Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN TUGAS HIGIENE DAN SANITASI

”PERSYARATAN HIGIENE DAN SANITASI”

OLEH :

RIZKA WAHYU SAFITRI / 2440019025

PROGRAM STUDI D-IV KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA


FAKULTAS KESEHATAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA SURABAYA
2021

i
LEMBAR PENGESAHAN

1. Judul praktikum : Persyaratan Higiene dan Sanitasi


2. Mata kuliah : Higiene Higiene dan Sanitasi
3. Nama praktikan
a. Nama : Rizka Wahyu Safitri
b. NIM : 2440019025
4. Nama dosen
a. Nama : Moch. Sahri S.KM., M.KKK
b. NPP : 19011230

Mengetahui, Surabaya, 27 September 2021


Dosen Mahasiswa

Moch. Sahri S.KM., M.KKK Rizka Wahyu Safitri


NPP. 19011230 NIM. 2440019025

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL ........................................................................................... i


LEMBAR PENGESAHAN .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................... iii
BAB 1 PENDAHULUAN ......................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................1
1.2 Tujuan ................................................................................................................1
1.3 Manfaat ..............................................................................................................1
BAB 2 PERSYARATAN HIGIENE DAN SANITASI .......................................3
2.1 Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja .........................................................................3
2.2 Peraturan Menteri Kesehatan No. 70 Tahun 2016 Tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri ..................................................6
2.3 Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Perkantoran ............................................................................7
BAB 3 KESIMPULAN DAN SARAN ................................................................10
3.1 Kesimpulan ......................................................................................................10
3.2 Saran .................................................................................................................10
REFERENSI .........................................................................................................11

iii
BAB 1
PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Higiene adalah ilmu yang berhubungan dengan masalah kesehatan atau bisa
disebut sebagai segala upaya yang dilakukan untuk mempertahankan atau
memperbaiki kesehatan. Upaya ini mencakup upaya perawatan kesehatan diri
dan perilaku hidup sehat. Menurut Siti Fathonah (2005), Apabila ditinjau dari
kesehatan lingkungan, pengertian hygiene adalah usaha kesehatan yang
mempelajari pengaruhkondisi lingkungan terhadap kesehatan manusia, upaya
mencegahtimbulnnya penyakit karena pengauruh faktor lingkungan.
Menurut Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 Tentang
Keselamatan dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja Sanitasi adalah upaya
kesehatan preventif yang menitikberatkan kegiatan kepada usaha kesehatan
lingkungan hidup manusia.
Penerapan higiene dan sanitasi di tempat kerja bertujuan untuk memberikan
lingkungan kerja yang sehat bagi para pekerja. Pada Undang-Undang No. 23
Tahun 1992 Tentang Kesehatan pada pasal 22 disebutkan bahwa kesehatan
lingkungan diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang
sehat, yang dapat dilakukan dengan melalui peningkatan sanitasi lingkungan,
baik yang menyangkut tempat maupun terhadap bentuk atau wujud
substantifnya yang berupa fisik, kimia, atau biologis termasuk perubahan
perilaku.
Seperti yang sudah ditetapkan pada Undang-Undang No. 23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan pada pasal 22 oleh karena itu setiap pekerja mempunyai
hak untuk memperoleh derajat kesehatan yang optimal dalam melaksanakan
tugasnya di tempat kerja, dan setiap pekerja berkewajiban untuk ikut serta
dalam memlihara dan meningatkan derajat kesehatan bagi pekerja lain di
lingkungan kerja. oleh karena itu penerapan higiene dan sanitasi sangat
berpengaruh dan sangat penting untuk dilakukan di tempat kerja guna
menciptakan tempat kerja yang sehat.

