khotbah dan terlibat dalam

pembicaraan. Bagi orang Yahudi, tempat yang biasa dipakai untuk

berkhotbah dan diskusi agama adalah sinagoga. Untuk orang non-

Yahudi, alun-alun pusat maupun pasar-pasar di kota-kota Yunani,

28
Bnd. Yakob Tomatala, Penginjilan Masa Kini (Malang: Gandum Mas, 2004), 32
29
Eckhard J. Schnabe. 400.

31
tempat-tempat pertemuan di kota-kota Romawi merupakan tempat

mereka biasa mendengarkan ceramah. Tempat kerja dan rumah-

rumah pribadi memberikan kesempatan lebih lanjut untuk

menjangkau orang dengan khotbah dan percakapan pribadi; dan

e. Masalah identitas dan kelompok etnis, budaya dan gender

merupakan masalah yang relevan untuk dibahas saat Rasul Paulus

berusaha untuk menjangkau bukan hanya orang Yahudi, melainkan

juga orang non-Yahudi; bukan hanya orang kaya, melainkan juga

orang miskin; bukan hanya orang berpendidikan, melainkan juga

sejumlah besar orang yang tidak berpendidikan, bukan hanya laki-

laki melainkan juga perempuan.

Dalam pekerjaan misi yang dilakukan oleh Rasul Paulus, ia

selalu menyatakan berulang-ulang bahwa Injil pada akhirnya diterima

dan dipercaya oleh para pendengarnya hanya karena Allah sendiri

hadir secara aktif dalam pemberitaan Injil. Paulus tahu bahwa Allah

adalah komunikator utama, sedangkan para rasul hanyalah duta Allah,

utusan yang telah diutus. Mereka adalah saluran pesan tersebut;

mereka bukan sumber pesan Injil itu sendiri. Paulus menyatakan

keyakinan ini dalam 1 Tesalonika 2:13 “Dan karena itulah kami tidak

putus-putusnya mengucap syukur juga kepada Allah, sebab kamu telah

menerima firman Allah yang kami beritakan itu, bukan sebagai

perkataan manusia, tetapi dan memang sungguh-sungguh demikian

sebagai firman Allah, yang bekerja juga di dalam kamu yang percaya”.

32
Paulus dengan sadar menyakini bahwa pemberitaan misi

berbuah bukan karena metode misi yang efektif, melainkan karena Roh

Allah 30. Dalam 1 Tesalonika 1:5-6 “Sebab Injil yang kami beritakan

bukan disampaikan kepada kamu dengan kata-kata saja, tetapi juga

dengan kekutan dari Roh Kudus dan dengan suatu kepastian yang

kokoh. Memang kamu tahu, bagaimana kami bekerja di antara kamu

oleh karena kamu. Dan kamu telah menjadi penurut kami dan penurut

Tuhan; dalam penindasan yang berat kamu telah menerima firman itu

dengan sukacita yang di kerjakan oleh Roh Kudus.

Dengan melihat metode misi Rasul Paulus, maka kita dapat

melihat peranan Roh Kudus di dalam pekerjaan misi yang menjadi

sentral di dalam kesuksesan misi itu sendiri. Paulus dengan tegas

mengatakan bahwa Injil yang ia sampaikan merupakan pekerjaan Roh

Kudus

B. Kerangka Berfikir

Misi merupakan bagian yang terpenting dalam kehidupan gereja. Baik itu

gereja sebagai organisasi maupun gereja sebagai organisme yang hidup. Dalam

praktik misi gereja, semua anggota yang terlibat di dalamnya harus aktif dan

selalu melaksanakan misi di manapun mereka berada. Dengan semangat misi ini

akan menjadikan diri mereka sebagai gereja yang hidup dan menjadi damai
30
Ibid. 402.

33
sejahtera bagi semua ciptaan Tuhan baik itu melalui misi sosial gereja maupun

melalui pekabaran Injil yang dilakukan. Dalam melaksanakan misi gereja, gereja

harus menggunakan metode yang baik dan efektif dalam melaksanakan misi itu.

Dengan metode-metode misi yang baik dan tepat, maka akan membantu

warga jemaat, Pendeta/Pekabar Injil, dalam meningkatkan semangat untuk terus

memberitakan Injil di manapun mereka berada dengan tuntunan dari Roh Kudus

sendiri. Berdasarkan penjelasan di atas, maka keranga pikir penelitian ini dapat

dilihat pada gambar 1.1.

