TUGAS AKHIR
Oleh
Nomor BP : 1101102036
2016
TROUBLESHOOTING PADA SISTEM TRANSMISI UNIT D8R TRACK TYPE TRACTOR
CATERPILLAR (LOW POWER IN FIRST SPEED AND REVERSE)
DEWAN PENGUJI
Ketua Sekretaris
Anggota I Anggota II
Disusun oleh:
Pembimbing I Pembimbing II
Disahkan oleh:
Biodata
ABSTRAK
Tulisan ini membahas tentang masalah yang terjadi pada sistim transmisi pada Unit D8R
Track Type Tractor sehingga mengganggu kinerja unit ketika beroperasi. Apa bila terjadi
kerusakan pada sistim transmisi maka tenaga dari engine tidak dapat disalurkan ke final drive.
Tujuan tulisan ini memberikan informasi tentang troubleshooting pada sistim transmisi
Unit D8R Track Type Tractor Caterpillar dengan kasus “Low Power in First Speed Forward and
Reverse”. Metoda yang digunakan dalam menyelesaikan masalah ini adalah dengan menerapkan 8
langkah troubleshooting.
Dari hasil pembahasan diperoleh yang menyebabkan timbulnya masalah Low Power in
First Speed Forward and Reverse”adalah terjadi keausan pada friction disc dan plate. Tindakan
yang dilakukan adalah mengganti friction disc dan plate yang rusak dengan yang baru.
Tugas akhir ini telah dipertahankan di depan sidang penguji dan dinyatakan lulus pada tanggal:
1 September 2014.
Abstrak telah disetujui oleh penguji:
Tanda
Tangan
Mengetahui:
Ketua Jurusan Teknik Mesin Hanif, ST., MT
Nama Tanda Tangan
Alumni telah mendaftarkan diri ke Politeknik Negeri Padang dan mendapatkan nomor alumni:
Petugas Fakultas / Universitas
No. Alumni Politeknik Negeri Padang : Nama Tanda Tangan
1601309
KATA PENGANTAR
Puji syukur kehadirat Allah SWT. Yang telah melimpahkan rahmat dan karunia-Nya
sehingga penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir yang berjudul “Troubleshooting pada
Sistem Transmisi Unit D8R Track Type Tracktor Caterpillar”. Kemudian sholawat
beserta salam kepada junjungan dan teladan bagi kita yakninya Nabi Muhamammad SAW.
Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terimakasih kepada semua pihak yang
telah ikut membantu dalam penyelesain tugas akhir ini, yakni kepada:
1. Kedua orang tua penulis dan saudara yang telah memberikan semangat dan dorongan
baik secara materil maupun moril, sehingga penulis dapat menyelesaikan tugas akhir
ini dengan baik
2. Bapak Aidil Zamri ST., MT selaku Direktur Politeknik Negeri Padang.
3. Bapak Hanif ST., MT selaku Ketua Jurusan Teknik Mesin Politeknik Negeri Padang
4. Bapak DR. Ir. Drs. Rusmardi MBA., MPd selaku Kepala Program Studi Teknik Alat
Berat.
5. Bapak Dian Wahyu ST., MT selaku Pembimbing I
6. Bapak DR. Ir. Drs. Rusmardi MBA., MPd selaku Pembimbing II
7. Staff pengajar lainnya yang telah membantu penulis, sehingga penulisan tugas akhir
ini dapat berjalan dengan lancar.
8. Seluruh teknisi PT. Trakindo Utama yang telah memberikan banyak ilmu dan data-
data kepada penulis
9. Teman – teman tercinta yang telah banyak membantu dan memberikan motivasi
kepada penulis selama pembuatan tugas akhir ini
i
Penulis menyadari akan kemampuan dan keterbatasan yang ada, sehingga penulis
merasa bahwa tugas akhir ini masih belum sempurna baik dalam isi maupun penyajiannya.
Untuk itu penulis mengharapkan kritik dan saran dari semua pihak yang sifatnya untuk
menyempurnakan atau membangun guna kesempurnaan dimasa yang akan datang. Penulis
juga berharap semoga tugas akhir ini dapat bermanfaat bagi semua pihak serta dapat
menunjang perkembangan ilmu. Amin.
