Kontroversi Dan Etika Pemberian Vaksin Covid-19 Pada Ibu Hamil Dan Menyusui
Kontroversi Dan Etika Pemberian Vaksin Covid-19 Pada Ibu Hamil Dan Menyusui
DISUSUN OLEH:
Irmaningsih
NIM I4061192023
DOKTER PEMBIMBING:
LEMBAR PERSETUJUAN
KATA PENGANTAR
Puji syukur ke hadirat Allah SWT atas berkat karunia dan rahmat-Nya
kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan referat yang berjudul
“Kontroversi dan Etika Pemberian Vaksin Covid-19 pada Ibu Hamil dan
Menyusui”. Tugas referat ini disusun dalam rangka memenuhi tugas dalam
Kepaniteraan Klinik Ilmu Obstetri dan Ginekologi Fakultas Kedokteran
Universitas Tanjungpura di RSUD dr. Soedarso Pontianak, serta diharapkan dapat
menambah pengetahuan dan wawasan bagi para pembacanya.
Penulis menyadari bahwa referat yang disusun ini juga tidak luput dari
kekurangan karena kemampuan dan pengalaman penulis yang terbatas. Oleh
karena itu, penulis mengharapkan kritik dan saran yang membangun sehingga
tugas referat ini dapat bermanfaat bagi kita semua.
Akhir kata, atas segala perhatian dan dukungannya, penulis mengucapkan
terima kasih.
Penulis
Irmaningsih
iv
DAFTAR ISI
Lembar Cover i
Lembar Persetujuan ii
Daftar Isi iv
BAB I PENDAHULUAN 1
DAFTAR PUSTAKA 12
BAB I
PENDAHULUAN
Tingkat Covid-19 pada wanita hamil dan baru saja hamil, yang datang atau
dirawat di rumah sakit dengan alasan apa pun adalah sekitar 10%. Kehamilan
secara umum tidak meningkatkan risiko terinfeksi SARS-CoV-2 secara
signifikan.2 Namun, WHO menyatakan bahwa wanita hamil atau wanita yang baru
hamil dengan usia lebih tua, memiliki kelebihan berat badan, dan kondisi medis
yang sudah ada sebelumnya seperti hipertensi dan diabetes tampaknya memiliki
peningkatan risiko terkena Covid-19 yang parah.3
Salah satu cara efektif untuk melindungi diri dan mencegah keparahan yang
disebabkan oleh Covid-19 jika terinfeksi adalah dengan menjalani vaksin.
Berdasarkan WHO, program vaksinasi massal pertama dimulai pada awal
Desember 2020.4
Hingga saat ini, pedoman dan rekomendasi vaksin terus berkembang, termasuk
pada Ibu hamil dan menyusui, sehingga penulis ingin menulis tentang vaksin
Covid-19 pada Ibu hamil dan menyusui.
1
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2
3
/Coronavac
karena ini adalah platform yang relatif baru. Sehubungan dengan masalah ini,
perlu dicatat bahwa uji coba vaksin mRNA pada manusia pertama dimulai pada
tahun 2006, jadi ada 15 tahun di mana masalah jangka panjang yang timbul dari
platform itu sendiri dapat terungkap.11
Meskipun banyak desas-desus bahwa vaksin Covid-19 dapat merusak pusat
kesuburan khususnya pada platform mRNA, mungkin karena vaksin tersebut
pertama kali muncul dalam konteks vaksin Pfizer/BioNTech, klaim spesifiknya
adalah bahwa antibodi yang mengenali SARS-CoV-2 spike protein dapat bereaksi
silang dengan protein syncytin 1 plasenta manusia dan dengan demikian merusak
plasenta. Jika reaktivitas silang seperti itu memang terjadi, vaksin pada semua
platform, serta infeksi alami, diharapkan terkait dengan patologi
plasenta. Eksperimen alami meyakinkan kita bahwa ini tidak mungkin terjadi
karena orang yang terinfeksi SARS-CoV-2 sesaat sebelum hamil atau di awal
kehamilan tidak lebih mungkin mengalami keguguran daripada rekan-rekan
mereka yang tidak terinfeksi.12 Meskipun demikian, ahli imunologi juga telah
mengambil pendekatan formal untuk mengatasi klaim bahwa antibodi terhadap
spike protein dapat bereaksi silang dengan syncytin 1: tidak ada kesamaan yang
signifikan antara urutan asam amino SARS-CoV-2 spike protein dan syncytin 1
dan serum pemulihan dari pasien dengan Covid-19 tidak bereaksi dengan syncytin
1.13
Tetapi data yang paling jelas menjawab pertanyaan apakah vaksin Covid-19
membahayakan kesuburan berasal dari uji klinis itu sendiri. 14,15,16 Studi toksisitas
perkembangan dan reproduksi menunjukkan bahwa vaksin tidak mencegah tikus
betina hamil atau membahayakan anak anjing jika diberikan selama kehamilan.