MISI GEREJA

Warga Jemaat

Metode Misi

Pekabaran Injil Misi Sosial Gereja

Gambar 1.1. Skema kerangka pikir Metode Misi Warga Jemaat di Gereja Toraja
Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean Klasis Rembon Sado’ko’.

BAB III

GAMBARAN UMUM LOKASI PENELITIAN

A. Alasan Pemilihan Locus

34
Dalam pemilihan locus ini penulis tertarik karena, locus tempat penulis

akan meneliti adalah tempat di mana penulis tinggal dan juga penulis melihat

bahwa locus ini sangat tepat untuk menjadi tempat penelitian.

B. Keadaan Geografis Locus

Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean

merupakan sebuah jemaat yang terdapat dalam lingkup pelayanan Klasis Rembon

Sado’ko’ yang berada di Lembang Palesan. Secara Geografis, locus ini berada di

Lembang Palesan, Dusun Sesesalu Selatan RT Duayan. Locus ini berbatasan

dengan beberapa wilayah, di sebelah Utara berbatasan dengan Dusun Sesesalu

Utara RT Tombang, di sebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Makale

Selatan, sebelah Selatan berbatasan dengan Undu’, dan sebelah Barat berbatasan

dengan Dusun Sesesalu Selatan RT Tumakke. Gedung gereja ini berjarak kurang

lebih 25 KM dari pusat kota Makale yang dapat ditempuh dengan menggunakan

kendaraan baik roda dua maupun roda empat.

Selain itu, locus ini memiliki pemandangan yang masih asri di mana kita

bisa melihat bukit-bukit yang masih hijau dan juga aliran sungai Sa’dan yang

membentang yang memperlihatkan kemahakuasaan Tuhan.

C. Keadaan Demografi Locus

Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean

beranggotakan 22 Kepala Keluarga dengan jumlah jiwa kurang lebih 82 jiwa.

Cabang Kebaktian Kolean ini dilayani oleh 11 Majelis Gereja dan 1 Pendeta.

35
Pekerjaan anggota Jemaat di tempat ini mayoritas sebagai petani dan ada juga

yang berprofesi sebagai guru PNS dan honorer serta berwirausaha.

BAB IV

HASIL PENELITIAN DAN ANALISIS

36
A. Pemaparan Hasil Penelitian dan Analisis

Dalam bagian ini akan dipaparkan mengenai hasil penelitian dan analisis

sesuai dengan pengamatan dan hasil wawancara dengan informan yang dipilih

dari kalangan warga jemaat dan pendeta di Jemaat Malolo Sesesalu Cabang

Kebaktian Kolean Klasis Rembon Sado’ko’, maka hasil penelitian dan analisis

dipaparkan sebagai berikut:

Berdasarkan hasil wawancara terhadap informan, enam informan

mengatakan bahwa misi gereja adalah tugas dan tanggungjawab yang harus di

laksanakan di dalam gereja.31 Tiga informan mengatakan bahwa misi gereja

merupakan pelayanan di dalam jemaat untuk memperkenalkan keselamatan,

memberitakan Injil dan menjadi berkat bagi sesama.32 Sedangkan satu informan

lainnya mengatakan bahwa misi gereja adalah untuk membangun hubungan yang

baik di dalam persekutuan dan masyarakat.33 Misi adalah usaha yang dilaksanakan

dan menjadi tanggungjawab oleh setiap orang yang percaya kepada Kristus untuk

mewujudkan karya Allah di dalam dunia ini dengan cara memperkenalkan

keselamatan kepada semua orang.

Kitab Kejadian 1:28 ketika Adam diberi mandat misi untuk memenuhi,

menguasai, dan menaklukkan bumi bagi kemuliaan Tuhan. Tuhan memberikan

mandat sebagai tanggung jawab yang harus dilakukan Adam dalam mewujudkan

31
Wawancara dengan Naomi Panggalo pada tanggal 18 Juli 2019, Martha Simba’,
Hermin Pasoloran, dan Kalvein Tandiriswa pada tanggal 19 Juli 2019, Agustina Rakkang pada
tanggal 20 Juli 2019 dan Pdt. Meldy Kristianti Batta’ S.Th pada tanggal 4 September 2019.
32
Wawancara dengan Hendrikson Masarrang pada tanggal 18 Juli 2019, Yosep Pasoloran
pada tanggal 19 Juli 2019, dan Nurhayati Burhan pada tanggal 20 Juli 2019.
33
Wawancara dengan Nelayanti pada tanggal 20 Juli 2019

37
damai sejahtera atau syalom bagi bumi dan segala isinya. 34 Mandat dan tanggung

jawab yang diberikan kepada Adam ini menggambarkan bahwa umat Allah

mempunyai tanggung jawab yang sama dalam menciptakan damai sejahtera.

