Anda di halaman 1dari 19

MANAJEMEN PENGEMBANGAN KEPROFESIAN BERKELANJUTAN

BAGI GURU DI SMP ISLAM AL-AZHAR 29 BSB SEMARANG

Di susun oleh :
Yulianto

PROGRAM STUDI MANAJEMEN PENDIDIKAN


UNIVERSITAS PGRI SEMARANG
PROGRAM PASCASARJANA (S2)

1
A. Latar Belakang
Pendidikan merupakan aspek yang strategis dalammencerdaskan
kehidupan bangsa, maka dalam prosesnya perlu dilakukan secara profesional.
Guru sebagai tenaga profesional mempunyai fungsi, peran, dan kedudukan yang
sangat penting dalam mencapai visi pendidikan,yaitu menciptakan insan
Indonesia cerdas dan kompetitif, profesi guru harus dikembangkan sebagai
profesi yang bermartabat Guru merupakan faktor penting dalam meningkatkan
kualitas pendidikan. Profesionalisme seorang pendidik berperan penting dalam
mencapai mutu pendidikan dalam berbagai proses pembelajaran.
Pengembangan profesionalisme guru memberikan pengaruh dalam
meningkatkan mutu pendidikan, maka peningkatkan kualitas pendidikan harus
dilakukan melalui upaya meningkatkan kualitas guru.
Oleh sebab itu, guru sebagai salah satu pelaku pendidikan haruslah
seorang yang profesional. Dengan demikian keberadaan guru di dalam proses
pendidikan dapat bermakna bagi masyarakat dan bangsa. Kebermaknaan guru
bagi masyarakat akan menciptakan penghargaan yang lebih baik dari
masyarakat kepada guru. Guru diharapkan mampu berpartisipasi dalam
pembangunan nasional untuk mewujudkan insan Indonesia yang bertakwa
kepada Tuhan Yang Maha Esa, unggul dalam ilmu pengetahuan dan teknologi,
memiliki jiwa estetis, etis, berbudi pekerti luhur, dan berkepribadian. Tidaklah
berlebihan jika dikatakan bahwa masa depan masyarakat, bangsa dan negara
sebagian besar ditentukan leh guru.
Agar tugas dan fungsi yang melekat pada jabatan fungsional guru
dilaksanakan sesuai dengan aturan yang berlaku, maka mutlak diperlukan
penilaian terhadap pelaksanaan tugas dan kewajiban guru dalam melaksanakan
pembelajaranatau pembimbingan, dan tugas-tugas tambahan yang relevan
dengan fungsi sekolah/madrasah.Salah satu bentuk aktualisasi tugas guru
sebagai tenaga profesional adalah diterbitkannya Undang-Undang Nomor 20
Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, UndangUndang No 14 Tahun
2005 tentang Guru dan Dosen dan Peraturan Pemerintah Nomor 19 Tahun 2005

2
tentang Standar Nasional Pendidikan yang telah dirubah kedalam Peraturan
Pemerintah No 32 tahun 2013.
Undang-undang dan peraturan pemerintah ini diharapkan dapat
memfasilitasi guru untuk mengembangkan keprofesiannya secara berkelanjutan.
Pelaksanaan program pengembangan keprofesian berkelanjutan ini diharapkan
dapat meningkatkan kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan kepribadian
yang diwujudkan dalam bentuk pelaksanaan tugas utama guru untuk memenuhi
kebutuhan dan tuntutan masa depan yang berkaitan dengan profesinya sebagai
guru Program Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB) diarahkan untuk
dapat memperkecil jarak antara pengetahuan, keterampilan, kompetensi sosial
dan kepribadian yang mereka miliki sekarang dengan apa yang menjadi tuntutan
ke depan berkaitan dengan profesinya tersebut.
Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan dikembangkan atas
dasar profil kinerja guru sebagai perwujudan hasilpenilaian kinerja guru dan
didukung dengan hasil evaluasi diri. Apabila hasil penilaian kinerja guru masih
berada di bawah standar yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja guru,
maka guru diwajibkan untuk mengikuti program pengembangan keprofesian
berkelanjutan yang diorientasikan sebagai pembinaan dalam pencapaian standar
kompetensi guru. Sementara itu, guru yang hasil penilaian kinerjanya telah
mencapai standar kompetensi yang dipersyaratkan dalam penilaian kinerja
guru,guru tetap melaksanakankegiatan pengembangan keprofesian
berkelanjutan.
Pelaksanaan kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan
diharapkan dapat menciptakan guru profesional, bukan hanya sekadar memiliki
ilmu pengetahuan yang luas, tetapi juga memiliki kepribadian yang matang.
Dengan demikian, guru mampu menumbuhkembangkan minat dan bakat peserta
didik sesuai dengan bidangnya dalam menguasai ilmu pengetahuan, teknologi,
dan seni. Sehingga guru sebagai pembelajar abad 21 mampu mengikuti
perkembangan ilmu dalam bidangnya dan dapat memberikan bekal
pengetahuan, keterampilan dan sikap yang sesuai dengan standar kompetensi
yang harus dimiliki peserta didik.

