Anda di halaman 1dari 20

Advokasi Legislatif

Hambatan untuk berpartisipasi secara efektif dalam advokasi legislative: pengetahuan yang terbatas
tentang proses legislative; tidak menghargai politik dan pembuatan kesepakatan; ketidaksabaran
mengenai jangka waktu yang dibutuhkan untuk membuat perubahan; keasyikan dengan isu-isu kinis dan
kriteria profesionalisasi; dan kurangnya isi tentang advokasi legislative dalam kurikum pendidikan
professio

Representasi
Sebagaimana Dluhy (1981) mencatat “advokat sering mewakili klien mereka dalam proses politik.”
Kenyataannya, advokat memiliki banyak kesempatan yang berbeda untuk mengkomunikasikan
kepentingan klien mereka terhadap legislator, komiti, kaukus, pawai, didepan media, dalam ringkasan
kebijakan dan proposal, surat, pesan email, rilis berita, kesaksian, dan sebagainya. Ketika advokat
legslatif pekerjaan sosial mewakili gagasan dan kepentingan klien terhadap pembuat keputusan, mereka
juga mencoba untuk memberdayakan klien mereka untuk membela kasus mereka sendiri dan berdiri
untuk keinginan mereka sendiri. Dalam tradisi demokratis dari pemerintah, semua warga Negara
memiliki hak konstitusional untuk berkumpul, menyatakan gagasan mereka kepada wakil yang
terpilih, dan untuk ‘didengar”. Ekspresi yang luas dari representasi dan menentkan-diri sendiri
merupakan jantung dari advokasi legislative.

Eklusivitas
Dua aspek yang secara khusus mempengaruhi terhadap eklusivitas: 1) kebutuhan untuk membangun
koalisi, dan 2) kebutuhan yang sering akan negosiasi dan kompromi untuk mencapai kesepakatan
tentang bills (rancangan) dan proposal legislative.

Kebutuhan untuk Membangun Koalisi.


Membangun koalisi merujuk pada salah satu prinsip dasar, dari “memperluas basis dukungan”. Banyak
kelompok membentuk koalisi dengan yang lain yang berbagi nilai dan tujuan yang sama, dan melalui
gabungan sumber-sumber, mereka berharap untuk mencapai status yang lebih kuat dan seragam.
Keputusan tentang berapa banyak waktu dan energy yang advokat harus gunakan terhadap agenda
koalisi versus prioritas dari kepentingan dan hak-hak klien perlu dibuat. Ini menjadi sulit karena
memotong terhadap aktivitas atau meninggalkan koalisi dapat memberikan isyarat dari semangat yang
tidak kooperatif atau persepsi oleh anggota yang lain bahwa advokat tidak ingin mendukung aktivtas
kerjasama. Hubungan jangka panjang dengan koalisi harus juga dipertimbangkan, dan mungkin ada
solusi parsial yang memungkinkan advokat untuk melanjutkan untuk mendukung koalisi, tetapi masih
memfokuskan sebagian besar pada klien mereka. Walaupun asesmen tersebut dibuat, advokat pada
akhirnya harus menilai seberapa baik kebutuhan klien mereka sedang dilayani.

Keperluan Negosiasi dan Kompromi.


Berapa banyak negosiasi dan kompromi yang dapat diterima oleh advokat pekerjaan sosial tanpa
mengorbankan eklusivitas dari klien mereka? Advokat sering menghadapi realita bahwa rancangan
(bill) mungkin tidak lulus dengan sukses dalam setiap forum. Mereka harus menilai berapa banyak
pengenceran dari kebutuhan klien mereka dapat diterima dan kapan itu penting untuk menggambar
sebuah garis dan menunjukkan bahwa terlalu banyak kompromi itu berbahaya bagi klien. Jika klien
harus menyerahkan tingkat otonomi, manfaat atau hak, maka advokat harus siap untuk mewakili klien
mereka pada tingkat yang paling tidak secara minimal melindungi kesejahteraan mereka dan mencegah
bahaya.
Mutualitas
Advokasi legislative dengan tegas berdasarkan pada penghargaan, pemberdayaan, dan pembuatan
keputusan bersama antara pekerja sosial dan klien mereka. Advokat harus hati-hati tidak memikul
terlalu banyak tanggungjawab untuk mengidentifikasi kebutuhan dan menetapkan agenda legislative,
atau berkaitan dengan hak klien untuk menolong diri mereka. Sikap paternalistic dari mengetahui “apa
yang terbaik bagi klien’ harus dihindari.
Terdapat banyak kesempatan untuk kolaborasi bersama selama advokasi legislatif. Dalam memilih
masalah, klien dan advokat bekerja bersama dalam mengidentifikasi perhatian khusus. Kadang-kadang,
klien dapat menjadi juru bicara untuk sebuah usulan (bill) dan dapat memberikan kesaksian depan
komiti atau pada pendapat public. Upaya lobi oleh klien sering merupakan diantara yang sangat efektif
karena perwakilan mereka lebih memungkinkan untuk mendengar kepentingan konstituen. Kehadiran
dan pertisipasi selama perencanaan atau sesi strategi juga merupakan kesempatan untuk bekerjasama
bersama tentang aktivitas dan pemecahan masaslah. Upaya-upaya harus dibuat untuk berbagi
perkembangan tentang status dari usulan (bill) dan kemajuannya melalui sistem legislatif. Jika
perubahan dalam legislasi akan diperkenalkan, berbagi informasi ini dengan klien secara tepat waktu
menunjukkan saling menghormati.
Dalam arena legislative, tekanan yang mempegaruhi keseimbangan dari saling menghormati dan aliran
pembuatan keputusan terutama dari kekacauan pembuatan keputusan legislative. Perubahan final,
menit terkahir sering terjadi yang memungkinkan untuk masukan minimum dari setiap orang yang
secara fisik tidak hadir selama diskusi atau pertukaran verbal. Jika advokat telah berada dalam
komunikasi secara konsisten dengan klien sebelum dan selama sesi legislative, maka mereka sangat
mungkin akan mampu mewakili kepentingan bersama dari klien secara akurat. Laporan tentang
perubahan tersebut perlu diberikan kepada klien sesegera mungkin. Jika perubahan tersebut ditolak
oleh klien, maka advokat harus mencoba untuk merubah keputusan sebelumnya.

Penggunaan Forum
Advokat legislative seringkali mewakili klien mereka dalam seting seperti forum seperti dengar
pendapat umum, kaukus, kesaksian depan komiti, memantau diskusi/debat dilantai kamar legislative,
pemeriksaan anggaran, dan rapat-rapat yang lain dimana keprihatian dan masalah disampaikan
didepan anggota parlemen. Advokasi dalam sebuah seting forum mencakup tiga karakteristik berikut:
(1) forum adalah sebuah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran; (2) anggota forum memiliki
kapasitas untuk membuat keputusan; dan (3) forum menggunakan sekumpulan prosedur khusus.

Kesempatan untuk Meningkatkan Kesadaran. Banyak mempertanyakan nilai dari kesaksian dalam
sebuah forum dan efektivitasnya dalam mempengaruhi legislator, tetapi sedikit yang meragukan bahwa
diskusi public tersebut membantu tingkat kesadaran/pengetahuan tentang sebuah masalah. hampir
semua organisasi yang mencurahkan untuk mempengaruhi legislasi terlibat dalam forum,
memberikan kesaksian pada pemeriksaan dan depan komiti.

Kapasitas para Anggota Forum untuk Membuat Keputusan. Dalam arena legslatif, semua dari pejabat
terpiliah adalah pembuat keputusan, yang diberikan otoritas untuk membuat keputusan tentang
kebijakan, anggaran, dan program. Setiap komiti memiliki ketua dan wakil ketua yang memegang
kekuasaan tertentu atas agenda dan prosedur dari komiti mereka. Advokat pekerjaan sosial bijak untuk
mempelajari siapa para pembuat keputusan ini bersama dengan prioritas mereka. Akhirnya, berjalan
atau gagalnya sebuah usulan (bill) akan bersandar dengan legislator karena mereka secara formal dan
konstitusional dipilih untuk membuat keputusan tentang urusan dari distrik, wilayah mereka.
Prosedur Khusus. Setiap badan legislative memiliki serangkat aturan yang diikuti untuk melaksanakan
pengesahan, amandemen, atau pengeluaran undang-undang. Untuk menjadi advokat yang efektif pada
badan legislative berarti mengetahui secara baik aturan yang mangatur, jalannya panitia dan sub
panitia sehari-hari, tahap-tahap pengesahan sebuah rancangan/usulan, batas waktu, jenis keputusan
yang dibuat, dan aturan perilaku. Masing-masing badan legislative mempublikasikan aturan dan
prosedurnya dan menyediakan untuk siapa pun yang meminta.
Ezel (1993) tidak menyarankan setiap kesimpulan dari data ini, tetapi nampaknya bahwa, untuk alasan
apapun, pekerja sosial professional tidak sering menggunakan forum badan legislative sebagai cara
untuk mewakili klien. Diantara alasan tersebut, kita berspekulasi, adalah (1) kelanjutan, ambivalen
diantara pekerja sosial, tentang peranan mereka, (2) ketidaknyamanan dengan politik karena ini
berhadapan dengan kekuasaan, (3) kegelisahan dengan politik karena politik adalah “urusan yang
kotor; (4) kurangnya latihan dalam representasi selama pendidikan professional; dan (5) keyakinan
bahwa kesaksian tersebut tidaka sangat efektif.
Studi menunjukkan bahwa memberikan kesaksian pada forum adalah metode yang sangat luas
digunakan untuk mempengaruhi legislator (Berry, 1977; Schlozman & Tierney, 1986). Tetapi Dear dan
Patti (1981) menunjukkan bahwa forum terbuka tidak selalu dianggap sebagai cara yang efektif untuk
mempengaruhi legislator. Merubah opini melalui kesaksian diragukan, karena legislator sering
menyusun pendapat mereka awal atau menggunakan staf atau rekan kerja sebagai sumber informasi
yang dipercaya. Kontak pribadi,menulis surat, monitoring legislasi, dan menyediakan hasil riset
nampaknya bekerja dengan lebih baik. Akan tetapi, Eriksen (1997), Dear dan patti(1981), dan richan
(1996) menunjukkan bahwa kesiaksian dalam sebuah forum dapat memberikan pengaruh sebagai
berikut:
- Forum memberikan kesempatan untuk mempublikasikan sebuah masalah untuk biaya yang
relative murah karena kebanyakan dari mereka dipenuhi oleh media
- Sebuah forum menggambarkan perhatian public terhadap sebuah rancangan (bill) tertentu
- Legislator sering menggunakan forum untuk memobilisir opini public
- Forum menyediakan katup pengaman untuk emosi yang kuat dan memungkinkan
mengeluarkan pendapat faksi-faksi “hari mereka di pengadilan”

