Anda di halaman 1dari 8

Kajian Arsitektur Futuristik Pada Stasiun Tanjung Priuk dan Theater Jakarta Taman Ismail Marzuki

Yustriana Choiriyani, Finta Lissimia

KAJIAN ARSITEKTUR FUTURISTIK PADA STASIUN TANJUNG PRIUK DAN


THEATER JAKARTA TAMAN ISMAIL MARZUKI

Yustriana Choiriyani1, Finta Lissimia1


1
Program Studi Arsitektur Fakultas Teknik Universitas Muhammadiyah Jakarta
choiriyani.yustriana@gmail.com
finta.lissimia@ftumj.ac.id

ABSTRAK. Setiap waktu bangunan selalu berkembang cukup pesat selain sebagai kebutuhan manusia juga
sebagai unjuk kemewahan. Berlomba-lomba membuat bangunan terbaik, dengan teknologi modern bangunan
apapun dapat didirikan. Bangunan dengan struktur bentang lebar adalah salah satu fenomena yang terjadi karena
adanya kebutuhan ruang luas untuk sebuah kegiatan tertentu seperti olah raga, transportasi, dsb. Gaya arsitektur
futuristik yang di ikuti berkembang dengan perkembangan teknologi memiliki karakteristik yang mendukung
perkembangan kemajuan zaman. Namun tidak semua bangunan yang berdiri pada abad 20 bisa dikatakan
bangunan futuristik. Maka Stasiun Tanjung Priuk da Theater Jakarta Taman Ismail Marzuki sebagai bangunan
bentanng lebar akan dikaji penerapan arsitektur futuristiknya. Metode pengkajian menggunakan deskriptif kualitatif
berdasarkan data primer berupa dokumentasi langsung dan wawancara, serta data sekunder berupa literatur.
Hasilnya, Stasiun Tanjung Priuk bukan arsitektur futuristik karena mennggunaka kosep garis vertikal da horizontal
serta massanya maju mundur. Sedangkan Theater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM) merupakan arsitektur
futuristik baik dari kosep transpara, penggunaan material ekspos, bentuk persegi dan segitiga, dan material kaca
dan baja

Kata Kunci: Arsitektur Futuristik, Struktur Bentang Lebar, Tipologi Bangunan.

ABSTRACT. Buildings always develop quite rapidly other than as human needs as well as a show of luxury.
Competing to make the best building, with modern technology any building can be built. Building with a wide span
structure is one phenomenon that occurs because of the need for large space for a particular activity such as sports,
transportation, etc. The futuristic architectural style that is followed to develop with technological developments has
characteristics that support the development of the times. Not all buildings that stood in the 20th century can be
said to be futuristic buildings. Therefore Tanjung Priuk and Jakarta Theater Taman Taman Ismail Marzuki's building
as a wide building will be studied in the application of its futuristic architecture. The assessment method uses
descriptive qualitative based on primary data in the form of direct documentation and interviews, and secondary
data in the form of literature. As a result, Tanjung Priuk Station is not a futuristic architecture because it uses vertical
and horizontal line concepts and their mass back and forth. Sedagkan Theater Jakarta Taman Ismail Marzuki (TIM)
is a futuristic architecture both from transparent concept, the use of exposed materials, square and triangle shapes,
and glass and steel materials

Keywords: Futuristic Architecture, Wide Span Structure, Building Typology.

PENDAHULUAN Perkembangan teknologi konstruksi


berjalan seiringan dengan perkembangan
Bentuk bangunan tidak terlepas dan material. Adanya teknologi struktur-konstruksi
bagaimana manusia menyusun elemen-elemen material yang baru akan menciptakan
pembentuknya menjadi seperti yang bentukan-bentukan baru begitu juga
dibutuhkan dalam menciptakan dan mendesain sebaliknya, bentukan baru yang merupakan
ruang di dalamnya. Teknologi konstruksi dalam hasil kreasi arsitek akan menuntut
menyusun elemen-elemen pembentuk tersebut perkembangan teknologi struktur-konstruksi
turut mempengaruhi bentuk yang dihasilkan. serta materialnya. Hal ini terlihat dari sejarah
Kemajuan zaman telah menyeret perkembangan arsitektur dunia yang dimulai
perkembangan tenteng pengetahuan dari menggunakan material batu, kaca, beton
konstruksi, menjadikan kemungkinan- bertulang, baja dan material metal yang
kemungkinan bentuk menjadi lebih bervariasi merupakan material struktur terkini ((Nurjanah,
dan seakan tak terbatas. Salah satu yang 2016)
menguntungkan bagi dunia arsitektur adalah Salah satu aspek yang menjadi kriteria
berkembangnya struktur bentang lebar. pengelompokan (tipologi) suatu bangunan
Dengan sistem serta variasi bentuk yang dapat di klasifikasikan berdasarkan langgam,
beragam, arsitek menjadi lebih leluasa dalam tekstur ataupun jenis material bangunan.
mewujudkan imaginasi arsitekturnya Teknologi membuat peradaban manusia
(Pujantara, 2013; Zuhri, 2007) berangsur-angsur berubah, pengetahuan
39
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 1 Maret 2020

tentang bahan bangunan semakin betambah, Penelitian kualitatif sering disebut dengan
semakin ditemukan formula2 baru, semakin penelitian naturalistik, etnografik, studi kasus
beragam jenis material yang bisa diproduksi atau fenomenologi. Penelitian kualitatif
manusia. Material bangunan terus berkembang menghasilkan data deskriptif berupa kata-kata
seiring dengan peradaban manusia. tertulis atau lisan tentang orang-orang atau
Perkembangan tersebut tentunya membawa perilaku yang dapat di amati. Data kualitatif
dampak kepada adanya fenomena perubahan adalah data yang berbentuk kata-kata, bukan
dalam desain maupun bentuk sebuah dalam bentuk angka (Depdiknas,2008).
bangunan arsitektur. Dengan demikian
keinginan untuk mewujudkan berbagai Sumber Data
macam rancangan arsitektur pun semakin Data primer dalam penelitian ini adalah
leluasa. Maka material bangunan sangat Stasiun Tanjung Priuk dan Theater Taman
mungkin untuk dijadikan sebagai salah satu Ismail Marzuki. Data tersebut didapat dari
komponen pengelompokan yang bisa di telusuri transkip hasil observasi, dokumentasi berupa
berkaitan dengan peradaban manusia dari wawancara, rekaman, dan foto-foto yang
zaman ke zaman. menunjukkan tentang subjek.
Kreativitas arsitek yang mulai diluar batas Adapun sumber data sekuder merupakan
juga semakin berkembang dengan bahan prinnsip dari arsitektur futuristic. Data ini
matrial yang fleksibel dan dapat mengikuti didapat dari dokumentasi. Dokumentasi yang
bentuk dari bangunan yang telah dirancang akan dipakai untuk memperoleh data dalam
ataupun di disain. Ini menyebabkan semakin penelitian ini adalah bahan-bahan tertulis atau
banyak tipe atau pun gaya bangunan yang contoh kasus lain.
saling berlomba-lomba unjuk keindahan bentuk
bangunan maupun kecanggihan struktur- Teknik Pengumpulan Data
konstruksi bangunan. Tipologi arsitektur tren Tahapan yang dilakukan dalam
masa kini dengan konsep era modern, pengambilan data:
minimalis, maupun futuristik semakin a. Literatur
berkembang. Pada bangunan gaya minimalis Pengumpulan data yang digunakan berupa
modern lebih banyak ditemui pada hunian artikel, jurnal, buku, skripsi, arisp foto dan
maupun bangunan kecil, sedangkan futuristik browsing internet sebagai bahan baca dan
banyak ditemui pada bangunan kecil, mengumpulkan teori yang sudah ada.
bangunan tinggi ataupun bangunan bentang b. Observasi
lebar. Tinjauan lapangan yang dilakukan peneliti
merupakan kegiatan terhadap suatu proses
TUJUAN atau objek dengan maksud melihat dan
kemudian memahami pengetahuan dari
1. Memahami ciri-ciri bentuk pada Arsitektur sebuah permasalahan berdasarkan
Futuristik dan struktur pada bangunan pengetahuan dan gagasan yang sudah
bentang lebar, diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan
2. Memahami pengertian bentang lebar, informasi-informasi yang dibutuhkan untuk
3. Memahami bangunan bentang lebar melanjutkan suatu penelitian.
dengan pendekatan Arsitektur Futuristik. Dalam observasi yang diambil yaitu
Pengamatan lapangan untuk menganalisa
METODE secara visual kondisi fisik.
Penelitian ini menggunakan penjabaran 1) Pengambilan foto perspektif objek
metode dan langkah-langkah yang dilakukan 2) Pengambilan foto interior dan ekterior objek
dengan menguraikan secara deskriptif dengan 3) Mencatat hal-hal yang bersangkutan
menggunakan penelitian kualitatif. Peneliti dengan objek
memilih menggunakan metode ini dengan 4) Mencatat ukuran bangunan pada objek
pertimbangan bahwa kasus yang diteliti yang bersangkutan
merupakan kasus yang memerlukan Teknik Analisis Data
penggunaan pengamatan dan bukan Terdapat empat jalur analisis data kualitatif,
menggunakan model pengangkaan, kedua yaitu reduksi data, penyajian data, dan
dengan penelitian kualitatif lebih mudah apabila penarikan kesimpulan (Miles dan Huberman,
berhadapan dengan kenyataan, dan yang dalam Sahid, 2011).
ketiga adalah adanya kedekatan hubungan a. Pengumpulan Data
emosional antara peneliti dan responden Data yang diperoleh dari lapangan difoto
sehingga akan menghasilkan suatu data yang dan dicatat secara naratif yaitu berupa
mendalam. uraian data tanpa kritikan atau hipotesis.
Kemudian, dari hasil catatan deskriptif,

40
Kajian Arsitektur Futuristik Pada Stasiun Tanjung Priuk dan Theater Jakarta Taman Ismail Marzuki
Yustriana Choiriyani, Finta Lissimia

dalam laporan peneliti menafsirkan catatan 3) Bentuk unik, fungsi mengikuti bentuk,
deskriptif melalui data literatur atas objek sehingga bentuk menjadi tak beraturan.
penelitian di lapangan. 4) Ornamen adalah suatu kejahatan sehingga
b. Penyajian Data perlu ditolak, penambahan ornamen
Penyajian data adalah kegiatan ketika dianggap suatu hal yang tidak efisien.
sekumpulan informasi disusun, sehingga 5) Less is more, Semakin sederhana
memberi kemungkinan akan adanya merupakan suatu nilai tambah terhadap
penarikan kesimpulan dan pengambilan arsitektur tersebut.
tindakan. Dalam penyajian data peneliti 6) Bangunan tidak memiliki ciri individu dari
menggunakan bentuk penyajian data arsitek, sehingga tidak dapat dibedakan
kualitatif yang berupa teks naratif yang antara arsitek satu dengan yang lain
merupakan catatan hasil observasi (seragam).
lapangan pada Studi Kasus 7) Nihilism, penekanan perancangan pada
c. Penarikan Kesimpulan dan Verifikasi space.
Dari permulaan pengumpulan data, peneliti 8) Ekspos material bangunan.
menggunakan penulisan kualitatif dari mulai
mencari arti bentuk pada fasade bangunan Arsitektur Futuristis adalah bangunan yang
dan bentang pada bangunan, mencatat mengarah atau menuju ke masa depan atau
keteraturan pola-pola pada arsitektur modern, atau dapat disimpulkan bahwa Gaya
futursitik (dalam catatan teori), dan Arsitektur Futuristik adalah sebuah gaya
penjelasan-penjelasan yang menghasilkan arsitektur dengan mempunyai arti yang bersifat
suatu kesimpulan. mengarah atau menuju masa depan yang lahir
dari pandangan media-media yang mengamati
PEMBAHASAN arsitektur. Sedangkan bangunan bentang lebar
adalah bangunan dengan bentang luas yang
Arsitektur Futuristik memungkinkan penggunaan ruang bebas
Futuristik merupakan suatu paham kolom yang selebar dan sepanjang mungkin.
kebebasan dalam mengungkapkan atau Ciri-ciri arsitektur Futuristik pada bentang lebar:
mengekspresikan ide atau gagasan ke dalam 1) Bentang bangunan melebihi 6 meter.
suatu bentuk tampilan yang tidak biasa, kreatif 2) Bentuk fleksibel dan fungsi tidak
dan inovatif. Hasil dari futuristik ini adalah menghambat bentuk bangunan.
sesuatu yang dinamis, selalu berubah-ubah 3) Tidak memiliki ornamen karena dinilai
sesuai keinginan dan zamannya. Penerapan sebagai masa lalu dan tradisional.
futuristik ini hanya terlihat pada penampilan 4) Bahan yang digunakan merupakan material
atau tampaknya dengan tetap memperhatikan dengan teknologi.
dan memperhitungkan fungsi dari objeknya 5) Pada fasade lebih memanfaatkan garis
(Tiffany, 2012). horizontal maupun vertikal dan ekspos
Futuristik merupakan arti yang mengarah material bangunan.
pada konsep masa depan dengan paradigma
perkembangan arsitektur. Arsitektur Futuristik Deskripsi Stasiun Tanjung Priuk
atau futurisme dimulai pada awal abad ke 20 Jenis bangunan transportasi ini beroprasi
dengan bentuk bangunan yang ditandai oleh pada tanggal 1914 oleh Ir. C.W. Koch sebagai
anti historicism atau gaya klasik dan garis arsitek utama pada masa Gubernur
panjang mendatar. Arsitektur ini dimulai pada Jendral A.F.W. Idenburg dengan ketinggian
Italia dan berlangsung pada tahun 1909 sampai lebih dari 4 meter. Lokasi stasiun tanjung priuk
1944. Futurism bukanlah suatu gaya tetapi berada di seberang Pelabuhan Tanjung Priok,
suatu pendekatan terbuka ke arsitektur, dan Jakarta Utara.
telah ditafsirkan kembali oleh generasi arsitek
yang berbeda dari beberapa dekade, tetapi
pada umumnya ditandai dengan membentuk
ketajaman, bentuk dinamis, kontras kuat dan
penggunaan material yang berguna.
Arsitektur futuristik memiliki karakteristik dan
ciri-ciri yang dapat menjabarkan bentuknya.
Ciri-ciri Arsitektur Futuristik adalah sebagai
berikut:
1) Satu gaya Internasional atau tanpa gaya
(seragam), merupakan suatu arsitektur yang Gambar 1 Lokasi Stasiun Tanjung Priuk
dapat menembus budaya dan geografis. Sumber: Google Maps, 2018
2) Berupa khayalan dan idealis

