Anda di halaman 1dari 19

PERKEMBANGAN KOPERASI DI DUNIA DAN DI INDONESIA

Dori Novita Listyaningrum

(162012023)

Program Studi Pendidikan Ekonomi

Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan

Universitas Kristen Satya Wacana Salatiga

ABSTRAK

Penelitian ini mendeskripsikan perkembangan koperasi di Dunia dan di Indonesia.


Tujuan dari penelitian ini adalah untuk memenuhi tugas pembelajaran berbasis 4T (Telaah,
Teliti, Tata, Tutur) melalui matakuliah Pengantar Koperasi. Untuk melihat perkembangan
koperasi di Dunia dan di Indonesia, digunakan metode penelitian kepustakaan. Berdasarkan
hasil penelitian dapat disimpulkan bahwa perkembangan koperasi di Dunia menunjukkan ada
beberapa negara yang dapat mengembangkan koperasi, contohnya Inggris dan Amerika
Serikat, namun di beberapa negara lainnya nasib koperasi kurang lebih sama dengan
perkembangan koperasi di Indonesia yang jalannya masih terseok.

Kata kunci : Koperasi Dunia dan Indonesia, Ruang Lingkup, Sejarah, Sistem Perekonomian
Indonesia.

A. PENDAHULUAN

1. Latar Belakang Masalah

Koperasi mulai tumbuh dan berkembang di Inggris pada pertengahan abad XIX
yaitu sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di Kampung Rochdale.
Namun sebelum koperasi mulai tumbuh dan berkembang sebenarnya inspirasi gerakan
koperasi sudah mulai ada sejak abad XVIII setelah terjadinya revolusi industri dan
penerapan sistem ekonomi kapitalis.

Setelah berkembang di Inggris koperasi menyebar ke berbagai Negara baik di


Eropa daratan, Amerika, dan Asia termasuk ke Indonesia. Pada dasarnya koperasi
digunakan sebagai salah satu alternatif untuk memecahkan persoalan ekonomi dan
meningkatkan kesejahteraan masyarakatnya.

Koperasi masuk ke Indonesia sejak akhir abad XIX yaitu sekitar tahun 1896 yang
dipelopori oleh R.A.Wiriadmaja. Namun secara resmi gerakan koperasi Indonesia baru
lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di Tasikmalaya yang diperingati sebagai
Hari Koperasi Indonesia.

Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama
dan ”operation” (Koperasi operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah
kerja sama. Sedangkan pengertian umum koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang
yang mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan
kekeluargaan dengan maksud mensejahterakan anggota.

Koperasi didirikan sebagai persekutuan kaum yang lemah untuk membela


keperluan hidupnya. Mencapai keperluan hidupnya dengan ongkos yang semurah-
murahnya, itulah yang dituju. Pada koperasi didahulukan keperluan bersama, bukan
keuntungan (Hatta; 1954).

Dalam konsep pemikiran Hatta pada dasarnya segala usaha yang hanya dapat
dikerjakan bersama-sama oleh banyak orang, mestilah memakai bangun koperasi.
Usaha yang dikerjakan secara bersama-sama ini dilawan dengan usaha perorangan.
Usaha-usaha yang dapat dikerjakan secara perorangan dan tidak menguasai hajat hidup
orang banyak ini tidak harus berbentuk koperasi. Meskipun usaha-usaha perorangan
tidak harus berbentuk koperasi, mereka secara sukarela dapat bersatu dan membentuk
koperasi. Jika bangsa tidak mengindahkan sistem ini, maka lambat laun dikuatirkan
akan terjadinya semangat kapitalisme yang berakibatkan pada pemerasan dan
penindasan terhadap orang banyak yang lemah oleh sekelompok kecil masyarakat yang
cerdik dan bermodal.

Menurut ILO (1966) koperasi adalah suatu perkumpulan orang, biasanya yang
memiliki kemampuan ekonomi terbatas, yang melalui suatu bentuk organisasi
perusahaan yang diawasi secara demokratis, masing-masing memberikan sumbangan
yang setara terhadap modal yang diperlukan, dan bersedia menanggung resiko serta
menerima imbalan yang sesuai dengan usaha yang mereka lakukan (dikutip dari Edilius
& Sudarsono; 1993).

Umumnya koperasi dikendalikan secara bersama oleh seluruh anggotanya,


dimana setiap anggota memiliki hak suara yang sama dalam setiap keputusan yang
diambil koperasi. Pembagian keuntungan koperasi (biasa disebut Sisa Hasil Usaha atau
SHU) biasanya dihitung berdasarkan andil anggota tersebut dalam koperasi, misalnya
dengan melakukan pembagian dividen berdasarkan besar pembelian atau penjualan
yang dilakukan oleh si anggota.

Di dalam mengelola sebuah koperasi diperlukan sebuah pengelolaan yang efektif


dan efisien yang dikenal dengan manajemen. A.H. Gophar mengatakan bahwa
manajemen koperasi pada dasarnya dapat ditelaah dan tiga sudut pandang, yaitu
organisasi, proses, dan gaya (Hendar dan Kusnadi; 1999).

Dari sudut pandang organisasi, manajemen koperasi pada prinsipnya terbentuk


dan tiga unsur: anggota, pengurus, dan karyawan. Dapat dibedakan struktur atau alat
perlengkapan onganisasi yang sepintas adalah sama yaitu: Rapat Anggota, Pengurus,
dan Pengawas. Dan sudut pandang proses, manajemen koperasi lebih mengutamakan
demokrasi dalam pengambilan keputusan. Terakhir, ditinjau dan sudut pandang gaya
manajemen (management style), manajemen koperasi menganut gaya partisipatif
(participation management), di mana posisi anggota ditempatkan sebagai subjek dan
manajemen yang aktif dalam mengendalikan manajemen perusahaannya.

2. Masalah Penelitian

Berdasarkan latar belakang di atas, ditetapkan masalah penelitian sebagai berikut:

1. Bagaimanakah perkembangan koperasi di Dunia?

2. Bagaimanakah perkembangan koperasi di Indonesia?

3. Apakah koperasi siap menghadapi MEA?

3. Tujuan Penelitian

Tujuan penelitian ini adalah mengetahui:

1. Perkembangan koperasi di Dunia

2. Perkembangan koperasi di Indonesia

3. Kesiapan koperasi menghadapi MEA

B. TINJAUAN PUSTAKA

Koperasi

Cooperation is an association of person, usually of limited means, who have


voluntaily joined together to achieve a common economic and through the formation of
a democratically controlled businnes organization, making equitable contribution of
the capital required and eccepting a fair share of the risk and benefits of the
undertaking (ILO; 1966).