Ade Putra
No.BP 1101102036
Penulis
ii
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL
LEMBAR ASISTENSI
KATAPENGANTAR........................................................................................................ i
BAB I PENDAHULUAN
iii
2.3.2.1 Direct drive transmission .................................................. 6
1. Impeller ............................................................................ 12
2. Turbin .............................................................................. 13
3. Stator ............................................................................... 13
iv
BAB III METODOLOGI
BAB IV PEMBAHASAN
v
4.2.7.1 Alat-alat yang digunakan ..................................................... 40
A. Socket .............................................................................. 40
B. Rachet.............................................................................. 40
BAB V KESIMPULAN
5.2 Saran................................................................................................................... 51
DAFTAR PUSTAKA
vi
DAFTAR GAMBAR
11. Gambar 2.11 Power Train Track Type Tracktor D8R Caterpillar.............................. 11
vii
22. Gambar 2.22 First speed reverse ............................................................................... 20
29. Gambar 4.2 Skema aliran oli transmisi pada unit d8r ............................................... 32
30. Gambar 4.3 Skema aliran oli pada manual transmission control ............................. 34
viii
45. Gambar 4.18 Remove housing ................................................................................... 45
ix
DAFTAR TABEL
x
BAB I
PENDAHULUAN
Alat berat telah membantu kemudahan dan kelancaran di dunia industri, untuk
membantu kelancaran proses produksi tersebut dibutuhkan kinerja alat berat yang memenuhi
kelayakan standar beroperasi, sehingga alat berat tersebut dapat bekerja secara optimal.
Alat berat mampu bekerja secara optimal apabila dilakukan penanganan khusus untuk
bisa merawat dan memperbaiki alat berat tesebut. Kinerja yang maksimal dari alat berat
didukung dari kinerja sistim-sistim yang terdapat didalam alat berat itu sendiri. Salah satu
sistim yang mendukung kinerja dari alat berat tersebut adalah system powertrain.
Sistim ini tidak hanya bertugas untuk menyalurkan tenaga dari flywheel engine
menuju roda atau track untuk bisa menggerakkan mesin. Tetapi powertrain lebih dari sekedar
menyalurkan tenaga. Jika engine dihubungkan langsung dengan roda dari kendaraan,
kendaraan akan selalu bergerak selama engine hidup.
Pada saat mengikuti kegiatan On The Job Training di PT. Trakindo Utama cabang
Padang, penulis menjumpai masalah yang terjadi pada system powertrain. Dimana
didapatkan unit D8R track type tracktor mengalami kekurangan tenaga (low power) pada
kecepatan 1 maju dan mundur pada saat dioperasikan
1
Dari permasalahan yang terjadi diatas, penulis tertarik untuk membahas pada tugas
akhir ini dengan judul ”Troubleshooting pada System Power train Unit D8R Track Type
Tracktor Caterpillar.
2
1.4 Batasan Masalah
Dalam penyusunan dan penulisan Tugas Akhir ini, penulis hanya menyajikan
permasalahan-permasalahan yang terjadi pada system power train unit track type tracktor
D8R Caterpillar, bagaimana kerusakan tersebut bias terjadi, menemukan akar
permasalahannya, dan bagaimana cara perbaikan terhadap kerusakan yang terjadi sesuai
dengan Standart Operational Procedure (SOP) dari Caterpillar.
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini berisikan latar belakang masalah, tujuan pemilihan judul, metode
pengumpulan data, batasan masalah, serta sistimatika penulisan.
BAB V PENUTUP
Bab ini berisikan tentang kesimpulan dan saran-saran dalam melakukan
Troubleshooting pada sistim transmisi unit D8R track type tracktor
Caterpillar
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
3
BAB II
TEORI DASAR
Pada dasarnya sebuah unit alat berat terdiri dari komponen utama yakni engine dan
power train. Engine merupakan penggerak dasar dari sebuah unit alat berat yang mempu
mengubah energi kimia menjadi energi mekanik dan terdiri dari beberapa sistim, yakni :
Fuel System, merupakan sistim yang menyuplai bahan bakar pada engine.
Air intake System, adalah sistim yang mengkondisikan udara untuk pembakaran.
Cooling System, berfungsi agar engine tetap beroperasi pada temperatur ideal.
Lubrigation system, sistim ini berperan untuk mengurangi keausan pada engine.
Electric system atau sistim elektrikal.
Selain engine, power train juga memiliki peran penting dalam sebuah unit alat berat.
Power train merupakan suatu sistim yang meneruskan tenaga atau power dari engine hingga
ke final drive atau penggerak akhir. Sebuah unit alat berat tidak bisa beroperasi tanpa adanya
power train.