3
Kegiatan yang harus dilakukan oleh guru dalam PKByaitu perencanaan,
pelaksanaan, evaluasi,dan refleksi yang didesain untuk meningkatkan
karakteristik, pengetahuan,dan ketrampilan. Melalui kegiatan ini diharapkan guru
mampu mempercepat kompetensi pedagogik, profesional, sosial, dan
kepribadian untuk kemajuan kariernya.5Kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan tidak hanya berdampak kepada guru saja, namun juga berdampak
untuk sekolah dan peserta didik. SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang
beralamat di Jl. RM. Hadisoebeno Sosrowardoyo Kecamatan Mijen Kota
Semarang. Sekolahan ini mengedapankan sisi islaminya.
Hal tersebut dapat dilihat dari segi pembelajaran, tata tertib, pakaian,
bangunan fisik, maupun pendidik dan murid-muridnya SMP Islam Al-Azhar 29
BSB Semarang mayoritas memiliki guru yang relatif tergolongberusia muda,
namun para guru tersebut memiliki kompetensi yang mumpuni di masing-masing
bidang. Meskipun memiliki kemampuan di masing-masingbidang, guru juga
harus melakukan pengembangan keprofesian berkelanjutan dari hasil Penilaian
Kinerja Guru (PKG)dan evaluasi diri guruguna meningkatkan kompetensi dan
karir guru, begitu pula guru yang belum memenuhi PKG juga harus melakukan
PKB agar syarat-syarat kompetensi memenuhi standar Realita yang terjadi
dalam dunia pendidikan yaitu masih banyak sekolah yang kurang
memperhatikan pengelolaan kegiatan-kegiatan yang bersifat pengembangan
terutama tentang keprofesian, padahal guru diharuskan untuk mengembangkan
kemampuan yang dimilikinya.
Akan tetapi, masih banyak guru yang belum optimal dalam melakukan
pengembangan profesinya tersebut. Ada banyak hal yang menyebabkan belum
optimalnya kegiatan pengembangan profesi guru. Salah satunya adalah
bagaimana pengelolaan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan. Oleh
karena itu penulis melakukan penelitian dengan judul “Manajemen
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan Bagi Guru di SMP Islam Al-Azhar 29
BSB Semarang”.

(dikutip dalam Skripsi Fortuna, Sandi Milzam, 2016, Fakultas Ilmu Tarbiyah dan
Keguruan UIN Walisongo Semarang).

4
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, dapat dirumuskan pokok
permasalah sebagai berikut: Bagaimana Manajemen Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan (PKB) Bagi Guru di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB
Semarang, agar penelitian ini lebih dimengerti maka peneliti merumuskan
masalah ini lebih spesifik, antara lain:
1. Bagaimana Perencanaan Pengembangan Keprofesian Berkelnjutan
(PKB) Bagi Guru di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang?
2. Bagaimana Implementasi Pengembangan Keprofesian Berkelnjutan
(PKB) Bagi Guru di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang?
3. Bagaimana Evaluasi Pengembangan Keprofesian Berkelnjutan (PKB)
Bagi Guru di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang
(dikutip dalam Skripsi Fortuna, Sandi Milzam, 2016, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang).

