Hambatan untuk berpartisipasi secara efektif dalam advokasi legislative: pengetahuan yang terbatas
tentang proses legislative; tidak menghargai politik dan pembuatan kesepakatan; ketidaksabaran
mengenai jangka waktu yang dibutuhkan untuk membuat perubahan; keasyikan dengan isu-isu kinis dan
kriteria profesionalisasi; dan kurangnya isi tentang advokasi legislative dalam kurikum pendidikan
professio
Representasi
Sebagaimana Dluhy (1981) mencatat “advokat sering mewakili klien mereka dalam proses politik.”
Kenyataannya, advokat memiliki banyak kesempatan yang berbeda untuk mengkomunikasikan
kepentingan klien mereka terhadap legislator, komiti, kaukus, pawai, didepan media, dalam ringkasan
kebijakan dan proposal, surat, pesan email, rilis berita, kesaksian, dan sebagainya. Ketika advokat
legslatif pekerjaan sosial mewakili gagasan dan kepentingan klien terhadap pembuat keputusan, mereka
juga mencoba untuk memberdayakan klien mereka untuk membela kasus mereka sendiri dan berdiri
untuk keinginan mereka sendiri. Dalam tradisi demokratis dari pemerintah, semua warga Negara
memiliki hak konstitusional untuk berkumpul, menyatakan gagasan mereka kepada wakil yang
terpilih, dan untuk ‘didengar”. Ekspresi yang luas dari representasi dan menentkan-diri sendiri
merupakan jantung dari advokasi legislative.
Eklusivitas
Dua aspek yang secara khusus mempengaruhi terhadap eklusivitas: 1) kebutuhan untuk membangun
koalisi, dan 2) kebutuhan yang sering akan negosiasi dan kompromi untuk mencapai kesepakatan
tentang bills (rancangan) dan proposal legislative.
Penggunaan Forum
Advokat legislative seringkali mewakili klien mereka dalam seting seperti forum seperti dengar
pendapat umum, kaukus, kesaksian depan komiti, memantau diskusi/debat dilantai kamar legislative,
pemeriksaan anggaran, dan rapat-rapat yang lain dimana keprihatian dan masalah disampaikan
didepan anggota parlemen. Advokasi dalam sebuah seting forum mencakup tiga karakteristik berikut:
(1) forum adalah sebuah kesempatan untuk meningkatkan kesadaran; (2) anggota forum memiliki
kapasitas untuk membuat keputusan; dan (3) forum menggunakan sekumpulan prosedur khusus.
Kesempatan untuk Meningkatkan Kesadaran. Banyak mempertanyakan nilai dari kesaksian dalam
sebuah forum dan efektivitasnya dalam mempengaruhi legislator, tetapi sedikit yang meragukan bahwa
diskusi public tersebut membantu tingkat kesadaran/pengetahuan tentang sebuah masalah. hampir
semua organisasi yang mencurahkan untuk mempengaruhi legislasi terlibat dalam forum,
memberikan kesaksian pada pemeriksaan dan depan komiti.
Kapasitas para Anggota Forum untuk Membuat Keputusan. Dalam arena legslatif, semua dari pejabat
terpiliah adalah pembuat keputusan, yang diberikan otoritas untuk membuat keputusan tentang
kebijakan, anggaran, dan program. Setiap komiti memiliki ketua dan wakil ketua yang memegang
kekuasaan tertentu atas agenda dan prosedur dari komiti mereka. Advokat pekerjaan sosial bijak untuk
mempelajari siapa para pembuat keputusan ini bersama dengan prioritas mereka. Akhirnya, berjalan
atau gagalnya sebuah usulan (bill) akan bersandar dengan legislator karena mereka secara formal dan
konstitusional dipilih untuk membuat keputusan tentang urusan dari distrik, wilayah mereka.
Prosedur Khusus. Setiap badan legislative memiliki serangkat aturan yang diikuti untuk melaksanakan
pengesahan, amandemen, atau pengeluaran undang-undang. Untuk menjadi advokat yang efektif pada
badan legislative berarti mengetahui secara baik aturan yang mangatur, jalannya panitia dan sub
panitia sehari-hari, tahap-tahap pengesahan sebuah rancangan/usulan, batas waktu, jenis keputusan
yang dibuat, dan aturan perilaku. Masing-masing badan legislative mempublikasikan aturan dan
prosedurnya dan menyediakan untuk siapa pun yang meminta.
Ezel (1993) tidak menyarankan setiap kesimpulan dari data ini, tetapi nampaknya bahwa, untuk alasan
apapun, pekerja sosial professional tidak sering menggunakan forum badan legislative sebagai cara
untuk mewakili klien. Diantara alasan tersebut, kita berspekulasi, adalah (1) kelanjutan, ambivalen
diantara pekerja sosial, tentang peranan mereka, (2) ketidaknyamanan dengan politik karena ini
berhadapan dengan kekuasaan, (3) kegelisahan dengan politik karena politik adalah “urusan yang
kotor; (4) kurangnya latihan dalam representasi selama pendidikan professional; dan (5) keyakinan
bahwa kesaksian tersebut tidaka sangat efektif.
