Anda di halaman 1dari 7

III.

BAHAN DAN METODE PENELITIAN

3.1 Tempat dan Waktu Penelitian


Penelitian akan dilaksanakan di Laboratorium PT. HORTI AGRO MAKRO (HAM )Garut.
Penelitian dilaksanakan pada Bulan Desember sampai dengan Bulan Maret 2021.
3.2 Bahan dan Alat Penelitian
Bahan-bahan yang digunakan dalam penelitian ini adalah planlet tanaman kentang Varietas RGH
01, Agar-agar, Sukrosa, Media Murashige Skoog , NAA dan BAP, Hcl, NaOH, Aquades,
Alkohol 70%.
Alat yang digunakan antara lain Autoclave, Gelas ukur, Batang Pengaduk, Pipet Tetes,Botol
Media, Timbangan Analitik,Pinset, Gunting, Cawan petri, Lampu Bunsen, LAF, Panci, Kompor
gas.
3.3 Metode Penelitian
Penelitian ini termasuk dalam penelitian eksperimental yang menggunakan metode RAL
(Rancangan Acak Lengkap). Terdiri dari 2 faktor, faktor pertama adalah konsentarasi NAA dan
faktor kedua adalah konsentrasi BAP.
Faktor pertama media MS ditambah dengan :

NAA 0 mg/L

NAA 1 mg/L

NAA 2 mg/L

Faktor Kedua media MS ditambah dengan :

BAP 0 mg/L

BAP 1 mg/L

BAP 2 mg/L
Kombinasi perlakuan ?
3.4 Rancangan Analisis Statistik
Model linier untuk percobaan faktorial yang terdiri dari 2 faktor (faktor NAA dan faktor BAP )
dengan menggunakan rancangan dasar RAL Faktorial . Model uji statistik untuk penelitian ini
adalah sebagai berikut :
Yijk = µ + α i + β j + (αβ) ij + Ɛ ijk

Keterangan:
Yijk : Hasil pengamatan untuk faktor A level ke-i dan faktor B taraf ke-j, pada
ulangan ke-k
µ : Rataan umum
αi : Pengaruh faktor A taraf ke-i
βj : Pengaruh faktor B taraf ke-j
(αβ) ij : Interaksi antara A dan B pada faktor A level ke-i dan faktor B level ke-j
Ɛ ijk :Galat percobaan untuk faktor A level ke-i, faktor B level ke-j dan
ulangan/kelompok ke-k
Analisis Ragam

Berdasarkan model linier yang digunakan, maka dapat disusun daftar analisis ragam dapat

dilihat pada Tabel 2.

Tabel 2. Daftar Analisis Ragam


Sumber Ragam DB JK KT Fh F0,5
Perlakuan 5 ∑yjk2/r-FK JKper/DBper KTper/KTgal 2,77

ZPT BAP (B) 2 JKB/DBB KTB/KTgal 3,55

ZPT NAA 1 JKP/DBP KTP/KTgal 4,41


Interaksi BxP 2 JKper-JKB-JKP JKBP/DBBP KTBP/KTgal 3,55
Galat 18 Jktot- Jkper JKgal/DBgal
Total 23 ∑yijkl2-FK
Sumber : Gomez dan Gomez (2010)

Kemudian untuk mengetahui tingkat perbedaan masing-masing perlakuan, maka digunakan

uji F dengan kaidah pengambilan keputusan.

Fhitung ≤ F05 = tidak berbeda nyata (ns)


Fhitung ≥ F05 = berbeda nyata (*)
Hasil analisis ragam diuji F untuk mengetahui tingkat perbedaan masing-masing perlakuan,

jika ternyata F hitung lebih besar dari F tabel, maka dilanjutkan dengan Uji Jarak Berganda

Duncan dengan rumus sebagai berikut.