1.2 TUJUAN
Tujuan praktikum ini adalah sebagai berikut :
1. Untuk mengetahui Persyaratan Higiene dan Sanitasi sesuai dengan
Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan
dan Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja
2. Untuk mengetahui Persyaratan Higiene dan Sanitasi sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 70 Tahun 2016 Tentang Standar dan
Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
3. Untuk mengetahui Persyaratan Higiene dan Sanitasi sesuai dengan
Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2016 Tentang Standar
Keselamatan Dan Kesehatan Kerja Perkantoran

1.3 MANFAAT
Praktikum ini diharapkan dapat bermanfaat bagi :
1
1. Mahasiswa
Meningkatkan wawasan dalam pemahaman tentang persyaratan higiene
dan sanitasi di tempat kerja
2. Program D-IV Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Dapat menambah kepustakaan tentang persyaratan higiene dan sanitasi di
perusahaan atau tempat kerja, sehingga dapat diambil manfaatnya untuk
perkembangan kurikulum dan keilmuan keselamatan dan kesehatan kerja.

2
BAB 2
PERSYARATAN HIGIENE DAN SANITASI

2.1 PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA NO. 5 TAHUN 2018


TENTANG KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
LINGKUNGAN KERJA
Dalam Peraturan Menteri Kesehatan No. 5 Tahun 2018 menjelasakan bahwa
penerapan higiene dan sanitasi dibagi menjadi 4 bagian yakni senagai berikut :
1. Bagian satu bangunan tempat kerja
2. Bagian kedua Fasilitas Kebersihan
3. Bagian ketiga Kebutuhan Udara.
4. Bagian keempat Tata Laksana Kerumah Tanggaan

A. HIGIENE DAN SANITASI PADA BANGUNAN TEMPAT KERJA


Higiene dan sanitasi wajib diterapkan pada setiap bangunan tempat kerja
yang meliputi halaman, gedung dan bangunan bawah tanah. Berikut adalah
persyaratan higiene dan sanitasi pada setiap bangunan tempat kerja :
1. HALAMAN GEDUNG
persyaratan higiene dan sanitasi pada halaman gedung adalah sebagai
berikut :
a. Bersih, tertata rapi, rata dan tidak becek
b. Cukup luas untuk lalu lintas orang dan barang
c. Jika terdapat saluran air pada halaman maka saluran air harus
tertutup dan terbuat daru bahan yang cukup kuat serta air buangan
harus mengalir dan tidak boleh tergenang
2. GEDUNG
persyaratan higiene dan sanitasi pada gedung meliputi dinding dan
langit-langit, atap dan lantai. Tujuannya adalah untuk memastikan
gedung dalam kondisi terpelihara, bersih, kuat, kokoh konstruksinya
dan cukup luas sehingga memberikan ruang gerak paling sedikit 2 m2
untuk per-orang. Persyaratan higiene dan sanitasi pada halaman gedung
adalah sebagai berikut :
a. Dinding dan langir-langit
1) Kering atau tidak lembab
2) Dicat atau mudag dibersihkan
3) Dilakukan pengecatan ulang minimal 5 tahun sekali
4) Dibersihkan paling minimal 1 tahun sekali
b. Atap
1) Mampu memberikan perlindungan dari panas matahari dan
hujan
2) Tidak bocor, tidak berlubang dan tidak berjamur
c. Lantai
1) Terbuat dari bahan yang keras, tahan air dan tahan dari bahan
kimia yang merusak
2) Datar, tidak licin dan mudah dibersihkan
3) Dibersihkan secara teratur
3. BAWAH TANAH
3
Bagunan bawah tanah adalah ruangan terbatas sehingga perlu
penerapan higiene dan sanitasi. Persyaratan higiene dan sanitasi pada
pada bangunan bawah tanah adalah sebagai berikut :
a Mempunyai struktur kuat
b Mempunyai sistem ventilasi udara
c Mempunyai sumber pencahayaan
d Mempunyai saluran pembuangan air yang mengalir dengan baik
e Bersih terawat dengan baik

