Anda di halaman 1dari 4

Jamaahjumatrahimakumullah mudah atau susahnya ia memasuki jannah tergantung upayanya didunia untuk

mendatangi amal-amal yang memudahkan baginya untuk masuk jannah. Tak


Puji syukur Alhamdulillah kita panjatkan kepada Allah atas karunia dan nikmat- apalah kita berlelah-lelah didunia, selagi kita dipermudah untuk memasuki
nikmatnya. Segala karunia tersebut pada hakikatnya merupakan ujian keimanan. jannah-Nya. Karenaitulah, ketika Imam Ahmad bn Hambal ditanya,“mata ar-
Hamba yang bersyukur akan menggunakan nikmat tersebut untuk menjalankan raahah? ”Kapankah datangnya waktu rehat? Maka beliau menjawab, “Yak ni saat
ketaatan kepadaAllah. Semoga kita termasuk golongan hamba tersebut dan bukan engkau menginjakkan kakimu dijannah, saat itulah kamu bisa rehat.”
termasuk golongan manusia yang kufur nikmat.
Itulah saat dimana seorang hamba berhasil mencapai sukses tertinggi,
Shalawat dan salam semoga selalu terhaturkan kepada rasu lkita Muhammad keberhasilan yang sebenar-benarnya. Sebagaimana firman AllahTa'ala,
‫ﷺ‬, kepada keluarga, para shabat dan segenap pengikutnya yang
komitmen dengan sunnahnya hingga akhir masa.Aamiin ya rabbal alamin.

Selaku khatib, perkenankan saya menyampaikan pesan takwa kepada diri saya
pribadi, dan kepada jamaah pada umumnya. Marilah kita bertakwa kepada Allah,
“Maka barang siapa dijauhkan dari neraka dan dimasukkan kedalam
dengan takwa yang sebenar-benarnya; yaitu dengan menjauhi setiap larangan Allah,
jannah maka sungguh ia telah beruntung.”(QS.ali Imran185)
dan mengamalkan segala perintah Allah

Jamaahjumatrahimakumullah Maka kalimat al-fauzul 'azhiem yang bermakna keburuntungan atau sukses besar
banyak disebutkan oleh Allah dalam al-Qur'an setelah penyebutan tentang orang-
Dikisahkan seorang kakek senja usia pulang dari masjid kampungnya. Lalu ia orang yang masuk jannah dan terhindar dari neraka.
segera mengetuk pintu rumahnya, namun sang istritak membukakan pintu
Inilah kesuksesan sesungguhnya. Karena kenikmatan jannah bersifat sempurna
dengan segera. Hingga ia lelah dan pingsan didepan pintu rumahnya. Beberapa
tanpa terselip kesedihan sedikitpun. Hanya ada kelezatan tanpa kepahitan,rasa aman
saat kemudian, sang istri yang tak mendengar ketukan pintu menyadari
tanpa ketakutan,semua keinginan tercapai tanpa sedikit pun penghalang, dan akan
keterlambatan suaminya. Bergegas ia melihat keluar dan ternyata suaminya
kekal selamanya tanpa akhiran. Berbeda dengan apa yang diklaim sebagai
tergeletak pingsan didepan pintu karena menunggu lama. Ia pun panik, bersusah
kesuksesan di dunia ini. Yang sekarang sudah menduduki jabatan tinggi itu belum
payah membawanya masuk kedalam rumahnya.
sukses yang sebenarnya. Mereka masih menghadapi keruwetan masalah yang
Lalu menyeka wajahnya dengan air hingga suami siuman dari pingsannya. Sang
dihadapinya, masih menanggung celaan dari orang yang tidak ridha dengan
istri meminta maaf atas keterlambata n ia membukakan pintu untuk suaminya.
posisinya dan masih takut jika harus lengser dari jabatannya.
Akan tetapi sang suami tak memarahinya. Dia hanya berkata,“Saya pingsan
bukan karena lamanya menunggu pintu dibuka, tapi karena saya ingatakan
Begitupun yang sekarang sudah kaya raya, pun belum bisa dikatakan jaya dengan
suatu hari,ketika dihadapan Allah saya berdiri lama sementara pintu jannah
sebenarnya. Masih ada ambisi dan kehausan akan apa yang belum bisa dicapainya.
tertutup didepan mata saya.”
Ada keresahan hati jika hartanya berpindah atau hilang, dan masih harus
menghadapi kedengkian orang lain terhadapnya. Hal yang sama dialami oleh orang-
Jamaah jumat rahimakumullah
orang tenar dan terkenal.
Begitulah hati yang peka,senantiasa terkait dengan Allah dan Hari Akhir. Dia
Jamaah jumat rahimakumullah
membayangkan bagaimana kelak jika dia bersusah payah mendatangi jannah,
namun pintu tak terbuka untuknya. Pelajaran ini membawa dirinya untuk
senantiasa mengusahakan sebab dibukanya pintu jannah untuknya. Karana
Memang begitulah isi dunia, semua manusia tanpa beda akan merasakan kesusahan
dan kelelahan; mukmin maupun kafir.
AllahTa'ala berfirman,

