Pancasila Sebagai Dasar Negara
Pancasila Sebagai Dasar Negara
1. Melakukan kekerasan
2. Mencuri
3. Berjiwa dengki
4. Berbohong
5. Mabuk akibat minuman keras
Pengertian Pancasila
Dalam buku Sutasoma ini istilah Pancasila di samping mempunyai arti “berbatu
sendi yang lima” (dari bahsa Sansekerta) dia juga mempunyai arti
pelaksanaan Kesusilaan yang lima. Istilah Pancasila kemudian diangkat lagi
oleh Soekarno saat merumuskan dasar negara Indonesia pasca kemerdekaan.
Ideology berasal dari Bahasa Yunani yaitu 2 kata “idea” dan “logos.
Idea berarti ide, gagasan, buah pikiran, konsep sedang Logos buah pemikiran tentang
kehidupan.
Sedangkan menurut KBBI, ideologi adalah kumpulan konsep yang bersystem yang
dijadikan azas pendapat yang memberi arah tentang kelangsungan hidup.
1
B. Sejarah Penyusunan Dasar Negara dan Proklamasi
Kemerdekaan .
Pembahasan mengenai dasar negara dilakukan dalam Sidang Badan Penyelidik
Usaha-Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) tanggal 29 Mei
sampai dengan 1 Juni 1945. Dalam sidang tersebut ada tiga anggota BPUPKI
yang menyampaikan usul dasar negara Indonesia merdeka, yakni Muhammad
Yamin, SH, Dr. Soepomo, dan Ir. Soekarno.
Usulan dasar negara Indonesia merdeka oleh Muhammad Yamin disampaikan
pada tanggal 29 Mei 1945, secara lisan dan tertulis. Usulan secara lisan adalah:
(1) Peri Kebangsaan;
(2) Peri Kemanusiaan;
(3) Peri Ketuhanan:
(4) Peri Kerakyatan;
(5) Peri Kesejahteraan Rakyat.
Sedangkan usul secara tertulis adalah:
(1) Ketuhanan Yang Maha Esa;
(2) Kebangsaan Persatuan Indonesia;
(3) Rasa Kemanusiaan yang adil dan beradab;
(4)Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan;
(5) Keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
Usulan dasar negara Indonesia merdeka oleh Dr. Soepomo disampaikan secara
lisan pada 31 Mei 1945, yakni:
(1) Persatuan;
(2) Kekeluargaan;
2
(3) Keseimbangan Lahir dan Batin;
(4) Musyawarah;
(5) Keadilan Rakyat.
Usulan dasar negara Indonesia merdeka oleh Ir. Soekarno disampaikan secara
lisan pada tanggal 1 Juni 1945, yakni:
(1) Kebangsaan;
(2) Internasionalisme atau Peri Kemanusiaan;
(3) Mufakat atau Demokrasi;
(4) Kesejahteraan Sosial;
(5) Ketuhanan yang berkebudayaan.
Dalam kesempatan ini Ir. Soekarno mengusulkan agar kelima dasar negara itu
diberi nama Pancasila.
Dalam Sidang BPUPKI tersebut belum dicapai kata sepakat tentang dasar
negara Indonesia. Oleh karena itu dibentuk panitia kecil yang bertugas
menampung saran-saran, usul-usul, dan konsepsi-konsepsi para anggota
BPUPKI tentang dasar negara Indonesia merdeka. Panitia kecil ini pada tanggal
22 Juni 1945 mengadakan pertemuan dengan anggota BPUPKI. Dalam
pertemuan tersebut berhasil membentuk sebuah panitia sembilan, yang terdiri
atas Bung Karno, Bung Hatta. M. Yamin, Ahmad Subardjo, A.A. Maramis,
Abdulkahar Muzakkir, Wachid Hasjim, Abikusno Tjokrosuyoso dan Haji Agus
Salim. Panitia ini dibentuk untuk mengakomodir aspirasi “golongan Islam” dan
“golongan kebangsaan” mengenai soal agama dan negara. Panitia ini
menghasilkan kesepakatan mengenai dasar negara, yang disebut dengan
Piagam Jakarta yang berisi:
3
(1) Ke-Tuhanan, dengan kewajiban menjalankan syariat Islam bagi pemeluk-
pemeluknya;
(2) Kemanusiaan yang adil dan beradab;
(3) Persatuan Indonesia;
(4)Kerakyatan yang dipimpin oleh hikmat kebijaksanaan dalam
permusyawaratan perwakilan;
(5) Keadilan social bagi seluruh rakyat Indonesia.
4
terjadi kekosongan kekuasaan dan kesempatan ini dipergunakan sebaik-
baiknya oleh bangsa Indonesia untuk merdeka.Namun terdapat perbedaan
pendapat dalam pelaksanaan dan waktu proklamasi. Perbedaan itu terjadi
antara golongan muda dan golongan tua. Golongan muda menginginkan
proklamasi kemerdekaan secepat mungkin, sementara golongan tua
menghendaki jangan terburu-buru, karena harus melihat situasi yang ada.
Puncak dari perbedaan tersebut adalah diamankannya Soekarno dan Hatta ke
Rengasdengklok dan disana golongan muda mendesak supaya Proklamasi
segera diumumkan. Golongan tua akhirnya setuju lalu kembali ke Jakarta dan
pada tanggal 16 Agustus 1945 malam Ir Soekarno-Hatta dan beberapa tokoh
lainnya berkumpul di rumah Laksamana Maeda untuk mempersaiapkan
naskah proklamasi dan disetujui naskah yang ditulis Soekarno dan diketik
oleh Sayuti Malik. Pada pagi harinya 17 Agustus 1945 di Jalan Pegangsaan
Timur nomor 56 Jakarta Bung Karno dengan didampingi Hatta membacakan
naskah proklamasi atas nama bnagsa Indonesia.
c. Pancasila Sebagai Dasar Negara
Dalam setiap Undang-Undang Dasar selalu terdapat secara ekplisit ataupun
implisit pandangan-pandangan dan nilai-nilai dasar yang melandasi
penyelenggaraan negara. Pembukaan UUD 1945 dengan jelas mengatakan
bahwa Pancasila adalah dasar negara. Dengan demikian Pancasila merupakan
nilai dasar yang normatif terhadap seluruh penyelenggaraan negara Republik
Indonesia. Pancasila sebagai dasar negara memuat norma-norma yang paling
mendasar untuk mengukur dan menentukan keabsahan bentuk-bentuk
penyelenggaraan negara serta kebijaksanaan-kebijaksanaan penting yang
diambil dalam proses pemerintahan. Dengan kata lain Pancasila
5
dipergunakan sebagai dasar untuk mengatur pemerintahan dan mengatur
penyelenggaraan negara. Fungsi pokok dari Pancasila adalah sebagai dasar
negara sesuai dengan Pembukaan UUD 1945 yang pada hakekatnya adalah
sumber dari segala sumber hukum atau sumber dari segala sumber tertib
hukum.