Berdasarkan hasil wawancara dapat disimpulkan bahwa orang yang

percaya kepada Yesus Kristus telah memahami dan menghidupi akan tugas dan

panggilannya di dalam berjemaat dan bermasyarakat dengan melaksanakan misi

itu sendiri dengan memperkenalkan Kristus kepada orang lain dan membangun

hubungan baik di dalam masyarakat sebagaimana yang di tuliskan di dalam Injil

Matius 28:18-20 yang menekankan bahwa misi bukanlah suatu pilihan melainkan

suatu keharusan; bukan pekerjaan sampingan gereja melainkan pekerjaan pokok

Tujuan dilaksanakannya misi gereja menurut enam informan mengatakan

bahwa tujuan misi yang telah dilaksanakan adalah memberitakan Injil. 35

Sedangkan tiga informan lainnya mengatakan bahwa tujuan misi gereja yang lain

yaitu untuk membantu yang kesusahan, membantu yang terkena bencana alam,
36
dan pelayanan diakonia lainnya. Misi juga bertujuan sebagai bentuk

persekutuan, kesaksian dan pelayanan.37

Misi gereja di laksanakan agar semua orang di dalam dunia ini mengenal

karya kesemalatan dari Allah melalui Yesus Kristus. Rasul Paulus dengan jelas

mengatakan bahwa tujuan dari misinya adalah untuk memberitakan Injil Allah

34
Yohanes Krismantyo Susanta, Mengenal Dunia Perjanjian Lama: Suatu Pengantar (Surakarta:
Kekata Publisher, 2018).
35
Wawancara dengan Hermin Pasoloran, Yosep Pasoloran dan Kalvein Tandiriswa pada
tanggal 19 Juli 2019, Nurhayati Burhan, Nelayanti dan Agustina Rakkang pada tanggal 20 Juli
2019
36
Wawancara dengan Naomi Panggalo, Hendrikson Masarrang pada tanggal 18 Juli
2019, Martha Simba’ pada tanggal 19 Juli 2019
37
Wawancara dengan Pdt. Meldy Kristianti Batta’ S.Th, pada tanggal 9 September 2019

38
(bnd. Roma 1:1) kepada bangsa-bangsa lain dengan cara menuntun setiap orang

kepada satu Allah yang benar dan kepada Yesus Kristus Sang Mesias, Juruselamat

dan Tuhan dan juga mengajar orang-orang tentang pentingnya Injil dalam

kehidupan sehari-hari. selain itu, tujuan dari misi gereja yaitu untuk mewujudkan

kemuliaan Allah melalui misi Penginjilan atau pekabaran Injil. Dengan

memberitakan Injil berarti gereja telah memberitakan segala perbuatan Allah agar

segala bangsa beroleh berkat (bnd. Kej. 12:2-3). Sedangkan menurut Yakob

Tomatala merumuskan tiga tujuan dari misi yang dilakukan oleh Gereja, yaitu

pertama tujuan operasional yang menjelaskan tentang rencana Tuhan untuk

menghimpun suatu umat bagi diri-Nya (bnd. 1 Petrus 2:9-10); kedua adanya

persekutuan Allah dengan umat-Nya secara harmonis dan utuh serta usaha untuk

saling melengkapi diri guna melaksanakan misi penginjilan, dan yang ketiga yaitu

mewujudkan kemulian Allah melalui misi penginjilan. Pada kedua pandangan ini

menekankan bahwa misi dalam gereja adalah untuk memberitakan Injil kepada

orang lain agar semua orang dapat mengenal Kristus dan menerima Kristus di

dalam kehidupannya dan untuk mewujudkan kemulian Allah di dalam dunia ini.38

Berdasarkan hasil wawancara yang dilakukan terhadap informan dan

dikaitkan dengan teori dapat disimpulkan bahwa anggota jemaat di Jemaat Malolo

Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean memahami bahwa tujuan misi yaitu untuk

memberitakan Injil dan menjadi berkat bagi sesama dalam mewujudkan

kemuliaan Allah.

