Kepada Yth,
Bapak Ketua Pengadilan Tinggi Medan
Di –
Medan
Dengan hormat,
Yang bertanda tangan dibawah ini :---------------------------------------------------------------
FERI ANTONI SURBAKTI, S.H,,M.H.
MARAIHUT SIMBOLON, S.H.
HERMANSYAH, S.H.
MAHRUZAR, NASUTION, S.H.
Advokat, yang berkantor di Law Offices Of Feri Antoni Surbakti, beralamat di Jalan
Bakti Luhur Komplek Perumahan Greenville Nomor B 12A Kota Medan – Sumatera
Utara, Indonesia. Karenanya bertindak untuk dan kepentingan atas nama :
HENDIANTO, Tempat & Tgl. Lahir Medan, 16 Februari 1962, Agama Islam,
Pekerjaan Wiraswasta, Kebangsaan Indonesia, beralamat di Jalan Ampera Nomor 04 B
Kelurahan Tanjung Rejo Kecamatan Medan Sunggal Kota Medan Provinsi Sumatera
Utara.
Teriring salam dan doa kami sampaikan kepada Bapak, semoga senantiasa di
dalam menjalankan aktifitas sehari-hari khususnya di dalam menegakkan supremasi
hukum diberikan kesehatan selalu dan selalu berada dalam Lindungan Allah SWT.
Amin.
Melalui surat disampaikan kepada Bapak, bahwasanya klien kami tersebut diatas
di duga telah melakukan tindak pidana persetubuhan dan cabul terhadap seorang anak
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 81 Ayat (1), (3) Jo Pasal 76D, Subs Pasal 81 Ayat
(2) Undang-undang Nomor 35 Tahun 2014 Tentang Perubahan atas Undang-undang
Nomor 23 Tahun 2002 Tentang Perlindungan Anak dan klien kami tersebut telah
ditangkap dan ditahan oleh penyidik Polresta Medan :
Ditangkap :
- Bahwa klien kami tidak pernah melakukan tindak pidana sebagaimana yang
dituduhkan kepadanya apalagi dilakukan terhadap anak kandungnya sendiri dan
untuk itu klien kami berani untuk diangkat sumpah (Vide Surat pernyataan a.n.
Tersangka Hendianto, terlampir).
- Bahwa di dalam berita acara pemeriksaan (BAP) tersebut, dinyatakan klien kami di
dampingi pengacara yang disediakan oleh Polresta Medan yakni UNTUNG
HARYONO, S.H.. Namun faktanya, klien kami sama sekali tidak di dampingi
pengacara yang bersangkutan pada saat pemeriksaan. Namun hanya
menandatangani berita acara pemeriksaan tersebut.
- Bahwa penahanan yang dilakukan terhadap klien kami oleh penyidik Polresta
semata-mata hanya didasarkan pada keterangan saksi Korban. Sedangkan Visum Et
Repertum tersebut, hanya menerangkan keadaan bahwasanya menyangkut selaput
dara korban robek jam 4,5,6,7,8 sampai ke dasar dan tidak membuktikan siapa
pelaku. Dengan demikian, keterangan saksi korban Puspa Sekar Rini dan Visum Et
Repertum masih berdiri sendiri.
- Bahwa penahanan yang dilakukan terhadap klien kami, secara hukum haruslah di
dukung dengan sekurang-kurangnya 2 (dua) alat bukti, dimana alat bukti yang
dimaksud dapat menjelaskan atau menerangkan keadaan atau petunjuk tentang
siapa pelaku atas tindak pidana dimaksud.
Demikianlah surat ini disampaikan, atas perhatian Bapak dalam mengabulkan keberatan
kami ini serta membatalkan surat penetapan perpanjangan penahanan Nomor :
2420/Pen.Pid/2015/PN-Mdn, tanggal 27 Oktober 2015 yang dikeluarkan oleh Ketua
Pengadilan Negeri Medan tersebut, diucapkan terima kasih.-
Hormat kami
Kuasanya,