Koperasi adalah suatu perkumpulan yang beranggotakan orang-orang atau badan


hukum, yang memberikan kebebasan kepada anggota untuk masuk dan keluar, dengan
bekerja sama secara kekeluargaan menjalankan usaha untuk mempertinggi
kesejahteraan jasmaniah para anggotanya (Arifinal Chaniago; 1984).

Menurut UU No. 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian Indonesia, koperasi


adalah Badan usaha yang beranggotakan orang seorang atau badan hukum koperasi
dengan melandaskan kegiatannya berdasarkan prinsip koperasi sekaligus sebagai
gerakan ekonomi rakyat yang beradasarkan atas dasar asas kekeluargaan.

Sedangkan Dr. Fay (1980) berpendapat bahwa koperasi adalah suatu perserikatan
dengan tujuan berusaha bersama yang terdiri atas mereka yang lemah dan diusahakan
selalu dengan semangat tidak memikirkan dari sendiri sedemikian rupa, sehingga
masing-masing sanggup menjalankan kewajibannya sebagai anggota dan mendapat
imbalan sebanding dengan pemanfaatan mereka terhadap organisasi.

Ruang Lingkup

Koperasi bertujuan memajukan kesejehteraan anggota pada khususnya dan


masyarakat pada umumnya serta ikut membangun tatanan perekonomian nasional
dalam rangka mewujudkan masyarakat yang maju, adil, dan makmur berlandaskan
pancasila dan Undang-Undang Dasar 1945 (Pasal 3 UU No. 25/1992 tentang Tujuan
Koperasi).

Landasan koperasi Indonesia yang melandasi aktifitas koperasi di Indonesia


yaitu:

1) Landasan Idiil = Pancasila

2) Landasan Mental = Setia kawan dan kesadaran diri sendiri

3) Landasan Struktural dan gerak = UUD 1945 Pasal 33 Ayat 1

Sebagaimana dikemukakan dalam pasal 4 UU No. 25 Tahun 1992, fungsi dan


peran koperasi di Indonesia adalah yang pertama, membangun dan mengembangkan
potensi serta kemampuan ekonomi anggota pada khususnya dan masyarakat pada
umumnya untuk meningkatkan kesejahteraan ekonomi dan sosial. Kedua, turut serta
secara aktif dalam upaya meningkatkan kualitas kehidupan manusia dan masyarakat.
Ketiga, memperkokoh perekonomian rakyat sebagai dasar kekuatan dan ketahanan
perekonomian nasional. Keempat, berusaha untuk mewujudkan dan mengembangkan
perekonomian nasional yang merupakan usaha bersama berdasarkan atas asas
kekeluargaan dan demokrasi ekonomi.

Merujuk pada Undang-Undang Nomor 25 tahun 1992, prinsip-prinsip koperasi


adalah:

1) Keanggotaan bersifat sukarela dan terbuka.

2) Pengelolaan dilakukan secara demokratis.

3) Pembagian SHU dilakukan secara adil sebanding dengan besarnya jasa usaha
masing - masing anggota.

4) Pemberian balas jasa yang terbatas terhadap modal.

5) Kemandirian.

6) Pendidikan perkoperasian.

7) Kerjasama antar koperasi.

Menurut undang-undang perkoperasian, koperasi dapat berbentuk Koperasi


Primer atau Koperasi Sekunder. Penjenisan koperasi diatur dalam Pasal 16 Undang-
Undang Nomor 25 Tahun 1992 tentang Perkoperasian yang mana menyebutkan bahwa
jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan dan kepentingan ekonomi
anggotanya. Dengan demikian, sebelum kita mendirikan koperasi harus metentukan
secara jelas keanggotaan dan kegiatan usaha. Dasar untuk menentukan jenis koperasi
adalah kesamaan aktivitas, kepentingan dan kebutuhan ekonomi anggotanya (KSP,
koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi pemasaran, dan koperasi jasa).

Sejarah

Pada tahun 1771-1858 gerakan koperasi digagas oleh Robert Owen, dia
menerapkannya dalam usaha permintaan kapsa di New Lanark, Skotlandia. Nah,
ternyata koperasi ini di kembangkan lagi oleh William King pada tahun 1786-1865
dengan mendirikan toko koperasi di Brighton, Inggris. King lalu menerbitkan publikasi
bulanan yang berjudul The Cooperator pada tanggal 1 Mei 1828, yang isinya mengenai
gagasan dan saran tentang mengelola toko dengan menggunakan prinsip koperasi.
Koperasi pun berkembang di negara-negara lainnya.

Gerakan Koperasi di dunia, di mulai pada pertengahan abad 18 dan awal abad 19
di Inggris. Lembaga ini sering disebut dengan “KOPERASI PRAINDUSTRI”. Dari
sejarah perkembangannya, dimulai dari munculnya revolusi industri di Inggris tahun
1770 yang menggantikan tenaga manusia dengan mesin-mesin industri yang berdampak
pada semakin besarnya pengangguran hingga revolusi Perancis tahun 1789 yang
awalnya ingin menumbangkan kekuasaan raja yang feodalistik, ternyata memunculkan
hegemoni baru oleh kaum kapitalis. Semboyan Liberte-Egalite-Fraternite (kebebasan-
persamaan-kebersamaan) yang semasa revolusi didengung-dengungkan untuk
mengobarkan semangat perjuang rakyat berubah tanpa sedikitpun memberi dampak
perubahan pada kondisi ekonomi rakyat. Manfaat Liberte (kebebasan) hanya menjadi
milik mereka yang memiliki kapital untuk mengejar keuntungan sebesar-besarnya.
Semangat Egalite dan Fraternite (persamaan dan persaudaraan) hanya menjadi milik
lapisan masyarakat dengan strata sosial tinggi (pemilik modal kapitalis).

Di Indonesia, pada tahun 1896 seorang Pamong Praja Patih R.Aria Wiria Atmaja
di Purwokerto mendirikan sebuah Bank untuk para pegawai negeri (priyayi). Ia
terdorong oleh keinginannya untuk menolong para pegawai yang makin menderita
karena terjerat oleh lintah darat yang memberikan pinjaman dengan bunga yang tinggi.
Maksud Patih tersebut untuk mendirikan koperasi kredit model seperti di Jerman. Cita-
cita semangat tersebut selanjutnya diteruskan oleh De Wolffvan Westerrode, seorang
asisten residen Belanda. De Wolffvan Westerrode sewaktu cuti berhasil mengunjungi
Jerman dan menganjurkan akan mengubah Bank Pertolongan Tabungan yang sudah ada
menjadi Bank Pertolongan, Tabungan dan Pertanian. Selain pegawai negeri juga para
petani perlu dibantu karena mereka makin menderita karena tekanan para pengijon. Ia
juga menganjurkan mengubah Bank tersebut menjadi koperasi.