38
Yohanes Krismantyo Susanta, Harapan Di Tengah Penderitaan: Tafsir Atas Daniel 7 Dan
Hubungannya Dengan Injil Sinoptik (Yogyakarta: Kanisius, 2019).

39
Dari pengamatan dan penelitian yang dilakukan, ada empat informan

mengatakan bahwa metode misi yang dilakukan yaitu melalui persahabatan 39

sedangkan enam informan lainnya mengatakan bahwa metode misi yang

dilakukan yaitu melalui perkunjungan secara pribadi. 40 Dalam pembahasan

sebelumnya Paulus menjelaskan tentang metode misi yang ia pakai dalam

memperkenalkan Kristus yang dapat dijangkau dengan pendekatan tertentu

sehingga kabar tentang Yesus Kristus bisa disampaikan, entah dalam ceramah

atau khotbah di depan umum dan atau pembicaraan pribadi dan Paulus tidak

mengharapkan mereka datang kepadanya: tetapi ia mendatangi tempat mereka

tinggal; serta membangun hubungan dengan semua orang baik orang Yahudi

maupun non Yahudi

Metode misi lewat persahabatan yang dilakukan yaitu melalui sapaan-

sapaan setiap hari ataupun tutur kata terhadap sesama. Dalam Injil Yohanes 4:1-

42 tentang metode misi yang Yesus pakai dalam menyampaikan Kabar Sukacita

yaitu membangun persahabatan dengan cara menyapa dan bercakap-cakap

terlebih dahulu, Yohanes 4:7-8 “Maka datanglah seorang perempuan Samaria

hendak menimba air, kata Yesus kepadanya: “Berilah Aku minum” sebab murid-

murid-Nya telah pergi ke kota untuk membeli makanan”. Perempuan Samaria itu

merespon sapaan Yesus dan ajaran yang Yesus sampaikan dan bahkan banyak di

orang yang ada di kota itu menjadi percaya kepada Yesus Kristus karena

kesaksian dari perempuan Samaria itu. Cara Yesus dalam menyapa seorang

39
Wawancara dengan Naomi Panggalo dan Hendrikson Masarrang pada tanggal 18 Juli
2019, Yosep Pasoloran pada tanggal 19 Juli 2019 dan Nelayanti pada tanggal 20 Juli 2019
40
Wawancara dengan Martha Simba’, Hermin Pasoloran, dan Kalvein Tandiriswa pada
tanggal 19 Juli 2019, Nurhayati Burhan, dan Agustina Rakkang pada tanggal 20 Juli 2019 dan Pdt.
Meldy Kristianti Batta’ S.Th, pada tanggal 9 September 2019

40
perempuan Samaria ini dengan menggunakan pendekatan persahabatan adalah

salah satu metode misi yang juga dipakai oleh warga jemaat dalam melaksanakan

misi di Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean yakni dengan menyapa

saat bertemu di jalan, di kebun, dan di mana saja. Dari uraian ini dapat

disimpulkan bahwa salah satu metode misi yang masih relevan sampai saat ini dan

sangat penting yaitu menjalin persahabatan dengan orang lain

Selain melalui sapaan dan tutur kata, metode misi lewat persahabatan yang

dipakai oleh warga jemaat yaitu saling menolong dan menghargai dalam

kehidupan bermasyarakat, bertetangga, dan berjemaat. Contoh dari metode misi

ini yaitu saling membantu dalam kegiatan Rambu Solo’ dan Rambu Tuka’,

membantu dalam kegiatan-kegiatan kemasyarakatan lainnya seperti membantu

dalam menggarap sawah dan kebun, melibatkan diri dalam kegiatan keagamaan

mereka, melibatkan penganut agama lain dalam kegiatan gerejawi. Pendekatan

seperti ini dalam kehidupan bermasyarakat sangatlah besar dampaknya terhadap

misi yang dilaksanakan. Melalui kegiatan kemasyarakatan berita tentang

Keselamatan dapat diperdengarkan melalui doa-doa (biasanya dalam doa makan)

serta percakapan-percakapan di dalam kegiatan tersebut.