Kami juga memiliki gagasan tentang bagaimana vaksin mempengaruhi kehamilan
pada manusia dari para sukarelawan yang hamil selama uji klinis. Orang hamil
dikeluarkan dari uji coba dan peserta diminta untuk menghindari kehamilan,
tetapi, bagaimanapun, 57 kehamilan terjadi di seluruh uji coba dari tiga vaksin
yang sejauh ini telah disetujui di Inggris. Tidak ada perbedaan yang signifikan
dalam tingkat kehamilan yang tidak disengaja pada kelompok yang divaksinasi
dibandingkan dengan kelompok kontrol, yang menunjukkan bahwa vaksin tidak
mencegah kehamilan pada manusia. Demikian pula, tingkat keguguran sebanding
6
antara kelompok, menunjukkan tidak ada efek merugikan dari vaksinasi pada awal
kehamilan.
Meskipun datanya jarang, data-data tersebut sejauh ini meyakinkan. Untuk
alasan ini, badan pengatur di Inggris, Uni Eropa dan Amerika Serikat telah
merekomendasikan bahwa orang hamil harus ditawarkan vaksin di mana
manfaatnya lebih besar daripada potensi risikonya: pekerja hamil di garis depan
dan mereka yang memiliki kondisi yang sudah ada sekarang menerima vaksin. Di
Amerika Serikat, pada 10 Februari 2021, 20.000 orang hamil telah menerima
vaksin Covid-19 dan peningkatan farmakovigilans dari penerima vaksin ini telah
mengangkat “tidak ada tanda bahaya”.17 Di Inggris, lebih sedikit orang yang telah
divaksinasi, tetapi gambarannya serupa.18
Selain pemantauan luas penerima vaksin, studi formal mengikuti hasil untuk
kohort orang hamil yang menerima vaksin sedang berlangsung. Ini dirancang
terutama untuk memastikan keamanan dan kemanjuran tetapi juga akan
membahas kemungkinan bahwa vaksinasi terhadap Covid-19 sangat bermanfaat
pada kehamilan. Pasien hamil dengan Covid-19 lebih mungkin membutuhkan
perawatan intensif, kemungkinan besar dokter akan memilih untuk melahirkan
bayinya lebih awal dan bayinya juga lebih mungkin dirawat di unit neonatal. 19
Masuk akal bahwa vaksinasi akan mengurangi risiko ini dan, jika ini masalahnya,
kita harus mempertimbangkan untuk memprioritaskan orang hamil untuk
vaksinasi.
Penelitian lebih lanjut juga akan menjawab pertanyaan seputar apakah
vaksinasi selama kehamilan memiliki efek pada bayi. Studi-studi ini, tentu saja,
bertujuan untuk mengesampingkan efek merugikan, tetapi banyak dari efek yang
diharapkan bermanfaat. Satu studi kasus menemukan IgG anti-spike pada bayi
baru lahir yang ibunya telah menerima vaksin selama kehamilan. 20 Apakah ini
terjadi secara luas dan, jika demikian, apakah antibodi yang ditransfer melalui
plasenta memberi bayi perlindungan terhadap infeksi SARS-CoV-2 atau Covid-
19? Demikian pula, penelitian sedang dilakukan untuk menentukan sejauh mana
antibodi yang ditimbulkan vaksin untuk meningkatkan protein memasuki ASI dan
apakah ini memiliki efek perlindungan untuk bayi yang disusui.
7
2.5 Rekomendasi POGI terhadap Vaksin Covid-19 pada Ibu Hamil dan
Menyusui27
Pada 22 Juni 2021, Perkumpulan Obstetri dan Ginekologi Indonesia (POGI)
mengeluarkan rekomendasi terbaru mengenai vaksin covid-19 pada Ibu hamil dan
menyusui. Menimbang meningkatnya kasus dan rentannya Ibu hamil pada Covid-
19, POGI berdasarkan penelitian dan kebijakan berbasis bukti, mengusulkan
beberapa hal di antaranya:
1. Mengusulkan pemberlakuan PSBB (Pembatasan Sosial Berskala Besar) di
daerah dengan tingkat kejadian Covid-19 mulai dari zona kuning sampai
dengan hitam.
