Anda di halaman 1dari 6

PERJANJIAN KERJA WAKTU TERTENTU

Nomor: 3336/PMK/TPM/SMF/2021

Pada hari Kamis ini tanggal 19 November 2021;

Nama : Endro Setyantono


Jabatan : Human Resources Department

Dalam hal ini bertindak untuk dan atas nama PT. Trimitra Putra Mandiri beralamat di Ruko Duta Mas Blok B2
No.26 Cipete Utara-Kebayoran Baru Jakarta Selatan 12160. Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK
PERTAMA

Nama : YUNI KARTIKA PUTRI


Tempat Tanggal Lahir : Jelapat, 07 Juni 1995
Nomor KTP : 6372024706950002
Jenis Kelamin : Perempuan
Jabatan : Smartfren Gadget Specialist (SGS)
Site : PT. SMART TELECOM
Alamat : Jl Kasturi II Blok W No.28 RT 26/006, Kel. Syamsudin
Noor, Kec. Landasan Ulin
No ID Card : 32603395

Untuk selanjutnya disebut sebagai PIHAK KEDUA

PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA bersama – sama disebut “PARA PIHAK” sepakat membuat sebuah
Perjanjian Kerja Waktu Tertentu dengan terlebih dahulu menerangkan hal-hal sebagai berikut;

- PIHAK PERTAMA adalah Perusahaan yang bergerak di bidang penyediaan jasa;


- PIHAK KEDUA adalah Smartfren Gadget Specialist (SGS) yang direkrut untuk melaksanakan tugas dan
ditempatkan pada Proyek Kerja PT. SMART TELECOM;

Atas dasar ketentuan-ketentuan yang telah disepakati bersama, dan dibuat atas kemauan bebas, tidak ada paksaan
serta mengerti dan penuh rasa tanggung jawab dari kedua belah pihak maka selanjutnya Perjanjian Kerja Waktu
Tertentu ini dibuat dengan syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan sebagai berikut;

PASAL 1
KEDUDUKAN JABATAN

PIHAK KEDUA diangkat sebagai Karyawan kontrak PIHAK PERTAMA mulai tanggal 16 November 2021 dan
berakhir pada tanggal 15 November 2022.

PASAL 2

1/6
TEMPAT PEKERJAAN

1. PIHAK KEDUA ditempatkan sebagai tenaga kerja di lokasi yang ditentukan oleh PT. PT. SMART
TELECOM yang selanjutnya disebut sebagai KLIEN
2. PIHAK PERTAMA berhak memberikan tugas kepada PIHAK KEDUA dilokasi lain pada posisi dan tempat
yang dibutuhkan, sesuai dengan kebutuhan;
3. PIHAK KEDUA bersedia menerima tugas penempatan dari PIHAK PERTAMA di seluruh wilayah Negara
Kesatuan Republik Indonesia;

PASAL 3
WAKTU KERJA

1. Waktu kerja PIHAK KEDUA diatur sesuai dengan jadwal yang ditentukan PIHAK PERTAMA atau Proyek
kerja dimana PIHAK KEDUA ditempatkan;
2. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tugas-tugasnya sesuai dengan petunjuk dan yang telah ditentukan
oleh PIHAK PERTAMA atau proyek kerja dimana PIHAK KEDUA ditugaskan;

PASAL 4
IZIN DAN MANGKIR

1. Tidak hadir karena sakit, harus disertai dengan Surat Keterangan Dokter yang sah disertai diagnosa
penyakit yang dideritanya dan akan dilakukan pengecekan oleh PIHAK PERTAMA jika diperlukan;
2. PIHAK KEDUA jika tidak masuk tanpa keterangan maka akan dipotong sesuai ketentuan KLIEN dan/atau
PIHAK PERTAMA;

PASAL 5
UPAH KERJA

1. Selama menjadi karyawan, PIHAK PERTAMA akan memberikan kepada PIHAK KEDUA imbalan dan
tunjangan-tunjangan sebagai berikut:
Gaji pokok : Rp. 3500000,- /Bulan
Tunjangan Kehadiran : Rp. ,- /Bulan
Insentif
BPJS Ketenagakerjaan
BPJS Kesehatan