4
Peranan dasar dari power train adalah :
1. Menghubungkan dan memutuskan tenaga dari engine
2. Mengubah kecepatan gerak dan torsi
3. Mengubah arah gerak dari unit
4. Menyeimbangkan distribusi tenaga ke final drive.
5
Torque converter terdiri dari : Impeller, turbin dan stator. Berbeda dengan kopling
fluida, torque converter menambahkan stator untuk mengarahkan aliran fluida dari impeller
ke tubrin. Hal ini memungkinkan untuk menambah efisiensi daya dorong fluida dari impeller
ke turbin.
2.3.2 Transmission
Transmission merupakan komponen yang menghubungkan antara torque converter
dengan differential / bevel gear berfungsi untuk mengubah arah, kecepatan dan mengubah
daya atau torque
Caterpillar mempunyai tiga jenis transmission yaitu:
1. Direct Drive Transmission
2. Power Shift Transmission
3. Hydrostatic Transmission
6
Gambar 2.4 Direct drive transmission
7
Adapun jenis dari powershift transmission adalah sebagai berikut:
a) Planetary gear set : Pengaturan kecepatan dan arah kerja dengan cara meng-
engaged-kan disc dan plate sehingga salah satu dari komponen planetary gear
set meneruskan tenaga ke ke output shaft dari transmission. Bagian-bagian
dari planetary gear set adalah sun gear, planet gear beserta carrier dan ring
gear.
b) Counter shaft : Menggunakan constant mesh seperti pada direct drive tetapi
pada jenis ini menggunakan clutch pack. Transmission jenis ini biasanya
digunakan pada machine backhoe loader.
8
Untuk meng-engaged-kan clutch dipakai transmission control valve, jenisnya antara
lain:
Konvensional control valve
Electric control valve dengan on / off solenoid
Individual clutch modulation (ICM)
Electronic clutch pressure control (ECPC)
9
2.3.3 Differential / Bevel Gear
Komponen ini berfungsi untuk menghantarkan tenaga dari transmission ke final drive
kiri dan kanan. Differential digunakan pada machine yang menggunakan roda, sedangkan
bevel gear dipasang pada machine yang menggunakan track seperti track type tractor.
10
2.4 Sistim power train pada unit D8R
Pada dasarnya system power train mempunyai cara kerja yang berbeda dan saling
berhubungan. Tenaga atau power dari engine diteruskan ke torque divider, dan torque
divider meningkatkan torsi dan diteruskan ke transmisi melalui input transmisi disanalah
daya akan ditingkatkan, setelah daya ditingkatkan kemudian diteruskan kembali ke output
transfer gear kemudian daya dibagi atau disalurkan ke diferential dan akhirnya daya
diteruskan ke final drive.
11
2.5.1 Torque Divider
12
2. Turbine, dihubungkan dengan output shaft torque converter dan bekerja sebagai
komponen yang digerakkan (driven member)
Gambar 2. 15 Stator
4. Planetary gear set, terdiri dari sun gear, planetary gear, planetary carrier, dan
ring gear. Planetary gear set displinekan ke out put shaft memungkinkan
pengoperasian secara direct drive pada saat beban ringan.
13
Tabel 2.1 Cara kerja planetary gear set
7 Bila dua anggota di tahan secara bersama, kecepatan dan arah sama dengan input . Langsung 1:1
pergerakan terjadi
8 Bila tidak ada anggota yang ditahan atau di kunci bersamaan, maka tidak ada keluaran. Hasilnya
adalah kondisi netral
14
kecepatan putar ring gear sehingga torsi output-nya menjadi meningkat. Torsi ini
kemudian dikirimkan ke planet carrier dan output shaft melalui ring gear.
Juga, dengan adanya penurunan kecepatan putar ring gear, torsi dari engine
melalui sun gear dan planetary gear set juga dilipat gandakan. Torsi ini juga
dikirimkan menuju planet carrier dan output shaft.
Bila hambatan terhadap putaran planet carrier menjadi sangat besar, ring gear
akan berhenti berputar. Dalam kondisi ini, planetary carrier dan output shaft akan
berhenti berputar, hal ini disebut ‘converter stall’. Kondisi ini akan
mengakibatkan ring gear berputar perlahan dengan arah yang berlawanan. Pada
saat ini torsi yang dihasilkan akan maksimum.
