Anda di halaman 1dari 34

Kekarantinaan Kesehatan

di Bandar Udara

Kasubdit Kekarantinaan Kesehatan


Direktorat Surveilans dan Karantina Kesehatan
Ditjen Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI
DASAR HUKUM TERKAIT

•  Undang-Undang Nomor 2 tahun 1962 tentang Karantina Udara


•  Undang-Undang Nomor 4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
•  Undang-Undang Nomor 1 Tahun 2009 tentang Penerbangan
•  Undang-Undang Nomor 36 Tahun 2009 tentang Kesehatan
•  Peraturan Pemerintah Nomor 40 Tahun 1991 tentang Penanggulangan
Wabah Penyakit
•  Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014 tentang Kesehatan Lingkungan
•  Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 356 Th. 2009 à Permenkes no. 2348
Th. 2011 tentang OTK KKP
•  Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 34 Tahun 2013 tentang
Penyelenggaraan Tindakan Hapus Tikus dan Hapus Serangga pada Alat
Angkut di Pelabuhan, Bandar Udara, dan Pos Lintas Batas Darat
•  International Health Regulation (IHR 2005)
UPAYA PENCEGAHAN DAN
PENGENDALIAN PENYAKIT

1.  TO DETECT (deteksi): melalui diagnosis dini dan


deteksi dini
2.  TO PREVENT (mencegah): sasaranya terutama
untuk mengendalikan Faktor Risiko (lingkungan,
perilaku, pengetahuan, dan awareness)
3.  TO RESPONSE (merespon): antara lain melalui
melaporkan, menangani, menggerakkan
masyarakat, dll
KONSEP KEKARANTINAAN
KESEHATAN
PINTU MASUK DAN WILAYAH TUJUAN
• REGULASI   KEKARANTINAAN  KESEHATAN   NKRI
(UPAYA  CEGAH  TANGKAL)   BEBAS DARI KKM
• NSPK  
DAN TIDAK
• SDM   1.  DETEKSI    DINI  
MENYEBARKAN
2.  RESPON : TINDAKAN SURV. KES
• PEMBIAYAAN   PENYEHATAN, PENGAWASAN
FAKTOR KKM
PENGAMANAN DAN
• SARANA   PENGENDALIAN
RISIKO

(DERATISASI,
PRASARANA   DESINSEKSI,
DESINFEKSI,
• DUKUNGAN  LAIN     DEKONTAMINASI,
PELAYANAN
KESEHATAN
PENGAMATAN MEDIA KEKARANTIN q  UU No.1/1962
LINGKUNGAN), AAN
PEMBATASAN SOSIAL, tentang Karantina
KARANTINA, ISOLASI, Laut dan UU No.
VAKSINASI /
KKM  MD   PROFILAKSIS, PENGENDALI
AN FAKTOR
2/1962 tentang
KKM  :  
RUJUKAN DAN
DISEMINASI INFORMASI
RISIKO Karantina Udara
LINGK.
(NOTIFIKASI)
•   PENYAKIT     q  Permenkes
•   FAKTOR  RISIKO     SASARAN/MEDIA  :   356/2008 à
•   ORANG     2348/2011 tentang
(BIOTERORISME     OTK KKP
•   BARANG  
     DAN  NUBIKA)   •   ALAT  ANGKUT  
q  IHR (2005)
PENCEGAHAN KELUAR MASUKNYA PENYAKIT
DI PINTU MASUK NEGARA
(Maximum protection, Minimum restriction)

• Orang
Dari seluruh
• Barang Darat
dunia • Alat Angkut Biologi
Laut
Udara Kimia
Pencegahan
Fisika
keluar masuknya Deteksi
Kantor
penyakit di Pintu 8 Kesehatan Dini
Masuk Negara Kapasitas
dilakukan oleh Pelabuhan (49)
Inti (IHR Pintu Masuk
KKP di 355 2005)
Pelabuhan,
Wilker
Negara :
Bandara dan
PLBDN
9 Tujuan
(306) 1. Pelabuhan laut
GHSA
2. Bandara udara
3. Pos batas lintas
batas negara
RS RUJUKAN Karantina/Isolasi/Tindakan Lainnya
“INFEKSI”

Mencegah kejadian luar biasa/wabah/kedaruratan kesehatan


yang meresahkan dunia
PENCEGAHAN MASUK DAN
KELUARNYA PENYAKIT, PENYAKIT
POTENSIAL WABAH
Penyakit yang menjadi
To Prevent perhatian
Internasional Review
(IHR-2005) – 13 Existing,
penyakit Ident.
To Detect Penyakit Potensial Regulasi, Kebutuhan,
Wabah (SKDR) - 24 Mekanisme Penyesuaian
Penyakit Instrumen, dgn regulasi
dan SDM lainnya,
Lesson
To Report Penyakit Prioritas Learned
Nasional (RPJMN) implementasi
di lapangan
Nuklir, Kimia,
To Response Pangan

