Anda di halaman 1dari 17

Ekpresi Arsitektur Post Modern Terhadap

Bangunan Spazio Surabaya

Dosen pembimbing :

Brina Oktafiana, ST, MT

Disusun Oleh : Kelompok 4

Alifvia Rahmadani P 04.2021.1.03472

Isnani Latifa M 04.2021.1.03468

Shabrina Alifia P 04.2021.1.03524

Sheryl Tabina U 04.2021.1.03519

MATA KULIAH PERKEMBANGAN ARSITEKTUR


JURUSAN ARSITEKTUR
FAKULTAS TEKNIK SIPIL DAN PERENCANAAN
INSTITUT TEKNOLOGI ADHI TAMA SURABAYA SURABAYA
2023
ABSTRAK

Arsitektur Post Modern merupakan era arsitektur setelah era modern. Era ini dimulai dari
tahun 1960an. Munculnya gelombang post-modern dikarenakan adanya pemikiran baru
yang menentang gaya modern. Salah satu tokoh yang memunculkan gagasan post modern
yaitu Charles Jencks. Menurut Jencks, arsitektur modern hanya menekankan desain yang
memiliki maksa individualitas, dan sering kali kontra dengan keinginan para pengguna
maupun penghuninya. Di Kota Surabaya, gedung perkantoran merupakan yang paling
dibutuhkan karena, sektor industri merupakan sektor yang paling berpengaruh dan juga
dapat menaikkan pertumbuhan kota. Banyak perusahaan start-up yang membutuhkan
kantor namun hampir tidak ada lahan maupun bangunan yang memiliki fasilitas yang
mencukupi. Spazio, terletak di Surabaya Barat, menawarkan bangunan mereka yang
memiliki keamanan tinggi, dan juga fasilitas yang mencukupi. Bangunan ini terletak di
lokasi strategis dan mewah, dan akses yang mudah. Spazio Surabaya memiliki desain
fasad yang terbentuk secara metafora dari gelombang air untuk menutupi bagian
fasadnya.

Kata kunci: Arsitektur Post Modern, Gedung Perkantoran di Kota Surabaya


BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang


Dunia pada saat ini sedang mengalami perubahan mendasar yang terjadi dalam bidang
kebudayaan (Toeffler, 1980). Perubahan ini dapat diartikan dalam munculnya Arsitektur Post
Modern.Salah satu tokoh yang memunculkan gagasan post modern yaitu Charles Jencks. Menurut
Jencks, arsitektur modern hanya menekankan desain yang memiliki makna individualitas, dan sering
kali kontra dengan keinginan para pengguna maupun penghuninya (Jencks, 1980 : 115). Jencks
mengkritik ciri khas arsitektur modern yang kaku dan simetris. Pada pemikirannya, arsitektur post
modern bertentangan dengan arsitektur modern. Arsitektur post modern memiliki ciri khas abstrak,
memiliki humor, ironi, dan lain sebagainya yang bertolak belakang dengan arsitektur modern. Post
Modern berarti “post” setelah dan “modern” yang berarti era modern, sehingga dapat disimpulkan
bahwa Post Modern merupakan era atau masa setelah era modern, yang dimulai pada tahun 1960an
keatas. Aliran ini merupakan aliran baru yang bertentangan dengan aliran era modern.
Surabaya merupakan Ibu Kota Provinsi Jawa Timur. Kota Surabaya merupakan kota yang
menjadi pusat dari segala sektor di Jawa Timur. Menurut data BPS, jumlah penduduk Kota Surabaya
pada tahun 2021 mencapai sekitar 2,8juta jiwa, dengan pertumbuhan pesat penduduk tiap tahunnya.
Peningkatan jumlah penduduk mengakibatkan kebutuhan penduduk meningkat pada segala sektor.
Salah satu sektor yang turut memajukan Surabaya merupakan sektor industri. Kegiatan sektor industri
merupakan satu dari banyak sektor yang mempengaruhi perekonomian warga. Kebutuhan warga
Surabaya akan gedung perkantoran tentunya semakin meningkat tiap tahunnya. Dengan minimnya
lahan kosong saat ini, bangunan komersial dinilai lebih menguntungkan bagi developer maupun
pengguna, jika fasilitas dalam bangunan tersebut sudah mencukupi dan baik.
Pembangunan gedung perkantoran merupakan pilihan yang tepat pada kota Surabaya. Gedung
perkantoran merupakan pusat bisnis dan perkantoran yang juga menawarkan kenyamanan serta
kemudahan fasilitas berbisnis. Dibangun pada tahun 2011 dengan ukuran lahan seluas 38 ribu meter
persegi, gedung Spazio Surabaya memili 8 lantai dengan 2 lantai basement. Fasilitas yang ada dalam
gedung ini diantara lain pusat pertemuan, ruang rapat, pertokoan, dan lain-lain. Selain fasilitas yang
memadai, spazio juga berada di kawasan strategis di Surabaya Barat, serta akses yang mudah
dijangkau.
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa aspek-aspek bangunan studi kasus berdasarkan Parameter Basic Building Design?
2. Apa kesimpulan mengenai analisis aspek-aspek tersebut pada era Post Modern?
1.3 Pertanyaan Penelitian
Mengkaji lebih dalam bagaimana Arsitektur Post Modern. Serta menganalisis aspek studi
kasus objek yang berdasarkan pada Parameter Basic Building Design.
1.4 Tujuan dan Sasaran Penelitian
Tujuan dari dibuatnya laporan ini yaitu, agar kita lebih memahami dan mengenal aspek-aspek
bangunan berdasarkan Parameter Basic Building Design dan juga berdasarkan Francis D.K. Ching.
Selain itu, kita juga dapat mengambil kesimpulan dari kajian ini. Hal inilah yang merupakan tujuan
kajian ini ditulis lebih mendalam.
Penelitian ini di tujukan untuk Mahasiswa Arsitektur ataupun Pelajar lainnya agar mengetahui
lebih dalam tentang bangunan Arsitektur Post Modern berdasarkan Parameter Basic Building.
BAB II
KAJIAN TEORI

