✎ almanhaj ☰
Oleh
Al-Ustadz Yazid bin ‘Abdul Qadir Jawas ﺣﻔﻈﻪ ا
وَ ﻟَ ْﻢ ﻳَﺎ ِﺗ ِﻪ ِﻣﻦَ اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ اﻻ،ِ وَ ﺟَ ﻌَ َﻞ َﻓ ْﻘﺮَ ُه ﺑ َْﻴﻦَ ﻋَ ْﻴ َﻨ ْﻴ ِﻪ، َﻓﺮ َق ا ُ ﻋَ ﻠَ ْﻴ ِﻪ اﻣْ ﺮَ ُه، ﺎﻧ ِﺖ اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ َﻫﻤ ُﻪَ َ ﻣَ ْﻦ ﻛ
وَ ا َﺗ ْﺘ ُﻪ اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ، وَ ﺟَ ﻌَ َﻞ ِﻏ َﻨﺎ ُه ِﻓ ْﻲ َﻗ ْﻠ ِﺒ ِﻪ، ﺟَ ﻤَ ﻊَ ا ُ اﻣْ ﺮَ ُه، اﻵ ِﺧﺮَ ُة ِﻧﻴ َـﺘ ُﻪْ ﺎﻧ ِﺖَ َ وَ ﻣَ ْﻦ ﻛ، ﺐ ﻟَ ُﻪ
َ ﻣَ ﺎ ﻛُ ِﺘ
اﻏﻤَ ٌﺔِ َوَ ِﻫ َﻲ ر.
TAKHRIJ HADITS
Hadits ini shahih, diriwayatkan oleh Imam Ahmad dalam Musnadnya (V/
183); Ibnu Mâjah (no. 4105); Imam Ibnu Hibbân (no. 72–Mawâriduzh
Zham’ân); al-Baihaqi (VII/288) dari Sahabat Zaid bin Tsabit Radhiyallahu
anhu.
Lafazh hadits ini milik Ibnu Mâjah rahimahullah. Dishahihkan juga oleh
Syaikh al-‘Allamah al-Imam al-Muhaddits Muhammad Nashiruddin al-
Albani rahimahullah dalam Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîhah (no. 950).
KOSA-KATA HADITS
َﻫﻢ: mashdar dari ّﻫﻢ – ﻳ َُﻬﻢyaitu kemauan yang kuat, keinginan, niat, dan
tujuan. Al-hammu juga berarti kesedihan. Jamaknya adalah ٌُﻫﻤُ ْﻮم
(humuum).[1]
ُ َﻓﺮ َق ا: yaitu Allâh mencerai-beraikannya.
ﺐ ﻟَ ُﻪ
َ وَ ﻟَ ْﻢ ﻳَﺎ ِﺗ ِﻪ ِﻣﻦَ اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ اﻻ ﻣَ ﺎ ﻛُ ِﺘ: yaitu dia hanya mendapat apa yang telah
ditetapkan baginya.[2]
ﺎﺑﻌَ ٌﺔ ﻟَ ُﻪ ٌ ٌ ِ َ( رhina dan mengikutinya), yaitu dunia tersebut
ِ ّذ ِﻟ ْﻴﻠَﺔ َﺗ: اﻏﻤَ ﺔ
mengikutinya dengan sukarela dan terpaksa.[3]
SYARAH HADITS
Allâh Subhanahu wa Ta’ala dan Rasul-Nya Shallallahu ‘alaihi wa sallam
mencela sikap tamak kepada dunia. Bahkan, Allâh Azza wa Jalla sangat
merendahkan kedudukan dunia dalam banyak ayat-ayat al-Qur-an. Allâh
Azza wa Jalla berfirman bahwa kehidupan dunia adalah kehidupan yang
menipu :
ْ َاﻻﻣْ ﻮَ ال و
اﻻ ْو َﻻ ِد ۖ ﻛَﻤَ َﺜ ِﻞ ْ ﺎﺛﺮٌ ِﻓﻲ ُ ﺎة اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ ﻟَ ِﻌ ٌﺐ وَ ﻟَ ْﻬﻮٌ وَ ِزﻳ َﻨ ٌﺔ وَ َﺗ َﻔ
ُ َ ﺎﺧﺮٌ ﺑ َْﻴ َﻨﻜُ ْﻢ وَ َﺗﻜ ُ اﻋْ ﻠَﻤُ ﻮا اﻧﻤَ ﺎ ْاﻟﺤَ َﻴ
ِ
ٌ اب َﺷ ِﺪ
ﻳﺪ ْ ﺼ َﻔﺮا ُﺛﻢ َﻳﻜُﻮنُ ُﺣ َﻄﺎﻣً ﺎ ۖ وَ ِﻓﻲ
ٌ اﻵ ِﺧﺮَ ِة ﻋَ َﺬ ْ ُﻴﺞ َﻓ َﺘﺮَ ا ُه ﻣُ ﺎﺗ ُﻪ ُﺛﻢ ﻳ َِﻬ ُ ﺐ ْاﻟﻜُﻔﺎرَ َﻧ َﺒ َ ََﻏ ْﻴ ٍﺚ اﻋْ ﺠ
ْ ُ ﺎة اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ اﻻ ﻣَ َﺘ ُ ﺿﻮَ انٌ ۚ وَ ﻣَ ﺎ ْاﻟﺤَ َﻴ
ِ ُﺎع اﻟ ُﻐﺮ
ور ْ وَ ﻣَ ْﻐ ِﻔﺮَ ٌة ِﻣﻦَ ا ِ وَ ِر