Studi menunjukkan bahwa memberikan kesaksian pada forum adalah metode yang sangat luas
digunakan untuk mempengaruhi legislator (Berry, 1977; Schlozman & Tierney, 1986). Tetapi Dear dan
Patti (1981) menunjukkan bahwa forum terbuka tidak selalu dianggap sebagai cara yang efektif untuk
mempengaruhi legislator. Merubah opini melalui kesaksian diragukan, karena legislator sering
menyusun pendapat mereka awal atau menggunakan staf atau rekan kerja sebagai sumber informasi
yang dipercaya. Kontak pribadi,menulis surat, monitoring legislasi, dan menyediakan hasil riset
nampaknya bekerja dengan lebih baik. Akan tetapi, Eriksen (1997), Dear dan patti(1981), dan richan
(1996) menunjukkan bahwa kesiaksian dalam sebuah forum dapat memberikan pengaruh sebagai
berikut:
- Forum memberikan kesempatan untuk mempublikasikan sebuah masalah untuk biaya yang
relative murah karena kebanyakan dari mereka dipenuhi oleh media
- Sebuah forum menggambarkan perhatian public terhadap sebuah rancangan (bill) tertentu
- Legislator sering menggunakan forum untuk memobilisir opini public
- Forum menyediakan katup pengaman untuk emosi yang kuat dan memungkinkan
mengeluarkan pendapat faksi-faksi “hari mereka di pengadilan”
Satu tehnik seorang advokat pekerjaan sosial mungkin ikuti adalah mengorganisir forum public tentang
sebuah topic yang penting atau kebijakan dan mengundang legislator untuk hadir, khususnya jika rapat
tersebut menjanjikan paparan yang positif
Komunikasi
Representasi termasuk mengkomunikasikan ide-ide dan kepentingan atas nama klien kepada mereka
yang mampu menghasilkan perubahan yang diinginkan atau peningkatan kondisi. Sebagai advokat,
pekerja sosial dituntut untuk sering berbicara dan menulis tentang masalah yang mempengaruhi klien
mereka.
Berbicara. Istilah kesaksian (testimony) sangat sering digunakan saat merujuk pada berbicara di depan
umum tentang sebuah urusan di depan forum legislative, contohnya, dengar pendapat, rapat komiti
dan sub komiti, dan komisi. Tiga bidang yang harus disadarai oleh advokat pekerjaan sosial: (1)
efektivitas kesaksian, (2) aturan untuk mempersiapkan dan memberikan kesaksian, dan (3) persiapan
klien untuk memberikan kesaksian publik.
Efektivitas kesaksian. Kadang-kadang legislator merasa ragu-ragu terhadap sebuah permasalahan atau
kebutuhan lebih banyak informasi dapat diyakinkan oleh kesaksian (Dear & Patti, 1981), tetapi
kebanyakan pelobi dan advokat merasa terpaksa untuk memberikan kesaksian untuk meyakinkan
bahwa pandangan mereka dicatat. Menurut Richan (1966), untuk memberikan atau tidak memberikan
kesaksian adalah pertanyaan yang diperdebatkan karena ia yakin bahwa forum dengar pendapat adalah
bagian intergral dari proses politik dan sedikit kemungkinan mereka akan dihilangkan. Jika tidak secara
mutlak efektif, kesaksian masih diperlukan.
Aturan untuk mempersiapkan dan menyampaikan kesaksian. Kebanyakan kesaksian didasarkan pada
pernyataan tertulis sekitar dua halaman panjangnya. Kesaksian seharusnya diatur sebagai sebuah
ringkasan dari argument, data, temuan riset, dan analisis dari kebijakan yang diusulkan. Terbaik untuk
membatasi pernyataan sampai tiga atau empat poin pokok. Itu seharusnya ditulis dengan jelas, tanpa
istilah, yang menggunakan data factual dan sumber-sumber kutipan. Sherwell (1978) menyarankan
untuk memulai dan mengakhiri pernyataan dengan poin yang sangat kuat dan meninggalkan
statemen yang penting di pertengahan.
Terdapat beberapa alasan untuk menyerahkan pernyataan yang dipersiapkan kepada komiti sebelum
memberikan keaksian:
1. Pernyataan akan menjadi bagian dari catatan permanen dari komiti
2. Dokumen tersebut menunjukkan pendekatan profesional, serius terhadap masalah
3. Pembahasan tentang masalah yang diperpanjang melewati batas waktu dengan pendapat
adalah memungkinkan; data dan informasi rinci dapat dimasukkan
4. Media berita kemungkinan menggunakan materi tertulis yang telah dipersiapkan
5. Saksi dipaksa untuk diatur secara hati-hati dan berdisiplin dalam memilih kata, data, dan
strategi untuk mengungkapkan ide-ide.
Advokat harus memulai dengan memperkenalkan diri mereka, afiliasi organisasi mereka, pengalaman
pribadi masa lalu, dan keahlian untuk membangun kredibiltas sebagai seorang saksi. Mereka kemudian
harus memulai kesaksian dengan mengakui ketua dan berterima kasih untuk mengizinkan dia berbicara.
Pernyataan mendukung atau menentang rancangan proposal atau tindakan kemudian dibuat, diikuti
oleh ringkasan rekomendasi dan penjelasan tentang mengapa advokat tertarik dalam rancanan
tersebut, bagaimana mereka sampai pada kesimpulan mereka, dan siapa yang mendapat manfaat dan
siapa yang dirugikan. Masalah seharusnya digaris bawahi secara singkat, dan solusi atau alternative
yang lebih diinginkan seharusya ditawarkan. Grafik, chart, atau bantuan visual seharusnya di gunakan
jika mungkin. Kesaksian secara khusus dibatasi lima sampai sepuluh menit. Pada akhir, rekomendasi
diringkas, dan advokat seharusnya menawarkan jawaban setiap pertanyaan.
Persiapan klien atau merayakan sebagai saksi pada dengar pendapat legislatif. Kesaksian klien atau
warga masyarakat bahkan dapat lebih efektif daripada kesaksian penyedia pelayanan atau ahli sesuai
McInnis-Dittrich (1994). Pengalaman pribadi dengan nuansa emosional mereka sering merupakan
kesaksian yang lebih meyakinkan. Representasi-diri klien tersebut juga memberdaakan klien.
Perayanan atau “nama besar” menarik perhatian public secara signifikan terhadap sebuah isu/masalah
atau proposal, dan kesaksian mereka hampir selalu diambil secara serius.
Advokat harus percaya bahwa klien dan selebritis akan berbicara dengan jelas dan dengan keyakinan.
Sangat penting untuk melatih dan mempersiapkan mereka untuk apa yang mungkin terjadi selama dan
setelah kesaksian mereka. Sesi orientasi harus diadakan sebelumnya, menggarsibawahi harapan,
mengingatkan jebakan, menyediakan argument kunci, mewaspadai mereka terhadap pertanyaan
potensial, memberitahukan mereka siapa anggota komiti, dan menyarankan mereka tidak untuk
menyampaikan keberatan didepan komiti (Berger, 1977; Mahaffey, 1972). Permainan peran adalah
strategi yang disarankan untuk beberapa klien yang merasa cemas untuk memberi kesaksian. Dengan
persiapan yang memadai, individu ini dapat menyediakan kesaksian yang kuat.
Menulis. Ketrampilan menulis merupakan sumber yang penting yang digunakan oleh advokat pekerjaan
sosial dalam seting legislative. Barangkali karakteristik yang sangat dihargai dari dokumen legislative
tertulis adalah keringkasan – pendek dan ke pokok permasalahan. Penulis menyarankan perhatian
tertentu harus diberikan kepada : (1) menulis surat, (2) ringkasan kebijakan,(3) penyusunan rancangan,
dan (4) beberapa tugas kecil tetapi penting seperti rilis berita, catatan terima kasih, dan surat untuk
editor.
Menulis surat.
Ketika advokat menulis surat kepada pembuat keputusan tentang legislasi yang diusulkan, mereka
seharusnya mengingat pedoman dasar ini:
- Jaga surat pendek dan padat
- Identifikasi nama dan nomor usulan dari legislasi yang anda tulis
- Nyatakan alasan anda untuk menulis dan nyatakan posisi anda, kutip fakta, statistik, dan
pengalaman pribadi
- Jangat berasumsi legislator mengetahui sebanyak yang anda ketahui tentang legislasi
- Konstruktif. Jika anda menolak legislasi, sarankan alternative
- Ingat anda sedang menulis terhadap pejabat terpilih. Jangan terlibat dalam memanggil-nama
atau mengancam pejabat tersebut jika dia tidak sepakat dengan anda
- Ingatkan legislator (jika mungkin) bahwa anda tinggal di distriknya
- Mohon jawaban terhadap surat anda. Masukan nama lengkap dan alamat anda
Ringkasan kebijakan
Ini adalah dokumen satu atau dua halaman yang menyediakan sekumpulan argumen secara rinci
tentang dua sisi dari sebuah persoalan dengan bukti yang mendukung (Richan, 1996; Segal & Brzuzy,
1998). Ringkasan kebijakan (policy brief) berisi analisis dari undang-undang yang ada, pernyataan jelas
dari masalah, proposal dan sudut pandang baru, alasan untuk merubah kebijakan yang ada,
rekomendasi khusus, dan keberatan yang mungkin terhadap proposal baru (Jansson, 1999; Kaminski &
Walmsley, 1995).
