Anda di halaman 1dari 20

Pertemuan ke-4

Gilang Qomariyah Amarta S.H.,M.H.,


UNIVERSITAS AHMAD DAHLAN
Topik di Pertemuan Ke-4
a. Memahami Ruang Lingkup Hubungan Kriminologi dengan
kriminologi Kriminalistik

1 2 3

Hubungan Kriminologi dengan Ilmu-


Ilmu Sosial
Kriminologi harus dapat menjelaskan Van Bemmelen
1|Ruang Lingkup Kriminologi faktor atau aspek yang terkait dengan
kehadiran kejahatan dan menjawab sebab-
sebab seseorang melakukan kejahatan. Kriminologi layaknya “The King Without
Countries., sebab daerah kekuasaannya
Menurut Para Ahli : tidak pernah ditetapkan. Kriminologi
Manheimm (1965) Haskell dan Yablonsky (1974)

Sutherland
• Secara luas: kriminologi mempelajari penology dan metode-metode yang Menekankan definisi kriminologi pada Abdulsyani
berkaitan dengan kejahatan dan masalah pencegahan kejahatan dengan muatan penelitiannya dengan mengatakan
• Bidang kriminologi adalah proses dari tindakan yang bersifat nonpunit. bahwa kriminologi secara khusus adalah
pembuatan undang-undang, • Arti Sempit : kriminologi mempelajari kejahatan. Kajian terhadap tingkah disiplin ilmiah tentang pelaku kejahatan Ruang lingkup kajian kriminologi
pelanggaran terhadap undang-undang laku jahat terdiri atas tiga bentuk dasar : dan tindakan kejahatan yang meliputi : mencakup tiga bagian pokok, yaitu :
tersebut dan reaksi terhadap a. Pendekatan Deskriptif : pengamatan dan pengumpulan fakta tentang a. Sifat dan tingkat kejahatan 1. Upaya merumuskan gejala-gejala
pelanggaran undang-undang. pelaku kejahatan seperti bentuk tingkah laku criminal, bagaimana b. Sebab musabab kejahatan dan kriminalitas;
• Merujuk penapat tersebut, kriminologi kejahatan dilakukan, frekuensi kejahatan pada waktu dan tempat yang kriminlaitas 2. Upaya menggali sebab-sebab
dibagi menjadi tiga bidang ilmu yaitu berbeda, ciri-ciri khas pelaku kejahatan dan perkembangan karir seorang c. Perkembangan hukum pidana dan kriminalitas
sebagai berikut : pelaku kejahatan. sistem peradilan pidana; 3. Konsep Penanggulangan
a. Sosiologi Kriminal, mencari b. Pendekatan Kausal : penafsiran terhadap fakta yang diamati yang dapat d. Ciri-ciri kejahatan; kriminalitas;
penjelasan tentang kondisi-kondisi dipergunakan untuk mengetahui penyebab kejahatan, baik secara umum e. Pembinaan pelaku kejahatan;
terjadinya/ terbentuknya hukum maupun yang terjadi pada seorang individu. Jika dalam hukum pidana f. Pola-pola kriminalitas;
pidana melalui analisis ilmiah. agar suatu perkara dapat dilakukan penuntutan harus dapat dibuktikan g. Dampak kejahatan terhadap
b. Etiologi Kriminal, mencari penjelasan adanya hubungan sebab akibat antara perbuatan dengan akibat yang perubahan sosial
tentang sebab-sebab terjadinya dilarang, maka dalam kriminologi hubungan sebab akibat dicari setelah
kejahatan secara analisis ilmiah. hubungan sebab akibat dalam hukum pidana terbukti.
c. Penologi, ilmu pengetahuan tentang c. Pendekatan Normatif : bertujuan untuk mencapai dalil-dalil ilmiah yang
terjadinya atau berkembangnya valid dan berlaku secara umum ataupun persamaan serta kecenderungan
hukuman dan manfaatnya yang kejahatan. NOTES : Ruang lingkup kajian ilmu kriminologi mencakup tiga hal pokok yakni :
berhubungan dengan upaya 1. Proses Pembuatan hukum pidana dan acara pidana (making laws), proses ini meliputu :
pengendalian kejahatan (control of = mempelajari kriminologi jelas mempelajari Kejahatan, dan mempelajari definisi kejahatan; unsur-unsur kejahatan; relativitas pengertian kejahatan; penggolongan
crime). kejahatan tentu secara tidak langsung mempelajari tentang pelaku kejahatan , kejahatan;statistic kejahatan.
mempelajari kejahatan tanpa mengetahui ciri-ciri kejahatan serta faktor 2. Etiologi Kriminal, yang membahas teori-teori yang menyebabkan terjadinya kejahatan
penyebab tidak akan berguna untuk memberikan gambaran tentang (breaking of laws), yang meliputi : aliran-aliran Kriminologi, teori-teori kriminologi dan
pencegahan kejahatan. berbagai perspektif kriminologi.
= Obyek penelitian kriminologi tentang pelaku ialah tentang mereka yang 3. Reaksi terhadap pelanggaran hukum. Reaksi dalam hal ini bukan hanya ditujukan kepada
telah melakukan kejahatan dengan penelitian tersbeut diharapkan dapata pelanggar hukum berupa tindakan represif tetapi juga reaksi terhadap “calon” pelanggar
mengukur tingkat kesadaran masyarakat terhadap hukum yang berlaku
hukum berupa upaya-upaya pencegahan kejahatan. Pembahasan terhadap ini ialah
dengan muaranya ialah kebijakan hukum pidana baru.
perlakuan terhadap pelanggar-pelanggar hukum terdiri dari teori-teori penghukuman dan
upaya-upaya penanggulangan/ pencegahan kejahtan baik berupa tindakan pre-emptif,
preventif, represif dan rehabilitasi.
1|Ruang Lingkup Kriminologi

Prof .Noach

Kriminologi adalah ilmu pengetahuan a. Gejala-gejala kejahatan b. Sebab-sebab kejahatan c. Akibat Kejahatan d. Tingkah laku tercela
tentang kejahatan dan tingkah laku tercela. Misalnya pencurian diatur Dilihat dari faktor individu Hal ini meliputi akibat yang Dalam menentukan suatu
Menurut Noach ruang lingkup pasal 362 KUHP, dibahas sebagai pelaku dan faktor diderita oleh korban, oleh tingkah laku tercela atau
kriminologi meliputi : didalamnya mengenai berapa lingkungan sosial atau masyarkaat termasuk bagi bukan sangatlah tergantung
kali terjadi pencurian, barang hubungan diantara keduanya. pelakunya. Dalam hal ini kepada penilaian masyarakat
apa yang menjadi obyek Individu diartikan lebih luas meliputi kerugian baik setempat, apa yang menjadi
pencurian, modus operandi karena tidak hanya melihat secara materiil maupun ruang lingkup kriminologi
• Noach berpendapat suatu pelanggaran sebagaimana dikemukakan
dilakukan seperti apa , dll individu dari segi fisik/ immaterial, bahkkan bagi si
akan menjadi obyek kriminologi pelaku kerugian yang Noach
sepanjang berhubungan dengan biologi sebagaimana
pandangan Lambrosso, diderita akan cukup besar
manusia. apabila ia harus menanggung
• Delik kelalaian dapat dijadikan obyek dalam arti tidak hanya
melihat dari aspek fisik penderitaan untuk menjalani
kriminologi, karena kelalaian yang proses peradilan dan
disebabkan karena ulah manusia belaka
pemidanaan.
merupakan perilaku yang menyimpang.

• Obyek dari kriminologi, menurut Noach


memiliki kejahtaand ari tiga aspek yakni :
1. Melihat kejahatan waktu sekarang/saat
in, dalam hal ini melihat kejahatan dari
aspek gejala-gejalanya;
2. Kejahatan waktu lampau, dalam hal ini
mempelajari kejahatan dilihat dari latar
belakang terjadinya kejahatan itu sendiri; Dari beberapa definisi yang dikemukakan oleh apra ahli
3. Kejahatan waktu yang akan datang, tersebut diatas, atas dapat disimpulkan bahwa yang menjadi
mempelajari kejahatan dari aspek akibat ruang lingkup kriminologi meliputi: masalah
yang terjadi setelah terjadinya kejahatan kejahatterhadap kejahatan, penology/penghukuman,
itu. termasuk korban kejahatan.
Wolfgang
2| Hubungan Kriminologi dengan ilmu-ilmu sosial Edwin Sutherland

• Kriminologi sebagai ilmu yang mempelajari masalah kejahatan serta gejala


kejahatan dalam masyarakat, karena masalah kejahatan yang menyangkut • Seorang kriminologi Amerika • Kriminologi harus dipandang
orang yang ebrbuat serta lingkungannya, maka kriminologi dalam sebagai pengetahuan yang
Serikat mengemukakan bahwa
mengungkapkan masalah kejahatan memerlukan hasil-hasil penemuan ilmu- berdiri sendiri, terpisah oleh
dalam mempelajari
ilmu pengetahuan lainnya. karena kriminologi telah
kriminologi memerlukan
• Ex: antropologi, sosiologi,, psikologi, ekonomi, kedokteran, statistik, dll.
bantuan berbagai disiplin ilmu mempunyai data-data yang
pengetahuan, dengan kata lain teratur secara baik dan konsep
kriminologi merupakan teoritis yang menggunakan
disiplin ilmu yang bersifat metode-metode ilmiah.
interdisipliner.

