Anda di halaman 1dari 7

Yunielvin Harefa

G11210019/Kelas D

Strategi Mahasiswa UKP Melawan Tindak Sukuisme di Kampus

Tindak sukuisme tidak hanya terjadi di lingkungan masyarakat tetapi kerap terjadi di
lingkungan pendidikan, salah satunya di jenjang Universitas. Adanya kelompok
mayoritas dan minoritas menjadi salah satu faktor penyebab tindakan intoleran ini
terjadi dilingkungan kampus. umumnya kelompok mayoritas lebih mendominasi dan
sulit bergaul dengan kelompok minoritas, sebaliknya kelompok minoritas merasa tidak
percaya diri dan mengasingkan diri dengan kelompoknya. Begitu juga dengan tidak yang
adanya sikap saling tegang rasa tenggang rasa. Hal ini didasarkan pada kurangnya
respon dan sugesti positif terhadap nilai perbedaan yang hidup ditengah tengah
lingkungan pendidikan yakni dilingkungan kampus. faktor faktor umum inilah yang
menimbulkan kesejangan diantara civitas akademika dilingkungan pendidikan.

Mahasiswa adalah civitas akademika yang paling banyak di UKP. Hal ini membuat
mahasiswa UKP berperan penting dalam menjaga dan mempertahankankan suasana
kondusif di dalam proses perkuliahan. Salah satunya adalah dengan melawan tindak
sukuisme di lingkungan kampus. tindak intoleran ini bukanlah hal yang sepele, karena
hal ini berkaitan dalam proses berlangsungnya perkuliahan di UKP. Civitas akademika
UKP, khususnya mahasiswa harus memberi perhatian lebih dalam mencegah tindakan
intoleran ini. sehingga proses berlangsungnya perkuliahan di UKP bersama dengan
civitas-civitas akademikanya terlaksana dengan harmonis sesuai visi dan misi UKP.

Di UKP sendiri, berkumpul civitas akademika dari berbagai daerah di Indonesia,


yang masing-masing membawa ciri khas golongan dan daerahnya. Hal ini tentu saja
menghasilkan perbedaan-perbedaan, baik yang terlihat secara fisik maupun tidak. Hal-
hal yang terlihat secara fisik bisa berupa warna kulit, rambut, dan wajah, sedangkan hal–
hal yang tidak terlihat secara fisik misalnya kebiasaan, cara berberbicara, cara berpikir
dan sebagainya. Semua perbedaan yang hidup diantara civitas akademika ini Jika tidak
disikapi dengan benar, dapat memicu adanya kesenjangan di antara civitas akademika
UKP. Maka dari itu, perlu adanya strategi untuk melawan tindak intoleran ini. Adapun
strategi-strategi yang dapat dilakukan oleh mahasiswa dalam melawan tindak sukuisme
di lingkungan kampus, yakni mengikuti UKM, menyelenggarakan lomba poster bertema
keberagaman, dan mengadadakann fashion show pakaian adat.

Strategi pertama adalah dengan mengikuti Unit Kegitan Mahasiswa (UKM). Civitas
akademika tidak hanya beragam dari segi budaya tetapi juga dari bakat atau kelebihan
masing masing. Kegiatan ini adalah wadah bagi mahasiswa UKP untuk mengembangkan
talenta dan potensinya selama berkuliah di UKP. Tetapi tidak hanya itu, mengikuti UKM
dapat menjadi strategi yang baik bagi mahasiswa untuk melawan tindak sukuisme di
lingkungan kampus. Hal ini dikarenakan dalam pelaksanaanya, UKM akan menghimpun
mahasiswa-mahasiswa yang beragam tetapi mempunyai minat yang sama ke dalam
sebuah kelompok belajar untuk mengembangkan bakat dan kreativitasnya. Hal ini dapat
menjadi sebuah jembatan bagi mahasiswa untuk saling berkomunikasi dan bersosialisasi
dengan mahasiswa-mahasiswa UKP lain yang berasal dari berbagai daerah.

Unit Kegiatan Mahasiswa di UKP sangat beragam. Terhitung pada tahun akademik
2021/2022 ada 31 jenis UKM yang dapat diikuti oleh mahasiswa UKP. Unit-unit kegiatan
tersebut antara lain UKM Teater, Modeling, Ilustrasi, Martografi, Vocal Group, Paduan
suara, Dekorasi, ASFS, Dance, Pengembangan Diri, English Debate, Menulis Kreatif, E-
Sport, Catur, Voli, Taekwondo, Kyokushinkai, Fitness, Tenis Lapangan, Tenis Meja,
Badminton, Selam, Renang, Basket, Futsal, EMR, Matrapala, Matrapenza, Menwa, Club
On-MIPA, serta Club Orchestra, yang tentu dalam pelaksanaan kegiatannya juga
berbeda-beda. Didalam unit-unit UKM yang bervariasi itulah mahasiswa dapat berperan
dalam upaya melawan tindak sukuisme dilingkungan kampus.

Dimasing-masing UKM, mahasiswa akan mengikuti kegiatan-kegiatan yang tak


jarang dilakukan secara berkelompok. Oleh sebab itu dalam mencapai tujuan mengikuti
UKM, mahasiswa dituntut untuk tidak mementingkan diri sendiri dan dapat bekerja
sama di dalam setiap kelompok unit-unit kegiatan. Terjalinnya kerja sama dapat
menumbuhkan rasa solidaritas dan kebersamaan. Hal ini dapat mempererat tali
persaudaraan, melekatkan rasa sosial serta, meningkatkan rasa kepedulian satu sama
lain di dalam sebuah kelompok kerja (Welianto, August 03, 2020). Dengan demikian
mahasiswa-mahasiswa UKP yang tergabung di dalam UKM dapat berkontribusi untuk
melawan tindak sukuisme di lingkungan kampus.

Adapun kegiatan yang berbeda beda didalam setiap UKM tersebut contohnya pada UKM
paduan suara dan UKM vocal group. Dalam UKM ini mahasiswa sama sama dilatih untuk
mengembangkan bakat dan potensinya dalam bidang tarik suara. Akan tetapi kedua
jenis UKM ini dilakukan dalam prosedur dan kegiatan berbeda beda. Baik vokal group
maupun paduan suara, dilakukan dengan variasi tertentu sesuai dengan pembagian
kelompok suara yang telah ditentukan. Dalam mencapai hal ini mahasiswa yang berbeda
beda latar belakang akan saling bekerja sama satu sama lain terlebih didalam tim. Hal ini
dapat menjadi jembatan relasi bagi mahasiswa dalam mengenal satu sama lain dan
hidup berdampingan. Selain itu mahasiswa dalam UKM dapat melakukan kegiatan
kegiatan yang berfokus dalam hal keberagaman, misalnya berkolaborasi dan berinovasi
dalam memadukan setiap lagu lagu daerah yang kemudian dinyanyikan secara bersama
sama. Hal ini dapat menjadi jembatan bagi mahasiswa untuk menunjukan adanya
dukungan terhadap nilai nilai keberagaman yang hidup ditengah tengah UKP.

Begitu juga dengan UKM teater. Mahasiswa yang berminat dan bergabung didalam unit
kegiatan ini akan dilatih untuk mengembangkan potensinya dengan bermain peran.
tentunya untuk mengisahkan sebuah alur cerita terdapat tokoh tokoh yang akan
diperankan. Satu tokoh memiliki hubungan dengan tokoh lainnya. Begitu juga dengan
pemain perannya, yakni mahasiswa. Dalam teater, mahasiswa akan menunjukan dirinya
sebagi makhluk sosial yang tidak bisa berdiri sendiri dalam mencapai tujuan teater.
Mahasiswa UKP yang beragam akan saling membutuhkan didalam UKM ini. mahasiswa
akan berlatih bersama, berdialog bersama dan berkontribusi bersama dalam memainkan
perannya masing masing. Hal ini dapat menjadi sarana bagi civitas akademika khususnya
Mahasiswa UKP yang tergabung didalam UKM teater dapat berperan dalam upaya
melawan tindak sukuisme dilingkungan kampus.

