Anda di halaman 1dari 3

KLIPING PENEGAKKAN HUKUM DI INDONESIA

Kasus penistaan agama

Diajukan untuk Memenuhi Tugas

Mata Kuliah pendidikan kewarganegaraan

Dosen Pengampu : Widiya Rahmawati

DisusunOleh:

1. Muhammad Hasyim (2017015)

PENDIDIKAN GURU MADRASAH IBTIDAIYAH

FAKULTAS AGAMA ISLAM

UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA INDONESIA

2020

1
"Kasus ini bermula dari sebuah video yang diunggah Pemprov DKI.

Konten video berisi pidato sambutan Basuki Tjahja Purnama atau Ahok di Pulau Pramuka
pada 27 September 2016. "Kan, bisa saja dalam hati kecil Bapak-Ibu, enggak pilih saya
karena dibohongi (orang) pakai Surat Al Maidah 51 macam-macam itu. Itu hak Bapak-Ibu.
Kalau Bapak-Ibu merasa enggak bisa pilih karena takut masuk neraka, dibodohin, begitu,
enggak apa-apa, karena ini panggilan pribadi Bapak-Ibu. Program ini (budi daya kerapu)
jalan saja. Jadi, Bapak-Ibu enggak usah merasa enggak enak karena nuraninya enggak bisa
pilih Ahok," kata Ahok saat itu. Pernyataan yang menyinggung Surat Al Maidah menjadi
polemik. Beberapa orang melaporkan Ahok ke polisi atas dugaan penistaan agama. Kasus itu
juga sempat memicu demonstrasi besar menuntut penegakkan hukum yang segera. Aksi yang
paling masif terjadi pada 2 Desember 2016. Unjuk rasa itu kemudian dikenal sebagai Aksi
212. Kasus ini pun terus bergulir hingga 2017.

2
Publik terbelah menyikapi kasus ini. Dalam pengusutan kasus ini, Polri melakukan gelar
perkara 'terbuka terbatas'. Sebuah hal yang tak lazim dalam penegakkan hukum.Kapolri
jenderal Tito Karnavian mengambil kebijakan itu untuk meredam polemik yang meluas
hingga ke daerah-daerah. Langkah tersebut juga ingin menunjukan Polri transparan dalam
mengusut dugaan penistaan agama Ahok.Akhirnya, penyidik memutuskan menaikan status
Ahok sebagai tersangka. Kasus ini berakhir di pengadilan. Majelis Hakim yang dipimpin
Dwiarso Budi Santiarto memvonis Ahok dua tahun penjara, Selasa, 9 Mei 2017. Vonis ini
lebih berat dari tuntutan jaksa penuntut umum (JPU) yang hanya menuntutnya dengan
hukuman satu tahun penjara dengan masa percobaan dua tahun.

Hakim menilai perbuatan Ahok meresahkan warga dan dapat memecah antargolongan. Ahok
juga merasa tidak bersalah sehingga memberatkan hukumannya.

Baca lebih lanjut di Scribd: https://www.scribd.com/doc/478993569

Anda mungkin juga menyukai