Richan (1996) mengusulkan bahwa ringkasan kebijakan terdiri dari sekumpulan argument berdasarkan
pada pertanyaan berikut:
1. Apakah ada kebutuhan untuk sebuah perubahan?
2. Apakah rencana yang diusulkan atau proposal akan memenuhi kebutuhan tersebut? Bagaimana
ini akan meningkatkan sesuatu?
3. Apakah rencana tersebut memungkinkan? Pertanyaan biaya dan konstitusional sering muncul
disini
4. Apakah manfaat yang diusulkan dari rencana tersebut melebihi kerugian atau akibat yang tidak
diharapkan?
Ringkasan kebijakan seharusnya dibangun dari umum ke khusus, dan informasi latar belakang
seharusnya singkat dan tepat.
PENGARUH
Pengetahuan dan ketrampilan dalam mempengaruhi orang lain adalah sama penting dengan
representasi yang efektif dalam advokasi legislative. Arena kebijakan menawarkan salah satu dari
kesempatan yang tersedia bagi advokat pekerjaan sosial untuk mencoba mempengaruhi atau
memodifikasi regulasi atau undang-undang yang berpengaruh buruk terhadap klien mereka.
Apakah cara terbaik untuk merumuskan masalah legislative sehingga ini mendapatkan (masuk)
pada agenda?
Advokat harus mencari bahasa tertulis yang menyatakan masalah dalam cara tertentu sehingga
legislator terdorong untuk bertindak atas nama mereka. Advokat dapat mempelajari apa isu dan
masalahnya secara personal penting bagi legislator dan dapat menunjukkan bahwa solusi mereka
akan membantu legislator memecahkan masalah.
Institute Advokasi (1990) menyarankan bahwa masalah tersebut harus dirumuskan untuk
menyampaikan kesatuan dan nilai seperti keadilan, kewajaran, keadilan, dan kejujuran. Ini harus
menghadapi tidak hanya perhatian yang sempit dari kelompok advokasi, tetapi kelompok yang
terluas dari pendukung potensial. Penulis menyarankan bahwa lebih banyak niali-nilai positif ini
dirumuskan didalam sebuah masalah, lebih banyak kemungkinan ini akan didukung, dan bahwa
jika oposisi dapat dikaitkan dengan nilai negative, maka kesempatan dari dukungan tambahan
diperkuat.
Institute Advokasi (1990) menyarankan bahwa kesederhanaan, kejelasan, dan fokus pada sejumlah
kecil tema efektif ketika menyusun sebuah masalah. Erikson (1997) meminta advokat untuk
medefinisikan masalah dalam arti kebutuhan konsumen atau klien dan pengurangan biaya.
Apa yang advokat dapat lakukan untuk menetapkan tujuan legislative yang realistis untuk masalah
tersebut?
Dear dan Patti (1981) mencatat bahwa ada dua alternative: (1) mengurangi skope dan biaya dari
proposal untuk menghindari penolakan oleh badan legislative, dan (2) lanjutkan dengan inisiatif
tersebut, walaupun kesempatan ramping untuk perjalanan, dalam harapan untuk mencapai
keuntungan kecil melalui kompromi
Richan mengajukan pembedaan yang lain bagi advokat untuk digunakan ketika menetapkan tujuan:
bekerja untuk tujuan tambahan, atau bekerja untuk tujuan perubahan fundamental. Yang
pertama ditujukan untuk membuat perubahan sederhana/sedang dalam arena legislative dan
bergerak terus menerus kearah perubahan yang kecil tetapi penting yang akan mempengaruhi klien.
Yang berikutnya ditujukan pada perubahan dasar dan perubahan dari program atau sistem
pemberian pelayanan.
Patti dan Dear (1975) merekomendasikan bahwa pekerja sosial secara aktif mempromosikan
kepentingan klien mereka dalam arena legislative, tetapi sadar bahwa upaya mereka hanya
merupakan satu elemen dalam “sekumpulan kekuatan yang berinteraksi” dan tekanan yang
mempengaruhi proses legislative. Advokat pekerjaan sosial tidak akan pernah mampu untuk
mengatisipasi atau mengontrol semua kemungkinan yang muncul dalam mempengaruhi pembuat
keputusan, tetapi mereka dapat menjadi bagian dari proses tersebut.