Selain itu, mahasiswa yang tergabung didalam unit kegiatan ini dapat melakukan
pertunjukan dan memainkan peran dalam kisah kisah yang menunjukan adanya
keberagaman, baik secara langsung maupun tidak langsung. Dalam hal ini UKM Teater
dapat menyelenggarakn pertunjukan dengan topik cerita tradisional, maupun modern.
Teater yang dilkukan dengan tema tradisional tentu berbeda dengan tema modern.
Dalam pelaksanaan teater dengan tema tradisional dilakukan melalui cerita cerita rakyat
yang secara langsung akan menunjukan adanya ciri khas ciri khas tertentu disetiap tokoh
yang diperankan, contohnya adalah dari segi tata busana yakni pakaian dan aksesoris
yang sesuai dengan tokoh yang diperankan, begitu juga dengan tata rias yang
digunakan. Hal ini dapat menunjukan secara fisik adanya keberagaman yang hidup
ditengah tengah UKP.

Lain halnya untuk teater tema cerita modern. Teater ini menunjukan kisah cerita yang
jelas, hidup ditegah tengah masyarakat. Dalam hal ini topik cerita yang dirancang dapat
disesuaikan dengan alur yang dibutuhkan khususnya dengan cerita-cerita yang
mengambarkan buruk intolaransi. Dengan demikian kegiatan teater yang dipertunjukan
dapat mempersuasif penonton yakni civitas akademika UKP untuk hidup
memperhatikan nilai nilai toleransi. Hal ini dapat disampaikan melalui banyak cara yakni
melalui dialog antar tokoh yang secara langsung dapat menyatakan hal hal penting
untuk penonton, melalui pemeranan karakter atau sifat tokoh dan juga pesan pesan
moral dari bagian utuh alur cerita. Dengan demikian mahasiswa yang tergabung didalam
UKM teater turut andil dalam melaksanan dan menyuarakan upaya pencegahan tindak
sukuisme diantara civitas akademika.

UKM lainnya yang dapat diikuti oleh mahasiswa yakni UKM matrapala. Dalam unit ini
mahasiswa akan dibina rasa solidaritasnya dalam sebuah kelompok cinta alam. Hal ini
tidak hanya berkaitan dengan materi tetapi juga dengan prakteknya. Mahasiswa yang
berbeda beda latar belakang akan dihimpun untuk melakukan aktivitas akitivitas yang
tak jarang dilakukan diluar lapangan, ataupun dialam terbuka sesuai prosedur yang
ditetapkan. Kegiatan kegiatan itu bisa berupa camp, tour dan sebagainya. Dalam hal ini
mahasiswa yang tergabung didalam UKM matrapala dapat memanfaatkan kegiatan ini
sebagai sarana untuk menjalain persaudaraan antar mahasiswa. untuk memdukung hal
ini unit kegiatan merancang aktivitas-aktivitas yang dapat memotivasi mahasiswa dalam
menghargai setiap perbedaan, mulai dari hal hal kecil, termasuk kepada sesama
mahasiswa. aktivitas-aktivitas dalam kegiatan tersebut dapat bervariasi tetapi tidak
terlepas dari tujuan kegiatannya, sehingga masiswa yang tergabung didalam unit
kegiatan ini, dapat menikmati setiap kegiatan yang bertujuan untuk pengembangan diri
masing masing, dan juga untuk upaya melawan tindak sukuisme di antara civitas
akademika UKP.
Begitu juga dengan UKM menwa. Dalam unit kegiatan ini mahasiswa akan dibina sikap
nasionalisnya termasuk dalam membela dan mempertahankan negara. Mahasiswa yang
tergabung didalam UKM menwa akan dibekali pada kesadaran akan cinta tanah air dan
tidak terlepas dengan setiap budayaan dan keberagaman yang ada di Indonesia,
khususnya yang hidup ditengah tengah UKP. Dengan dibekalinya kesadaran ini,
mahasiswa lebih mengerti akan pentingnya persatuan dan kesatuan, serta indahnya
hidup didalam keberagaman. Tidak hanya itu, setiap kegiatan yang dilakukan didalam
unit kegiatan ini akan medorong mahasiswa yang tergabung didalamnya untuk
mengaplikasikan sikap nasionalisme tersebut, sehingga mampu menjadi upaya dalam
melawan tindak sukuisme diantara civitas akademika UKP.