2.1 Arsitektur Post Modern


Dimulai pada tahun 1960-an, Bersamaan dengan jatuhnya Arsitektur Modern, Arsitektur Post
Modern mulai muncul ke permukaan dengan gagasan yang dikembangkan oleh Charles Jencks.
Jencks mengkritik pola-pola simetris dan kaku dari Arsitektur Modern, dikarenakan hal ini, Arsitektur
Post Modern mulai muncul. Tujuan dari munculnya Arsitektur Post Modern yaitu menciptakan
tampilan arsitektur yang mampu “bercerita” sehingga sebuah bangunan tidak hanya memiliki atau
menekankan fungsi saja, namun juga memiliki arti atau filosofi dibaliknya.
Arsitektur Post Modern ditandai dengan pemilihan dari berbagai macam sumber dalam proses
perancangan bangunannya atau disebut dengan eklektisme (Sumalyo, 1997 : 23). Selain itu, arsitektur
modern juga menghubungkan setiap masa yang terjadi, mulai dari masa lalu, masa kini, dan masa
yang akan datang. Post modern mempertahankan bangunan dengan nilai sejarah tinggi dan membuat
bangunan baru yang dapat berdampingan dengan bangunan lama sehingga keduanya tidak kontras
atau saling mendukung satu sama lain (Qurratul, 2019).
Menurut Jencks, alasan lahirnya post modern yang pertama yaitu berkembangnya kehidupan
manusia akibat canggihnya teknologi komunikasi, yang kedua dengan berkembangnya teknologi yang
semakin canggih, banyak produk yang dapat diproduksi massal yang menurutnya merupakan ciri khas
modernisme, dan yang terakhir merupakan kecenderungan masyarakat untuk keembali kepada
ketradisionalan. Dengan beberapa alasan ini, menurut Jencks arsitektur modern sudah tidak cocok di
masa sekarang. Namun, meskipun keduanya bertolak belakang, tidak dapat dipungkiri bahwa
arsitektur post modern tidak dapat terlepas dari arsitektur modern. Jika arsitektur modern berciri-khas
rasional dan fungsional, arsitektur post modern sebaliknya, memiliki ciri khas tidak rasional dan neo-
sculptural.
Charles Jencks mengelompokkan Arsitektur Post Modern ke dalam enam aliran berbeda,
yaitu (1) Historicism, memiliki ciri khas dekorasi elemen-elemen klasik pada bangunan modern,
seperti corak ionic, doric, dan lain sebagainya, (2) Straight Revivalism, memiliki ciri khas adanya
kesan monumental, elemen-elemen dengan irama komposisi simetris, (3) Neo-Vernakular, ciri
khasnya yaitu penggunaan gaya atau elemen tradisional pada bangunan modern, (4) Kontekstualisme,
memiliki ciri khas desain yang menyesuaikan lingkungan sekitar, (5) Metafora, mengekspresikan
bangunan terhadap suatu ungkapan baik secara eksplisit maupun implisit, (6) Post-Modern Space,
memfokuskan pada peninterpretasian ruang dengan mengkomposisikan komponen bangunan.
BAB III