LSR(α,dbg,p) = SSR(α,dbg,p) x

Keterangan:

LSR = Least Significant Ranges


SSR = Studentized Significant Ranges
dbg = Derajat Bebas Galat
α = Taraf nyata
p = Jarak antar perlakuan
= Simpangan baku rata-rata perlakuan

Nilai di hitung berdasarkan rumus sebagai berikut:

Untuk menguji bila terjadi interaksi antara faktor perlakuan, maka untuk membedakan antara B
dan P atau sebaliknya digunakan rumus sebagai berikut:

=
Untuk menguji bila tidak terjadi interaksi antara B dan I maka :
Membedakan faktor perlakuan B pada taraf p seperti p1, dan p2 digunakan rumus sebagai
berikut:

=
Membedakan faktor perlakuan P pada taraf b seperti b1, b2, dan b3 digunakan rumus sebagai
berikut:
=
3.5 Pelaksanaan Percobaan
3.5.1. Sterilisasi Botol dan Alat
Sterilisasi
Sterilisasi adalah salah satu prosedur yang digunakan untuk menghilangkan mikroorganisme.
Keadaan aseptis sangat diperlukan untuk semua botol kultur yang akan digunakan seperti alat,
botol media kultur, dan sterilisasi lingkungan kerja.
Peralatan yang perlu di sterilkan sebelum penanaman yaity pinset, gunting, gagang scapel, tissu
(alas tanam), petridish, botol kosong.
Peralatan yang akan di sterilkan seperti pinset, gunting, gagang scapel, petridish, dibungkus
dengan rapi menggunakan plastik kemudian masukan kedalam autoclave. Adapun untuk botol
kosong langsung dimasukan ke dalam autoclave dengan cara disusun hingga mencapai
permukaan panel.
Temperatur yang digunakan untuk sterilisasi alat menggunakan autoclave yaitu 121°C pada
tekanan 15 psi(pound per squareinchi) atau 1 atm selama 30 menit. Kemudian autoclave di isi
menggunakan air akuades .
Alat tanam kembali di sterilkan di dalam LAF dengan cara pembakaran menggunakan lampu
bunsen.
3.5.2. Pembuatan Media
1. Siapkan Alat dan bahan yang akan digunakan dalam pembuatan media.
2. Erlemeyer di isi akuades sebanyak 500 ml dan di simpan di atas magnetic stirer , Kemudian
masukan magnet pengaduk dan alat tersebut di nyalakan .
3. Timbang Gula sebanyak 40 g/l, Media MS 4,43 gr/l Kemudian masukan kedalam erlemeyer
tadi.
4. Setelah larutan gula dan media MS homogen tambahkan larutan zpt NAA dan BAP.
5. Ukur pH Media yaitu 5,6 - 5,8
6. Kemudian masukan Agar-Agar sebanyak 6,50 gr/l. Biarkan di aduk di magnetik stirer kurang
lebih 30 menit.
7. Selanjutnya media di panaskan diatas kompor gas. Selama pemanasan diaduk dengan
teratur .Pemanasan segera di hentikan bila larutan media sudah terlihat jernih.
8. Tuang media ke dalam botol jar kurang lebih 20 ml per botol. Kemudian di tutup
menggunakan plastik putih dan di ikat menggunakan karet gelang.
9. Botol yang sudah di tutup di sterilkan dengan cara dimasukkan kedalam autoclave selama 15
menit setelah suhu mencapau 121°C dan tekanan 1 atmosfer atau 15 psi.
10. Tahap terakhir setelah media keluar dari autoclave, media di susun di kontener media, dan di
masukan kedalam laboratorium.
11. Media siap digunakan apabila sudah mengeras.

