Anda di halaman 1dari 15

POLA HEREDITAS

Aditiya K.c/XII MIPA 2/02


POLA HEREDITAS MENDEL
Hereditas adalah penurunan
sifat dari induk kepada
keturnanannya. Pola hereditas
adalah aturan-aturan dalam
pewarisan sifat
Istilah Dalam Pola Hereditas
1 2 3 4
GEN ALEL GENOTIP
FENOTIP
Pasangan gen yang terdapat Susunan simbol-simbol sifat genetik
Faktor pembawa sifat pada kromosom sehomolog
sesuatu individu yang didapat dari kedua Sifat yang ditampilkan suatu
induk (tidak dapat diamati) , dibedakan
individu berdasarkan pasangan
keturunan yang menunjukkan sifat menjadi 3 macam , genotip dominan
homozigot (MM) , genotip heterozigot (Mm) gen yang dimiliki (dapat dilihat )
alternatif sesamanya. (Mm )

,dan genotip homozigot resesif (mm )

BERIKUT JENIS GEN


Gen resesif
5 7

PARENTAL GAMET FILIAL
gen yang ditutupi gen doninan Sel kelamin jantan atau betina Hasil keturunan atau anak (F)
Induk yang disilangkan (P)
Gen dominan yang dihasilkan makhluk hidup

gen yang menutupi genresesif (G)


Macam-macam persilangan

a. Hibrid = persilangan individu dengan sifat beda


pada gen sejenis
b. Monohibrid = persilangan satu sifat berbeda
c. Dihibrid = persilangan dengan dua sifat berbeda
d. Trihibrid = persilangan dengan tiga sifat berbeda

I. Hukum Pewarisan Sifat


Dicetuskan oleh Gregor Johann Mendel (1856-
1863) berdasarkan eksperimen menggunakan
kacang ercis (Pisum sativum).
Alasan pemilihan kacang ercis:
• Memiliki banyak varietas dengan pasangan
sifat yang kontras
• Dapat melakukan penyerbukan sendiri
(autogami) • Mudah dilakukan perkawinan
silang
• Cepat menghasilkan biji
• Menghasilkan banyak keturunan
A.HUKUM MENDEL I
Hukum Mendel (I) atau P 1 : jantan MM >< mm betina
Hukum Segregasi ( bulat ) ( kisut )
(pemisahan) adalah
suatu kaidah pemisahan

G: M m
pasangan alel secara
bebas pada saat
F1 : 100% Mm (bulat)
pembelahan meiosis

dalam pembentukan p2: jantan Mm >< Mm betina


gamet. Dapat ( bulat ) ( kisut )
dibuktikan dengan
G: M m
monohibrid, yaitu
M m
penyilangan dengan
satu sifat beda F1 : 25% MM (bulat)
50% Mm (bulat)
25% mm (bulat) Perbandingan fenotip 3 : 1
B.HUKUM MENDEL 2
P1 : jantan MM >< mm betina
Hukum mendel II
Hukum mendel II
( bulat ) ( kisut )
berbunyi “Pada

saat G: M m
penentuan gamet F1 : 100% Mm (bulat)
,gen-gen sealel
akan memisah P2 : jantan Mm >< Mm betina
secara beban dan

( bulat ) ( kisut )
mengelompok G: M m
secara bebas pula ‘’ M m
F1 : 25% MM (bulat)
50% Mm (bulat)
25% mm (bulat) Perbandingan fenotip 3 : 1
II. Testcross, Backcross, dan Penyilangan Resiprok

A.Testcross(Uji silang) p1 : jantan MM >< mm betina


( merah) ( putih )
Testcross adalah penyilangan antara suatu G: M m
F1 : 100% Mm (merah)
individu yang belum diketahui genotipenya dengan
P2 : jantan Mm >< mm betina
individu yang bergenotipe homozigot resesif. ( merah ) ( putih)
G: M m
Tujuan: m
• Menguji sifat individu yang berfenotipe dominan, F1 : 50% Mm (merah)
50% mm (putih)
apakan bergenotipe homozigot atau heterozigot.

• Mengetahui jumlah macam gamet yang


dihasilkan oleh suatu individu yang genotipenya Kesimpulan
* jika hasil persilangan menghasilkan 100% individu dengan
dipertanyakan. sifat dominan , maka salah satu induknya adalah
homozigot
II. Testcross, Backcross, dan Penyilangan Resiprok

B.Backcross (Silang balik)


Mengawinkan individu F1
dengan salah satu induknya
Backcross adalah penyilangan antara suatu P1 : jantan BB >< bb betina
( hitam ) ( putih )
individu dengan salah satu induknya (atau dengan G: B b
individu yang bergenotipe identik dengan F1 : 100% Bb (hitam)

induknya). P2 : jantan BB >< Bb betina


( hitam ) ( hitam )
Tujuan: G: B B
b
• Mendapatkan kembali individu yang bergalur F1 : 50% Bb (hitam)
50% Bb (hitam)
murni (bergenotipe homozigot resesif

atau homozigot dominan). Kesimpulan


* individu yang memiliki fenotip sama dapt memiliki
genotip yang berbeda

II. Testcross, Backcross, dan Penyilangan Resiprok


C.Penyilangan Resiprok

Penyilangan resiprok adalah


pengilangan ulang dengan menukarkan
jenis kelaminnya. Penyilangan ini
tidak memengaruhi hasil penyilangan
jika dilakukan terhadap gen- gen yang
tidak tertaut pada kromosom seks.
A. INTERAKSI ANTARALEL

1. KODOMINAN (CODOMINANCE)
Adalah dua alel dari suatu gen yang diekspresikan secara bersama-sama dan
menghasilkan fenotipe yang berbeda pada individu bergenotipe heterozigot.
3. ALEL GANDA
Merupakan suatu gen yang memiliki lebih dari dua alel.
2. DOMINANSI TIDAK SEMPURNA (INCOMPLETE DOMINANCE INTERMEDIET)
Terjadi ketika alel dominan tidak dapat menutupi alel resesif dengan sempurna
sehingga menghasilkan fenotipe “campuran” pada individu bergenotipe
heterozigot.
4. ALEL LETAL
Adalah alel yang menyebabkan kematian pada individu yang memilikiny
B. Interaksi Genetik
1.ATAVISME
Adalah interaksi beberapa gen yang menghasilkan sifat baru. Terjadi pada bentuk jengger
ayam ras (negeri).
2. EPISITASIS dan HIPOSTASIS
A.Episitas Dominan
Terjadi ketika gen yang menutupi kerja gen lainnya bersifat dominan.
B. Episitas Resesif
Terjadi ketika gen yang menutupi kerja gen lainnya
C.Episitas Gen Dominan Rangkap
Terjadi jika dua gen dominan atau lebih menghasilkan satu fenotipe dominan yang sama
D. Episitas Gen Dominan Rangkap Dengan Efek Komulatif
Terjadi jika kondisi dominan (homozigot atau heterozigot), pada salah satu lokus
menghasilkan fenotipe yang sama.
B. Interaksi Genetik
3. POLIMERI 4. KRIPTOMERI
5. KOMPLEMENTER
Adalah sifat gen dominan
Adalah interaksi dua Adalah interaksi antar
yang tersembunyi jika
gen atau lebih yang berdiri sendiri, tetapi akan gen- gen dominan yang
memengaruhi dan tampak pengaruhnya jika saling melengkapi dalam
bertemu dengan gen
menguatkan suatu mengekspresikan suatu
dominan lainnya yang
sifat yang bukan sealel. sifat.

Anda mungkin juga menyukai