Anda di halaman 1dari 2

NAMA : VIONA HARTAWAN TAHIR

NIM : 616080620043

TRAUMA PREKLAMPSIA PADA KEHAMILAN


PENGERTIAN TRAUMA

Trauma adalah tekanan emosional dan psikologis padaumumnya karena kejadian yang tidak
menyenangkan atau pengalaman yang berkaitan dengan kekerasan.Kata trauma juga bisa digunakan
untuk mengacu pada kejadian yang menyebabkan stres berlebih. Suatu kejadian dapat disebut
traumatisbila kejadian tersebutmenimbulkan stres yang ekstrem dan melebihi kemampuan individu
untuk mengatasinya (Giller.1999)

PENGERTIAN PREKLAMPSIA PADA KEHAMILAN

Preeklampsia merupakan sindrom yang ditandai dengan peningkatan tekanan darah dan
proteinuria yang muncul di trimester kedua kehamilan yang selalu pulih diperiode postnatal.
Preeklampsia merupakan penyebab mortalitas dan morbiditas ibu dan janin (Jurnal Kebidanan 4 (1), 1-
10, 2015). Preeklampsia merupakan salah satu penyebab utama kematian maternal. Sedangkan asfiksia
merupakan penyebab kematian bayi kedua tersering setelah prematur dan BBLR. Pre eklampsia dalam
kehamilan adalah komplikasi yang serius trimester kedua-ketiga dengan gejala klinis seperti: odema,
hipertensi, proteinuria, kejang sampai koma dengan umur kehamilan di atas 20 minggu. Pre eklampsia
dalam kehamilan menimbulkan dampak bervariasi. Mulai dari yang ringan hingga berat, misalnya
mengganggu organ ginjal ibu hamil, menyebabkan trauma, hipoksia janin intrauteri, rendahnya berat
badan bayi ketika lahir, dan melahirkan sebelum waktunya (Jurnal Majority 5 (5), 55-60, 2016).

PENCEGAHAN

Mencegah Preeklampsia

Studi tentang preeklampsia telah dapat mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang dapat
menyebabkan preeklampsia. Modifikasi dari faktor-faktor tersebut dapat berperan untuk
menurunkan jumlah kasus preeklampsia di masa yang akan datang. Pencegahan terhadap
preeklampsia dibagi menjadi 3 tingkatan, yakni pencegahan primer, sekunder, dan tersier.
Pencegahan primer bertujuan untuk mencegah terjadinya preeklampsia. Karena patogenesis
preeklampsia belum diketahui secara pasti sampai saat ini, maka pencegahan primer yang
paling baik adalah dengan mencegah terjadinya kehamilan, misalnya dengan menggunakan
kontrasepsi. Namun, beberapa modifikasi faktor risiko juga diharapkan dapat mengurangi
angka kejadian preeklampsia, antara lain : memeperpanjang waktu paparan terhadap sperma,
hamil pada usia yang tidak terlalu muda dan tidak terlalu tua, serta memilih patner yang tidak
memiliki riwayat istri dengan preeklampsia sebelumnya (Eddib dan Yeh, 2009; Magee dkk,
2014).

Pencegahan sekunder preeklampsia berarti menghentikan proses perjalanan penyakit tersebut


sebelum mencapai gejala klinis. Pencegahan sekunder ini hanya dapat dilakukan bila
patogenesis penyakit tersebut telah diketahui dengan jelas, ketersediaan metode untuk deteksi
dini, serta intervensi dan koreksi proses patofisiologi yang sedang terjadi. Banyak penderita
preeklampsia yang tidak menunjukkan gejala klinis di awal terjadinya penyakit, sehingga deteksi
dini dari preeklampsia akan sangat bermanfaat untuk diagnosis dini preeklampsia. Saat ini telah
banyak penanda yang diajukan sebagai alat untuk membantu deteksi dini
Pencegahan tersier preeklampsia merupakan upaya untuk mencegah terjadinya komplikasi
yang ditimbulkan dari penyakit tersebut. Tanpa diragukan, asuhan antenatal memiliki peranan
penting dalam pencegahan tersier preeklampsia yang pada akhirnya diharapkan dapat
menurunkan angka mortalitas dan morbiditas. Melalui asuhan antenatal yang rutin kita dapat
memberikan terapi dini terhadap penderita preeklampsia dan memonitor keberhasilan terapi
yang diberikan (Kameswaramma, 2014).

PENANGANAN

Penanganan preeklampsia pada kehamilan

Penanganan preeklampsia bisa dilakukan dengan melahirkan lebih cepat. Ini karena
preeklampsia akan menimbulkan komplikasi seperti kejang, abruptio plasenta, stroke, dan perdarahan
hebat jika tidak segera diobati. Jika kondisi janin sudah cukup kuat, biasanya pada 37 minggu atau lebih,
dokter Anda mungkin menyarankan untuk menginduksi persalinan. Selain itu, dokter juga bisa
melakukan operasi caesar. Hal ini dilakukan untuk mencegah preeklamsia memburuk. Jika bayi tidak
cukup usianya untuk lahir, Anda dan dokter mungkin dapat mengobati preeklamsia sampai bayi Anda
cukup berkembang untuk dapat dilahirkan dengan aman.Istirahat total di rumah atau di rumah sakit
dengan cara banyak berbaring ke arah kiri tubuh, Rutin melakukan pemeriksaan monitor detak jantung
janin dengan USG dan rutin tes darah dan urine.

http://juke.kedokteran.unila.ac.id/index.php/majority/article/view/924

https://jurnal.unimus.ac.id/index.php/jur_bid/article/view/13883

http://sinta.unud.ac.id

https://hellosehat.com/kehamilan/preeklampsia-adalah-preeklamsia//

Anda mungkin juga menyukai