Awareness Series ISMS 37001:2016

Consultant & Management

Training Program@2020

OVERVIEW ABMS
ISO 37001:2016

PRESENTER IVAN YULIANTO

INSTANSI KPPBC TMP C – MEULABOH

WAKTU SENIN, 08 AGUSTUS 2021

1
CEGAH PENYUAPAN-KORUPSI-GRATIFIKASI
2
Talavera Office Park, 28th Floor
Jl. TB. Simatupang Kav. 22-26
Jakarta Selatan - 12550
P : (+6221) 788 35 323
F : (+6221) 788 35 329
www.trama.consulting
Your solution partner

3
BEA CUKAI MEULABOH - BERANI
BEA CUKAI MEULABOH - AMANAH
BEA CUKAI MEULABOH - JUJUR
BEA CUKAI MEULABOH - ANTI KORUPSI
3
ISO 37001 – YES x LUAR BIASA
4
SILABUS TRAINING SMAP ISO 37001:2016
1 REFLEKSI PERILAKU PENYUAPAN DAN KORUPSI

2 OVERVIEW ISO 37001:2016 ANTI BRIBERY

3 TAHAPAN IMPLEMENTASI ISO 37001:2016

4 DISKUSI SISTEM ISO 37001:2016 & ORGANISASI

5
 MANFAAT IMPLEMENTASI
1 MENGURANGI (ELIMINASI) RESIKO PENYUAPAN BAIK DALAM SYSTEM – TEKNOLOGI - PEOPLE

2 MENCEGAH ADANYA KOFLIK KEPENTINGAN (CONFLICT OF INTEREST / COI)

3 MENGEMBANGAN BUDAYA ANTI PENYUAPAN – GRATIFIKASI - KORUPSI

4 MELIBATKAN PERAN SERTA MITRA MANAJEMEN MELAKUKAN PERBAIKAN BERKELANJUTAN

5 MELIBATKAN PERAN SERTA STAKEHOLDER – ASN UNTUK MENJAGA MARWAH INTEGRITAS

6 MENINGKATKAN KEPERCAYAAN, NILAI & BUDAYA ORGANISASI BERSTANDAR INTERNASIONAL

7 MENCAPAI KEUNGGULAN KOMPETITIF YANG BERNILAI GOOD GOVERNEMENT

6
I

7
FILOSOFI DASAR PENYUAPAN

APAKAH – KORUPSI ITU ?

8
FILOSOFI DASAR PENYUAPAN

MENGAPA – KORUPSI ADA ?

9
UPDATE SURVEY 2019

10
UPDATE SURVEY 2019

11
UPDATE SURVEY 2019

12
UPDATE SURVEY 2019

13
UPDATE RANGKING BRIBERY

HOW
INDONESIA.?

14
UPDATE RANGKING BRIBERY

15
REFLEKSI SURVEY 2017

16
REFLEKSI SURVEY 2017

APAKAH ANDA MENGETAHUI..?

