Anda di halaman 1dari 2

Nama : Muammar

Nim : A1012191208

Kelas : E/PPAPK

Makul : Kriminologi

Kriminologi (criminology) atau ilmu kejahatan sebagai disiplin ilmu sosial atau non-normative
discipline yang mempelajari kejahatan dari segi sosial. Kriminologi disebut sebagai ilmu yang
mempelajari manusia dalam pertentangannya dengan norma-norma sosial tertentu, sehingga
kriminologi juga disebut sebagai sosiologi penjahat. Kriminologi berusaha untuk memperoleh
pengetahuan dan pengertian mengenai gejala sosial di bidang kejahatan yang terjadi di dalam
masyarakat, atau dengan perkataan lain mengapa sampai terdakwa melakukan perbuatan jahatnya
itu. Kriminologi menurut Enrico Ferri berusaha untuk memecahkan masalah kriminalitas dengan
telaah positif dan fakta sosial, kejahatan termasuk setiap perbuatan yang mengancam kolektif dan
dari kelompok yang menimbulkan reaksi pembelaan masyarakat berdasarkan pertimbangannya
sendiri. Kriminologi mempelajari kejahatan sebagai fenomena sosial sehingga sebagai perilaku
kejahatan tidak terlepas dalam interaksi sosial, artinya kejahatan menarik perhatian karena
pengaruh perbuatan tersebut yang dirasakan dalam hubungan antar menusia. Andaikan seseorang
yang oleh masyarakatnya dinyatakan telah berbuat jahat, maka perbuatan seperti itu bila dilakukan
terhadap dirinya sendiri –misalnya mengambil barang miliknya untuk dinikmati- atau perbuatan
tersebut dilakukan terhadap hewan-hewan di hutan bebas- misalnya menganiaya babi hutan yang
ditangkapnya- maka perbuatan itu tidak dianggap jahat dan perilaku itu tidak menarik perhatian.

Hukum Pidana (criminal law) merupakan suatu disiplin ilmu normatif (normative discipline) yang
mempelajari aturan tentang kejahatan atas tindakan – tindakan yang disebut dalam Kitab Undang –
undang Hukum Pidana (KUHP) berupa kejahatan atau pelanggaran yang dapat dikenai hukuman
pidana. Dengan kata lain, apabila belum ada peraturan perundang – undangan yang memuat dan
mengatur tentang hukuman yang dijatuhkan kepada penjahat atau pelanggar atas tindakannya,
maka tindakan tersebut tidak dapat dikenakan hukuman sebagaimana asas yang dikenal dalam
hukum pidana (criminal law) yaitu tidak ada delik, tidak ada pidana tanpa peraturan lebih dahulu

Perbedaan Kriminologi (Criminology) dan Hukum Pidana (Criminal law)

Adapun perbedaan kriminologi (criminology) dan hukum pidana (criminal law), yaitu :

1. Kalau kriminologi (criminology) memiliki pengertian “kejahatan” yang berbeda dengan


hukum pidana (criminal law), adapun kejahatan menurut kriminologi (criminology) adalah tindakan
manusia dalam pertentangannya dengan beberapa norma yang ditentukan oleh masyarakat, lain
halnya dengan hukum pidana (criminal law) yang menentukan kejahatan berdasarkan tindakan –
tindakan yang telah dirumuskan dalam Kitab Undang – undang Hukum Pidana (KUHP) dan Kitab
Undang – undang Hukum Acara Pidana (KUHAP);

2. Kalau obyek dari kriminologi (criminology) adalah orang dalam pertentangan dengan norma
– norma sosial sedangkan obyek hukum pidana (criminal law) adalah kejahatan dan pelanggaran
yang telah dirumuskan dalam peraturan perundang – undangan;

3. Kalau kriminologi (criminology) terpusat pada faktor – faktor penyebab terjadinya kejahatan
sedangkan hukum pidana (criminal law) terpusat pada pembuktian suatu kejahatan;
4. Kalau kriminologi (criminology) memiliki tujuan untuk mengungkapkan motif atau pola
pelaku kejahatan sedangkan hukum pidana (criminal law) ditujukan kepada hubungan antara
tindakan dan akibatnya (hubungan kausalitas) yang dapat ditelaah dengan bukti – bukti yang
memperkuat adanya niat dari pelaku dalam melakukan tindak pidana atau kejahatan.

Berkaitan dengan hubungan antara hukum pidana (criminal law) dengan kriminologi (criminology)
sebagaimana dijelaskan di atas terdapat perbedaan pandangan dari beberapa para ahli seperti di
bawah ini :

Simons dan Van Hamell memasukkan kriminologi (criminology) sebagai bagian atau pendukung dari
ilmu hukum pidana (criminal law). Adapun alasan yang dikemukakan pada umumnya bahwa untuk
menyelesaikan suatu perkara kejahatan tidaklah cukup jika hanya mempelajari pengertian dari
hukum pidana (criminal law) yang berlaku, mengonstruksikan apa yang dimaksud serta
menjalankannya sesuai sistem akan tetapi perlu diselidiki juga penyebab terjadinya kejahatan
tersebut terutama mengenai tentang diri pribadi pelaku kejahatan serta tentang cara – cara
pemberantasan kejahatan tersebut. Sedangkan Zevenbergen berpendapat bahwa kriminologi
(criminology) termasuk dalam ilmu hukum pidana (criminal law). Adapun alasan yang dikemukakan
oleh Zevenbergen adalah sebagai berikut :

1. Ilmu hukum pidana (criminal law) merupakan ilmu untuk mengetahui atau mempelajari
hukum positif yang terdiri dari norma – norma dan sanksi pidananya.

2. Pidana merupakan balasan atau ganjaran bagi seseorang pelaku tindak pidana yang telah
melakukan kejahatan. Dengan adanya penekanan pada pidananya, maka kriminologi (criminology)
tidak memiliki keterkaitan dengan hal tersebut.

3. Metode ilmu hukum pidana (criminal law) adalah deduktif, hal mana ketentuan – ketentuan
hukum pidana sudah ada. Oleh karena itu, metode yang digunakan berdasarkan ketentuan –
ketentuan hukum pidana inilah yang dinilai apakah suatu tindakan termasuk suatu tindak pidana
atau bukan. Sedangkan metode dari kriminologi (criminology) adalah empiris induktif, hal mana
metode yang digunakan berdasarkan penyelidikan secara empiris yang kemudian dikaji apakah suatu
tindakan dalam kenyataannya berupa suatu kejahatan atau bukan tanpa terikat pada ketentuan –
ketentuan yang diatur dalam hukum positif.

Anda mungkin juga menyukai