Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH OLAHRAGA USIA DINI

PEMBIBITAN ATLET SEPAK BOLA

Disusun Oleh:

Nova Reza Ningtyas


6211420103

ILMU KEOLAHRAGAAN
FAKULTAS ILMU KEOLAHRAGAAN
UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2021
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Allah SWT yang senantiasa memberikan karunia-Nya, sehingga
penulis dapat menuliskan makalah yang berjudul Pembibitan Atlet Sepakbola. Makalah ini
disusun sebagai salah satu tugas mata kuliah Olahraga Usia Dini.
Penulis menyadari dalam makalah ini jauh dari kata sempurna baik dari segi
penyusunan, bahasa, dan penulisannya. Oleh karena itu penulis mengharapkan kritik yang
membangun. Sebelum dan sesudahnya, kami mengucapkan terimakasih.
Penulis
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...........................................................................................................................2
DAFTAR ISI.........................................................................................................................................3
BAB I PENDAHULUAN......................................................................................................................4
A. Latar Belakang...........................................................................................................................4
B. Rumusan Masalah......................................................................................................................4
C. Tujuan........................................................................................................................................4
D. Manfaat......................................................................................................................................4
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................................................5
A. Identifikasi Bakat.......................................................................................................................5
1. Pengertian Identifikasi Bakat.................................................................................................5
2. Pemanduan Bakat..................................................................................................................5
3. Tujuan Identifikasi Bakat.......................................................................................................6
B. Pengembangan Bakat.................................................................................................................6
1. Pengenalan Bakat...................................................................................................................6
2. Metode Pengenalan Bakat......................................................................................................7
3. Kriteria Pengenalan Bakat.....................................................................................................7
4. Tes Pemanduan Bakat Cabang Olahraga Sepakbola..............................................................8
BAB III PENUTUP...............................................................................................................................9
A. Kesimpulan................................................................................................................................9
B. Saran..........................................................................................................................................9
DAFTAR PUSTAKA..........................................................................................................................10
BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Olahraga merupakan sebuah budaya sekaligus bahasa universal bagi umat manusia.
Melalui olahraga, banyak negara kecil menjadi besar. Melalui olahraga, kesehatan
manusia dijanjikan. Pada era orde baru pernah ada motto, “mengolahragakan
masyarakat dan memasyarakatkan olahraga”. Namun penerapannya sampai saat ini
terasa semakin jauh, karena semakin banyak orang yang malas olahraga. Tidak punya
waktu kerap menjadi alasan. Ditambah lagi, pengembangan lewat jalur pendidikan
yang masih belum optimal. Keterpurukan prestasi olahraga Indonesia juga semakin
lama semakin menghawatirkan. Pokok persoalan yang mengemuka terkait dengan
keterpurukan olahraga di Indonesia terletak pada kesalahan dalam menata sistem
pembinaan olahraga itu sendiri. Pemassalan olahraga merupakan dasar dari teori
piramida dan sekaligus merupakan landasan dalam proses pembibitan dan pemanduan
bakat atlet. Pemassalan olahraga berfungsi untuk menumbuhkan kesehatan dan
kesegaran jasmani manusia Indonesia dalam rangka membangun manusia yang
berkualitas dengan menjadikan olahraga sebagai bagian dari pola hidup bangsa
Indonesia. Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan individu-individu
yang memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga di kemudian hari, sebagai
langkah atau tahap lanjutan dari pemassalan olahraga.Pembibitan yang dimaksud
adalah menyemaikan bibit, bukan mencari bibit. Ibaratnya seorang petani yang akan
menanam padi, ia tidak membawa cangkul mencari bibit ke hutan, tetapi melakukan
penyemaian bibit atau membuat bibit dengan cara tertentu, misalnya dengan memetak
sebidang tanah sebagai tempat pembuatan bibit yang akan ditanam. Perlu dilakukan
pembinaan prestasi terutama melakukan pembibitan pada altet yang ada di cabang
olahraga sepak bola dengan beberapa teori dan penjelasan terkait pembibitan atlet
sepak bola.

B. Rumusan Masalah
Rumusan makalah yang angkat dalam makalah ini yaitu:
1. Apa yang dimaksud dengan identifikasi bakat?
2. Apa yang dimaksud dengan pengembangan bakat?

C. Tujuan
Tujuan dari makalah ini yaitu untuk mengedukasi pembaca mengenai identifikasi
bakat pada cabang olahraga sepakbola dan juga memahami bagaimana pengembangan
bakat pada atlet sepak bola.

D. Manfaat
Manfaat dari makalah ini yaitu mengedukasi pembaca mengenai identifikasi bakat
pada cabang olahraga sepakbola dan juga memahami bagaimana pengembangan bakat
pada atlet sepak bola.
BAB II PEMBAHASAN
A. Identifikasi Bakat
Menurut William B. Michael, pengertian bakat adalah suatu kapasitas yang ada dalam diri
seseorang yang mana dalam melakukan tugas serta melakukannya dipengaruhi oleh latihan
yang sudah dijalaninya. Menurut S.C Utami Munandar, bakat adalah sebuah kemampuan
bawaan dari seseorang yang mana sebagai potensi yang masih perlu untuk dikembangkan
lebih lanjut dan dilatih agar dapat mencapai impian yang ingin diwujudkan. Menurut Kartini
Kartono, pengertian bakat adalah hal yang mencakup segala faktor yang ada di dalam diri
individu yang dimiliki sejak awal pertama kehidupannya dan kemudian menumbuhkan
perkembangan keahlian, ketrampilan, dan kecakapan tertentu. Bakat ini sifatnya laten
potensial, sehingga masi bisa tumbuh dan dikembangkan. Menurut Suganda Pubakawatja,
pengertian bakat adalah benih yang berasal dari suatu sifat yang mana baru akan tampak
nyata jika seseorang tersebut mendapat sebuah kesempatan dan kemungkinan untuk dapat
mengembangkannya. Menurut M. Ngalim Purwanto, bakat adalah kecakapan pembawaan,
yang mana mengenai kesanggupan dan potensi tertentu yang dimiliki oleh seseorang.

Pembibitan dapat dilakukan dengan melaksanakan identifikasi bakat (Talent Identification),


kemudian dilanjutkan dengan tahap pengembangan bakat (Talent Development). Dengan cara
demikian, maka proses pembibitan diharapkan akan lebih baik.Ditinjau dari sudut
pertumbuhan dan perkembangan gerak anak, merupakan kelanjutan dari akhir masa kanak-
kanak, yaitu masa adolesensi (M. Furqon H. dan Muchsin Doewes, 2000). Pelaksanaan
pembibitan atlet ini menjadi tanggung jawab pengelola olahraga pada tingkat eksekutif dan
sekaligus bertanggung jawab pada pembinaan di tingkat di bawahnya, yaitu pada tahap
pemassalan olahraga.Di sini disusun program yang mampu memunculkan bibit-bibit, baik di
tingkat kotamadya/kabupaten maupun di tingkat propinsi. Adanya kejuaraan-kejuaraan yang
teratur merupakan salah satu cara untuk merangsang dan memacu munculnya atlet-atlet agar
berlatih lebih giat dalam upaya meningkatkan prestasiny

1. Pengertian Identifikasi Bakat


Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, yang dimaksudkan dengan bakat adalah
dasar (kepandaian, sifat, dan pembawaan) yang dibawa dari lahir dan dalam
Webster’s Encyclopedic Unabridged Dictionary of the English Language dinyatakan
sebagai a special natural ability. