Pengantar Ilmu
Administrasi Publik
1
Revisi: 00/2019
Hal. 1 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
CHAPTER 1
CAPAIAN PEMBELAJARAN
Setelah mengikuti mata kuliah ini mahasiswa diharapkan mampu memahami konsep administrasi public.
Pendahuluan
Kehidupan masyarakat modern seperti saat ini semakin hari semakin bertambah . Hal ini
membawa konsekuensi semakin bertambahnya kebutuhan sekaligus juga membawa persoalan
cara pemenuhannya . Jikalau Resources tersedia, maka kebutuhan tersebut akan mudah
terpenuhi, akan tetapi, dengan terbatasnya resources menyebabkan timbulnya persoalan. Boleh
jadi persoalan tersebut akan mengakumulasi tidak hanya menjadi masyarakat, bahkan mengkristal
menjadi persoalan Negar a/ publik .
lstilah "'publik " sering dipahami oleh orang awam sebagai masyarakat atau persoalan/ problematika
yang ada dalam dan/ alau di seputar masyarakat (public affairs/ social affairs). Dalam hal ini
kemudian muncul tentang siapa yang memegang kendali otoritas untuk memecahkan public
affairs/ social affairs tersbut? Tidak seorangpun atau lembaga vang bisa mengklaim bahwa
dirinya paling berhak atau mempunyai otoritas rnemecahkannya Otoritas problem solving atas
public affiairs berhubungan dengan gradasi dari ruang dan waktu (space and time). Pada gradasi/
tingkatan meyangkut hajad hidup orang banyak dan pelayanan masyarakat, maka kata "publik "
diartikan sebagai Negara/ pemerintahan (state/ government). Disinilah letak state/ government
nampaknya dirinya sebagai lembaga yang paling berkompeten. Pada gradasi sualu waktu dan
ruang tertentu, state/government boleh jadi melakukan tindakan monopoli. Misal monopoli oleh
state sep.erti mencetak uang, perangko , Kartu Tanda Penduduk (KTP), Surat izin Mengemudi
(SIM), Pasport, Akta Kelalhiran, .tentara dan polisi serta lembaga peradilan. Bahkan di
beberapa Negara, hampir ·setiap sendi kehidupan ·manusia dipengaruhi dan diatur oleh Negara/
pemerintah. Akan tetapi, sejalan dengan perkembangan demokrasi pada waktu (time) dan ruang
(space) yang berbeda atau sama, banyak Negara tidak lagi melakukan monopoli. Negara
melakukan share pada prival dan/ atau lembaga/ organisasi no pemerinlah (Non Government
Organizations/ NGO) untuk bersama-sama menangani dan mengelola public affairs. Misal
seperti share untuk mengelola penyelenggaraan pendidikan, kesehatan, pertambangan
alam, gas dan minyak bumi, pengembangan argobisnis, lisrik, televisi dan radio, kereta api
Hal. 2 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
The Liang Gie mengelorn pokkan pengertian tentang adrninistrasi menjadi tiga
pengertian, yaitu: administrasi dalam pengertian proses atau kegiatan, ad ministrasi
dalam pengertian tata usaha dan administrasi dalarr pengertian pemerintah.
Adrninistrasi dalam pengertian proses atau kegiatan adalah segenap rangkaian
perbuatan penyelenggaraan dalam setiap usaha kerja sama kelompok manusia untuk
mencapai tujuan tertenlu . Sedangkan menurut ondang P. Siagian, administrasi adalah
proses selu ruh kerja sama antara dua manusia alau lebih yang d idasarkan atas
rasionalitas tertentu untuk mencapai tujuan yang telah ditentukan sebelumnya.
Pengertian administrasi ditilik dari kosa kata bahasa Inggris adalah “ administration",
yang mempun yai arti aktifitas yang berkaitan dengan sumber daya manusia dalam
rangka mencapai tujuan . Sedangkan dalam bahasa Belanda ("administratie ')
mempunyai arti clerical work atau pekerjaan kantor yang berhubungan dengan 'tulis-menulis/
surat menyurat. Kemudian dalam bahasa latin adalah Ad i ministrare yang mempunyai arti
melayani ( "to serve "). Pengertian yang terakhir i ni sepadan dengan pengertian memerintah ("
imperare '), melarang ( "vetare”). mengizinkan ("permittere ") dan hu kuman ( “punire")..