2. Memperbarui dan meningkatkan sosialisasi pedoman penanganan ibu hamil
dan ibu bersalin yang terinfeksi Covid-19 pada seluruh tenaga kesehatan
dan fasilitas pelayanan kesehatan yang melakukan pemeriksaan kehamilan
dan perlsalinan.
3. Menunjuk dan menyiapkan pusat rujukan Covid-19 untuk ibu dan anak di
setiap propinsi dan kabupaten/kota yang dilengkapi dengan fasilitas:
a. Kamar bersalin tekanan negatif
b. Ruang isolasi ibu
c. Ruang isolasi bayi baru lahir
d. ICU dan NICU
4. Meningkatkan cakupan vaksinasi covid-19 pada seluruh masyarakat
Indonesia terutama pada keluarga inti di mana salah satu anggota
keluarganya sedang hamil.
5. Melindungi tenaga kesehatan yang hamil dengan cara:
a. Mengatur pembagian grup dan jam kerja
b. Mendorong upaya vaksinasi dilakukan pada tenaga kesehatan yang
sedang hamil.
6. Melakukan advokasi tentang vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil dan anak
dengan melakukan FGD bersama:
10
a. BKKBN
b. BPOM
c. ITAGI
d. POGI
e. IDAI
7. Pemberian vaksinasi yang dipercepat dan diperluas, pada:
a. Ibu hamil dengan risiko tinggi, yaitu usia di atas 35 tahun, memiliki
BMI di atas 40, dengan komorbid diabetes dan hipertensi.
b. Kelompok ibu hamil risiko rendah setelah mendapatkan penjelasan
dari petugas kesehatan dan bersedia atas pilihannya untuk
melaksanakan vaksinasi Covid-19.
8. Penundaan kehamilan tidak disarankan pada ibu yang telah mendapatkan
vaksinasi Covid-19 secara lengkap dan vaksinasi tidak berpengaruh pada
infertilitas.
9. Pada ibu yang telah mendapatkan vaksinasi Covid-19 kemudian hamil,
maka kehamilan dan vaksinasi dapat dilanjutkan dengan melaporkan pada
pokja ISR PP POGI untuk dimasukkan dalam registrasi penelitian.
10. Mendukung penelitian yang dilaksanakan pada setiap senter pendidikan
untuk mengamati pengaruh vaksinasi dalam kehamilan dan luaran terhadap
janin.
11. Melakukan pencatatan dan pendampingan kasus ibu hamil atau anak yang
terinfeksi Covid-19.
BAB III
KESIMPULAN
1. Tingkat kejadian Covid-19 pada ibu hamil tinggi, meskipun ibu hamil tidak
secara signifikan lebih rentan terhadap Covid-19
2. Kasus yang dapat memperberat kondisi ibu hamil yang terinfeksi adalah
kehamilan di usia tua, obesitas, serta memiliki komorbid seperti hipertensi dan
diabetes
3. Vaksin Covid-19 yang saat ini telah beredar di Indonesia di antaranya
AstraZeneca-Oxford, Moderna, Sinopharm, dan Sinovac
4. Vaksin Covid-19 tidak terbukti menyebabkan infertilitas, merusak plasenta,
dan tidak berbahaya berdasarkan uji toksisitas pada hewan tikus dan anjing
5. Breastfeeding Medicine tidak merekomendasikan penghentian menyusui pada
individu yang divaksinasi SARS-CoV-2, karena antibodi dan sel T yang
dirangsang oleh vaksin dapat berpindah ke dalam ASI, sehingga melindungi
bayi dari Infeksi SARS-CoV-2
6. Manfaatnya vaksin Covid-19 lebih besar daripada potensi risikonya
7. Pemberian vaksin pada ibu hamil dan menyusui harus berdasarkan etika dasar
dengan otonomi individu (autonomy), adil (justice), bermanfaat (beneficence)
dan tidak menyebabkan kerugian (nonmaleficence) pasien. Ibu hamil harus
diberikan informasi dan edukasi mengenai program vaksinasi sebelum
menentukan keputusan yang akan diambil
8. POGI merekomendasikan vaksinasi Covid-19 pada ibu hamil dan menyusui,
persiapan rujukan dan fasilitas, serta pemantauan terhadap ibu hamil dan bayi
baru lahir yang telah mendapatkan vaksin Covid-19 untuk melindungi dan
mengamati pengaruh vaksin pada kehamilan dan janin.
11
12
DAFTAR PUSTAKA