D. Penyimpangan Terhadap Pancasila
6
2. Penyimpangan kurun waktu Orde Baru (1966-1998)
Orde baru sebagai orde yang ingin mengoreksi total terhadap penyelewengan
Orde Lama terhadap Pancasila dan UUD 1045 secara formal dan normatif
adalah ideal. Tetapi upaya-upaya Orde Baru tersebut, seperti dengan
menetapkan P4 dan Pancasila sebagai satu-satunya asas dalam kehidupan
berbangsa dan bernegara cenderung digunakan untuk kepentingan penguasa
dalam mempertahankan kekuasaannya. adalah Pancasila hanya merupakan
rumusan belaka Pancasila dimanipulasi sedemikian rupa untuk kepentingan
penguasa, sehingga yang terjadi, sementara dalam implementasinya sering
terjadi penyimpangan.
8
Secara garis besar Pancasila adalah suatu realita yang keberadan dan
kebenaraannya tidak dapat diragukan. Nilai-nilai Pancasila seperti
ketuhanan, kemanusiaan, persatuan, kerakyatan dan keadilan harus menjadi
pedoman dan tolak ukur bagi seluruh kegiatan kemasyarakatan dan
kenegaraan Bangsa Indonesia.
2. Pengertian Filsafat.
Filsafat dalam Bahasa Inggris yaitu philosophy, adapun istilah filsafat
berasal dari Bahasa Yunani yaitu philosophia, yang terdiri atas dua kata
yaitu philos (cinta) atau philia (persahabatan, tertarik kepada) dan sophos
(hikmah, kebijaksanaan, pengetahuan, keterampilan, intelegensi). Jadi secara
etimologi, filsafat berarti cinta kebijaksanaan atau kebenaran (love of
wisdom). Orangnya disebut filosof yang dalam bahasa Arab disebut failasuf
Menurut Roeslan Abdoelgani (1962), menyatakan bahwa pancasila adalah
filsafat Negara yang lahir sebagai collection ideologies dari keseluruhan
bangsa Indonesia. Filsafat Pancasila pada hakikatnya merupakan suatu
realiteit atau noodzakelijkheid bagi keutuhan persatuan Bangsa Indonesia.
Filsafat Negara kita adalah Pancasila, yang diakui dan diterima oleh Bangsa
Indonesia sebagai pandangan hidup. Dengan demikian, Pancasila harus
dijadikan pedoman dalam kelakuan dan pergaulan sehari-hari. Sebagai
pandangan hidup bangsa, maka sewajarnyalah asas-asas pancasila
disampaikan kepada generasi baru melaluai pengajaran dan pendidikan.
Pancasila menunjukan terjadinya proses ilmu pengetahuan. Validitas, dan
hakikat ilmu pengetahuan (teori ilmu pengetahuan).
3. Pancasila Sebagai Sistem Filsafat
Pancasila yang terdiri atas lima sila pada hakikatnya merupakan sistem
filsafat. Sistem yang dimaksud dalam hal ini adalah satu-kesatuan bagian-
9
bagian yang saling berhubungan, saling bekerjasama untuk satu tujuan
tertentu, lazimnya memiliki ciri-ciri sebagai berikut :
1. Satu kesatuan bagian-bagian.
2. Bagian-bagian tersebut mempunyai fungsi sendiri-sendiri.
3. Saling berhubungan, saling ketergantungan.
4. Kesemua dimaksudkan untuk mencapai suatu tujuan bersama (tujuan
sistem)
5. Terjadi dalam suatu lingkungan yang kompleks (Shore dan Voich
1974:122)
10
UUD 1945
A. PENGERTIAN UUD 1945
UUD 1945 adalah hukum dasar yang menetapkan struktur dan prosedur
organisasi yang harus diikuti oleh otoritas publik agar keputusan-keputusan
yang dibuat mengikat komunitas politik.
E. SISTEM KETATANEGARAAN
Sistem Negara Indonesia adalah “Kesatuan“ maksudnya adalah Negara
Republik Indonesia sebagai Negara kepulauan yang berciri nusantara memiliki
wilayah yang sangat luas dan memiliki pemerintahan daerah, propinsi dan
kabupaten / kota yang bersifat otonom.
Dalam UUD 1945 ditegaskan bahwa Negara Indonesia ialah Negara kesatuan
yang berbentuk Republik, Negara kesatuan menunjukkan bentuk Negara,
sedangkan istilah “Republik“ menunjukkan bentuk pemerintahan. Jadi Negara
kesatuan merupakan bentuk Negara yang kekuasan tertinggi untuk mengatur
seluruh daerah ada di tangan pemerintah pusat.
F. SEJARAH AWAL
Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) yang
dibentuk pada tanggal 29 April 1945, adalah badan yang menyusun rancangan
UUD 1945. Pada masa sidang pertama yang berlangsung dari tanggal 28 Mei
1945 s/d 1 Juni 1945, Ir. Soekarno menyampaikan gagasan tentang “Dasar
Negara“ yang diberi nama Pancasila.
Pengesahan UUD 1945 dilakukan oleh Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP)
yang bersidang pada tanggal 29 April 1945. Naskah rancangan UUD 1945
Indonesia disusun pada masa sidang kedua Badan Penyelidik Usaha Persiapan
12
Kemerdekaan ( BPUPK ). Nama badan ini tanpa kata “ INDONESIA “, karena
hanya diperuntukkan untuk tanah Jawa saja. Tanggal 18 Agustus 1945, PPKI
mengesahkan UUD 1945, sebagai Undang-Undang Dasar Republik Indonesia.
Dalam masa orde baru Susunan dan Kedudukan MPR, DPR, dan DPRD (UU.
No. 16 Tahun 1969, UU. 4 Tahun 1975, dan UU, No. 2 Tahun 1980) >>
Secara Substansial Tidak Selaras dengan Jiwa UUD 1945 yang Berprinsip
dan Menjunjung Kedaulatan Rakyat, Karena UU Tersebut Mengatur
13
Pengangkatan untuk Anggota DPR (Sekaligus Anggota MPR) dan DPRD
Tidak Melalui PEMILU. (Sebelum Amandemen).
Kesepakatan MPR untuk Tidak Mengubah UUD 1945 dan Jika Dilakukan
Perubahan Harus Melalui Referendum (Ketetapan MPR No. I Tahun 1983:
Mengenai Tatatertib MPR) >> Bertentangan Dengan Pasal 37 UUD 1945 :
Kewenangan MPR Mengubah UUD.
::Presiden dan Wakil Presiden Dipilih oleh MPR dengan Suara Mufakat dan
Calonnya Tunggal (Selama Orde Baru Belum Pernah Ada Calon Presiden
dan Wakil Presiden Lebih Dari Satu) >> Tidak Selaras dengan Esensi Pasal 6
Ayat 2: Presiden dan Wakil Presiden Dipilih oleh MPR dengan Suara
Terbanyak (Sebelum Amandemen).
14
3. Pancasila sebagai dasar Negara Republik Indonesia .
Sebutan ini mengandung arti, bahwa Pancasila digunakan sebagai dasar
untuk megatur penyelenggaraan ketatanegaraan Negara, yang meliputi
bidang ideology, politik, ekonomi,social budaya, dan pertahanan keamanan.
Pancasila sebagai dasar Negara terdapat dalam alinia IV UUD 45 sebagai
landasan konstitusional .
15
kemudian dijabarkan dalam program pembangunan jangka menengah dan
jangka panjang .
BUTIR-BUTIR PANCASILA
1. Sila Ketuhanan Yang Maha Esa .
16
a. Manusia Indonesia percaya dan taqwa kepda Tuhan Yang Maha Esa
sesuai dengan agama dan kepercayaannya masing – masing
menurut dasar kemanusiaan yang adil dan beradap .
b. Hormat –menghormati dan bekerjasama antara pemeluk agama
dan para penganut kepercayaan yang berbeda – beda sehingga
terbina kerukunan hidup .
c. Saling menghormati kebebasan menjalankan ibadah sesuai dengan
agama dan kepercayaannya .
d. Tidak memaksakan suatu agama dan kepercayaan kepada orang
lain.
17
a. Sebagai warga Negara dan warga masyarakat mempunyai
kedudukan, hak , dan kewajiban yang sama dengan mengutamakan
kepentingan Negara dan masyarakat .
b. Tidak memaksakan kehendak kepada orang lain .
c. Mengutamakan musyawarah dalam putusan untuk kepentingan
Negara
d. Musyawarah untuk mencapai mufakat diliputi oleh semangat
kekeluargaan .
e. Dengan etikat baik dan dengan rasa tanggung jawab menerima hasil
putusan musyawarah.
f. Musyawarah dilakukan dengan akal sehat dan sesuai dengan hati
nurni yang luhur .
g. Keputusan yang diambil harus dapat dipertanggung jawabkan
secara moral kepada Tuhan Yang Maha Esa, menjunjung tinggi
harkat dan martabat manusia serta nilai – nilai kebenaran dan
keadilan, dengan mengutamakan persatuan dan kesatuan demi
kepentingan bersama .
18
IDENTITAS NASIONAL
19
C. Unsur Unsur Identitas Nasinal.
Unsur - unsur Identitas nasional yaitu :
1. Suku bangsa: adalah golongan sosial yang khusus yang bersifat askriptif
(ada sejak lahir), yang sama coraknya dengan golongan umur dan jenis
kelamin. Di Indonesia terdapat banyak sekali suku bangsa atau kelompok
etnis dengan tidak kurang 300 dialeg bangsa.
2. Agama: bangsa Indonesia dikenal sebagai masyarakat yang agamis. Agama-
agama yang tumbuh dan berkembang di nusantara adalah agama Islam,
Kristen, Katolik, Hindu, Budha dan Kong Hu Cu. Agama Kong Hu Cu pada
masa orde baru tidak diakui sebagai agama resmi negara. Namun sejak
pemerintahan presiden Abdurrahman Wahid, istilah agama resmi negara
dihapuskan.
3. Kebudayaan: adalah pengetahuan manusia sebagai makhluk social yang
isinya adalah perangkat- perangkat atau model-model pengetahuan yang
secara kolektif digunakan oleh pendukung- pendukungnya untuk
menafsirkan dan memahami lingkungan yang dihadapi dan digunakan sebagi
rujukan dan pedoman untuk bertindak (dalam bentuk kelakuan dan benda-
benda kebudayaan) sesuai dengan lingkungan yang dihadapi.
4. Bahasa: merupakan unsure pendukung Identitas Nasonal yang lain. Bahasa
dipahami sebagai system perlambang yang secara arbiter dientuk atas
unsure-unsur ucapan manusia dan yang digunakan sebgai sarana berinteraksi
antar manusia.
20
NEGARA DAN KONSTITUSI
A. Pengertian negara
Nicollo Machiavelli yang merumuskan Negara sebagai Negara kekuasaan.
Teori Negara menurut Machiavelli tersebut mendapat tantangan dan reaksi
yang kuat dari filsuf lain separti Thomas Hobbes (1588-1679), John Locke
(1632-1704) dan Rousseau (1712-1778). Mereka mengartikan Negara sebagai
suatu badan atau organisasi hasil dari perjanjian masyarakat secara bersama.
Menurut mereka, manusia sejak dilahirkan telah membawa hak-hak asasinya
seperti hak untuk hidup, hak milik serta hak kemerdekaan.
Konsep pengertian Negara modern yang dikemukakan oleh para tokoh lain
antara lain :
1. Roger H. Soltau, mengemukakan bahwa Negara adalah sebagai
alat agency atau wewenang / authority yang mengatur atau mengendalikan
persoalan-persoalan besama atas nama masyarakat.
2. Menurut Harold J. Lasky bahwa Negara adalah merupakan suatu masyarakat
yang diintegrasikan karena mempunyai wewenang yang bersifat sah lebih
agung dari pada individu atau sekelompok.
3. Mc. Iver bahwa Negara adalah asosiasi yang menyelenggarakan penertiban
suatu masyarakat dalam suatu wilayah dengan berdasarkan system hukum
yang diselenggarakan oleh suatu pemerintah maksud tersebut diberi
kekuasaan memaksa.
4. Miriam Budiardjo bahwa Negara adalah suatu daerah territorial yang
rakyatnya diperintah (governed) oleh sejumlah pejabat dan berhasil
menuntut dr warga Negaranya ketaatan pada perundang-undangannya
melalui penguasaan (control) monopolitis dari kekuasaan yang sah.
Berdasarkan pengertian yang dikemukakan oleh berbagai filsuf serta para
sarjana tentang negara, maka dapat disimpulkan bahwa semua Negara
memiliki unsur-unsur yang mutlak harus ada. Unsur-unsur Negara meliputi :
1. Wilayah
2. Rakyat
3. Pemerintahan
Bangsa Indonesia tumbuh dan berkembang dilatar belakangi oleh adanya
kesatuan nasib, yaitubersama-sama dalam suatu penderitaan dibawah
penjajahan bangsa asing serta berjuang merebut kemerdekaan. Selain itu
yang sangat khas bagi bangsa Indonesia adalah unsur-unsur etnis yang
membentuk bangsa itu sangat beraneka ragam, baik latar belakang budaya
seperti bahasa, adat kebiasaan serta nilai-nilai yang dimilikinya.
Prinsip-prinsip Negara Indonesia dapat dikaji melalui makna yang
terkandung dalam Pembukaan UUD 1945 Alinea I,II,III & IV.
21
B. Konstitusionalisme
Konstitusionalisme mengacu kepada pengertian sistem institusionalisasi secara
efektif dan teratur terhadap suatu pelaksanaan pemerintahan. Basis pokok
konstitusionalisme adalah kesepakatan umum atau persetujuan (consensus)
diantara mayoritas rakyat mengenai bangunan yang diidealkan berkaitan
dengan negara.
Konsensus yang menjamin tegaknya konstitusionalisme pada umumnya
dipahami berdasarkan pada :
1. Kesepakatan tentang tujuan atau cita-cita bersama
2. Kesepakatan tentang the rule of law
3. Kesepakatan tentang bentuk institusi-institusi dan prosedur ketatanegaraan
Kesepakatan pertama, yaitu berkenaan dengan cita-cita bersama yang
sangat menentukan tegaknya konstitusionalisme dan konstitusi dalam suatu
Negara.