41
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 1 Maret 2020

Fasade bangunan terdiri dari atap, dinding, sekitar 10 meter x 10 meter yang digunakan
pintu, jendela dan kolom eksterior. Bagian untuk ruang loket. Terdapat 5 loket yang
depan bangunan terlihat menggunakan cat tersedia untuk pembelian kartu maupun
berwarna putih. Selain cat yang berwarna putih, penukaran kartu. Ruang yang digunakan untuk
tampak dengan jelas penggunaan unsur loket ini menggunakan ornamen pada
horizontal dan vertikal yang dominan. dindingnya. Dinding menjulang tinggi dengan
Penggunaan unsur horizontal dan vertikal ketinggian sekitar 10 meter. Bagian tengah
terlihat pada bagian atas bangunan, bagian hingga ke atas menggunakan cat berwarna
dinding pada penggunaan jendela yang putih dengan ornamen beton kotak yang dibuat
berbentuk kotak-kotak. menonjol ke dalam sehingga tampak
Atap bangunan terdiri dari tiga bagian, yaitu kedalaman dinding yang berbeda. Kemudian
atap drop off, atap bangunan, dan atap peron. pada bagian tengah hingga ke bawah, dinding
Atap drop off dan atap bangunan menggunakan menggunakan material batu alam yang
material beton dengan finishing cat putih. Pada berwarna abu-abu gelap. Pada bagian antara
atap bangunan terdapat penambahan atap batu alam dan dinding cat putih terdapat
dengan material kaca pada bagian ruang hall, tonjolan memanjang horizontal yang seolah
dan ruang tengah. Hal tersebut yang membatasi dinding atas dan dinding bawah.
memberikan perbedaan pada atap bagian drop Pada bagian ruang loket, terdapat tempat
off dengan atap bagian bangunan. untuk menaruh informasi mengenai jadwal
keberangkatan kereta api. Tempat yang
disediakan berbentuk papan yang terbuat dari
material kayu yang dicat berwarna cokelat tua.
Papan tersebut diletakkan di atas lantai dengan
penggunaan roda pada bagian bawahnya
sehingga dapat dipindah-pindahkan.
Stasiun ini memiliki enam jalur kereta
dengan jalur 2 merupakan jalur yang mengarah
ke Jakarta Kota, jalur 3 merupakan jalur yang
diperuntukkan kereta dari arah Jakarta Kota,
jalur 6 merupakan jalur yang mengarah ke
arah Rajawali - Jatinegara. Di sebelah tenggara
Gambar 2 Pintu Masuk Bangunan
Sumber: Data Pribadi, 2018 stasiun ini terdapat percabangan jalur menuju
Pelabuhan Tanjung Priok.
Bagian depan bangunan ini terdapat area Atap peron yang ada di dalam stasiun
drop off yang berhubungan langsung dengan menggunakan bentuk atap pelana bersusun.
ruang teras. Teras merupakan area yang juga Atap pelana yang digunakan ini
berhubungan langsung dengan pintu masuk mengaplikasikan struktur bentang lebar.
stasiun. Di area teras dan pintu masuk ini Material yang digunakan pada atap peron ini
terdapat kolom-kolom besar yang menonjol. yakni menggunakan kuda-kuda baja dan
Kolom tersebut menyerupai dinding bangunan struktur penunjang lainnya yang juga terbuat
yang menggunakan cat berwarna putih bagian dari baja. Selain itu, penutup atap peron
atasnya dan material batu alam berwarna abu- menggunakan material dari seng yang
abu yang menempel pada bagian tengah berbentuk gelombang.
hingga ke bawah kolom. Pada bagian dalam stasiun, terdapat
Bagian belakang bangunan tidak berbeda beberapa ruangan yang mendukung kegiatan
dengan bagian depan bangunan. Penggunaan yang ada di dalam stasiun. Pintu menggunakan
warna cat putih juga sama-sama digunakan. material kayu yang dicat berwarna abu-abu
Selain itu, pemberian unsur horizontal dan dengan penambahan motif kotak-kotak pada
vertikal juga terlihat dengan jelas pada bagian tengah ke atas dengan menggunakan
penggunaan jendela memanjang ke bawah material kaca. Begitu pula dengan jendela yang
yang dilengkapi bentuk kusen kotak-kotak. menggunakan motif kotak-kotak dengan
Penggunaan kolom yang menonjol dari atas ke material kaca yang dibingkai dengan kayu yang
bawah bangunan juga terlihat jelas sehingga dicat berwarna abu-abu.
menampakkan bentuk garis vertikal pada Stasiun ini termasuk salah satu bangunan
bangunan. Bagian atas dinding juga sama tua yang dijadikan cagar budaya DKI Jakarta,
dengan bagian depan, yakni menggunakan dengan menggunakan banyak bahan matrial
tonjolan garis horizontal yang juga di cat besi baja yang disusun melengkung melingkupi
berwarna putih. enam jalur rel di dalamnya dan atap spandek.
Pada bagian dalam stasiun terdapat Jendela di stasiun ini terbentuk atas garis-garus
ruangan yang cukup besar yakni berukuran yang terdiri dari lis profil atap yang horizontal

