Makalah Konsep Pendekatan Saintifik
Makalah Konsep Pendekatan Saintifik
Dosen Pengampu :
Eka Nofri Arianto, M.Pd
DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 4
KELAS 5B
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT. Karena atas berkat dan rahmat-Nya lah kami
bisa menyelesaikan tugas makalah ini dengan tepat waktu dan tanpa terkendala suatu apapun.
Makalah ini kami susun untuk memenuhi tugas mata kuliah Pengembangan Pembelajaran IPS di
SD. Adapun topik yang dibahas di dalam makalah ini adalah “KONSEP PENDEKATAN
SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPS DI SD”. Kami juga mengucapkan terima kasih
kepada Bapak Eka Nofri Arianto, M.Pd karena telah membimbing kami pada mata kuliah ini.
Makalah ini masih jauh dari kata sempurna, hal itu dikarenakan keterbatasan kemampuan yang
kami miliki. Sehingga kami sangat mengharapkan saran dan kritik yang membangun dari
pembaca. Kiranya harapan kami makalah ini memberikan banyak manfaat bagi kehidupan kita
semua.
Penerapan metode ilmiah merupakan proses berpikir logis berdasarkan fakta dan teori.
Pertanyaan muncul dari pengetahuan yang telah dikuasai. Karena itu kemampuan bertanya
merupakan kemampuan dasar dalam mengembangkan berpikir ilmiah. Informasi baru digali
untuk menjawab pertanyaan.Oleh karena itu, penguasaan teori dalam sebagai dasar untuk
menerapkan metode ilmiah. Dengan menguasi teori maka siswa dapat menyederhanakan
penjelasan tentang suatu gejala, memprediksi, memandu perumusan kerangka pemikiran untuk
memahami masalah. Bersamaan dengan itu, teori menyediakan konsep yang relevan sehingga
teori menjadi dasar dan mengarahkan perumusan pertanyaan penelitian.
Proses pembelajaran ini dirancang agar siswa dapat mengkonstuk, hukum, dan prinsip
melalui tahapan-tahapan berikut :
1. Mengamati
Membaca, mendengar, menyimak, melihat (tanpa atau dengan alat) untuk
mengidentifikasi hal-hal yang ingin diketahui - Mengamati dengan indra
(membaca, mendengar, menyimak, melihat, menonton, dan sebagainya) dengan
atau tanpa alat.
2. Menanya
Mengajukan pertanyaan tentang hal-hal yang tidak dipahami dari apa yang
diamati atau pertanyaan untuk mendapatkan informasi tambahan tentang apa yang
diamati - Membuat dan mengajukan pertanyaan, tanya jawab, berdiskusi tentang
informasi yang belum dipahami, informasi tambahan yang ingin diketahui, atau
sebagai klarifikasi.
3. Mencoba/ Mengumpulkan Informasi
Melakukan eksperimen, membaca sumber lain dan buku teks, mengamati
objek/kejadian/aktivitas, wawancara dengan narasumber
Mengeksplorasi, mencoba, berdiskusi, mendemonstrasikan, meniru bentuk/gerak,
melakukan eksperimen, membaca sumber lain selain buku teks, mengumpulkan
data dari nara sumber melalui angket, wawancara, dan memodifikasi/
menambahi/mengembangkan.
4. Menalar
Siswa mengolah informasi yang sudah dikumpulkan baik terbatas dari hasil
kegiatan mengumpulkan/eksperimen mau pun hasil dari kegiatan mengamati dan
kegiatan mengumpulkan informasi
Mengolah informasi yang sudah dikumpulkan, menganalisis data dalam bentuk
membuat kategori, mengasosiasi atau menghubungkan fenomena/informasi yang
terkait dalam rangka menemukan suatu pola, dan menyimpulkan.
5. Menyimpulkan
Kegiatan menyimpulkan dalam pembelajaran dengan pendekatan saintifik
merupakan kelanjutan dari kegiatan mengolah data atau informasi. Setelah
menemukan keterkaitan antar informasi dan menemukan berbagai pola dari
keterkaitan tersebut, selanjutnya secara bersama-sama dalam satu kesatuan
kelompok, atau secara individual membuat kesimpulan.