Hal. 3 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Ruang administrasi publik bisa di kelompokkan menjadi dua bagian, yaitu: pertama, ruang
lingkup general (umum/ luas/ makro) yang meliputi aspek-aspek organisasi, manajemen,
komunikasi/ i nformasi , financial l keuangan, personalia/ kepegawaian , logistic/ perbekalan ,
tata usaha dan human relation/ relasi publik; dengan tujuan untuk mencapai tingkat
efisiensi yang setinggi-tingginya. Kedua, ruang lingkup spesifik (khusus/ sempit/ mi kro),
yang meliputi administrasi sebagai birokrasi, organisasi dan kebijakan (policy). Tujuan yang
ingin dicapai adalah keadilan (justice). Pemberdayaan (empowernment), dan persamaan
(egalitarian and equity) dan solidaritas (solidarity).
Hal. 4 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Organisasi organisasi sosial lainnya dapal di buat hancur setiap waktu, tetapi
administrasi public tidak. Kehadiran atau eksistensi ad ministrasi public lekat
dengan eksistensi public. Selama public masih ada. maka administrasi public pun
tetap ada. Apapun yang tejadi, keinginan dan kepentingan masyarakat harus di
layani. Penyelenggaraan administasi public adalah penting untuk kehidupan
Hal. 5 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 6 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Untuk mengenal ketujuh karakter tersebut, Gerald E. Caiden juga memberikan lima pendekatan
yang dapat digunakan unt uk rnengidenti fikasi administrasi public. Kelima pendekatan
tersebut adalah:
Hal. 7 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
3. Administrasi Publik Sebagai Study Mengenai Sikap dan Perilaku Administrator yang
Berorientasi Kepada Penilaian Publik
Orientasi public yang dimaksud adalah sikap administrasi public yang berkaitan
dengan tujuan dan nilai social, kesadaran akan pendapat public, pembuktian keadilan,
kejujuran, manusiawi, terbuka, dan rnenghormati tanggung jawab public. Sehingga
administrasi public tidak mempunyai hak sama sekali untuk memonopoli urusan-
urusan kemasyarakatan atau public.
Pendekalan ini yang paling umum digunakan dalam analisa akademik administrasi
public sesuai dengan proses yang dipergunakan dalam aktivitas pen yelenggaraan
kebijakan public. Proses-proses yang dianggap bersifat khusus bagi administrasi
public meliputi : 1) Makna control politik dan pertanggungjawaban politik, 2) Mekanisme
kekuasaan dan distribusi kekuasaan di antara berbagai tingkat pemerintah, 3) Sistem
prestasi dan kompelisi terbuka, 4) Mengkonsolidasikan diri pada penganggaran dan
akuntansi public, usaha-usaha public, perencanaan nasional dan administrasi
pemerintah daerah.
Fokus perhatian identifikasi ini diletakkan pada pelayanan barang dan jasa publik tidak
dalam pengertian manajemen, tetapi lebih ditekankan pada publicnya. Jadi sifat public
lekat dengan ahi. ivitas ad mi nistrasi public. Identitas yang kelima merupakan suatu
ikhtiar untuk menghindarkan perdebatan mengenai definisi public, motif keuntungan,
tariggung jawab administrasi dan control politik. Administrasi public, diarahkan untuk
menyelenggarakan kegiatannya yang mengingkari motif mencari keunlungan.
berorienlasi pada pengembangan ad mi nistrasi public yang demokratis dan
Hal. 8 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Perkembangan administrasi public·yang sekarang ini tidak lepas dari faktor kesejarahan : apa
yang lelah administrasi public lalukan sekarang merupakan rangkaian fenomena sosial yang
panjang dan bersifat universal. Islilah administrasi sudah dikenal sejak zaman Mesik Kuno
(sekitar 1300 SM) yang telah mengembangkan sistem pengaturan air (dari sungan Nil)
dan sistem kepegawaian. Pada era Plolomeus sistem administrasinya
disempurnakan. di sistimatikan dan di konsentrasikan ke dalam tangan-tangan penguasa baru dan
pembanlu birokrasi nya. Sedangkan kegiatan administrasi di Cina Kuno dipengaruhi oleh paham
Confusius, yang kemudian dikembangkan pada masa Dinasti Han. Confusius menekankan
perlunya penyelenggara ru ma h t an g ga yang baik dan perlunya melakukan seleksi pegawai
peme rintahan yang cakap dan jujur. Dikalangan bangsa Yunani Kuno telah dikembangkan
pemikiran yang diawali oleh Aristoteles , tentang konsepsi demokrasi dan penggunaan bentuk
pemerintahan yang didukung rakyat.
