TINJAUAN KHUSUS
A. APOTEK ROXY
1. Sejarah
APOTEK ROXY berdiri sejak tahun 1954 yang berpusat di Jl. Biak No.39, Jakarta pusat
yang dipimpin oleh Direktur utama sekaligus pemilik yaitu Bapak Thomas hosean Ciovhanlee
dan telah memiliki 36 APOTEK ROXY cabang yang berada di wilayah JAKARTA,
TANGGERANG, BEKASI, DEPOK.
4. Budaya Perusahan
APOTEK ROXY group hadir dengan konsep interior dan eksterior baru, yang secara total
mencerminkan budaya perusahan yang baru. Pembenahan secara terus menerus dipastikan
dilakukan pada seluruh cabang apotek roxy group. Realisasi dari proses perbaikan ditunjang oleh
pengembangan desain terhadap produk baru, seperti penyedian kelengkapan terhadap obat
obatan tradisional indonesia, fasilitas herbal medicine, serta penambahan keanekaragaman
produk yang dimiliki. Pengembangan yang berkaitan dengan pelayanan jasa adalah dengan
mengubah konsep apotek menjadi pusat pelayanan kesehatan atau Health center yang didukung
oleh berbagai aktivitas penunjang seperti praktek dokter, layanan dr. Umum maupun layanan dr.
Spesialis Internis (penyakit dalam), dr. Spesialis Kulit dan Kelamin. Apotek Roxy juga di
lengkapi dengan adanya layanan dr. Gigi dan dr. Kecantikan. Seiring majunya usaha farmasi
tersebut, Apotek Roxy juga mempunyai program Hospitals Care (Perawatan Rumah Sakit),
program ini diperuntukan untuk membantu pasien yang ingin menebus resep yang didapat dari
rumah sakit, dengan memberikan potongan harga sebesar 5% dari harga obat yang tertera di
resep tersebut, jasa konsultasi mengenai kesehatan serta layanan lainnya yang menunjang
kebutuhan pelanggan akan barang-barang kesehatan dan obat obatan.
5. Kebijakan Mutu
Perusahaan Pihak Manajemen APOTEK ROXY Group memastikan tersedianya proses
implementasi ISO 9001:2008 yang berkesinambungan dan menghasilkan perbaikan secara terus
menerus terhadap proses bisnis perusahaan. Komitme tersebut di jelaskan dengan beberapa hal
berikut.
a. Meningkatkan profit perusahaan, dengan memastikam adanya peningkatan terhadap
volume penjualan.
b. Memastikan adanya peningkatan loyalitas pelanggan dengan meningkatkan penjualan
repeat order dan peningkatan jumlah pelanggan tetap perusahaan (coorporate) pada
setiap tahunnya minimal 5 pelanggan pada setiap cabang.
c. Meningkatkan kompetensi karyawan dengan merealisasikan minimal jam traning min 18
jam/3 bulan.
d. Melakukan proses pengembangan pelayanan baru minimal 5 jenis pelayanna baru
pertahun.
e. Pemenuhan kepuasan pelanggan minimal 80%.
f. Melaksanakan proses perbaikan yang berkesinambungan.
2. Struktur Organisasi
Agar kegiatan apotek dapat berjalan dengan lancar di pelukan organisasi yang baik agar
pembagian tugas, wewenang dan tanggung jawab menjadi jelas sehingga tidak terjadi
kesimpangsiuran dalam pekerjaan serta memudahkan pengawasan dan pertanggung jawaban.
Personalia Apotek Roxy Mangga besar di bagi menurut tugasnya adalah sebagai berikut :
a) Apotek Manager
b) Apoteker Penanggung Jawab
c) Apoteker Pendamping
d) Asisten Apoteker
e) Juru Racik
f) Admin
g) Kasir
h) Office Boy
i) Security
b) Peracikan Kapsul
1. Obat yang telah disediakan oleh aisten apoteker untuk dibuat kapsul disesuaikan
dengan nomor urut surat jalan denga cara:
Diblender obat yang sifatnya keras atau susah dihancurkan atau jumlahnya
banyak.