Stephan Hurwits
• Walaupun kriminologi tidak dapat dipisahkan
Criminal Science dari ilmu-ilmu lain yang ada disekitarnya.
Stephan menggambarkan kedudukan
kriminologi sebagai berikut
Normative Criminal Procedure CRIMINOLOGY PENOLOGY PENAL POLICY
Criminal Law in The Science of
Criminal
Investigation
• NOTES :
• Criminal Biology, yang menyelidiki dalam
Methodol Criminal Criminal Phenomen Classificat Prognostic
Social diri orang itu sendiri akan sebab-sebab
ogy Sociology Biology ology ion ation
Psychology dari perbuatannya, baik dalam jasmani
maupun rohaninya.
• Criminal Sosiology, yang mencoba mencari
Criminal sebab-sebab dalam lingkungan masyarakat
Statistics Biology of Constitution Criminal Criminal dimana penjahat itu berada.
Hereadity al Research Psychiaty Psychology • Criminal Policy, yaitu tindakan-tindakan
apa yang sekiranya harus dijalankan
supaya orang lain tidak berbuat demikian
2| Hubungan Kriminologi dengan ilmu-ilmu sosial • Kriminologi merupakan ilmu sosial yang tempat dan
kedudukannya sebagai ilmu pengetahuan dapat
• Dengan demikian, kriminologi dapat dikatakan digambarkan dalam skema sebagai berikut :
sebagai ilmu pengetahuan yang interdisipliner. Ia
memanfaatkan dan mengintegrasikan hasil-hasil
penemuan dari berbagai disiplin di bidang
kemasyarakatan dan perilaku roang tersebut. Skema Noach
• Jika digambarkan dengan sekma maka bentuknya
sebagai berikut :
Psikologi Kriminologi adalah ilmu pengetahuan yang
Psikiatri membahas kejahatan dan penyelewengan tingkah
Endokrinologi laku manusia baik sebagai gejala sosial maupun
a, aspek bio- Sosiologi psikologi sehingga dibutuhkan ilmu sosiologi,
psikologi Antropologi psikologi, psikiatri,hukum pidana, dan kriminologi
Psikologi sosial sebagai pusat berbatasan dengan Ilmu tersebut
Keterangan :
Ilmu Pengetahuan 1. Kriminologi
Penunjang b. Aspek sosial Ilmu politik 2. Psikologi
Kriminologi Ilmu ekonomi,dll 3. Sosiologi
4. Psikiatri
5.Hukum Pidana

Ilmu hukum Skema Sauer 1. Ilmu pengetahuan alamiah


c. Aspek Normatif Ilmu etika 2. Ilmu Pengetahuan sosial
Ilmu agama, dll 3. Ilmu Pengetahuan normative
4. Kriminologi

Ilmu Pengetahuan Sosiologi Kriminal


Bagian dari Psikologi Kriminal
Kriminologi Antropologi Kriminal
Statistik Kriminal
3|Hubungan Kriminologi dan Kriminalistik
Apabila pada suatu hari dipinggir jalan yang sepi diketemukan
mayat manusia, maka dari peristiwa itu akan timbul beberapa
Sebagai suatu “applied science” yang mempelajari kejahatan kemungkinan seperti :
sebagai masalah teknis, maka kriminalistik dapat memberi - Orang tersebut mati secara wajar karena sakit, misalnya
jawaban atas pertanyaan-pertanyaan; apa yang terjadi, bilamana karena serangan jantung yang mendadak atau darah tinggi
terjadinya, dengan alat apa dilakukan dan siapa yang melakukan - Orang itu mati karena kecelakanaan, misalnya terjatuh dan
tindak pidana tersebut. kepalanya membentur batu dan terjadi gegar otak
- Mati karena bunuh diri
- Mati karena dibunuh orang lain

• Apabila kematian disebabkan karena racun, maka untuk Untuk menetapkan mana yang benar dari keempat alternatif
menetapkan jenis dan kadar racundiperlukan bantuan Ilmu diatas diperlukan bantuan kriminalistik khususnya Ilmu
Kimia Forensik khususnya “toksiologi”. Kedokteran Kehakiman.
• Apabila diduga karena tembakan maka untuk menetapkan
jenis dan ukuran senjata serta peluru yang mengakibatkan
kematian tersebut diperlukan bantuan Ilmu Alam Forensik-
khususnya ilmu “balistik”.