Berbeda dengan Yunani, bangsa Roma telah mengenal aspek-aspek yang berkenaan dengan
adrninislrasi , yaitu: kepemimpinan, koordinasi dan control. Plato memberikan petunjuk
tentang penyelenggaraan pemerintahan yang baik , yaitu : pertama, mengembangkan
orientasi apa yang terbaik bagi rakyat dengan cara mengendapkan kepentingan pribadi nya
sendiri, dan kedua, senantiasa menjamin kemakmuran seluruh lembaga politik dan tidak
hanya melayani kepentingan suatu partai dengan merugi kan yang lainnya. Kemudian pada
masa abad pertengahan , ada beberapa pemikiran yang muncul, yaitu: pertama. adanya
usaha-usaha unt uk memperkuat dan memperbaiki adrninistrasi fiskal, pengawasan
pegawai, pengembangan sistem kepegawaianan pengangkatan pegawai yang cakap;
kedua, perlunya suatu struktur institusional untuk kernajuan; ketiga, diperlukannya
kepemimpinan yang kuat d an pengarahan yang berdaya guna; keempat , perumusan kebijakan
diserahkan kepada pimpman, sedangkan pengesahan atau penolakan dilakukan di wilayah
keanggotaan.
Periode berikut ini adal ah fase yang menjungkirbalikkan studi administrasi yang telah ada
sebelumnya. Periode ini adalah periode Kameralis, yang berusaha mendekati masalah-masalah
kemasyarakalan dari wawasan umum dengan menawarkan satu teori yang utuh dari berbagai
persoalan sentral yang bertujuan untuk mencapai kesejahteraan fisik. Faham mereka adalah
jika suatu kehidupan yang lebih baik akan dicapai maka manajemen yang baik harus ada pula
Hal. 9 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Demikian halnya dengan administrasi public, terjadi perbedaan aliran pemahaman . Namun
demi kian berbagai aliran ini justru memperkaya hasanah kajian administrasi public . Sesuai
dengan periodesasi perkembangan pemikiran, aliran-aliran (sreams) administrasi public bisa
dikenali mulai tahap berikut (Caide, 1982, Thoha, 1984, Yeremias, 1994):
Hal. 10 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Aliran pemikiran i ni memandang administrasi public sebagai suatu proses kerja sama
dalam rnencapai tujuan. Menurut aliran ini tujuan public · akan optimal, jika
dilaksanakan melalui fungsi-fungsi administrasi. Sebagaimana halnya dengan
Aliran Manajemen Ilmiah (Scientiftc management) dari ide frederick Winslaw Taylor
yang bekerja pada Simond Rolling Machine .dan Bethlehem Steei, Amerika Seri kat
mencoba memilah-milah setiap jenis pekerjaan dalam komponen-komponen tertentu
serta didesain dengan metode kerja yang paling cocok dan tepat dalam menjamin
terciptanya efektifitas prod u ksi dan efisiensi kerja. Ternyata langkah yang ditempuh
F. W. Tay lor membawa hasil yang cemerlang, yaitu biaya produksi menurun, hasil
produksi meningkat, meningkatnya laba/ profit dan semangat kerja semakin baik.
Adapun prinsi-prinsip dasar Taylor ini berupa : pertama, mengembangkan metode
ilmiah dalam manajemen untuk menggantikan cara-cara yang ditempuh selama ini
secara asal-asalan; kedua, mengembangkan kerukunan dalam gerakan kelompok
untuk mencapai kerja sama dan bukannya individualisme ; ketiga , bekerja untuk
output yang maksimum dan bukannya output yang terbatas dan terakhir
memperkembangkan semua potensi pegawai yang setinggi-tingginya untuk
kesejahteraan rnaksimum dengan memberikan tanggungjawab atas sesuatu dengan
kemampuananya.