5
C. Kajian Teori
1. Profesionalisme Guru
Ruang lingkup teori pada subbab ini, yaitu pengertian profesionalisme guru
dan prinsip-prinsip profesioanlisme guru. Uraikan kedua subbab tersebut
sebagai berikut.
a) Pengertian Profesionalisme GuruIstilah profesionalisme guru terdiri dari
dua suku kata. Keudanyamemunyai pengertian masing-masing, yaitu kata
profesionalisme dan guru.Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia(KBBI),
profesioanalisme adalah mutu, kualitas dan tindak tanduk yang
merupakan ciri suatu profesi atau orang yang professional.
Profesionalisme berasal dari kata profesi yang artinya suatu bidang
pekerjaan yang inginatau akan ditekuni oleh seseorang.6Menurut
Kunandar profesionalisme merupakan kondisi, arah, nilai, tujuan, dan
kualitas suatu keahlian dan kewenangan yang berkaitan dengan mata
pencaharian seseorang. Profesi juga diartikan sebagai suatu jabatan atau
pekerjaan tertentu yang mensyaratkan pengetahuan dan keterampilan
khusus yang diperoleh dari pendidikan akademis yang
intensif.7Selanjutnya, Mudjahit mengungkapkan bahwa
profesimerupakanterm yang menjelaskan bahwa setiap pekerjaan
hendaklah dikerjakan oleh seseorang yang mempunyai keahlian dalam
bidangnya atau profesinya. Berdasar beberapa pengertian di atas,
disimpulkan bahwa profesionalisme merupakan sifat dari sebuah profesi
atau pekerjaan. Sifat tersebut merujuk pada tuntutan melaksanakan tugas
atau kewajiban suatu profesi atau pekerjaan dengan semestinya. Hal
tersebut dikarenakan dalam setiap profesi atau pekerjaan memiliki
deskripsi tugas untuk mencapai tujuan dari profesi atau pekerjaan
tertentu. Dari keseluruhan uraian tantang profesioanalisme guru,
disimpulkan hahwa profesionalisme guru merupakan suatu tuntutan
profesi keguruan dengan berbagai indikator sebagai alat untuk mencapai

6
visi misi, tentu berfokus dalam bidang pendidikan. Guru dapat dikatakan
profesioanal apabila mampu melaksanakan tugas dan syarat profesinya
dengan penuh tanggung jawab.

b) Prinsip-prinsip Profesionalisme Guru


Dalam undang–undang nomor 14 tahun 2005 tentang guru dan
dosen bab 3 pasal 7 ayat 1 menerangkan bahwa profesi guru dan dosen
merupakan bidang pekerjaan khusus yang dilaksanakan berdasarkan
prinsip-prinsip profesionalisme sebagai berikut.
1) Memiliki bakat, minat, panggilan jiwa dan idealism
2) Memiiki komitmen untuk meningkatkan mutu pendidikan,
keimanan, ketakwaan dan akhlak mulia
3) Memiliki kualifikasi akademik dan latar belakang pendidikan
sesuai dengan bidang tugas
4) Memiliki kompetensi yang diperlukan sesuai dengan bidang
tugas
5) Memiliki tanggung jawab atas pelaksanaan tugas profesionalan
6) Memiliki penghasilan yang ditentukan sesuai dengan prestasi
kerja
7) Memiliki kesempatan untuk mengembangkan keprofesionalan
secara berkelanjutan dengan belajar sepanjang hayat
8) Memiliki jaminan perlindungan hukum dan melaksanakan tugas
keprofesionalan
9) Memiliki organisasi profesi yang mempunyai kewenangan
mengatur hal-hal yang berkaitan dengan tugas keprofesionalan
guru.