Kapasitas
KEJADIAN DI DUNIA TERKAIT KESEHATAN: 1980-2009

DAMPAK KESEHATAN, EKONOMI DAN KEMANANAN


KEBIJAKAN OPERASIONAL
KEKARANTINAAN
KESEHATAN
a.  Integrasi kegiatan dalam Kerangka Regulasi dan Kebijakan
Nasional
b.  Pendekatan lintas sektoral baik di pusat maupun di daerah.
c.  Pengembangan kapasitas secara bertahap dan berjenjang
d.  Membangun komitmen, tanggung jawab dan upaya bersama dalam
mencegah penyebaran penyakit.
e.  Upaya pencegahan dalam rangka perlindungan Indonesia dan
dunia dari risiko Kedaruratan Kesehatan Masyarakat Internasional
f.  Penguatan pelaksanaan fungsi surveilans, laboratorium dan rujukan
secara berjenjang
g.  Penguatan pencegahan, deteksi dan respond di wilayah dan pintu
masuk negara
ASAS DAN TUJUAN PENYELENGGARAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN

•  ASAS :
Kekarantinaan Kesehatan diselenggarakan dengan berasaskan perikemanusiaan,
manfaat, perlindungan, keadilan, non diskriminatif, kepentingan umum, keterpaduan,
kesadaran hukum, dan kedaulatan negara.

•  TUJUAN :
a)  melindungi masyarakat dari penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan
Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat;
b)  mencegah dan menangkal penyakit dan/atau Faktor Risiko Kesehatan
Masyarakat yang berpotensi menimbulkan Kedaruratan Kesehatan
Masyarakat;
c)  meningkatkan ketahanan nasional di bidang kesehatan masyarakat; dan
d)  memberikan perlindungan dan kepastian hukum bagi masyarakat dan
petugas kesehatan.
PENYELENGGARAAN
KEKARANTINAAN KESEHATAN
DI PINTU MASUK NEGARA

§ Pengawasan di Pelabuhan Laut (kedatangan dan


keberangkatan kapal)
§ Pengawasan di Bandar Udara (kedatangan dan
keberangkatan pesawat udara)
§ Pengawasan di Pos Lintas Batas Darat Negara
(kedatangan dan keberangkatan kendaraan darat)
§ Pengawasan Awak/Personel dan Penumpang
§ Pengawasan Barang
§ Sanksi Administratif
TINDAKAN
KEKARANTINAN :

1)  #ndakan  isolasi  terhadap  orang  dan  barang,    


2)  #ndakan  karan#na  terhadap  orang,  barang,  alat  angkut  dan  lingkungan,    
3)  #ndakan  vaksinasi  terhadap  orang  dan  barang,    
4)  #ndakan  dera#sasi  terhadap  alat  angkut  dan  lingkungan    
5)  #ndakan  desinseksi  terhadap  alat  angkut,  lingkungan  dan  media  
lingkungan    
6)  #ndakan  desinfeksi  terhadap  orang,  barang,  alat  angkut,  dan  media  
lingkungan    
7)  #ndakan  dekontaminasi  terhadap  orang,  barang,  alat  angkut,  dan  media  
lingkungan  dan    
8)  #ndakan  kekaran#naan  kesehatan  lain  berdasarkan  situasi  dan  
kecenderungan  epidemiologi  
PEMBAGIAN WILAYAH KARANTINA DI
PINTU MASUK NEGARA (BANDAR
UDARA)

Wilayah Bandar Udara (Perimeter)


Runway

Zona
Karantina
Terminal

400m

(Buffer Area)
Perimeter area: wilayah bandar udara yang harus bebas penyakit menular, bebas binatang dan vector penular
penyakit, rumah makan/restoran/jasa boga memenuhi syarat kesehatan,
Buffer Area: wilayah bandar udara dalam jarak 400meter diluar wilayah bandar udara yang harus bebas risiko
penularan penyakit oleh vector (Indeks Jentik < 1), 400 meter adalah jarak terbang vector Anopheles.
Zona Karantina: Lokasi di bandar udara (remote area) yang merupakan lokasi karantina alat angkut, orang dan
barang
PEMBERIAN IJIN
KARANTINA KESEHATAN

•  Ijin Karantina Kesehatan adalah ijin untuk suatu alat angkut dan
muatannya untuk dapat melanjutkan proses memasuki wilayah
suatu negara karena telah dinyatakan bebas dari penyakit dan
faktor risiko. Baik setelah melalui proses tindakan kekarantinaan
bila sebelumnya dinyatakan terjangkit atau tanpa melalui proses
tindakan kekarantinaan telah memenuhi syarat
•  Ijin karantina (Certificate of Pratique) diberikan dengan ketentuan :
Ø  Alat angkut tidak terjangkit penyakit berpotensi wabah dan tidak memiliki
faktor risiko kedaruratan kesehatan masyarakat yang dibuktikan dengan
(Untuk pesawat udara) :
Ø  Pilot telah mengisi dan menandatangani Health Part of Aircraft
General of Declaration
Ø  Memiliki Knockdown Desinsection yang masih berlaku
Ø  Memiliki Buku Kesehatan Kapal yang masih berlaku
Ø  Memiliki Port Health Quarantine Clearance dari pelabuhan terakhir
yang disinggahi
TUGAS DAN TANGGUNG JAWAB

Berpartisipasi dalam pertemuan Komite FAL Nasional.