• Ilmu kedokteran forensic sebagai salah satu komponen dari


kriminlaistik mempelajari hal ihkwan manusia atau organ
tubuhnya dalam kaitannya dengan peristiwa kejahatan. Hal ini berkaitan dengan Pasal 44 KUHP yang dapat menjadi
• Khusus psikiatri kehakiman memang menyelidiki penyakit pegangan dalam menentukan “pertanggungjawaban” tertuduh
yang mungkin diderita tertuduh yakni sebagai bagian dari dalam perbuatannya.
ilmu kedokteran forensic yang memperhatikan dan
mempelajari segala aspek mental manusia casu quo tertuduh
baik di dalam keadaan sakit maupun keadaan sehat.
3|Hubungan Kriminologi dan Kriminalistik

• Secara medis, sebab musabab kematian seseorang baru dapat • Menurut Noach, kriminalistik ialah penyelidikan dan
ditentukan secara pasti setelah diadakan pemeriksaan luar pemeriksaan dari perspektif ilmu alam dari segala sesuatu
maupun dalam terhadap mayat tersebut yakni dengan yang berhubungan dan dapat dipergunakan sebagai bukti dari
membuka rongga tengkorak, dada, perut dan panggul. perbuatan pidana . Kriminalistik dibagi dalam :
• Urgensi dari visum et repertum ini baik terhadap visum 1. Pengetahuan lacak, yaitu bekas-bekas yang ditinggalkan
korban matu (sebab-sebab kematian, dientifikasi mayat, post penjahat mulai bekas persiapan hingga pelaksanaan serta
mortem) maupun visum korban hidup (klasifikasi luka, oerbuatannya yang meliputi penyelidikan tentang :
abortus, perzinahan, perkosaan, penentuan golongan darah) 2. Ilmu Keodkteran forensic, yang meliputi pemeriksaan
ialah untuk menggantikan “corpus delicti” sebab-sebab kematian misalnya, luka-luka, pemeriksaan
• Komponen kedua dari kriminalistik ialah Ilmu Kimia darah, golongan sperma dan lain sebagainya.
Forensik khususnya “toksikologi”yang mempelajari masalah- 3. Toksikologi forensic, yaitu penyelidikan mengenai
masalah ilmu kiam-racun dalam hubungannya dengan suatu peracunan dan benda beracun.
• Kebenaran materiil tiada
tindak pidana. Ilmu kimia forensic terhadap penyelesaian
mungkin tercapai apabila
tindak pidana adalah melakukan pemeriksaan kimiawi
• Wolfgang, Savitz dan Johnston dalam The barang-barang bukti yang
terhadap berbagai benda mati, seperti isi lambung yang
sociology of Crime and delinquency dipergunakan dalam
diduga berisi racun, apa jenis racun tersebut dan berapa akdar
memberikan definisi kriminologi sebagai proses perkalra pidana
racun yang menyebabkan korban mati.
“kumpulan ilmu penngetahuan tentang adalah alat-alat bukti
• Komponen ketiga dari kriminalistik adalah Ilmu Alam
kejahtatan yang bertujuan untuk memperoleh palsu.
Forensik yang mempelajari masalah-masalah ilmu
penegtahuan alam yang timbul dari suatu tindak pidana. Hal pengetahuan dan pengertian tentang gejala
ini meliputi daktiloskopi balistik, document examinations dan kejahatan dengan jalan mempelajari dan
• Kriminalistik tentu dapat
lain-lain. Oleh karena ini memerlukan rumus-rumus, menganalisa secara ilmiah keterangan-
mengungkapkan setiap alat
perhitungan serta cara-cara menurut ilmu pasti dan ilmu keterangan, keseragaman-keseragaman, pola-
bukti baik mati maupun hidup
alam. pola dan faktor-faktor kausal yang berhubungan
dalam setiap kasus pidana
dnegan kejahatan, pelaku kejahtaan serta reaksi
menjadi alat bukti yang benar-
masyarkaat terhadap keduanya.” Dengan
benar mempunyai daya bukti
demikian obyek studi kriminologi meliputi :
Oleh dapat itu dapat diklasifikasikan jenis-jenis yang dapat membuka tabir
1. Perbuatan yang disebut dengan kejahatan
tindak pidana yang membutuhkan bantuan ilmu perkara poidana, sehingga
2. Pelaku kejahatan
alam forensic sebagai berikut : kebenaran materiil akan benar-
3. Rekasi masyarakat yang ditujukan baik
• Peristiwa kebakaran benar terbukti di dalam setiap
terhadap perbuatan maupun terhadap
• Peristiwa tabrakan kendaraan bermotor amar putusan Hakim
pelakunya.
• Peristiwa penembakan pengadilan yang mengadili
• Peristuwa yang meninggalkan sidik jari perkara itu.
Kejahatan dalam masyarakat
merupakan fenomena yang selalu
menjadi topik pembicaraan
karena senantiasa melingkupi
kehidupan bermasyarakat

Kejahatan……?