17
REFLEKSI

SUMBER : LOKADATA / KPK

17

13
11

7
5 5 5
4
3
2
1

18
I

19
 UPDATE GLOBALISASI ABAD 21

4.O

MAKING INDONESIA 4.0 dipersiapkan untuk dapat

Dampak Industry 4.O merivatilasasi Sektor Industri dan Manufacturing
MAKING INDONESIA 4.0 dipersiapkan untuk
INDUSTRY 4.O mengantisipasi masuknya Regulasi Kebijakan
AFTA, GATT, WTO, MEA.
Bangun
Ekonomi
yang KUALITAS Reposisi
Kokoh TENAGA Net
KERJA Ekspor
MENINGKAT
Investasi
Meningkat-  ANTISIPASI TRADE REGULASI GLOBAL
Belanja
 ANTISIPASI ARUS BEBAS INVESTASI G to G
Negara  ANTISIPASI ARUS BEBAS JASA
Meningkat-  ANTISIPASI ARUS BEBAS BARANG
 ANTISIPASI ARUS TENAGA KERJA TRAMPIL LN
DAMPAK LANGSUNG
 ANTISIPASI ARUS BEBAS BARANG
DAMPAK TIDAK LANGSUNG  ANTISIPASI ARUS BEBAS TEHNOLOGI TANPA
BATAS
1. Berdasarkan tahun 2016
2. Belanja R&D Indonesia terhadap PDB saat ini dikisaran 0.1-0.3%
20
Sumber: World Bank, A.T. Kearney
 10 TANTANGAN GLOBAL
UPSTREAM DAN MIDSTREAM YANG
KURANG BERKEMBANG
POTENSI GEOGRAFIS YANG KURANG
DIOPTIMALKAN
TREN GLOBAL SUSTAINABILITY YANG
23
TIDAK TERELAKAN
UMKM (Unit Mikro Kecil Menengah)
YANG TERTINGGAL
INFRASTRUKTUR DAN PLATFORM
3 • Seluler: saat ini mengadopsi 4G (belum siap Aopsi 5G)
DIGITAL YANG BELUM OPTIMAL
BANYAK TENAGA KERJA, NAMUN
TIDAK TERLATIH (Unskill Labour)
PENDANAAN DOMESTIK DAN
TEKNOLOGY TERBATAS
BELUM ADANYA PUSAT INOVASI
TERSISTEM (Inovation Centre)
PERATURAN KEBIJAKAN YANG MASIH
TUMPANG TINDIH (Regulated
Crowded)
BANYAK TENAGA KERJA, NAMUN
TIDAK TERLATIH (Unskill Labour)
10
BAHAN BAKU DAN KOMPONEN KUNCI sangat tergantung dari Impor, sebagai Contoh :
• 50% Petrokimia, 74% Logam Dasar
1 • Merupakan Bagian Penting di Bidang Industri Elektronik dan Otomotif
Belum Optimalnya
• ZONA INDUSTRI yang Komprehensif, (Migas vs Petrokimia)
2 • ZONA EKONOMI kurang dikembangkan (Batam, Karawang, Bekasi & Jawa Tengah)
TREND SUSTAINABALITY kini menjadi KEWAJIBAN, bukan lagi PILIHAN
• EKSPOR perlu memiliki Syarat (EUROX, AFTA)
• Perubahan Peluang Bisnis (BIOMATERIALS, SOLAR)
62% PEKERJA INDONESIA bekerja pada UMKM dengan Nilai Produktifitas yang
4 masih Rendah
5 • Kecepatan rata-rata FIBER: <10Mbps (bukan 1Gbps)
• CLOUD: INFRASTRUKTUR masih Cloud yang terbatas
Indonesia memiliki Angkatan Kerja terbesar ke-4 di Dunia, namun sangat
6 kekurangan Talenta; contoh: Anggaran Pendidikan Pemerintah hanya $114 per
Kapita
Saat ini, Aliran FDI (Foreign Direct Investment) Investasi Langsung Luar Negeri ke
7 Indonesia tidak tumbuh (0% selama 2013-2016), walaupun Indonesia kekurangan
Pendanaan dan Akses terhadap Teknologi Baru
• ANGGARAN LITBANG NEGARA sangat terbatas; hanya 0.1-0.3 % dari PDB (Produk
8 Domestik Brutto)
• Belum adanya PUSAT LITBANG yang kuat dan disponsori PEMERINTAH / SWASTA
Peraturan dan Kebijakan yang berpotensi tumpang tindih, ditangani oleh beberapa
9 Kementrian, contoh: Upstream oleh KEMENTERIAN ESDM, MIDSTREAM oleh
KEMENTERIAN PERINDUSTRIAN, PEMERINTAH PUSAT & DAERAH
Indonesia memiliki Angkatan Kerja terbesar ke-4 di Dunia, namun sangat
kekurangan Talenta; contoh: Anggaran Pendidikan Pemerintah hanya $114 per
Kapita
21
 ITERATION INNOVATION DISRUPTION
Doing the Same thing Doing the New Thing Doing Things Differently
Membuat hal yang Membuat hal baru so Others Will be
sama lebih baik Obsolote
THE PRESENT Membuat hal baru,
THE PAST sehingga yang lama
Logika hari ini tidak terpakai lagi
Logika Masa Lalu “Perfomance Management”
THE FUTURE
Dunia Era Baru
“No Linear Innovation”
Apakah yang perlu
ANDA persiapkan?
“SYSTEM-TECHNOLOGY-
PEOPLE”

22
II

23
TOKOH2 JUJUR & SEDERHANA

DR. H. MOHAMMAD HATTA

“Apa yang kita lakukan di dunia
ini, kelak semuanya akan
dipertanggungjawabkan melalui
pengadilan Allah.. Tak ada harta
Pusaka yang sama berharganya
dengan Kejujuran.”

24
TOKOH2 JUJUR & SEDERHANA

"Kata-kata mutiara yang masih saya

ingat dari Pak Hoegeng adalah Baik
menjadi Orang Penting, tapi lebih
Penting menjadi orang Baik," kenang
Mantan Kapolri Jenderal Widodo
Budidarmo
Kisah Beliau mirip dengan Elliot Ness,
Penegak Hukum legendaris yang
memerangi Gembong Mafia Al Capone
di Chicago, Amerika Serikat

“.Kita tidak gentar menghadapi orang orang gede

siapa pun. Kita hanya takut kepada Tuhan Yang Maha
Esa. Jadi, walaupun keluarga sendiri, kalau salah
tetap kita tindak. Geraklah The Sooner The Better –
25
Jend. Hoegeng Imam Santoso”
 TOKOH2 JUJUR & SEDERHANA

"”Banyak di antara Masyarakat tidak menyadari, tegaknya Hukum menentukan Kinerja Ekonomi.
Sebab, munculnya Supremasi Hukum akan membuat Pelaku Bisnis tenang. Kalaupun bisnisnya
”diusik”, para pebisnis itu akan tenang karena ada Hukum. Jaksa akan menjalankan tugasnya
dengan baik dan Hakim akan menjatuhkan Vonis yang sesuai Hukum dan Rasa Keadilan.”

“….Lopa mengungkapkan, seorang Penegak Hukum Mutlak

Berintegritas. Ia boleh Hidup Ekstra Sederhana, tetapi itu tidak bisa
menjadi Alasan menerima apa pun dari Siapa pun. ”
26
TOKOH2 JUJUR & SEDERHANA

"Dr. H. Mar'ie Muhammad, M.Si..”, Menteri Keuangan

Kabinet Pembangungan VI. Tahun 2001-2004. diberi gelar
Mr. Clean karena Perjuangannya memberantas Korupsi di
Era-nya yang masih sarat dengan Korupsi.
Salah satu Menteri yang pernah hampit ditolak Masuk Istana
saat menerima Penghargaaan Bintang Mahaputra karena
menaiki Kendaraan Toyota Kijang lama. Mantan Aktivis
Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) tahun 1963 - 1965

“…. "Kami berharap kehadiran Pak Mar'ie Muhammad di Dunia ini akan selalu dijadikan contoh
teladan terutama bagi Generasi-generasi yang akan datang,…Beliau adalah Legenda" (Sri Mulyani
Indrawati, S.E., M.Sc., Ph.D, Menteri Keuangan pada Kabinet Kerja dan Kabinet Indonesia Maju”)
27
III

28
 SEJARAH ISO DI DUNIA

dimulai dari Dunia Militer sejak Perang Dunia II.