15
2.5.2.1 Planetary Transmission
Planetary transmission merupakan pengaturan kecepatan dan arah kerja
dengan cara meng-engaged-kan disc dan plate sehingga salah satu dari komponen
planetary gear set meneruskan tenaga ke planetary gear yang terhubung ke output
shaft. Bagian-bagian dari planetary gear adalah sun gear, planet gear beserta carrier
dan ring gear.
Planetary power shift transmission terdiri dari beberapa pasang planetary gear
dimana komponen tersebut berfungsi untuk :
Syaratnya power shift transmission bisa masuk gigi adalah harus ada 2-clutch yang
engaged yaitu satu speed clutch dan satu directional clutch.
16
2.5.2.2 Aliran Tenaga Pada Planetary Transmission
17
11. Hub 12. Carrier
13. Sun gear 14. Input shaft
15. Output shaft 16. Planetary gears
17. Sun gear 18. Planetary gears
19. Planetary gears 20. Sun gear
21 Coupling gear 22. Planetary gears
23 Sun gear 24. Carrier
18
Pada keadaan neutral, No. 3 clutch (6) engaged. Clutch nomor 3 menahan
ring gear (7) tetap diam. Ring gear (7) terhubung dengan carrier (3).
Karena hanya clutch nomor 3 (6) yang engaged, input shaft (14) berputar
tapi output shaft (15) tetap diam.
Pada keadaan First Speed Forward, clutch no. 5 (10) dan clutch no.
2 (4) engaged. Clutch no. 2 menahan ring gear (5) selama clutch no. 2
diam. Clutch no. 5 menghubungkan hub (11) ke carrier (12) dan ring gear
(7) . Input shaft (14) memutar sun gear (20). Sun gear memutar planetary
gears (19). Ring gear (5) tetap diam karena ditahan clutch no.2, planetary
gears (19) bergerak mengelilingi bagian dalam ring gear. Pergerakan
planetary gears disebabkan karena carrier (3) berputar kearah yang sama
dengan input shaft (14). Saat carrier berputar planetary gears (18) ikut
19
berputar. Planetary gears memutar ring gear (7) supaya clutch no. 3 dan
sun gear (17) memutar output shaft (15) . Ring gear (7) memutar carrier
(12) yang terhubung ke planetary gears (16). Planetary gears bertautan
dengan ring gear (9). Ring gear (9) menghubungkan hub (11) melalui
clutch no. 5 yang engaged. Tenaga mengalir dari carrier (12) ke planetary
gears (16), ke ring gear (9), ke clutch no. 5 dan melewati hub (11) ke
output shaft (15) . Hasilnya , torsi ke output shaft (15) dibagi melalui sun
gear (17), Sun gear (13), dan hub (11). Dari output shaft. Tenaga mengalir
ke transfer dan bevel gears ke steering differential.
20
2.5.2.3 Sytem Control Planetary Transmission
Sytem control planetary transmission pada track type tracktor D8R Caterpillar
dilakukan dengan aktuasi hidrolik secara manual yang dilakukan oleh manual
transmission control valve
21
21. Pressure relief valve. 22. Oil filter.
23. Bleed line for oil pump. 24. Body of selector valve.
25. Spool for direction selection.
26. Oil reservoir. 27. Magnetic screen.
28. Transmission oil pump. 29. Spool for speed selection.
A. Pressure tap for converter outlet.
B. Pressure tap lor lubrication.
C. Pressure tap for converter inlet.
D. Pressure tap for sequence relief valve.
E. Pressure tap for speed clutches.
F. Pressure tap for direction clutches.
G. Pressure tap for transmission oil pump.
22
terhubung oleh linkage ke tuas selection transmission, tuas inilah yang akan di atur
oleh operator untuk meng-engage-kan speed clutch yang mana yang akan di pakai, di
mana di sini terdapat tiga clutch. No.3, 4 dan 5, kemudian oli juga di kirim ke
directional selection valve. Directional selection valve juga terhubung dengan linkage
ke tuas transmission selection, tuas ini berfungsi untuk meng-engage-kan clutch yang
mana yang akan di pakai, di sini terdapat dua clutch , arah maju dan mundur. No. I
dan 2.