42
Kajian Arsitektur Futuristik Pada Stasiun Tanjung Priuk dan Theater Jakarta Taman Ismail Marzuki
Yustriana Choiriyani, Finta Lissimia

serta lubang-lubang pada cornice berupa Pada awalnya proyek ini bernama Grand
balustrade atapnya, garis-garis vertikal kolom- Theater di Taman Ismail Marjuki yang akhirnya
kolom, dan lekukan pada dinding menyerupai berubah menjadi Teater Jakarta. Gedung teater
jendela selain jendela-jendela sesungguhnya ini merupakan kelanjutan dari proyek
yang berjalusi kayu. masterplan yang didesain oleh Raul Renanda
Kaca patri dan ornamen profil keramik, bersama Altelier 6 pada tahun 1995.
tampak menghiasi dinding stasiun. Dengan Pelaksaannya baru dimulai pada tahun 1996
hiasan itu, maka stasiun tampak megah dan dan selesai dapat digunakan pada tahun 2010.
diperkuat dengan kolom-kolom besar dan Konsep ini gabungan vernacular di Indonesia
kokoh pada beranda utama berukuran 1x1 yang berdasarkan ide dari struktur bangunan
meter dengan jarak 4 meter yang didukung Toraja dan juga merupakan konsep bangunan
dengan tangga di sepanjang bangunan. Joglo sebagai potongan melintang dari
Jendela di stasiun ini terbentuk atas garis- bangunan teater ini. disajikan dalam tatanan
garus yang terdiri dari list profil atap yang modern namun masih mempunyai nafas
horizontal serta lubang-lubang pada garis tepi Indonesia.
(cornice) berupa balustrade atapnya, garis- Bentuk fasade yang diambil campuran
garis vertikal kolom-kolom, dan lekukan pada antara bentuk persegi dan segitiga. Dengan
dinding menyerupai jendela selain jendela- dua tangga melingkar menuju pintu utama
jendela sesungguhnya yang berjalusi kayu. lantai dua. Pada fasade terdapat pintu, kaca,
Kaca patri dan ornamen profil keramik, tangga, kolom besar. pada tangga setengah
tampak menghiasi dinding stasiun. Dengan melingkar terbuat dari besi dan aluminium
hiasan itu, maka stasiun tampak megah dan sedangkan dinding dan pintu terdiri dari kaca
diperkuat dengan kolom-kolom besar dan kolom yang besar dari beton dengan hampir
kokoh pada beranda utama berukuran 1x1 mencapai diameter 1.5 meter.
meter dengan jarak 4 meter yang didukung Pada bagian depan bangunan terdapat
dengan tangga di sepanjang bangunan. ampiteater yang dikeliling beberapa batu besar
Karakter visual yang paling dominan adalah putih. Ruang dengan kapasitas 1200 penonton
gaya arsitektur art deco yang menonjol pada dengan luas panggung 14x16 meter dan 7 –
fasade bangunan yang terbentuk dari 9 meter (h) dapat digunakan untuk berbagai
pengolahan garis lurus dan gubahan massa pertunjukan (musik, teater, tari dll). Terdapat
maju mundur, penambahan bidang lengkung ruang-ruang pendukung lain yang menjadikan
serta penggunaan material beragam. gedung ini cukup matang disebut sebagai
sebuah gedung teater, yakni ruang pameran,
Deskripsi Teater Jakarta TIM studio tari, ruang ganti pemain, gudang properti,