Hal. 11 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Aliran pernikiran ini memandang administrasi publik berada dalam susunan suatu
hirarki. Aliran ini menekankan tujuan administrasi pub l ik akan efektif jika tugas-
tugas dinyatakan secara eksplesit, tegas dan jelas sehingga satuan-satuan organisasi
atau orang-orang dapat mengerti dan berusaha untuk memenuhi harapan tersebut.
aliran in juga disebut sebagai aliran pemikiran Hirarki (Hirarchy) atau Aliran
Pemikiran Birokrasi (Bureaucracy Stream). Aliran pemikiran hirarki menunjuk pada
konsekunsi bahwa dalam struktur, siapa yang berada pada hirarki atas mempunyai
otoritas untuk memperlakukan orang yang berada pada hirarki bawah sesuai
dengan kewenangan yang dimilikinya. Dalam implementasinya, dapat dilihat
sebagai struktur hirarki organ isasi pemerintah . Pejabat pemerintah pusat sering
merasa jauh lebih besar otoritasnya dibanding pejabat daerah. Pejabat pusat
seolah-olah bisa memerintah pejabat daerah untuk melaksanakan kehendak
pusat dengan tanpa kompromi .
Hal. 12 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Aliran pemikira ini muncul sebagai jawaban ketika hasil akhir dari pemikiran legalistic
terjebak dalam tataran yang mekanistik. Prinsip- prinsip efisiensi yang diajukan lebih
menekankan aturan-aturan yang sangat prosedural. Bahkan manusia sebagai
komponen terpenting telah disertakan sama dengan factor produksi lainnya.
Akibatnya pelaksanaan administrasi public lebih menekankan aturan-aturan atau .
prosedur- prosedur yrng mekanistik telah menjadi tujuan (goal), ketimbang aturan-
aturan tersebut sevagai sarana (means) untuk mencapai tujuan administerasi public.
Aliran pemikiran sitematik banyak dipengaruhi oleh pandangan Wilfredo Pareto.
Dalam pandangan Pareto, administrasi public d i pahami sebagai suatu kerumunan
yang terdiri dari unsur-unsur saling berinteraksi untuk berusaha mencari
·keseimbangan terhadap pengaruh dari kekuatan internal maupun eksternal yang
melingkupinya Pareto juga melihat bahwa menjadi tugas kaum elit dalam setiap sub
sistem untuk menyediakan kepemim pinan dalam sistem yang bersangkutan . Dalam
hal ini aliran pemikira n sistematik terdiri dari : 1) Aliran Pemikiran Sosial (The Social
System Stearn). 2) Aliran Perilaku Manusia (The Human Behavioral Stream), 3)
Aliran Pemikiran Partisipasi (The Participation Stream).
Buah pikr a n Wilfredo Pareto sangal dominan sekali dalam mempengaruhi aliran ini.
Hal. 13 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 14 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 15 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Administrasi publik lelah di kembangkan sebagai kajian akademis melalui lma paradigma
yang sal ing tumpang tindih. Tiap fase dari paradigma tersebut mempunyai ciri-ciri
tertentu yang sesuai dengan locus dan fokusnya Locus menunjukkan secara
institusional bidang ini berada. Fokus menunjukkan sasaran spesialisasi dari
bidang studi. Dengan mengerti locus dan fokusnya, menurut Robert T. Golem biewski,
aka mudah dipahami bahwa seseorang penulis akan masuk paradigma yang mana
Paradigma ini di pelopori oleh Frank J. Goodnow dan Leonard D. White , yang
pada garis besarnya berpendapat bahwa ada dua fungsi pokok pemerintah yang
sangat berbeda satu sama lainnya. Fungsi yang pertama adalah fungsi politik,
dengan pengertian bahwa pemerintah harus melakukan kebijakan-kebijakan
yang merupakan keinginan Negara. Sementara fungsi yang kedua adalah
administrasi, yang dipahami sebagai hal yang harus d ilakukan dan harus
berhubungan dengan fungsi politik. Secara sederhana administrasi merupakan
alat dari fungsi politik pemerintah. Goodnow juga menegaskan bahwa
administrasi seharusnya memfokuskan diri pada birokrasi pemerintah,
sedangkan lembaga legislative dan yudikatif mempunyai fungsi dan tanggung
jawab utama menetapkan ;pelaksanaan tujuan Negara. Dengan demikian yang
menjadi pembeda adalah pemisahan kekuasaan. Lembaga legislatif yang
kemampuan interprestasinya dibantu oleh lembaga yudikatif dalam
mengekspresikan tujuan Negara dan membuat kebijakan, sedangkan badan
eksekutif melaksanakan kepijakan itu secara apolistis dan tidak memihak
Legitimasi konseptual awal dari batasan locus-center bidang ini dan
kemudian menjadi masalah bagi kaum kalangan akademisi dan praktisi ini d ikenal
dengan dikotomi politik/ administrasi
Hal. 16 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hasil dari paradigma ini adalah semakin kuatnya pemikiran d ikotomi politik/
administrasi yang berbeda dan dampak jelas dengan cara menghubungkannya
dengan dikotorni - nilai (value) dan fakta (fact) . Pembagian daarah analisa anlara
ad mi nislrasi dan ilmu politik selama masa orientasi focus ini mempunyai dampak
yang panjang sampai sekarang ini; yang dit unjukkan dengan beberapa mata kllliah
yang ada di universitas-universi tas di Indonesia. Bidang administrasi berfokus pada
administrasi personalia, administrasi perbekalan , administrasi keuangan, system dan
prosedur, organisas.i dan manajemen, dan kepemimpinan . Sedangkan bidang politik
berfokus pada hubungan pusat-daerah. Lembaga tertinggi/ tinggi Negara, teknik
pembuatan undang-undang, partai politik/ sistem politik.