Berikut beberapa kejadian perkembangan koperasi di Indonesia pada zaman orde


baru hingga sekarang :
1) Pada tanggal 18 Desember 1967, Presiden Soeharto mensahkan Undang-Undang
koperasi no.12 tahun 1967 sebagai pengganti Undang-Undang no.14 tahun 1965.

2) Pada tahun 1969, disahkan Badan Hukum terhadap badan kesatuan Gerakan
Koperasi Indonesia (GERKOPIN).

3) Lalu pada tanggal 9 Februari 1970, dibubarkannya GERKOPIN dan sebagai


penggantinya dibentuk Dewan Koperasi Indonesia (DEKOPIN).

4) Dan pada tanggal 21 Oktober 1992, disahkan Undang-Undang no.25 tahun 1992
tentang perkoperasian, undang-undang ini merupakan landasan yang kokoh bagi
koperasi Indonesia di masa yang akan datang.

5) Masuk tahun 2000an hingga sekarang perkembangan koperasi di Indonesia


cenderung jalan di tempat.

Sistem Ekonomi Koperasi

Berikut beberapa sistem ekonomi koperasi yang pernah di anut oleh Indonesia :

1) 1950-1959 : Sistem ekonomi liberal (masa demokrasi), sistem ekonomi dimana


ekonomi diatur oleh kekuatan pasar (permintaan dan penawaran).

2) 1959-1966 : Sistem ekonomu etatisme (masa demokrasi terpimpin) , sistem


ekonomi dimana ekonomi diatur negara.

3) 1966-1998 : Sistem ekonomi pancasila (demokrasi ekonomi), suatu sistem


perekonomian nasional yang merupakan perwujudan dari falsafah Pancasila dan
UUD 1945 yang berasaskan kekeluargaan dan kegotongroyongan dari, oleh, dan
untuk rakyat di bawah pimpinan dan pengawasan pemerintah.

4) 1998-sekarang : sistem ekonomi pancasila (demokrasi ekonomi) yang dalam


prakteknya cenderung liberal.

Sistem ekonomi koperasi akan mampu memberikan pengaruh positif khususnya


pada penyelesaian masalah masalah perekonomian, jika permasalahan dalam
perekonomian dapat terselesaikan maka kehidupan ekonomi negara ini akan berjalan
kondusif dan rakyat pun memiliki kehidupan yang sejahtera.

Faktor penghambat sistem ekonomi koperasi yaitu:

1. Faktor Internal, meliputi tingkat pendidikan pengurus dan anggota umumnya


masih rendah, keterampilan dan keahlian anggota masih terbatas, banyak anggota
koperasi yang tidak mau bekerja sama dalam mencapai tujuan bersama.

2. Faktor Eksternal, meliputi kurangnya dukungan dari pemerintah dalam hal


pelayanan, fasilitas dan penyuluhan, banyak badan usaha lain yang bergerak pada
bidang usaha yang sama dengan koperasi, masih banyak masyarakat yang tidak
mempercayai koperasi, kebijakan dan program kerja koperasi masih cenderung
timbul dari prakarsa pemerintah, koperasi sulit mendapatkan kredit dari bank,
karena persyaratan yang sulit terpenuhi, kurangnya petugas pembina koperasi,
baik jumlahnya maupun mutunya, koperasi juga terhambat karena kurang
kerjasama di bidang ekonomi.

Sedangkan, faktor penyebab kegagalan sistem perekonomian Indonesia yaitu:

1. Program tersebut disusun oleh tokoh yang relatif bukan bidangnya, namun oleh
tokoh politik, sehingga keputusan yang dibuat cenderung menitikberatkan pada
masalah politik bukan masalah ekonomi.

2. Akibat lanjutan dari kegagalan diatas dana negara yang seharusnya dialokasikan
untuk kepentingan kegiatan ekonomi justru dialokasikan untuk kepentingan
politik dan perang.

3. Adanya kecenderungan terpengaruh untuk menggunakan sistem perekonomian


yang tidak sesuai dengan kondisi masyarakat Indonesia.

Manajemen

G. Terry mendefinisikan bahwa “Manajemen adalah suatu proses tertentu yang


terdiri dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan dan pengawasan penggunaan
suatu ilmu dan seni yang bersama-sama menyelesaikan tugas untuk mencapai tujuan”.

Menurut Amirullah (2001) manajemen pada umumnya dibagi menjadi beberapa


fungsi, yaitu merencanakan, mengkoordinasikan, mengarahkan dan mengendalikan
kegiatan dalam rangka pencapaian tujuan yang diinginkan secara efektif dan efisien.

A.H. Gophar mengatakan bahwa manajemen koperasi pada dasarnya dapat


ditelaah dan tiga sudut pandang, yaitu organisasi, proses, dan gaya (Hendar dan
Kusnadi; 1999). Badan usaha koperasi di Indonesia memiliki manajemen koperasi yang
dirunut berdasarkan perangkat organisasi koperasi, yaitu rapat anggota, pengurus,
pengawas, dan pengelola (Sitio dan Tamba; 2001).

Watak manajemen koperasi ialah gaya manajemen partisipatif. Pola umum


manajemen koperasi yang partisipatif tersebut menggambarkan adanya interaksi antar
unsur manajemen koperasi. Terdapat pembagian tugas (job description) pada masing-
masing unsur. Demikian pula setiap unsur manajemen mempunyai lingkup keputusan
(decision area) yang berbeda, kendatipun masih ada lingkup keputusan yang dilakukan
secara bersama (shared decision areas).

Organisasi

Organisasi koperasi adalah suatu cara atau sistem hubungan kerja sama antara
orang-orang yang mempunyai kepentingan yang sama antara orang-orang yang
mempunyai kepentingan yang sama dan bermaksud mencapai tujuan yang ditetapkan
bersama-sama dalam suatu wadah koperasi. Menurut Hanel, bentuk organisasi koperasi
adalah suatu sistem sosial ekonomi atau sosial teknik yang terbuka dan berorientasi
pada tujuan.

Sebagai organisasi koperasi yang bergerak dibidang usaha guna memuaskan


kepentingan anggotanya, koperasi mempunyai 5 persyaratan yang harus dipenuhi
koperasi, meliputi:

1. Adanya orang/subyek hukum pendukung hak dan kewajiban.

2. Adanya pengelola, pengurus, direksi

3. Adanya harta kekayaan yang terpisah/equity (permodalan)

4. Adanya kegiatan

5. Adanya aturan main berdasarkan prinsip koperasi

Jenis

Dalam UU Nomor 17 Tahun 2012 tentang Perkoperasian, jenis koperasi diatur


dalam Pasal 82. Di situ disebutkan, setiap koperasi wajib mencantumkan jenis
koperasinya dalam anggaran dasar. Jenis koperasi didasarkan pada kesamaan kegiatan
usaha dan atau kepentingan ekonomi anggotanya. Pada Pasal 83, ada empat jenis
koperasi yang diperkenankan, yaitu koperasi konsumen, koperasi produsen, koperasi
jasa, dan koperasi simpan pinjam.