Sue Titus reid menyatakan Ciri-ciri kejahatan sebagai b. Merupakan pelanggaran


kejahatan adalah suatu berikut : hukum pidana.
perbuatan yang disengaja a. Kejahatan adalah suatu c. Dilakukan tanpa adanya suatu
tindakan yang dialkukan secara pembelaan atau pembenaran yang
(intentional act) maupun
sengaja dalam pengertian ini diakui secara hukum.
kelalaian (oomission) yang seseorang tidak dapat dihukum d. Diberi sanksi oleh Negara
melanggar hukum pidana hanya karena pikirannya, sebagai suatu kejahatan atau
tertulis maupunputusan melainkan harus ada suatu pelanggaran.
hakim yang dilakukan oleh tindakan atau kealpaan dalam (M.Ali Zaidan, 2016, “Kebijakan
seorang yang bukan bertindak. Kegagalan untuk Kriminal”, Sinar Grafika, Jakarta,
pembelaan atau pembenaran bertindak dapat juga merupakan 11-12)
dan diancam dengan sanksi kejahatan, jika terdapat suatu
kewajiban hukum untuk
oleh Negara sebagai
bertindak dalam keadaan tertentu,
kejahatan maupun disamping itu juga harus ada niat
pelanggaran, jahat.
 Beberapa pakar hukum mendefinikan kejahatan sebagai berikut:  David M. Gordon dan Paul Mudigdo Moeliono yang
dikutip oleh Ninik Widiyanti dan Yulius Waskita (1987:
 a. Wirjono Projo, kejahatan merupakan pelanggaran dari norma-
27-29) memberikan batasan tentang kejahatan sebagai
norma sebagai unsur pokok kesatu dari hukum pidana.
berikut:
 b. Paul Mudigdo Moeliono, kejahatan merupakan perbuatan 
1) David M. Gordon mendefinisikan kejahatan
manusia, yang merupakan pelanggaran norma, yang dirasakan
merupakan usaha pelanggar untuk hidup dalam suatu
merugikan, menjengkelkan, sehingga tidak boleh diabiarkan.
situasi ekonomi tidak menentu yang terbentuk dalam
 c. Richard Quinney, tindak kejahatan merupakan perilaku manusia tatanan sosial tertentu.
yang diciptakan oleh para pelaku yang berwenang dalam 
2) Paul Mudigdo Moeliono mendefinisikan kejahatan
masyarakat yang terorganisasi secara politik, atau kualifikasi atas
adalah perbuatan manusia yang merupakan pelanggaran
perilaku yang melanggar hukum dirumuskan oleh warga atau
norma, yang dirasakan merugikan, menjengkelkan,
masyarakat yang mempunyai kekuasaan.
sehingga tidak boleh dibiarkan berkembang dalam
 d. Menurut Durkheim, mengartikan kejahatan sebagai gejala yang masyarakat dengan menuangkannya dalam norma
normal pada masyarakat, apabila tingkat keberadaannya tidak hukum pidana yang disertai ancaman-ancaman
melampaui tingkat yang dapat dikendalikan lagi berdasarkan hukuman.
hukum yang berlaku.
 e. Bonger mengatakan kejahatan adalah perbuatan antisosial yang
secara sadar mendapat reaksi dari negara berupa pemberian derita kejahatan adalah suatu perbuatan yang melanggar peraturan/hukum
yang berlaku di mana masyarakat itu tinggal serta merugikan
dan kemudian sebagai reaksi terhadap rumusan hukum (legal
masyarakat lainnya. Kejahatan termasuk dalam semua jenis
definition) mengenai kejahatan pelanggaran publik. Atas pelanggaran yang dilakukan tersebut
membawa konsekuensi berupa sanksi hukuman atau tindakan dari
aparat yang berwenang. Ditambahkan pula bahwa tidak jarang suatu
kejahatan diakibatkan oleh situasi ekonomi yang tidak menentu
dalam 19 masyarakat. Akibatnya seseorang nekat melakukan tindak
kejahatan agar tetap bisa memenuhi kebutuhan hidup.
Kejahatan dari  Kejahatan adalah perbuatan manusia yang
segi hukum melanggar atau bertentangan dengan apa yang
ditentukan dalam kaidah hukum, tegasnya
perbuatan yang melanggar larangan yang
ditetapkan dalam kaidah hukum, dan tidak
memenuhi atau melawan perintah-perintah yang
telah ditetapkan dalam kaidah hukum yang
berlaku dalam masyarakat dimana yang
bersangkutan bertempat tinggal.
Kejahatan dari
Kejahatan dari Kejahatan adalah perbuatan atau tingkah laku segi psikologis
segi sosiologis yang selain merugikan si penderita juga Kejahatan dari aspek psikologis
merugikan masyarakat, yaitu berupa hilangnya
keseimbangan, ketentraman dan ketertiban. merupakan manifestasi kejiwaan yang
Secara sosiologis, kejahatan adalah semua terungkap pada tingkah laku manusia
bentuk ucapan, perbuatan, dan tingkah laku yang bertentangan dengan norma -
yang secara ekonomis, politis, dan sosial norma yang berlaku dalam suatu
psikologis sangat merugikan masyarakat, masyarakat. Perbuatan yang
melanggar norma-norma susila, dan menyerang bertentangan dengan norma-norma
keselamatan warga masyarakat (baik yang telah yang berlaku dalam masyarakat
tercakup dalam undangundang, maupun yang tersebut merupakan kelakuan yang
belum tercantum dalam undang-undang pidana) menyimpang (abnormal) yang sangat
erat kaitannnya dengan kejiwaan
individu
Abdulsyani menjelaskan bahwa kejahatan dapat dilihat dalam berbagai aspek, yaitu : aspek
yuridis, aspek sosial, dan aspek ekonomi.

