Anda di halaman 1dari 3

Nama: Widya Siva Gramita

NPM: 240210210047

Prodi/Jurusan: Teknologi Pangan

Peran Teknologi Pangan dalam Wirausaha Makanan

Makanan merupakan alat untuk kesehatan yang baik (Nordström et al., 2013).
Makanan dibutuhkan sepanjang masa selama manusia masih hidup, karena manusia
memiliki sifat ketergantungan pada makanan. Makanan memiliki unsur kelezatan, rasa
kenyang dan nilai yang dikaitkan dengan faktor lain seperti, emosi, perasaan, tingkat sosial,
agama, dan kepercayaan (Shadily, 1983). Semua makanan belum tentu sehat dan aman. Oleh
karena itu, diperlukan teknologi untuk meningkatkan mutu dan keamanan makanan tersebut.
Semakin berkembangnya zaman, teknologi pangan semakin dibutuhkan,

Teknologi yang menyangkut makanan disebut teknologi pangan. Secara umum,


Teknologi Pangan adalah teknologi yang menerapkan ilmu pengetahuan yang bergerak di
bidang pangan mulai dari proses pengolahan sampai menjadi makanan yang bisa
dikonsumsi. Makanan yang disentuh oleh teknologi pangan akan memiliki nilai estetika,
kualitas, dan nutrisi yang lebih baik sehingga akan meningkatkan nilai jual yang lebih tinggi
dibandingkan makanan asalnya (origin). Usaha makanan olahan dengan teknologi pangan
telah menjadi topik hangat akhir-akhir ini. Bisnis olahan pangan tersebut menjadi peluang
dalam wirausaha.

Contoh inovasi pengembangan wirausaha oleh teknologi pangan salah satunya yaitu
berwirausaha makanan fungsional. Definisi pangan fungsional menurut Badan BPOM (2005)
adalah pangan yang secara alamiah maupun telah melalui proses, mengandung satu atau lebih
senyawa yang berdasarkan kajian-kajian ilmiah dianggap mempunyai fungsi-fungsi fisiologis
tertentu yang bermanfaat bagi kesehatan (Istawan, 2011). Contoh pangan fungsional yang
sering kita temui di kehidupan sehari-hari yaitu tempe, tahu, yoghurt, keju, dan masih banyak
lagi.

Wirausaha makanan fungsional banyak diminati oleh masyarakat karena semakin


banyak masyarakat yang tertarik dengan perubahan gaya hidup. Oleh karena itu, pelaku
wirausaha makanan memiliki peluang yang besar untuk meningkatkan daya beli penjualan
dengan mengembangkan makanan yang awalnya hanya untuk memenuhi kebutuhan gizi,
menjadi makanan yang memiliki fungsi tertentu, yang bermanfaat bagi kesehatan. Wirausaha
start up pangan fungsional telah bermunculan di masa pandemi. Namun memiliki kelemahan
yaitu dalam hal pemasaran. Pemasaran yang dilakukan masih dengan metode konvensional,
dijual dari mulut ke mulut atau door to door. Sehingga dibutuhkan pemasaran digital untuk
menjangkau konsumen yang lebih banyak.
Daftar Pustaka

Istawan, M. (2011). Pangan Fungsional untuk Kesehatan yang Optimal. Fakultas Pertanian
IPB, Bogor.
Nordström, K., Coff, C., Jönsson, H., Nordenfelt, L., & Görman, U. (2013). Food and health:
individual, cultural, or scientific matters? Genes Nutr, 8(4), 357-363.
https://doi.org/10.1007/s12263-013-0336-8
Shadily, H. (1983). Ensiklopedi Indonesia. In V. Hoeve (Ed.), (Vol. 4, pp. 2096). Jakarta: PT.
Ichtiar Baru.

Anda mungkin juga menyukai