Koperasi konsumen menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang


penyediaan barang kebutuhan anggota dan non-anggota. Koperasi produsen adalah
koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha pelayanan di bidang pengadaan sarana
produksi dan pemasaran produksi yang dihasilkan anggota kepada anggota dan non-
anggota. Koperasi jasa adalah koperasi yang menyelenggarakan kegiatan usaha
pelayanan jasa non-simpan pinjam yang diperlukan oleh anggota dan non-anggota.
Sedangkan koperasi simpan pinjam menjalankan usaha simpan pinjam sebagai satu-
satunya usaha yang melayani anggota.

Beberapa jenis lembaga koperasi yang ada di dunia antara lain: Koperasi
Konsumsi (Inggris), Koperasi Konsumsi Nasional Perancis (Perancis), Koperasi
Simpan pinjam (Jerman), Koperasi Pertanian (Denmark), Koperasi Monopolo
penjualan tepung terigu (Swedia), Koperasi Pertanian (Jepang), Koperasi Pertanian
Desa (Korea), Koperasi Simpan Pinjam (Amerika), Koperasi Pupuk dan Susu (India),
Koperasi Kesehatan (Colombia), Koperasi pengembangan perusahaan (Malaysia),
Koperasi Pertanian (Thailand), Koperasi Coop (Italia), Koperasi Migros (Swiss),
Koperasi Mondoragon (Spanyol), Koperasi Simpan Pinjam (Filipina), Koperasi Unit
Desa (China).

Jenis-jenis koperasi yang ada di Indonesia dikelompokkan menurut teori klasik


yaitu Koperasi pemakaian (Konsumsi), Koperasi Penghasil (Produksi), dan Koperasi
Simpan Pinjam. Berdasarkan fungsi meliputi Koperasi Konsumsi, Koperasi Jasa, dan
Koperasi Produksi. Koperasi berdasarkan keanggotaan yaitu Koperasi Karyawan,
Koperasi Unit Desa (KUD), Koperasi Mahasiswa, Koperasi Pedagang Pasar, Koperasi
Pegawai Negeri, Koperasi Pasar, Koperasi Unit Desa, Koperasi Sekolah. Sedangkan,
berdasarkan tingkatannya ada Koperasi Primer yang beranggotakan orang-orang dan
Koperasi Sekunder yang beranggotakan beberapa koperasi.

Permodalan

Modal dalah sejumlah dana yang akan digunakan untuk melaksanakan usaha-
usaha koperasi. Modal di bagi menjadi 2, yaitu modal jangka panjang yang berlaku
untuk waktu < 1 tahun dan modal jangka pendek yang berlaku untuk waktu > 1 tahun.

Sumber-sumber modal koperasi menurut UU No.12/1967 berasal dari simpanan


pokok, simpanan wajib, simpanan sukarela, dana cadangan, dan hibah. Sedangkan
sumber-sumber modal koperasi menurut UU No.25/1992 bersumber dari modal sendiri
(equity capital) dan modal pinjaman ( debt capital).

Pemasaran

Menurut Philip Kotler, manajemen pemasaran merupakan analisis, perencanaan,


pelaksanaan, dan pengawasan program-program yang dirancang untuk menciptakan,
membangun, dan mempertahankan pertukaran yang menyenangkan dengan pasar, agar
tujuan organisasi tercapai.

Fungsi pemasaran yang dilakukan oleh koperasi mencakup fungsi pembelian,


penjualan, dan promosi. Bila pelaksanaan terhadap tiga fungsi tersebut sudah tepat
maka akan mempunyai dampak yang kuat terhadap manfaat dan kepuasan yang
dihasilkan oleh koperasi bagi anggotanya, termasuk non anggota.

Kualitas koperasi banyak ditentukan oleh manfaat yang dapat diperoleh bagi
anggotanya maupun pemiliknya. Manfaat yang langsung yang diterima anggota dapat
berwujud atau tercermin dari produksi, harga, pelayanan, informasi pasar, promosi, dll.

Kegiatan pemasaran selalu diusahakan agar dapat memenuhi preferensi


konsumen. Untuk mencapai efisiensi pemasaran harus memperhatikan dua hal pokok,
yaitu memantapkan loyalitas anggota dalam hal jual beli barang yang dibutuhkan oleh
anggota melalui koperasi dan memantapkan partisipasi anggota dalam akumulasi
modal, penghasilan, dan inisiatif perbaikan produk, pelayanan, harga dan biaya.

Tata Cara Mendirikan Koperasi

Dasar hukum mendirikan koperasi adalah Undang-undang Nomor 25 tahun 1992


tentang Perkoperasian, PP Nomor 4 tahun 1994 tentang persyaratan dan tata cara
pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi, kemudian Peraturan
Menteri Nomor 01 tahun 2006 yaitu tentang petunjuk pelaksanaan pembentukan
pengesahan akta pendirian dan perubahan anggaran dasar koperasi. Koperasi
merupakan usaha yang dibentuk oleh sekelompok orang atau anggota masyarakat yang
mempunyai kegiatan dan kepentingan ekonomi yang sama. Dalam agenda pendirian
koperasi sebaiknya didahului dengan penyuluhan kepada seluruh calon anggota
sehingga memiliki persepsi yang sama.

Mendirikan sebuah koperasi jumlah minimal anggotanya adalah 20 orang. Dalam


proses pendiriannya awali dengan rapat pembentukan koperasi yang harus dihadiri oleh
pejabat dinas atau instansi yang membidangi permasalahan koperasi di wilayah
setempat. Ada beberapa poin penting yang wajib dibicarakan dalam rapat pembentukan
koperasi tersebut antara lain: kesepakatan nama dan tempat kedudukan koperasi,
maksud dan tujuan, jenis koperasi dan bidang usaha yang dilakoni, keanggotaan, rapat
anggota, pengurus, pengawas dan pengelola, membahas tentang permodalan, jangka
waktu serta sisa hasil usaha. Hasil dari keputusan rapat tersebut akan digunakan sebagai
dasar pengajuan akta pendirian ke notaris.

Melalui notaris atau kuasa pendiri, berkas ijin pendirian koperasi simpan pinjam
tersebut diajukan ke pejabat yang berwenang untuk dievaluasi. Beberapa bukti tertulis
yang wajib dilampirkan antara lain berupa salinan akta pendirian bermaterai, akta
pendirian yang telah ditandatangani notaris, surat bukti tersedianya modal, rencana
kegiatan usaha kurang kurangnya untuk 3 tahun ke depan, dan RAPB.

Pengembangan Koperasi & UKM

Perkembangan usaha koperasi dan usaha kecil menengah (UKM) merupakan


suatu ukuran untuk menjadikan badan usaha menjadi besar dan maju karena mengaju
kepada tujuan untuk memenuhi kesejahteraan anggota dan mengembangkan usahanya.

Dari perspektif dunia, memang sudah dia akui bahwa UKM memainkan suatu
peran penting dalam pembangunan dan pertumbuhan ekonomi, tidak hanya di negara -
negara yang sedang berkembang ( NSB ) tetapi juga di negara negara maju ( NM ).
UKM di banyak negara mempunyai kontribusinyaterhadap penbentukan dan
pertumbuhan PDB palin besar di bandingkankontribusi UB.

Sangat penting bagi koperasi dan UKM untuk mengetahui dan memperhatikan
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangannya. Dan apabila dapat mengetahui
faktor-faktor yang mempengaruhi perkembngan nya maka koperasi dan UKM dapat
membenahi diri untik selalu meningkatkan kualitas dan kinerjanya dengan baik agar
dapat berkembang serta menjalankan fungsi dan perannya dalam menciptakan
kemakmuran.

Faktor-faktor yang mempengaruhi perkembangan koperasi dan UKM antara lain:


partisipasi angggota, solidaritas antar anggota koperasi, perkembangan modal,
ketrampilan manajerial, jaringan pasar, produk, sistem prasarana, pelayanan,
pendidikan dan penyuluhan., segmentasi, tingkat harga, serta komitmen pemerintah
untuk menempatkan koperasi dan UKM sebagai soko guru nasional.
Koperasi Menuju MEA

MEA adalah bentuk integrasi ekonomi ASEAN dalam artian adanya system
perdagaangan bebas antara negara-negara ASEAN. Indonesia dan sembilan negara
anggota ASEAN lainnya telah menyepakati perjanjian Masyarakat Ekonomi ASEAN
(MEA) atau ASEAN Economic Community (AEC).

Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA) merupakan realisasi tujuan akhir dari


integrasi ekonomi yang dianut dalam Visi 2020, yang didasarkan pada konvergensi
kepentingan negara-negara anggota ASEAN untuk memperdalam dan memperluas
integrasi ekonomi melalui inisiatif yang ada dan baru dengan batas waktu yang jelas.
dalam mendirikan Masyarakat Ekonomi ASEAN (MEA), ASEAN harus bertindak
sesuai dengan prinsip-prinsip terbuka, berorientasi ke luar, inklusif, dan berorientasi
pasar ekonomi yang konsisten dengan aturan multilateral serta kepatuhan terhadap
sistem untuk kepatuhan dan pelaksanaan komitmen ekonomi yang efektif berbasis
aturan.

Sebagai salah satu instrumen ekonomi yang dapat berperan dalam meningkatkan
perekonomian Negara. Koperasi kini diharapkan mampu bersaing dengan berbagai
instrumen perekonomian lainnya di dalam negeri sehingga dinyatakan siap dan mampu
untuk maju bersaing dalam kancah perekonomian global.

Hal tersebut diperlukan karena mengingat telah menjamurnya berbagai macam


jenis Koperasi di Indonesia. Sebut saja koperasi simpan pinjam yang kini banyak
diminati karena banyak Koperasi yang menawarkan kemudahan dalam pinjaman dan
tanpa Agunan. Begitu pula dengan Koperasi serba usaha, yang secara tidak langsung
sudah memberi banyak manfaat. Pertama, kehadiran Koperasi jenis ini sama saja hal
nya dengan usaha individu lainnya namun terkoordinir sehingga ada uang yang masuk
yang jumlahnya dapat diperkirakan dengan baik. Kedua, meningkatkan daya kreativitas
dan kemampuan masyarakat dalam berwirausaha sekaligus beorganisasi dengan
lingkungan.

Dengan berasaskan kekeluargan dan adanya sistem SHU (Sisa Hasil Usaha)
menjadi ciri khas tersendiri bagi Koperasi dalam memperkuat kerangka perekonomian
Negara untuk bersaing dengan Negara ASEAN lainnya.

Maka dari itu perlu dilakukan pembenahan baik dari segi institusi maupun
perbisnisannya. Hal ini akan memperbaiki taraf Koperasi sehingga menjadi semakin
maju dan bukan hanya sekedar bagian dari perekonomian saja. Luasnya area Indonesia
dan banyaknya daerah-daerah potensial yang dapat dijadikan lokasi untuk didirikannya
Koperasi menjadi sesuatu yang mungkin bagi Koperasi untuk menjadi instrumen
perekonomian terkuat di MEA 2015.
Kerangka Berpikir

Berdasarkan penjelasan di halaman sebelumnya, dapat diperjelas dengan uraian


bentuk bagan seperti berikut ini:

Perkembangan
di Dunia
(X1)

Perkembangan KOPERASI
di Indonesia
(Y)
(X2)

Kesiapan Hadapi MEA


(X3)

C. METODE PENELITIAN

Metode penelitian adalah cara ilmiah untuk mendapatkan data dengan tujuan dan
kegunaan tertentu (Sugiyono; 2010). Metode penelitian juga dapat diartikan sebagai
cara-cara yang digunakan untuk mengumpulkan dan menganalisis data yang
dikembangkan untuk memperoleh pengetahuan dengan menggunakan prosedur yang
reliabel dan terpercaya. Dalam penelitian ini digunakan metode penelitian kepustakaan.

D. HASIL DAN PEMBAHASAN

Perkembangan Koperasi di Dunia

1. Perkembangan Koperasi di Prancis

Revolusi Perancis dan perkembangan industri telah menimbulkan kemiskinan dan


penderitaan bagi rakyat Perancis. Kelahiran koperasi yang didasari oleh adanya
penindasan dan kemiskinan yang terjadi pada masyarakat kalangan bawah (buruh) di
dalam sistem kapitalisme yang berkembang pesat saat itu, ternyata harus berhadapan
pula dengan kelemahan dari dalam koperasi sendiri. Kurangnya modal, kesadaran dan
pengetahuan yang rendah dari anggota dan pengurus menyebabkan koperasi sulit
berkembang secara pesat. Di sisi lain, ideologi sosialisme yang muncul sebagai reaksi
dari kekurangan-kekurangan kapitalisme itu ternyata tidak mampu berbuat banyak
untuk merubah keadaan saat itu. Berkat dorongan pelopor-pelopor merekaseperti
Charles Forier, Louis Blanc, serta Ferdinand Lasalle, yang menyadari perlunya
perbaikan nasib rakyat, para pengusaha kecil di Perancis berhasil membangun
Koperasi-koperasi yang bergerak dibidang produksi.