Kesepakatan kedua , adalah kesepakatan bahwa basis pemerintahan
didasarkan atas aturan hukum dan konstitusi.
Kesepakatan ketiga, adalah berkenaan dengan (a) bangunan organ Negara
dan prosedur-prosedur yang mengatur kekuasaan, (b) hubungan-
hubungan antar organ Negara itu satu sama lain, serta (c) hubungan
antar organ-organ Negara itu dengan warga Negara .
Keseluruhan kesepakatan itu pada intinya menyangkut prinsip pengaturan dan
pembatasan kekuasaan. Atas dasar pengertian tersebut maka sebenarnya
prinsip konstitusionalisme modern adalah menyangkut prinsip pembatasan
kekuasaan atau yang lazim disebut sebagai prinsip limited
government. Konstitusionalisme mengatur dua hubungan yang saling berkaitan
satu sama lain, yaitu: Pertama, hubungan antara pemerintahan dengan warga
Negara; dan Kedua, hubungan antara lembaga pemerintahan yang satu dengan
lainnya.
C. Konstitusi Indonesia
Amandemen terhadap UUD 1945 dilakukan oleh bangsa Indonesia sejak tahun
1999, dimana amandemen pertama dilakukan dengan memberikan tambahan
dan perubahan terhadap pasal 9 UUD 1945. Kemudian amandemen kedua
dilakukan pada tahun 2000, amandemen ketiga dilakukan pada tahun 2001 dan
disahkan pada tanggal 10 Agustus 2002.
Penegertian hukum dasar meliputi dua macam yaitu, hukum dasar tertulis dan
hukum dasar tidak tertulis. Oleh karena itu sifatnya yang tertulis, maka
Undang-Undang Dasar itu rumusannya tertulis dan tidak mudah berubah.
Undang-Undang Dasar menurut sifat dan fungsinya adalah suatu naskah yang
22
memaparkan kerangka dan tugas-tugas pokok dari badan-badan pemerintahan
suatu Negara dan menentukan pokok-pokok cara kerja badan-badan tersebut.
Dalam penjelasan Undang-Undang Dasar 1945 disebutkan bahwa Undang-
Undang Dasar 1945 bersifat singkat dan supel. UUD 1945 hanya memiliki 37
pasal, adapun pasal-pasal lain hanya memuat aturan peralihan dan aturan
tambahan.
Sifat-sifat UUD 1945 adalah sebagai berikut :
1. Rumusannya jelas
2. Bersifat singkat dan supel
3. Memuat norma-norma, aturan-aturan serta ketentuan-ketentuan yang
dapat dan harus dilaksanakan secara konstitusional
4. Peraturan hukum positif yang tinggi
Kata konstitusi dapat mempunyai arti lebih luas dari pada pengertian UUD,
karena pengertian UUD hanya meliputi konstitusi tertulis saja, dan selain itu
masih terdapat konstitusi tidak tertulis yang tidak tercakup dalam UUD.
Sistem pemerintahan negara Indonesia dibagi atas tujuh :
1. Indonesia adalah negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtstaat)
2. Sistem konstitusional
3. Kekuasaan tertinggi ditangan rakyat
4. Presiden adalah penyelenggara pemerintahan negara yang tertinggi
disamping MPR dan DPR
5. Presiden tidak bertanggung jawab kepada DPR
6. Menteri negara adalah pembantu presiden, menteri negara tidak
bertanggung jawab kepada DPR
7. Kekuasaan kepala negara tidak tak-terbatas
23
Menurut penjelasan UUD 1945, Negara Indonesia adalah Negara hukum,
Negara hukum yang berdasarkan Pancasila dan bukan berdasarkan atas
kekuasaan. Sifat Negara hukum hanya dapat ditunjukkan jikalau alat-alat
perlengkapanya bertindak menurut dan terikat kepada aturan-aturan yang
ditentukan lebih dahulu oleh alat-alat perlengkapan yang dikuasai untuk
mengadakan aturan-aturan itu.
1. Pengertian Demokrasi
Kata demokrasi sering disalah artikan dengan dimaknai sebagai kebebasan .
sedangkan kebebasan yang dimaksudkan itu adalah liberalisme. Secara
etimologis, kata demokrasi berasal dari bahasa yunani yaitu demos yang
berarti rakyat dan kratos atau kratein yang berarti kekuasaan atau
kedaulatan. jadi kata demokrasi dapat diterjemahkan sebagai kekuasaan
rakyat atau kedaulatan rakyat atau rakyat berkuasa atau goverment or rule
by the people (pemerintahan oleh rakyat). Dengan kata lain demokrasi berarti
pemerintahan yang dijalankan oleh rakyat baik secara lansung maupun tidak
lansung (melalui perwakilan) setelah adanya proses pemilihan umum secara
lansung, umum, bebas, rahasia, jujur dan adil sering disebut luber dan jurdil.
Dalam pemerintahan demokrasi kekuasaan tertinggi berada ditangan rakyat.
Secara singkat, demokrasi dapat diartikan mengacu pada ucapan Abraham
24
Lincoln, the goverment from the people, by the people and for the people
yang artinya suatu pemerintahan dari rakyat oleh rakyat dan untuk rakyat.
2. Bentuk Demokrasi
Ada daua macam bentuk demokrasi yaitu demokrasi lansung dan demokrasi
tidak lansung. Demokrasi lansung yaitu demokrasi dan seluruh rakyat ikut
ambil bagian dalam pemerintah atau kekuasaan tanpa diwakilkan. Hal ini
terjadi pada awal lahirnya demokrasi di Yunani karena wilayah negara tidak
terlalu luas yaitu sebesar kota yang disebut Negara Kota atau polis atau city
state. Negara Kota tersebut dapat menggunakan demokrasi lansung karena
jumlah penduduknya tidak banyak sehingga memungkinkan semua warga
negaranya dapat berpartisipasi lansung dalam pemerintahan atau kekuasaan
tanpa harus diwakilkan. Akan tetapi sejalan dengan perkembangan jaman dan
dengan pertumbuhan jumlah penduduk yang besar maka diperlukan
demokrasi yang diwakilkan dan ini disebut dengan nama demokrasi tidak
lansung.
Dalam demokrasi tidak lansung, para pejabat membuat undang-undang dan
menjalankan program untuk untuk kepentingan umum atas nama rakyat. Hak-
hak rakyat dihormati dan dijunjung tinggi karena para pejabat itu dipilih dan
diangkat oleh rakyat. Dalam demokrasi tidak dibenarkan adanya keputusan
politik dari pejabat yang dapat merugikan hak-hak rakyat apalagi kebijakan
yang bertujuan untuk menindas rakyat demi kepentingan penguasa.