lmpli kasi yang tidak kalah pentingnya dari tahap pemusatan locus i n i adalah terltutu
pnya ilm u admi nistasi dari bidang lainnya yang mempunyai konsekuensi yang patut
disayangkan pada waktu bidang ini mencapai keberhasilan dalam usaha mecari
wujud organisasi. Terakhir, karena penekanannya pada "administrasi" dan "fakta"
maka hal tersebut merupakan fondasi prinsi p-prinsip ilmiah tertentu dari
admihistrasi bagi usaha-usaha selanjutnya
Pada fase kesua ini, adminislrasi mencapai puncak kejayaannya; aparat administrasi
diteri ma dengan baik oleh kalangan industri maupun kalangan pemerintah; yang
merupakan hasil dari hubungan timbal balik diantara ke d u a belah pihak . Kalangan
induslri dan pemerinlah di bantu dengan kemampuan manajerial yang dimiliki para ahli
ad minislrasi, demikian juga ilmu administrasi mendapat sumbengan yang berharga dari
Hal. 17 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Pionir pada fase ini adalah W. F. Wi lloughby , yang memberikan pandangan baru lerhadap
prinsip - prinsip administrasi yang dapat dibuk1ikan dan dipelajari. Willoughby
mengungkapkan bahwa prinsip aministrasi bisa berlaku pada semua tatanan
administrasi public tanpa memperdulikan kebudayaan, fungsi, lingkungan misi atau
kerangka istitasi l a bisa d i tera p ka n dan d i i k ut i d i bid ang :apapun terkecual i . Kenyataan ini
memberikan penegasan bahwa prinsi p-prinsi p administrasi tersebut bisa diterapkan dan
d ipakai oleh negara-negara yang berbeda kehdayaan, lingkungan , misi, dan atau
kerangka institusi. Dengan d erni k ian bisa lerjadi admi n i st rasi negara d i barat atau d i t i
m u r , asal kan perinsi-prinsip tersebut digunakan
Karya-karya selanjutnya dinilai oleh para ahli administrasi sebagai aliran manajemen
administralif", karena aliran ini memusatkan pada eseon hirarki atas pada suatu
organisasi . Sedangkan para peneliti dalam aliran sering menamakannya "manajemen
ilmiah", yang mengembangkan prinsi p efisiensi tenaga gerakan dari pelaksana. Dalam
hubungannya dengan konsep paradigma ini manajemen ilmiah sangat sed i k i t sekali
pengaruhnya, hal i ni d i sebabkan oleh t i ti k perhatian dari manajemen ilmiah hanya
pada tingkat pelaksana dalam suatu organisasi.
Dalam fase paradigma kedua ini muncul prinsip administrasi yang sangat terkenal yang
dikemukakan masing-masing oleh Luther H. Gullick dan Lyndall Unvick, yai t u :
POSDCORB dan SLOCOS. Gull ick dan Urwick bcrpendapat bahwa prinsi p
sangatlah penting bagi administrasi sebagai suat u ilmu . Adapun letak prinsip itu tidaklah
penting, bahwa focus memegang peranan penting di bandingkan locus. itulah puncak
administrasi pasa fase kedua ini.