2. Perkembangn Koperasi di Inggris

Koperasi didirikan di kota Rochdale, Inggris pada tahun 1844. Koperasi ini di
pandang sukses. Koperasi yang dipelopori oleh 28 anggota tersebut dapat bertahan dan
sukses karena didasari oleh semangat kebersamaan dan kemauan untuk berusaha.
Mereka duduk bersama dan menyusun berbagai langkah yang akan dilakukan sebelum
membentuk sebuah satuan usaha yang mampu mempersatukan visi dan cita-cita
mereka. Mereka mulai menyusun pedoman kerja dan melaksanakan sesuai dengan
ketentuan yang mereka susun bersama. Walaupun pada awalnya banyak mengalami
hujatan, tetapi toko yang dikelola secara bersama-sama tersebut mampu berkembang
secara bertahap.

3. Perkembangn Koperasi di Jerman

Sekitar tahun 1848, saat Inggris dan Perancis telah mencapai kemajuan, muncul
seorang pelopor yang bernama F. W. Raiffeisen, walikota di Flammersfield. Ia
menganjurkan agar kaum petani menyatukan diri dalam perkumpulan simpan-pinjam.
Setelah melalui beberapa rintangan, akhirnya Raiffesien dapat mendirikan Koperasi
dengan pedoman kerja sebagai berikut :

a. Anggota Koperasi wajib menyimpan sejumlah uang.

b. Uang simpanan boleh dikeluarkan sebagai pinjaman dengan membayar bunga.

c. Usaha Koperasi mula-mula dibatasi pada desa setempat agar tercapai kerjasama
yang erat.

d. Pengurusan Koperasi diselenggarakan oleh anggota yang dipilih tanpa


mendapatkan upah.

e. Keuntungan yang diperoleh digunakan untuk membantu kesejahteraan


masyarakat.

4. Perkembangn Koperasi di Denmark

Jumlah anggota Koperasi di Denmark meliputi sekitar 30% dari seluruh peduduk
Denmark. Hampir sepertiga penduduk pedesaan Denmark yang berusia antara 18 s/d 30
tahun balajar di perguruan tinggi.

Dalam perkembangannya, tidak hanya hasil-hasil pertanian yang didistribusikan


melalui Koperasi, melainkan meliputi pula barang-barang kebutuhan sector pertanian
itu sendiri. Selain itu, di Denmark juga berkembang Koperasi konsumsi. Koperasi-
koperasi konsumsi ini kebanyak didirikan oleh serikat-serikat pekerja di daerah
perkotaan.
5. Perkembangn Koperasi di Swedia

Salah seorang pelopor Koperasi yang cukup terkemuka dari Swedia bernama
Albin Johansen. Salah satu tindakannya yang cukup spektakuler adalah
menasionalisasikan perusahaan penyaringan minyak bumi yang menurut pendapatnya,
dapat dikelola dengan cara yang tidak kalah efisiennya oleh Koperasi. Pada tahun 1911
gerakan Koperasi di Swedia berhasil mengalahkan kekuatan perusahaan besar. Pada
tahun 1926 Koperasi berhasil menghancurkan monopoli penjualan tepung terigu yang
dimilikki perusahan swasta.

Pada akhir tahun 1949, jumlah Koperasi di Swedia tercatat sebanyak 674 buah
dengan sekitar 7.500 cabang dan jumlah anggota hampir satu juta keluarga. Rahasia
keberhasilan Koperasi-koperasi Swedia adalah berkat program pendidikan yang
disusun secara teratur dan pendidikan orang dewasa di Sekolah Tinggi Rakyat (Folk
High School), serta lingkaran studi dalam pendidikan luar sekolah. Koperasi Pusat
Penjualan Swedia (Cooperative Forbundet), mensponsori program-program pendidikan
yang meliputi 400 jenis kursus teknis yang diberikan kepada karyawan dan pengurus
Koperasi.

6. Perkembangan Koperasi di Amerika Serikat

Koperasi pertama yang berdiri di Amerika Serikat adalah The


Philadelphia.Contributionship From Lose By Fire. Semacam asuransi kebakaran.
Berikutnya berdiri koperasi pengairan yang mengurus irigasi pertanian.Dan pada tahun
1880 berdiri koperasi-koperasi pertanian yang besar (History and Performance of
Inkopkar 1995). Sementara itu, di Amerika Serikat, selama bertahun-tahun juga telah
berkembang perkumpulan simpan pinjam yang dikenal dengan nama Credit Union,
berkat anjuran Alphonso Desjardin (1854- 1921).

Sebelumnya masyarakat pernah mencoba mendirikan perkumpulan serupa,


seperti yang pernah didirikan oleh kaum pekerja pada tahun 1892 yang bernama The
Boston Globe. Namun kurang mendapat sambutan masyarakat karena dinilai terlalu
mengejar keuntungan, sehingga tidak mencerminkan suatu bentuk kerja sama dan
tolong menolong.Alphonso, memulai usaha simpan pinjam dengan mendirikan
semacam “Bank Rakyat” pada tahun 1900 di Levis Queebec, dengan menggerakkan
kegiatan menabung di kalangan petani maupun buruh dan selanjutnya meminjamkan
kepada sesama anggota yang memerlukan. Perkembangan yang pesat usaha simpan
pinjam melalui “bank rakyat ” mendorong Alphonso berpikir akan perlunya landasan
hukum bagi usaha tersebut.Atasusaha keras Alphonso bersama temannya Edward A
Filene (1860-1913), pada tahun 1909, lahirlah undang-undang pertama tentang koperasi
Simpan pinjam di Massachussets. Dalam perkembangannya, undang-undang tentang
koperasi simpan pinjam itu juga mulai melebar ke New Hampshire. Koperasi simpan
pinjam tersebut selanjutnya menjadi model atau teladan bagi seluruh koperasi simpan
pinjam di Amerika Serikat, bahkan sampai ke Kanada.
Sampai tahun 1915, jumlah koperasi simpan pinjam atau credit union telah
bertambah menjadi 11 unit dan tiga tahun kemudian meningkat menjadi 42 unit.Dan
sampai tahun 1934 telah bertambah menjadi sekitar 2.400 unit yang tersebar di 38
negara bagian. Pada tahun tersebut, Presiden Roosevelt menandatangani Federal Credit
Union Act. Dan pada tahun itu pula terbentuk Federal Credit Union yang menamakan
diri sebagai National Credit Union Association, yang berkedudukan di Madison,
Wiscounsin.