Pada tahun 1943, Pasukan Inggris membutuhkan
banyak Amunisi Perang, yang berhubungan
dengan banyak Supplier. maka demi kebutuhan
Standarisasi Kualitas, dirasa perlu untuk
menetapkan Standar Seleksi Supplier.

dimulai dari Kota London pada Tahun

1946, sebanyak 65 Delegasi dari 25
Negara bertemu untuk membahas masa
depan Standardisasi Internasional. Pada
tahun 1947, ISO resmi datang dalam
keberadaan 67 Komite Teknis
(Kelompok Ahli berfokus pada Subjek
tertentu).
Kantor Sekretariat Pertama ISO, sebuah Rumah Kecil, Swasta di Route de Malagnou,
Jenewa, tahun 1940. Awal 1950-an ISO hanya memiliki 5 Anggota Staf.

29
SEJARAH ISO DI DUNIA

Ini adalah Sampul ISO Journal dari Mei 1952. Tahun

1951, Standar Pertama ISO / R 1:1951 dari Standard
Acuan Suhu untuk Pengukuran Industri Panjang,
adalah Be, diterbitkan. Referensi Suhu Standar untuk
Spesifikasi Produk Geometris

Tahun 1955, anggota ISO berkumpul di Stockholm

di Majelis Umum ke-3. Pada awal 1955, ISO
memiliki 35 Anggota dan Standar 68. Henry St
Leger adalah Sekretaris Jenderal saat itu
30
Bagian dari sebuah Sistem Manajemen yang berkenaan dengan Mutu
(terjemahan bebas, ISO 9000, klausul 3.5.4) dan merupakan Standar
yang berisi Persyaratan Sistem Manajemen Mutu
INFO DASAR ISO
Istilah dari “International Organization for Standarization”
Adalah “Non-governmental Organization” (NGO) yang didirikan 23
Februari tahun 1947 dengan Kantor Pusat di Geneva-Swiss.
Berlokasi di ISO Central Secretariat : Chemin de Blandonnet 8 CP 401 -
1214 Vernier, Geneva, Switzerland
Merupakan Federasi Dunia dari Standardisasi Nasional berjumlah lebih
dari 182 Negara, Indonesia yang diwakili BSN (Badan Standarisasi
Nasional terdapat kurang lebih 261 Badan Standarisasi
ISO Standar adalah “Market Driven”, dimana Standar yang
dikembangkan berdasarkan konsensus Internasional beberapa Ahli dari
bagian yang memerlukan Standar
PERANAN ISO
Promosi, Publikasi dan Koordinasi tentang
Pengembangan Standardisasi dalam bidang Intelektual,
Scient, Tekhnologi dan Ekonomi yang saat ini kurang
lebih dari 23.019 International Standar telah diterbitkan 31
 AFILIASI ISO DI DUNIA

adalah Perwakilan resmi Komite ISO dari Indonesia. Kantor

Akreditasi Negara (KAN) mempunyai tugas menetapkan
Akreditasi dan memberikan pertimbangan serta saran kepada
Badan Standardisasi Nasional (BSN) dalam menetapkan Sistem
Akreditasi dan Sertifikasi

KAN dan BSN dalam penerapan Sistem Akreditasi dan

Sertifikasi bekerjasama dengan Forum Asosiasi Badan
Penilaian Kesesuaian Akreditasi Dunia, salah satunya
adalah dengan IAF (International Acreditation Forum)
dalam hal Penilaian Kesesuaian di bidang Sistem
Manajemen, Produk, Jasa, Personil dan Program yang
bertujuan melakukan Penilaian Kesesuaian
Dan tanggal 9 Juni 2011 ditetapkan sebagai
Hari Standarisasi Dunia oleh IAF

32
 SEJARAH ISO DI INDONESIA

TAHUN 1955
Anggota ISO

1928 TAHUN 1966

Anggota IEC

"STICHTING FONDS VOOR DE

NORMALISATIE IN NEDERLANDS "NORNALISATIE RAAD" (Dewan Normalisasi)
INDIE” (Yayasan Normalisasi di Hindia menjadi YAYASAN DANA NORMALISASI
Belanda) dan "NORNALISATIE RAAD" INDONESIA (YDNI)
(Dewan Normalisasi) di Bandung, Jabar 1951
PANITIA PEMBENTUKAN
DEWAN STANDARISASI 1982
NASIONAL (PDSN)

1973 1978 KETUA DSN

1984
Menristek Prof. Dr. Ing. H.
Bacharuddin Jusuf Habibie, FREng
PROGRAM SISTEM PANITIA PERSIAPAN TERBIT KEPPRES NO.20
NASIONAL SISTEM STANDARISASI TAHUN 1984 TENTANG DEWAN
STANDARISASI NASIONAL (PPSN)
1981 STANDARISASI NASIONAL
UU. NO.2 TAHUN 1981
METROLOGI LEGAL 33
 Indonesia
Indonesia Philipina Thailand Singapore Hongkong China Afganistan