Hal. 18 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Pada tahun 1947, Herbert Simon memberi kan suatu aternatif pada paradigma
yang lama, bahwa suatu paradigma ad ministrasi public yang baru seharusnya memiliki
dua macam ahli · admi nistrasi yang bekerja secara serasi dan sating memberikan
dorongan ; satu ahli memusatkan pada perkembangan "ilmu administrasi" murni yang
didasarkan pada dasar-dasar psikologi social secara seksama, dan ahli lainnya yang
lebih memfokuskan perhatian pada "pembuatan kebijakan umum. Menurut Simon,
ilmuan administrasi public mempunyai pemikat untuk memeliharn hubungan-hubungan
konseptual yang logis antara adminitrasi public dan politik. yaitu proses pembuatan
keputusan umum. Wllace Sayre memberi kan jalan tengah bernpa panggabungan
antara paradigma administrasi publik yang pertama dengan yang kedua Wallace
mengasumsikan bahwa dikotomi politik/ administrasi adalah sebuah kebenaran dan juga
organisasi ditandai dengan manajemen ilmiah; yang menuntut adanya hirarki,
penggunaan star dan rantan pengawasan. Dalam kodifikasinya, Wallace juga
menganggap anggaran eksekutif sebagai instrumen sosial, manajemen pesonalia
ditekankan pada elemen rasionalitas suatu prestasi dan bukannya· berdasarkan
nepotisme serta memberikan pelayanan yang tidak memihak atau netral.
Dalam paradi.gma ket iga i ni terdapat dua perkem bangan ilmu baru , yakni : pertama,
Hal. 19 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Perkembangan metode kasus dimulai pada tahun 1930 yang mencatat masalah-
masalah manajerial dan cara memecahkannya. Menurut Waldo, perkembangan metode
kasus mencerminkan tanggapan terhadap ''revol usi behavior" pada ilmu-ilmu social
pada umumnya . Terdapat tiga kelompok yang menyikapi perkembangan ini . Kelompok
pertama adalah kelomp·ok tradisional, menerima metode kasus sebagai instrument
yang menyajikan jalan dalam menetapkan kembali kaitan/ hubungan antara bidang
ad ministrasi dengan b!dang politik. Kelompok kedua adalah kelompok
behavioral", tidak mengkhususkan studli kasus sebagai jawaban lerhadap lentangap
behavioralis. Kelompok, ketiga, yang menghargai pendekatan akademis terhadap
bidang yang diidentikkan dengan pengalaman administrasi.
Sebagai paradigma, ilmu administrasi public menyajikan suatu focus dan bukannya
locus. llmu aministrasi public mulai mengadopsi ilmu lainnya guna menyempurnakan studinya.
la menawarkan pendekalan- pendekatan yang bersifat teknis dan spesifik; yang kadang
menuntut keahlian dan spesialisasi. Contohnya adalah teori organisasi merupakan
adopsi ilmu psikologi, demikian juga dengan aspek efisiensi yang diadopsi dari ilmu
Hal. 20 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Pembahasan mengenai evolusi administrasi public nampaknya p e rlu dibagi dalam beberapa
periode, yang berlujuan untuk mempermudah pembahasan. Dengan berbagai pertimbangan,
periode yang akan dijabarkan d a r i sekian b a nyak periodesasi: merupakan periode yang
diungkapkan oleh J o hn C Buecher.
1. Pendekatan Tradisional
Studi administrasi public yang menekankan aspek tradisional telah di pengaruhi oleh tiga hal yait u
: ilmu induk( ilmu politi k), pandangan rasional dan gerakan manajemen i lmiah.