Satu tehnik seorang advokat pekerjaan sosial mungkin ikuti adalah mengorganisir forum public tentang
sebuah topic yang penting atau kebijakan dan mengundang legislator untuk hadir, khususnya jika rapat
tersebut menjanjikan paparan yang positif

Komunikasi
Representasi termasuk mengkomunikasikan ide-ide dan kepentingan atas nama klien kepada mereka
yang mampu menghasilkan perubahan yang diinginkan atau peningkatan kondisi. Sebagai advokat,
pekerja sosial dituntut untuk sering berbicara dan menulis tentang masalah yang mempengaruhi klien
mereka.

Berbicara. Istilah kesaksian (testimony) sangat sering digunakan saat merujuk pada berbicara di depan
umum tentang sebuah urusan di depan forum legislative, contohnya, dengar pendapat, rapat komiti
dan sub komiti, dan komisi. Tiga bidang yang harus disadarai oleh advokat pekerjaan sosial: (1)
efektivitas kesaksian, (2) aturan untuk mempersiapkan dan memberikan kesaksian, dan (3) persiapan
klien untuk memberikan kesaksian publik.

Efektivitas kesaksian. Kadang-kadang legislator merasa ragu-ragu terhadap sebuah permasalahan atau
kebutuhan lebih banyak informasi dapat diyakinkan oleh kesaksian (Dear & Patti, 1981), tetapi
kebanyakan pelobi dan advokat merasa terpaksa untuk memberikan kesaksian untuk meyakinkan
bahwa pandangan mereka dicatat. Menurut Richan (1966), untuk memberikan atau tidak memberikan
kesaksian adalah pertanyaan yang diperdebatkan karena ia yakin bahwa forum dengar pendapat adalah
bagian intergral dari proses politik dan sedikit kemungkinan mereka akan dihilangkan. Jika tidak secara
mutlak efektif, kesaksian masih diperlukan.

Aturan untuk mempersiapkan dan menyampaikan kesaksian. Kebanyakan kesaksian didasarkan pada
pernyataan tertulis sekitar dua halaman panjangnya. Kesaksian seharusnya diatur sebagai sebuah
ringkasan dari argument, data, temuan riset, dan analisis dari kebijakan yang diusulkan. Terbaik untuk
membatasi pernyataan sampai tiga atau empat poin pokok. Itu seharusnya ditulis dengan jelas, tanpa
istilah, yang menggunakan data factual dan sumber-sumber kutipan. Sherwell (1978) menyarankan
untuk memulai dan mengakhiri pernyataan dengan poin yang sangat kuat dan meninggalkan
statemen yang penting di pertengahan.
Terdapat beberapa alasan untuk menyerahkan pernyataan yang dipersiapkan kepada komiti sebelum
memberikan keaksian:
1. Pernyataan akan menjadi bagian dari catatan permanen dari komiti
2. Dokumen tersebut menunjukkan pendekatan profesional, serius terhadap masalah
3. Pembahasan tentang masalah yang diperpanjang melewati batas waktu dengan pendapat
adalah memungkinkan; data dan informasi rinci dapat dimasukkan
4. Media berita kemungkinan menggunakan materi tertulis yang telah dipersiapkan
5. Saksi dipaksa untuk diatur secara hati-hati dan berdisiplin dalam memilih kata, data, dan
strategi untuk mengungkapkan ide-ide.

Advokat harus memulai dengan memperkenalkan diri mereka, afiliasi organisasi mereka, pengalaman
pribadi masa lalu, dan keahlian untuk membangun kredibiltas sebagai seorang saksi. Mereka kemudian
harus memulai kesaksian dengan mengakui ketua dan berterima kasih untuk mengizinkan dia berbicara.
Pernyataan mendukung atau menentang rancangan proposal atau tindakan kemudian dibuat, diikuti
oleh ringkasan rekomendasi dan penjelasan tentang mengapa advokat tertarik dalam rancanan
tersebut, bagaimana mereka sampai pada kesimpulan mereka, dan siapa yang mendapat manfaat dan
siapa yang dirugikan. Masalah seharusnya digaris bawahi secara singkat, dan solusi atau alternative
yang lebih diinginkan seharusya ditawarkan. Grafik, chart, atau bantuan visual seharusnya di gunakan
jika mungkin. Kesaksian secara khusus dibatasi lima sampai sepuluh menit. Pada akhir, rekomendasi
diringkas, dan advokat seharusnya menawarkan jawaban setiap pertanyaan.

Persiapan klien atau merayakan sebagai saksi pada dengar pendapat legislatif. Kesaksian klien atau
warga masyarakat bahkan dapat lebih efektif daripada kesaksian penyedia pelayanan atau ahli sesuai
McInnis-Dittrich (1994). Pengalaman pribadi dengan nuansa emosional mereka sering merupakan
kesaksian yang lebih meyakinkan. Representasi-diri klien tersebut juga memberdaakan klien.
Perayanan atau “nama besar” menarik perhatian public secara signifikan terhadap sebuah isu/masalah
atau proposal, dan kesaksian mereka hampir selalu diambil secara serius.
Advokat harus percaya bahwa klien dan selebritis akan berbicara dengan jelas dan dengan keyakinan.
Sangat penting untuk melatih dan mempersiapkan mereka untuk apa yang mungkin terjadi selama dan
setelah kesaksian mereka. Sesi orientasi harus diadakan sebelumnya, menggarsibawahi harapan,
mengingatkan jebakan, menyediakan argument kunci, mewaspadai mereka terhadap pertanyaan
potensial, memberitahukan mereka siapa anggota komiti, dan menyarankan mereka tidak untuk
menyampaikan keberatan didepan komiti (Berger, 1977; Mahaffey, 1972). Permainan peran adalah
strategi yang disarankan untuk beberapa klien yang merasa cemas untuk memberi kesaksian. Dengan
persiapan yang memadai, individu ini dapat menyediakan kesaksian yang kuat.
Menulis. Ketrampilan menulis merupakan sumber yang penting yang digunakan oleh advokat pekerjaan
sosial dalam seting legislative. Barangkali karakteristik yang sangat dihargai dari dokumen legislative
tertulis adalah keringkasan – pendek dan ke pokok permasalahan. Penulis menyarankan perhatian
tertentu harus diberikan kepada : (1) menulis surat, (2) ringkasan kebijakan,(3) penyusunan rancangan,
dan (4) beberapa tugas kecil tetapi penting seperti rilis berita, catatan terima kasih, dan surat untuk
editor.

Menulis surat.
Ketika advokat menulis surat kepada pembuat keputusan tentang legislasi yang diusulkan, mereka
seharusnya mengingat pedoman dasar ini:
- Jaga surat pendek dan padat
- Identifikasi nama dan nomor usulan dari legislasi yang anda tulis
- Nyatakan alasan anda untuk menulis dan nyatakan posisi anda, kutip fakta, statistik, dan
pengalaman pribadi
- Jangat berasumsi legislator mengetahui sebanyak yang anda ketahui tentang legislasi
- Konstruktif. Jika anda menolak legislasi, sarankan alternative
- Ingat anda sedang menulis terhadap pejabat terpilih. Jangan terlibat dalam memanggil-nama
atau mengancam pejabat tersebut jika dia tidak sepakat dengan anda
- Ingatkan legislator (jika mungkin) bahwa anda tinggal di distriknya
- Mohon jawaban terhadap surat anda. Masukan nama lengkap dan alamat anda

Ringkasan kebijakan
Ini adalah dokumen satu atau dua halaman yang menyediakan sekumpulan argumen secara rinci
tentang dua sisi dari sebuah persoalan dengan bukti yang mendukung (Richan, 1996; Segal & Brzuzy,
1998). Ringkasan kebijakan (policy brief) berisi analisis dari undang-undang yang ada, pernyataan jelas
dari masalah, proposal dan sudut pandang baru, alasan untuk merubah kebijakan yang ada,
rekomendasi khusus, dan keberatan yang mungkin terhadap proposal baru (Jansson, 1999; Kaminski &
Walmsley, 1995).
Richan (1996) mengusulkan bahwa ringkasan kebijakan terdiri dari sekumpulan argument berdasarkan
pada pertanyaan berikut:
1. Apakah ada kebutuhan untuk sebuah perubahan?
2. Apakah rencana yang diusulkan atau proposal akan memenuhi kebutuhan tersebut? Bagaimana
ini akan meningkatkan sesuatu?
3. Apakah rencana tersebut memungkinkan? Pertanyaan biaya dan konstitusional sering muncul
disini
4. Apakah manfaat yang diusulkan dari rencana tersebut melebihi kerugian atau akibat yang tidak
diharapkan?
Ringkasan kebijakan seharusnya dibangun dari umum ke khusus, dan informasi latar belakang
seharusnya singkat dan tepat.