6. Mengkomunikasikan
Siswa menyampaikan hasil pengamatan, kesimpulan berdasarkan hasil analisis
secara lisan, tertulis, atau media lainnya - menyajikan laporan dalam bentuk
bagan, diagram, atau grafik; menyusun laporan tertulis; dan menyajikan laporan
meliputi proses, hasil, dan kesimpulan secara lisan.
PENERAPAN PENDEKATAN SAINTIFIK DALAM PEMBELAJARAN IPS
Kegiatan Pendahuluan
Dalam metode saintifik tujuan utama kegiatan pendahuluan adalah memantapkan pemahaman
siswa terhadap konsep-konsep yang telah dikuasai yang berkaitan dengan materi pelajaran baru
yang akan dipelajari oleh siswa.
Dalam kegiatan ini guru harus mengupayakan agar siswa yang belum paham suatu konsep dapat
memahami konsep tersebut, sedangkan siswa yang mengalami kesalahan konsep, kesalahan tersebut
dapat dihilangkan.
Pada kegiatan pendahuluan, disarankan guru menunjukkan fenomena atau kejadian “aneh” atau
“ganjil” yang dapat menggugah timbulnya pertanyaan pada diri siswa.
1. Mengucapkan salam
2. Guru mengingatkan kembali tentang konsep-konsep yang telah dipelajari oleh siswa yang
berhubungan dengan materi baru yang akan dibelajarkan. Untuk IPS, misalnya
menggunakan apersepsi tentang bencana banjir yang kerap terjadi. Dimana, kapan, dan
mengapa bisa terjadi, siapa yang sering menjadi korban, apa yang dilakukan oleh
masyarakat korban banjir ketika menghadapi bencana tersebut.
3. Menyampaikan tujuan pembelajaran.
Kegiatan Inti
Kegiatan inti merupakan kegiatan utama dalam proses pembelajaran atau dalam proses
penguasaan pengalaman belajar (learning experience) siswa. Kegiatan inti dalam pembelajaran
adalah suatu proses pembentukan pengalaman dan kemampuan siswa secara terprogram yang
dilaksanakan dalam durasi waktu tertentu.
Kegiatan inti dalam metode saintifik ditujukan untuk terkonstruksinya konsep, hukum atau
prinsip oleh siswa dengan bantuan dari guru melalaui langkah-langkah kegiatan yang diberikan
di muka.
Gambar-Gambar Banjir :
2. Menanya:
Dalam kegiatan menanya, siswa mengajukan pertanyaan tentang suatu fenomena.
contoh di mapel IPS adalah “Apakah sebab dan akibat banjir bisa terjadi ?
Dimana, siapa, mengapa, bagaiamana dst……
4. Mengumpulkan data:
Dalam mapel IPS, siswa mengumpulkan data atau guru memberikan data tentang
komponen-komponen atau fenomena-fenomena yang berkaitan banjir\
5. Menganalisis data:
Siswa menganalis data yang diberikan oleh guru. Analisis data dalam IPS, misalnya
siswa diajak untuk membaca buku siswa tentang konsep ruang, waktu, konektivitas, dan
interaksi sosial. Konsep-konsep ini dihubungkan dengan informasi atau data awal,
pertanyaan dan hipotesis, serta data yang terkumpul.
6. Menarik kesimpulan
Contoh bentuk kesimpulan yang ditarik dalam IPS misalnya hujan di Bogor
menyebabkan banjir di Jakarta menunjukkan adanya keterkaitan antarruang dan waktu.
7. Mengomunikasikan:
Pada langkah ini, siswa dapat menyampaikan hasil kerjanya secara lisan maupun tertulis,
misalnya melalui presentasi kelompok, diskusi, dan tanya jawab.