METODOLOGI

3.1 Jenis Peneletian


Pada penelitian ini menggunakan metode penelitian deskriptif, karena menggunakan suatu
objek untuk di teliti dan harus sesuai pada fakta yang ada.
3.2 Data dan Sumber Data
Menggunakan sumber data primer, yaitu sumber data yang diperoleh secara langsung dari objek
penelitian. Dalam penelitian ini sumber data diperoleh secara langsung dan data olahan peneliti.
3.3 Teknik Pengumpulan Data
Dalam metode penelitian deskriptif ada berasa metode yang bisa digunakan yaitu sebagai berikut:
a. Metode survei dapat digunakan untuk populasi besar maupun pada jumlah populasi kecil
dimana penelitiannya dilakukan dengan mengambil sampel populasi suatu data.
b. Metode deskriptif yaitu kesinambungan dapat digunakan ketika ingin memperoleh
pengetahuan secara menyeluruh terhadap bahasan tertentu.
c. Peneltian studi kasus dilakukan dengan berfokus pada suatu kasus yang bertujuan untuk
mendapatkan gambaran secara rinci terhadap kasus tersebut seperti latar belakang, karakter,
serta lain sebagainya.
d. Penelitian tindakan merupakan metode yang berfokus untuk meningkatkan mutu dan
memecahkan masalah yang berkaitan dengan objek penelitian.
e. Penelitian komparatif merupakan metode dimana peneliti akan membandingkan setiap data
data yang diperoleh.
3.4 Teknik Analisis Data
Penelitian kali ini menggunakan analisis primer yang merupakan jenis penelitisn dimana peneliti
mengambil data dari sumber asli secara langsung. Yang artinya peneliti adalah tangan pertama yang
mengumpulkan data. Pada teknik ini dilakukan dengan cara datang secara langsung dan melakukan
penelitian pada bangunan.
3.5 Tahapan penelitian
a. Mengidentifikasi adanya permasalahan yang signifikan untuk dipecahkan melalui metode
deskriptif.
b. Membatas di dan merumuskan permasalahan secara jelas.
c. Menentukan tujuan dan manfaat penelitian.
d. Melakukan studi pustaka yang berkaitan dengan permasalahan.
e. Menentukan pertanyaan peneltian dan atau hipotesis penelitian.
f. Mendesain metode penelitian yang hendak digunakan.
g. Mengumpulkan, mengorganisasi serta menganalisis data dengan menggunakan teknik statiska
yang relevan.
h. Membuat laporan penelitian.
BAB IV
PEMBAHASAN

4.1 Gambaran Umum Lokasi

Gambar 4.1 Fasad Spazio Surabaya

Spazio merupakan sebuah gedung pusat bisnis dan perkantoran milik Intiland Group
terdiri dari delapan lantai yang berlokasi di daerah Surabaya Barat. Beroperasi sejak tahun
2012. Spazio dirancang sebagai pusat komunitas bisnis, dan dibangun di atas lahan 8.087
meter persegi. Gedung ini memiliki dua lantai basement dengan luas bangunan mencapai
38.000 meter persegi, dengan ketinggian plafond 3m-4m.
4.1.1 Analisa Site

Gambar 4.2 Lokasi Spazio Surabaya

Lokasi Spazio : Gedung ini terletak di kawasan lingkar dalam barat yaitu di Jl.
Mayjend Yono Soewoyo Kav. 3, Surabaya Barat. Lokasi ini sangat memiliki
potensi yang besar sebagai kawasan pusat bisnis baru di Surabaya
Lokasi ini memiliki Batas-Batas Tapak :
● Batas Timur : Perumahan Graha Family
● Batas Selatan: SMU Kr Petra 1
● Batas Barat : Apartment Waterplace, Superblok dan Pakuwon Trade
Center
● Batas Utara : Apartment dan pusat perbelanjaan lenmarc

1. 2.