Mendapatkan Fakta
Fakta adalah energy yang mengarahkan proses kebijakan (Morgan, 1983). Mattison dan Storey
(1992) menyatakan bahwa terdapat dua jenis umum dari fakta yang berguna dalam upaya advokasi
legislative: (1) fakta tentang masalah itu sendiri, dan (2) fakta tentang orang yang dipengaruhi oleh
masalah dan orang yang memiliki pengaruh untuk mengatasinya. Fakta yang harus diungkapkan
menunjukkan adanya masalah, bagaimana kedalaman masalah, apa yang akan terjadi ketika gagal
untuk mengambil tindakan, dan berapa banyak untuk mengatasi masalah akan membutuhkan biaya
dalam anggaran tahunan legislative. Pengetahuan yang akurat tentang proses legislative juga
penting.
Penulis telah mengidentifikasi pertanyaan berikut yang terkait dengan mendapatkan fakta untuk
advokat legislative: (1) Apa jenis fakta yang berguna dalam advokasi legislative? (2) Apakah proses
legislatif rasional dan berbasis data? (3) Dimana seharusnya advokat legislative mencari fakta, dan
bagaimana mereka harus menggunakannya untuk mempromosikan agenda legislative mereka?
dan (4) Bagaimana tentang teknologi dan advokasi legislative?
Dimana seharusnya advokat legislative mencari fakta, dan bagaimana seharusnya mereka
menggunakannya untuk mempromosikan agenda legislative mereka?
Terdapat sumber informasi yang hampir tak terbatas bagi seseorang yang ingin meluangkan waktu
mencarinya. Richan (1996) mengingatkan kita bahwa informasi tersebut dapat diakses dengan
mudah dan kebanyakan bebas untuk diminta di perpustakaan, di website dan dalam lembaga
pemerintah dan badan legislative. Studi yang ditugaskan, survey, jejak pendapat, riset yang
didanai, clearinghouses, dan asosiasi Negara dan komunitas sering menghasilkan temuan yang
berguna bagi advokat.
Ketika itu datang untuk menggunakan fakta secara efektif, ide berikut disarankan:
1. Gunakan informasi dan data yang dikumpulkan dalam riset untuk memberikan kesadaran dan
kampanye pendidikan bagi legislator, publik umum, dan kelompok profesional. Pidato, video,
overhead transparances, dan poster dapat dikembangkan
2. Fakta seharusya disampaikan dalam satu lembar handout, yang kering. Handout ini harus
mengutamakan fakta, menunjukkan perubahan yang diperlukan, mempromosikan usulan, dan
dirancang secara menarik dan menyenangkan mata (Morgan, 1983). Ini adalah sumber yang
baik untuk diletakkan dalam tangan legislator
3. Kaminski dan Walmsley (1995) mencatat bahwa advokat biasanya mengumpulkan lebih banyak
informasi daripada yang mereka gunakan dalam handout fakta satu atau dua halaman. Mereka
menyarankan bahwa informasi tambahan dibuat dalam apendik dan dilampirkan dalam
dokumen lain atau diserahkan pada dengar pendapat atau pemeriksaan
4. Smith (1979) mencatat bahwa dalam sebuah studi tentang legislator, 47% memberikan alasan
berikut untuk mendengarkan kelompok advokasi: penyediaan informasi. Ini nampaknya logis
bahwa advokat harus melengkapi data mereka, fakta, studi, analisis, dan statistik kepada
legislator secara regular
5. Jika anda menggunakan data statistik dalam handout atau presentasi, Richan (1996)
menyarankan bahwa advokat harus : (1) jelas tentang apa yang diukur, khususnya perbedaan
antara frekuensi (jumlah total) dan tingkat (rasio antara kasus aktual dan kasus yang mungkin);
(2) berikan periode waktu, misalnya, dari 1 Januari 1999 sampai 31 Desember 2002, dan (3)
identifikasi wilayah geografis secara jelas contohnya, Negara bagian, wilayah, kota, atau
nasional.
Menyediakan informasi.
Smith (1979) mencatat bahwa factor yang sangat penting yang menentukan pengaruh kelompok
adalah kemampuan kelompok untuk menyediakan informasi teknis dan politis kepada pembuat
undang-undang. Informasi ini harus tepat waktu dan tersedia ketika dibutuhkan; ini harus
seimbang dan kredibel, ditujukan untuk memecahkan masalah, bukan propaganda dan sempit,
dan ini harus menyediakan basis untuk proposal alternative dan pilihan-pilihan yang
memungkinkan (Patti & Dear, 1975)
Mengedukasi public
Usulan sering tidak menjadi perhatian rata-rata orang (Kirst Ahamn & Hull, 1993) karena proposal
tersebut diarahkan pada audien yang tidak popular atau kelompok kecil. Advokat harus mencoba
untuk menunjukkan pada orang bagaimana kepentingan diri mereka dikaitkan dengan
kesejahteraan dari kelompok marginal. Orang yang terinformasi biasanya terlibat lebih banyak
dalam proses demokratis (Hoechstetter, 1996)
Penggunaan media.