Dunia ini dilaknat oleh Allâh dan dilaknat apa yang ada di dalamnya,
oleh karena itu jangan jadikan dunia sebagai tujuan. Rasûlullâh
Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda,
Ketahuilah, sesungguhnya dunia itu dilaknat dan dilaknat apa yang ada di
dalamnya, kecuali dzikir kepada Allâh dan ketaatan kepada-Nya, orang
berilmu, dan orang yang mempelajari ilmu.[4]
Orang yang beriman dan bertakwa kepada Allâh juga akan dihapuskan
dosa-dosanya dan dilipatgandakan ganjarannya. Allâh Azza wa Jalla
berfirman, yang artinya, “…Barangsiapa bertakwa kepada Allâh, niscaya
Allâh akan menghapus kesalahan-kesalahannya dan akan
melipatgandakan pahala baginya.” [Ath-Thalâq/65:5]
ِ َ وَ ِﻟـﻜُـﻞ و، اﻵ ِﺧﺮَ ُة ﻣُ ْﻘ ِﺒﻠَ ًﺔْ وَ ارْ َﺗـﺤَ ﻠَ ِﺖ، ـﺪﺑﺮَ ًة
َﻓـﻜُ ْـﻮ ُﻧ ْـﻮا، ٌاﺣ َﺪ ٍة ِﻣـ ْﻨ ُـﻬﻤَ ـﺎ ﺑَـ ُﻨ ْـﻮن ِ ْ ُِارْ َﺗـﺤَ ﻠَ ِﺖ اﻟـﺪ ْﻧ َـﻴـﺎ ﻣ
وَ َﻏ ًﺪا، ﺎب َ َﻓﺎن ْاﻟ َـﻴ ْـﻮمَ ﻋَ ـﻤَ ٌـﻞ وَ َﻻ ِﺣ َﺴ، ـﺎء اﻟﺪ ْﻧ َﻴـﺎ ِ وَ َﻻ َﺗـﻜُ ْﻮ ُﻧ ْﻮا ِﻣ ْﻦ ا ْﺑ َﻨ، اﻵ ِﺧﺮَ ِةْ ـﺎء
ِ ِﻣ ْﻦ اﺑْـ َﻨ
ﺎب وَ َﻻ ﻋَ ﻤَ َﻞ ٌ ﺣ َﺴ.ِ
Ini adalah keburukan yang terbalik dari semua sisi. Juga berarti
membalik sesuatu pada posisi yang benar-benar terbalik. Ini sesuai
sekali dengan firman Allâh Azza wa Jalla :
Keenam: Pecinta dunia adalah orang yang paling banyak disiksa karena
dunia, ia disiksa pada tiga keadaan :
1. Ia tersiksa di dunia dengan usaha, kerja keras untuk mendapatkannya
serta disiksa dengan usahanya untuk merebut dunia dari sesama
pecinta dunia
2. Ia tersiksa di alam barzakh (kubur) dengan terlepasnya segala yang ia
cintai dari dirinya
3. Ia tersiksa pada hari Kiamat.
“Pecinta dunia tidak akan terlepas dari tiga hal: (1) Kesedihan
(kegelisahan) yang terus-menerus, (2) Kecapekan (keletihan) yang
berkelanjutan, dan (3) Kerugian yang tidak pernah berhenti.”[10]
ت ﻳ ََﺪﻳْ َﻚ ُ ـﻢ َﺗ ْﻔﻌَ ْﻞ ﻣَ َﻼْ َ وَ ا ْن ﻟ، َﺻ ْﺪرَ كَ ِﻏـ ًﻨـﻰ وَ ا ُﺳﺪ َﻓ ْﻘﺮَ ك
َ ـﻲ اﻣْ َـﻼ َ ـﻔـﺮ ْغ ِﻟ ِـﻌـ َﺒ
ْ ـﺎد ِﺗ َ آدمَ ! َﺗ
َ َﻳَﺎ اﺑْﻦ
َـﻢ ا ُﺳﺪ َﻓ ْﻘﺮَ كْ َُﺷ ْﻐ ًﻼ وَ ﻟ
ﺎلَ ﺼ َﻨ ُﻊ ِﺑ ِﻪ ؟ ُﺛﻢ َﻗ ْ ﻣَ ﺎ ُﻧ ِﺤﺐ أﻧ ُﻪ ﻟَ َﻨﺎ ِﺑ َﺸ ْﻲ ٍء وَ ﻣَ ﺎ َﻧ: ﺎﻟ ْﻮا ُ َﻓ َﻘ أن َﻳﻜُﻮنَ َﻫ َﺬا ﻟَ ُﻪ ﺑﺪرْ َﻫﻢ ؟ ْ اﻳﻜُﻢ ُﻳ ِﺤﺐ
ِ
: ﺎل َ أﺳﻚ َﻓﻜ َ ْﻴ َﻒ وَ ُﻫﻮَ ﻣﻴ ٌﺖ ! َﻓ َﻘ َ إﻧ ُﻪ، ﺒﺎ ً وَ ا ِ ﻟَ ْﻮ ﻛَﺎنَ ﺣَ ّﻴ ًﺎ ﻛَﺎنَ ﻋَ ْﻴ: ﺎﻟﻮا ُ َﻗ ا ُﺗ ِﺤﺒﻮنَ اﻧ ُﻪ ﻟَﻜُ ْﻢ ؟:
أﻫﻮَ نُ ﻋَ ﻠَﻰ ا ِ ِﻣ ْﻦ َﻫ َﺬا ﻋَ ﻠَ ْﻴﻜُ ْﻢ ْ ﻓﻮَ ا ِ ﻟﻠﺪ ْﻧ َﻴﺎ
“Siapa diantara kalian yang suka membeli ini seharga satu dirham ?”