B. HIGIENE DAN SANITASI PADA FASILITAS KEBERSIHAN


Pada tempat kerja harus menyediakan fasilitas kebersihan meliputi, Toilet
dan kelengkapannya, Loker dan ruang ganti pakaian, Tempat sampah dan
Perralatan kebersihan. Berikut adalah persyaratan higiene dan sanitasi pada
setiap fasilitas kebersihan di tempat kerja :
1. TOILET DAN KELENGKAPANNYA
a. Persyaratan higiene dan sanitasi pada toilet adalah sebagai berikut :
1) Bersih dan tidak menimbulkan bau
2) Tidak ada lalat, nyamuk atau serangga lainnya
3) Tersedia pembuangan air yang mengalir dengan baik
4) Tersedia air bersih
5) Dilengkapi dengan pintu
6) Penerangan yang cukup
7) Sirkuasi udara baik
8) Dibersihkan setiap hari secara periodik
9) Dapat digunakan selama jam kerja
b. Kelengkapan fasilitas kebersihan yang haris dimiliki adalah sebagai
berikut :
1) Jamban
2) Air bersih yang cukup
3) Alat pembilas
4) Tempat sampah
5) Tempat cuci tangan
6) Sabun
c. Penempatan toilet adalah sebagai berikut :
1) Harus terpisah antara laki-laki dan perempuan
2) Menyediakan khusus bagi penyandang cacat dan diberikan
tanda yang jelas
d. Jika menyediakan tempat mandi maka perusahan harus
menyediakan persyaratan tempat mandi
e. Jumlah kebutuhan jamban harus disesuaikan dengan jumlah tenaga
kerja, yakni sebagai berkut :
1) 1-15 orang = 1 jamban
2) 16-30 orang = 2 jamban
3) 31-45 = 3 jamban
4) 46-60 orang = 4 jamban
5) 61-80 orang = 5 jamban
6) 81-100 orang = 6 jamban
4
7) Setiap penambahan 40 orang maka harus ditambahkan 1 jamban
2. LOKER DAN RUANG GANTI PAKAIAN
Persyaratan higiene dan sanitasi pada ruang ganti pakaian adalah sebagai
berikut :
a. Terpisah antara laki-laki dan perempuan
b. Pemakaian harus teratur agar tidak berdesakan
c. Menyimpan pakaian untuk setiap pekerja yang dapat dijamin
keamanannya
3. TEMPAT SAMPAH
Persyaratan higiene dan sanitasi pada tempat sampah adalah sebagai
berikut :
a. Terpisah dan diberikan label organik, non organik dan bahan
berbahaya
b. Dilengkapi penutup dan terbuat dari bahan kedap air
c. Tidak menjadi sarang lalat atau binatang serangga lain
d. Tempat pembuangan pembalut harus disediakan pada toilet
perempuan, diberi label yang jelas, dilengkapi penutup dan kedap air

C. HIGIENE DAN SANITASI PADA KEBUTUHAN UDARA


Setiap tempat kerja pasti membutuhkan udara yang bersoh dan sehat,
pemenuhan kebutuhan udara di tempat kerja meliputi KUDR, Ventilasi dan
Ruang udara. Berikut adalah persyaratan higiene dan sanitasi untuk
kebutuhan udara di tempat kerja :
1. KUDR
Setiap tempat kerja harus memiliki KUDR yang sehat dan bersih.
KUDR ditentukan oleh suhu, kelembaban, kadar oksigen dan kadar
kontaminan udara.
Persyaratan higiene dan sanitasi pada KUDR adalah sebagai berikut :
a. Suhu ruangan
1) Suhu kering 23oC-26oC dengan kelembaban 40%-60%
2) Perbedaan suhu antar ruangan tidak melebihi 5oC
3)
b. Kadar Oksigen
Kadar oksigen sebesar 19,5%-23,5% dari volume udara
c. Kadar Kontaminan atau Polutan
2. VENTILASI
Persyaratan higiene dan sanitasi pada ventilasi adalah sebagai berikut :
a. Harus disediakan sistem ventilasi untuk menjamin kebutuhan udara
pekerja dan mengurangi kontaminan di tempat kerja
b. Sistem ventilasi bersifat alami atau buatan. Bisa dikombinasi antara
keduanya
c. Ventilasi buatan harus dibersihkan berkala minimal 3 bulan sekali
3. RUANG UDARA
Persyaratan higiene dan sanitasi pada sebuah ruang udara adalah sebagai
berikut :
a. Setiap orang bekerja dalam ruangan harus mendapat ruang udara
paling sedikit 10 m3
5
b. Tinggi tempat kerja diukur dari lantai sampat langit-langit minimal
3 meter
c. Tinggi ruangan yang lebih dari 4 meter tidak dapat dipakai untu
memperhitungkan ruang udara