Saling menolong adalah bentuk menjalin hubungan yang baik di dalam

kehidupan setiap orang. Dengan adanya hubungan yang baik, seseorang dapat

dengan mudah untuk melakukan sesuatu termasuk dalam menyampaikan kabar

sukacita itu. Dalam kaitannya dengan hal ini, warga jemaat di Cabang Kebaktian

Kolean menjalin persahabatan terhadap semua golongan dalam masyarakat

termasuk agama dan unsur-unsur adat lainnya seperti sangtondok, Bua’, serta

41
pellembangan. Saling menolong adalah bentuk metode misi yang masih dapat

dilakukan di dalam masyarakat secara umum yaitu dengan cara membantu sesama

yang dalam kesusahan, terkena bencana alam, dan membutuhkan uluran tangan.

Kehadiran anggota jemaat dalam membantu sesama yang membutuhkan

merupakan salah satu bentuk dari misi sosial gereja. Dengan membangun

persahabatan yang baik terhadap semua orang tanpa terkecuali, misi dapat

disampaikan dengan baik dan pendengar dapat menerima apa yang disampaikan

dengan baik pula.

Metode misi yang kedua yang dilakukan yaitu melalui perkunjungan.

Paulus dalam metode misinya melakukan perkunjungan kepada beberapa jemaat

yang ada di Asia. Dalam hasil wawancara, lima informan mengatakan bahwa

metode misi yang dilakukan yaitu melalui perkunjungan. Perkunjungan yang

dilakukan oleh anggota jemaat dalam misinya yaitu melalui perkunjungan secara

pribadi dengan tujuan untuk memperkenalkan Injil itu sendiri. Strategi yang

dipakai oleh warga jemaat dalam perkunjungan yaitu dengan cara berkunjung

secara tidak langsung seperti saat anggota jemaat pulang dari tempat berkerja

sehari-hari. Injil Lukas 10:38-39 dengan jelas menyebutkan tentang metode yang

Yesus pakai dalam perkunjungan ke rumah Marta dan Maria. Yesus berbincang-

bincang dengan Maria dan Marta dan dalam kesempatan ini, Yesus

menyampaikan tentang berita keselamatan itu.

Begitupun yang dilakukan oleh anggota jemaat, anggota jemaat melakukan

perkunjungan dengan memulai pembicaraan terlebih dahulu dan kemudian

memperkenalkan keselamatan itu. Perkunjungan secara pribadi yang dilakukan

42
oleh anggota jemaat di Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean ini

dilakukan dengan pendekatan yang sederhana yaitu dengan cara bertamu dan

bercerita tentang kehidupan sehari-hari. Warga jemaat dalam perkunjungan ini

melakukannya secara terus menerus sampai pendengarnya bersedia untuk

mendengarkan Injil.

Berdasarkan hasil wawancara dengan Informan, dapat disimpulkan bahwa

warga jemaat melaksanakan misi itu dengan metode-metode yakni membangun

persahabatan dengan semua orang dan kemudian melakukan perkunjungan secara

pribadi.

B. Refleksi Teologi

Melaksanakan misi di dalam kehidupan secara pribadi sebagai umat

percaya adalah hal yang harus kita laksanakan sebagai wujud kasih Allah di dalam

dunia ini. Dalam Alkitab seluruhnya, Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru, Tuhan

merencanakan rencana keselamatan-Nya. Dalam rencana penyelamatan-Nya,

Allah tidak bermaksud hanya untuk menyelamatkan satu bangsa saja, melainkan

Allah akan menyelamatkan semua orang atau semua bangsa tanpa terkecuali.

Alkitab menjelaskan bahwa Allah sebagai pencipta langit, bumi dan segala isinya.

Manusia adalah ciptaan Allah yang paling mulia karena manusia diciptakan

menurut gambar dan rupa Allah (bnd. Kej. 1:26). Allah tidak menghendaki

manusia jatuh ke dalam dosa tetapi manusia sendiri yang memilih dan melanggar

ketetapan Tuhan sehingga manusia terhalang di hadapan Allah.