Penyusunan usulan (bill drafting)


Penyusunan usulan dan proposal legislative adalah tugas menulis yang lain untuk mempengaruhi proses
pembuatan kebijakan. Kegiatan ini memerlukan pengetahuan tentang undang-undang dan terbiasa
dengan aturan yang ada, kebijakan, dan program yang berkaitan dengan legislasi yang diusulkan
tersebut (Kirst-Adhma & Hull, 1993)
Kebanyakan proposal legislative dikirim ke unit yang sudah ada, kadang-kadang disebut “layanan
legislative”, dimana draft tersebut akan diulas oleh seorang pengacara. Perbaikan yang disarankan
dalam bahasa dibuat, tujuan dan usulan tesebut diklarifikasi, dan perhatian yang teliti diberikan pada
komposisi dari usulan tersebut. Dengan bantuan staf, advokat dapat menyusun usulan yang didukung
oleh legislator, yang mungkin juga ingin memasukkan beberapa idenya kedalam usulan tersebut.

Tugas menulis yang penting lainnya


Ini termasuk tugas seperti menulis surat terima kasih, rilis berita, dan surat ke editor. Penting untuk
menulis surat terima kasih ke semua – legislator, staf, dan anggota kelompok – yang telah membantu
upaya legislative anda apakah berhasil atau tidak.
Rilis berita adalah tugas menulis bagi advokat yang mencoba untuk mendapatkan media berita guna
meliput agenda legislative mereka, khususnya dalam surat kabar harian.
Surat untuk editor. Surat untuk editor adalah tugas menulis lainnya yang dapat digunakan oleh advokat
legislative. Richan (1996) menyarankan bahwa surat ke editor dapat digunakan untuk mempengaruhi
pembuatan kebijakan. Akses terhadap surat kabar dan pembacanya adalah mudah, sehingga ini
adalah cara yang baik untuk memperjuangkan sebuah usulan. Dia menyarankan bahwa surat sangat
efektif ketika ini “(1) adalah bagian dari upaya yang terorganisir yang melibatkan beberapa orang tetapi
(2) jangan melihat kesana”

PENGARUH
Pengetahuan dan ketrampilan dalam mempengaruhi orang lain adalah sama penting dengan
representasi yang efektif dalam advokasi legislative. Arena kebijakan menawarkan salah satu dari
kesempatan yang tersedia bagi advokat pekerjaan sosial untuk mencoba mempengaruhi atau
memodifikasi regulasi atau undang-undang yang berpengaruh buruk terhadap klien mereka.

Mengidentifikasi Masalah dan Menetapkan Tujuan


Advokat legislative menyadari bahwa tantangan pertama adalah mendapatkan sebuah masalah/isu,
yaitu, hal yang sangat penting, pada agenda dari legislator sehingga ini akan dipertimbangkan secara
serius dan didukung untuk perubahan yang positif. Karena legislator diminta setiap tahun untuk
memperhitungkan beratus-ratus kemungkinan proposal, sangat penting bagi advokat untuk
mengidentifikasi masalah yang akan mendapatkan dan mempertahankan perhatian dari para
pembuat keputusan ini. Demikian juga, ketika masalah telah disepakati, advokat harus menetapkan
tujuan yang realistis yaitu, pernyataan yang jelas tentang harapan mereka, ekpektasi, dan keinginan
dalam arena legislative, advokat sering mencoba untuk membuat tujuan yang masuk akal, bukan tujuan
yang absolut, karena terdapat banyak masalah yang bersaing dan sumber terbatas, mereka
mencerminkan realita yang sulit untuk mencoba mempengaruhi proses legislative.
Penulis mengidentifikasi pertanyaan khusus berikut untuk advokat legislative: (1) Bagaimana
masalah/isu dapat diklasifikasikan dalam arena legislative? (2) Apa cara terbaik untuk merumuskan isu
legislative sehingga ini mendapatkan (masuk) pada agenda? dan (3) Apa yang advokat lakukan untuk
menetapkan tujun legislative yang realistik untuk masalah mereka?

Bagaimana masalah/isu dapat diklasifikasikan dalam arena legislative?


Masalah yang diusulkan sebagai usulan dalam proses legislative jarang sama. Keberhasilan dalam
penerimaan sebuah usulan tergantung pada banyak factor yang mungkin atau tidak mungkin
bergantung pada kemampuan advokat untuk mempengaruhi. Dear dan Patti (1981) menyarankan
bahwa terdapat masalah-masalah tertentu yang memiliki kemungkinan yang rendah untuk diterima:
- Dampak fiscal yang tinggi: usulan akan memerlukan alokasi uang yang besar
- Perubahan sosial pokok: banyak orang, lembaga, dan program akan terpengaruh. Sistem
pemberian pelayanan dapat dirubah. Elijibiltas untuk pelayanan diperluas secara signifikan
- Isi yang tidak popular: usulan merujuk pada sebuah topik atau kelompok yang terkontaminasi
oleh opini yang popular sebagai buruk, tidak berguna, atau tercela.
Terdapat juga permasalahn tertentu yang memiliki kemungkinan yang besar untuk diterima:
- Dampak fiscal yang rendah: biaya pelaksanaannya rendah atau tidak ada
- Perubahan sosial yang kecil atau tidak ada: perubahan yang diusulkan adalah perbaikan
minimal atau klarifikasi yang kecil dari regulasi
- Isi yang popular: publik merasa senang atau simpati terhadap topic atau kelompok yang
menerima manfaat dari usulan tersebut. Isu pendidikan dan proposal kekerasan anak sering
masuk dalam kategori ini

Apakah cara terbaik untuk merumuskan masalah legislative sehingga ini mendapatkan (masuk)
pada agenda?
Advokat harus mencari bahasa tertulis yang menyatakan masalah dalam cara tertentu sehingga
legislator terdorong untuk bertindak atas nama mereka. Advokat dapat mempelajari apa isu dan
masalahnya secara personal penting bagi legislator dan dapat menunjukkan bahwa solusi mereka
akan membantu legislator memecahkan masalah.
Institute Advokasi (1990) menyarankan bahwa masalah tersebut harus dirumuskan untuk
menyampaikan kesatuan dan nilai seperti keadilan, kewajaran, keadilan, dan kejujuran. Ini harus
menghadapi tidak hanya perhatian yang sempit dari kelompok advokasi, tetapi kelompok yang
terluas dari pendukung potensial. Penulis menyarankan bahwa lebih banyak niali-nilai positif ini
dirumuskan didalam sebuah masalah, lebih banyak kemungkinan ini akan didukung, dan bahwa
jika oposisi dapat dikaitkan dengan nilai negative, maka kesempatan dari dukungan tambahan
diperkuat.
Institute Advokasi (1990) menyarankan bahwa kesederhanaan, kejelasan, dan fokus pada sejumlah
kecil tema efektif ketika menyusun sebuah masalah. Erikson (1997) meminta advokat untuk
medefinisikan masalah dalam arti kebutuhan konsumen atau klien dan pengurangan biaya.

Apa yang advokat dapat lakukan untuk menetapkan tujuan legislative yang realistis untuk masalah
tersebut?
Dear dan Patti (1981) mencatat bahwa ada dua alternative: (1) mengurangi skope dan biaya dari
proposal untuk menghindari penolakan oleh badan legislative, dan (2) lanjutkan dengan inisiatif
tersebut, walaupun kesempatan ramping untuk perjalanan, dalam harapan untuk mencapai
keuntungan kecil melalui kompromi
Richan mengajukan pembedaan yang lain bagi advokat untuk digunakan ketika menetapkan tujuan:
bekerja untuk tujuan tambahan, atau bekerja untuk tujuan perubahan fundamental. Yang
pertama ditujukan untuk membuat perubahan sederhana/sedang dalam arena legislative dan
bergerak terus menerus kearah perubahan yang kecil tetapi penting yang akan mempengaruhi klien.
Yang berikutnya ditujukan pada perubahan dasar dan perubahan dari program atau sistem
pemberian pelayanan.
Patti dan Dear (1975) merekomendasikan bahwa pekerja sosial secara aktif mempromosikan
kepentingan klien mereka dalam arena legislative, tetapi sadar bahwa upaya mereka hanya
merupakan satu elemen dalam “sekumpulan kekuatan yang berinteraksi” dan tekanan yang
mempengaruhi proses legislative. Advokat pekerjaan sosial tidak akan pernah mampu untuk
mengatisipasi atau mengontrol semua kemungkinan yang muncul dalam mempengaruhi pembuat
keputusan, tetapi mereka dapat menjadi bagian dari proses tersebut.

Mendapatkan Fakta
Fakta adalah energy yang mengarahkan proses kebijakan (Morgan, 1983). Mattison dan Storey
(1992) menyatakan bahwa terdapat dua jenis umum dari fakta yang berguna dalam upaya advokasi
legislative: (1) fakta tentang masalah itu sendiri, dan (2) fakta tentang orang yang dipengaruhi oleh
masalah dan orang yang memiliki pengaruh untuk mengatasinya. Fakta yang harus diungkapkan
menunjukkan adanya masalah, bagaimana kedalaman masalah, apa yang akan terjadi ketika gagal
untuk mengambil tindakan, dan berapa banyak untuk mengatasi masalah akan membutuhkan biaya
dalam anggaran tahunan legislative. Pengetahuan yang akurat tentang proses legislative juga
penting.
Penulis telah mengidentifikasi pertanyaan berikut yang terkait dengan mendapatkan fakta untuk
advokat legislative: (1) Apa jenis fakta yang berguna dalam advokasi legislative? (2) Apakah proses
legislatif rasional dan berbasis data? (3) Dimana seharusnya advokat legislative mencari fakta, dan
bagaimana mereka harus menggunakannya untuk mempromosikan agenda legislative mereka?
dan (4) Bagaimana tentang teknologi dan advokasi legislative?

Apa jenis fakta yang berguna dalam advokasi legislative?