Untuk menjaga sebuah masalah tetap hidup dan mendapatkan dukungan publik, publikasi
diperlukan. Pejabat terpilih menaruh perhatian kepada peliputan media dan merespon terhadap
pandangan publik pada umumnya (Morgan, 1983). Advokat mendapatkan kekuatan dengan
memiliki akses terhadap media (Amidel, 1982; Segal & Brzuzy, 1998). Dorn et al. (1988)
menyarankan mengembangkan rencana media terintegrasi dengan upaya loby. Tujuannya adalah
untuk meningkatkan visibilitas dari sebuah masalah dan membantu membentuk istilah-istilah dari
debat. Diantara metode media adalah: press rilis terhadap surat kabar lokal, harian, dan mingguan
dan program berita radio/TV; surat kepada editor; selebaran, handout, dan bulletin; wawancara di
TV dan radio; poster; papan pesan berita online, konferensi berita; cerita artikel dengan fokus
ketertarikan manusia; komentar op-ed; talk show di radio atau TV; kolomnis surat kabar kunci;
jurnal berkala dan majalah;dan iklan berbayar
Menyediakan Kepemimpinan
Janson (1999) menunjukkan bahwa advokat legislative membutuhkan kelompok yang terorganisir
untuk memajukan proposal legislative. Tanpa kepemimpinan, upaya untuk mempengaruhi legislasi
barangkali akan berjalan dalam arah yang berbeda, suara akan memberikan pesan yang
bertentangan, dan akhirnya upaya kelompok akan terganggu. Secara khusus, advokat legislative
perlu menyediakan kepemimpinan dengan: (1) mengidentifikasi tugas-tugas kunci seperti melobi,
memberikan kesaksian, riset, menulis surat, penghubung untuk komite, memgembangkan
ringkasan kebijakan, dan mengorganisir demonstrasi; (2) memberikan tugas-tugas ini kepada
orang khusus, dan (3) memantau pelaksanaan tugas ini selama proses legislative. Secara umum,
rahasia besar di belakang kepemimpinan yang efektif adalah membagi projek yang besar kedalam
bagian-bagian yang dapat dikelola dan kemudian mengidentifikasi orang-orang untuk mengambil
tanggungjawab untuk masing-masing bagian (Bobo etal., 1996)
Penulis juga meyakini ini penting untuk menyadari pertanyaan-pertanyaan yang terkait ini: (1)
apakah profesi pekerjaan sosial telah menyediakan kepemimpinan yang efektif dalam urusan
kebijakan dan legislative di masa lalu?; (2) apakah tugas kunci kepemimpinan dalam aktivitas sehari-
hari dari advokat legislative? dan (3) kualifikasi pribadi apa yang menggambarkan pemimpin dalam
advokasi legislative?
Apakah profesi pekerjaan sosial telah menyediakan kepemimpinan yang efektif dalam urusan
legislative dan kebijakan di masa lalu?
Meinert memperlihatkan secara meyakinkan bahwa pekerja sosial pada dasaranya adalah pemberi
reaksi (reactor) ketimbang pembentuk dari arah dasar legislasi sosial (Pardeck & Meinert, 1994).
Dia mengamati bahwa pekerja sosial kurang terlibat dalam perumusan dan legislasi kebijakan dan
lebih memungkinkan untuk melaksanakan dan mengevaluasi kebijakan dalam seting organisasi.
Meinert juga mencatat bahwa pekerja sosial selalu memiliki falsafah dan posisi nilai yang
mendukung inisiatif legislative, dan bahwa tokoh-tokoh sejarah seperti Jane Addams, Harry
Hopkins, dan Wilburn Cohen adalah pemimpin yang efektif dalam kebijakan. Tetapi, dengan sedikit
kekecualian seperti Michael Sherradon, pemimpin saat ini tidak sangat berhasil dalam membawa
inistiatif kebijakan pokok membuahkan hasil, khususnya pada tingkat Negara bagian atau
nasional.
Apakah tugas-tugas kepemimpinan kunci dalam aktivitas sehari-hari dari advokat legislative?
Kepemimpinan dapat menjadi sangat efektif ketika advokat:
- Menyediakan informasi yang akurat kepada legislator. Kebanyakan legislator tidak
mempercayai satu sumber informasi (Denny et al., 1989), dan informasi yang reliable dari
kelompok advokat biasanya akan meningkatkan kredibilitasnya sepanjang waktu
- Mengetahui proses legislative keseluruhan dari A sampai Z. pengetahuan ahli tentang prosedur
dan aturan sering mencegah kelalaian yang membahayakan dan mempromosikan intervensi
yang strategis. Ini adalah penting untuk mengetahui “tute” dari rancangan tersebut.