Digerus untuk obat yang sifatnya yang mudah dihancurkan dan jumlah yang
sedikit.
2. Obat yang telah halus di timbang kemudian dibagi dengan jumlah kapsul yang dibuat:
Tentukan kapsul berdasarkan ukuran dan kapasitas kapsul
00 = 500 mg
0 = 400 mg
1 = 300 mg
2 = 200 mg
3 = 150 mg
4 = 100 mg
Masukkan kapsul kedalam alat pengisi kapsul sesuai nomor kapsul.
Setelah selesai mengisi kapsul,dimasukkan dalam pot dan di beri etiket.
Berikan ke asisten apoteker agar dilakukan pngecekan dan ditandai dengan surat
jalan dan keteranagan nomor kapsul pada surat jalan.
Lalu dilakukan penyerahan ke pasien.
3. Pelayanan Informasi Obat (PIO)
Pelayanan informasi obat merupakan kegiatan yang dilakukan oleh apoteker dalam
pemberian informasi mengenai cara pemakaian obat, informasi mengenai obat termasuk obat
resep, obat bebas, dan herbal. Pelayanan informasi obat di Roxy Mangga Besar meliputi dosis
rute atau cara pemberian obat atau aturan pakai obat meliputi efek samping obat yang terjadi dan
informasi seperti keamanan penggunaan ibu hamil dan ibu menyusui.
4. Pelayanan Delivery Order
Apotek Roxy Mangga Besar juga menyediakan pelayanan pengiriman obat ke rumah atau
instansi yang di lakukan oleh petugas kurir Apotek Mangga Besar.
5. Konseling
Konseling merupakan proses interaktif antara apoteker dengan pasien atau keluarga pasien
untuk meningkatkan pengetahuan, pemahaman, kesadaran, dan kepatauan sehingga terjadi
perubahan perilaku dalam penggunaan obat dan menyelesaikan masalah yang dihadapi pasien.
Kegiatan konseling dilakukan oleh Apoteker atau Apoteker pendamping yang bertugas di
Apotek Roxy Mangga Besar juga melayani obat non Resep atau pelayanan swamedikasi.
Apoteker memberikan edukasi kepada pasien yang memerlukan obat non resep untuk penyakit
ringan dengan dengan memilihkan obat bebas atau bebas terbatas yang sesuai. Namun saat ini
pada Apotek Roxy Masngga Besar belum tersedia ruangan khusus konseling yang dilengkapi
dengan satu set meja dan kursi sehingga kegiatan konseling dilakukan di tempat penyerahan
obat.
5.Pengelolaan Narkotika
Pengelolaan narkotika diatur secara khusus mulai dari pengadaan sampai pemusnahan
untuk menghidari terjadinya kemungkinan penyalahgunaan obat tersebut. Pelaksanaan
pengelolaan narkotika di Apotek Roxy Mangga Besar meliputi:
a) Pemesanan
Pemesanan obat narkotika dilakukan dengan pesanan tertulis melalui surat pesanan
narkotika kepada pedagang besar farmasi (PBF) PT. Kimia Farma (Persero) Tbk. Surat
Pesanan Narkotika ditandatangani oleh APA dengan mencantumkan nama jelas, nomor
SIP, nomor SIA, alamat dan stempel apotek. Pemesanan dilakukan ke distributor dengan
membuat surat pesanan khusus narkotika, psikotropika, dan pekursor yang dibuat rangkap
empat, yang masing masing diserahkan kepada pedagang besar farmasi (PBF) yang
bersangkutan, dan satu lembar sebagai arsip di apotek. Setiap 1 surat pesanan hanya untuk
satu jenis obat.
b) Penerimaan
Penerimaan Narkotika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan dengan
sepengetahuan Apoteker Pengelola Apoteker. Apoteker akan menandatangani faktur
tersebut setelah dilakukan pencocokan dengan surat pesanan. Obat golongan narkotika
dan psikotropik yang datang diterima oleh pihak apotek disertai dengan adanya faktur.
Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang meliputi yang meliputi jenis dan jumlah
obat golongan narkotika yang dipesan.
c) Penyimpanan Obat
obat yang termasuk golongan narkotika di Apotek Roxy Mangga Besar disimpan dalam
lemari khusus yang terbuat dari kayu. Lemari tersebut berpintu ganda, berkunci dua, dan
berpisah dari obat lain, kunci lemari tersebut dipegang oleh dua orang yang berbeda yakni
Apoteker Pengelola Apoteker atau Apoteker yang ditunjuk dan koordinator teknis setelah
medapatkan kuasa dari Apoteker Penanggung jawab Apoteker. Obat obat golongan
narkotika disusun berdasarkan alphabet.
d) Pelayana resep
Apotek Roxy Mangga Besar hanya melayani resep narkotika dari dokter atau salinan
resep yang dibuat oleh Apotek Roxy Mangga Besar itu sendiri yang belum diambil sama
sekali atau baru diambil sebagian. Apotek tidak melayani permintaan obat narkotika tanpa
resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotek lain. Resep narkotika yang masuk
dipisahkan dari resep lainnya.
e) Pelaporan Narkotika
Pelaporan penggunaan narkotika dilakukan setiap bulan. Laporan penggunaan obat
narkotika dilakukan melalui online SIPNAP (Sistem Pelaporan Narkotika dan
Psikotropika). Apoteker setiap bulannya mengiputi data penggunaan narkotika dan
psikotropika melalui SIPNAP lalu setelah data telah terinput, data tersebut dikirim (paling
lama sebelum tanggal 10 pada bulan berikutnya). Laporan meliputi laporan pemakaian
narkotika untuk bulan yang bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan/sediaan,
satuaan, persediaan awal bulan). Password dan username didapatkan setelah melakukan
registerasi pada dinkes setempat.
f) Pemusnahan Prosedur
pemusnahan narkotika dilakukan sebagai berikut: 52 Apoteker Pengelola Apotek (APA)
membuat dan menandatangani surat permohonan pemusnahan narkotika yang berisi jenis
dan jumlah narkotika yang rusak atau tidak memenuhi syarat.
6.Pengelolaan Psikotropika
Pengelolaan psikotropika di Apotek Mangga Besar meliputi:
a. Pemesanan
Pemesanan sediaan Psikotropika dilakukan dengan mengunakan Surat Pesanan
Psikotropika yang ditandatangani oleh APA. Pemesanan dilakukan ke PBF dengan
membuat surat pesanan khusus Psikotropika yang dibuat rangkap dua, yang masing
masing diserahkan kepada yang dibuat rangkap dua, yang masing masing diserahkan
kepada pedagang besar farmasi yang bersangkutan dan sebagai arsip di apotek.
b. Penerimaan
penerimaan Psikotropika dari PBF harus diterima oleh APA atau dilakukan dengan
sepengetahuan Apoteker Pengelola Apoteker atau asisten apoteker yang memiliki Surat
Tanda Registerasi Tenaga Teknis Kefarmasian (STRTTK) atau Surat Izin Praktek
Apoteker (SIPA). Apoteker akan menandatangani faktur tersebut setelah dilakukan
pencocokan dengan surat pesanan. Pada saat diterima dilakukan pemeriksaan yang
meliputi jenis dan jumlah psikotropika yang dipesan.
c. Penyimpanan Obat
obat termasuk golongan Psikotropika di Apotek Roxy Mangga Besar diletakkan seperti
paad penyimpsnsn narkotik tetapi pada tempat yang berbeda.