3.6 penanaman
Lama waktu penyimpanan tanaman 28-31 hari untuk selanjutnya dilakukan
proses subkultur. Proses subkultur melihat pertumbuhan tanaman per 2 modus. Kemudian tahap
Penanaman
a. Menyemprot dan mengelap jari hingga tangan dengan alkohol 70% setiap kali
akan memasukan tangan kedalam LAF.
b. Ambil pinset dan gunting yang telah disterilkan dalam lampu bunsen.
c. Celupkan ke dalam botol berisi alkohol 70% steril, untuk pendingin alat tanam.
d. Angkat alat dari perendaman alkohol 70% tiriskan beberapa saat
e. Ambil botol kultur yang siap di subkultur, keluarkan tanaman dengan cara :
• Buka petutup botol Letakkan tutup botol dalam keadaan terbuka ke atas
samping kiri lampu bunsen, tetapi tidak menghalangi tiupan angin kearah kaca atas
tanam
• Keluarkan tanaman satu per satu dengan hatihati
• Letakkan di atas kertas alas tanam
• Ambil pelutup botol dengan hati-hati, hindari kulit jari menyentuh bagian
dalam tutup dan usahakan tidak melewati kaca alas tanam,
• Botol media yang telah dikeluarkan salah satu tanaman nya segera ditutup.
f. Potong tanaman dari botol kultur asal, diatas alas tanam menggunakan pisau
tanam dan jenis potongan menjadi dua nodus.
g. Tanam masing-masing jenis potongan ke dalam media kultur hasil yang telah
ditentukan dengan cara :
• Buka petutup botol Botol Media hingga lepas dari botolnya.
• Letakkan pertutup botol dan keadaan terbuka ke atas di samping kiri lampu
bunsen, tetapi tidak menghalangi tiupan angin keara kaca alas tanam.
• Posisi api berada dalam kemiringan 450
c yaitu dengan memonitor kekuatan
tiupan angin laminar
• Tanam dengan hati hati per satu sesuai dengan jenis potngan dan
keseragaman bentuk serta tingginya sepert pada cara f.
• Lakukan proses penanaman explan mendekati api dengan posisi botol
miring dan dilakukan dengan cepat.
• Ambil tutup botol dengan hati-hati, hindari kulit menyentuh bagian
dalam tutup dan usahakan tidak melewat kaca atas tanam
• Buang sisa sisa potongan eksplan dan kertas alas tanam yang tidak terpakai
lagi ke dalam botol sampah (yang telah disediakan dalam LAF).
• Ulangi tatacara penanaman mulai buka Botol Media hingga botol berisi
tanaman sesuai target per Botol Media
h. Setiap botol media ditanami sebanyak 11 eksplan
k. Penutup botol didekatan dengan api sebelum botol mesia ditutup.
l. Tutup rapat botol kultur untuk yang menggunakan tutup botol dan gunakan
karet dengan rapat untuk tutup menggunakan plastik.
m.Beri label dengan kode barcode yang sesuai.

3.7 Pengamatan
Pengamatan dilakukan setelah penanaman eksplan. Variabel yang diamati yaitu berupa

pengamatan utama dan pengamatan penunjang.

3.7.1. Pengamatan Utama


1. Waktu muncul Tunas

Kemunculan tunas diamati dari umur 1 sampai 4 minggu setelah tanam. Pengamatan waktu
muncul tunas dilakukan satu kali setelah penanaman.

2. Jumlah Akar

Pengamatan jumlah akar dilakukan 2 MST ,5 MST, 8MST

3. Panjang akar

Pengamatan panjang akar dilakukan satu kali setelah penanaman yaitu di akhir penelitian.

4.Tinggi tanaman
Tinggi tanaman diukur dari pangkal hingga ujung tanaman menggunakan penggaris bersatuan.
Pengamatan tinggi tanaman dilakukan 2 MST, 5 MST 8 MST.

5. Jumlah daun

Pengamatan jumlah daun dilakukan 2 MST, 5 MST, 8 MST.

6. Jumlah ruas daun


Ruas yang terbentuk pada batang tanaman yang ditandai dengan tumbuhnya daun dihitung dari
ruas paling bawah hingga ujung dari setiap tunas. Pengamatan ruas daun dilakukan 2 MST, 5
MST,8 MST.

3.7.2. Pengamatan Penunjang


1. Suhu dan kelembapan

Temperatur ruang inkubasi menentukan respons kecepatan pertumbuhan sehingga memang harus
di atur. Suhu 16° - 22°C dan kelembapan 70-80 %.

2. Intensitas cahaya
Eksplan memang sudah dipenuhi kebutuhan karbohidrat dari gula dan media. Namun, Cahaya
sangat penting untuk pertumbuhan eksplan. Intensitas cahaya dihasilkan dari lampu TL
(fluerescent) , lampu TL memungkinkan penyebaran cahaya yang lebih merata dan juga
mempunyai kemampuan mengubah cahaya lebih merata . Intensitas cahaya yang baik dari lampu
TL yaitu antara 1000-4000 lux . Intensitas cahaya diatur dengan menempatkan jumlah lampu
dengan kekuatan tertentu pada jarak 40-50 cm dari tabung kultur, untuk luas tertentu. Panjang
penyinaran dilakukan secara kontinu dengan diatur alat automatic time switch (timer).

Anda mungkin juga menyukai