Melaksanakan Program Fasilitasi (FAL) Udara Nasional sesuai dengan bidangnya.
Menanggapi dengan segera dan efektif
resiko kesehatan masyarakat dan
kedaruratan kesehatan masyarakat yang Segera memberitahukan kepada WHO semua
Bekerjasama aktif dengan WHO dan informasi penting yang berkaitan dengan
negara lain untuk menjamin bahwa menjadi perhatian internasional.
resiko kesehatan yang bersifat internasional
Peraturan Kesehatan Internasional (IHR) Menjamin bahwa hapus serangga, sesuai dengan persyaratan IHR.
telah dilaksanakan secara efektif. disinfeksi dan dekontaminasi dalam Memastikan akses untuk pelayanan
Mendeteksi peristiwa yang melibatkan pesawat telah dilaksanakan mengikuti kesehatan yang layak, termasuk fasilitas
tingkat penyebaran penyakit atau tingkat rekomendasi WHO dan sesuai dengan diagnosa sehingga memungkinkan penilaian
kematian yang tinggi pada waktu tertentu IHR. atau diagnosa secara cepat bagi wisatawan
di seluruh wilayah negara. Menyediakan fasilitas yang cukup untuk dan pekerja bandara yang sakit.

Menetapkan dan mencabut penetapan vaksinasi dan tindakan karantina (apabila Membuat dan melaksanakan rencana
diperlukan) dan menerbitkan sertifikat penanganan kedaruratan kesehatan
suatu bandar udara terjangkit suatu masyarakat untuk memastikan adanya respon
penyakit wabah. yang diperlukan.
awal terhadap kedaruratan kesehatan
Segera melaksanakan langkah-langkah Dalam bekerjasama dengan bandar udara masyarakat sebagai perhatian internasional.
pengendalian awal (guna mencegah dan Penyelenggara Angkutan Udara, Memastikan penyediaan ruang yang sesuai,
penyebaran penyakit). wajib menjamin kehigienisan pada terpisah dari penumpang lain, untuk
persiapan, penyimpanan, pelayanan mewawancara orang yang dicurigai terkena
Melaporkan semua informasi yang makanan, dan persediaan air dan hal lain penyakit.
tersedia dan penting secara cepat kepada yang dimaksudkan untuk dikonsumsi di
tingkat yang tepat untuk menangani Menilai kondisi kesehatan, dan jika perlu,
bandara atau pada saat di atas pesawat, melakukan tindakan karantina terhadap
respon kesehatan. sesuai dengan standar yang ditetapkan penumpang yang dicurigai terkena penyakit.
oleh WHO dan Organisasi Pangan
Internasional (FAO).
KOORDINASI DAN
KOMUNIKASI

Tingkat Nasional Tingkat Bandar Udara


•  Komite Nasional Fasilitas •  Komite Fasilitasi (FAL)
(FAL) Udara yang Bandar Udara yang
ditetapkan oleh Menteri ditetapkan oleh Direktur
Perhubungan dengan masa Jenderal Perhubungan
tugas selama 3 (tiga) tahun. Udara dengan masa tugas
•  Instansi Kekarantinaan selama 3 (tiga) tahun
kesehatan à Anggota •  KKP à Anggota Komite
Komite Nasional FAL Udara Fasilitasi (FAL) Bandar
sekaligus anggota Komite Udara
Nasional Keamanan
Penerbangan
PROSEDUR TERKAIT PENYELENGGARA BANDARA
Kedatangan dan Keberangkatan
Pesawat Udara

Dalam Keadaan Normal


• Salinan dokumen yang harus diserahkan kepada KKP oleh penyelenggara bandara 4 (empat) jam setelah diterima antara
lain:
• Deklarasi Umum Pesawat Udara (Aircraft General Declaration)
Dokumen • Rencana Kedatangan Sarana Pengangkut (RKSP)
• Manifest Penumpang

• Badan Usaha yang ditunjuk oleh Karantina Kesehatan dapat melakukan pemeriksaan secara acak setelah memperoleh
izin dari kapten penerbang pesawat. Kelengkapan dokumen kesehatan yang diperiksa sebagai berikut:
• Certificate of Pratique
Badan • Sertifikat Sanitasi Pesawat (sertifikat hapus serangga dan hapus hama
Usaha • Sertifikat perlengkapan pertolongan pertama dan medis darurat pesawat

• Kapten Penerbang wajib menyampaikan Deklarasi Kesehatan Penerbangan yang merupakan bagian dari Deklarasi Umum
(General Declaration) kepada petugas lalu lintas udara pada bandar udara tujuan sebelum pendaratan pesawat udara
Kapten untuk disampaikan kepada penyelenggara bandar udara untuk diteruskan kepada petugas karantina kesehatan/KKP