D. HIGIENE DAN SANITASI PADA TATA LAKASANA


KERUMAHTANGGAAN
Persyaratan higiene dan sanitasi pada Tata Lakasana Kerumahtanggaan
adalah sebagai berikut :
a. Memisahkan alat, perkakas dan bahan yang diperlukan atau digunakan
b. Menata alat, perkakas dan bahan sesuai dengan posisi yang ditetapkan
c. Membersihkan alat, perkakas dan bahan secara rutin
d. Menetapkan prosedur kebersihan, penempatan dan penataan untuk alat,
perkakass dan bahan

2.2 PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 70 TAHUN 2016


TENTANG STANDAR DAN PERSYARATAN KESEHATAN
LINGKUNGAN KERJA INDUSTRI
Dalam Permenkes No. 70 Tahun 2016 Tentang Standart dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri pada Pasal 1 menjelaskan tentang tujuan
pengaturan standar dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja, yang dimana
tujuannya adalah sebagai berikut:
a. Mewujudkan kualitas lingkungan kerja industri yang sehat dan produktif
b. Mencegah timbulnya gangguan kesehatan, PAK, dan kecelakaan kerja
c. Mencegah timbulnya pencemaran lingkungan akibat kegiatan industri.

A. Pasal 2 ayat 1 menjelaskan bahwa setiap industri wajib memenuhi


standar dan menerapkan persyaratan kesehatan lingkungan kerja
industri.
a. Industri yang dimaksud adalah mulai dari indsutri dengan usaha mikro
hingga dengan usaha besar.
b. Standar kesehatan lingkungan kerja industri dijelaskan pada Pasal 3 ayat
1, meliputi:
1) NAB faktor fiisk dan kimia
2) Indikator pajanan biologi, dan
3) Standar baku mutu kesehatan lingkungan
Persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri dijelaskan pada Pasal 4 ayat
1, meliputi, persyaratan faktor fisik, biologi, penanganan beban manual, dan
kesehatan pada media lingkungan.

B. Pada Pasal 5 dijelaskan bahwa setiap industri harus melakukan


pemantauan
a. setiap industri harus melakukan pemantauan secara berkala untuk
memenuhi standar dan persyaratan kesehatan lingkungan kerja industri
b. Pemantauan dapat bekerja sama dengan pihak lain yang memiliki
kompetensi di bidang higiene industri, kesehetan kerja dan atau
lingkungan
6
c. Dengan cara pengamatan, pengukuran, surveilans faktor fisik, kimia,
biologi, dan penanganan beban manual, serta indikator pajanan biologi
sesuai dengan potensi bahaya yang ada, serta analisis resiko pada media
lingkungan
d. Setidaknya pemantauan dilakukan paling sedikit 1 tahun sekali

C. Proses pengukuran dijelaskan pada Pasal 7


yakni metode pengambilan sampel, jumlah sampel, analisis laboratorium,
dan interpretasi hasil pengukuran dengan laboratorium yang terakreditasi.

D. Pasal 8 menjelaskan tentang pengecualian bagi industri mikro dan usaha


kecil harus dilakukan pembinaan guna pemenuhan standar dan persyaratan
kesehatan lingkungan kerja (1). Berupa penyuluhan dan atau pengenalan
dan pengendalian bahaya lingkungan kerja, dan desain pengendalian tepat
guna (2) yang dilakukan oleh dinas kesehatan daerah (3).

E. Pasal 9 menjelaskan tentang industri harus melakukan upaya


pengendalian bahaya dengan menggunakan hierarki pengendalian
apabila tidak memenuhi standar dan persyaratan kesehatan lingkungan
kerja. Dan melakukan upaya kesehatan lingkungan meliputi penyehatan,
pengamanan, dan pengendalian, serta melakukan serveilans kesehatan kerja
yang meliputi pengumpulan data, pengolahan data, analisis data, dan
deseminasi.