 Aspek yuridis artinya seseorang dianggap berbuat kejahatan jika ia melanggar


peraturan atau undang-undang pidana dan dinyatakan bersalah oleh
pengadilan serta dijatuhi hukuman.
 Aspek sosial artinya bahwa sesorang dianggap berbuat kejahatan jika ia
mengalami kegagalan dalam menyesuaikan diri atau berbuat menyimpang
dengan sadar atau tidak sadar dari norma-norma yang berlaku di masyarakat
sehingga perbuatannya tidak dapat dibenarkan oleh masyarakat yang
bersangkutan.
 Aspek ekonomi berarti seseorang dianggap berbuat kejahatan jika ia
merugikan orang lain dengan membebankan kepentingan ekonominya kepada
masyarakat sekelilingnya sehingga ia dianggap sebagai penghambat atas
kebahagiaan orang lain
Menurut R. Soesilo

Ditinjau dari segi


Sebuah perilaku yang dapat
yuridis, kejahatan disebut sebagai kejahatan hanya
adalah suatu Bagaimanapun juga kejahatan
jika memiliki 2 (dua) faktor yaitu :
perbuatan dalam arti hukum adalah yaitu
1) Mens Rea ( adanya niatan dari
tingkah laku yang pelaku ), dan
perbuatan manusia yang dapat
bertentangan 2) 2) Actus Reus ( perilaku dipidana oleh hukum pidana.
dengan undang- terpaksa tanpa paksaan dari Tetapi kejahatan bukan hanya
undang orang lain ) semata – mata merupakan
Jika pelaku ternyata memiliki batasan undang – undang,
dari segi sosiologis, artinya ada perbuatan tertentu
gangguan mental yang menyebabkan
maka yang dimaksud niatnya terjadi diluar kesadaran, maka yang oleh masyarakat dipandang
dengan kejahatan faktor mens rea-nya dianggap tidak sebagai jahat, tetapi oleh undang
adalah perbuatan atau utuh, atau tidak bisa dinyatakan – undang tidak menyatakan
tingkah laku yang sebagai kejahatan, karena orang sebagai kejahatan begitu pula
selain merugikan si dengan gangguan mental tidak dapat
sebaliknya
penderita, juga sangat dimintai pertanggungjawaban atas
merugikan masyarakat perilakunya.
yaitu berupa hilangnya
keseimbangan,
ketentramandan
ketertiban
Tipe-Tipe Penjahat ?

 Menurut Capelli , tipe penjahat dibagi menjadi :