Taiwan Australia / New Zealand Korea Selatan Japan Italy Germany

98/OCF.01

Certificação
Gestão da
Qualidade

Belgia Spanyol United France Bulgaria Rumania Holland Portugal

Kingdom

34
 SEJARAH ISO DI INDONESIA

18 SEPTEMBER THN 2003

PERATURAN PEMERINTAH No. 102 Tahun 2000

21 JUNI TAHUN 2010 TAHUN 2012 - 2019
UU No. 7 TAHUN 1994
BSN dipimpin oleh Ir.
KEPPRES NO. 103 TAHUN 2001 Bambang Prasetya
TAHUN 2007- 2012
KEPPRES NO. 78 TAHUN 2001 BSN dipimpin oleh Ir.
Ir. Bambang Setiadi
KEPPRES NO. 79 TAHUN 2001 TAHUN 2002- 2017 BSN
dipimpin oleh Ir. Imam
Sudarwo 12
TERBIT KEPPRES NO. 13 TAHUN
1954 1954 1997 BSN dibentuk dan 27 Maret
1997, DSN dihapuskan. Dipimpin
oleh Ir. Herudi Kartowisastro 07
TERBIT KEPPRES NO.20 TAHUN 1984 DEWAN
STANDARISASI NASIONAL ditetapkan.
Menristek Prof. Dr. Ing. H. Bacharuddin Jusuf
Habibie, FREng 02
1971 97
MILLESTONE ISO Indonesia
35
 LATAR BELAKANG ISO 37001

2011 2016 2017

2012
Perpres 55/2012
2016 Publish ISO
2018
Peningkatan
Stranas PPK 37001:2016 BSN meningkatkan
jangka Pendek dan 14 Oktober 2016, Standar Penerapan, dan
Menengah SMAP Internasional Kerjasama Lintas
didukung Permen Pertama, melalui PC 278 Organisasi pada
PPN 01/2013 (36 Negara Partisipan) beberapa Sektor:
BS 10500 Perpres 10/2016 Pilot Project Migas, Pelayanan
September, 2016 sebagai PJ BSN fasilitasi Penerapan Masyarakat, dan
British Standard
untuk mengkaji dan (UMK, Pemerintah, lainnya
melibatkan 30 Expert
Menyusun Standar Sistem BUMN) untuk melihat
Public Private
Manajemen Anti Penyuapan Efektifitas

36
IV

37
 PIHAK TERKAIT

ISU KONSUMEN
CONSUMER
ISSUE PRAKTIK
LINGKUNGAN TENAGA KERJA
ENVIRONMENT LABOUR ISO 37001:2013 menetapkan
PRACTICE
Isu Eksternal dan Internal yang
relevan antara lain Tujuan dan
Arah yang Strategik serta
mempengaruhi Kemampuan
ORGANISASI OPERASIONAL Organisasi untuk mencapai
PENYESUAIAN
hasil yang diinginkan Sistem
KOMUNITAS INFORMASI INSTANSI PROSEDUR
COMMUNITY LEMBAGA YANG WAJAR
Manajemen Anti Penyuapan,
sebagai Dasar Pemetaan
PERATURAN

berbasis Analisa Resiko (Risk

Based) Analysis)
HAK AZASI
MANUSIA PENGEMBANGAN
HUMAN RIGHTS MASYARAKAT
PEMERINTAH
ORGANIZATION
GOVERNANCE

38
 IDENTIFIKASI PIHAK TERKAIT

PIHAK TERKAIT KEINGINAN / HARAPAN

Pelayanan yang memuaskan
1. MASYARAKAT / CUSTOMER
Informasi yang Transparan & Akuntable
PIHAK TERKAIT Respon terhadap perlakuan Kebijakan
2. KOMUNITAS
Dukungan yang saling menguntungkan
Kesehjateraan, Kesehatan Keselamatan
3. KARYAWAN / STAFF
Kesetaraaan Profesi, Prestasi dan Gender
• Kepatuhan terhadap Peraturan &
Kebijakan
4. PEMERINTAH
• Implementasi berdasarkan Komitmen
Pimpinan dan Organisasi
• Reputasi Organisasi yang baik &
5. INVESTOR / REGULATOR Profesional
• Responsif terhadap Aspek Perubahan
Orientasi kepada Gerakan Sosial &
6. LINGKUNGAN
Keagamaan
7. INSTITUSI Siap, Trampil, Adaptif, Kreatif, dan Edukatif

39
PIHAK BERKEPENTINGAN

Stranas PK adalah Arah Kebijakan

Nasional yang memuat Fokus dan
Sasaran Pencegahan Korupsi yang
digunakan sebagai acuan
Kementerian, Lembaga, Pemerintah
Daerah, dan Pemangku
Kepentingan lainnya dalam
melaksanakan Aksi Pencegahan
Korupsi (Aksi PK) di Indonesia.

40
STRUKTUR STRANAS PK

41
REFLEKSI SURVEY 2019

42
REFLEKSI SURVEY 2019

43
REFLEKSI SURVEY 2019

44
PIHAK BERKEPENTINGAN

45
RELEVANSI PIHAK TERKAIT

PIHAK TERKAIT

DIPERLUKAN SISTEM
MANAJEMEN ANTI
PENYUAPAN (Anti Bribery)

46
 IMPLEMENTASI VISI DAN MISI
ASPEK DAMPAK
PEMENUHAN HARAPAN
ANTI PENYUAPAN
UNTUK KEPUASAAN PIHAK
TERKAIT

KEBIJAKAN, SASARAN & PROGRAM

PERSONIL
PERALATAN
TANGGUNG JAWAB & WEWENANG
KEBUTUHAN
KUALIFIKASI DAN KOMPETENSI
KEMAMPUAN
PELATIHAN DAN PENGEMBANGAN PEMELIHARAAN
REKAMAN (RECORDING) KONDISI

KETERSEDIAAN KETERSEDIAAN

MATERIAL
SPESIFIKASI
PENYIMPANAN
INFORMASI/METODE
PENGADAAN
KEBUTUHAN
KETERSEDIAAN
LINGKUNGAN SPESIFIKASI
PENETAPAN AKURASI
KOMUNIKASI
PENGELOLAAN
KETERSEDIAAN 47
PENETAPAN VISI MISI ORGANISASI

SMO : Bagian dari keseluruhan Sistem Manajemen yang

meliputi Struktur Organisasi, Rencana Kegiatan,
Tanggung Jawab, Prosedur, Proses dan Sumber
Daya untuk Pengembangan, Penerapan,
Pencapaian dan Pemeliharaan Kebijakan atau
arah Perusahaan / Organisasi

EMPLOYEE
METODE
WHY WE NEED A SYSTEM..? PROSES STAKEHOLD
BECAUSE TO BE DEVELOP
COORPORATE CULTURE TEKNOLOGI EQUIPMENT

& ANTY BRIBERY CITIZEN

STOCKHOLD

SYSTEM
48
PENTINGNYA SISTEM MANAJEMEN

Organisasi harus :
• Menetapkan, mendokumentasikan, menerapkan dan memelihara suatu
Sistem Manajemen Mutu yang bersesuaian dengan Persyaratan dari
Standar.
• Keefektifan dari Peningkatan Berkesinambungan (Contionius Improvement)
dengan Metode PLAN - DO – CHECK – ACTION terhadap Aspek S – T – P
(System – Tehnology – People)

SYSTEM REQUIREMENT

DOCUMENT REQUIREMENT OF CONTROL MAIN

SYSTEM STANDART ACTIVITIES

GENERAL
MONITORING POLICY & OBJECTIVES DICIPLINES

REVIEW 49
... MONITORING S – T - P

TECHNOLOGI &
EQUIPMENT
TECHNOLOGI & EQUIPMENT
KETERSEDIAAN (AVABILIALITY)
OPERASIONAL (OPERATION)
TERINTEGRASI (COMPATIBELITY)
PEOPLE SYSTEM &
KEAMANAN (SECURITY) (HRD) PROCEDURE

KEMUDAHAN (ACCESSIBILITY)

PEOPLE
JUMLAH PERSONAL SEBANDING DENGAN BEBAN KERJA (QUANTITY)
KOMPETENSI PERSONAL MELIPUTI QUALITY PERSON & PROFESIONAL (QUALITY)
INTERACTION HARMONIUSTY (TEAM WORK)

SYSTEM & PROCEDURE

ADA/TIDAK ADA BISNIS PROSES (AVABILIALITY)
DAPAT DITERAPKAN (AVABILIALITY)
MUDAH DITERAPKAN (SIMPLE)
FLEXIBEL DITERAPKAN (CONTROLABLLE)
50
 ILLUSTRASI PDCA 27001:2013
....... DALAM ORGANISASI
SISTEM INTEGRASI
PROSES UTAMA

VISI DAN MISI

PROSES PENDUKUNG PROSES MUTU

KONTROL SISTEM

ANALISA & EVALUASI

RISK BASED 51
DEFINISI PDCA

DEFINISI PDCA 37001:2013

MENETAPKAN TUJUAN DARI SISTEM DAN PROSESNYA, SUMBER DAYA YANG
PLAN DIBUTUHKAN UNTUK MENCAPAI HASIL YANG TERKAIT DENGAN PERSYARATAN DAN
KEBIJAKAN ORGANISASI, IDENTIFIKASI DAN MENGATASI RISIKO DAN PELUANG

LAKSANAKAN APA YANG TELAH DIRENCANAKAN, TULIS APA YANG DIKERJAKAN –

DO KERJAKAN APA YANG DITULIS

PANTAU DAN UKUR (APABILA DAPAT DILAKUKAN) PROSES PRODUK ATAU JASA TERHADAP
CEK KEBIJAKAN, SASARAN, PERSYARATAN DAN RENCANA KEGIATAN. LAPORKAN HASIL KEGIATAN
INI, LAKUKAN MONITORING SECARA BERKELANJUTAN

AMBIL TINDAKAN UNTUK MENINGKATKAN KINERJA, JIKA DIPERLUKAN, LAKUKAN

ACTION PERBAIKAN BILA ADA KESALAHAN, serta TINDAKAN PENCEGAHAN

52
 SIKLUS PDCA 37001:2016

CONTINUES IMPROVEMENT
PLAN DO

& Expectacion
& Expectacion
Requirements

Information
Information
CONTINUES IMPROVEMENT

MAINTENANCE AND

Manageg
Security
Security

ESTABLISH THE IMPROVE THE

CONTINUES IMPROVEMENT
DOCUMENT ISMS EVECTIVENSES OF THE
ABMS

Business Partner)
Business Partner)

Interest Perties
Interest Perties

(Customer &
(Customer &

ACTION CEK

IMPLEMENT AND MONITOR AND

OPERATE THE ABMS REVIEW THE ISMS

SUSTAINABILITY TOTAL QUALITY

53
 ILLUSTRASI PDCA 37001:2016
....... DALAM SKEMA ABSM
VISI DAN MISI

KEBIJAKAN
SMKI

RENCANA
ABSM

SASARAN
ABSM

ANALISA
RESIKO
DOKUMENTASI
AUDIT
INTERNAL

TINDAKAN
PERBAIKAN
MANAJEMEN
REVIEW 54
 ARAH IMPROVEMENT

VISI
ILUSTRASI ORGANISASI
STANDAR MUTU PRODUK ATAU JASA INTERNASIONAL

55
IV

56
DEFINISI PENYUAPAN

ISO 37001 Sistem Manajemen Anti Penyuapan merinci Persyaratan dan

1 menyediakan Panduan untuk menetapkan, menerapkan, memelihara,
meninjau dan meningkatkan Sistem Manajemen Anti Penyuapan

Menawarkan, Menjanjikan, Memberikan, Menerima atau Meminta

Keuntungan yang tidak semestinya dari Nilai apapun (berupa Keuangan atau
Non Keuangan), Langsung atau Tidak Langsung, terlepas dari lokasi,
2 merupakan Pelanggaran Peraturan Perundang-undangan, sebagai Bujukan
atau Hadiah untuk orang yang bertindak atau menahan diri dari bertindak
terkait Kinerja (klausul 3.16) dari Tugas Orang tersebut

57
RUANG LINGKUP PENYUAPAN

58
RUANG LINGKUP PENYUAPAN

59
TUGAS DAN KEDUDUKAN

60
6 PRINSIP SNI ISO 37001

61
 6 PRINSIP SNI ISO 37001

1 PROSEDUR YANG PROPOSIONAL

Kebijakan dan Prosedur yang ada harus Proposional dengan Resiko
Penyuapan yang dihadapi. Disesuaikan dengan Budaya dan Lingkup
penerapannya agar mencapai tujuan Organisasi mencegah Penyuapan.
Resiko Signifikan memerlukan Prosedur lebih luas dan Metode yang detail,
termasuk Prosedur Analisa Resiko.

2 KOMITMEN PIMPINAN
Kepemimpinan Efektif Pencegahan Penyuapan disesuaikan dengan Ukuran
Organisasi, Struktur Manajemen dan keadaan saat itu. Pimpinan dapat
menjaga Kebijakan dilaksanakan, dikomunikasikan kepada Vendor / Pihak
Berkepentingan, dan menjamin hasil Analisa Resiko.

3 MANAJEMEN RESIKO
Berdasarkan Stakeholder yang terkait dan Isu Internal dan Ekseternal,
Organisasi menganalisis Resiko dan didokumentasikan. Secara umum Resiko
Eksternal dikategorikan menjadi: Resiko negara, Resiko Sektor, Resiko
Transaksi, Resiko dari Peluang Bisnis dan Resiko Rekanan. Kompleksitas
metode yang diambil untuk mencerminkan Maturitas Organisasi

62
 6 PRINSIP SNI ISO 37001

4 DUE DILIGENCE / UJI KEPATUTAN

Kegiatan (memiliki Prosedur) yang dilakukan terhadap Proses/Personil/Unit
Kerja yag memiliki Nilai Resiko diatas Rendah untuk memastikan tidak terjadi
baik. Due Diligence terhadap Mitra Usaha perlu mengkaji Kebenaran Lokasi,
Kepatuhannya terhadap Aturan Hukum, dan Kebijakan Anti Korupsi yang
dimiliki

5 KOMUNIKASI EFEKTIF
Setiap persyaratan standar harus dapat dikomunikasikan sesuai
peruntukannya. Bila perlu buat daftar komunikasi dan penanggungjawabnya.
Hal yan wajib dikomunikasikan adalah kebijakan anti suap dan dokumentasi
kepada internal dan eksternal. Training atau sosialisasi kepada personil
organisasi untuk memudahkan Komunikasi.

6 MONITORING DAN REVIEW / EVALUASI

Monitoring dilakukan melalui Tim Komunikasi Kepatuhan yang melaporkkan
kepada Pimpinan Puncak. Monitor dilakukan secara berkala. Hasil dari
Monitoring dan Review dapat berupa Perubahan Resiko, Prosedur maupun
Kebijakan yang Menunjukan efektivitas penerapan Sistem Manajemen Anti
Penyuapan.

63
IV

64
TAHAPAN DIAGNOSA ANALISA DAN TAHAPAN IMPLEMENTASI DOKUMENTASI
DOKUMENTASI ISO 27001:2013

TRAINING KICK OFF

EXISTING &
IMPLEMETATION
DIANOGSTIC DOCUMENT INTERNAL
IMPLEMENTATION
ASSESSMENT AUDIT TRAINING
ISO 37001:2016
REQUIREMENT
ACTION PLAN IMPLEMENTATION INTERNAL
BENCHMARKING
REVIEW AUDIT

CREATE ISO EXISTING

DOCUMENT DOCUMENT MANAGEMENT PRE - AUDIT
REVIEW CERTIFICATION

REVIEW &
APPROVAL CORRECTIVE PRE -
ACTION ASSESSMENT

TAHAPAN AUDIT SERTIFIKASI

ASSESSMENT ISO 37001:2016

65
 REFLEKSI SURVEY 2019

ISO 37001 mengadopsi High Level Structure – Annex SL (Struktur Tingkat Tinggi),
terdiri dari 10 klausul yang bertujuan untuk memudahkan Integrasi dengan Sistem
Manajemen Lainnya.

…adalah Istilah untuk Kerangka Sistem Manajemen

Generik dan Cetak Biru (blueprint) atau Pedoman
Terpadu untuk Pengembangan semua Standar Sistem
Manajemen Baru di masa mendatang.

Core Text ISO 37001 identik dengan 45 Peryataan

“Shall”.(Mandatory), dan 84 Requirement

66
REFLEKSI SURVEY 2019

ISO 9001 = Quality Management System

(QMS)
ISO 14001 = Environment Management
System (EMS)
ISO 20000 = Information Technology
Management System (ITMS)
ISO 22000 = Food Safety Management
System (FSMS)
ISO 27000 = Information Security
Management System (ISMS)
ISO 28000 = Supply Chain Security
Management System (SCSM)
ISO 37000 = Anti Bribery Management
System (ABMS)
ISO 45001 = Occupation Health & Safety
Management System
ISO 50000 = Energy Management System
ISO 55000 = Asset Management System
67
 KLAUSUL ANTI PENYUAPAN
4.1 ISU INTERNAL & EKSTERNAL
4.2 PIHAK BERKEPENTINGAN DAN PERSYARATAN
4.3 LINGKUP SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN
10.1 KETIDAKSESUAIAN DAN TINDAKAN KOREKTIF 4.4 SISTEM MANAJEMEN ANTI PENYUAPAN
4.5 PENILAIAN RESIKO PENYUAPAN
10.2 PENINGKATAN BERKELANJUTAN

5.1 KEPEMIMPINAN DAN KOMITMEN

5.2 KEBIJAKAN ANTI PENYUAPAN

4 5.3 PERAN & TANGGUNG JAWAB

10 5
6.1 TINDAKAN RESIKO DAN PELUANG
6.2 SASARAN ANTI PENYUAPAN
9.1 PEMANTAUAN, PENGUKURAN, ANALISIS
9.2 AUDIT INTERNAL 9 6
9.3 TINJAUAN MANAJEMEN
9.4 TINJAUAN FUNGSI KEPATUHAN ANTI PENYUAPAN

8 7
8.1 PERENCANAAN DAN PENGENDALIAN OPERASI
8.2 UJI KELAYAKAN 7.1 SUMBER DAYA
8.3 PENGENDALIAN KEUANGAN 7.2 KOMPETENSI
8.4 PENGENDALIAN NON KEUANGAN 7.3 KEPEDULIAN DAN PELATIHAN
8.5 PENGENDALIAN ANTI PENYUAPAN 7.4 KOMUNIKASI
8.6 KOMITMEN ANTI PENYUAPAN 7.5 INFORMASI TERDOKUMENTASI
8.7 HADIAH, KEMURAHAN HATI, SUMBANGAN
8.8 MENGELOLA KETIDAKCUKUPAN ANTI PENYUAPAN
8.9 MENINGKATKAN KEPEDULIAN
68
8.10 INVESTIGASI DAN PENANGANAN PENYUAPAN
KESETARAAN KLAUSUL – SERI ISO

69
PDCA SNI ISO 37001:2016

PLAN DO CHECK ACTION

BUSINESS PROCESS
PERENCANAAN PEMANTAUAN
KONTEKS (Proses Kegiatan
PENGENDALIAN PENGUKURAN
ORGANISASI Aktivitas)
OPERASIONAL (KL. 8.1) (KL. 9.1)
KL. 4.4
KETIDAKSESUAIAN
FUNGSI KEPATUHAN TINDAKAN TINDAKAN PERBAIKAN
ANALISA ANTI PENYUAPAN MENGURANGI TINGKAT AUDIT INTERNAL (KL. 10.2)
STAKEHOLDER KL. 5.3.2 RESIKO (KL. 8.1.2) (KL. 9.2)

PENINGKATAN
PENILAIAN RESIKO PENGENDALIAN BERKELANJUTAN
(Risk Assessment) TINJAUAN UMUM
RUANG LINGKUP PEMBELIAN / (KL. 10.3)
KL. 6.1.2 (KL. 9.3)
PENGADAN (KL. 6.1.2)

SASARAN ANTI MENGELOLA TINJAUAN FUNGSI

PENILAIAN RESIKO
PENYUAPAN PERUBAHAN KEPATUHAN
PENYUAPAN
KL. 5.3.2 (KL. 6.1.3) INTERNAL (KL. 9.3)

LEADERSHIP POLICY RESPONSIBILITY

Komitmen dan Aspek Pengembangan Penetapan Tugas, dan
Kepemimpinan Kebijakan Tanggung Jawab

70
KLAUSUL INTEGRASI ISO

71
 KLAUSUL INTEGRASI ISO

BAB KLAUSUL ISO 9001 KLAUSUL 37001

1 RUANG LINGKUP RUANG LINGKUP

2 ISTILAH DAN DEFINISI ISTILAH DAN DEFINISI

3 ACUAN NORMATIF ACUAN NORMATIF

KONTEKS ORGANISASI Idhem
4.1 . Isue Internal dan Eksternal Idhem
4 4.2 Pihak Berkepentingan dan Persyaratan Idhem
4.3 Lingkup System Manajemen Mutu 4.3 Lingkup System Manajemen Anti Penyuapan
4.5 - Tidak Ada 4.5 Penilaian Resiko Penyuapan
5.1 Kepemimpinan dan Komitmen Idhem
5.1.1 Umum 5.1.1 Dewan Pengarah.
5.1.2 Fokus Kepuasan Pelanggan 5.1.2 Manajemen Puncak
5.2 Kebijakan Mutu 5.2 Kebijakan Anti Penyuapan
5.2.1 Menetapkan Kebijakan Mutu 5.2.1 - Tidak Ada
5 5.2.2 Komunikasi Kebijakan Mutu 5.2.2 - Tidak Ada
5.3 Peran, Tanggung Jawab dan Wewenang 5.3 Peran, Tanggung Jawab dan Wewenang
Organisasi Organisasi
5.3.1 - Tidak Ada 5.3.1 Peran dan Tanggung Jawab
5.3.2 - Tidak Ada 5.3.2 Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan
5.3.3 - Tidak Ada 5.3.3 Pengambilan keputusan yang didelegasikan