Selain itu terdapat juga unit kegiatan dalam bidang olahraga, misalnya UKM futsal,
basket, tenis meja, tenis lapangan dan sebagainya. Ini adalah kegiatan yang cukup
digemari mahasiswa. selain untuk mengembangkan potensi dalam bidang yang diminati
masing masing, mahasiswa dapat menikmati UKM ini sambil berolah raga. tetapi dalam
hal ini mahasiswa juga dapat memanfaatkan unit-unit kegiatan ini sebagai upaya
melawan tindak sukuisme dilingkungan kampus. hal ini dapat di aplikasikan dalam setiap
kegiatan yang dilakukan dalam unit masing masing.

Strategi kedua adalah menyelenggarakan lomba poster bertema keberagaman


yang diikuti oleh civitas akademika khususnya mahasiswa-mahasiswa UKP. Tujuan
kegiatan kreatif poster ini dilakukan dalam bentuk lomba adalah supaya meningkatkan
antusias mahasiswa untuk berpartisipasi di dalamnya. Partisipasi mahasiswa adalah poin
penting dalam terlaksananya kegiatan ini, oleh sebab itu, sebelum lomba
diselenggarakan mahasiswa harus dibekali dengan dengan tujuan diselenggarakannya
hal ini dengan berfokus pada peran mahasiswa didalam kampus dan upaya mahasiswa
berserta seluruh civitas akademika dalam melawan tindak intoleransi. Hal ini dilakukan
supaya peserta lomba yakni mahasiswa mendapat dorongan atau motivasi dalam
melaksanakan kegiatan dengan sungguh-sungguh karena dasar menciptakan dan
menghargai nilai nilai toleransi. Sehingga hal ini dapat memampukan peserta lomba
dalam mengkreativitaskan posternya masing masing dengan sebaik baiknya sesuai tema
dan tujuan poster.

Secara khusus, fokus kegiatan lomba kreatif poster adalah mengajak dan memotivasi
civitas civitas akademika UKP untuk hidup saling bertoleransi dan mengakui
keberagaman yang ada di lingkungan kampus. Setiap poster yang didesain memuat
slogan ataupun pesan-pesan singkat yang bersifat persuasif sesuai kreativitas masing
masing mahasiswa. Sifat persuasif dari poster inilah yang akan menjadi dorongan bagi
setiap pembaca dalam melakukan sesuai isi poster. Selain itu, Slogan slogan yang dimuat
didalam poster juga dapat dikreatifkan mengunakan varisasi font dengan menekankan
kata penting disetiap slogan. dalam membuat slogannya sendiri mahasiswaa akan
belajar berpikir, memahami dan menghayati topik poster yang diselenggarakan,
sehingga hal ini dapat menimbulkan pemahaman bagi setiap peserta lomba yakni
mahasiswa tentang pentingnya toleransi diantara keberagaman yang hidup ditenga
tengah lingkungan ia berada, khususnya didalam lingkungan kampus.

Untuk mendesain poster sendiri ada dua cara, yakni secara manual dan secara
digital. Poster manual digambar secara langsung dengan alat dan bahan yang umum
digunakan seperti cat, kuas, kertas dan sebagainya, sedangkan poster digital didesain
secara grafis melalui aplikasi di komputer ataupun smartphone. Hal ini bisa menjadi opsi
berbeda bagi mahasiswa dalam mendesain poster sesuai kemampuan dan keahlian
masing-masing, tanpa mengubah isi dan tujuannya. Tentunya Selain untuk
meningkatkan kreativitas desain mahasiswa, kegiatan ini bisa menjadi upaya mahasiswa
dalam melawan tindak sukuisme di lingkungan kampus.