 a. Penjahat yang melakukan kejahatan didorong oleh faktor psikopatologis,
dengan pelaku-pelakunya: 1) Orang yang sakit jiwa 2) Berjiwa abnormal, namun
tidak sakit jiwa
 b. Penjahat yang melakukan tindak pidana oleh cacad badani rohani, dan
kemunduran jiwa raganya: 1) Orang-orang dengan gangguan jasmani-rohani sejak
lahir dan pada usia muda, sehingga sukar dididik, dan tidak mampu
menyesuaikan diri terhadap pola hidup masyarakat umum. 2) Orang-orang
dengan gangguan badani-rohani pada usia lanjut (dementia senilitas),
cacad/invalid oleh suatu kecelakaan, dll
 c. Penjahat karena faktor-faktor sosial, yaitu: 1) Penjahat kebiasaan 2) Penjahat
kesempatan oleh kesulitan ekonomi atau kesulitan fisik. 3) Penjahat kebetulan.
4) Penjahat-penjahat berkelompok.
4. Penjahat karena
kesempatan. Misalnya
Cecaro Lombroso membagi tipe penjahat terpaksa melakukan
kejahatan karena keadaan
 1. Penjahat sejak lahir dengan sifat- yang luar biasa, dalam
sifat herediter (born criminals) 2. Penjahat dengan bentuk pelanggaran-
dengan kelainan-kelainan bentuk kelainan jiwa; misalnya : pelanggaran kecil. Dia
jasmani, bagian-bagian badan yang gila, setengah gila, idiot, membaginya dalam : pseudo-
abnormal, stigmata atau noda fisik, debil, imbesil; dihinggapi criminals (pura-pura) dan
histeria, melankoli, criminaloids.
anomali atau cacat dan kekurangan
jasmaniah. Misalnya bentuk epilepsi atau ayan,
tengkorak yang luar biasa, dengan dementia yaitu lemah
5. Penjahat dengan organ-organ
keadaan susunan otak mirip dengan pikiran, dementia praecox jasmani yang normal, namun
binatang. Wajah yang sangat buruk, atau lemah pikiran yang mempunyai pola kebiasaan yang buruk,
rahang melebar, hidung yang miring, sangat dini, dan lain-lain. asosiasi social yang abnormal atau
tulang dahi yang masuk melengking menyimpang dari pola kelakuan umum,
3. Penjahat sehingga sering melanggar undang-
ke belakang, dan lain-lain.
undang dan norma sosial, lalu banyak
dirangsang oleh
melakukan kejahatan.
dorongan libido
seksualis atau
nafsu-nafsu seks.
7.Penjahat karena kelemahan batin dan dikejar-kejar
Aschaffenburg membagi tipe oleh nafsu materiil yang berlebih-lebihan. Mereka itu
penjahat sebagai berikut : pada umumnya adalah warga negara baik-baik, yang
melakukan tugas pekerjaannya dengan normal,
pandai, dan rajin. Akan tetapi tidak memiliki harta
1.Penjahat profesional : kejahatan sebagai 4. Penjahat-penjahat yang mengalami krisis benda dan kekayaan materiil. Sehingga melakukan
penggaotan atau pekerjaan sehari-hari, karena jiwa. Misalnya kejahatan yang dilakukan tindak korup, penggelapan uang, atau memiliki
sikap hidup yang keliru. oleh anak-anak puber, membakar rumah dengan sengaja kekayaan negara. Kejahatan mereka
sendiri karena ingin mendapatkan uang itu tergantung pada jenis pekerjaannya. Misalnya
asuransi; membunuh pacar sendiri karena tindak pidana yang dilakukan oleh pembantu rumah
2. Penjahat oleh kebiasaan, disebabkan
sudah dihamili, atau karena cintanya tidak tangga, buruh perusahaan, pegawai negeri, menteri
oleh mental yang lemah, sikap yang terbalas. Ibu muda yang membunuh bayinya cabinet, kepala negara, pilot-pilot pesawat terbang,
pasif, pikiran yang tumpul, dan karena tidak kawin; membunuh orang lain nakhoda kapal, dan lain-lain.
adaptisme. atau melakukan bunuh diri, karena tidak
mampu menguasai krisis jiwanya, dan lain- 8. Penjahat dengan indolensi psikis
lain. dan segan bekerja keras. Daripada
3.Penjahat tanpa atau kurang
5. Penjahat yang melakukan kejahatan susahsusah bekerja mencari nafkah,
memiliki disiplin kemasyarakatan. mereka itu lebih suka menempuh
Misalnya para pengemudi mobil oleh dorongan-dorongan seks yang
jalan memintas dan menggunakan
dan sepeda motor yang tidak abnormal. Misalnya homoseks, sadisme, cara yang mudah, dengan berbuat
bertanggung jawab, tidak sadomasokhisme,pedofilia, lesbianisme, jahat. Mereka itu ingin hidup santai
menghiraukan etik lalu lintas dan perkosaan, dan lain-lain. dan bermewah-mewah, namun tidak
peraturan-peraturan keamanan lalu mau bekerja keras atau berusaha
lintas.
6. Penjahat yang sangat agresif dan memiliki 9.Penjahat campuran (kombinasi
mental sangat labil, yang sering melakukan dari motif-motif satu sampai
penyerangan, penganiayaan dan pembunuhan. dengan delapan). Mereka itu