3. 4.

Gambar 4.3 Kondisi sekitar lingkungan

Gambar 4.4 Site Plan Spazio Surabaya


Gambar 4.5 Potongan selatan dan potongan timur Spazio Surabaya

Gambar 4.6 Potongan Utara dan potongan Barat Spazio Surabaya

Gambar 4.7 Tampak Utara dan Tampak Barat Spazio Surabaya


Gambar 4.7 Tampak Selatan dan Tampak Timur Spazio Surabaya

4.1.2 Analisa Bangunan


A. Analisa Tapak Luar
Kondisi Tapak Sekitar :
● Terletak di area Jalan Lingkar Barat yang merupakan area New
Emerging District di sana menunjukan area perkembangan yang
sukses.
● Terletak di pusat perniagaan dan perdagangan di Kota Surabaya
● Dekat Dengan Perumahan Menengan ke atas salah satunya perumahan
Graha Family
● Penduduk sekitar merupakan Kalangan umum, menengan, menengah
ke atas. beberapa dari mereka mayoritas pendatang dari luar area Kota
Surabya.
Kondisi Bangunan :
● Orientasi Bangunan menghadap ke arah Barat
● Lokasi perancangan merupakan bangunan yang dirancang sebagai
kantor yang terdiri dari 6 lantai, restoran 2 lantai, dan basement 2
lantai. total keseluruhan ada 8 lantai.
● Bangunan Spazio ini sudah di lengkapi dengan infrastruktur teknologi
yang cangih dan mengikuti zaman, sistem keamanan dan keselamatan
juga sudah modern, serta menerapkan konsep Green Building dalam
pengembangan desainya
● Luas keseluruhan Bangunan adalah 26608,79 m²
Kondisi Pencahayaan Bangunan :
Orientasi Bangunan Spazio Office Tower menghadap ke arah
Barat. maka pada pagi hari bangunan bagian depan (main entrance)
tertutup oleh bayangan dari gedung itu sendiri. Dengan penggunaan
material kaca pada bagian depan hal itu tidak akan menggangu aktivitas di
area dalam gedung, karena cahaya matahari tidak masuk secara langsung.
sedangkan pada bagian belakang gedung akan mendapatkan banyak sinar
matahari pada pagi hari, maka dari itu dibutuhkan penghalang untuk
menjaga kenyamanan beraktifitas dalam gedung.
Gambar 4.8 Arah Bayangan Tampak Depan Bangunan

Gambar 4.9 Arah Bayangan Tampak Samping Bangunan

Gambar 4.10 Arah Bayangan Tampak Bangunan Bawah

Kondisi Penghawaan Bangunan :


Untuk penghawaan pada area luar bangunan yaitu area koridor memakai
penghawaan alami tidak menggunakan air conditioner. Dan untuk Penghawaan dalam
bangunan memakai sistem air conditioner (AC). digunakan terkait penghematan
energi untuk pendinginan bangunan yaitu AC split, yang masing-masing unitnya
ditempatkan pada setiap tenant. Hal ini bertujuan agar AC dapat diatur
pengoperasiannya sesuai dengan kebutuhan masing-masing tenant.
B. Analisa Fungsi Ruang Secara Umum
● Lantai satu digunakan untuk pusat kuliner dan life style.
● lantai dua untuk beauty dan health center termasuk spa dan gym berkelas.
Kedua lantai tersebut sistemnya disewakan dan menjadi ikon life style di
Surabaya Barat. Berbagai resto besar dan sudah punya nama brand di
Indonesia dan Surabaya banyak tersedia di sana.
● Sementara lantai tiga hingga delapan digunakan untuk perkantoran dan tiap
ruang dijual strata title.
C. Elemen Pembentuk Ruang Secara Umum
Secara umum bangunan didalam spazio menggunakan beberapa material dibawah ini,
antara lain:
● Lantai: Wood Panel, Granite Tiles 60x60
● Dinding: Putih, menggunakan multiplex dan permanent wall
● Plafon: Gypsum