2.3 PERATURAN MENTERI KESEHATAN NO. 48 TAHUN 2016


TENTANG STANDAR KESELAMATAN DAN KESEHATAN KERJA
PERKANTORAN
A. STANDAR DAN PERSYARATAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PERKANTORAN
1. SARANA BANGUNAN
Sarana dan bangunan di lingkungan kerja memenuhi syarat kesehatan
lingkungan apabila kebutuhan fisiologis, psikologis dan dapat
mencegah penularan penyakit serta memenuhi persyaratan dalam
pencegahan terjadinya kecelakaan. Oleh karenanya kelayakan
bangunan diharapkan:
a. Fungsional, Sarana dan Bangunan diharapkan dapat menampung
lebih dari sekedar fungsi fisik, namun memberikan kualitas yang
lebih baik. Diharapkan bangunan dapat menampung
pengembangan fungsi yang sama di masa depan.
b. Estetika, Sarana dan Bangunan diharapkan tidak hanya memiliki
estetika visual formal pada komposisi dan proporsi bangunan saja,
namun perlu memperhatikan faktor-faktor yang memberikan
kenyamanan penghuni seperti suasana, karakter, kepantasan dan
estetika, serta akustik.

7
c. Keamanan dan Keselamatan Persyaratan keamanan dan
keselamatan bangunan yaitu Persyaratan untuk mendukung beban,
serta kemampuan dalam mencegah dan menanggulangi bahaya
kebakaran dan petir; Persyaratan kemampuan bangunan untuk
mendukung beban nya merupakan kemampuan struktur bangunan
yang stabil dan kukuh; Persyaratan kemampuan bangunan dalam
mencegah dan menanggulangi bahaya kebakaran merupakan
kemampuan bangunan untuk melakukan pengamanan terhadap
bahaya kebakaran melalui sistem proteksi pasif dan/atau aktif;
Persyaratan kemampuan bangunan dalam mencegah bahaya petir
merupakan kemampuan untuk melakukan pengamanan melalui
sistem penangkal petir; Sistem penghawaan merupakan kebutuhan
sirkulasi dan pertukaran udara yang harus disediakan; Bangunan
gedung tempat tinggal, pelayanan kesehatan, pendidikan, dan
bangunan pelayanan umum lainnya harus mempunyai bukaan
untuk ventilasi alami; Sistem pencahayaan sebagaimana dimaksud
merupakan kebutuhan pencahayaan yang harus disediakan melalui
pencahayaan alami dan/atau buatan; Sistem sanitasi merupakan
kebutuhan sanitasi yang harus disediakan untuk memenuhi
kebutuhan air bersih, pembuangan air kotor dan/atau air limbah,
kotoran dan sampah, serta penyaluran air hujan; Penggunaan bahan
bangunan gedung harus aman bagi kesehatan pengguna dan tidak
menimbulkan dampak negatif; Persyaratan kenyamanan meliputi
kenyamanan ruang gerak dan hubungan antar ruang, kondisi udara
dalam ruang, pandangan, serta tingkat getaran dan tingkat
kebisingan; Kenyamanan hubungan antarruang merupakan tingkat
kenyamanan dari tata letak ruang dan sirkulasi untuk
terselenggaranya fungsi bangunan; Kenyamanan pandangan
merupakan kondisi hak pribadi tidak terganggu; Kenyamanan
tingkat getaran dan kebisingan yang dimaksud merupakan tingkat
kenyamanan oleh suatu keadaan yang tidak mengakibatkan
pengguna dan fungsi bangunan gedung terganggu.
d. Aksebilitas, Persyaratan kemudahan meliputi kemudahan
hubungan ke, dari, dan di dalam bangunan gedung, serta
kelengkapan prasarana dan sarana dalam pemanfaatan bangunan
gedung.
2. PENYEDIAAN AIR
Kualitas Air harus memenuhi syarat kesehatan yang meliputi
persyaratan mikrobiologi, fisika, kimia, dan radioaktif. Kegiatan
pengawasan kualitas air mencakup: Pengamatan lapangan dan
pengambilan contoh air, Pemeriksaan contoh air, Analisis hasil