7
2. Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)

a) Pengertian Manajemen Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Pembahasan manajemen PKB tidak terlepas dari pemahaman
awal tentang pengertian manajemen. Secara bahasa manajemen dapat
diartikan sebagai pengelolaan, ketatalaksanaan penggunaan sumber
daya secara efektif untuk mencapai sasaran, atau pimpinan yang
bertanggung jawab atas jalannya perusahaan dan organisasi.Kata
‘manajemen’yang umum digunakan saat ini berasal dari kata to manage
yang berarti mengurus, mengatur, mengemudikan, mengendalikan,
menangani, mengelola, menyelenggarakan, menjalankan, melaksanakan,
dan memimpin.Berdasar pengerian tersebut, maka manajemen
merupakan suatu kata yang merujuk pada pemikiran untuk mengatur yang
kemudian diaplikasikan dalam bentuk aktifitas berupa tindakan
pengelolaan.
Pengembangan keprofesian berkelanjutan berdasarkan permennag
PAN dan RB No.16 Tahun 2009, Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB) adalah pengembangan kompetensi guru yang
dilaksanakan sesuaidengan kebutuhan, bertahap, berkelanjutan untuk
meningkatkan profesionalitasnya.Dilihat dari pengertian diatas, guru dapat
memelihara, meningkatkan dan memperluas pengetahuan dan
ketrampilannya untuk melaksanakan proses pembelajaran secara
profesional. Pembelajaran yang berkualitas diharapkan mampu
meningkatkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap peserta didik.
Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan ditujukan untuk
mendorong guru dalam memelihara dan meningkatkan standar mereka
secara keseluruhan dan mencakup bidang-bidang yang berkaitan dengan
pekerjaannya sebagai sebuah profesi.28Pengembangan keprofesian

8
berkelanjutan mencakup kegiatan perencanaan, pelaksanaan, evaluasi,
dan refleksi yang didesain untuk meningkatkan karakteristik,
pengetahuan, pemahaman, dan keterampilan.

Merujuk pada penjelasan ini, maka PKBsudah semestinya


dilaksanakan leh civitas akademik demi terwujudnya visi misi pendidikan,
khususnya dalam mengukur atau memantau kompetensi guru dalam
mengajar dan mendidik.Berdasar pengertian manajemen dan PKB di atas,
diperoleh sinkronisasi bahwa manajemen dapat diterapkan dalam
berbagai bidang, hal ini disebabkan karena fokus garapan manajemen
terkait dengan bidang apa saja yang ingin dikelola untuk menghasilkan
sesuatu yang diinginkan.
PKB juga merupakan salah satu fokus proses garapan dari
manajemen. Melihat pengertian manajemen dan PKB di atas, maka kita
dapat mendefinisikan manajemen PKB adalah mengelola berbagai proses
kegiatan PKB untuk mencapai tujuan yang ditetapkan dengan cara
bekerja sama dengan sumber terkait secara efektif dan efisien.

b) Prosedur Manajemen Pengembangn Keprofesian Berkelanjutan (PKB)


Dalam PKB terdapat cakupan yang harus diperhatikan. Sebagaimana
pedoman untuk pengelolaan PKB, cakupan tersebut tertera pada siklus
PKB yaitu perencanaan, implementasi, evaluasi,dan refleksi. Siklus
tersebut lebih jelas ditampilkanpada diagram berikut ini.(diadopsi dari
Center for Continuous Professional Melalui siklus perencanaan,
implementasi, evaluasi,dan refleksi kegiatan pengembangan keprofesian
guru secara berkelanjutan, maka diharapkan guru akan mampu
mempercepat pengembangan kompetensi pedagogik, profesional, sosial,
dan kepribadian untuk kemajuan karirnya.
c) Tujuan, Manfaat dan Sasaran Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan(PKB)