4.2 Analisa Fasad

Gambar 4.11 Fasad Bangunan Spazio Surabaya


Beberapa hasil analisa yang dapat dilihat dari fasad bangunan yaitu :
1. Bentuk lantai 2 hingga lantai 8 memiliki bentuk yang sama, dan fungsi yang sama
sebagai perkantoran
2. Bentuk lantai dasar sama, namun memiliki fungsi yang berbeda, diisi dengan
resepsionis, beberapa tenant food court, dan lain sebagainya.
3. Dapat dikatakan sebagai arsitektur post modern, dikarenakan bentuk bangunan yang
tidak kaku dan asimetris sudah terlihat pada bangunan Spazio ini, terlihat pada
Gambar 4.11. Meskipun bangunan berbentuk asimetris, bangunan masih terlihat
dinamis dan tidak monoton sehingga menjadi daya tarik bagi bangunan ini sendiri.
4. Bentuk yang digunakan pada bangunan ini merupakan metafora dari gelombang air
laut. Pemilihan gelombang dikarenakan lokasi bangunan terletak di Kota Surabaya
yang merupakan kota metropolitan yang juga memiliki pesisir laut yang cukup luas.

Gambar 4.12 Atap bagian Lobby Spazio Surabaya


5. Terdapat dekorasi atap pada Gambar 4.12 yang tidak sesuai antara bentuk dan
fungsinya, sebagaimana ciri bangunan post modern.
6. Dekorasi atap mengeksplor elemen konstruksi yang hanya digunakan sebagai
keindahan bangunan sehingga bangunan tidak polos dan monoton.
7. Dekorasi ini juga mengambil dari bentukan ombak yang dapat dilihat pada
gelombang yang membentuk seperti ombak.
Langgam Ciri-ciri Pengaplikasian pada spazio (Kesesuaian
nilai-nilai tiap style dengan tujuan
keberadaan post modern)

Metaphor Mengekspresikan suatu hal tertentu


Metaphysics dalam bentuk-bentuk bangunan maupun
elemen bangunan.

Historicism
- menggunakan elemen- elemen gaya

lama dengan teknik pembuatannya di

lakukan dengan cara modern

- Peoporsi elemen-elemen bangunan

meniru proporsi kolom ionic, doric dan

corinthians yang berasal dari arsitektur

klasik

- konsep dan detail arsitektur lama

secara utuh

- Sejarah terhadap proporsi, bentuk,

warna maupun bahan yang digunakan

Straight
Revivalism -Menggunakan langgam yang sudah

ada di masyarakat sejak lama seperti

Renaissance, Gothic, Roman dan gaya

lama lainnya.
-Penggunaan ornamen dan dekorasi

-Menampilkan kembali sejarah yang

menimbulkan kesansesuatu yang baru

-Kombinasi antara seni dan fungsi

dalam bangunan

-Filosofi berada di atas fungsionalitas,

mengurangi kecenderungan fungsional

Arsitektur Modern

-Melihat aspek makna, sejarah dan

regional, misal sejarah bangunan lama

dilibatkan dalam desain bangunan baru

-Merupakan nilai-nilai masyarakat atau

gambaran kesopanan dan fungsi yang

diaplikasikan sepanjang gaya arsitektur.

Neo-Vernaculer
- Selalu menggunakan atap bubungan

-Batu bata (dalam hal ini merupakan

elemen konstruksi lokal)

-Mengembalikan bentuk-bentuk

tradisional yang ramah lingkungan

dengan proporsi yang lebih vertikal.

-Kesatuan antara interior yang terbuka

melalui elemen yang modern dengan

ruang terbuka di luar bangunan.

-Warna-warna yang kuat dan kontras.

Ad-Hoc Urbanist -Adhoc, penambahan komponen-


komponen baru pada suatu proses
perancangan, tanpa adanya keserasian
komponen-komponen tersebut
terhadap lokasi penempatan dan
lingkungannya.