3. Pilar-Pilar Demokrasi
Alamudi (19910 mengemukakan 11 (sebelas) macam soko guru demokrasi
sebagai berikut:
a. Kedaulatan rakyat
b. Pemerintahan berdasarkan persetujuan dari yang diperintah
c. Kekuasaan mayoritas
d. Hak-hak minoritas
e. Jaminan hak asasi manusia
f. Pemilihan yang bebas dan jujur
g. Persamaan di depan hukum
25
h. Proses hukum yang wajar
i. Pembatasan pemerintahan secara konstitusional
j. Pluralisme sosial, ekonomi dan politik
k. Nilai-nilai toleransi, pragmatisme, kerjasama dan mufakat
26
a. Indonesia adalah Negara yang berdasarkan atas hukum (Rechtsstaat).
Negara Indonesia berdasarkan atas hukum dan tidak berdasarkan atas
kekuasaan belaka (machtsataat)
b. Sistem Konstitusional, Pemerintah berdasarkan atas sistem Konstitusi
(Hukum Dasar), tidak bersifat absolutisme (kekuasaan yang tidak terbatas)
6. Pendidikan Demokrasi
a. Pendidikan Demokrasi:
27
1) Pedidikan demokrasi secara formal, yaitu pendidikan yang melewati
tatap muka, diskusi timbal balik, perensentasi, serta studi kasus untuk
memberikan gambaran kepada siswa bagaimana agar mencintai negara
dan bangsa. Pendidikan formal biasanya dilakukan di sekolah dan di
perguruan tinggi
2) Pedidikan demokrasi secara informal, yaitu pendidikan yang melewati
tahap pergaulan di rumah ataupun masyarakat sebagai bentuk aplikasi
nilai berdemokrasi. Selain itu, sebagai hasil interaksi terhadap
lingkungan sekitarnya yang langsung dirasakan hasilnya.
3) Pendidikan nonformal, yaitu pendidikan yang melewati tahap diluar
lingkungan masyarakat. Pendidikan ini lebih makro dalam berinteraksi
sebab pendidikan diluar sekolah mempunyai variable ataupun
parameter yang signifikan terhadap pembentukan jiwa seseorang.
Merujuk dari visi dan misi, maka strategi dasar pendidikan demokrasi
yang dikembangkan adalah strategi pemanfaatan aneka media dengan
sumber belajar berupa kajian interdisipliner, masalah sosial, aksi sosial,
studi kasus, dan sebagainya.
Buah dari pendidikan demokrasi ialah kemampuan peserta didik dalam
memahami bahwa demokrasi bukan hanya sesuatu yang dianggap
benar(taken for granted) tetapi juga merupakan sikap hidup yang
memerlukan usaha nyata dari setiap warga negara maupun
penyelenggara Negara untuk berperilaku mendukung pemerintahan
demokrasi.
Berlandaskan Teori Legitimasi Kekuasaan dari sudut Hukum Tata Negara maka
negara itu adalah suatu organisasi kekuasaan, dan organisasi itu merupakan
tata kerja dari pada alat-alat perlengkapan negara yang merupakan suatu
keutuhan, tata kerja mana melukiskan hubungan serta pembagian tugas dan
kewajiban antara masing-masing alat perlengkapan negara itu untuk
mencapai tujuan yang tertentu.
Selanjutnya dari berbagai faham tentang kekuasaan maka timbul suatu teori
Kedaulatan (kekuasaan tertinggi), yang terdiri dari:
29
3. Teori Kedaulatan Negara, yaitu kedaulatan tertinggi itu tidak ada pada
Tuhan tetapi ada pada negara. Berkembang setelah abad ke XV,
dipelopori oleh Jean Bodin dan Georg Jellinek
4. Teori Kedaulatan Hukum, yaitu kedaulatan tertinggi ada pada
hukum.Dipelopori oleh Krabbe
5. Teori Kedaulatan Rakyat, yaitu Kedaulatan tertinggi ada pada individu
30
dihormati, ditegakkan demi peningkatan martabat kemanusian,
kesejahteraan, kebahagian, dan kecerdasan serta keadilan, dan sebagainya.
Setiap orang berhak atas pengakakuan, jaminan, perlindungan, dan
perlakuan hukum yang adil serta mendapat kepastian hukum dan perlakuan
yang sama di depan hukum.
Hak untuk hidup, hak untuk tidak disiksa, hak kebebasan pribadi, pikiran
dan hati nurani, hak beragama, hak untuk tidak diperbudak, hak untuk
diakui sebagai pribadi dan persamaan dihadapan hukum, dan hak untuk
tidak dituntut atas dasar hukum yang berlaku surut adalah hak-hak manusia
yang tidak dapat dikurangi dalam keadaan apapun dan oleh siapapun.
32
bertentangan dengan tujuan dan prinsip Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Setiap orang berhak atas perlindungan diri pribadi, keluarga, kehormatan,
martabat, dan hak miliknya. Tempat kediaman siapapun tidak boleh
diganggu, menginjak atau memasuki suatu pekarangan tempat kediaman
atau memasuki suatu rumah bertentangan dengan kehendak orang yang
mendiaminya, hanya dibolehkan dalam hal-hal yang ditetapkan oleh
Undang-undang.
“Setiap orang berhak hidup sejahtera lahir dan bathin, bertempat tinggal,
dan mendapat lingkungan hidup yang baik dan sehat serta berhak
memperoleh jaminan kesehatan”.
33
Selanjutnya ketentuan yang mengatur Kesehatan sebagai hak azasi
manusia adalah sebagai berikut :
34
9.Hak Wanita
Hak wanita adalah hak azasi manusia. Sistem pemilihan umum,
kepartaian, pemilihan anggota badan legislatif, dan sistem pengangkatan
di bidang eksekutif, yudikatif, harus menjamin keterwakilan wanita
sesuai persyaratan yang ditentukan.
Wanita berhak memperoleh pendidikan dan pengajaran di semua jenis,
jenjang dan jalur pendidikan sesuai dengan persyaratan yang ditentukan.
Seorang wanita yang menikah dengan seorang pria berkewarganegaraan
asing tidak secara otomatis mengikuti status kewarganegaraan suaminya
tetapi mempunyai hak untuk mempertahankan, mengganti, atau
memperoleh kembali status kewarganegaraannya.
Wanita berhak untuk mendapatkan perlindungan khusus dalam
melaksanakan pekerjaan atau profesinya terhadap hal-hal yang dapat
mengancam keselamatan dan atau kesehatan berkenaan dengan fungsi
reproduksi wanita. Hak khusus yang melekat pada diri wanita
dikarenakan fungsi reproduksinya, dijamin dan dilindungi oleh hukum.
Wanita telah dewasa dan atau telah menikah berhak untuk melakukan
perbuatan hukum sendiri, kecuali direntukan lain oleh hukum agama.
10.Hak Anak.
Setiap anak berhak atas perlindungan oleh orang tua, keluarga,
masyarakat, dan negara. Hak anak adalah hak azasi manusia dan untuk
kepentingannnya hak anak itu diakui dan dilindungi oleh hukum
bahkan sejak dalam kandungan. Setiap anak sejak kelahirannya, berhak
atas suatu nama dan status kewarganegaraannya.
