Anda di halaman 1dari 3

Fungsi dan Peranan Lembaga Bantuan Hukum Struktural

diposting oleh mohammad-darry-fisip12 pada 28 September 2013

FUNGSI DAN PERANAN LEMBAGA BANTUAN HUKUM STRUKTURAL

Lembaga bantuan hukum lahir karena adanya sebuah tujuan dalam membantu
masyarakat yang tidak mampu baik secara ekonomi maupun kedudukan strata sosial.
Selain itu terdorong karena keinginan dalam penegakkan keadilan dan kedudukan yang
sama di depan hukum. Jika kita lihat memang dalam berbagai contoh kasus sering kali
hukum tumpul keatas akan tetapi sangat tajam ke bawah, disinilah yang dibutuhkan dari
para advokat dalam membantu masyrakat menengah ke bawah dalam prosesi hukum.
Profesi advokat/penasehat hukum adalah profesi yang mulia dan terhormat (offium
nobile), menjalankan tugas pekerjaan menegakkan hukum di pengadilan bersama jaksa
dan hakim (official’s of the court) dimana dalam tugas pekerjaannya dibawah lindungan
hukum dan undang-undang yang dalam hal ini adalah UU no. 18 Tahun 2003 tentang
Advokat. Fungsi dari advokat jika kita melihat yang telah diatur oleh undang-undang di
pengadilan adalah mengamati kinerja-kinerja praktisi hukum lainnya.

Untuk setiap permasalahan seorang advokat memang diharuskan mempunyai


sebuah keberanian dalam mencari keadilan dengan mengesampingkan segala rasa takut
kepada siapapun. Yang terpenting adalah fungsi seorang advokat adalah memberi bantuan
hukum kepada siapapun guna mendapatkan keadilan. Itulah sebabnya mengapa seorang
advokat harus memberikan bantuan hukum secara gratis untuk setiap masyarakat yang
tidak mampu dan lapisan bawah yang buta dengan hukum, baik terlibat masalah pidana
ataupun masalah perdata.

Seperti yang dikatakan oleh Prof. DR. Soerjono Soekanto, S.H., M.A., bahwasannya
proses advokasi setidaknya memberikan bantuan hukum mencakup kemungkinan -
kemungkinan sebagai berikut:

Pemberian informasi hukum, misalnya, memberitahukan kepada seorang pegawai negeri


tentang hak – hak dan kewajiban – kewajibannya sebagai pegawai negeri.

Pemberian nasehat hukum, misalnya, menjelaskan apa yang harus dilakukan seseorang
yang akan membeli rumah atau tanah.

Pemberian Jasa Hukum, misalnya, membantu seseorang untuk menyusun surat gugatan.
Bimbingan Hukum, yaitu pemberian jasa secara kontinyu.
Memberikan jasa perantara, misalnya, menghubungkan warga masyarakat dengan instasi-
instasi tertentu yang berkaitan dengan masalah – masalah hukum yang dihadapinya.

F. Menjadi kuasa warga masyarakat di dalam atau di luar pengadilan.

Hal itu juga didukung dalam konfrensi PBB tentang Hak – Hak Asasi Manusia yang
diselenggarakan di Teheran pada tahun 1968, gagasan tentang bantuan hukum sudah
diterima oleh anggota- anggota PBB yang mengikuti konfrensi tersebut. Maka dari
konfrensi tersebut muncullah beberapa resolusi – resolusi, diantaranya:
Perlunya setiap pemerintah mendorong perkembangan sistem bantuan hukum untuk
melindungi hak – hak dan kebebasan – kebebasan dasar manusia.

Merancang patokan-patokan untuk memperoleh bantuan – bantuan profesionil.

Finansiil dan bantuan hukum lain terhadap mereka yang hak – hak dasarnya dilanggar.
Mempertimbangkan cara – cara dan sarana – sarana pembiayaan bagi sistem bantuan
hukum yang menyeluruh (comprehensive legal aid systems).

Dimasa sekarang semakin meluasnya batuan hukum juga merupakan kesadaran dari
berbagai advokat dala menyelebggarakan bantuan hukum. Pendirian lembaga bantuan
hukum tidak hanya berdiri dikalangan praktisi juga menyebar luas dikalangan akademisi
khusunya bantuan hukum yang didirakan oleh fakultas hukum di berbagai Universitas baik
negeri maupun swasta di Indonesia. Hal ini bertujuan selain memberikan bantuan dalam
mencari keadilan kepada masyarakat juga tempat bagi para mahasiswa dalam
mempraktekkan ilmunya, juga tempat yang bisa menunjukkan bahwasannya teori kadang
kala tidak sesuai dengan kenyataan di lapangan.