23
2.5.3 Bevel Gear
Bevel gear merupakan bentuk lain dari differential yang mengalirkan tenaga pada
final drive dan meneruskan ke sprocket . Peran bevel gear sama dengan differential
diantaranya menyeimbangkan tenaga yang diteruskan ke sproket
2.5.4 Sprocket
Sprocket adalah komponen penggerak akhir atau final drive pada power train
unit D8R track type tractor. Sprocket memiliki gear yang di-spline-kan untuk memutar track.
24
BAB III
METODOLOGI
a. Mampu mengumpulkan informasi dasar dan spesifik dari literature yang tepat
b. Terampil menggunakan dan dengan benar menginterpretasikan naskah dari service
manual dan peralatan dengan benar
c. Dapat memperkirakan waktu untuk menganalisa permasalahan sebelum mengambil
tindakan
d. Mengembangkan kemampuan untuk memahami langkah-langkah yang lebih berarti
e. Mempunyai pengetahuan tentang prosedur dan hubungan sebab-akibat
f. Mempunyai kekuatan melihat kemampuan diri
g. Mempunyai rencana kerja dan strategi yang sangat baik
h. Melangkah menurut prosedur yang sistematis dan tidak menggunakan “dugaan tak
berdasar”
i. Mampu menyelesai kan permasalahan secara tepat dan akurat
25
3.1.2 Prosedur Troubleshooting
1. Detection
Mampu melakukan “Best Guesses (perkiraan terbaik)”. Yaitu menentukan
seperti apa masalah terjadi. Deteksi ini merupakan upaya awal untuk mengenali
suatu gejala atau ciri-ciri kerusakan yang ditimbulkan oleh engine.
2. Diagnostic
Melakukan pengetesan terhadap “Guess (perkiraan)”, yaitu mencari hingga
masalah ditemukan. Lakukakan diagnose terhadap data-data yang ditemukan.
3. Repair
Melakukan perbaiakan terhadap masalah atau kerusakan yang ditemukan
sehingga masalah tersebut tidakt berulang lagi. Lakukan perbaikan sesuai dengan
petunjuk yang ada pada sevice manual.
26
Tabel 3.1 Uraian dan tahapan-tahapan troubleshooting
ditemukan. Problem
27
3.2 Langkah-langkah Penyelesaian Masalah
Untuk menyelesaikan Troubleshooting yang terjadi, penulis membuat flowchart
seperti berikut :
Mulai
Tuliskan Semua
Kemungkinan Penyebab
Perbaiki Kerusakan
Oke
Laporan
Selesai
28
kemungkinan penyebab terjadinya masalah dari unit. Apabila keungkinan penyebab
yerlalu sulit untuk didapatkan maka kitaharus mengulang mengumpulkan informasi lagi.
Setelah daftar kemungkinan penyebab terjadinya maslah dapat dibuat, maka kita
akan mendapat informasi yang lebih pasti. Kemudian lakukan nterpretasi terhadap
infromasi tersebut. Interpretasi tersebut bertujuan untuk lebih menguatkan pengertian
informasi yang didapat tersebut sehingga kemungkinan terjadinya kesalahan penafsiran
dapat diperkecil.
Dari hasil interpretasi ini kemudian lakukan evaluasi. Hasil dari evaluasi ini akan
didapatkan hipotesa dari informasi tersebut. Apabila tidak didapatkan maka kita harus
kembali ke tahapan mendapatkan informasi. Hipotesa ini merupakan jawaban sementara
dari masalah yang terjadi. Apabila hipotesa tidak didapatkan maka harus kembali ke
informasi yang didapatkan sebelumnya. Namun apabila hipotesa tersebut benar maka kita
bisa melanjutkan untuk proses perbaikan unit yang mengalami masalah tersebut.
29
5. Lakukan Test dan Catat Hasilnya.
Setalah menuliskan semua kemungkinan penyebab, penulis melakukan
pengetesan pada Unit dan mencatat hasil dari setiap pengetesan yang dilakukan.
6. Temukan Akar Masalah
Dalam hasil pengetesan penulis mempersempit kemungkinan penyebab dan
menemukan akar masalah pada Unit
7. Perbaiki Kerusakan
Setelah penulis menemukan akar masalah, penulis melakukan perbaikan pada
Compenent yang menglami kerusakan. Semua komponen yang tidak sesuai lagi
dengan spesifikasi akan ditukar dengan komponen yang baru.
8. Analisa Mengapa Problem Terjadi
Setelah masalah diperbaiki, penulis mencoba menganilsa masalah terjadi, agar
Unit setelah diperbaiki tidak mengalami kerusakan lagi.
30
BAB IV
PEMBAHASAN
31
4.2 Mengidentifikasi Gejala Kerusakan
32
11. Pressure differential valve 12. Scavenge pump
13. Reservoir in torque divider housing
14. Return line 15. Torque divider inlet valve
16. Pressure relieve valve 17. Oil sump
18. Oil sump 19. Oil filter
20. Transmission oil pump 21. Directional spool selection
22. Speed spool selection 23. Planetary transmission. Housing
24. Housing / reservoir
33
juga terhubung dengan selection lever di sebelah kursi operator. Speed dan
directional spool juga lah yang mengatur mengembalikan oli ke reservoir. Untuk
lebih jelasnya akan dibahas pada skema aliran oli pada manual control
transmission (Gambar 4.3)
Aliran oli yang mengalir ke torque divider (1) diatur tekanannya oleh
torque divider inlet valve (15), kemudian dari aliran keluaran oli torque devider
(1) diatur oleh outlet valve (2). Sisa-sisa oli dari torque divider ada yang
tertampung di reservoir pada torque divider housing (13) dan didorong oleh
scavenge pump (12) untuk kembali ke transmission housing.
Kemudian untuk aliran oli dari torque divider outlet valve (2) itu
digunakan untuk bagian pelumasan transmisi. Oli dikirim ke oil cooler (3), oil
cooler berfungsi untuk menjaga suhu oli transmisi tetap ideal selama beroperasi
dan dari oil cooler menuju lubrication manifold, disinilah aliran oli dibagi.
Lubrication line to front transmission (5) untuk melumasi transmisi bagian depan
dan lubrication line to rear transmission untuk bagian belakang.
34
Keterangan : 1. Reservoir 2. Transmission oil pump
3. Speed selector linkage 4. Speed indicator
5. Direction indicator 6. Selection lever
7. Direction selector linkage 8. Speed spool selection
9. Body of selection valve 10. Directional spool selection
11. Oil passage for clutch 2 12. Oil passage for clutch 1
13. Clutch 1 14. Clutch 2
15. Transmission housing 16. Clutch 3
17. Clutch 4 18. Clutch 5
19. Oil passage for clutch 5 20. Oil passage for clutch 4
21. Oil passage for clutch 3 22. Return line
35
Tabel 4.1 Daftar sumber informasi dari operator
Semua informasi yang didapat dari lapangan harus dicatat. Hal ini
bertujuan agar tidak terjadi pengulangan pemeriksaan pada unit tersebut.Setelah
itu seluruh informasi yang dikumpulkan serta dicatat tersebut dapat kita buat
sebuah kesimpulan.
Tabel 4.2 Data dilapangan
36
4.2.3 Periksa Unit Secara Visual
Dari sumber informasi yang didapat dari SIS (Service Informasi System)
Caterpillar, ada beberapa kemungkinan penyebab terjadinya low power pada
Transmisi yaitu:
a. Keausan pada friction disc
b. Kebocoran pada seal piston
37
1. Melakukan pengecekan pada disc clutch
Melakukan pemeriksaan pada clutch disc dan plate dilakukan dengan
pembongkaran atau disassembly planetary transmission diduga low power
pada speed satu maju dan speed satu mundur dikarenakan keausan pada
salah satu clutch pada planetary transmission.
38
2. Inspect seal piston
Seal piston yang berfungsi sebagai penyekat pada piston yang menahan oli
bertekanan tinggi untuk mendorong piston agar clutch disc dan plate bisa
engage dan mencegah terjadinya kebocoran.
Pada pemeriksaan seal piston ini dilakukan dengan melihat bentuk fisik
dari seal piston, setelah dilakukan pengecekan dan pemeriksaan saat
disassembly planetary transmission ternyata di seal piston tidak terdapat
kebocoran
Setiap permasalahan yang terjadi pada suatu sistim harus diatasi dengan
mencari akar permasalahan tersebut. Begitu juga halnya dengan
permasalahan yang terjadi pada sistim transmission pada unit D8R track
type tracktor Caterpillar.
Pada kasus ini akar masalah yang menyebabkan low power pada transmisi
unit d8r track type tracktor yaitu keausan pada disc clutch yang
menyebabkan slip antara disc clutch dan disc plate sehingga perpindahan
tenaga dari torque divider ke output shaft-nya kurang maksimal.