Teater Jakarta berlokasi di Pusat Kesenian kantor pengelola, dan orchestra shell.
Jakarta Taman Ismail Marzuki, tepatnya di Dilengkapi dengan ruang lobby, 12 ruang rias,
Jalan Cikini Raya No.73 Jakarta Pusat. ruang latihan serta sistem tata cahaya, tata
Merupakan teater besar yang mempertunjukan suara, sistem auditorium dan pendingin
berbagai pertunjukan seni serta galeri seni. ruangan. dilengkapi dengan fasilitas fly tower
Teater Jakarta mampu menampung 1200 dengan ketinggian sama dengan panggung,
orang dengan total luas lantai adalah 40.108m2 yang memungkinkan para kru panggung
dari luas lahan 14.732m2. Diresmikan mengganti latar belakang pertunjukan secara
pembukaannya oleh Gubernur Pemerintah vertikal.
Daerah Provinsi DKI Jakarta Jenderal Dinding lobi menggunakan marmer, HPL
Marinir Ali Sadikin, tanggal 10 November 1968. warna kuning, kaca film berwarna hijau, dan
Topakustik tipe plank 28/4 M warna coklat
muda seperti daun gugur. Elemen estetis kayu
pada teater studio karya Rita Widagdo.
Plafond pada kantor menggunakan gypsum
dengan dinding kaca transparan dan Panasap
hijau. Pada sambungan kaca Spider glass
dengan sistem Irish dari Fev Italia. Alumunium
frame berwarna metallic. Pintu frameless fitting
dari Dorma. Pada bungkus kolom beton precast
Atap metal tembaga (TECU Patina) dan metal
aluminium (TECU Zinn). Pada bagian baja
terdapat pelapis Cat rangka baja
Gambar 3 Lokasi Teater Jakarta TIM (Tamansimailmarzuki.Jakarta.Go.Id, 2018).
Sumber : Google Maps, 2018 Sambungan pada kaca transparan yang
membentang sangat luas di sambung dengan
43
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 1 Maret 2020

spider glass yang berbahan besi dengan bentuk


seperti laba laba berkaki empat atau
setengahnya.
Pada detail fasade terdapat kolom besar
bebentuk x dari beton menjulang besar dan
tinggi dengan bentuk yang cukup unik pada
kolom yang menyambung ditengahnya adan
terdapat sky light pada bagian patap paling
teratas.

Penerapan Arsitektur Futuristik


Pembahasan studi kasus ini merupakan
pembahasan yang dilakukan pada studi kasus
yang telah diambil datanya. Setelah Gambar 5 Pemanfaatan Garis Horizontal dan
pengambilan data pada studi kasus, data Vertikal
Sumber: Data Pribadi, 2019
kemudian diuraikan dengan mencocokkannya
terhadap konsep dari arsitektur futuristik.
Pada bagian hall terdapat ornamaen dari
Konsep arsitektur futuristik sendiri terdapat
batu marmer di setiap sisi dinding bagian atas
beberapa faktor yang dapat dilihat.
hall. Selain itu penggunaan bahan material
Pembahasannya studi kasus ini dilihat dari
kayu juga masih banyak digunakan pada
fasad bangunan, struktur bentang lebar yang
bagian hall, pintu, jendela dan ruang-ruang
dimilikinya, konsep asli bangunan, fungsi
pendukung lainnya.
bangunan, bentuk dasar bangunan, serta
material yang digunakan.