43
Allah tidak membiarkan umat-Nya tetap berada dalam kuasa dosa

sehingga Allah mengambil inisiatif menyelamatkan manusia dan inilah tujuan

utama dari misi itu. Kitab Suci selalu menekankan Allah sebagai pencipta langit

dan bumi. Seluruh bumi dengan segala isinya termasuk segenap umat manusia

adalah yang dijadikan Allah (Kej.1; bnd Mzm 24:1). Setiap manusia dari bangsa

mana pun memperoleh hidup dari Tuhan. Apakah ia orang Israel, Kanaan atau

Mesir, Tuhan adalah penciptanya. Inilah fakta yang tidak dapat disangkal, entah

Allah diakui sebagai pencipta atau tidak. Mutlaknya kebenaran fakta ini tidak

bergantung pada iman manusia. Penciptaan Allah dan posisinya sebagai pencipta

adalah asas utama misi sebagai Pekabaran Injil. Allah berhak atas semua ciptaan-

Nya di muka bumi termasuk manusia itu sendiri. Manusia adalah ciptaan Allah

sehingga mutlak bahwa manusia adalah milik Tuhan. Menurut Matius 24:14,

“Injil Kerajaan ini akan diberitakan di seluruh dunia menjadi kesaksian bagi

semua bangsa, sesudah itu barulah tibah kesudahannya”. Misi harus berjalan terus,

sampai Tuhan datang kembali. Semua bangsa dan suku bangsa harus sudah

menerima kesaksian. Gereja tetap memanggil satu umat datang kepada Tuhan,

bahkan dari suku bangsa yang terpencil sekalipun.

Paulus dipanggil untuk bersaksi kepada segala bangsa dan masyarakat

(Kisah Para Rasul 26:15-18) demikian juga gereja harus menyadari bahwa segala

keluarga, suku bangsa, seluruh lapisan masyarakat dan segala bangsa harus

dicapai sebelum Tuhan datang kembali. Gereja atau jemaat adalah perwujudan

dari Kerajaan Allah selama gereja itu mau memberitakan Kerajaan Allah itu.

Rasul Paulus sendiri memberi kesaksian akan dirinya sebagai seorang hamba

44
Kristus yang di panggil menjadi rasul dan di kuduskan untuk memberitakan Injil

Allah (bnd. Roma 1:1). Dalam perjalan misi Rasul Paulus, ia menegaskan bahwa

keberhasilan misi bukan hanya terletak pada metode yang baik dan benar tetapi

yang menjadi pusat keberhasilan misi adalah karya Roh Kudus sendiri.41

Misi yang dilakukan tidak terlepas dari peranan gereja. Kesadaran akan

misi sangatlah penting ditanamkan di dalam kehidupan berjemaat baik itu di

perkotaan maupun di pedesaan. Dengan semangat warga jemaat dalam

memberitakan kabar sukacita kepada orang lain, di situ juga karya Allah di dalam

dunia ini nyata bagi orang yang percaya. Matius 28:18-20 sebagai amanat agung

dari Yesus sendiri mengatakan “Yesus mendekati mereka dan berkata: “Kepada-

Ku telah diberi kuasa di sorga dan di bumi. Karena itu pergilah, jadikanlah semua

bangsa murid-Ku dan baptislah mereka dalam nama Bapa dan Anak dan Roh

Kudus dan ajarlah mereka melakukan segala sesuatu yang telah kuperintahkan

kepadamu. Dan ketahuilah, Aku menyertai kamu senantiasa sampai kepada akhir

zaman”. Perintah ini bukan hanya di tujukan kepada murid Yesus semata tetapi

kepada kita semua yang percaya kepada-Nya.

41
Yohanes Krismantyo Susanta, “Orang Kristen Dan Politik: Belajar Dari Kasus Salomo
Dan Adonia Dalam Persaingan Menuju Takhta,” DUNAMIS: Jurnal Teologi Dan Pendidikan
Kristiani 4, no. 1 (October 25, 2019): 22–36, https://doi.org/10.30648/dun.v4i1.187.

45
BAB V

PENUTUP

A. Kesimpulan

Kesimpulan karya ilmiah ini berdasarkan hasil penelitian yang telah

dibahas pada bab-bab sebelumnya tentang metode misi warga jemaat di Gereja

Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang Kebaktian Kolean Klasis Rembon

Sado’ko’ yang masih efektif untuk dipergunakan di dalam jemaat yaitu dengan

membangun persahabatan yakni sapaan setiap hari ataupun tutur kata saat

bertemu, saling menolong dan menghargai dalam kehidupan bermasyarakat,

bertetangga, dan berjemaat dan metode yang kedua yaitu melalui perkunjungan

secara rutin baik itu di rumah maupun di tempat kerja.