Bedanya lagi, sekecil apapun penderitaan yang dialami seorang mukmin bisa
menjadi penggugur dosa. Sedangkan musibah yang dialami orang kafir adalah
sebagai bonus siksa yang disegerakan di dunia. Rasulullah shallallahualaihi
“Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah wasallam bersabda,
.”(QS.al-Balad:4)

Sa'id bin Jubeir menafsirkan makna 'fikabad',yakni manusia mengalami kesusahan “Tidaklah seorang muslim tertimpa suatu penyakit dan sejenisnya,
dan kesulitan dalam mencari mata pencaharian. ”Sedangkan Hasanal-Bashri melainkan Allah akan menggugurkan bersamanya dosa-dosanya seperti
menyebutkan, “Yakni harus menghadapi kesulitan hidup didunia dan pohon yang menggugurkan daun-daunnya.”(HR.Bukhari dan Muslim).
mempersiapkan diri untuk menghadapi kesusahan diakhirat.”
Jamaah jumat rahimakumullah
Jamaahjumatrahimakumullah
Seorang mukmin takkan merasa bosan dan putus asa dalam berikhtiar dan
Tak ada manusia yang terbebas total dari musibah, kesulitan hidup, kegelisahan, berusaha, hingga tercapai kesuksesan jannah yang didambakannya. Jikalau
kesedihan maupun rasa sakit. Jangan disangka orang-orang kafir hanya merasakan ada keinginan duniawi yang belum bisa dicapainya, toh akand igantikan dengan
kesenangan tanpa duka lara. Dari sisi bahaya dan musibah yang dihadapi, nyaris yang lebih baik dan lebih kekal diakhirat.
tak ada beda antara keduanya,meski Andaikan yang terjadi didunia ini selalu sesuai dengan apa yang kita ingini,
Tentulah jannah tak dirindukan lagi.Dan andai tidak ada dukalara didunia ini,
niscaya tak ada istimewanya rehat diakhirat nanti.
Berbeda corak dan variasi. Tak hanya itu, menjadi pejuang kebathilan juga
mengharuskan mereka untuk bersusah payah dalam berusaha. Bedanya, ada
Karenanya, ucapan penghuni jannah saat memasuki jannah adalah,
pengharapan baik bagi orang mukmin sehingga bisa menjadi pelipur lara baginya.
AllahTa'ala berfirman,
“Segala puji bagi Allah yang telah menghilangkan duka cita dari
kami.”(QS.Fathir:34)

Semoga Allah memasukkan kita ke dalam jannah, aamiin.

Dan janganlah kalian berhati lemah dalam mengejar mereka (musuhmu). Jika
kamu menderita kesakitan, maka ketahuilah mereka pun menderita kesakitan
(pula), sebagaimana kamu rasakan. Sedang kamu masih dapat mengharapkan
dari Allah apa yang tidak dapat mereka harapkan. ”(QS.an-Nisa':104)

Anda mungkin juga menyukai