7. Perkembangan Koperasi di Jepang

Koperasi pertama kali berdiri di Negara ini pada tahun 1900 (33 tahun sesudah
pembaharuan oleh Kaisar Meiji), atau bersamaan waktunya dengan pelaksanaan
Undang-undang Koperasi Industri Kerajinan. Cikal bakal kelahiran Koperasi di Jepang
mulai muncul ketika perekonomian uang mulai dikenal oleh masyarakat pedalaman.

Gerakan Koperasi pertanian mengalami kemajuan yang sangat pesat sejak tahun
1930-an, khususnya ketika penduduk Jepanng menghadapi krisis ekonomi yang
melanda dunia dalam periode 1933. Di Jepang ada dua bentuk Koperasi pertania. Yang
pertama disebut Koperasi Pertanian Umum. Koperasi ini bekerja atas dasar serba usaha,
misalnya menyelenggarakan usaha pemasaran hasil pertanian, menyediakan kredit
untuk usaha perasuransian, pemberian bimbingan dan penyuluhan pertanian bagi usaha
tani. Bentuk Koperasi yang lain disebut Koperasi Khusus. Koperasi ini hanya
menyelenggarakan satu jenis usaha seperti Koperasi buah, Koperasi daging ternak,
Koperasi bunga-bungaan dan sebagainya. Pada umumnya Koperasi-koperasi pertanian
di Jepang menyelenggarakan bentuk usaha Koperasi yang pertama.

8. Perkembangan Koperasi di Korea

Perkembangan Koperasi di Korea, khususnya Koperasi pedesaan, dimulai pada


awal abad ke-20. Di Korea ada dua organisasi pedesaan yang melayani kebutuhan
kredit petani, yakni Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian.

Pada tahun 1961dalam rangka pelaksanaan Undang-undang Koperasi pertanian


yang baru, Bank Pertanian Korea dan Koperasi Pertanian digabungkan menjadi satu
dengan nama Gabungan Koperasi Pertanian Nasional (National Agricultural
Cooperative Federation), disingkat NACF. Gabungan ini bekerja atas dasar prinsip-
prinsip Koperasi yang modern dan melakukan kerjanya atas dasar serba usaha
(Multipurpose). NACF bertugas mengembangkan sector pertanian, meningkatkan peran
ekonomi dan sosial petani, serta menyelenggarakan usaha-usaha peningkatan budaya
rakyat.

9. Perkembangan Koperasi di Thailand

Pembentukan departemen pada tahun 1915, mengawali kelahiran Koperasi


pertama di Thailand. Departemen promosi Koperasi di Thailand memiliki visi untuk
mempromosikan dan mengembangkan kelompok promosi & kelompok petani menuju
ketahanan & kemandirian. Departemen Koperasi memberikan bimbingan dari sisi
administrasi, kelembagaan, dan efisiensi dari kelompok petani tersebut.

10. Perkembangan Koperasi di India

India mendirikan Koperasi kredit ala Rafflesian pada tahun 1907 dan menyusun
UU yang kemudian diperbaharui pada tahun 1912. UU Koperasi India di adopsi oleh
negara Amerika, Afrika & Asia termasuk Indonesia. Pada awal pertumbuhan Koperasi
di India yang menjadi andalan adalah koperasi perkreditan peternakan sapi perah,
pabrik gula dan bank Koperasi.

11. Perkembangan Koperasi di Filipina

Lahirnya Koperasi di Filipina dipicu oleh lahirnya kebijakan reforma Agraria.


Koperasi yang berhasil di Filipina adalah Federasi Koperasi Mindanao (FEDCO), yang
memiliki sekitar 20 anggota Koperasi & 3600 petani perorangan. Koperasi ini
mengelola hampir 5000 hektar lahan dengan komoditi pisang. MIDECO adalah salah
satu Koperasi yang pendiriannya didukung oleh LSM pada tahun 1986.

12. Perkembangan Koperasi di Malaysia

Gerakakoperasi di Malaysia diperkenalkan pada tahun 1909 oleh pemerintah


colonial. Penciptaan RIDA (OtoritaPengembangan Pedesaan&Industri) pada tahun
1990 membantu menfalisitasi melalui pegembangan pedesaan yang terintegrasi.
Gerakan koperasi yang terkenal di Malaysia adalah gerakan koperasi pengembangan
perumahan.

Perkembangan Koperasi di Indonesia

Koperasi baru dikenalkan di Indonesia pada awal abad ke 20. Sejak munculnya
ide ide untuk mendirikan koperasi, saat banyak koperasi koperasi yang di dirikan di
negara -negara maju ( NM ), contohnya Amerika dan Uni Eropa.Koperasi di negara
tersebut sudah meliputidi sektor pertanian, industri manufaktur, dan perbankan.

Koperasi lahir sebagai gerakan gewrakan untuk melawan keadilan pasar, bahkan
pada kekuatannya itu koperasi meraih posisi trawar dan kedudukan penting dalam
konstelesi kebijakan ekonomitermasuk dalam aperundingan nasional. Peraturan
perundanhganmengatur koperasi tumbuh kemudian sebagai tuntutan masyarakat
koperasi dalam rangka melindungi dirinya.

Pada perkembangan Koperasi di Indonesia jalannya paling terseok dari tiga pilar
utama perkembangan perekonomian di Indonesia walupun Koperasi serin disebut sebut
sebagai soko guru dalam sistem perekonomian. Padahal selama ini Koperasi sudah
didukung oleh pemerintah ( bahkan berlebihan ), sesuai kedudukan koperasi di dalam
sistem perekonomian di Indonesia.

Kesiapan Koperasi Menghadapi MEA


Globalisasi ekonomi terutama implementasi MEA dapat menciptakan peluang
pasar bagi produk UKM. Pasar ASEAN sebesar 600 juta, dengan jumlah kelas
menengah ASEAN berjumlah 24% pada tahun 2010 akan meningkat menjadi 65% pada
tahun 2030 (menurut ADB). Potensi pengembangan industry nasional dan mendorong
Indonesia sebagai production base di kawasan dengan di topang pasar domestic yang
besar, penduduk usia muda/produktif, investasi yang meingkat dan sumber daya alam
yang besar.

Meski tercatat sebagai negara yang memiliki kekayaan sumber daya alam
melimpah ruah dengan luas dan populasi terbesar di antara negara-negara lainnya di
Asean, Indonesia diperkirakan masih belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi
Asean pada tahun 2015. Pernyataan bernada skeptis atas kesiapan Indonesia
menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean juga diungkapkan oleh Wakil Ketua Umum
Kamar Dagang dan Industri Bidang Tenaga Kerja, Benny Soetrisno beberapa waktu
lalu dalam Seminar Kesiapan Tenaga Kerja dalam Menghadapi Pasar Asean.