-Contextual, yaitu melayani aspirasi


ideal dari masyarakat
Post Modern -Memperlihatkan proses pembentukan
Space ruang dengan mengomposisi sejumlah
komponen bangunan.

-Bangunannya memiliki banyak


ruangan yang bertemu satu sama lain.

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasarkan analisa dari penataan massa pada lingkup tapak, dapat dilihat desain bangunan
spazio di surabaya ini memberikan ekspresi alami melalui vegetasi-vegetasi yang dihadirkan
dalam fasad bangunannya Dimana tatanan ini tidak merujuk secara literal terhadap tatanan
bangunan lokal seperti bangunan adat surabaya karena terletak di surabaya, melainkan di
desain dengan lebih dinamis dan fleksibel.
Pada massa bangunan dianalisa pada lingkup bentuk, dapat dilihat memiliki karakterisyik
wujud bentuk arsitektur modern. Sehingga dapat dikatakan pada wujud bentuk masanya
merupakan bangunan post modern. Sedangkan pada atap nya yang tidak sesuai dengan
fungsinya namun dengan demikian menonjolkan ciri ciri dari bangunan dengan gaya arsitektur
post modern. Sedangkan pada bentuk fasad bengunannya sendiri terlihat dominasi nilai-nilai
modern yang kedalam bangunan perkantoran, sehingga dapat dikatakan post modern karena
nilai-nilai modern yang hadir tanpa suatu penambahan nilai yang baru pada elemen-elemen
pembentuknya.
Pada bangunan ini sendiri dapat dikatakan sebagai arsitektur post modern, dikarenakan
bangunan yang memiliki bentuk yang tidak kaku dan asimetris, dapat dilihat pada bentuk
bangunan yang asimetris, bangunan masih terlihat dinamis dan tidak monoton sehingga
menjadi daya tarik tersendiri bagi bangunan spazio ini sendiri. Dapat dilihat dari bentuk
bangunan, bentuk yang digunakan ini merupakan metafora dari ombak laut. Pemilihan
gelombang ini sendiri merupakan penyesuaian dengan lokasi bangunan yang terletak pada
kota metropolitan yang juga memiliki pesisir laut yang cukup luas.
5.2 Saran
Penelitian ini diharapkan dapat memberikan sumbangan dan kontribusi positif terhadap
peneliti dan masyarakat pada umumnya, untuk lebih menyesuaikan lokasi bangunan dengan
bentuk bangunan, serta lebih mengetahui secara lebih dalam bangunan-bangunan arsitektur
modern. Disamping itu juga dapat memberikan gambaran tentang perkembangan arsitektur
post modern yang diharapkan dapat menjawab tantangan arsitektur di masa depan.
Penelitian ini juga diharapkan dapat memberikan sumbangan positif untuk proses
pembelajaran secara akademik. Kajian ini diharapkan dapat diterapkan dan digunakan dalam
kegiatan merancang oleh arsitek dan membangun arsitektur sebagai sebuah karya lingkungan
binaan yang memiliki ciri dan identitas yang dapat mewakili lokasi bangunan.
Harapan konkrit dari penelitian ini dapat memberikan gambaran pada arsitek untuk selalu
dapat mengambil pembelajaran dan memiliki visi, misi yang diangkat dari seluruh potensi
lokal yang ada, ini merupakan kontribusi konkrit dalam memahami arsitektur melalui kajian
kritis terhadap seluruh aspek yang ada, baik arsitektur sebagai objek formal maupun objek
material. Konteks lokal menjadi bagian yang tidak terlepaskan dalam seluruh pemikiran
berarsitektur dalam mewujudkan hasil karya yang menyatu dan membumi.

DAFTAR PUSTAKA
Toeffler, A., (1980). The Third Wave. [penerj.] Sri Kusdiyantinah. PT. Pantja Simpati,
Jakarta.
Jencks, Charles, 1980, Late – Modern Architecture, Rizzoli, Academy, London
Sumalyo, Yulianto, 1997, Arsitektur Modern Akhir Abad XIX dan XX ,Gadjah Mada
University Press, Yogyakarta

Aini Qurratul, dan Hayatullah, (2019). ARSITEKTUR POST-MODERN. RumÔh, 35.

Anda mungkin juga menyukai