- Mengembangkan dan melanjutkan rencana tindakan berbasis kalender yang mencakup banyak
tanggal yang penting dan batas waktu dari proses legislative seperti dengar pendapat,
pemungutan suara komiti/panitia, rapat anggaran, dan sebagainya
- Mengidentifikasi pimpinan legislative kunci yang penting untuk hasil dari rancangan yang
diusulkan dan mencocokan mereka dengan konstituen atau anggota yang dapat berinteraksi
atau mengungkapkan keprihatinan. Pimpinan yang baik juga mengenal anggota staf mereka dan
sekretaris
- Memantau oposisi dan mengantisipasi argument mereka sehingga mereka dapat dijawab secara
public. Selidiki apa yang mereka pikirkan dan lakukan
- Mencari sekutu untuk bekerjasama dalam koalisi atau mendukung posisi kelompok atau
rancangan
- Terus beritahu para anggota dan konstituen tentang status rancangan dan meminta tindakan
yang diperlukan pada waktu yang tepat. Pimpinan melatih atau mengedukasi individu untuk
menyelesaikan tugas tertentu seperti memberi kesaksian atau melakukan lobi
- Mengembangkan materi dan mengidentifikasi ahli narasumber yang dapat digunakan untuk
meyakinkan legislator. Ringkasan kebijakan, lembar fakta, dan rencana tindakan yang
disarankan dapat didistribusikan ketika dibutuhkan
Nasihat khusus apa yang ada untuk membangun dan mempertahankan koalisi?
Eriksen (1997) menyarankan menciptakan koalisi dari sekutu non tradisonal. Dear dan Patti (1981)
juga menyarankan bahwa usaha bipartisan adalah sebuah metode untuk mempengaruhi
jangkauan legislator yang lebih besar. Saran ini mengakui pentingnya kompromi, negosiasi,
jangkauan, dan upaya kreatif yang diperlukan untuk meningkatkan peluang diterimanya
rancangan
Organisasi yang sangat besar, aktif secara politik dengan reputasi yang baik, sumber yang banyak,
dan pengaruh yang dirasakan dapat ditargetkan untuk keanggotaan dalam koalisi. Seringkali mereka
bergabung, bukan untuk mendapatkan informasi, tetapi utuk menyediakannya.
Koalisi harus dibentuk awal, sebelum pertemuan legislative dimulai. Jika orang menunggu sampai
sesi formal telah mulai atau akan mulai, ini biasanya terlalu lambat untuk mempengaruhi legislator
dan menyediakan gagasan atau menyusun kata-kata untuk sebuah rancangan
Gigih
Mahaffey (1972) mencatat bahwa pekerja sosial sering tidak sabar tentang waktu panjang yang
digunakan dalam menciptakan perubahan legislasi, dan beberapa kurang gigih untuk menghadapi
kompromi, negosiasi, dan ketidakpastian dari proses politik.
DeLeon et al.(1982) menyatakan bahwa keberhasilan legislative membutuhkan waktu, energy, dan
diatas segalanya, ketekunan. Penulis percaya bahwa pekerja sosial akan meningkatkan efektivitas
mereka sebagai advokat legislative dengan mengingat dimensi penting berikut ini dari gigih,
kerangka waktu, perubahan tambahan, kewaspadaan, dan bagaimana untuk menangani
kekalahan
Kerangka waktu.
Jika advokat menuju perubahan dalam kebijakan, khususnya kebijakan pokok, mereka dapat
membutuhkan beberapa tahun untuk itu (Richan, 1996). Jenkins-smith dan Sabatier (1994)
menyatakan bahwa menggunakan sebuah decade sebagai perspektf waktu adalah realistic. Karena
proses legislatif berjalan lambat dan menjengkelkan, sangat penting bagi pekerja sosial untuk
memiliki harapan yang bijaksana, sederhana tentang lamanya waktu yang diperlukan untuk
mencaai tujuan legislative. Patti dan Dear (1975) mengingatkan kita bahwa “tergantung pada jenis
rancangan dan oposisinya, rancangan mungkin harus diperkenalkan kembali dan diperjuangkan
dalam beberapa sesi yang berurutan melebihi beberapa tahun.”
Perspekti ini sungguh menakutkan bagi advokat pekerjaan sosial karena ini memerlukan komitmen
jangka panjang dan motivasi yang mantap dan tak tergoyahkan. Akan tetapi proses yang panjang
ini juga memberikan kesempatan positif. Dengan kegigihan dalam mempromosikan rancangan
tertentu, pekerja sosial dapat memenuhi beberapa sub tujuan: (1) mendidik banyak orang,
termasuk legislator, yang perlu untuk menjadi akrab dengan rancangan tersebut; (2)
mengidentifikasi poin-poin penolakan dan ketidaksepakatan terhadap rancangan tersebut yang
dapat ditangani dalam proposal yang akan datang; (3) menentukan area untuk kompromi; (4)
mendapatkan liputan press untuk mengedukasi publik; dan (5) menanamkan komitmen dari
sponsor, koalisi, dan sekutu baru (Patti & Dear, 1975)
Kewaspadaan
Advokat pekerjaan sosial harus mampu untuk melihat krisis dan bereaksi secara cepat (Berger,
1977). Untuk melakukan ini, advokat harus memeriksa, memeriksa ulang status dari rancangan yang
sedang mereka promosikan. Ini adalah penting untuk menjaga legislator dan stafnya mengingat
kembali tentang rancangan tersebut dan bersedia untuk memberikan informasi jika diperlukan.