B. Saran-saran

1. Disarankan kepada STAKN Toraja sebagai lembaga penyiapan tenaga

pelayan di dalam gereja dan masyarakat, supaya benar-benar membekali

calon-calon pelayan dengan maksimal agar ketika berada dalam jemaat

maupun masyarakat mampu membangkitkan semangat misi gereja baik

itu pekabaran Injil maupun misi sosial gereja.

2. Disarankan kepada Prodi Misiologi STAKN Toraja untuk mendidik dan

mengakarkan akan misi di dalam diri setiap mahasiswa Prodi Misiologi

secara khusus dan mahasiswa STAKN secara umum.

3. Diharapkan kepada setiap warga jemaat untuk membangkitkan gairah

misi di dalam persekutuan maupun di dalam masyarakat.

46
4. Diharapkan kepada Gereja Toraja Jemaat Malolo Sesesalu Cabang

Kebaktian Kolean untuk tetap melaksanakan misi.

DAFTAR PUSTAKA

47
ALKITAB

Alkitab, Terjemahan Baru. Jakarta: LAI, 2015.

KAMUS

Departemen Pendidikan Nasional. Kamus Besar Bahasa Indonesia Edisi

Ketiga. Jakarta: Balai Pustaka, 2007.

BUKU-BUKU KARANGAN

Bosrowi, Suwandi. Memahami Penelitian Kualitatif. Jakarta: Tineka

Cipta, 2008.

CSsR, Edmund Woga. Dasar-dasar Misiologia. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2006.

Darmaputera, Eka. Pergulatan Kehadiran Kristen di Indonesia. BPK

Gunung Mulia, 2005.

F.Selan, Ruth. Pedoman Pembinaan Warga Gereja. Bandung, Kalam

Hidup, 1994.

Frathurrohman, Pupuh. Startegi Belajar dan Mengajar. Bandung: Reflika

Aditama, 2007.

J. Bosch, David. Transformasi Misi Kristen. Jakarta: BPK Gunung Mulia,

2005.

J.Schnabel, Eckhard.Rasul Paulus Sang Misionaris. Yogyakarta: ANDI,

2010.

48
Jenson, Ron., Steven, Jim. Dinamika Pertumbuhan Gereja. Malang:

Gandum Mas, 1996.

Kuiper, Arie de. Missiologia Ilmu Pekabaran Injil. Jakarta: BPK Gunung

Mulia, 2004.

Soeharto, Irawan. Metode Penelitian Sosial. Bandung: Remaja

Rosdakarya, 1995.

Sukma Dinata, Nana Syaodin. Tuntunan Penulisan Karya Ilmiah.

Bandung: Sinar Baru Alegensindo, 2009.

Tomatala, Yakob. Penginjilan Masa Kini. Malang: Gandum Mas, 2004.

Susanta, Yohanes Krismantyo. “Anak Manusia : Suatu Reinterpretasi Terhadap

Konsep Mesianis Yahudi.” Veritas : Jurnal Teologi Dan Pelayanan 15, no. 2

(October 1, 2014): 177–97. https://doi.org/10.36421/veritas.v15i2.298.

Susanta, Yohanes Krismantyo. Harapan Di Tengah Penderitaan: Tafsir Atas

Daniel 7 Dan Hubungannya Dengan Injil Sinoptik. Yogyakarta: Kanisius,

2019.

Susanta, Yohanes Krismantyo. Mengenal Dunia Perjanjian Lama: Suatu

Pengantar. Surakarta: Kekata Publisher, 2018.

Susanta, Yohanes Krismantyo. “Orang Kristen Dan Politik: Belajar Dari Kasus

Salomo Dan Adonia Dalam Persaingan Menuju Takhta.” DUNAMIS: Jurnal

Teologi Dan Pendidikan Kristiani 4, no. 1 (October 25, 2019): 22–36.

https://doi.org/10.30648/dun.v4i1.187.

49
ISTRUMEN PENELITIAN

1. Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang misi gereja?