d. Pelayanan Resep
Apotek Roxy mangga besar hanya melayani resep psikotropika dari resep asli atau
salinan resep yang di buat oleh Apoteker Roxy mangga besar sendiri yang belum diambil
sama sekali atau baru diambil sebagian. Apoteker tidak melayani penjualan obat
psikotropika tanpa resep atau pengulangan resep yang ditulis oleh apotik lain.
e. Pelaporan Psikotropika
Laporan pengggunaan psikotropika dilakukan setiap bulannya melaui SIPNAP. Apoteker
setiap bulannya menginpur data penggunaan psikotropika melalui SIPNAP lalu setelah
data setelah terinput, data tersebut dikirim. Laporan meliputi laporan pemakainan
psikotropika untuk bulan yang bersangkutan (meliputi nomor urut, nama bahan/sediaan,
satuan, persedian awal bulan).
f. Pemusnahan
Tata cara pemusnahan psikotropika sama dengan tata cara pemusnahan narkotika. Dalam
pelaksanaan pemusnahan psikotropika dapat dilakukan bersamaan dengan pemusnahan
narkotika. Berdasarkan UU No.5 tahun 1997 pasal 53 tentang psikotropika, pemusnahan
psikotropika dilakukan bila berhubungan dengan tindak pidana, diproduksi tanpa
memenuhi standart dan persyaratan yang berlaku dan atau tidak dapat digunakan dalam
proses psikotropika, kadaluarsa atau tidak memenuhi syarat untuk digunakan pada
pelayanan kesehatan dan atau untuk kepentingan ilmu pengetahuan.
7.Pengelolaan Prekursor
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat Dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2013 Tentang Pedoman Pengetahuan Prekursor Farmasi Dan Obat
Mengandung Prekursor Farmasi, Prekursor Farmasi adalah zat atau bahan pemula atau bahan
kimia yang dapat digunakan sebagai bahan pemula atau bahan kimia yang dapat digunakan
sebagai bahan baku/penolong untuk keperluan proses produksi industri farmasi atau produk
antara, produk ruahan dan prosuk jadi yang mengandung efedrin, pseudoefedrin,
norefedrin/fenilproponalamin, ergotamine, ergometri, atau potassium permanganat.
a. Pengadaan prekursor
Berdasarkan Peraturan Kepala Badan Pengawasan Obat dan Makanan Republik Indonesia
Nomor 40 Tahun 2013 BAB IV Tentang Pengelolaan Obat mengandung Prekursor Farmasi di
Apotek.Pengadaan obat mengadung prekursor Farmasi harus berdasarkan Surat Pesanan (SP).
1. Asli dan dibuat tindasan sebagai arsip
2. Ditandatangani oleh Apoteker Penanggung jawab Apotek/Apoteker Pendamping dengan
mencantumkan nama lengkap dan nomor SIPA, nomor dan tanggal SP, dan kejelasan
identitas pemesan (antara lain nama dan alamat jelas, nomor telepon, nomor izin dan
stempel).
3. Mencantumkan nama dan alamat Industri Farmasi/Pedagang Besar Farmasi(PBF) tujuan
pemesanan.Pemesanan antar apotek di perbolehkan dalam keadaan mendesak misal nya
pemesanan sejumlah obat yang dibutuhkan untuk memenuhi kekurangan jumlah obat
yang diresepkan.
4. Mencantumkan nama prekursor farmasi atau obat zang mengandung prekursor farmasi,
jumlah (ditulis dalam bentuk angka dan huruf), bentuk dan kekuatan sediaan, isi dan jenis
kemasan.
5. Diberi nomor tercetak dan tanggal dengan penulisan yang jelas atau cara lain yang dapat
tertelusur.