2. Jadwal pelaksanaan pembayaran upah sebagaimana yang dituangkan dalam ayat 1 dan ayat 2 pada pasal ini,
akan dilaksanakan setiap bulannya pada tanggal yang ditentukan oleh Pihak Pertama;
3. Jadwal pelaksanaan pembayaran upah sebagaimana yang ditetapkan pada Pasal 3 diatas, mungkin akan
diundur pelaksanaannya dengan ketentuan sebagai berikut;
a. Jika jatuh pada hari libur Nasional maka pelaksanaan pembayaran akan dimundurkan ke hari kerja
berikutnya
b. Jika jatuh pada hari Sabtu atau Minggu maka pelaksanaan pembayaran akan dimundurkan ke hari Senin

4. Apabila terjadi kesalahan perhitungan (kekurangan atau kelebihan) dari pada pembayaran gaji yang

2/6
disebabkan oleh perhitungan, salah input dan atau kesalahan pada rekap absensi dan lembur, maka revisi
penggajian akan dilakukan pada penggajian periode bulan selanjutnya;
5. Atas seluruh pendapatan PIHAK KEDUA dari hasil kerjanya PIHAK KEDUA akan dikenakan pajak PPh
pasal 21 berpedoman pada Undang-undang Pajak Penghasilan Republik Indonesia yang berlaku dan pajak
tersebut akan dipotongkan oleh PIHAK PERTAMA dan disetorkan ke Kas Negara atas nama PIHAK
KEDUA;
6. Kepemilikan NPWP bersifat wajib bagi karyawan PT. Trimitra Putra Mandiri sesuai dengan prosedur
peraturan PPh. 21 dan bila tidak atau belum memiliki maka besar pajak PPh. 21 akan bertambah 20% dari
besar pajak PPh. 21 yang dikenakan;
7. Selain pajak pendapatan, dari jumlah pendapatan PIHAK KEDUA akan dikenakan potongan Program BPJS
Tenaga Kerja, pesiun dan jaminan kesehatansebesar 4% (Empat persen);

PASAL 6
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK PERTAMA

1. PIHAK PERTAMA wajib membayar kepada PIHAK KEDUA imbalan sebagaimana yang disebutkan
dalam pasal 6 ayat (1);
2. PIHAK PERTAMA berhak melakukan penilaian-penilaian atas kondite dan kinerja PIHAK KEDUA
melalui cara dan mekanisme yang diatur dalam Peraturan Perusahaan;
3. PIHAK PERTAMA berhak memberikan sanksi berupa teguran-teguran baik lisan atau tertulis, mutasi/
demosi, membayar ganti rugi yang diderita PIHAK PERTAMA akibat perbuatan sengaja oleh PIHAK
KEDUA dan PIHAK PERTAMA berhak memberhentikan PIHAK KEDUA apabila PIHAK KEDUA
melanggar peraturan-peraturan yang berlaku. Mekanisme pelaksanaannya diatur lebih lanjut dalam
Peraturan Perusahaan;
4. Memenuhi target perbulan yang harus dicapai sesuai dengan target yang telah ditentukan oleh KLIEN;
5. PIHAK PERTAMA wajib memberitahukan kepada PIHAK KEDUA segala peraturan yang berlaku dalam
lingkungan perusahaan baik secara lisan dan atau secara tertulis;

PASAL 7
HAK DAN KEWAJIBAN PIHAK KEDUA

1. PIHAK KEDUA wajib melaksanakan tugas dan bertanggungjawab atas jabatannya serta memberikan
masukan-masukan yang bermanfaat bagi kemajuan perusahaan;
2. PIHAK KEDUA tidak dibenarkan untuk melakukan kerja rangkap di perusahaan lain yang dapat merugikan
PIHAK PERTAMA baik secara langsung maupun tidak langsung;
3. PIHAK KEDUA wajib menjaga nama baik PIHAK PERTAMA dan/atau KLIENdan menjaga segala
kerahasiaan perusahaan menyangkut tugas dan kewajibannya dalam jabatan PIHAK KEDUA baik selama
menjadi karyawan maupun setelah tidak menjadi karyawan PIHAK PERTAMA;
4. PIHAK KEDUA dilarang untuk bekerja atau menerima perintah diluar dari SOP yang berlaku, apabila
ketentuan ini dilanggar, maka PIHAK KEDUA berkewajiban untuk bertanggungjawab secara penuh
terhadap kerugian atau kerusakan yang dialami oleh PIHAK PERTAMA dan/atau KLIEN;
5. PIHAK KEDUA wajib menjaga dan menggunakan secara baik perlengkapan kerja yang disediakan oleh
PIHAK PERTAMA maupun KLIEN dan wajib untuk segera melaporkan setiap kali terjadi kehilangan atau
kerusakan atas perlengkapan kerja tersebut;
6. Jika terjadi kerusakan barang/kehilangan barang milik KLIEN yang disebabkan oleh Kelalaian dan
Kecerobohan PIHAK KEDUA, Maka PIHAK KEDUA wajib untuk bertanggung jawab atas

3/6
kerusakan/kehilangan barang tersebut dengan melakukan penggantian ganti-rugi sesuai dengan tuntutan
KLIEN

PASAL 8
PEMUTUSAN HUBUNGAN KERJA

1. PIHAK PERTAMA dapat memutuskan hubungan kerja dengan PIHAK KEDUA secara sepihak sebelum
berakhirnya jangka waktu yang ditetapkan tanpa memberikan ganti rugi atau kompensasi apapun, apabila
PIHAK KEDUA telah melakukan pelanggaran-pelanggaran sebagai berikut;
a. PIHAK KEDUA melakukan tindakan/perbuatan yang bertentangan dengan Pancasila dan Undang-
Undang Dasar Negara Republik Indonesia Tahun 1945, serta tidak menjunjung tinggi asas Bhineka
Tunggal Ika sebagai pedoman dalam kehidupan sehari-hari terutama dalam lingkungan kerja;
b. PIHAK KEDUA melakukan tindakan/perbuatan yang termasuk kesalahan berat sebagaimana diatur
oleh ketentuan Pasal 158 Undang-undang No. 13 Tahun 2003 Tentang Ketenagakerjaan;
c. PIHAK KEDUA setelah dilakukan penyelidikan oleh PIHAK PERTAMA terbukti secara
meyakinkan telah melakukan tindakan berupa membocorkan rahasia Perusahaan dan/atau Rahasia
KLIEN sebagaimana diatur oleh Ketentuan Undang-undang No. 30 Tahun 2000 Tentang Rahasia
Dagang, kecuali tindakannya tersebut semata-mata diminta dan diwajibkan untuk kepentingan
Negara;
d. Mabuk,madat,memakai obat bius dan/atau menyalahgunakan obat-obatan terlarang, dan atau
terindikasi terlibat dalam hal tersebut,main judi atau melakukan tindakan asusila di dalamnya dalam
hal percobaan bunuh diri dengan cara apapun ditempat kerja termasuk di mess yang disediakan
PIHAK PERTAMA (jika ada) saat jam kerja maupun diluar jam kerja;
e. PIHAK KEDUA melanggar tata tertib dan Peraturan Perusahaan yang telah ditetapkan oleh PIHAK
PERTAMA dan atau melanggar peraturan/tata tertib dimana PIHAK KEDUA ditempatkan;
f. PIHAK KEDUA bersedia dirumahkan oleh PIHAK PERTAMA apabila lokasi tugas diputus kontrak
atau lokasi tugas tersbeut sudah habis kontrak nya oleh KLIEN, dan PIHAK KEDUA tidak akan
menuntut apapun kepada PIHAK PERTAMA;
2. Disamping ketentuan ayat 1 diatas, Pemutusan Hubungan Kerja juga dapat dilakukan karena:
a. PIHAK KEDUA mengajukan permintaan sendiri secara tertulis;
b. PIHAK KEDUA meninggal dunia;
c. PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar kerja perusahaan berdasarkan penilaian PIHAK
PERTAMA.