Pada pelaksanaan lomba, poster yang telah dibuat oleh mahasiswa diarahkan
untuk diupload di sosial media masing-masing. Dalam hal ini, poster yang didesain
secara manual dapat discan, kemudian diunggah oleh peserta, sedangkan poster dalam
bentuk digital bisa langsung di unggah oleh peserta lomba. Keserentakan mahasiswa
dalam kegiatan ini menunjukkan adanya keserasian dan dukungan terhadap nilai-nilai
toleransi. Tidak hanya itu, jangkauan sosial media yang luas, diharapkan bisa menjadi
sugesti positif untuk masyarakat luas, secara khusus di dalam lingkungan UKP. Hal ini
menunjukan juga bahwa mahasiswa dapat menggunakan media sosial bukan hanya
sekedar mendapat informasi, tetapi memberi informasi yakni dengan poster poster yang
telah dibuat dan diunggah. Ini menunjukan mahasiswa juga dapat menggunakan sisi
positif media sosial yakni dengan berkontribusi dalam menggerakkan seluruh pembaca
terlebih lebih seluruh civitas akademika UKP sendiri dalam melawan tindak sukuisme
dengan pengenalan dan kesadaran akan indahnya keberagaman.

Strategi yang terakhir adalah mengadakan fashion show tema pakaian adat.
Sebuah peribahasa yang popular di masyarakat berbunyi, tak kenal maka tak sayang.
Hal itu berarti mengenal adalah aspek dasar untuk menghargai suatu hal. Adanya
perkenalan akan meningkatkan daya tarik dan memicu hasrat untuk mempelajari,
selanjutnya hal itu akan menumbuhkan rasa ikut memiliki dan mencintai keberagaman
itu sendiri (Citra Alam, September 9, 2019). Karena didalam UKP berkumpul civitas-
civitas akademika dari berbagai daerah dengan segala keberagaman yang ada,
penyelenggaraan kegiatan ini dapat menjadi strategi yang baik untuk melawan tindak
intoleran ini dilingkungan kampus Melalui kegiatan ini perwakilan mahasiswa yang
berasal dari berbagai suku akan menunjukkan kebudayaannya melalui ciri khas pakai
adat masing masing. Demikianlah penyelenggaraan kegiatan ini akan memperkenalkan
setiap keindahan dari keberagaman yang hidup di tengah-tengah UKP.

Kegiatan fashion show pakaian adat yang diselenggarakan tersebut tidak hanya
menghibur tetapi juga dapat mengedukasi mahasiswa dalam menambah wawasan
seputar kebudayaan yang ada di Indonesia, khususnya pakaian adat. Daya tarik dari
kegiatan ini dapat menjadi jembatan relasi bagi seluruh civitas akademika UKP untuk
saling bertukar dan berbagi informasi. setiap perbedaan dan ciri khas yang unik dari
masing-masing budaya yang dipertunjukkan melambangkan kekayaan dari keberagaman
yang dimiliki oleh UKP. Dalam hal ini juga pelaksanaan kegiatan dapat menjadi motivasi
bagi setiap civitas akademika UKP untuk mencintai dan bangga akan identitas dirinya.
Dengan begitu mampu bersosialisasi dengan percaya diri di dalam lingkungan kampus.