Setiap anak yang cacat fisik dan atau mental berhak memperoleh
perawatan, pendidikan, pelatihan, dan bantuan khusus atas biaya negara,
untuk menjamin kehidupannya sesuai martabat kemanusiaan,
meningkatkan r asa percaya diri, dan kemampuan berpartisipasi dalam
kehidupan bermasyarakat, berbangsa dan bernegara.
Setiap anak berhak untuk tidak dijadikan sasaran penganiayaan,
penyiksaan, atau penjatuhan hukuman yang tidak manusiawi. Hukuman
mati atau hukuman seumur hidup tidak dapat dijatuhkan untuk pelaku
tindak pidana yang masih anak-anak. Penangkapan, penahanan, atau
35
pidana penjara anak hanya boleh dilakukan sesuai dengan hukum yang
berlaku dan hanya dapat dilaksanakan sebagai upaya akhir.
36
Tidak satu ketentuan dalam Undang-Undang tersebut boleh diartikan bahwa
pemerintah, partai, golongan atau pihak manapun dibenarkan mengurangi,
merusak, atau menghapus hak azasi manusia atau kebebasan dasar yang diatur
dalam Undang-Undang tersebut.
37
Sedangkan terminologis, Wawasan menurut beberapa pendapat
sebagai berikut :
38
kepentingan lainnya, seperti kepentingan daerah, golongan, dan
perorangan.
Kesesuaian pembagian hasil dengan adil, jerih payah, dan kegiatan baik
perorangan, golongan, kelompok maupun daerah.
39
kurang enak didengarnya. Demi kebenaran dan kemajuan bangsa dan
negara, hal itu harus dilakukan.
Diperlukan kerja sama, mau memberi, dan berkorban bagi orang lain
tanpa meninggalkan ciri dan karakter budaya masing-masing.
40
Jikalau kita melihat letak geografis wilayah Indonesia dalam peta dunia,
maka akan nampak jelas bahwa wilayah negara tersebut merupakan
suatu kepulauan, yang menurut wujud ke dalam, terdiri dari daerah air
dengan ribuan pulau-pulau di dalamnya.
41
Faktor yang Mempengaruhi Komposisi PendudukKomposisi adalah
susunan penduduk menurut umur, kelamin, agama, suku bangsa,
tingkat pendidikan, dan sebagainya. Susunan penduduk itu dipengaruhi
oleh mortalitas, fertilitas, dan migrasi. Fertilitas sangat berpengaruh
besar terhadap umur dan jenis penduduk golongan muda yang dapat
menimbulkan persoalan penyediaan fasilitas pendidikan, perluasan
lapangan kerja, dan sebagainya.
c. Kekayaan.
Kekayaan sumber-sumber alam sebenarnya terdapat di
atmosfir, di permukaan bumi, di laut, di perairan, dan di dalam
bumi. Sumber-sumber alam sesungguhnya mempunyai arti yang
sangat luas di mana Indonesia terkenal sebagai negara yang
mempunyai sumber-sumber alam yang berlimpah ruah.
42
daya alam ada 2 (dua) , yaitu sumber daya alam yang dapat
diperbarui.Sumber daya alam harus diolah atau dimanfaatkan dengan
berprinsip atau asas maksimal, lestari, dan berdaya saing.
Asas berdaya saingArtinya bahwa hasil hasil sumber daya alam harus
bisa bersaing dengan sumber daya alam negara lain
Aspek–Aspek Pancagatra
1. Ideologi
43
Ideologi harus dijadikan panglima, bukan sebaliknya.
2. Politik
3. Ekonomi
44
jasa secara merata ke seluruh wilayah negara. Upaya untuk
menciptakan ketahanan ekonomi adalah melalui sistem ekonomi yang
diarahkan untuk kemakmuran rakyat.
Gangguan dapat datang dari dalam maupun dari luar, baik secara
langsung maupun tidak langsung, yang membahayakan kelangsungan
hidup sosial NKRI berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Esensi
ketahanan budaya adalah pengaturan dan penyelenggaraan kehidupan
sosial budaya. Ketahanan budaya merupakan pengembangan sosial
budaya dimana setiap warga masyarakat dapat mengembangkan
kemampuan pribadi dengan segenap potensinya berdasarkan nilai-nilai
Pancasila.
45
mengembangkan kekuatan nasional dalam menghadapi dan mengatasi
ATHG yang membahayakan identitas, integritas, dan kelangsungan
hidup bangsa berdasarkan Pancasila dan UUD 1945. Ketahanan di
bidang keamanan adalah ketangguhan suatu bangsa dalam upaya bela
negara, di mana seluruh IPOLEKSOSBUDHANKAM disusun, dikerahkan
secara terpimpin, terintegrasi, terorganisasi untuk menjamin
terselenggaranya Sistem Ketahananan Nasional. Prinsip-prinsip Sistem
Ketahanan Nasional antara lain adalah sebagai berikut.
Hubungan Antargatra
46
terdapat saling hubungan antar gatra di dalam keseluruhan
kehidupan nasional (astagatra).
47
setiap gatra menerima kontribusi dari gatra-gatra lain secara
terintegrasi.
48
Keadaan sosial yang terintegrasi secara serasi, stabil, dinamis,
berbudaya dan berkepribadian hanya dapat berkembang di dalam
suasana aman dan damai. Kebesaran dan keseluruhan nilai sosial
budaya bangsa mencerminkan tingkat kesejahteraan dan keamanan
nasional baik fisik material maupun mental spiritual. Keadaan sosial
yang timpang dengan kontradiksi di berbagai bidang kehidupan
memungkinkan timbulnya ketegangan sosial yang dapat berkembang
menjadi gejolak sosial.
49
Sifat-sifat Ketahanan Nasional
a. Mandiri
Artinya ketahanan nasional bersifat percaya pada kemampuan dan
kekuatan sendiri dengan keuletan dan ketangguhan yang mengandung
prinsip tidak mudah menyerah serta bertumpu pada identitas, integritas,
dan kepribadian bangsa. Kemandirian ini merupakan prasyarat untuk
menjalin kerja sama yang saling menguntungkan dalam perkembangan
global.
b. Dinamis
Artinya ketahanan nasional tidaklah tetap, melainkan dapat meningkat
ataupun menurun bergantung pada situasi dan kondisi bangsa dan
negara, serta kondisi lingkungan strategisnya. Hal ini sesuai dengan
hakikat dan pengertian bahwa segala sesuatu di dunia ini senantiasa
berubah. Oleh sebab itu, upaya peningkatan ketahanan nasional harus
senantiasa diorientasikan ke masa depan dan dinamikanya di arahkan
untuk pencapaian kondisi kehidupan nasional yang lebih baik.
c. Manunggal
Artinya ketahanan nasional memiliki sifat integratif yang diartikan
terwujudnya kesatuan dan perpaduan yang seimbang, serasi, dan
selaras di antara seluruh aspek kehidupan bermasyarakat, berbangsa
dan bernegara.
d. Wibawa
Artinya ketahanan nasional sebagai hasil pandangan yang bersifat
manunggal dapat mewujudkan kewibawaan nasional yang akan
diperhitungkan oleh pihak lain sehingga dapat menjadi daya tangkal
suatu negara. Semakin tinggi daya tangkal suatu negara, semakin besar
pula kewibawaannya.
e. Konsultasi dan Kerjasama
Artinya ketahanan nasional Indonesia tidak mengutamakan sikap
50
konfrontatif dan antagonis, tidak mengandalkan kekuasaan dan
kekuatan fisik semata, tetapi lebih pada sifat konsultatif dan kerja sama
serta saling menghargai dengan mengandalkan pada kekuatan moral
dan kepribadian bangsa.