• Terhadap pesawat udara yang menyatakan sehat dalam informasi awal mengenai deklarasi kesehatan penerbangan,
Pesawat petugas karantina kesehatan memberikan persetujuan karantina kesehatan
Sehat
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan dan Keberangkatan
Pesawat Udara

Dalam Keadaan Tidak Normal/


dari Bandara Terjangkit/ Wabah

•  Setiap pesawat udara yang datang dari bandar udara wilayah yang terjangkit atau terdapat
orang hidup atau mati yang diduga terjangkit berdasarkan deklarasi umum (General Declaration)
Pesawat Datang pesawat udara atau terdapat orang/ barang diduga terpapar di dalam pesawat oleh Kapten
Penerbang dikenakan status karantina

•  Kapten Penerbang pesawat udara wajib segera melaporkan mengenai keadaan tersebut kepada
Laporan Kapten petugas lalu lintas udara yang bertugas untuk diteruskan kepada petugas karantina kesehatan di
bandar udara kedatangan dengan menggunakan teknologi telekomunikasi.

•  Pesawat udara tersebut diberikan tempat pendaratan dan ditempatkan ke dalam daerah isolasi
Daerah Isolasi atau karantina yang telah disediakan oleh penyelenggara bandar udara dan petugas karantina
kesehatan untuk dilakukan pemeriksaan karantina kesehatan.

•  Pejabat karantina kesehatan memberikan persetujuan karantina kesehatan setelah dilakukan


Persetujuan pemeriksaan sebagai berikut:
karantina •  Pemeriksaan dokumen karantina kesehatan
•  Pemeriksaan faktor risiko kesehatan masyarakat, dan pemeriksaan kesehatan terhadap orang.
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan dan Keberangkatan
Pesawat Udara

Dalam Keadaan Tidak Normal/


dari Bandara Terjangkit/ Wabah
• Setiap pesawat yang berada dalam status karantina yang memiliki faktor risiko kesehatan masyarakat, petugas karantina
kesehatan melakukan tindakan kekarantinaan kesehatan dengan berkoordinasi dengan pihak terkait, berupa:
Tindakan • karantina, isolasi, pemberian vaksinasi profilaksis, rujukan, disinfeksi, dan/ atau dekontaminasi terhadap orang sesuai indikasi;

Karantina • pembatasan sosial;


• disinfeksi, dekontaminasi, disinseksi, dan/ atau deratisasi terhadap alat angkut dan barang; dan/ atau
• penyehatan, pengamanan, dan pengendalian terhadap media lingkungan

•  “Pihak terkait" à pejabat bea cukai, imigrasi, karantina tumbuhan dan hewan, karantina ikan,
otoritas pintu masuk, dan pihak keamanan, serta kementerian yang membawahi bidang
Pihak Terkait transportasi untuk penyelenggaran di pelabuhan, bandar udara dan pos lintas batas darat
Negara.

•  Petugas Karantina Kesehatan masuk ke dalam pesawat untuk melakukan pemeriksaan status
kesehatan kru dan penumpang. Bagi kru dan penumpang yang diduga sakit akan dilakukan
Pemeriksaan pemeriksaan lebih lanjut untuk mengetahui perlu tidaknya tindakan karantina, sedangkan
penumpang lainnya yang sehat akan diberikan Health Alert Card dan dipersilakan turun.

•  Sebelum penumpang turun, untuk mencegah masuknya serangga penular


Disinseksi penyakit dari negara lain dilakukan disinseksi sesuai standar termasuk kargo.
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan dan Keberangkatan
Pesawat Udara

Dalam Keadaan Tidak Normal/


dari Bandara Terjangkit/ Wabah

•  Pada saat pesawat dalam keadaan kosong, sebelum berangkat


Disinseksi dilakukan disinseksi sesuai standar.

Pemindai •  Penumpang dan awak pesawat udara keluar dari pesawat untuk
Suhu selanjutnya diharuskan melewati alat pemindai suhu tubuh.

Pem. •  Penumpang atau awak pesawat udara yang diketahui terjaring alat pemindai suhu
tubuh dipersilakan memasuki ruang wawancara khusus untuk dilakukan
Konfrmasi pemeriksaan konfirmasi

•  Penumpang atau awak pesawat udara yang dicurigai menderita penyakit menular
Isolasi potensial wabah diisolasi dikirim ke rumah sakit rujukan dengan menggunakan
mobil evakuasi untuk selanjutnya diisolasi.
CEGAH TANGKAL PENYAKIT MENULAR
Penyemprotan Serangga dalam
Pesawat Udara