Orang-orang berkata, “Kami sama sekali tidak tertarik kepadanya. Apa
yang bisa kami perbuat dengannya ?” Beliau bersabda, “Apakah kalian
suka jika ini menjadi milik kalian ?” Orang-orang berkata, “Demi Allâh,
kalau anak kambing jantan ini hidup, pasti ia cacat, karena kedua
telinganya kecil, apalagi ia telah mati?” Beliau bersabda, “Demi Allâh,
sungguh, dunia itu lebih hina bagi Allâh daripada bangkai anak kambing
ini bagi kalian.”[12]
َـﺤ َﻲ ِﺑﺎﻟﺴﺒﺎﺑ َِﺔْ ﺻ َﺒﻌَ ُﻪ ٰﻫ ِﺬ ِه – وَ ا َﺷﺎرَ ﻳْ َـﺠﻌَ ُﻞ اﺣَ ُﺪﻛُ ْﻢ ا ْ ﻣَ ﺎ اﻟﺪ ْﻧ َﻴﺎ ِﻓـﻲ، واﻟﻠ ِـﻪ
ْ اﻵ ِﺧﺮَ ِة اﻻ ِﻣ ْﺜ ُﻞ ﻣَ ﺎ ﻳ
َﻓ ْـﻠ َﻴ ْﻨ ُﻈﺮْ ِﺑﻢَ َﺗـﺮْ ِﺟ ُﻊ ؟، – ِﻓـﻲ ْاﻟ َﻴﻢ
Dunia ini tidak ada harganya meskipun hanya seberat sayap nyamuk.
Tapi anehnya manusia sibuk dan tamak kepada dunia, mereka lupa
kepada kehidupan akhirat yang penuh dengan kenikmatan. Bahkan
manusia lebih mengutamakan kehidupan dunia. Allâh Subhanahu wa
Ta’ala berfirman :
Senantiasa hati orang yang sudah tua, tetap muda (tetap tamak) kepada
dua hal; cinta dunia dan panjang angan-angan.”[15]
ْ َص و
اﻻﻣَ ُﻞ ُ ْﺎن ؛ ْاﻟ ِﺤﺮ ْ َ
ِ آدمَ وَ ﺗ ْﺒ َﻘﻰ ِﻣ ْﻨ ُﻪ اﺛ َﻨ َﺘ
َ ُﻳ َْﻬﺮَ مُ اﺑْﻦ.
‘Setiap anak Adam itu akan menjadi tua dan hanya tersisa darinya dua
hal; ambisi dan angan-angannya.”[16]
FAWAA-ID HADITS
Ada beberapa faedah yang dapat kita petik dari hadits yang mulia ini, di
antaranya:
Wallaahu a’lam.
MARAAJI’:
1. Al-Qur’ânul Karî
2. Kutubus Sittah.
3. Musnad Imam Ahmad bin Hanbal.
4. At-Ta’lîqâtul Hisaan ‘ala Shahîh Ibni Hibbân
5. Jâmi’ Bayânil ‘Ilmi wa Fadhlih.
. Jâmi’ul ‘Ulûm wal Hikam.
7. ‘Iddatush Shâbirîn wa Dzakhîratusy Syâkirîn, Ibnul Qayyim.
. Ighâtsatul Lahafâ
9. Mawâridul Amân al-Muntaqa min Ighâtsatil Lahafâ
10. Silsilah al-Ahâdîts ash-Shahîh
11. Shahîh at-Targhîb wat Tarhî
12. Shahîh al-Jâmi’ish Shaghî
13. Dan lainnya.
1. Home
2. /
3. Aktual : Hadits (Penjelasan...
4. /
5. Jadikanlah Akhirat Sebagai Niatmu!