9
Setiap kegiatan yang akan, sedang, maupu telah terselenggara pasti
memiliki tujuan, manfaat, dan sasaran. Maka dalam kegiatan PKB pun
terdapat tiga komponen tersebut.Tujuan umum PKBadalah untuk
meningkatkan kualitas layanan pendidikan di sekolah/madrasah dalam
rangka meningkatkan mutu pendidikan. Secara khusus tujuan
pengembangan keprofesian berkelanjutan adalah sebagai berikut:
1) Meningkatkan kompetensi guru untuk mencapai standar
kompetensi yang ditetapkan dalam peraturan perundangan yang
berlaku.
2) Memutakhirkan kompetensi guru untuk memenuhi kebutuhan guru
dalam perkembangan ilmu pengetahuan, teknologi dan seni untuk
memfasilitasi proses pembelajaran peserta didik.
3) Meningkatkan komitmen guru dalam melaksanakan tugas pokok
dan fungsinya sebagai tenaga profesional.
4) Menumbuhkan rasa cinta dan bangga sebagai penyandang profesi
guru.
5) Meningkatkan citra, harkat, dan martabat profesi guru di
masyarakat.
6) Menunjang pengembangan karir guru
7) Menumbuhkan komitmen yang tinggi di kalangan para guru untuk
mengabdikan diri kepada bangsa dan negaranya melalui
pendidikan
d) Unsur-Unsur Kegiatan Pengembangan Keprofesian Berkelanjutan(PKB)
PKB dilaksanakan sesuai dengan kebutuhan guru. Pelaksanaannya
didasarkan pada unsur-unsur PKB, prinsip pelaksanaan dan lingkup
pelaksanaan kegiatan. Unsur kegiatan PKBMenurut Permenneg PAN dan
RB Nomor 16 Tahun 2009.53Unsur PKBterdiri dari 3 jenis yaitu
pengembangan diri, publikasi ilmiah dan karya inovatif
e) Prinsip-prinsip Pelaksanaan Kegiatan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan (PKB

10
)Agar pelaksanaan PKB dapat mencapai tujuan yang diharapkan sesuai
dengan prioritas pelaksanaan tersebut, maka pelaksanaan PKBharus
didasarkan pada prinsip-prinsip sebagai berikut:
1) PKBharus fokus kepada keberhsilan peserta didik atau berbasis hasil
belajar peserta didik. Oleh karna iti, PKB harus menjadi bagian integral
dari tugas guru sehari-hari.
2) Setiap guru berhak mendapat kesempatan dan wajib mengembangkan
diri secara teratur, sistematis, dan berkelanjutan sesuai dengan
kebutuhan pengembangan profesinya.
3) Sekolah wajib menyediakan kesempatan kepada setiap guru untuk
mengikuti program PKB.
4) Guru yang tidak memperlihatkan peningkatan kompetensi setelah
diberi kesempatan untuk mengikuti program PKBsesuai dengan
kebutuhannya, maka dimungkinkan diberikan sanksi sesuai dengan
peraturan yang berlaku. Sanksi tersebut tidak berlaku bagi guru, jika
sekolah tidak dapat memenuhi kebutuhan guru untuk melaksanakan
program PKB.
5) Guru harus terlibat secara aktif dalam perencanaan, pelaksanaan, dan
sebagai salah satu sumber informasi kegiatan monitoring dan evaluasi
program PKBsehingga betul-betul terjadi perubahan pada dirinya yang
berkontribusi pada peningkatan kualitas layanan pendidikan di
sekolah.
6) PKBharus berkontribusi dalam mewujudkan visi, misi, dan nilai-nilai
yang berlaku di sekolah dan/atau kabupaten/kota. Oleh karena itu,
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan harus menjadi
bagian terintegrasi dari rencana pengembangan sekolah dan/atau
kabupaten/kota dalam melaksanakan peningkatan mutu pendidikan.
7) Sedapat mungkin kegiatan PKBdilaksanakan di sekolah atau
KKG/MGMP/MGBK bersama-sama dengan sekolah lain, sehingga
mengurangi dampak negatif pada lingkungan yang disebabkan jika
guru dalam jumlah besar berpergian ketempat lain.