STRATEGPOPKI NASIONAL (POLSTRANAS)
POLITIK DAN STRATEGI NASIONAL
PENGERTIAN POLITIK
Kata politik secara etimologis berasal dari bahasa Yunani yaitu “Politeai”.
“Politeai” berasal dari kata “polis” yang berarti kesatuan masyarakat yang
berdiri sendiri, yaitu negara dan “teai” yang berarti urusan. Bahasa Indonesia
menerjemahkan dua kata Bahasa Inggris yang berbeda yaitu “politics” dan
“policy” menjadi satu kata yang sama yaitu politik. Politics adalah suatu
rangkaian asas (prinsip), keadaan, cara dan alat yang akan digunakan untuk
mencapai tujuan atau cita-cita tertentu. Policy diartikan kebijakan, adalah
penggunaan pertimbangan-pertimbangan yang dianggap dapat lebih
menjamin tercapainya suatu usaha, cita-cita atau keinginan atau tujuan yang
dikehendaki. Politik secara umum adalah bermacam-macam kegiatan dalam
suatu sistem politik (negara) yang menyangkut proses menentukan tujuan-tujuan
dari sistem tersebut dan melaksanakan tujuan-tujuan tersebut, meliputi
Pengambilan Keputusan (decision making), mengenai apakah yang menjadi tujuan
dari sistem politik itu menyangkut seleksi antara beberapa alternatif dan
penyusunan skala prioritas dari tujuan-tujuan yang telah dipilih. Untuk
melaksanakan tujuan-tujuan itu perlu ditentukan Kebijaksanaan-kebijaksanaan
Umum (public policies) yang menyangkut pengaturan dan pembagian dari
sumber-sumber dan resources yang ada. Untuk melaksanakan kebijaksanaan-
kebijaksanaan itu perlu memiliki kekuasaan (power) dan wewenang (authority),
yang digunakan untuk membina kerjasama dan untuk menyelesaikan konflik yang
timbul dalam proses ini. Hal itu dilakukan baik dengan cara meyakinkan
(persuasif) maupun paksaan (coercion). Tanpa adanya unsur paksaan maka
kebijaksanaan hanya merupakan perumusan keinginan (statement of intent)
51
belaka. Dari uraian tersebut diatas, politik membicarakan hal-hal yang berkaitan
dengan :
Negara
Kekuasaan
Pengambilan Keputusan
Kebijakan umum
Distribusi kekuasaan
1. Negara
Negara adalah suatu organisasi dalam suatu wilayah yang memiliki kekuasaan
tertinggi yang sah dan ditaati oleh rakyatnya. Boleh dikatakan negara
merupakan bentuk masyarakat yang paling utama dan negara merupakan
organisasi politik yang paling utama dalam suatu wilayah yang berdaulat.
2. Kekuasaan
3. Pengambilan Keputusan
4. Kebijakan Umum
52
mencapai tujuan itu. Dasar pemikirannya adalah bahwa masyarakat memiliki
beberapa tujuan bersama yang ingin dicapai secara bersama pula oleh karena
itu diperlukan rencana yang mengikat yang dirumuskan dalam kebijakan-
kebijakan oleh pihak yang berwenang.
5. Distribusi
PENGERTIAN STRATEGI
Kata strategi berasal dari kata “strategia” berasal dari bahasa Yunani yang
berarti “the art of general” atau seni seorang panglima yang biasa digunakan
dalam peperangan. Karl Von Clausewitz (1780-1831) berpendapat bahwa startegi
adalah pengetahuan tentang penggunaan pertempuran untuk memenangkan
peperangan. Sedangkan perang itu sendiri merupakan kelanjutan dari politik.
Dalam abad modern sekarang ini penggunaan kata strategi tidak lagi terbatas
pada konsep atau seni seorang panglima dalam peperangan saja, akan tetapi
sudah digunakan secara luas termasuk dalam ilmu ekonomi maupun di bidang
olah raga. Arti strategi dalam pengertian umum adalah cara untuk mendapatkan
kemenangan atau tercapainya suatu tujuan termasuk politik. Dengan demikian
kata strategi tidak hanya menjadi monopoli para jenderal atau bidang militer saja,
tetapi telah meluas ke segala bidang kehidupan. Strategi pada dasarnya
merupakan seni dan ilmu yang menggunakan dan mengembangkan kekuatan-
kekuatan (ideologi, politik, ekonomi, sos bud dan hankam) untuk mencapai
tujuan yang telah ditetapkan sebelumnya.
Politik Nasional adalah asas, haluan, usaha serta kebijaksanaan negara tentang
pembinaan (perencanaan, pengembangan, pemeliharaan dan pengendalian)
53
serta penggunaan secara kekuatan nasional untuk mencapai tujuan nasional.
Dalam melaksanakan politik nasional maka disusunlah strategi nasional.
Misalnya strategi jangka penedek, jangka menengah dan jangka panjang. Strategi
Nasional adalah cara melaksanakan politik nasional dalam mencapai sasaran-
sasaran dan tujuan yang ditetapkan oleh politik nasional.
Suprastruktur dan infrastruktur politik harus dapat bekerja sama dan memiliki
kekuatan yang seimbang . Mekanisme penyusunan politik dan strategi nasional di
tingkat suprastruktur politik diatur oleh presiden/mandataris MPR . Sedangkan
proses penyusunan politik dan strategi nasional di tingkat suprastruktur politk
dilakukan setelah presiden menerima GBHN .Strategi nasional dilaksanakan oleh
para menteri dan pimpinan lembaga pemerintah non departemen berdasarkan
petunjuk presiden, yang dilaksanakan oleh presiden sesungguhnya merupakan
politik dan strategi nasional yang bersifat pelaksanaan.
54
POLITIK PEMBANGUNAN NASIONAL
MANAGEMEN NASIONAL
OTONOMI DAERAH
55
adalah pemerintahan oleh dan untuk rakyat di bagian wilayah nasional suatu
Negara secara informal berada di luar pemerintah pusat
MASYARAKAT MADANI
Perjuangan berdasarkan Pancasila sebagai azas bangsa Indonesia, melandasi bukan saja
pelaksanaan perjuangannya, melainkan juga penemuan kembali integritas bangsa Indonesia
dan merupakan kekuatan pendorong penyebaran ideology Pancasila. Ditinjau dari sejarah dan
dari letak geografi, jiwa manusia yang hidup diatasnya dan lingkungan, timbullah beberapa
faktor yang merupakan potensi atau kekuatan yang digunakan untuk merealisasikan
perjuangan tersebut maupun adanya masalah-masalah atau problema yang harus dihadapi
sebagai hakekat ancaman.Potensi-potensi serta masalah-masalah tersebut merupakan faktor-
faktor yang mempengaruhi politik dan strategi nasional, yang terdiri dari unsure-unsur:
ideology, politik,ekonomi, sosial-budaya, Hankam, dan hakekat ancaman.