2. Apa yang Bapak/Ibu pahami tentang tujuan misi gereja?

3. Apakah semua warga jemaat perlu melaksanakan misi?

4. Bagaiman contoh metode yang dipakai bermisi dalam jemaat?

5. Menurut Bapak/Ibu, adakah peranan Roh Kudus di dalam melaksanakan misi

gereja?

50
DATA DIRI INFORMAN

1. Nama : Meldy Kristianti Batta, S.Th

Jabatan : Pendeta Jemaat

Umur : 30 tahun

Alamt : Tumakke, Dusun Sesesalu Selatan, Lembang Palesan


2. Nama : Naomi Panggalo

Jabatan : Penatua, Warga Jemaat

Umur : 32 tahun

Alamt : Kolean, Dusun Sesesalu Selatan, Lembang Palesan


3. Nama : Hendrikson Masarrang

Jabatan : Pendeta Jemaat

Umur : 21 tahun

51
Alamt : Kolean, Dusun Sesesalu Selatan, Lembang Palesan
4. Nama : Martha Simba’

Jabatan : Pendeta Jemaat

Umur : 35 tahun

Alamt : Kolean, Dusun Sesesalu Selatan, Lembang Palesan


5. Nama : Hermin Pasoloran

Jabatan : Pendeta Jemaat

Umur : 49 tahun

Alamt : Kolean, Dusun Sesesalu Selatan, Lembang Palesan


6. Nama : Kalvein Tandirisawa

Jabatan : Diaken, Warga Jemaat

Umur : 51 tahun

Alamt : Kolean, Dusun Sesesalu Selatan, Lembang Palesan


7. Nama : Yosep Pasoloran

Jabatan : Penatua, Warga Jemaat

Umur : 47 tahun

Alamt : Palesan Tua, Dusun Pangdo, Lembang Palesan


8. Nama : Nurhayati Burhan

Jabatan : Warga Jemaat

Umur : 30 tahun

Alamt : Palesan Tua, Dusun Pangdo, Lembang Palesan


9. Nama : Nelayanti

Jabatan : Warga Jemaat

Umur : 21 tahun

Alamt : Kolean, Dusun Sesesalu Selatan, Lembang Palesan


10. Nama : Agustina Rakkang

Jabatan : Diaken, Warga Jemaat

52
Umur : 33 tahun

Alamt : Kolean, Dusun Sesesalu Selatan, Lembang Palesan

CURRICULUM VITAE

Jhon Ua’ Tandi Pau’, lahir di Palesan, Kecamatan

Rembon, Kabupaten Tana Toraja, Provinsi Sulawesi Selatan pada tanggal 11

November 1997. Anak ketiga dari lima bersaudara, dilahirkan dari pasangan

suami istri (Kalpein Tandirisawa dan Hermin Pasoloran. Penulis menempuh

Pendidikan Dasar di SDN 172 Inpres Pando Kabupaten Tana Toraja tahun 2004

dan tamat tahun 2009. Pada tahun 2009 melanjutkan pendidikan di SMP Negeri

Satap 6 Saluputti Kabupaten Tana Toraja dan tamat pada tahun 2012. Kemudian

melanjutkan pendidikan di SMK Negeri 2 Makale Kabupaten Tana Toraja pada

tahun 2012 dan tamat pada tahun 2015. Pada tahun 2015, melanjutkan pendidikan

Strata-1(S1) di STAKN Toraja jurusan Teologi Kristen Prodi Misiologi dan

selesai pada tahun 2019.

Adapun pengalaman organisasi penulis, yaitu menjadi Sekretaris PPGT

Jemaat Malolo Sesesalu tahun 2016/2018, tahun 2018/2020 menjabat sebagai

53
Bendahara PPGT Jemaat Malolo Sesesalu. Menjabat sebagai pengurus SMGT

Jemaat Malolo Sesesalu tahun 2018/2020 Pada tahun 2016/2018 menjabat sebagai

pengurus PPGT Klasis di Klasis Rembon Sado’ko’ sebagai Koordinator Unit I,

tahun 2018/2020 menjabat sebagai pengurus PPGT Klasis Rembon Sado’ko’

bidang Spritualitas. Tahun 2017 (setengah tahun) menjabat sebagai Sekretaris

HMP Misiologi, dan tahun 2018 (setengah tahun) menjabat sebagai Ketua HMP

Misiologi. Tahun 2018/2019 menjabat sebagai anggota DEMA STAKN Toraja.

54

Anda mungkin juga menyukai