Penyemprotan Serangga
Dilakukan apabila: Metode dan cara penyemprotan tergantung jenis
Pesawat datang dari negara terjangkit dan atau penyakit dan faktor risikonya
endemis penyakit menular yang ditularkan oleh vektor Bahan penyemprot serangga harus mendapat
dan atau serangga penular penyakit; atau rekomendasi dari WHO, tidak merusak dinding pesawat,
Dalam pesawat ada kasus penyakit yang ditularkan tidak mudah membakar peralatan operasi pesawat atau Sebelum melakukan penyemprotan, awak pesawat dan
melalui vektor dan atau serangga penular penyakit; atau menyebabkan karat di pesawat penumpang harus mendapat informasi tentang dasar
Metode penyemprotan/ disinfeksi serangga dalam hukum, alasan dan keamanan penyemprotan
Pesawat tidak mempunyai Sertifikat Hapus Serangga;
atau pesawat yang sedang terbang harus dilakukan: Setelah penyemprotan serangga dilakukan,
Penyelenggara Angkutan Udara wajib mengisi bagian
Mandatori negara tujuan; atau Hanya pada pesawat yang datang, berasal atau
melewati negara yang endemis untuk penyebaran hama Deklarasi Kesehatan dalam Deklarasi Umum Pesawat
Berdasarkan laporan pilot, di dalam pesawat udara ada Udara atau Certificate of Residual Disinsection
penumpang suspek atau terjangkit penyakit menular dan penyakit berbahaya dari hasil kajian analisa risiko
(terlampir dalam Lampiran Peraturan) dan
yang ditularkan serangga dan atau vektor; atau Menggunakan bahan disinfektan yang tidak menyerahkannya kepada penyelenggara bandar udara
Dari hasil pemeriksaan pesawat udara ditemukan membahayakan kesehatan dan kenyamanan
adanya kehidupan serangga dan/ atau vektor penular penumpang dan awak pesawat
penyakit; atau Oleh awak pesawat yang telah mendapatkan pelatihan
Atas permintaan sendiri dari perusahaan penerbangan. kekarantinaan
CEGAH TANGKAL PENYAKIT MENULAR
Pembasmian Hama Penyakit dalam
Pesawat Udara

Pembasmian hama penyakit pesawat udara


dilakukan dengan ketentuan:
Terbatas pada container atau kompartemen pesawat yang membawa;
Sesuai prosedur yang ditetapkan produsen pesawat udara dan saran dari WHO, dan dalam hal
kesehatan hewan, menggunakan metode dan basmi hama yang direkomendasikan oleh
International Office Epizootics;
Daerah yang terkontaminasi harus dibasmi hama dengan senyawa yang memiliki sifat
germicidal property kuman yang cocok sesuai dengan kuman penyakit yang diduga;

Harus dilakukan secara cepat oleh petugas yang kompeten dengan menggunakan alat
pelindung diri yang sesuai; dan
Tidak menggunakan senyawa kimia yang dapat terbakar, merusak struktur pesawat,
menyebabkan karat, dan mengganggu kesehatan penumpang dan awak pesawat.

Apabila terjadi kontaminasi terhadap permukaan atau peralatan pesawat yang disebabkan
oleh cairan tubuh termasuk tinja, maka area dan peralatan yang terkontaminasi harus
dibasmihamakan
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan Orang dan
Bagasinya

Dari Negara Sehat


•  Dokumen karantina kesehatan untuk orang yang wajib diserahkan pada KKP pada saat kedatangan
pesawat udara, sebagai berikut:
1)  Deklarasi Kesehatan sebagai bagian dari Deklarasi Umum;
Prosedur penyerahan Deklarasi Kesehatan sebagai bagian dari Deklarasi Umum:
a)  Sebelum dan setelah pesawat datang, agen menyerahkan General Declaration (Gendec) dan passenger list kepada
petugas karantina;
b)  Petugas Karantina meneliti penjelasan pilot pesawat/ kru pada bagian kesehatan (Declaration of Health) dari Gendec
tersebut;
c)  Dalam Gendec bagian kesehatan tersebut tertera penjelasan ada tidaknya penumpang/ awak pesawat udara yang sakit
beserta penjelasannya;
d)  Apabila tidak terdapat penumpang/ awak pesawat udara yang sakit, petugas karantina kesehatan memberikan persetujuan
karantina. Persetujuan karantina disampaikan dalam bentuk lisan / telepon atau tertulis;
e)  Setiap kedatangan pesawat dari luar negeri untuk mencegah masuknya serangga penular penyakit dari negara lain,
sebelum penumpang turun dilakukan disinseksi (insektisida aerosol) sesuai standar termasuk kargo;
f)  Kepada penumpang pesawat yang sehat dipersilakan keluar dari pesawat;
g)  Kepada penumpang/ awak pesawat udara yang sakit dibawa ke ruangan Karantina Kesehatan untuk mendapat pelayanan
kesehatan;
h)  Penumpang/ awak pesawat udara yang sakit dan ternyata tidak menderita penyakit menular, maka kepadanya diberikan
pengobatan atau dirujuk ke rumah sakit pilihan pasien;
i)  Penumpang/ awak pesawat udara yang ternyata menderita penyakit menular, maka dilakukan prosedur penanganan;
j)  Apabila terdapat penumpang/ awak pesawat udara yang meninggal di atas pesawat, maka petugas karantina perlu
melakukan penanganan seperti prosedur.
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan Orang dan
Bagasinya