Penting bagi advokat untuk mendapatkan atau mengetahui fakta tentang berikut: (1) masalah dan
orang yang terdampak oleh legislasi, (2) proses legislasi, (3) informasi fiscal, (4) undang-udang,
dan (5) lingkungn politik
Fakta yang sangat penting adalah utuk menunjukkan seakurat dan sejelas mungkin kebutuhan ril
klien. Masalah tersebut harus dinilai, didokumentasikan, dianalisis, dan diteliti secara seksama,
menangani sejarah dan dimensi dari masalah, dampak terhadap klien, biaya manusia, dan dampak
terhadap komunitas dan masyarakat. Dalam arena legislative, penting untuk membandingkan
kebutuhan klien dengan orang lain dan menunjukkan mengapa klien ini lebih buruk dan lebih
membutuhkan kebijakan yang diusulkan (Dluhy, 1981)
Mahaffey (19720 mendorong advokat pekerjaan sosial untuk menyadari bahwa untuk
mempengaruhi proses politik, mereka pertama harus memahaminya. Penting untuk mengetahi
proses actual dan prosedur tentang “bagaimana sebuah usulan menjadi undang-undang” dalam
dewan kota, badan legislative Negara bagian, atau kongres.
Biaya dari inisiatif legislasi baru merupakan fakta yang penting untuk dikembangkan dan didukung
(Johnson,1995). Analisis fiscal termasuk biaya memulai dan tahun pertama dan pengeluaran yang
berlangsung (Haynes & Mickelson, 1997).
Advokat harus mengetahui apa undang-undang dan aturan yang ada yang berhubungan dengan
masalah mereka sehingga mereka dapat menunjukkan apa yang usulan baru ini akan tambahkan
atau ambil.
Advokat perlu mengetahui fakta tentang lingkungan politik era masalah atau proses.

Apakah proses legislative rasional dan berbasis data?


Patti dan Dear (1975) mengingatkan kita bahwa penting untuk mengenal bahwa pembuatan
keputusan legislative jarang merupakan proses yang rasional seluruhnya. Legislator menghadapi
banyak kekuatan yang mempengaruhi pembuatan keputusan mereka, merubah prioritas dan
memungkinkan motif yang kompleks memasuki proses rasional. Kepentingan-diri politis,
pandangan dari konstituen mereka, nilai pribadi, pengalaman hidup, suatu teladan, dan
kebutuhan untuk menyeimbangkan tidak hanya satu nilai, tetapi banyak nilai adalah diantara
alasan bahwa logika yang jelas, menarik dan fakta yang jelas tidak selalu menang
Advokat pekerjaan sosial harus memahami topik dan mampu menghimpun, menggunakan, dan
menyampaikan fakta kapan pun diperlukan. Catatan akhir oleh Melton (1983): advokat yang
berhasil menggabungkan rasionalias dan komitmen. Fakta yang disampaikan tanpa rasa komitmen
pribadi terhadap usulan atau masalah biasanya tidak meyakinkan.

Dimana seharusnya advokat legislative mencari fakta, dan bagaimana seharusnya mereka
menggunakannya untuk mempromosikan agenda legislative mereka?
Terdapat sumber informasi yang hampir tak terbatas bagi seseorang yang ingin meluangkan waktu
mencarinya. Richan (1996) mengingatkan kita bahwa informasi tersebut dapat diakses dengan
mudah dan kebanyakan bebas untuk diminta di perpustakaan, di website dan dalam lembaga
pemerintah dan badan legislative. Studi yang ditugaskan, survey, jejak pendapat, riset yang
didanai, clearinghouses, dan asosiasi Negara dan komunitas sering menghasilkan temuan yang
berguna bagi advokat.
Ketika itu datang untuk menggunakan fakta secara efektif, ide berikut disarankan:
1. Gunakan informasi dan data yang dikumpulkan dalam riset untuk memberikan kesadaran dan
kampanye pendidikan bagi legislator, publik umum, dan kelompok profesional. Pidato, video,
overhead transparances, dan poster dapat dikembangkan
2. Fakta seharusya disampaikan dalam satu lembar handout, yang kering. Handout ini harus
mengutamakan fakta, menunjukkan perubahan yang diperlukan, mempromosikan usulan, dan
dirancang secara menarik dan menyenangkan mata (Morgan, 1983). Ini adalah sumber yang
baik untuk diletakkan dalam tangan legislator
3. Kaminski dan Walmsley (1995) mencatat bahwa advokat biasanya mengumpulkan lebih banyak
informasi daripada yang mereka gunakan dalam handout fakta satu atau dua halaman. Mereka
menyarankan bahwa informasi tambahan dibuat dalam apendik dan dilampirkan dalam
dokumen lain atau diserahkan pada dengar pendapat atau pemeriksaan
4. Smith (1979) mencatat bahwa dalam sebuah studi tentang legislator, 47% memberikan alasan
berikut untuk mendengarkan kelompok advokasi: penyediaan informasi. Ini nampaknya logis
bahwa advokat harus melengkapi data mereka, fakta, studi, analisis, dan statistik kepada
legislator secara regular
5. Jika anda menggunakan data statistik dalam handout atau presentasi, Richan (1996)
menyarankan bahwa advokat harus : (1) jelas tentang apa yang diukur, khususnya perbedaan
antara frekuensi (jumlah total) dan tingkat (rasio antara kasus aktual dan kasus yang mungkin);
(2) berikan periode waktu, misalnya, dari 1 Januari 1999 sampai 31 Desember 2002, dan (3)
identifikasi wilayah geografis secara jelas contohnya, Negara bagian, wilayah, kota, atau
nasional.

Bagaimana tentang teknologi dan advokasi legislative?


Informasi yang tepat waktu dan dapat diakses penting bagi advokat untuk menyusun strategi dan
pencarian fakta. Dengan internet, akses cepat untuk informasi memberikan kesempatan baru bagi
advokat untuk mempengaruhi legislator dan proses pembuatan kebijakan (Bryer & Magrath, 1999).
Advokat pekerjaan sosial juga harus mulai menggali penggunaan email, website, kelompok diskusi,
dan e-petisi untuk mengontak legislator dan untuk menggalang dukungan untuk posisi mereka.

Merencanaan Strategi dan Taktik


Advokat yang efektif merencanakan strategi mereka pertama-tama, sebelum mengambil
tindakan. Biasanya kelompok kecil rapat dan mengambil pandangan yang luas dan panjang tentang
inisiatif legislative yang diusulkan, menetapkan prioritas, mengembangkan tujuan secara fleksibel,
memutuskan pertempuran mana layak diperjuangkan, dan kemudian menyelesaikan tugas untuk
menentukan bagaimana mereka akan mencapai apa yang mereka harapkan. Sebuah keputusan
tentang rencana keseluruhan atau cetak biru yang luas (strategi) harus dibuat, diikuti oleh
pemilihan tindakan hari ke hari (taktik) yang dirancang untuk melaksanakan strategi.
Pengorganisasian upaya ini dan distribusi tugas-tugas yang diberikan kepada advokat perorangan
diperlukan sebelum dan selama sesi legislative.

Strategi dan taktik Kolaboratif


Ketika legislator dianggap berbagi banyak nilai-nilai dasar dari advokat, telah bekerjasama
sebelumnya pada isu yang serupa, nampaknya tidak terinformasikan, atau hanya membutuhkan
lebih banyak informasi, strategi kolaboratif biasanya tepat. Terdapat sedikit jika ada konflik antara
legislator dan advokat, dengan komunikasi terbuka mengalir dengan mudah diantara keduanya.
Advokat harus ingat untuk memberikan alasan yang memadai dan penutup politik bagi legislator
dalam mencari dukungannya dari usulan yang diajukan. Strategi kolaboratif dapat dilaksanakan
dengan menggunakan taktik berikut:

Bertemu dengan legislator dan staff.


Pertemuan pribadi dengan legislator dan staf merupakan praktek umum untuk kelompok advokasi.
Pertemuan ini seharusnya direncanakan dengan baik dan dipandang sebagai cara untuk
menyampaikan informasi kepada legislator atau anggota staf. Advokat harus mengidentifikasi diri
mereka sebagai konstituen bila memungkinkan dan secara sopan menyampaikan posisi terhadap
sebuah masalah dengan anekdot klien dan pribadi yang menyertai. Pertemuan tersebut harus
singkat, padat, ramah, dan informative. Tinggalkan lembaran fakta dan kartu nama, dan kirim
catatan terima kasih.

Menyediakan informasi.
Smith (1979) mencatat bahwa factor yang sangat penting yang menentukan pengaruh kelompok
adalah kemampuan kelompok untuk menyediakan informasi teknis dan politis kepada pembuat
undang-undang. Informasi ini harus tepat waktu dan tersedia ketika dibutuhkan; ini harus
seimbang dan kredibel, ditujukan untuk memecahkan masalah, bukan propaganda dan sempit,
dan ini harus menyediakan basis untuk proposal alternative dan pilihan-pilihan yang
memungkinkan (Patti & Dear, 1975)

Menyediakan data dampak fiscal.


Barangkali informasi yang sangat signifikan yang dapat disediakan oleh advokat bagi pembuat
keputusan adalah terkait biaya. Legislator menginginkan untuk mengetahui berapa banyak
kebijakan baru atau yang dimodifikasi akan membutuhkan biaya, murni dan sederhana. Analisis
fiscal yang teliti oleh advokat dperlukan, yang mengcover biaya untuk memulai, biaya tahun
pertama, dan biaya yang berlangsung seperti, staf, overhead, dan perlengkapan khusus. Kontribusi
dalam bentuk barang seharusnya dihitung dengan tepat. Biaya manusia juga dapat dikalkulasi,
termasuk apa yang menjadi biaya jika usulan yang disampaikan tidak lolos atau berapa banyak
penderitaan manusia akan berlanjut (Haynes & Mickelson, 1977)

Menggunakan seorang legislator yang mendukung untuk memperkenalkan rancangan.


Penting untuk mendapatkan banyak sponsor dari legislasi yang diusulkan karena ini akan
meningkatkan kemungkinan untuk diterima. Disamping terhadap legislator yang simpatik, advokat
juga harus mencoba untuk mendapatkan dukungan bipartisan, pimpinan partai mayoritas, dan
legislator kunci yang kuat yang dihormati diantara para kolega (Kirst-Ashamn, 1993).