39
4.2.7 Perbaiki Kerusakan
Setelah diketahui penyebab kerusakan maka dilakukan tindakan perbaikan
seperti mengganti komponen yang aus.
A. Socket
B. Rachet
40
C. Breaker bar
Breaker bar adalah bagian dari socket set, digunakan untuk remove /
instal komponen yang membutuhkan gaya yang lebih besar untuk me-
remove dan atau menginstal komponen tersebut.
Ring remover adalah tool yang digunakan pada saat remove instal
ring pada transmisi.
41
4.2.7.2 Langkah perbaikan
42
Gambar 4.13 Remove housing
43
Gambar 4.15 Spring (41) dan Disc friction (42)
43
44
Gambar 4.18 Remove housing
45
20. Remove dan ganti friction discs (67) and plates dan install
friction disc yang baru
46
4.2.8 Menganalisa mengapa problem terjadi
47
Terjadinya low power first speed forward and reverse pada
transmisi unit D8R track type tracktor disebabkan tidak berfungsinya
clutch nomor 5 karena keausan, sehingga clutch dan plate tidak engage
untuk menghubungkan tenaga ke planetary gear. Keausan pada clutch disc
dapat diakibatkan oleh :
Dalam masalah yang terjadi pada unit D8R track type traktor
Caterpillar ini didapatkan pemakaian unit sering kali dipaksakan dan
kurang nya perawatan pada unit ini. Preventive maintenance yang
dilakakukan pada unit ini tidak susuai dengan prosedur preventive
maintenance yang telah ada pada Caterpillar. Ini dikarenakan costumer
PT. Semen Padang memiliki technician sendiri untuk melakukan
perawatan untuk unit ini dan tidak dari technician dari PT. Takindo
Utama, oleh sebab itu preventive maintenance yang dilakukan yang tidak
sesuai dan contamination yang tidak terjaga menyebabkan kerusakan
terhadap komponen-komponen yang saling bergesekan pada transmisi.
48
4.2.9 Pencegahan masalah
49
BAB V
PENUTUP
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan hasil uraian dari bab-bab sebelumnya, maka penulis dapat
menyimpulkan sebagai berikut :
1) Aliran tenaga power train pada unit track type tractor d8r Caterpillar
diawali dari penghasil tenaga / engine 3406C dan kemudian diteruskan
torque divider secara mekanis dan hidrolis ke outputshaft yang terhubung
ke planetary transmisi. Pada planetary transmisi terdapat beberapa clutch
untuk mengatur arah dan kecepatan unit. Clutch pada planetary transmisi
engage dan disengage karena digerakkan secara hidrolis oleh aliran oli
transmisi. Oil transmission pump mendorong oli ke sistem control valve,
dan pada sistem control valve, aliran oli diatur untuk menuju clutch yang
engage / disengage. Clutch yang engage terhubung ke planetary gear dan
planetary gear meneruskan tenaga ke output shaft untuk diteruskan lagi ke
bevel gear dan final drive.
2) Masalah pada sistim transmisi unit track type tractor d8r Caterpillar
adalah kurangnya tenaga pada kecepatan satu maju dan mundur, kemudian
dilakukan pembongkaran pada transmisi dan ditemukan ternyata salah satu
clutch pada sistem transmisi tersebut slip, sehingga tidak mampu
menyalurkan tenaga ke planetary gear secara maksimal. Penyebab
masalah tersebut adalah kontaminan pada oli transmisi. Kotaminan
tersebut berasal dari bram-bram friction disc yang tergesekan karena
pemakian unit yang sering dipaksakan oleh operator dan kurangnya
perawatan.
50
5.2 Saran
Agar masalah low power first speed forward and reverse pada transmisi
unit D8R Track type tracktor tidak terulang kembali maka penulis memberikan
beberapa saran :
1) Keausan pada clutch disc dipengaruhi oleh kondisi oil transmission yang
kurang baik (terkontaminasi) yang dapat menyebabkan kerusakan pada
disk clutch. Oleh sebab itu kebersihan oli harus benar-benar dijaga dan
lakukan penggantian oil transmission secara berkala.
51
DAFTAR PUSTAKA
1. Course Note Mekanikal Engine diesel 1 Prog. Studi teknik Alat Berat Jurusan
Teknik Mesin”.
2. Anonymous, (2003), “Engine Troubleshooting”, Training Center Dept. PT
Trakindo Utama, Cileungsi, Caterpillar, USA.