11
8) PKB harus mendorong pengakuan profesi guru sebagai lapangan
pekerjaan yang bermartabat dan bermakna bagi masyarakat dalam
pencerdasan kehidupan bangsa.
9) Bagi guru yang tidak memperlihatkan peningkatan setelah diberi
kesempatan untuk mengikuti program PKB sesuai dengan
kebutuhannya, dimungkinkan diberi sanksi sesuai dengan ketentuan.
Sanksi tersebut tidak berlaku bagi guru, jika sekolah tidak dapat
memenuhi kebutuhan guru untuk melaksanakan program PKB
(dikutip dalam Skripsi Fortuna, Sandi Milzam, 2016, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang).

12
D. Kajian Empririk
Kajian empiric merupakan kajian terhadap penelitian-penelitian yang sebelumnya
telah dilakukan. Dengan topic-topik kajian yang akan diteliti peneliti. Beberapa
sumber yang dapat dijadikan kajian pustaka oleh peneliti terkait penelitiannya,
antara lain :
1. Penelitian yang dilakukan oleh Rahma Titi Larasati,mahasiswa Universitas
Negeri Yogyakarta Fakultas Ilmu Pendidikan,dengan judul skripsi “Faktor-
Faktor Penghambat Penulisan Karya Tulis Ilmiah Dalam Pengembangan
Keprofesian Berkelanjutan Guru Sekolah Dasar Negeri Lempuyangwangi
Yogyakarta”. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif, penelitian
ini difokuskan pada faktor-faktor penghambat penulisan karya tulis imiah dan
alasan munculnya faktor tersebut dalam Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan guru SD Negeri Lempuyangwangi Yogyakarta. Hasil Penelian
menyimpulkan bahwa terdapat faktor-faktor yang menghambat penulisan
karya tulis ilmiah sebagai pengembangan keprofesian guru SD N
Lempuyangwangi Yogyakarta. Faktor penghambat penulisan KTI dalam PKB
guru berdasarkan penelitian yang telah dilaksanakan yang pertama berupa
keterbatasan waktu sebesar 41%. Faktor penghambat berupa kurang
berkembangnya ide/gagasan memiliki prosentase sebesar 25%. Faktor
berupa terbatasnya wawasan mengenai PKB dan faktor penghambat berupa
rendahnya motivasi guru sama-sama sebesar 17%. Adapun alasan
munculnya faktoryang pertama berupa tebatasnya waktu guru karena beban
mengajar yang padat, tuntutan administratif, dan kesibukan pribadi. Alasan

13
munculnya faktor yang kedua yakni tidak berkembaangnya ide/ gagasan KTI
guru karena karena guru tidak memiliki pembimbing untuk menulis KTI dan
guru kesulitan mencari referensi berkaitan dengan ide/ gagasan KTI yang
hendak ditulisnya. Alasan munculnya faktor penghambat yang ketiga yakni
faktor terbatasnya wawasan tentang PKB karena sosialisasi akan PKB yang
dilakukan pihak terkait belum optimal. Alasan munculnya faktor penghambat
yang keempat yakni faktor rendahnya motivasi karena usia dan belum
adanya pihak yang menginisisasi para guru untuk menulis KTI terutama dari
sekolah.
2. Penelitian selanjutnya yang dilakukan oleh MaharaniCyntia Desimahasiswa
Universitas negeri yogyakarta fakultas ilmu keolahragaan dengan judul skripsi
“Makna Pengembangan Profesi Bagi Guru Penjas Sekolah Dasar di
Yogyakarta”. Penelitian tersebut menggunakan metode kualitatif, penelitian
ini difokuskan pada pengembangan profesi guru terutama guru pendidikan
jasmani. Sesuai dengan data yang diperoleh peneliti, “Makna Pengembangan
Profesi bagi Guru Penjas Sekolah Dasar di Yogyakarta”, kesimpulannya
yaitu: mengembangkan keterampilan mengajar, mengembangkan
kreativitas,.mengembangkan jaringan sosial, memberi manfaat bagi guru.
Beberapa faktor yang mendukung tercapainya pengembangan profesi yaitu
dukungan dari sekolah, fasilitas yang diberikan oleh pihak penyelenggara,
serta hasil yang bermafaat bagi mereka. Beberapa faktor yang meghambat
tercapainya pengembangan profesi yaitu pembagian waktu yang tidak sesuai
antara teori dan praktik, peserta yang kesulitan mempratekkan dikarenakan
fasilitas yang tidak ada di sekolah masing-masing. Serta banyak yang sibuk
sendiri, sehingga tidak memperhatikan pembicara. Hal tersebut
menyebabkan ketidakefektifan kegiatan PKB.76Kedua penelitian di atas
memiliki kesamaan yaitu sama-sama membahas tentang pengembangan
keprofesian. Penelitan pertama, membahas tentang salah satu dampak unsur
kegiatan pengembangan keprofesian berkelanjutan yaitu publikasi ilmiah
yang tertuang pada karya tulis ilmiah, penelitain ini menunjukan bahwa
pengembangan keprofesian berkelanjutan berdampak kepada guru untuk