Kegiatan Penutup
Kegiatan penutup ditujukan untuk dua hal pokok. Pertama, validasi terhadap konsep, hukum atau
prinsip yang telah dikonstruk oleh siswa. Kedua, pengayaan materi pelajaran yang dikuasai siswa
1. Dalam mapel IPS, misalnya siswa diminta untuk menjelaskan contoh keterkaitan antarruang
dan waktu, misalnya hubungan antar desa dan kota.
2. Dalam mapel IPS maupun mapel lain, guru dapat meminta siswa untuk meningkatkan
pemahamannya tentang konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari dari buku-buku pelajaran
yang relevan atau sumber informasi lainnya.
3. Dalam mapel IPS, dan mapel lain, guru dapat memberikan beberapa situs di internet yang
berkaitan dengan konsep, prinsip atau teori yang telah dipelajari oleh siswa, kemudian guru
meminta siswa untuk mengakses situs-situs tersebut.
Adapun penjelasan dari diagram pendekatan pembelajaran scientific (pendekatan ilmiah) dengan
menyentuh ketiga ranah tersebut dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik “tahu
mengapa”.
2. Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu bagaimana”.
3. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik
“tahu apa.”
Hasil akhirnya adalah peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi
manusia yang baik (soft skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk
hidup secara layak (hard skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap,
pengetahuan, dan keterampilan. Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern
dalam pembelajaran, yaitu menggunakan pendekatan ilmiah.Pendekatan ilmiah (scientific
appoach) dalam pembelajaran sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar,
mencoba, membentuk jejaring untuk semua mata pelajaran.
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua jenjang dilaksanakan dengan
menggunakan pendekatan saintifik. Proses pembelajaran harus menyentuh tiga ranah, yaitu
sikap, pengetahuan, dan keterampilan. Dalam proses pembelajaran berbasis pendekatan ilmiah,
ranah sikap menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta didik tahu tentang
‘mengapa’.
Ranah keterampilan menggamit transformasi substansi atau materi ajar agar peserta
didik tahu tentang ‘bagaimana’. Ranah pengetahuan menggamit transformasi substansi atau
materi ajar agar peserta didik tahu tentang ‘apa’. Hasil akhirnya adalah peningkatan dan
keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft skills) dan manusia
yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard skills) dari peserta
didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, keterampilan, dan pengetahuan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran,
yaitu menggunakan pendekatan ilmiah. Pendekatan ilmiah (saintifik aproach) dalam
pembelajaran semua mata pelajaran meliputi menggali informasi melaui pengamatan, bertanya,
percobaan, kemudian mengolah data atau informasi, menyajikan data atau informasi, dilanjutkan
dengan menganalisis, menalar, kemudian menyimpulkan, dan mencipta. Untuk mata pelajaran,
materi, atau situasi tertentu, sangat mungkin pendekatan ilmiah ini tidak selalu tepat
diaplikasikan secara prosedural. Pada kondisi seperti ini, tentu saja proses pembelajaran harus
tetap menerapkan nilai-nilai atau sifat-sifat ilmiah dan menghindari nilai-nilai atau sifat-sifat
nonilmiah.
B. SARAN
Harapannya kedepan agar proses pembelajaran pada Kurikulum 2013 untuk semua
jenjang dapat dilaksanakan dengan menggunakan pendekatan saintifik. Karena dapat membantu
peningkatan dan keseimbangan antara kemampuan untuk menjadi manusia yang baik (soft
skills) dan manusia yang memiliki kecakapan dan pengetahuan untuk hidup secara layak (hard
skills) dari peserta didik yang meliputi aspek kompetensi sikap, pengetahuan, dan keterampilan.
Kurikulum 2013 menekankan pada dimensi pedagogik modern dalam pembelajaran, yaitu
menggunakan pendekatan ilmiah.Pendekatan ilmiah (scientific appoach) dalam pembelajaran
sebagaimana dimaksud meliputi mengamati, menanya, menalar, mencoba, membentuk jejaring
untuk semua mata pelajaran.