6. Apabila pemesanan dilakukan melalui Telepon(harus menyebutkan nama penelpon yang
berwenang),faksmile,imail, maka pesanan asli harus diberikan pada saat serah terima
barang kecuali untuk daerah-daerah tertentu dengan kondisi geografis yang sulit
transportasi dimana pengiriman menggunakan jasa ekspedisi ,maka surat pesanan asli
dikirimkan tersendiri.
b. Penyimpanan prekursor
1. Obat mengandung Prekursor Farmasi disimpan ditempat yang amanberdasarkan analisis
risiko masing-masing apotek.
2. Apabila memiliki obat mengandung prekursor farmasi yang disimpan tidak dalam wadah
asli,maka wadah harus dilengkapi dengan identitas obat meliputi nama,jumlah bentuk,dan
kekuatan sediaan,isi dan jenis kemasan ,nomor bets,tanggal kadaluarsa,dan nama
produsen.
3. Memisahkan dan menyimpan dengan aman obat mengandung Prekursor Farmasi yang
rusak,kadaluarsa,izin edar dibatalkan sebelum dimusnahkan atau dikembalikan kepada
Indstri Farmasi/PBF.
4. Melakukan stock opname secara berkala sekurang-kurangnya 6 bulan sekali.
5. Melakukan investigasi adanya selisih stok dengan fisik saat stock opname dan
mendokumentasikan hasil investigasi.
c. Pemusnahan Prekursor
1. Pemusnahan dilaksanakan terhadap obat mengandung Prekursor Farmasi yang rusak dan
kadaluarsa.
2. Harus tersedia daftar inventaris obat mengandung Prekursor Farmasi yang akan
dimusnahkan mencakup nama produsen, bentuk dan kekuatan sediaan, isi dan jenis
kemasan, jumlah, nomor bets, dan tanggal kadaluarsa.
3. Pelaksanaan pemusnahan harus dibuat dengan memperhatikan pencegahan diversi dan
pencemaran lingkungan. Kegiatan pemusnahan ini dilakukan oleh penanggung jawab
apotek dan disaksikan oleh petugas Balai Besar/Balai POM dan/atau Dinas Kesehatan
Kab/Kota setempat. Kegiatan ini di dokumentasikan dalam Berita Acara Pemusnahan
yang ditandatangani oleh pelaku dan saksi.
3. Pelayanan
Penyerahan Obat-Obat Tertentu kepada fasilitas pelayanan kefarmasian lain hanya dapat
dilakukan oleh Apotek kepada Apotek lain, Instalasi Farmasi Rumah Sakit atau Instalasi
Farmasi Klinik dan hanya dapat dilakukan untuk memenuhi kekurangan kebutuhan Obat-
Obat Tertentu yang tertera dalam resep. Penyerahan Obat-Obat Tertentu kepada pasien
harus dilakukan oleh Apoteker berdasarkan resep dokter. Penyerahan tersebut dapat
dibantu oleh tenaga teknis kefarmasian.
4. Pelaporan
Apotek wajib membuat pencatatan secara tertib dan akurat terhadap setiap tahapan
pengelolaan mulai dari pengadaan, penyimpanan, penyaluran, penarikan kembali obat
(recall), dan pemusnahan serta mendokumentasikannya. Resep Obat-Obat Tertentu harus
diarsipkan terpisah dari obat lain dan diurutkan berdasarkan nomor urut dan tanggal.
Dokumen wajib disimpan di tempat yang aman dalam jangka waktu sekurang-kurangnya
3 (tiga) tahun dan mudah diperlihatkan pada saat pelaksanaan audit atau diminta oleh
pemeriksa.
9.Sistem Informasi
Apotek Roxy Mangga Besar menggunakan sistem komputerisasi yang tersentral dalam
pelaksanaan di apotek. Setiap data yang keluar masuk dan jumlah penjualan produk dapat
dipantau secara komputerisasi. Serta ketersediaan obat di apotek-apotek cabang dapat terlihat
sehingga memudahkan dalam proses permintaan atau pembelian antar cabang jika stok obat di
salah satu apotek habis.