Menyusun legislasi bersama.


Menyusun sebuah usulan berarti memilih bahasa, dan memasukkan dimensi solusi yang
menterjemahkan preferensi advokat kedalam bentuk yang nyata dan verbal (Jansson, 1999). Ini
adalah tugas yang sangat penting, dan advokat harus mencoba untuk berpartisipasi penuh dalam
finalisasi susunan kata-kata dari legislasi yang diusulkan. Kerjasama dengan legislator
menggambarkan kesempatan untuk memperkenalkan pilihan dan pelayanan yang mungkin tidak
terperhatikan.
Melaksanakan workshop legislative
Membawa bersama berbagai kelompok, legislator, ahli, pimpinan masyarakat, klien, dan
konstituen dapat menyediakan alat kepada advokat untuk meningkatkan kesadaran,
mengedukasi peserta, dan memutuskan tindakan yang akan datang. Advokat mungkin ingin
mengorganisir workshop sekitar masalah mereka yang sangat prioritas dan mencurahkan waktu
untuk membahas dan menganalisisnya untuk mempelajari proposal atau pilihan apa yang mungkin
lolos. Pendukung sebuah usulan juga diidentifikasi berdasarkan pada partisipasi mereka dalam
workshop.

Strategi dan Taktik Kampanye.


Ketika legislator dianggap netral, tidak peduli, atau apatis tentang inisiatif yang diusulkan,
advokat akan memilih strategi kampanye. Legislator berbagi lebih sedikit nilai, memiliki sikap yang
berbeda, dan menanamkan sedikit dalam hasil dari legislasi tersebut. Hubungan mereka dengan
advokat dingin dan jauh, dan barangkali perjumpaan ini adalah pertama kali mereka bekerja
berdampingan. Legislator mungkin memiliki sikap “perlihatkan saya”, yang memaksakan advokat
untuk menggunakan ketrampilan persuasive secara efektif. Konflik dan tekanan mungkin muncul.
Pada satu waktu atau lainnya, advokat dan legislator berada pada sisi yang berlawanan dari legislasi
lainnya. Strategi kampanye dapat dilaksanakan dengan menggunakan taktik berikut:

Melobi legislator satu per satu.


Smith (1979) mengutip studi yang menunjukkan pentingnya interaksi antara legislator dan advokat,
yang menunjukkan bahwa frekuensi yang lebih tinggi kontak antara mereka mengarah pada lebih
banyak perubahan dalam opini legislasi. Richan (1996) dan Melton (1982) menyatakan bahwa cara
yang sangat langsung untuk mempengaruhi legislator adalah dengan berbicara dengannya secara
pribadi. Mahaffey (1972) menyarankan karakeristik berikut untuk pelobi: penuh persahabatan,
pandai bicara, ramah tamah, luwes, meyakinkan, mampu bekerja mandiri, sabar, pendengar yang
baik, dan penyusun strategi yang baik. Segal dan Brzuzy (1988) mengatakan bahwa kunci untuk
melakukan lobi secara efektif adalah untuk tetap fokus pada masalah yang menjadi perhatian.
Melakukan lobi dapat juga dianggap sebagai pertukaran dimana advokat menginginkan tindakan
terhadap sebuah usulan dan legislator menginginkan untuk dipilih kembali (Richan, 1996). Jika
advokat memiliki basis kekuatan di belakang mereka, pembuat kebijakan akan menaruh lebih
banyak perhatian terhadap permintaan mereka.

Mengedukasi public
Usulan sering tidak menjadi perhatian rata-rata orang (Kirst Ahamn & Hull, 1993) karena proposal
tersebut diarahkan pada audien yang tidak popular atau kelompok kecil. Advokat harus mencoba
untuk menunjukkan pada orang bagaimana kepentingan diri mereka dikaitkan dengan
kesejahteraan dari kelompok marginal. Orang yang terinformasi biasanya terlibat lebih banyak
dalam proses demokratis (Hoechstetter, 1996)

Penggunaan media.
Untuk menjaga sebuah masalah tetap hidup dan mendapatkan dukungan publik, publikasi
diperlukan. Pejabat terpilih menaruh perhatian kepada peliputan media dan merespon terhadap
pandangan publik pada umumnya (Morgan, 1983). Advokat mendapatkan kekuatan dengan
memiliki akses terhadap media (Amidel, 1982; Segal & Brzuzy, 1998). Dorn et al. (1988)
menyarankan mengembangkan rencana media terintegrasi dengan upaya loby. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan visibilitas dari sebuah masalah dan membantu membentuk istilah-istilah dari
debat. Diantara metode media adalah: press rilis terhadap surat kabar lokal, harian, dan mingguan
dan program berita radio/TV; surat kepada editor; selebaran, handout, dan bulletin; wawancara di
TV dan radio; poster; papan pesan berita online, konferensi berita; cerita artikel dengan fokus
ketertarikan manusia; komentar op-ed; talk show di radio atau TV; kolomnis surat kabar kunci;
jurnal berkala dan majalah;dan iklan berbayar

Mengatur kampanye penulisan surat dan panggilan telepon.


Sebuah studi tahun 1977 oleh Berry mendapatkan bahwa hampir setengah dari pelobi yang
merespon menganggap kampanye menulis surat adalah efektif. Segal dan Brzuzy (1998) menyatakan
staf kongres mendaftar surat konstituen yang spontan sebagai hal yang penting. Surat yang sangat
efektif adalah jelas, pribadi, tulis tangan, dan tidak diproduksi massal (Segal & Brzuzy, 1998). Surat
tersebut seharusnya tidak lebih dari satu halaman, positif dan sopan santun, eksplisit tentang
masalah, menawarkan sudut pandang seseorang, factual, dan menyediakan alternative.
Permohonan tanggapan tertulis, dan masukkan nama dan alamat anda. Pedoman yang sama
berlaku untuk membuat panggilan telepon atau meninggalkan pesan email.

Menggunakan orang yang kuat.


Berafiliasi dengan orang didalam struktur kekuasaan atau “establishment”dari Negara bagian atau
masyarakat dapat meningkatkan pengaruh yang dapat gunakan. Individu ini biasanya mengetahui
legislator dan proses legislative, dan pendapat mereka secara khusus dihargai. Mereka mungkin
lebih senang berada di belakang layar advokasi, tetapi mereka juga terbukti sangat efektif dalam
penampilan publik. Kelompok bisnis dan komite aksi politik cenderung menggunakan pengaruh
yang signifikan terhadap pembuatan kebijakan (Segal & Brzuzy, 1998)

Merujuk pada sesuatu yang dijadikan contoh (preseden)


Pembuat keputusan sering bersedia untuk mendukung kebijakan jika ini telah dicoba sebelumnya
(Eriksen, 1997). Bahkan jika kebijakan tersebut gagal, mungkin terdapat pembenaran untuk
mencobanya lagi. Menginisiasi gagasan dengan cap baru, tidak pernah dicoba sebelumnya adalah
sesuatu yang membuat banyak legislator cemas. Oleh sebab itu, advokat harus berupaya untuk
menggambarkan bagaimana kebijakan tersebut telah bekerja di tempat lain, apa biaya yang telah
ditabung, apa hasil dan dampaknya, dan bagaimana itu akan membantu kelompok klien tertentu
saat ini

Mengambil landasan moral yang tinggi.


Untuk mengatasi apatis atau tidak peduli diantara legislator, advokat sering menggunakan
landasan moral yang tinggi. Hal ini menempatkan pembuat keputusan dalam konteks moral yang
biasanya sulit untuk ditolak atau dihentikan (Kaminski & Walmsley, 1995). Legislator perlu untuk
menyatakan diri mereka pada isu keadilan, kemiskinan, atau kejujuran untuk tidak tampak terlalu
terpisah dari kehidupan dan masalah warga Negara

Memantau proses legislative secara teliti


Untuk menjaga perjalanan dari kemajuan sebuah usulan dan untuk mencegah hambatan untuk
berkembang, advokat sering menggunakan individu untuk memantau bagian dari legislasi secara
regular pada rapat-rapat, dengar pendapat, dan sebagainya. Orang-orang ini harus sabar, seringkali
menunggu berjam-jam, dan mencatat pola pemungutan suara. Memantau juga akan mampu untuk
menyiagakan orang lain terhadap krisis, mendapat bantuan dalam merespon perubahan kata atau
amandemen, mencatat anggota komiti yang absen, menyediakan informasi, atau memanggil media.
Walaupun memantau biasanya tidak berbicara secara public, kehadiran mereka dalam ruang komiti
sering memperkuat posisi legislator yang dinyatakan sebelumnya.

Strategi dan Taktik kontes


Ketika legislator dianggap bermusuhan, tidak mau mendengar, tidak mendukung usulan, berbagi
sedikit, jika ada nilai-nilai yang sama dengan advokat, ini biassanya saatnya untuk menggunakan
strategi kontes. Terdapat mungkin konflik terbuka antara advokat dan legislator. Ketidakpecayaan
tinggi dan begitu juga ketidaksepakatan tentang pentingnya atau hasil dari legislasi. Disini advokat
mungkin cukup beruntung untuk merubah perilaku, tetapi bukan keyakinan atau nilai.
Schlozman dan Tierney (1986) mendapatkan bahwa kelompok advokasi legislatif menggolongkan
protes dan demonstrasi sebagai cara pengaruh yang paling rendah. Patti dan Dear (1975)
menyarankan advokat untuk menyadari bahwa, di bawah kebanyakan situasi, kaku,
paksaan/koersif, dan taktik konfrontasi biasanya kontraproduktif.

Kapan seseorang memutuskan untuk melaksanakan protes atau demonstrasi?