Dari Negara Sehat

2)  Sertifikat vaksinasi internasional/ International Certificate Vaccination or Prophylaxis


(lCV):
a)  ICV wajib dimiliki oleh setiap awak/ personel dan penumpang yang datang dari negara endemis
dan negara terjangkit.
b)  Setiap awak/ personel dan penumpang yang tidak memiliki sertifikat vaksinasi internasional
dilakukan tindakan kekarantinaan kesehatan oleh petugas karantina kesehatan.
c)  Terhadap awak/ personel dan penumpang harus diberikan vaksinasi atau profilaksis dan
penerbitan ICV sesuai persyaratan dan standar yang berlaku.
d)  Terhadap awak/ personel dan penumpang yang akan berangkat ke negara endemis, negara
terjangkit, dan atau negara yang mewajibkan adanya vaksinasi, wajib memiliki ICV yang masih
berlaku.
e)  Setiap awak/ personel dan penumpang yang tidak memiliki sertifikat vaksinasi internasional,
dapat dilakukan penundaan keberangkatannya oleh pejabat karantina kesehatan.
f)  Ketentuan mengenai tata laksana vaksinasi dan pemberian sertifikat vaksinasi internasional
sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan yang berlaku di bidang kesehatan.
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan Orang dan
Bagasinya

Dari Negara Sehat

3)  OMKABA(Obat, Makanan, Kosrnetika, Alat Kesehatan Dan Bahan Adiktif)


a)  Barang bawaan penumpang yang tidak dipergunakan untuk kepentingan sendiri dan barang lain
(kargo/ bagasi) yang akan dikonsumsi oleh manusia wajib dilengkapi sertifikat kesehatan atau
surat keterangan kesehatan obat, makanan, kosmetika, alat kesehatan dan bahan adiktif
(OMKABA).
b)  Dalam hal diperlukan dokumen karantina kesehatan untuk obat, makanan, kosmetika, alat
kesehatan dan bahan adiktif (OMKABA) berdasarkan permintaan negara tertentu, pejabat
karantina kesehatan dapat menerbitkan sertifikat kesehatan OMKABA ekspor.
5)  Surat keterangan pengangkutan orang sakit.
6)  Surat Keterangan Kesehatan Laik Terbang bagi penumpang disabilitas dan
penumpang dengan kebutuhan khusus.
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan Orang dan
Bagasinya

Dari Negara Terjangkit


a.  Setiap pesawat udara yang datang dari bandar udara wilayah yang terjangkit atau terdapat orang hidup
atau mati yang diduga terjangkit berdasarkan deklarasi umum (General Declaration) pesawat udara
atau terdapat orang/ barang diduga terpapar di dalam pesawat oleh Kapten Penerbang dikenakan
status karantina.
b.  Kapten Penerbang pesawat udara wajib segera melaporkan mengenai keadaan sebagaimana dimaksud
pada huruf a, dan menyerahkan Deklarasi Kesehatan Penerbangan yang merupakan bagian dari
deklarasi umum (General Declaration) pesawat udara kepada petugas lalu lintas udara yang bertugas
untuk diteruskan kepada petugas karantina kesehatan di bandar udara kedatangan melalui petugas Air
Traffic Controller (ATC).
c.  Kapten Penerbang wajib menyampaikan Deklarasi Kesehatan Penerbangan yang merupakan bagian
dari Deklarasi Umum (General Declaration) kepada petugas karantina setelah kedatangan pesawat
udara melalui petugas darat (ground handling) bandar udara.
d.  Petugas Karantina Kesehatan masuk ke dalam pesawat untuk melakukan pemeriksaan status
kesehatan kru dan penumpang. Bagi kru dan penumpang yang diduga sakit akan dilakukan
pemeriksaan lebih lanjut, sedangkan penumpang lainnya yang sehat akan diberikan Health Alert Card
dan dipersilakan turun.
e.  Sebelum penumpang turun, untuk mencegah masuknya serangga penular penyakit dari negara lain
dilakukan disinseksi sesuai standar termasuk kargo.
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan Orang dan
Bagasinya

Dari Negara Terjangkit


f.  Setelah penumpang turun apabila dalam pesawat ditemukan penumpang dan/ atau kru yang diduga
terjangkit penyakit menular tertentu, akan dilakukan tindakan disinfeksi pesawat.
g.  Pada saat pesawat dalam keadaan kosong, sebelum berangkat dilakukan disinseksi sesuai standar.
h.  Penumpang dan kru keluar dari pesawat untuk selanjutnya diharuskan melewati alat pemindai suhu.
i.  Penumpang atau kru yang diketahui terjaring alat pemindai suhu dipersilakan memasuki ruang
pelayanan karantina untuk dilakukan pemeriksaan konfirmasi.
j.  Penumpang/ kru yang dicurigai menderita penyakit menular potensial wabah akan dikirim ke rumah
sakit rujukan dengan menggunakan mobil evakuasi untuk diisolasi.
k.  Setiap orang yang datang dari negara dan/ atau wilayah kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia dan/ atau endemis, pejabat karantina kesehatan melakukan:
1)  Skrining;
2)  Pemberian kartu kewaspadaan kesehatan;
3)  Pemberian informasi tentang cara pencegahan, pengobatan dan pelaporan suatu kejadian kedaruratan
kesehatan masyarakat yang meresahkan dunia; dan
4)  Pengambilan spesimen dan/ atau sampel.
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan Orang dan
Bagasinya