Pernyataan tersebut adalah sangat beralasan mengingat bahwa masih ada


sejumlah masalah mendasar yang menimpa Indonesia dan harus segera diatasi sebelum
berlakunya Mayarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015. Iklim investasi kurang
kondusif yang diindikasikan melalui masalah ruwetnya birokrasi, infrastruktur, masalah
kualitas sumber daya manusia dan ketenagakerjaan (perburuhan) serta korupsi
merupakan sebagian dari masalah yang saat ini masih menyandera pemerintah
Indonesia.

Kekhawatiran atas kesiapan semua negara anggota ASEAN untuk pemberlakuan


Masyarakat Ekonomi Asean juga terungkap melalui suvey yang dilakukan oleh Kamar
Dagang Amerika di Singapura. Survey yang melibatkan 475 pengusaha senior Amerika
tersebut mengungkapkan bahwa 52 persen responden tidak percaya Masyarakat
Ekonomi Asean dapat diwujudkan pada tahun 2015.

E. KESIMPULAN DAN SARAN

Pengertian koperasi secara sederhana berawal dari kata ”co” yang berarti bersama
dan ”operation” (operasi) artinya bekerja. Jadi pengertian koperasi adalah kerja sama.
Sedangkan pengertian umum koperasi adalah suatu kumpulan orang-orang yang
mempunyai tujuan sama, diikat dalam suatu organisasi yang berasaskan kekeluargaan
dengan maksud mensejahterakan anggota.

Koperasi mulai tumbuh dan berkembang di Inggris pada pertengahan abad XIX
yaitu sekitar tahun 1844 yang dipelopori oleh Charles Howard di Kampung Rochdale.
Namun sebelum koperasi mulai tumbuh dan berkembang sebenarnya inspirasi gerakan
koperasi sudah mulai ada sejak abad XVIII setelah terjadinya revolusi industri dan
penerapan sistem ekonomi kapitalis. Walaupun pada awalnya banyak mengalami
hujatan, tetapi koperasi yang dikelola secara bersama-sama tersebut mampu
berkembang secara bertahap.
Koperasi masuk ke Indonesia sejak akhir abad XIX yaitu sekitar tahun 1896 yang
dipelopori oleh R.A.Wiriadmaja. Namun secara resmi gerakan koperasi Indonesia baru
lahir pada tanggal 12 Juli 1947 pada kongres I di Tasikmalaya yang diperingati sebagai
Hari Koperasi Indonesia.

Perkembangan Koperasi di Indonesia jalanya paling terseok dari tiga pilar utama
perkembangan perekonomian di Indonesia walupun Koperasi sering disebut-sebut
sebagai soko guru dalam sistem perekonomian. Padahal selama ini Koperasi sudah
didukung oleh pemerintah ( bahkan berlebihan ), sesuai kedudukan koperasi di dalam
sistem perekonomian di Indonesia.

Dalam rangka kesiapan menghadapi MEA, semua negara anggota ASEAN di


survey dan terungkap bahwa 52 persen responden tidak percaya Masyarakat Ekonomi
Asean dapat diwujudkan pada tahun 2015. Indonesia pun juga diperkirakan masih
belum siap menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015 mengingat
bahwa masih ada sejumlah masalah mendasar yang menimpa Indonesia dan harus
segera diatasi sebelum berlakunya Mayarakat Ekonomi Asean pada tahun 2015. Iklim
investasi kurang kondusif yang diindikasikan melalui masalah ruwetnya birokrasi,
infrastruktur, masalah kualitas sumber daya manusia dan ketenagakerjaan (perburuhan)
serta korupsi merupakan sebagian dari masalah yang saat ini masih menyandera
pemerintah Indonesia.

Untuk itu harus ada pembenahan di dalam sistem ekonomi, manajemen, dan
organisasi koperasi di Dunia pada umumnya dan di Indonesia pada khususnya supaya
pengembangan koperasi dapat terwujud. Jika pembenahan dapat dilakukan dengan
baik, maka semua negara anggota ASEAN termasuk Indonesia akan siap menghadapi
MEA.

DAFTAR PUSTAKA

Sartika, Partomo Tiktik. 2009. Ekonomi Koperasi. Ghalia Indonesia. Jakarta.

Widiyanti, Ninik. 1994. Manajemen Koperasi. PT. Renerka Cipta. Jakarta.

Amirullah dan Rindyah. 2001. Pengantar Manajemen. Edisi Pertama. Universitas


Malang Press. Malang.

Sugiyono, 2010. Metode Penelitian Pendidikan (Pendekatan Kuantitatif, Kualitatif dan


R&D). Alfabeta. Bandung.

http://rohmanto96.blogspot.com/2012/10/ruang-lingkup-koperasi_14.html, di unduh
tanggal 4 Juli 2015 pukul 10.12

http://rimanurl.blogspot.com/2014/10/sejarah-perkembangan-koperasi-di-dunia.html, di
unduh tanggal 4 Juli 2015 pukul 10.17

http://adhiprawiraa.blogspot.com/2014/10/sejarah-koperasi-di-dunia-dan-di.html, di
unduh tanggal 4 Juli 2015 pukul 10.21
https://pungkiindriyonoblog.wordpress.com/2013/09/30/sejarah-perkembangan-
koperasi-di-dunia-dan-di-indonesia/, di unduh tanggal 4 Juli 2015 pukul 10.22

https://www.academia.edu/8587713/SISTEM_PEREKONOMIAN_INDONESIA_DA
N_DUNIA, di unduh tanggal 4 Juli 2015 pukul 10.25

http://fetherabersond.blogspot.com/2013/11/jenis-jenis-dan-bentuk-bentuk-
koperasi.html, di unduh tanggal 4 Juli 2015 pukul 10.30

http://ocw.gunadarma.ac.id/course/economics/management-s1/ekonomi-
koperasi/permodalan-koperasi, di unduh tanggal 5 Juli 2015 pukul 15.20

http://www.makalah.net/?s=manajemen+pemasaran+koperasi, di unduh tanggal 5 Juli


2015 pukul 15.23

http://www.depkop.go.id/phocadownload/Tata_Cara/syarat_pendirian_koperasi.pdf, di
unduh tanggal 5 Juli 2015 pukul 15.27

http://www.antaranews.com/berita/436319/kesiapan-koperasi-ukm-indonesia-menatap-
era-mea-2015, di unduh tanggal 5 Juli 2015 pukul 15.34

Anda mungkin juga menyukai