Jansson (1999) dan Melton (1983) menyarankan bahwa taktik protes dapat digunakan ketika:
(1) kelompok tidak memiliki akses terhadap pembuat keputusan;
(2) masalah atau usulan belum mencapai level kesadaran public yang signifikan;
(3) konflik yang luas perlu untuk mengamankan berlakunya sebuah usulan yang kontroversi; atau
(4) legislator terus menerus mengabaikan masalah yang penting.
Dalam situasi ini, untuk memajukan usulan atau masalah yang diusulkan, advokat perlu mengatur
secara hati-hati tindakan mereka guna mengurangi dampak dan mengurangi hilangnya niat baik atau
alinasi dari para pendukung.
Advokat legislative yang memimpin demonstrasi harus mengatasi tekanan ini secara simultan:
- Memelihara dan mendukung organisasi mereka
- Memilih taktik yang memaksimalkan paparan ke media
- Mempengaruhi legislator yang mampu menyetujui usulan
- Mempengaruhi orang lain dengan sumber yang lebih banyak dan mempengaruhi mereka
untuk bekerjasama
Walaupun terdapat resiko bagi advokat legislative dalam mengorganisir demonstrasi dan protes,
terdapat saat-saat ketika isu tersebut dipertaruhkan adalah terlalu penting untuk diabaikan dan
tindakan langsung diperlukan. Protes dapat juga memotivasi para anggota, menarik anggota baru,
meningkatkan solidaritas, dan memperoleh kredibilitas untuk kelompok (Eriksen, 1997).
Keberhasilan jangka panjang hampir selalu mencakup strategi kebijakan yang lain disamping
aktivitas protes. Advokasi legislative menuntut tindakan yang berani ditempa oleh penilaian yang
berpengalaman.

Menyediakan Kepemimpinan
Janson (1999) menunjukkan bahwa advokat legislative membutuhkan kelompok yang terorganisir
untuk memajukan proposal legislative. Tanpa kepemimpinan, upaya untuk mempengaruhi legislasi
barangkali akan berjalan dalam arah yang berbeda, suara akan memberikan pesan yang
bertentangan, dan akhirnya upaya kelompok akan terganggu. Secara khusus, advokat legislative
perlu menyediakan kepemimpinan dengan: (1) mengidentifikasi tugas-tugas kunci seperti melobi,
memberikan kesaksian, riset, menulis surat, penghubung untuk komite, memgembangkan
ringkasan kebijakan, dan mengorganisir demonstrasi; (2) memberikan tugas-tugas ini kepada
orang khusus, dan (3) memantau pelaksanaan tugas ini selama proses legislative. Secara umum,
rahasia besar di belakang kepemimpinan yang efektif adalah membagi projek yang besar kedalam
bagian-bagian yang dapat dikelola dan kemudian mengidentifikasi orang-orang untuk mengambil
tanggungjawab untuk masing-masing bagian (Bobo etal., 1996)
Penulis juga meyakini ini penting untuk menyadari pertanyaan-pertanyaan yang terkait ini: (1)
apakah profesi pekerjaan sosial telah menyediakan kepemimpinan yang efektif dalam urusan
kebijakan dan legislative di masa lalu?; (2) apakah tugas kunci kepemimpinan dalam aktivitas sehari-
hari dari advokat legislative? dan (3) kualifikasi pribadi apa yang menggambarkan pemimpin dalam
advokasi legislative?

Apakah profesi pekerjaan sosial telah menyediakan kepemimpinan yang efektif dalam urusan
legislative dan kebijakan di masa lalu?
Meinert memperlihatkan secara meyakinkan bahwa pekerja sosial pada dasaranya adalah pemberi
reaksi (reactor) ketimbang pembentuk dari arah dasar legislasi sosial (Pardeck & Meinert, 1994).
Dia mengamati bahwa pekerja sosial kurang terlibat dalam perumusan dan legislasi kebijakan dan
lebih memungkinkan untuk melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan dalam seting organisasi.
Meinert juga mencatat bahwa pekerja sosial selalu memiliki falsafah dan posisi nilai yang
mendukung inisiatif legislative, dan bahwa tokoh-tokoh sejarah seperti Jane Addams, Harry
Hopkins, dan Wilburn Cohen adalah pemimpin yang efektif dalam kebijakan. Tetapi, dengan sedikit
kekecualian seperti Michael Sherradon, pemimpin saat ini tidak sangat berhasil dalam membawa
inistiatif kebijakan pokok membuahkan hasil, khususnya pada tingkat Negara bagian atau
nasional.

Apakah tugas-tugas kepemimpinan kunci dalam aktivitas sehari-hari dari advokat legislative?
Kepemimpinan dapat menjadi sangat efektif ketika advokat:
- Menyediakan informasi yang akurat kepada legislator. Kebanyakan legislator tidak
mempercayai satu sumber informasi (Denny et al., 1989), dan informasi yang reliable dari
kelompok advokat biasanya akan meningkatkan kredibilitasnya sepanjang waktu
- Mengetahui proses legislative keseluruhan dari A sampai Z. pengetahuan ahli tentang prosedur
dan aturan sering mencegah kelalaian yang membahayakan dan mempromosikan intervensi
yang strategis. Ini adalah penting untuk mengetahui “tute” dari rancangan tersebut.
- Mengembangkan dan melanjutkan rencana tindakan berbasis kalender yang mencakup banyak
tanggal yang penting dan batas waktu dari proses legislative seperti dengar pendapat,
pemungutan suara komiti/panitia, rapat anggaran, dan sebagainya
- Mengidentifikasi pimpinan legislative kunci yang penting untuk hasil dari rancangan yang
diusulkan dan mencocokan mereka dengan konstituen atau anggota yang dapat berinteraksi
atau mengungkapkan keprihatinan. Pimpinan yang baik juga mengenal anggota staf mereka dan
sekretaris
- Memantau oposisi dan mengantisipasi argument mereka sehingga mereka dapat dijawab secara
public. Selidiki apa yang mereka pikirkan dan lakukan
- Mencari sekutu untuk bekerjasama dalam koalisi atau mendukung posisi kelompok atau
rancangan
- Terus beritahu para anggota dan konstituen tentang status rancangan dan meminta tindakan
yang diperlukan pada waktu yang tepat. Pimpinan melatih atau mengedukasi individu untuk
menyelesaikan tugas tertentu seperti memberi kesaksian atau melakukan lobi
- Mengembangkan materi dan mengidentifikasi ahli narasumber yang dapat digunakan untuk
meyakinkan legislator. Ringkasan kebijakan, lembar fakta, dan rencana tindakan yang
disarankan dapat didistribusikan ketika dibutuhkan

Kualitas pribadi apa yang menggambarkan pimpinan dalam advokasi legislative?


Tentu saja, terdapat banyak kualitas yang mengacaukan dalam kepribadian advokat yang efektif.
Sementara tidak ada satu rumus atau resep yang bekerja dalam semua kasus. Smith (1979)
mencatat bahwa legislator menghargai pimpinan dengan kualitas pribadi yang stabil seperti
kearifan, menghargai, dapat dipercaya, dan penilaian yang baik. Dalam kenyataannya, penulis
menyarankan bahwa reputasi adalah sumber yang penting dalam diri mereka, khususnya
karakteristik yang sangat penting untuk menginspirasi keyakinan dan kepercayaan. Pawlak dan Flynn
(1990) juga mencatat bahwa pimpinan yang “aktif” adalah penting dalam arena legislative. Amidei
(1982) mendesak pimpinan untuk berbicara di depan umum ketika pejabat terpilih hadir dan
mengajukan pertanyaan tentang posisi mereka terhadap masalah.

Mencari tahu pembuat keputusan dan staf mereka


Mengapa mengetahui legislator begitu penting? Sederhananya, mengetahui legislator dan staf
mereka adalah bagian dari resep yang penting untuk mencapai agenda legislative yang berhasil.
Penulis juga telah mengidentifikasi empat pertanyaan yang berkaitan: (1) legislator mana yang
advokat harus cari tahu? (2) mengapa bersuusah payah untuk mencari tahu staf legislator? (3)
bagaimana advokat sebenarnya mencari tahu legislator? Dan (4) apa yang memotivasi legislator
secara umum?

Legislator mana yang advokat seharusnya mencari tahu?


Diantara legislator yang berpengaruh (kepada siapa advokat ingin mengetahui) adalah mereka yang:
- Menjabat sebagai ketua panitia
- Duduk di komite kunci yang berhubungan dengan pelayanan manusia
- Memiliki reputasi untuk keahlian substantive dan pengetahuan yang mendalam tentang sebuah
topik
- Memiliki pengetahuan yang istimewa tentang prosedur, aturan, tradisi, kepribadian, dan proses
formal dan informal badan legislative
- Dipastikan terpilh kembali, karena mereka bebas dari pertimbangan politik dan dapat
dipengaruhi oleh manfaat sebuah kasus
- Memiliki kesan yang moderat, yang menyebabkkan legislator yang lain percaya bahwa usulan
tersebut bukan kepergian yang tidak bertanggungjawab dari legislasi yang ada
- Mewakili distrik pemungutan suara rumah advokat (atau anggota kelompok lain), jadi
memungkinkan akses yang lebih besar kepada legislator dan manfaat sebagai seorang
konstituen
- Adalah bagian dari kepemimpinan partai atau partai majoritas seperti pimpinan majoritas,
pimpinan minoritas, petugas kaukus
- Ingin melaksanakan pengaruh mereka secara aktif dalam mendukung rancangan
- Memiliki konstituen yang besar dari kelompok sasaran seperti penghuni perumahan
berpenghasilan rendah, penerima kesejahteraan, atau penganggur di distrik mereka
- Mendukung legislasi sebelumnya dan memiliki catatan pemungtan suara yang mendukung
legislasi yang sama yang diinginkan oleh advokat
- Melayani dewan dari lembaga yang menyediakan pelayanan bagi kelompok sasaran atau
memiliki anggota keluarga yang melayani
- Menghubungi kelompok advokat untuk informasi dan dukungan, yang menunjukkan
kecenderungan kearah tujuan advokat
- Memiliki pandangan yang cukup positif terhadap perhatian dan masalah advokat
- Mengetahui bahwa konstituen mereka mendukung dengan kuat rancangan yang diusulkan
- Beroperasi secara efektif dalam hubungan bipartisan
Mengapa bersusah payah untuk mengetahui staf legislative?
Para ahli menunjukkan beberapa alasan mengapa mengetahui anggota staf sangat berguna bagi seorang
advokat. Anggota staf biasanya:
- Lebih dapat diakses daripada legislator
- Membantu didalam menetapkan masalah dan merumuskan proposal legislative dan laporan
- Menghasilkan dan menyeleksi alur informasi yang digunakan sebagai basis untuk sebuah
keputusan
- Memiliki pengetahuan teknis, canggih, atau ahli daripada legislative
- Dapat memberikan lebih banyak waktu dan perhatian kepada advokat
- Tidak memikirkan dengan segera tentang dinamika pemilih/konstituen seperti bos mereka
- Menghadiri dengan pendapat dan memantau berbagai komiti/panitia
- Melayani sebagai penghubung antara legislator dan konstituen dan pelobi
- Menginisiasi gagasan kebijakan dan menggunakan informasi yang diberikan kepada mereka
- Mengatur untuk kesaksian oleh advokat dan merencanakan kontak dengan legislator
- Merundingkan perbedaan dan kompromi tentang bahasa rancangan

Bagaimana advokat sebenarnya mengetahui legislator?