Dari Negara Terjangkit

l.  Apabila hasil skrining terhadap orang ditemukan gejala klinis sesuai dengan jenis
penyakit menular potensial wabah pejabat karantina kesehatan melakukan
rujukan dan isolasi.
m.  Dalam hal orang tidak bersedia dilakukan tindakan kekarantinaan kesehatan,
maka pejabat karantina kesehatan berwenang mengeluarkan rekomendasi
kepada pejabat imigrasi untuk dilakukan deportasi.
n.  Sebelum keberangkatan pesawat udara, Penyelenggara Angkutan Udara wajib
melengkapi Deklarasi Kesehatan sebagai bagian dari Deklarasi Umum sesuai
dengan standar internasional di bidang penerbangan.
o.  Penyelesaian dokumen karantina kesehatan terkait dengan keberangkatan
pesawat udara, tidak boleh mengakibatkan terlambatnya keberangkatan
pesawat udara sesuai jadwal yang telah ditetapkan.
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Keberangkatan Orang dan
Bagasinya

1)  Orang sakit yang akan melakukan perjalanan harus mengajukan permohonan surat
keterangan pengangkutan orang sakit.
2)  Permohonan izin angkut orang sakit disertai dengan surat pengantar dari RS/ Dokter yang
berisi diagnose medis serta informasi bukan penderita penyakit menular.
3)  Orang sakit yang tidak disertai dengan surat pengantar dari RS/ Dokter dilakukan pemeriksaan
untuk menilai apakah orang sakit tersebut menderita penyakit menular. Pemeriksaan juga
ditujukan untuk menilai apakah orang tersebut laik terbang atau tidak.
4)  Orang sakit yang tidak menderita penyakit menular serta laik terbang diberikan surat
keterangan pengangkutan orang sakit. Bagi orang sakit yang tidak menderita penyakit menular
tetapi tidak laik terbang ditunda keberangkatannya hingga keadaannya stabil atau berangkat
dengan didampingi dokter atau perawat yang berkompeten untuk evakuasi. Bagi orang sakit
yang menderita/ didiagnosa menderita penyakit menular ditunda keberangkatannya hingga
dinyatakan sembuh dan atau tidak berpotensi menularkan ke orang lain.
5)  Terhadap orang sakit yang disertai surat keterangan pengangkutan orang sakit dari bandar
udara asal dan bukan penyakit menular dapat melanjutkan perjalanan.
PROSEDUR TERKAIT KARANTINA KESEHATAN
Kedatangan dan Keberangkatan
Jenazah

1.  Bagi pesawat udara yang mengangkut jenazah, harus dilengkapi surat izin pengangkutan jenazah/
abu jenazah dari bandara. Jenazah atau abu jenazah dalam alat angkut dilakukan pemeriksaan
terhadap dokumen penyebab kematian sesuai ketentuan perundang-undangan yang berlaku.
2.  Jika pada pemeriksaan dokumen kesehatan dinyatakan bahwa:
a.  Dokumen tidak lengkap.maka penanggung jawab alat angkut harus melengkapi dokumen sesuai dengan
persyaratan yang berlaku;
b.  Jenazah/ abu jenazah tidak sesuai dengan dokurnen, maka pejabat karantina kesehatan dapat berkoordinasi
dengan pihak terkait; dan/atau
c.  Faktor risiko kesehatan masyarakat, maka pejabat karantina kesehatan melakukan tindakan kekarantinaan
kesehatan.
3.  Jika hasil pemeriksaan tidak didapatkan faktor risiko kesehatan masyarakat atau setelah dilakukan
tindakan kekarantinaan kesehatan, pejabat karantina kesehatan memberikan surat persetujuan
keluar masuk jenazah dari bandara.
4.  Apabila jenazah yang datang merupakan orang yang meninggal dalam alat angkut, maka pejabat
karantina kesehatan melakukan pemeriksaan jenazah untuk mengetahui penyebab kematian.
5.  Dalam hal penyebab kematian berdasarkan hasil pemeriksaan jenazah sebagaimana dimaksud
pada butir 4 merupakan penyakit yang memiliki risiko kedaruratan kesehatan masyarakat, maka
dilakukan tindakan kekarantinaan kesehatan.
6.  Terhadap jenazah sebagaimana dimaksud pada butir 5 dikirim ke rumah sakit untuk dilakukan
pemulasaraan jenazah.
Ketentuan Lain