8
pemeriksaan, Masalah yang timbul dari hasil kegiatan, upaya
penanggulangan/perbaikan termasuk penyuluhan, Air bersih untuk
keperluan perkantoran dapat diperoleh dari Perusahaan Air Minum,
Tersedia air bersih untuk kebutuhan pekerja, Distribusi air bersih untuk
perkantoran, Sumber air bersih dan sarana distribusinya harus bebas
dari pencemaran fisik, kimia dan bakteriologis.
3. TOILET
Setiap kantor harus memiliki toilet dengan jumlah wastafel, jamban dan
peturasan
4. PENGELOLAAN LIMBAH
Pengelolaan limbah wajib dilakukan agar terhindar dari penyebaran
penyakit dan kecelakaan, sehingga meningkatkan produktivitas kerja.
5. CUCI TANGAN PAKAI SABUN (CTPS)
Pentingnya perilaku sehat CTPS terbukti merupakan cara yang efektif
untuk upaya preventif.
6. PENGAMANAN PANGAN
Pangan yang tersedia di lingkungan perkantoran bagi tenaga kerja/
pekerja harus dikelola dengan baik, aman dan sehat
7. PENGENDALIAN VEKTOR DAN BINATANG PEMBAWA
PENYAKIT
Vektor dan binatang pembawa penyakit di lingkungan kerja harus
dikendalikan, agar tidak menimbulkan gangguan kesehatan dan
penyakit

B. STANDAR LINGKUNGAN KERJA PERKANTORAN


Kualitas lingkungan kerja perkantoran wajib memenuhi syarat kesehatan
yang meliputi persyaratan fisika, kimia, dan biologi sesuai dengan ketentuan
peraturan perundang-undangan
1) Kebisingan di lingkungan kerja perkantoran
2) Intensitas cahaya dilingkungan perkantoran
3) Temperatur di lingkungan perkantoran
4) Kelembaban di lingkungan perkantoran
5) Debu dan fiber Asbes di lingkungan perkantoran
6) OZON
7) VOCs (Volatile Organic Compounds/Senyawa Organik yang Mudah
Menguap)
8) Carbon Monoksida
9) Formaldehid
10) Biologi
11) Pengendalian Serangga dan Binatang Pengerat
12) Ventilasi Udar

9
BAB 3
KESIMPULAN DAN SARAN

2.1 KESIMPULAN
Setiap pekerja mempunyai hak untuk memperoleh derajat kesehatan yang
optimal dalam melaksanakan tugasnya di tempat kerja, dan setiap pekerja
berkewajiban untuk ikut serta dalam memlihara dan meningatkan derajat
kesehatan bagi pekerja lain di lingkungan kerja. oleh karena itu penerapan
higiene dan sanitasi sangat berpengaruh dan sangat penting untuk dilakukan di
tempat kerja guna menciptakan tempat kerja yang sehat.

2.2 SARAN
2.2.1 Saran Bagi Perusahaan
Setiap perusahaan atau tempat kerja harus menerapkan higiene dan
sanitasi guna menciptakan lingkungan kerja yang sehat sehingga
pekerja yang da di tempat kerja pun sejat.
2.2.2 Saran Bagi Pekerja
Setiap pekerja yang bekerja pada suatu perusahaan wajib memntaati
kebijakan perusahaan dalam mensukseskan penerapan higiene sanitasi
sehingga produktivitas kerja dapat meningkat.

10
REFERENSI

Fathonah, Siti. 2005. Higiene dan Sanitasi Makanan, Panitia Pengadaan Buku Ajar
Gugus Pengembangan Mutu Akademik Pusat PenjaminMutu Universitas Negeri
Semarangdan Penerbit Pres

Peraturan Menteri Kesehatan No. 48 Tahun 2016 Tentang Standar Keselamatan


Dan Kesehatan Kerja Perkantoran

Peraturan Menteri Kesehatan No. 70 Tahun 2016 Tentang Standar Dan Persyaratan
Kesehatan Lingkungan Kerja Industri

Peraturan Menteri Tenaga Kerja No. 5 Tahun 2018 Tentang Keselamatan Dan
Kesehatan Kerja Lingkungan Kerja

Undang-Undang No. 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan

11

Anda mungkin juga menyukai