Untuk mengetahui legislator secara lebih mendalam, advokat seharusnya mencoba untuk :
- Mengunjungi legislator secara pribadi. Membuat perjanjian. Ramah, sopan, dan sesingkat
mungkin. Membawa tidak lebih dari tiga teman. Memiliki permohonan khusus untuk
dimintakan, dan meninggalkan satu lembar hand out atau surat yang mengungkapkan
keprihatianan anda sehingga mereka akan mencatat. Ucapkan terimakasih untuk waktunya
dalam menindaklanjuti surat. Kontak pribadi adalah salah satu cara yang sangat efektif untuk
mempengaruhi legislator
- Mengidentifikasi komiti, sub komiti, komisi,atau kantor lain yang legislator anda melayani.
- Mempelajari kecenderungan politik, kepentingan, dan catatan pemungutan suara dari legislator.
Menentukan agama, kelompok etnis, sejarah keluarga, latar belakang, dan profesi dimana
legislator menjadi anggota.
- Gunakan kontak antar teman untuk menemui legislator atau pejabat.
- Undang legislator untuk bertemu dengan klien atau penyedia pelayanan dengan menjadi tuan
rumah pertemuan pada lembaga atau pusat warga Negara
- Menghadiri dengar pendapat atau rapat komiti dimana legislator hadir atau memimpin dan
memperkenalkan diri anda sebelum atau sesudah pertemuan
- Meminta legislator untuk berbicara pada forum khusus atau di depan kelompok konstituen.
Biasanya ada kesempatan bagi legislator untuk berbicara dan menjawab pertanyaan
- Berikan penghargaan kepada legislator atau anggota staf kunci untuk upaya tersebut atas nama
kelompok advokat
- Bekerja erat dengan mereka yang mengetahui cara sekitar badan legislative dan yang memiliki
pengalaman yang luas dan pengetahuan tentang orang dan prosedur.

Apa yang memotivasi legislator secara umum?


Berikut adalah beberapa factor yang diidentifikasi yang membantu sebagai urutan motivator utuk
kebanyakan legislator:
1. Konstituen. Terhadap masalah dimana konstituen menyatakan pilihan yang kuat, legislator
hampir pasti mendukung mereka dalam pemungutan suara
2. Kolega. Legislator yang lain merupakan sumber informasi yang penting; mereka sering
berpengetahuan banyak tentang sebuah masalah, dapat merumuskan saran mereka untuk
kebutuhan legislator yang lain, dan tersedia pada saat pemungutan suara
3. Lobi. Kelompok kepentingan dan asosiasi tersedia untuk memberikan informasi factual dan
penting serta ide-ide inovatif kepada legislator
4. Eksekutif. Gubernur atau Presiden memiliki pengaruh yang besar terhadap proses legislative
disebabkan oleh sumber informasi yang unggul, kemampuan untuk menginisiasi legislasi,
kemudahan untuk menarik perhatian orang, kemampuan untuk menetapkan agenda legislative
5. Kepemimpinan partai. Walaupun kepemimpinan partai memiliki pengaruh terhadap suara
legislator, sesungguhnya adalah pimpinan badan legislative, seperti pembicara atau pemimpin
majoritas dan minoritas, yang memiliki lebih banyak pengaruh
6. Media. Legislator biasanya mempertimbangkan bagaimana suara mereka akan bermain dalam
media massa. Media juga bagus untuk menetapkan agenda dengan mengambil perhatian untuk
itu
7. Staf. Kebanyakan legislator mendasarkan pada staf mereka untuk membantu mereka dalam
mengevaluasi proposal legislative disebabkan oleh tekanan jadwal yang terisi dan kurangnya
pengetahuan teknis.

Memperluas Basis Dukungan


Robert DeGennaro (1986b) mencatat bahwa “lebih dari organisasi tunggal, koalisi dari organisasi
dapat secara efektif merubah kebijakan.” Koalisi hampir merupakan sebuah tradisi dalam arena
legislative (Bistline, 1981).
Eriksen (1997) menyampaikan beberapa alasan mengapa membangun koalisi dalam legislative
sedang berkembang: (1) kompleksitas pemerintah yang meningkat; (2) kebutuhan untuk
pengaruh/ kekuatan dalam menetapkan diskusi kebijakan dan mempengaruhi hasil kebijakan; (3)
jumlah yang meningkat dari kelompok kepentingan dan pengurangan yang diakibatkan dalam
pengaruh/kekuatan masing-masing kelompok; (4) kebutuhan pemerintah untuk kebijakan yang
telah dicernakan sebelumnya, dan (5) kebutuhan legislator untuk membangun majoritas tanpa
dikritik karena mendukung kepentingan khusus
Penulis telah mengidentifikasi tiga pertanyaan sebagai fokus terhadap koalisi: (1) apakah manfaat
utama dari koalisi dalam seting legislative? (2) apakah jenis yang berbeda dari koalisi legislative? (3)
nasihat khusus apa yang ada untuk membangun dan memelihara koalisi yang efektif

Apakah manfaat utama dari koalisi dalam seting legislative?


Rancangan yang memiliki dukungan yang luas lebih memungkinkan untuk menjadi undang-
undang (Kirst-Ashman & Hull, 1993). Dengan meningkatkan jumlah organisasi dalam sebuah koalisi
yang terlibat dalam inisiative legislative, kesempatan untuk berhasil lebih besar. Koalisi
menciptakan hasil yang sangat bermanfaat yang disebut pengaruh/kekuatan, yang secara khusus
berguna ketika sebuah rancangan pada mulanya diusulkan (Herman & Callanan, 1978)
Aktivitas koalisi dan pernyataan yang konsisten dari koalisi menghindari perangkap terputus-putus
atau pernyataan yang kontradiktif didepan legislator. Front bersatu meyakinkan legislator bahwa
masalah yang ada telah disepakati oleh para pemain pokok. Disampng itu, beban kerja dan
pembagian kerja dibagi diantara beberapa kelompok.

Apakah jenis yang berbeda dari koalisi legislative?


Bistline (1981) dan Rickards (1992) menyatakan terdapat dua jenis koalisi: (1) koalisi temporer, ad
hoc, atau isu tunggal; dan (2) koalisi terus menerus, formal, lebih permanen. Yang pertama
biasanya diciptakan untuk memfokuskan pada bagian tunggal dari legislasi atau satu masalah yang
secara emosional mungkin membebani, dan ini biasanya bubar ketika tujuannya tercapai.
Yang kedua, jenis koalisi yang lebih permanen membantu tujuan yang lebih luas dan biasanya
memiliki staf, tujuan yang dinyatakan, dan tanggungjawab khusus. Ini berkenaan dengan
mempengaruhi terus menerus aktivitas legislative seperti menyusun amandemen, proses komiti,
aksi lantai (floor action), dan menganalisia ketentuan utama.

Nasihat khusus apa yang ada untuk membangun dan mempertahankan koalisi?
Eriksen (1997) menyarankan menciptakan koalisi dari sekutu non tradisonal. Dear dan Patti (1981)
juga menyarankan bahwa usaha bipartisan adalah sebuah metode untuk mempengaruhi
jangkauan legislator yang lebih besar. Saran ini mengakui pentingnya kompromi, negosiasi,
jangkauan, dan upaya kreatif yang diperlukan untuk meningkatkan peluang diterimanya
rancangan
Organisasi yang sangat besar, aktif secara politik dengan reputasi yang baik, sumber yang banyak,
dan pengaruh yang dirasakan dapat ditargetkan untuk keanggotaan dalam koalisi. Seringkali mereka
bergabung, bukan untuk mendapatkan informasi, tetapi utuk menyediakannya.
Koalisi harus dibentuk awal, sebelum pertemuan legislative dimulai. Jika orang menunggu sampai
sesi formal telah mulai atau akan mulai, ini biasanya terlalu lambat untuk mempengaruhi legislator
dan menyediakan gagasan atau menyusun kata-kata untuk sebuah rancangan

Gigih
Mahaffey (1972) mencatat bahwa pekerja sosial sering tidak sabar tentang waktu panjang yang
digunakan dalam menciptakan perubahan legislasi, dan beberapa kurang gigih untuk menghadapi
kompromi, negosiasi, dan ketidakpastian dari proses politik.
DeLeon et al.(1982) menyatakan bahwa keberhasilan legislative membutuhkan waktu, energy, dan
diatas segalanya, ketekunan. Penulis percaya bahwa pekerja sosial akan meningkatkan efektivitas
mereka sebagai advokat legislative dengan mengingat dimensi penting berikut ini dari gigih,
kerangka waktu, perubahan tambahan, kewaspadaan, dan bagaimana untuk menangani
kekalahan