56
a. Ideologi dan Politik
Potensi Ideologi dan politik dihimpun di dalam pengertian kesatuan dan persatuan
nasional yang mengambarkan kepribadian bangsa, keyakinan atas kemampuan sendiri
dan yang berdaulat serta mencapai kemerdekaannya. Mengadakan kerja sama regional
serta membentuk dan mewujudkan kestabilan di wilayah Asia Tenggara dan
mengusahakan adanya kerja sama internasional dalam rangka perjuangan
menghapuskan imperalisme dan kolonialisme dalam segala bentuk dan manifestasinya
dan dari mana pun datangnya. Keseluruhan itu tidak terlepas terhadap pengabdian
untuk kepentingan nasional.
b. Ekonomi
Kesuburan, kekayaan alam, maupun tenaga kerja yang terdapat di Indonesia
merupakan potensi ekonomi yang besar sekali bukan saja untuk mencakupi kebutuhan
rakyat Indonesia bahkan kemungkinan mampu untuk mencukupi keprluan dunia.
Jumlah penduduk Indonesia secara tepat berkembang, ruangan Indonesia masih dapt
menampung tambahan tersebut, di sertai pengejawantahan daya ikhtiar di lapangan
ekonomi, yang seimbang dengan perkembangan tersebut, dapat di dalam waktu yang
tidak terlalu lama membawa Indonesia menjadi kekuatan yang perlu di perhitungkan.
Adalah baik jika dikembangkan bakat dan kekampuan dibidang ekonomi yang
diwariskan kepada kita Secara fisik Indonesia menduduki posisi silang antara 2 (dua)
benua dan 2 (dua) samudera. Posisi silang Indonesia itu tidak hanya bersifat fisik saja,
tetapi juga mempunyai pengaruh terhadap ideology, politik, sosial, ekonomi, militer,
dan demografi, di mana penduduk terdapat di antara Negara yang berpenduduk minus
di selatan (Australia) dan penduduk yang besar di utara (RRC).
c. Sosial Budaya
Bangsa Indonesia yang terdiri dari banyak suku bangsa, bahasa, dan dialek serta
beraneka warna tradisi atau adat-istiadat, mempersulit persatuan dan kesatuan bangsa.
Tetapi justru ke-Bhineka Tunggal Ika-an inilah merupakan kekutan kita, karena ruangan
hidup (lebensraum) yang sama dan persamaan juga di dalam penderitaan serta
penganggungan. Bahaya perpecahan mudah sekali timbul, sukuisme dan rasialisme
dikerahkan dan dimanfaatkan untuk kepentingan preservation of national unity. Ke
Bhineka Tunggal Ika-an merupakan pengikat persatuan ampuh
d. Hankam
57
Perjuangan Indonesia sekaligus telah melahirkan Negara Republik Indonesia dan
kekuatan-kekuatan bersenjata dari kandungan rakyat yang terus-menerus dibimbing
dan dikembangkan. Kekuatan-kekuatan bersenjata tersebut telah melampaui proses-
proses penyempurnaan, baik kualitatif maupun kuntitatif yang secara kronologis
pertumbuhan itu selalu menyesuaikan dengan kebutuhan-kebutuhan pertahanan dan
keamanan nasional yang menjadi satu-satunya hak milik nasional yang masih tetap
utuh walaupun telah menghadapi segala macam kekuatan social dalam perjaungan
Indonesia serta memiliki potensi yang disebut seistem pertahanan keamanan Rakyat
Semesta (SISHANKAMRATA).
e. Ancaman
Yang dimaksud dengan “ancaman” dalam uraian ini adalah semua bentuk bahaya yang
bersifat ancaman, hambatan, dan tantangan, yang mempunyai akibat negatif terhadap
kelangsungan hidup, intergritas, dan identitas, suatu negara dan bangsa. Dalam
rangka mencapai tujuan nasional, negara-negara besar dapat mewujudkan
berkembang. Perwujudan ambisinya itu disalurkan melalui bidang-bidang Ipoleksom,
baik secara terbuka maupun secara tertutup, secara fisik maupun nonfisik, dengan
menggunakan berbagai dalih untuk mencapai sasaraannya.
POLSTRAHANKAMNAS
A. PENGANTAR
B. POLITIK HANKAMNAS
C. STRATEGI HANKAMNAS
D. PEMBANGUNAN DAN PENGGUNAAN KEKUATAN HANKAMNAS
A. PENGANTAR
1. Arti Hankamnas
– Fungsi pemerintahan negara
– Meliputi pertahanan (luar), dan Keamanan (dalam)
– Melibatkan militer dan rakyat
2. Tujuan Hankamnas
Menjaga tetap tegaknya keberadaan bangsa – negara
4. Fungsi Hankamnas
– Membina kesadaran membela negara
– Membina kekuatan hankam yang menyatu dengan
rakyat
– Mewujudkan wilayah negara sebagai satu kesatuan
hankam
5. Dasar Politik Hankamnas
Pertahanan : Defensif Aktif, tidak ofensif
Keamanan : Preventif Aktif, tidak represif
6. Hakikat Hankamnas
Keterlibatan rakyat (Perlawanan Rakyat Semesta) dalam
menghadapi & mengatasi segala macam dan bentuk
ancaman, baik dari luar maupun dari dalam negeri
B. Politik Hankamnas
1. Pengertian
Pernyataan cita-cita bangsa negara tentang pembinaan
secara total dari potensi hankam untuk mencapai tujuan hankam dalam
dalam rangka tunas
2. Prinsip Penuntun
– Jaminan terhadap ketidakpastian
– Bersandar pada kemampuan sendiri
– Politik bebas aktif
– Persatuan-Kesatuan (Wanus)
– Keterlibatan rakyat (Siskamnas)
– Perdamaian dunia
3. Kebijakan Hankamnas
Mencegah perang melalui upaya politik
Mengembangkan penangkalan melalui siskamnas
Mengembangkan kerjasama regional secara fungsional
59
(Kamhan, bukan Hankam)
Menciptakan Tanreg (Ketahanan Regional)
C. Srategi Hankamnas
Arti
Langkah-langkah pembangunan & penggunaan kekuatan
dan sarana hankamnas dalam rangka pelaksanaan Politik
hankamnas
Tujuan
Mewujudkan daya tangkal terhadap gangguan keamanan
dalam negeri dan ancaman luar negeri dengan membangun
kekuatan hankam, serta meniadakan kerawanan yang ada.
60
F. Penggunaan Hankamnas
Pola dasar (diarahkan ke dalam negeri) dengan :
Persuasi (Edukasi) : kerjasama, membangun
Ancaman Langsung : menakuti dengan peringatan lisan
/ gerakan yang dibarengi tindakan
preventif
Penghancuran : Terpaksa
Advertisements
61