•  Surat Jaminan dan Pembebasan dari Pengambilalihan atau Penyitaan


Apabila CIQ (Custom, Immigration, Quarantine) memerlukan surat obligasi dari Penyelenggara
Angkutan Udara untuk menutup pertanggungjawaban terhadap pabean (Bea dan Cukai), imigrasi,
kesehatan, karantina hewan dan tumbuhan atau ketentuan hukum yang serupa, maka dapat
menggunakan satu surat jaminan yang berlaku komprehensif.
•  Fasilitasi untuk SAR, Investigasi Kecelakaan dan Penyelamatan Dari Luar
Negeri
ü  Sesuai lCAO Annex 12 dan 13, Penyelenggara bandar udara danCIQ wajib memberi izin
masuk sementara dengan segera terhadap petugas berkompeten yang dibutuhkan dalam
SAR, investigasi kecelakaan dan penyelamatan, terkait hilang atau rusaknya pesawat udara
yang berasal dari luar negeri.
ü  Jika butir 1 tidak dapat diterapkan, maka dokumen perjalanan yang boleh dipersyaratkan
hanya paspor.
ü  ClQ mengacu pada aturan Annexs 13 dan 9 terkait fasilitasi bagi investigasi kecelakaan
pesawat udara dan memberi bantuan semaksimal mungkin agar petugas investigator tersebut
dapat segera tiba di lokasi..
Penerapan Peraturan Kesehatan Internasional
dan Ketentuan-Ketentuan yang Terkait

IHR 2005, ATM, ICAO


Kapten Penerbang pesawat udara wajib melaporkan penumpang dengan
Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan ClQ wajib memenuhi dugaan penyakit menular kepada petugas pengatur lalu lintas udara guna
ketentuan IHR 2005 dari World Health Organization (WHO). memfasilitasi tersedianya petugas medis khusus dan peralatan yang
Kantor Kesehatan Pelabuhan wajib menggunakan vaksinasi sesuai diperlukan bagi manajemen risiko kesehatan masyarakat pada saat
sertifikat model internasional bagi vaksin atau prophylaxis, dalam kedatangan sesuai Air Traffic Management (Doc 4444) (PANS-ATM).
Artikel 36 dan Annex 6 IHR (2005). Suatu penyakit dapat diduga menular dan memerlukan evaluasi lebih lanjut
Sebelum keberangkatan, Penyelenggara Angkutan Udara dan KKP jika seseorang mengalami demam (suhu 38oC/100oF atau lebih) yang
wajib memberikan informasi kepada penumpang tentang disertai dengan tanda-tanda tertentu atau gejala: misalnya tampak jelas tidak
persyaratan vaksinasi di negara tujuan dan model sertifikat sehat, batuk terus-menerus, gangguan pernapasan, diare terus menerus,
muntah terus menerus, ruam kulit, memar atau pendarahan tanpa cedera
internasional bagi vaksin atau prophylaxis.
sebelumnya dan seperti orang yang kebingungan.

Jika terdapat penumpang dengan dugaan penyakit menular di dalam pesawat udara, kapten penerbang wajib
mengikuti protokol dan prosedur Penyelenggara Angkutan Udara, serta persyaratan hukum terkait kesehatan
dari negara keberangkatan dan/ atau tujuan. Persyaratan tersebut dipublikasikan dalam Publikasi Informasi
Aeronautik (AlPs).
Obat-obatan medis wajib tersedia di dalam pesawat udara sesuai Annex 6 ICAO.
Penyelenggara Angkutan Udara wajib menyampaikan informasi tentang jadwal perjalanan penumpang dan/
atau kru dan informasi kontak penumpang untuk melacak penumpang yang diduga dapat tertular kepada KKP,
dengan mengisi Public Health Passenger Locator Card.
KKP wajib menyediakan Passenger Locator Card dalam jumlah yang cukup di bandar udara internasional dan
untuk dibagikan kepada Penyelenggara Angkutan Udara.
Program Penerbangan Nasional
terkait Wabah Penyakit Menular

Direktorat Jenderal Perhubungan Udara dan Direktorat


Jenderal Pengendalian Penyakit dan Penyehatan Lingkungan
(Karantina Kesehatan) wajib membuat protokol kedaruratan
yang termuat dalam AEP/ ACP dalam rangka antisipasi wabah
penyakit dan atau masalah kesehatan yang membahayakan
masyarakat (kedaruratan kesehatan masyarakat yang
meresahkan dunia).
JEJARING FAL

KEMENKO
Dirjen POLHUKAM
Perhub
Udara
Keimigr
asian
Komnas
Keamanan
Penerbangan KOMNAS FAL
Kepabe
UDARA an

Komite
Kemen
Pariwisata Fasilitasi
Bandar Kekarantin
aan
Kesehatan

K/L Kekarantin
aan Ikan/
KEMLU Hewan/
Tumb

Anda mungkin juga menyukai