Fasade Bangunan
Fasad bangunan merupakan tampilan
yang dimiliki oleh bangunan. Fasad bangunan
disesuaikan dan diuraikan dengan konsep
arsitektur futuristik. Fasad pada konsep
arsitektur futuristik mengacu pada ketentuan-
ketentuan yang telah ditetapkan. Ketentuan
tersebut memberikan gambaran bahwa fasad
bangunan futuristik lebih sering menggunakan
tipe-tipe garis miring dan ellips. Selain itu, tidak
menggunakan seni ornamen-ornamen dalam
penggambaran jiwa atau karakter bangunan
yang diciptakan. Pembahasan fasad bangunan
pada studi kasus adalah sebagai berikut: Gambar 2 Ornamen Marmer
a. Stasiun Tanjung Priuk Sumber: Data Pribadi, 2019
Stasiun tanjung priuk memiliki bentuk
bangunan persegi dengan memaju mundurkan
massa. Bangunan ini lebih banyak b. Teater Taman Ismail Marzuki
mengaplikasikan bentuk garis horizontal dan Bangunan kesenian dengan bentuk fasad
vertikal pada fasade. Bangunan yang persegi dan segitiga dengan kolom beton yang
menggunakan garis horizontal dan vertikal lebih besar pada bagian depan. Penggunaan metal
tertuju pada ciri arsitektur art deco. Selain garis tembaga pada penutup atap yang dapat
horizontal dan vertikal, bangunan ini juga bertahan 100 tahun lama dan dinding yang
memiliki kolom yang sengat besar, seperti pada didominasi oleh kaca transparan seperti pada
ciri bangunan kolonial. bangunan gaya modern.

Gambar 41 Perspektif Massa Bangunan


Sumber: Data Pribadi,2019
Gambar 73 Perspektif Massa Bangunan

44
Kajian Arsitektur Futuristik Pada Stasiun Tanjung Priuk dan Theater Jakarta Taman Ismail Marzuki
Yustriana Choiriyani, Finta Lissimia

Sumber: Data Pribadi, 2019

Gambar 105 Bentang Struktur Atap Teater


Gambar 8 Taman Ismail Marzuki Sumber: Data Pribadi, 2019
Sumber: nurmeliyana1103.blogspot.com
Tabel 1 Perbandingan Studi Kasus
Penutup atap dengan bahan metal tembaga Stasiun
Perbandingan Teater Tim
dengan teknologi modern yang dapat Tanjung Priuk
memudakan flesibelitas bentuk atap. Pergelaran
pentas
Struktur Bentang Lebar kesenian
Lebar atap
1. Stasiun Tanjung Priuk dengan
yang dapat
panggung dan
Stasiun ini memiliki bentang 14 meter, ini membentang
ruang
termaksud bangunan yang memiliki bentang 6 peron pada
pertunjukan
lebar dengan struktur rangka batang dengan stasiun agar
tanpa adanya
bahan baja ringan dan atap spandek yang saat hujan
penghalang
membentang lebar di atas 6 peron dengan atau pun
Fenomena tiang atau
panas
kolom beton sebagai penumpu. pengunjung
kolom agar
penonton
dapat tetap
dapat
nyaman saat
menikmati
menunggu
pertunjukan
datangnya
dengan
kereta.
nyaman
dengan ruang
akustik.
Garis
horizontal dan Transparan,
Konsep vertikal dan ekspos bahan
massa maju matrial
mundur
Bangunan Bangunan
Fungsi Transpotasi Kesenian
Gambar 94 Bentang Struktur Atap Peron (publik) (Semi Publik)
Sumber: Data Pribadi, 2019
Persegi,
Bentuk Persegi
segitiga
2. Teater Taman Ismail Marzuki Atap: baja
Bangunan kesenian teater dengan bentang ringan, metal
hingga 16 meter dan tinggi mencapai 9 meter Atap: tembaga
membuat kesan ruang dalam bangunan spandek, Fasade:
bentang lebar ini sangat luas. Struktur yang beton Beton, Kaca,
digunakan meniru pada bangunan toraja yang bertulang, Baja ringan,
memiliki bentuk struktur naik pada bagian baja hml
fasadenya. Ini membuat bangunan lebih Fasade: beton Pendukung:
Material
bertulang besi, baja
menarik dan memiliki nilai seni lebih.
Pendukung: nirkarat, kaca,
baja, kayu pvc
Warna Warna
dominasi: dominasi:
putih abu-abu,
hijau, hijau
transparan

45
Jurnal Arsitektur PURWARUPA Volume 04 No 1 Maret 2020

Hasil Pembahasan Bahan bangunan yang digunakan juga sudah


Tabel 2 Hasil pembahasan analisis ini disusun dalam
menggunakan teknologi dan tidak seperti pada
bentuk tabel agar dapat dipahami dengan baik. masa klasik maupun tradisional.
Pada pengertian bangunan bentang lebar ini
tentu saja yaitu ruang yang luas dengan bebas
Bangunan Tanjung Priok Teater Jakarta
kolom, bebas kolom yaitu pada bagian grid
Bentuk yang seharusnya terdapat kolom dihilangkan,
geometri maka bentang pada kolom akan melebar dan
Bentuk geometri
persegi dengan menghasilkan ruang yang lebih luas.
persegi dengan
kolom besar Pada bangunan bentang lebar tidak semua
dinding didominasi
Fasade dan terdapat bangunan ini termaksud dalam bangunan yang
kaca dan dua
jendela dan
pintu di setiap
tangga melingkar di memiliki pendekatan futuristik walaupun
depan bangunan penggunaan teknologi pada bentang lebar
sisi depan
bangunan sangat maju, masih terdapat beberapa syarat
Sturktur yang harus di perhitungkan dalam jangka waktu
Sturktur batang
Bentang bentang antar kedepan untuk bangunan tersebut.
antar kolom
Lebar kolon mencapai
mencapai 16 meter
14 meter DAFTAR PUSTAKA
Bangunan
transpotasi Syaifuddin Zuhri, 2007, Belajar Merancang
stasiun tanjung Melalui Pendekatan Pembelajaran
priuk memiliki Struktur Bentang Lebar vol.3, Prodi
beberapa ciri
ArsitekturUPN “Veteran”
futuristik dan
sudah
Eva Nurjanah, 2016, Ekspresi Struktur
memenuhi Bentang Lebar sebagai Elemen Estetis
syarat pada Stadion Sonda Velo Park Cimahi,
bangunan vol.4, Teknik Arsitektur Itenas
Bangunan Teater
bentang lebar Pujantara, Ruly Struktur Beton Bertulang
TIM memiliki
namun Dalam Perspektif Fleksibilitas Bentuk
beberapa ciri-ciri
bangunan ini Dan Arsitektur Plastis Pada Rancangan
Kesimpulan dalam futuristik
bukan Dekonstruksi, Jurusan Pendidikan
maupun syarat
termaksud
bangunan bentang Teknik Sipil Dan Perencanaan
dalam arsitektur
futuristik,
lebar Universitas Negeri Makassar
karena Aprianto, Tomi; Mauliani, Lily; Sari,
bangunanan ini Yeptadian. Arsitektur Futuristik Pada
juga memiliki Perencanaan Pusat Kegiatan Aktifitas
salah satu Mahasiswa Umj Di Cirendeu, Program
bagian yang Studi Arsitektur Fakultas Teknik
seharusnya Universitas Muhammadiyah Jakarta
tidak dimiliki Tyas, Ekine Wahyuning; Wahyu, Agung
oleh arsitektur Kumoro; dan Suroto, Widi Aplikasi
futuristik.
Karakteristik Arsitektur Futuristik Pada
Terminal Penumpang Pelabuhan Yos
KESIMPULAN Sudarso di Kota Ambon, Program Studi
Arsitektur, Fakultas Teknik, Universitas
Dari penelitian kajian arsitektur futuristik
Sebelas Maret
pada bangunan bentang lebar bisa disimpulkan
Haryadi, Syalam; Amanati, Ratna; dan Aldy,
bahwa bangunan dengan ciri-ciri futuristik itu
Pedia. Pekanbaru Convention Center
memiliki bentuk geometri 2D dengan dengan
Dengan Penekanan Bangunan
konsep masa depan dan dapat di pertanggung
Futuristik, Program Studi Arsitektur
jawabkan minimal 10 tahun dengan
Fakultas Teknik Universitas Riau
perehitungan yang terstruktur. selain itu juga
Sahid, Rahmad, 2011, Analisis Data
bangunan futuristik sangat anti dengan
Penelitian Kualitatif Model Miles Dan
penggunaan ornamen karena memiliki prinsip
Huberman, Pasca UMS.
melupakan masa lalu dan melihat kedepan.

46

Anda mungkin juga menyukai