Dosen pembimbing :
Arsitektur Post Modern merupakan era arsitektur setelah era modern. Era ini dimulai dari
tahun 1960an. Munculnya gelombang post-modern dikarenakan adanya pemikiran baru
yang menentang gaya modern. Salah satu tokoh yang memunculkan gagasan post modern
yaitu Charles Jencks. Menurut Jencks, arsitektur modern hanya menekankan desain yang
memiliki maksa individualitas, dan sering kali kontra dengan keinginan para pengguna
maupun penghuninya. Di Kota Surabaya, gedung perkantoran merupakan yang paling
dibutuhkan karena, sektor industri merupakan sektor yang paling berpengaruh dan juga
dapat menaikkan pertumbuhan kota. Banyak perusahaan start-up yang membutuhkan
kantor namun hampir tidak ada lahan maupun bangunan yang memiliki fasilitas yang
mencukupi. Spazio, terletak di Surabaya Barat, menawarkan bangunan mereka yang
memiliki keamanan tinggi, dan juga fasilitas yang mencukupi. Bangunan ini terletak di
lokasi strategis dan mewah, dan akses yang mudah. Spazio Surabaya memiliki desain
fasad yang terbentuk secara metafora dari gelombang air untuk menutupi bagian
fasadnya.
PENDAHULUAN
METODOLOGI
Spazio merupakan sebuah gedung pusat bisnis dan perkantoran milik Intiland Group
terdiri dari delapan lantai yang berlokasi di daerah Surabaya Barat. Beroperasi sejak tahun
2012. Spazio dirancang sebagai pusat komunitas bisnis, dan dibangun di atas lahan 8.087
meter persegi. Gedung ini memiliki dua lantai basement dengan luas bangunan mencapai
38.000 meter persegi, dengan ketinggian plafond 3m-4m.
4.1.1 Analisa Site
Lokasi Spazio : Gedung ini terletak di kawasan lingkar dalam barat yaitu di Jl.
Mayjend Yono Soewoyo Kav. 3, Surabaya Barat. Lokasi ini sangat memiliki
potensi yang besar sebagai kawasan pusat bisnis baru di Surabaya
Lokasi ini memiliki Batas-Batas Tapak :
● Batas Timur : Perumahan Graha Family
● Batas Selatan: SMU Kr Petra 1
● Batas Barat : Apartment Waterplace, Superblok dan Pakuwon Trade
Center
● Batas Utara : Apartment dan pusat perbelanjaan lenmarc
1. 2.
3. 4.
Historicism
- menggunakan elemen- elemen gaya
klasik
secara utuh
Straight
Revivalism -Menggunakan langgam yang sudah
lama lainnya.
-Penggunaan ornamen dan dekorasi
dalam bangunan
Arsitektur Modern
Neo-Vernaculer
- Selalu menggunakan atap bubungan
-Mengembalikan bentuk-bentuk
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dari penataan massa pada lingkup tapak, dapat dilihat desain bangunan
spazio di surabaya ini memberikan ekspresi alami melalui vegetasi-vegetasi yang dihadirkan
dalam fasad bangunannya Dimana tatanan ini tidak merujuk secara literal terhadap tatanan
bangunan lokal seperti bangunan adat surabaya karena terletak di surabaya, melainkan di
desain dengan lebih dinamis dan fleksibel.
Pada massa bangunan dianalisa pada lingkup bentuk, dapat dilihat memiliki karakterisyik
wujud bentuk arsitektur modern. Sehingga dapat dikatakan pada wujud bentuk masanya
merupakan bangunan post modern. Sedangkan pada atap nya yang tidak sesuai dengan
fungsinya namun dengan demikian menonjolkan ciri ciri dari bangunan dengan gaya arsitektur
post modern. Sedangkan pada bentuk fasad bengunannya sendiri terlihat dominasi nilai-nilai
modern yang kedalam bangunan perkantoran, sehingga dapat dikatakan post modern karena
nilai-nilai modern yang hadir tanpa suatu penambahan nilai yang baru pada elemen-elemen
pembentuknya.
Pada bangunan ini sendiri dapat dikatakan sebagai arsitektur post modern, dikarenakan
bangunan yang memiliki bentuk yang tidak kaku dan asimetris, dapat dilihat pada bentuk
bangunan yang asimetris, bangunan masih terlihat dinamis dan tidak monoton sehingga
menjadi daya tarik tersendiri bagi bangunan spazio ini sendiri. Dapat dilihat dari bentuk
bangunan, bentuk yang digunakan ini merupakan metafora dari ombak laut. Pemilihan
gelombang ini sendiri merupakan penyesuaian dengan lokasi bangunan yang terletak pada
kota metropolitan yang juga memiliki pesisir laut yang cukup luas.
5.2 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan kontribusi positif terhadap
peneliti dan masyarakat pada umumnya, untuk lebih menyesuaikan lokasi bangunan dengan
bentuk bangunan, serta lebih mengetahui secara lebih dalam bangunan-bangunan arsitektur
modern. Disamping itu juga dapat memberikan gambaran tentang perkembangan arsitektur
post modern yang diharapkan dapat menjawab tantangan arsitektur di masa depan.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan positif untuk proses
pembelajaran secara akademik. Kajian ini diharapkan dapat diterapkan dan digunakan dalam
kegiatan merancang oleh arsitek dan membangun arsitektur sebagai sebuah karya lingkungan
binaan yang memiliki ciri dan identitas yang dapat mewakili lokasi bangunan.
Harapan konkrit dari penelitian ini dapat memberikan gambaran pada arsitek untuk selalu
dapat mengambil pembelajaran dan memiliki visi, misi yang diangkat dari seluruh potensi
lokal yang ada, ini merupakan kontribusi konkrit dalam memahami arsitektur melalui kajian
kritis terhadap seluruh aspek yang ada, baik arsitektur sebagai objek formal maupun objek
material. Konteks lokal menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam seluruh pemikiran
berarsitektur dalam mewujudkan hasil karya yang menyatu dan membumi.
DAFTAR PUSTAKA
Toeffler, A., (1980). The Third Wave. [penerj.] Sri Kusdiyantinah. PT. Pantja Simpati,
Jakarta.
Jencks, Charles, 1980, Late – Modern Architecture, Rizzoli, Academy, London
Sumalyo, Yulianto, 1997, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan XX ,Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta