Semakin tinggi kepemimpinan yang diduduki oleh seorang dalam organisasi, nilai dan bobot
strategic dari keputusan yang diambil semakin besar. Sebaliknya, semakin rendah kedudukan
seseorang dalam suatu orgnisasi , keputusan yang diambilpun lebih mengarah kepada hal-hal yang
lebih operasional. Terlepas dari keputusan yang diambil , apakah pada kategori strategic, taktis,
teknis, atau operasional, semuanya tergolong pada “penentuan arah” dari perjalanan yang hendak
ditempuh oleh organisasi.
Oleh sebab itu masa depan ideal lembaga pendidikan sebenarnya sangat ditentukan oleh
eksistensi pemimpinnya.Pemimpin lembaga pendidikan memiliki otoritas dan bertanggung jawab
penuh sesuai jenjang manajerialnya terhadap efektifitas pengelolaan sekolah.Pemimpin memiliki
peran pengambilan keputusan(decision role) yang sangat kuat dan perlu menjalankannya secara
benar dan tepat sasaran ,dengan peran ini dapat dipastikan perubahan dan perkembangan masa
depan pendidikan menjadi jauh lebih baik.Pada hakekatnya kondisi inilah yang menjadi harapan
masyarakat sebagai user output lembaga pendidikan dan sudah seharusnya menjadi paradigma
berpikir pelaku institusi pendidikan.
Berangkat dari pembahasan diatas, maka pada kesempatan ini penulis akan memaparkan
makalah dengan judul “KEPEMIMPINAN RANSFORMASIONAL.”
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang diatas ,penulis membuat rumusan masalah sebagai berikut:
C. Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui pengertian kepemimpinan transformasional
BAB II
PEMBAHASAN
Kepemimpinan transformasional tidak saja didasarkan pada kebutuhan akan penghargaan diri,
tetapi menumbuhkan kesadaran para pemimpin untuk berbuat yang terbaik ssuai dengan kajian
perkembangan manajemen dan kepemimpinan yang memandang manusia, kinerja, dan
pertumbuhan organisasi adalah sisi yang saling berpengaruh.
Pemimpin transformasional adalah pemimpin yang memiliki wawasan jauh kedepan dan
berupaya memperbaiki dan mengembangkan organisasi bukan untuk saat ini tapi dimasa datang.
Oleh karena itu’pemimpin transformasional adalah pemimpin yang dapat dikatakan sebagai
pemimpin yang visioner.
Setiap pemimpin dipilih karena dianggap memiliki visi dan misi yang jelas, dan sebaiknya
seseorang sulit untuk menjadi pemimpin jika ia dianggap tidak memiliki visi dan misi yang jelas.
Kejelasan visi dan Misi mampu memberi arah bagi kelanjutan suatu organisasi dimasa yang akan
datang.
Salah satu model kepemimpinan pendidikan yang diperdiksi mampu mendorong terciptanya
efektifitas institusi pendidikan adalah kepemimpinan transformasional. Jenis kepemimpinan ini
menggambarkan adanya tingkat kemampuan pemimpin untuk mengubah mentalitas dan perilaku
pengikut menjadi lebih baik dengan cara menunjukkan dan mendorong mereka untuk melakukan
sesuatu yang kelihatan mustahil. Konsep kepemimpinan ini menawarkan perspektif perubahan pada
keseluruhan institusi pendidikan, sehingga pengikut menyadari eksistensinya untuk membangun
institusi yang siap menyongsong perubahan bahkan menciptakan perubahan.
4. Proses untuk membangun komitmen bersama terhadap sasaran organisasi dan memberikan
kepercayaan kepada pengikut untuk mencapai sasaran.
1. Pengaruh ideal.
Dalam hal ini pemimpin membangkitkan emosi dan identifikasi yang kuat terhadap visi organisasi.
2. Stimulasi Intelektual.
3. Pertimbangan individual.
Cunningham dan Cordeiro menyebutkan tiga hal fundamental terkait makna penerapan
kepemimpinan transformasional :
1. Membantu para anggota staf untuk mengembangkan dan memelihara budaya kerjasama(kolaborasi).
2. Budaya professional
3. Membantu mempercepat pengembangan dan membantu para tenaga pendidik untuk memecahkan
masalah lebih efektif. Pemikiran ini menjadi sangat penting jika kita melihat fakta rendahnya kualitas
pendidikan yang berdampak langsung pada kualitas SDM di Indonesia selama ini.
Cunningham dan Cordeiro menyebutkan 4 hal penting yang perlu mendapat perhatian
pemimpin untuk mewujudkan tujuan institusional secara efektif yaitu :
1. Membuat visi
Untuk membuat visi yang ideal, menarik dan dapat dicapai, pemimpin perlu mengkaji data
dan informasi institusi pendidikan yang tersedia dan mempelajari kebutuhan lingkungan internal dan
trend perkembangan lingkungan eksternal.
2. Merumuskan visi
Untuk mendapatkan visi yang benar-benar ideal pemimpin mengkaji kembali kekuatan dan
kelemahan internal institusi serta mempridiksi kemungkinan masa depan yang ideal yang bisa
dicapai dalam kurun waktu antara 5-10 tahun.
3. Mengkomunikasikan visi
Visi pada dasarnya adalah konsep impian masa depan yang penuh makna bahkan
misteri.Oleh karena itu visi harus disebarluaskan kepada pihak-pihak yang bekepentingan(stake
holder) institusi pendidikan.Hal ini dimaksudkan supaya pesan-pesan inti yang terkandung
didalamnya dapat dipahami dan dirasakan sebagai kebutuhan bersama serta menjadi symbol
kebanggaan dalam menggerakkan roda institusi.
4.Deployment.
2. Secara positif dihubungkan dengan orientasi pemasaran jangka panjang dan kepuasan pelanggan.
1. Mengacu pada nilai nilai agama yang ada dalam organisasi/instansi khususnya sekolah-sekolah.
2. Disesuaikan dengan nilai-nilai yang terkandung dalam sistem sekolahtersebut.
4. Karena sistem pendidikan merupakan suatu sub sistem maka harus memperhatikan sistem yang
lebih besar yang ada diatasnya seperti sistem Negara.
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan.
1.Kepemimpinan transformasional adalah kepemimpinan yang mampu menciptakan perubahan yang
mendasar dan dilandasi oleh nilai-nilai agama, sistem dan budaya untuk menciptakan inovasi dan
kreativitas pengikutnya dalam rangka mencapai visi yang telah ditetapkan.
2.Model kepemimpinan transformasional menurut Bass dan Avolio menyangkut empat dimensi
dengan konsep 4I yaitu idealized influence,inspirational motivation,intellectual simulation dan
individualized consideration.
4.Gaya kepemimpinan transformasional akan menjadi instrument utama pembangkitan spirit kerja
tenaga pengembang, staf, dan tenaga lainnya, berikutefeknya terhadap perbaikan kultur organisasi
sekolah dan peningkatan mutu kinerja akademik lembaga.
B. Saran
Bagi kepala sekolah : Seharusnya kepala sekolah menerapkan gaya kepemimpinan
transformational yaitu kepemimpinan yang mampu memotivasi pengikut untuk secara lebih dari
yang ada sekarang mewujudkan minat pribadinya secara segera (transcend their own immediate self
interest) guna bersama-sama menerjemahkan misi dan visi organisasinya dan mampu mengubah
energy sumber daya, baik manusia, instrument, maupun situasi untuk mencapai tujuan reformasi
sekolah.
Seputar informasi at 07:55
Share
No comments:
Post a Comment
‹
›
Home
Seputar informasi
View my complete profile