14
meningkatkan karier dan kompetensinya. Sedangkan Penelitian Kedua, fokus
pada pengembangan keprofesian berkelanjutan guru mata pelajaran.Pada
penelitian ini, peneliti akan membahas tentang bagaimana manajemen
mengembangan keprofesian berkelanjutan bagi guru di SMP Islam Al-Azhar
29 BSB Semarang yang meliputi perencanaan, implementasi, evaluasi,dan
reflex
(dikutip dalam Skripsi Fortuna, Sandi Milzam, 2016, Fakultas Ilmu Tarbiyah
dan Keguruan UIN Walisongo Semarang).

E. Penutup

1. Kesimpulan
Berdasarkan analisis terhadap data-data yang penulis
temukan, maka penulis dapat mengambil kesimpulan untuk
menjawab rumusan masalah penelitian ini, yaitu:
a) Perencanaan PKB bagi guru di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB
Semarang
Perencanaan PKB bagi guru di SMP Islam Al-Azhar 29
BSB Semarang dibuat berdasarkan atas hasil identifikasi
kebutuhan guru untuk melakukan PKB dan menentukan
prioritas dan menyeleksi fokus aktivitas kegiatan PKB. SMP
Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang tidak melaksanakan PKB
bagi guru secara langsung, pihak sekolah memberikan fasilitas
berupa anggaran dana dan izin surat keterangan bagi guru
pelaksana PKB di luar sekolah. Kepala sekolah selaku
koordinator memberikan arahan kepada guru pelaksana PKB,
guru pelaksana menyusun perencanaan PKB yang setelahnya
ditetapkan oleh kepala sekolah sebagai rencana akhir PKB.
Dalam perencanaan PKB bagi guru di sekolah tersebut
menyesuaikan dengan keadaan dan kebutuhan guru yang
berdasarkan pada evaluasi diri guru Implementasi PKB Bagi guru di SMP
Islam Al-Azhar 29 BSB
Semarang

15
b) Implementasi PKB yang didasarkan pada perencanaan
PKB memprioritaskan pencapaian tujuan PKB yaitu untuk
meningkatkan kualitas layanan pendidikan di SMP Islam AlAzhar 29 BSB
Semarang dalam rangka meningkatkan mutu
pendidikan. Sehingga dalam implementasi PKB bagi guru di
sekolah tersebut terdiri dari unsur kegiatan pengembangan diri
dan karya inovatif, dapat meningkatkan dan mengembangkan
kompetensi dan profesionalisme guru yang membawa dampak
terhadap pelayanan pendidikan SMP Islam Al-Azhar 29 BSB
Semarang. Bentuk pelaksanaan PKB di SMP Islam Al-Azhar 29
BSB Semarang yaitu pendidikan dan latihan, MGMP, dan karya
seni.
c) Evaluasi PKB bagi guru di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB
Semarang
Evaluasi PKB bagi guru terdiri dari dua kegiatan utama,
yaitu evaluasi diri guru dan penilaian kinerja guru. dalam
pelaksanaannya evaluasi maupun refleksi PKB ini sejak awal
dilihat kembali, hal yang dilihat adalah menyangkut dengan
proses dan hasil. Dalam evaluasi dan refleksi ini akan
terhimpun data dan tercatat informasi tentang pelaksanaan
PKB, sehingga mengetahui bagaimana pengelolaan PKB bagi
di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang. sehingga evaluasi
PKB bagi guru di SMP Islam Al-Azhar 29 Semarang ilaksanakan melalui
kegiatan evaluasi diri guru yang dijadikan
dasar untuk perencanaan PKB selanjutnya.
2. Saran
Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan penulis dan
tanpa mengurangi rasa hormat kepada semua pihak, serta demi
semakin baiknya manajemen PKB bagi guru di SMP Islam AlAzhar 29 BSB
Semarang.
a) Koordinator PKB SMP Islam Al Azhar 29 BSB Semarang
sebaiknya dijabat oleh selain kepela sekolah. Agar guru dapat
mengetahui tugas dan tanggung jawab dalam pengelolaan PKB
bagi guru.