Richan (1996) mendorong advokat pekerjaan sosial untuk waspada dan tidak pernah berhenti
dalam mencoba mendapatkan janji dengan legislator kunci. Menikung seorang legislator
memerlukan kreativitas dan kewaspadaan, tetapi ini pada akhirnya akan memberikan advokat
kesempatan untuk memromosikan rancangan
Setelah sebuah rancangan ditandatangani, ini akan pergi ke lembaga dimana regulasi akan disusun,
yang menawarkan kesempatan lain untuk mempengaruhi hasil dari rancangan tersebut. Aturan
praktis: kapan saja sebuah kebijakan bergerak dari satu arena ke yang lain, contohnya, dari
legislative ke cabang eksekutif atau dari tingkat Negara bagian ke local, monitoring diperlukan.
Kekalahan
Membela utuk kelompok yang tidak berdaya dan rentan yang kekurangan pengaruh politik dan uang
hampir menjamin lebih banyak kekalahan daripada kemenangan.
Baik Richan (1996) dan Jensen (1999) percaya bahwa, untuk menghindari pesimisme dan tuduhan
diri yang terjadi setelah legislasi yang gagal, advokat pekerjaan sosial harus memiliki visi atau
perspektif yang didasarkan pada harapan dan standar yang realistis. Visi ini biasanya didasarkan
pada keyakinan dalam keberhasilan akhir dari kasus seseorang, pada tujuan moral yang memberikan
cita terhadap yang mana orang inginkan, dan ketentuan bahwa sesuatu dapat dilakukan
bagaimanapun.
Legislasi Biaya-Efektivitas
Dimenasi yang kedua mencerminkan kepentingan legislator dalam biaya-manfaat dari sebuah
kebijakan. Sebagaimana Jansson (1999) nyatakan: “Penilaian mengharuskan kita untuk menanyakan
bagaimana, jika sama sekali, dunia berbeda karena sebuah kebijakan khusus ada, dan apakah, jika
ada, perbedaan yang akan dibuat jika kita hapus atau modifikasi kebijakan tersebut.”
Legislator mencoba untuk menentukan apakah atau tidak untuk memproses kebijakan yang
diusulkan dengan mendapatkan ide-ide yag lebih jelas dari kebijakan yang diusulkan sebelum
mereka memberikan suara (Lyday, 1972)
Asesmen Kebijakan
Tahap evaluasi penting lainnya dalam kehidupan dari sebuah kebijakan adalah setelah kebijakan
yang ada telah diimplementasikan, dan seseorang yang ingin mengetahui apakah itu cacat atau
bermanfaat (Jansson, 1999). Apakah kebijakan tersebut efektif sebenarnya dalam melakukan apa
yang ingin dilakukan? Apakah orang terbantu atau dirugikan? Apakah ada akibat yang tidak
diinginkan? Apakah kehidupan klien atau kesejahteraannya meningkat atau tidak?
Dibawah ini daftar beberapa prinsip mapan dari asesmen kebijakan:
1. Jika evaluasi sebuah kebijakan diinginkan pada tanggal yang akan datang, contohnya, dalam tiga
tahun, maka penting untuk menyusun prosedur asesmen sebelumnya, biasanya dari permulaan
(Lyday, 1972)
2. Berk et l. (1985) mencatat bahwa banyak evaluasi kuantitatif kebijakan mencerminkan
manfaat yang relative sederhana, campuran sering antara tidak ada manfaat atau perubahan
sederhana dalam arah yang positif atau negative.
3. Pertimbangan politik sering mempengaruhi penafsiran dari temuan riset (Jansson, 1999)
4. Evaluator kebijakan mencoba untuk menghapuskan penjelasan saingan bahwa kritik dapat
gunakan untuk meragukan temuan-temuan mereka (Jansson, 1999)
5. Evaluator semakin menggunakan campuran riset metode kualitatif dan kuantitatif untuk
memberikan gambaran yang lebih dinamis tentang hasil atau proses dari sebuah kebijakan
6. Riset yang berguna seharusnya mengakibatkan modifikasi program. Lingkaran umpan balik
kepada legislator atau personil lembaga dimaksudkan untuk menyampaikan kelebihan dan
kelemahan suatu kebijakan dan menyarankan cara-cara alternative untuk meningkatkan
kebijakan yang ada. Advokat mungkin juga menyebarluaskan temuan dari riset evaluasi kepada
kelompok yang lain atau public.