Adapun kegiatan fashion show yang dilakukan bisa diinovatifkan menjadi dua cara, yakni
fashion show pakaian adat tradisioanal dan fashion show modifikasi pakaian adar.
Dalam hal ini fashion show dengan tema pakaian adat tradisional dapat
memperkenalkan secara natural tentang ciri khas pakaian adat yang ada di Indonesia
dan hidup di tengah tengah UKP. Perserta fashion show harus memperhatikan setiap
detail dalam pertunjukan ini, mulai dari pakaian, aksesoris,dan tatarias yang sesuai
dengan cirikhasnya. Begitu juga dengan setiap karakter yang di aplikasikan dalam gerak
gerik peserta sesuai ciri khas daerah yang di pertunjukan. Hal ini dilaksanakan dan
sangat penting supaya dapat mencerminkan semirip-miripnya budaya khas dari setiap
daerah yang dipertunjukan

Demikian pula dengan fashion show modifikasi pakaian adat. Hal ini membutuhkan
kreativitas peserta yakni mahasiswa dalam meodifikasi unsur yang dipertunjukan tanpa
mengubah unsur aslinya. Hal ini dapat menjadi saran bagi setiap mahasiswa untuk
berkerja sama dalam menginovatifkan karaekter pakaian adat yang akan dipertunjukan.
Dengan adanya kerja sama tersebut mahasiswa akan saling berbagi pengalaman,
pengetahuan dan ide masing masing yang yang membuat terjalinnya komunikasi dan
pengenalan akan sesama begitu juga dengan budaya yang dimilikinya. Namun,
pelaksanaan fashinshow modifikasi pakaian adat ini tidak boleh dilakukan begitu saja.
Peserta harus memperhatikan setiap aturan, dan unsur unsur khas dalam rancangan
modifikasi, supaya tidak terjadi penyimpangan yang sungguh berbeda dari karakteristik
budaya yang akan dipertunjukan, sebaliknya peserta yang merupakan mahasiswa harus
bisa mengasah kreativitas dalam kegiatan perancangan modifikasi sesuai dengan nilai
nilai budaya yang dipertunjukan

Ketiga strategi di atas adalah strategi-strategi yang dapat dilakukan oleh


mahasiswa UKP dalam melawan tindak sukuisme di lingkungan kampus. mencegah
adanya perpecahan dalam lingkungan kampus bukanlah hal yang disepelekan, karena ini
berkaitan dengan terlaksananya setiap aspek kehidupan kampus. pada intinya,
kesadaran masing-masing civitas akademika akan indahnya keberagaman di tengah-
tengah kehidupan kampus adalah dasar yang sangat penting, khususnya mahasiswa
UKP. Adanya kesadaran menjadi otak utama dalam melakukan setiap rancangan
kegiatan dengan sepenuh hati dan benar benar untuk Hal ini akan memengaruhi
probabilitas terlaksananya setiap rancangan kegiatan dalam melawan tindak intoleran
ini. hal ini juga tidak terlepas dari setiap kreativitas mahasiswa dalam mengaplikasikan
setiap bentuk atau strategi strategi ang dilakukan. Yakni kreativitas dalam membuat
poster, kreativitas dalam UKM dan kreativitas dalam penyelenggaraan tata busana.

Begitu juga dengan partisipasi mahasiswa dalam mengikuti setiap rancangan kegiatan.
Partisipasi mahasiswa adalah poin unggul dalam tercapainya setiap rancangan kegitan
yang dilakukan sebagai strategi mahasiswa. Hal partisipasi juga tidak terlepas dari
Antusias dari setiap mahasiswa UKP untuk mengikuti setiap rancangan kegiatan.
Antusias dapat mendorong mahasiswa untuk optimis dalam melaksanakan kegiatan
serta tekun dalam pengaplikasian setiap strategi yang dirancang sehingg hal ini menjadi
pendukung utama dalam terlaksananya upaya melawan tindak sukuisme di lingkungan
kampus.

Daftar Pustaka

Welianto, A. (2020, August 03). Mengapa kita perlu bekerja sama?. Kompas.com
Retrieved from
https://www.kompas.com/skola/read/2020/08/03/171500969/mengapa-kita-
perlu-bekerjasama-?page=all

Citra Alam. (2019, September 9). Peran generasi muda dalam mempertahankan seni
dan budaya bangsa. Retrieved from https://www.citraalam.id/post/peran-generasi-
muda-dalam-mempertahankan-seni-dan-budaya-bangsa

Anda mungkin juga menyukai