Pengaruh ilmu induk ini merupakan bentuk pengaruh ajaran Montesqueu tentang trias
politica, yaitu pentingnya hubungan formal dan pemisahan kek uasaan diantara tiga cabang
pemerintahan (eksekutif, yudikatif dan legislatif). Kondisi tersebut tercermin dengan adanya
Hal. 21 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Teori besar yang mel ekat. pada pandangan i ni adalah tercapainya efisiensi dan
ekonomi dalam penyelenggaraan pemerintahan . Pencapaian tingkat efisiensi yang
lebih tinggi merupakan tugas pemerintah . Untuk mencapai kondisi tersebut, Luther
Gullick dan LyndaII Urwick berasumsi bahwa efisiensi sualu organisasi ditentukan
pembagian pekerjaan dalam organisasi. Semakin rinci pembagian suatu pekerjaan
maka semakin terampil dan terlatih dan semakin efisiensi pula organisasi itu
berjalan . Untuk itu Gullick mengenalkan formulasi POSDCOR B. Asumsi yang
kedua adalah elisiensi terdapat pada organisasi yang tersusun dalam suatu pola
hirarki dengan pusat kekuasaan berada di puncak hi rarki . Pengawasan terhadap
keseluruhan dibuat sedemikian rupa sehingga komando dan rentangan kontrol tidak
terlalu sulit dilaksanakan . Asumsi tersebut didasarkan pada pemikiran Gullick dan
Urmick. Bahwa setiap organisasi menggunakan pola yang berbeda satu sama
lainnya berdasarkan tujuan spesialisasi masing-masing. Pola-pola itu dici ptakan
berdasarkan alasan proses kerja, faktor geografis, dan tujuan maupun
Hal. 22 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Hal. 23 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
2. Pendekatan Behavioral
Asal-usul pendekatan ini dapat d idekati dengan dua cara, yaitu : pertama, dengan
menerima paham behaviorisme muncul sebagai rekasi terhadap pendekatan
tradisional d an bertujuan untuk meningkatkan arti terhadap pendekatan tradisional dan
bertujuan untuk meningkatkan arti ilmiah administrasi publik ; kedua, dengan
menganggap bahwa behaviorisme hanya merupakan pengembangan dari
pendekatan tradisional. Dengan kata ·lain, pendekatan behavioral merupakan
pendekatan yang berorientasi pada pembuatan manajemen menjadi lebih ilmiah lagi
dan mulai meninggalkan prinsip efisiensi sebagai tujuan organisasi serta mengkritik
pendekatan tradisional yang d ianggap telah melakukan generalisasi tanpa bukti-bukti
yang cukup.
Pendekatan ini dikenalkan oleh John B. Waston, yang memusatkan perhatian pada
cara orang bertingkah laku dalam situasi dan kondisi yang sungguh-sungguh
nyata Pendekatan behavioral adalah satu titik pandang dan metode yang
sistematis· dari penganut paham behavioral yang mengkritik pendekatan
tradisionaL Pendekatan ini mempercayai bahwa setiap organisasi merupakan
suatu system social yang mengandung konflik, kohesi dan interaksi, yang
merupakan factor pendorong berfungsinya organisasi. Pendekatan ini juga
mendorong analisis yang intensif terhadap lingkungan internal, motivasi individu dan apa
yang disebut sebagai aspek informal: pendekatan behavioral mendorong analisis yang
intensif terhadap lingkungan internal, motivasi individu dan aspek informal. Masalah
metodologis lebih banyak memperoleh perhatian, yang di usahakan adalah untuk
membangun generalisasi deskriptif dan analistis . mengenai organisasi dan administrasi .
Seperti halnya dengan proses intelektual lainnya., pendekatan ini mendasarkan pada
asumsi-asumsi tertentu. Asurnsi normatif yang digunakan adalah bahwa ada kemungkinan
membangun ilmu administrasi melalui kegiatan riset yang cermat terhadap organisasi dan
perilakl. manusia yang melakukan kegiatan administrasi publik, sehingga adrninistrasi
dianggap sebagai penelaahan yang memiliki hubungan dengan berbagai disiplin ilmu
laTnnya; misalnya ilmu psikologi dan sosiologi akan memberikan kontribusi yang berharga.
Hal. 24 dari 25
CHAPTER MODUL MATA KULIAH
Pendekatan ini memandang orang sebagai sualu unit yang lerdiri dari banyak situasi
decisional, administrator adalah sebagai pembuat keputusan; misalnya dengan
menggunakan metode ilmiah, kalkulus dan statistic probabilitas. Keputusan merupakan
objek telah yang memadai dalam organisasi, dengan memperbesar rasionalitas dan
memperkecil aspek non-rasionalitas yang bertujuan untuk memperoleh pembuatan
keputusan ideal.
4. P e ndekatan Ekologis
BAHAN REVIEW
Mahasiswa diharapkan melakukan review terkait modul chapter diatas!
Hal. 25 dari 25