16
b) SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang sebaiknya
melaksanakan PKB bagi guru secara langsung, agar guru
pelaksana PKB dapat melaksanakan kegiatan-kegiatan didalam
sekolah, hal ini menjadi catatan penting bagi SMP Islam AlAzhar 29 BSB
Semarang agar melaksanakan PKB bagi guru
secara langsung demi meningkatkan kompetensi dan
profesionalime guru yang membawa dampak kepada pelayanan
pendidikan di SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang.
c) Dalam menentukan pelaksanaan kegiatan-kegiatan PKB, SMP
Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang masih menjalankan unsur
kegiatan pengembangan diri dan publikasi ilmiah, idealnya jika
unsur kegiatan PKB dapat dijalankan secara merata oleh guru di
berbagai bidangnya masing-masing.
d) Guru pelakasana PKB SMP Islam Al-Azhar 29 BSB Semarang
harus memperhatikan waktu saat melaksanakan kegiatan PKB
sehingga tidak mengganggu jalannya kegiatan belajar mengajar
saat dimulai, jika terdapat kegiatan PKB yang bebarengan
dengan kegiatan belajar mengajar di sekolah, alangkah baiknya
kewajiban mengajar guru dipasrahkan ke teman sesama guru
untuk mengisi kegiatan belajar mengajar sementara. Oleh
karena itu kedua kegiatan dapat dijalankan dengan baik.
(dikutip dalam Skripsi Fortuna, Sandi Milzam, 2016, Fakultas Ilmu
Tarbiyah dan Keguruan UIN Walisongo Semarang).

17
F. Daftar Pustaka

Afifudin dan Beni Ahmad Saebani, 2009. Metodologi Penelitian

Kualitatif. Bandung: CV Pustaka Setia.

Dermawati. 2013. Penilaian Angka Kredit Guru. Jakarta: Bumi

Aksara Didin Kurniadin dan Imam Machali. 2014. Manajemen


Pendidikan:
Konsep dan Prinsip Pengelolaan Pendidikan, Jogjakarta:
Ar-Ruzz Media.

Imam Gunawan. 2004. Metode Penelitian Kualitatif: Teori dan

Praktik Bandung: Remaja Rosda Karya.


Jurnal

Sarwahita. 2014. volume 11 No. 1. Yogyakarta

18
Jusuf Soewadji. 2012. Pengantar Metodologi Penelitian. Jakarta:
Mitra Wacana Media

Kemdikbud Badan Pengembangan SDM Pendidikan dan Kebudayaan

Mutu Pendidikan Pusat Pengembangan Profesi Pendidik.


2012. Pembinaan dan Pengembangan Profesi Guru Buku 1
Pedoman Pengelolaan Pengembangan Keprofesian
Berkelanjutan, Jakarta: Kemdikbud.

Kunandar. 2007. Guru Profesional Implementasi Kurikulum Tingkat

Satuan Pendidikan (KTSP) dan Persiapan Menghadapi


Sertifikasi Guru. Jakarta: PT Raja Grafindo Persada,

Lexy, J. Moleong. 2002. Metodologi Penelitian Kualitatif. Bandung:

Rosda Karya.

19

Anda mungkin juga menyukai