72
 KLAUSUL INTEGRASI ISO

BAB KLAUSUL ISO 9001 KLAUSUL 37001

PERENCANAAN PERENCANAAN
6.1 Tindakan untuk menangani Resiko dan 6.1 Tindakan yang ditujukan pada Resiko dan
Peluang Peluang
6.1.1 Perencanaan SMM mempertimbangkan Isue 6.1.1 - Tidak Ada
dimaksud dalam 4.1
6
6.1.2 Organisasi harus merencanakan Tindakan 6.1.2 - Tidak Ada
untuk menangani Resiko dan Peluang
6.2 Sasaran Mutu dan Perencanaan 6.2 Sasaran Anti Penyuapan dan Perencanaan
6.3 Perencanaan Perubahan (Management Of 6.3 - Tidak Ada
Change/ MOC)
DUKUNGAN DUKUNGAN
7.1 Sumber Daya 7.1 Sumber Daya
7.2 Kompetensi 7.2 Kompetensi
7
7.3 Kesadaran 7.3 Kepedulian dan Pelatihan
7.4 Komunikasi 7.4 Komunikasi
7.5 Informasi terdokumentasi 7.5 Informasi terdokumentasi
OPERASIONAL OPERASIONAL
8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional 8.1 Perencanaan dan Pengendalian Operasional
8.2 Persyaratan untuk Produk dan Layanan 8.2 Uji Kelayakan
8
8.3 Desain Pengembangan Produk dan Layanan 8.3 Pengendalian Keuangan
8.4 Pengendalian Produk dan Layanan Eksternal 8.4 Pengendalian Non Keuangan
yang disediakan
73
 KLAUSUL INTEGRASI ISO

BAB KLAUSUL ISO 9001 KLAUSUL 37001

OPERASIONAL OPERASIONAL
8.5 Produksi dan Penyediaan Layanan 8.5 Penerapan Pengendalian Anti Penyuapan
yang dikendalikan Organisasi dan Rekan
Bisnisnya
8.6 Pelepasan atas Produk dan Layanan 8.6 Komitmen Anti Penyuapan
8 8.7 Kendali atas Output yang tidak sesuai 8.7 Hadiah, Kemurahan Hati, Sumbangan dan
Keuntungan serupa
8.8 Komunikasi 8.8 Mengelola ketidakcukupan Pengendalian
8.9 Informasi terdokumentasi Anti Penyuapan
8.9 Meningkatkan Kepedulian
8.10 Investigasi dan Penanganan Penyuapan
EVALUASI KINERJA EVALUASI KINERJA
9.1 Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan 9.1 Pemantauan, Pengukuran, Analisis dan
Evaluasi Evaluasi
9.2 Audit Internal 9.2 Audit Internal
9
9.3 Tinjauan Manajemen 9.3 Tinjauan Manajemen
9.3.1 Tinjauan Manajemen Puncak
9.3.2 Tinjauan Dewan Pengarah
9.3 Tinjauan Fungsi Kepatuhan Anti Penyuapan
PENINGKATAN PENINGKATAN
10.1 Umum 10.1 Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan
10
10.2 Ketidaksesuaian dan Tindakan Perbaikan 10.2 Peningkatan terus-menerus
10. 3 Peningkatan terus-menerus 74
PEMBENTUKAN TIM 1. QUALITY ASSURANCE (QA) / TPM IMPLEMENTASI SISTEM RECORD
PENJAMINAN MUTU 2. DOCUMENT CONTROL (DC) MANAJEMEN MUTU IMPLEMENTATION
3. KEPATUHAN INTERNAL

DIAGNOSTIS IDENTIFIKASI & GAP ANALYSIS INTERNAL AUDIT &

ASSESSMENT DOKUMEN2 INTERNAL TIM INTERNAL AUDIT
MANAGEMENT REVIEW

IDENTIFIKASI PROSES 1. BISNIS PROSES MAPPING CORRECTIVE ACTION

BIDANG/BAGIAN & 2. ANALISA RESIKO (TIM
BISNIS PROSES UNIT MANAJEMEN RESIKO SUBMIT DOCUMENT
/ UMR)
PRE-ASSESMENT

1. QUALITY MANUAL * TANDA * Bisa / Tidak Digunakan

2. SASARAN & RENCANA MUTU di SNI ISO 37001:2016
DEVELOP SISTEM
3. PROSEDUR STANDAR
DOKUMENTASI SMM
4. WORK INSTRUCTION / IK
5. DOKUMEN PENDUKUNG

75
76
BEFORE ....

77
 AFTER ....

FACTUAL-INTELECTUAL-SPRITUAL-RELIGI
78
 TERIMA KASIH ....
SELAMAT BERJUANG
DALAM KEBERSAMAAN
Talavera Office Park, 28th Floor
Jl. TB. Simatupang Kav. 22-26
Jakarta Selatan - 12550
P : (+6221) 788 35 323
F : (+6221) 788 35 329
www.trama.consulting
Your solution partner
79