PASAL 9
PENYELESAIAN PERSELISIHAN

1. Para Pihak sepakat untuk menyelesaikan perselisihan yang timbul dari perjanjian ini dengan cara
musyawarah untuk mencapai mufakat
2. Apabila Perselisihan tidak dapat diselesaikan secara musyawarah untuk mufakat maka PARA
PIHAK,sepakat untuk menyelesaikannya di pengadialan Negeri setempat dan para Pihak memilih kediaman
hukum yang tetap di kepaniteraan pengadilan Negeri;

PASAL 10
BERAKHIRNYA PERJANJIAN

4/6
Dalam hal permintaan secara tertulis (Pengunduran diri atas permintaan atau atas kemauan PIHAK KEDUA), harus
memenuhi syarat sebagai berikut:

1. PIHAK KEDUA memberikan surat pemberitahuan kepada PIHAK PERTAMA secara tertulis minimal 30
(tigapuluh) hari sebelum tanggal mulai pengunduran diri;
2. Menyelesaikan semua pekerjaan yang sedang berlangsung dan memberikan kepada PIHAK PERTAMA
semua dokumen dan informasi yang perlu untuk kelanjutan dari setiap pekerjaan yang telah dimulai oleh
PIHAK KEDUA;

a. Dalam hal berakhirnya hubungan kerja seperti tersebut pada Pasal 10 ayat 1 ini,
maka:PIHAK KEDUA wajib Membayarkan denda atau kompensasi jika pengunduran diri
PIHAK KEDUA tidak sesuai dengan Pasal 10 ayat 1.Hal ini dikarenakan untuk menghindari
denda/ penalti dari KLIEN ataupun kekosongan karyawan pada PIHAK PERTAMA;
b. PIHAK KEDUA Mengganti kerugian yang diderita PIHAK PERTAMA sebagai akibat dari
Pemutusan hubungan kerja oleh PIHAK KEDUA yaitu memenuhi biaya administrasi yang
belum terselesaikan jika biaya administrasi tersebut belum lunas;
c. Dibatalkan, diberhentikan, ditunda dan berakhirnya perjanjian pekerjaan antara PIHAK
; PERTAMA dengan KLIEN;
b. PIHAK KEDUA meninggal dunia;
c. PIHAK KEDUA tidak memenuhi standar kerja perusahaan berdasarkan penilaian PIHAK
PERTAMA.
3. Pengakhiran hubungan kerja PIHAK PERTAMA dan PIHAK KEDUA sesuai dengan Pasal 10 adalah sah
demi hukum dan PIHAK PERTAMA tidak berkewajiban memberikan kompensasi berupa apapun juga
kepada PIHAK KEDUA;

PASAL 11
LAIN-LAIN

1. Hal-hal yang belum diatur atau belum cukup diatur dalam Perjanjian Kerja ini akan diatur dalam Peraturan
Perusahaan dan peraturan-peraturan lainnya yang akan dibuat oleh PIHAK PERTAMA merupakan bagian
tak terpisahkan dari Perjanjian Kerja ini;
2. Dengan ditandatanganinya Perjanjian Kerja ini, maka Perjanjian-perjanjian sebelumnya dianggap batal dan
telah berakhir demi hukum dan Perjanjian ini merupakan perjanjian baru bagi karyawan dan tidak ada
hubungannnya dengan perjanjian-perjanjian kerja sebelumnya sehingga kedua belah pihak tidak dapat
saling menuntut dalam bentuk apapun sehubungan dengan perjanjian-perjanjian kerja sebelumnya;

5/6
PASAL 12
PENUTUP

Demikian Perjanjian Kerja ini dibuat dan ditandatangani oleh PARA PIHAK tanpa adanya paksaan dari pihak
manapun untuk digunakan sebagaimana mestinya;

Dibuat di: Jakarta


Tanggal: 19 November 2021

PIHAK PERTAMA PIHAK KEDUA

Endro Setyantono YUNI KARTIKA PUTRI


HRD Department 32603395

6/6

Powered by TCPDF (www.tcpdf.org)

Anda mungkin juga menyukai