Masyarakat semakin mudah dalam mencari keadilan dalam bantuan dan pelayanan hukum
karena banyak sekali Lembaga Bantuan Hukum yang didirikan di kantor – kantor
pengadilan atau setiap pos-pos di lingkungan sekitar masyarakat. Tujuannya adalah agar
setiap keluhan dan laporan masyarakat langsung bisa ditampung dan dilayani.

Dari berbagai penjelasan diatas sangatlah jelas bahwa Fungsi dan Peranan lembaga
bantuan hukum adalah sebagai berikut:

Public service. Sehubungan dengan kondisi sosial ekonomi karena sebagian besar dari
masyarakat kita tergolong tidak mampu atau kurang mampu untuk menggunakan dan
membayar jasa advokat, maka Lembaga Bantuan Hukum memberikan jasa-jasanya dengan
cuma - cuma
Social education. Sehubungan dengan kondisi social cultural, dimana lembaga dengan
suatu perencanaan yang matang dan sistematis serta metode kerja yang praktis harus
memberikan penerangan – penerangan dan petunjuk – petunjuk untuk mendidik
masyarakat agar lebih sadar dan mengerti hak-hak dan kewajiban – kewajibannya
menurut hukum.

Perbaikan tertib hukum. Sehubungan dengan kondisi social politic, dimana peranan
lembaga tidak hanya terbatas pada perbaikan – perbaikan di bidang peradilan pada
umumnya pada profesi pembelaan khususnya, akan tetapi juga dapat melakukan pekerjaan
– pekerjaan Ombudsman selaku partisipasi masyarakat dalam bentuk kontrol dengan
kritik – kritik dan saran – sarannya untuk memperbaiki kepincangan -
kepincangan/mengoreksi tindakan-tindakan penguasa yang merugikan masyarakat
Pembaharuan hukum. Dari pengalaman – pengalaman praktis dalam melaksanakan
fungsinya lembaga menemukan banyak sekali peraturan-peraturan hukum yang sudah
usang tidak memenuhi kebutuhan baru, bahkan kadang-kadang bertentangan atau
menghambat perkembangan keadaan. Lembaga dapat mempelopori usul-usul perubahan
undang-undang.
Pembukaan lapangan kerja (labour market). Berdasarkan kenyataan bahwa dewasa ini
tidak terdapat banyak pengangguran sarjana-sarjana hukum yang tidak atau belum
dimanfaatkan atau dikerahkan pada pekerjaan – pekerjaan yang relevan dengan
bidangnya dalam rangka pembangunan nasional. Lembaga Bantuan Hukum jika saja dapat
didirikan di seluruh Indonesia misalnya satu kantor Lembaga Bantuan Hukum, di setiap ibu
kota kabupaten, maka banyak sekali tenaga sarjana-sarjana hukum dapat ditampung dan di
manfaatkan.

Practical training. Fungsi terakhir yang tidak kurang pentingnya bahkan diperlukan oleh
lembaga dalam mendekatkan dirinya dan menjaga hubungan baik dengan sentrum –
sentrum ilmu pengetahuan adalah kerjasama antara lembaga dan fakultas-fakultas hukum
setempat. Kerjasama ini dapat memberikan keuntungan kepada kedua belah pihak. Bagi
fakultas-fakultas hukum lembaga dapat dijadikan tempat lahan praktek bagi para
mahasiswa-mahasiswa hukum dalam rangka mempersiapkan dirinya menjadi sarjana
hukum dimana para mahasiswa dapat menguji teori-teori yang dipelajari dengan
kenyataan-kenyataan dan kebutuhan-kebutuhan dalam praktek dan dengan demikian
sekaligus mendapatkan pengalaman.

Referensi
Prodjohamidjojo, Martiman (1982) Seri Pemerataan Keadilan 5; Penasihat Dan Organisasi Bantuan Hukum.
Jakarta: Ghalia Indonesia.
Hakim, Abdul dan Mulyana Kusumah (1981) Beberapa Pemikiran Mengenai Bantuan Hukum : Kearah Bantuan
Hukum Struktural. Bandung: Alumni, (4): 44-63

Anda mungkin juga menyukai