Kerangka waktu.
Jika advokat menuju perubahan dalam kebijakan, khususnya kebijakan pokok, mereka dapat
membutuhkan beberapa tahun untuk itu (Richan, 1996). Jenkins-smith dan Sabatier (1994)
menyatakan bahwa menggunakan sebuah decade sebagai perspektf waktu adalah realistic. Karena
proses legislatif berjalan lambat dan menjengkelkan, sangat penting bagi pekerja sosial untuk
memiliki harapan yang bijaksana, sederhana tentang lamanya waktu yang diperlukan untuk
mencaai tujuan legislative. Patti dan Dear (1975) mengingatkan kita bahwa “tergantung pada jenis
rancangan dan oposisinya, rancangan mungkin harus diperkenalkan kembali dan diperjuangkan
dalam beberapa sesi yang berurutan melebihi beberapa tahun.”
Perspekti ini sungguh menakutkan bagi advokat pekerjaan sosial karena ini memerlukan komitmen
jangka panjang dan motivasi yang mantap dan tak tergoyahkan. Akan tetapi proses yang panjang
ini juga memberikan kesempatan positif. Dengan kegigihan dalam mempromosikan rancangan
tertentu, pekerja sosial dapat memenuhi beberapa sub tujuan: (1) mendidik banyak orang,
termasuk legislator, yang perlu untuk menjadi akrab dengan rancangan tersebut; (2)
mengidentifikasi poin-poin penolakan dan ketidaksepakatan terhadap rancangan tersebut yang
dapat ditangani dalam proposal yang akan datang; (3) menentukan area untuk kompromi; (4)
mendapatkan liputan press untuk mengedukasi publik; dan (5) menanamkan komitmen dari
sponsor, koalisi, dan sekutu baru (Patti & Dear, 1975)

Proses Legislatif adalah Tambahan


Proses legislative dari negosiasi, kompromi, memberi dan menerima, dan pertukaran memerlukan
perhatian dan waktu yang lama, seringkali membosankan. Kepentingan yang bersaing, peristiwa
sekarang, prioritas finansial, dan isu politik seringkali, jika tidak selalu, menghambat berlalunya
sebuah rancangan. Pekerja sosial dapat belajar untuk menerima bahwa perubahan biasanya
terjadi dalam cara-cara kecil, dan dengan memperhatikan tujuan keseluruhan, mereka dapat
bekerja secara gigih menuju aspek-aspek dari tujuan mereka didalam kerangka tambahan dan
tidak patah semangat dengan kegagalan untuk mendapatkan semua yang mereka inginkan dalam
satu kemenangan besar. Patti dan Dear (1975) menunjukkan bahwa kompromi akan diperlukan, dan
advokat harus menetapkan kurang daripada yang mereka kehendaki. Tentu saja, advokat
seharusnya tidak tawar menawar masalah-masalah yang menjadi utama untuk klien atau melibatkan
nilai nilai dasar

Kewaspadaan
Advokat pekerjaan sosial harus mampu untuk melihat krisis dan bereaksi secara cepat (Berger,
1977). Untuk melakukan ini, advokat harus memeriksa, memeriksa ulang status dari rancangan yang
sedang mereka promosikan. Ini adalah penting untuk menjaga legislator dan stafnya mengingat
kembali tentang rancangan tersebut dan bersedia untuk memberikan informasi jika diperlukan.
Richan (1996) mendorong advokat pekerjaan sosial untuk waspada dan tidak pernah berhenti
dalam mencoba mendapatkan janji dengan legislator kunci. Menikung seorang legislator
memerlukan kreativitas dan kewaspadaan, tetapi ini pada akhirnya akan memberikan advokat
kesempatan untuk memromosikan rancangan
Setelah sebuah rancangan ditandatangani, ini akan pergi ke lembaga dimana regulasi akan disusun,
yang menawarkan kesempatan lain untuk mempengaruhi hasil dari rancangan tersebut. Aturan
praktis: kapan saja sebuah kebijakan bergerak dari satu arena ke yang lain, contohnya, dari
legislative ke cabang eksekutif atau dari tingkat Negara bagian ke local, monitoring diperlukan.

Kekalahan
Membela utuk kelompok yang tidak berdaya dan rentan yang kekurangan pengaruh politik dan uang
hampir menjamin lebih banyak kekalahan daripada kemenangan.
Baik Richan (1996) dan Jensen (1999) percaya bahwa, untuk menghindari pesimisme dan tuduhan
diri yang terjadi setelah legislasi yang gagal, advokat pekerjaan sosial harus memiliki visi atau
perspektif yang didasarkan pada harapan dan standar yang realistis. Visi ini biasanya didasarkan
pada keyakinan dalam keberhasilan akhir dari kasus seseorang, pada tujuan moral yang memberikan
cita terhadap yang mana orang inginkan, dan ketentuan bahwa sesuatu dapat dilakukan
bagaimanapun.

Mengevaluasi Upaya Advokasi Anda


Mengevaluasi Kampanye.
Dimensi pertama ini memusatkan pada mengukur seberapa efektif aktivitas tertentu dalam
mempromosikan upaya advokasi legislative yang berhasil Eriksen (1997)
Factor-faktor tertentu atau taktik dapat meningkatkan kemungkinan untuk berhasil, dan advokat
disarankan untuk menaruh perhatian khusus untuk mereka (Eriksen, 1997)
Factor-faktor yang berkaitan dengan kampanye yang berhasil untuk mempengaruhi legislator:
- Mengkaitkan masalah dengan daerah pemilihan yang diketahui bagi legislator
- Mengumpulkan uang dan memobilisir sumber
- Mengintensifkan dukungan dari legislator yang telah mendukung masalah tersebut
- Ketika masalah pokok menjadi kontroversi dan mempengaruhi banyak orang, tingkatkan jumlah
taktik yang digunakan (dan sebaliknya)
- Menaruh perhatian terhadap rincian dalam legislasi untuk menjamin hasil yang diinginkan
- Menggunakan suara yang sedang/moderate dalam mendiskusikan masalah tesebut
- Bekerja bersama dengan organisasi yang lain dan memiliki agenda yang seragam untuk
disampaikan kepada legislator
- Memfokuskan tuntutan anda secara sempit dan teknis mungkin
- Mengatasi masalah yang kurang terlihat dan non konflik
- Mencoba untuk memblokir masalah daripada menyebarluaskan masalah yang baru
- Jika advokat memiliki kontak dalam badan legislative yang berhubungan dengan isu yang sama,
temukan cara untuk melibatkan mereka
- Mengembangkan sumber sebanyak mungkin, walaupun uang bukan sumber yang menentukan
- Menekankan kelebihan dari legislasi dan mengapa itu harus diberlakukan
- Jumlah waktu yang diberikan untuk kampanye tidak selalu mempengaruhi keberhasialnnya
- Pendatang baru didorong untuk menerima saran dari pelanggan tetap berpengalaman
- Lobi bukan aktivitas terakhir, ini adalah hasil dari akumulasi tindakan dari waktu ke waktu

Legislasi Biaya-Efektivitas
Dimenasi yang kedua mencerminkan kepentingan legislator dalam biaya-manfaat dari sebuah
kebijakan. Sebagaimana Jansson (1999) nyatakan: “Penilaian mengharuskan kita untuk menanyakan
bagaimana, jika sama sekali, dunia berbeda karena sebuah kebijakan khusus ada, dan apakah, jika
ada, perbedaan yang akan dibuat jika kita hapus atau modifikasi kebijakan tersebut.”
Legislator mencoba untuk menentukan apakah atau tidak untuk memproses kebijakan yang
diusulkan dengan mendapatkan ide-ide yag lebih jelas dari kebijakan yang diusulkan sebelum
mereka memberikan suara (Lyday, 1972)

Asesmen Kebijakan
Tahap evaluasi penting lainnya dalam kehidupan dari sebuah kebijakan adalah setelah kebijakan
yang ada telah diimplementasikan, dan seseorang yang ingin mengetahui apakah itu cacat atau
bermanfaat (Jansson, 1999). Apakah kebijakan tersebut efektif sebenarnya dalam melakukan apa
yang ingin dilakukan? Apakah orang terbantu atau dirugikan? Apakah ada akibat yang tidak
diinginkan? Apakah kehidupan klien atau kesejahteraannya meningkat atau tidak?
Dibawah ini daftar beberapa prinsip mapan dari asesmen kebijakan:
1. Jika evaluasi sebuah kebijakan diinginkan pada tanggal yang akan datang, contohnya, dalam tiga
tahun, maka penting untuk menyusun prosedur asesmen sebelumnya, biasanya dari permulaan
(Lyday, 1972)
2. Berk et l. (1985) mencatat bahwa banyak evaluasi kuantitatif kebijakan mencerminkan
manfaat yang relative sederhana, campuran sering antara tidak ada manfaat atau perubahan
sederhana dalam arah yang positif atau negative.
3. Pertimbangan politik sering mempengaruhi penafsiran dari temuan riset (Jansson, 1999)
4. Evaluator kebijakan mencoba untuk menghapuskan penjelasan saingan bahwa kritik dapat
gunakan untuk meragukan temuan-temuan mereka (Jansson, 1999)
5. Evaluator semakin menggunakan campuran riset metode kualitatif dan kuantitatif untuk
memberikan gambaran yang lebih dinamis tentang hasil atau proses dari sebuah kebijakan
6. Riset yang berguna seharusnya mengakibatkan modifikasi program. Lingkaran umpan balik
kepada legislator atau personil lembaga dimaksudkan untuk menyampaikan kelebihan dan
kelemahan suatu kebijakan dan menyarankan cara-cara alternative untuk meningkatkan
kebijakan yang ada. Advokat mungkin juga menyebarluaskan temuan dari riset evaluasi kepada
kelompok yang lain atau public.

Anda mungkin juga menyukai