Juga selalu melontarkan pernyataan-pernyataan adalah penjahat-penjahat yang
ofensif atau penyerangan, melalui ucapan atau didorong oleh multi-faktor
tulisan-tulisan penghinaan dan fitnahan. melakukan tindak durjana.
 Seelig membagi tipe penjahat atas dasar struktur kepribadian pelaku,atau atas
dasar konstitusi jiwani/psikis pelakunya, yaitu:
 1. Penjahat yang didorong oleh sentiment-sentimen yang sangat kuat dan pikiran
yang naïf primitive. Misalnya membunuh anak isteri karena membayangkan
mereka akan sengsara di duniayang kotor ini, sehingga lebih baik mereka mati.
 2. Penjahat yang melakukan tindak pidana didorong oleh satu ideology dan
keyakinan kuat, baik yang fanatic kanan (golongan agama), maupun yang fanatic
kiri (golongan sosialis dan komunis. Misalnya gerakan “jihad”. Menurut objek
hukum yang diserangnya, kejahatan dapat dibagi dalam:
a) Kejahatan ekonomi
b) Kejahatan politik dan pertahanan-keamanan
c) Kejahatan kesusilaan
d) Kejahatan terhadap jiwa orang dan harta benda
Penggolongan kejahatan menurut Bonger :
a. Kejahatan didasarkan pada motif pelaku yakni :
 Kejahatan ekonomi, (economic crimes) misalnya penyelundupan
 Kejahatan Seksual, misalnya perbuatan zina
 Kejahatan politik, misalnya pemberontakan partai komunis Indonesia
 Kejahatan diri, misalnya penganiayaan yang motif mendalam
b. Kejahatan didasarkan berat ringannya suatu ancaman pidana :
 Kejahatan, yakni semua Pasal - Pasal yang tersebut di dalam buku KUHP, seperti
pembunuhan, pencurian dan lain-lain.
 Pelanggaran, yakni semua Pasal - Pasal yang di sebut dalam buku III KUHP, misalnya saksi
didepan persidangan memakai jimat pada waktu ia harus memberikan keterangan
dengan sumpah, dihukum dengan hukuman kurung selama-lamanya sepuluh hari hari dan
denda tujuh ratus lima puluh rupiah
c. Penggolongan kejahtaan untuk kepentingan statistic, sebagai berikut :
 Kejahatan terhadap orang (crimes against person) misalnya pembunuhan, penganiayaan
dan lain - lain.
 Kejahatan terhadap harta benda (crimes against property) misalnya pencurian,
perampokan dan lain – lain.
 Kejatan terhadap kesusilaan umum (crime against public decency) misalnya perbuatan
cabul.
Penggolongan kejahatan yang dilakukan oleh nilai-nilai
sosiologi yang dikemukakan oleh sebagai beikut :
 Penggolongan Kejahatan untuk membentuk a. Violent personal criems, yaitu kejahatan kekerasan
teori. Penggolongan didasarkan akan adanya terhadap orang, misalnya pembunuhan (murder),
kelas - kelas kejahatan dan beberapa menurut pemerkosaan (rape), dan penganiayaan (assault).
proses penyebab kejahatan itu, yaitu cara b. Occasio property crimes, yaitu kejahatan harta
melakukan kejahatan teknik - teknik dan benda karena kesepakatan, misalnya pencurian
organisasinya dan timbul kelompok - kendaraan bermotor, pencurian di toko - toko besar.
kelompok yang mempunyai nilai tertentu. c. Occupational crimes, yaitu kejahatan karena
 a. Profesional crimes, yaitu suatu kejahatan kedudukan atau jabatan, misalnya korupsi.
yang dilakukan sebagai mata pencaharian d. Politic crime, yaitu kejahatan politik, misalnya
tetapnya dan mempunyai keahlian tertentu pemberontakan, sabotase, perang gerilya dan lain –
untuk profesi itu, misalnya pemalsuan uang. lain
e. Public order crime, yaitu kejahatan terhadap
 b. Organized crimes, yaitu suatu kejahatan ketertiban umum yang biasa disebut dengan
yang terorganisir, misalnya pemerasan, kejahatan tanpa korban, misalnya pemabukan,
perdagangan narkotika dan obat-obatan wanita melacurkan diri.
terlarang. f. Convensional crime, yaitu kejahatan konvensional,
 c. Occasional crimes, yaitu suatu kejahatan misalnya perampokan (robbery) pencurian kecil -
karena adanya suatu kesepakatan, misalnya kecilan (larceny) dan lain – lain.
pencurian di rumah secara bersama. g. Organized crime, yaitu kejahatan yang terorganisir,
misalkan perdagangan wanita untuk pelacuran,
(A.S Alam. 1985, Kejahatan dan Sistem perdangangan obat bius.
Pemidanaan. Ujung Pandang. Fakultas Hukum. h. Provesional crime, yaitu kejahatan yang dilakukan
UNHAS, hlm 13) sebagai profesinya, misalkan pemalsuan uang,
pencopet dan lain - lain.
 Teori-Teori Sebab Kejahatan yang dikutip oleh A.S.Alam,
 Teori Differential Association (Sutherland)
 Teori Anomie : Emile Durkheim,
 Teori Kontrol Sosial
 Teori Labeling (Howard Beckers)

Anda mungkin juga menyukai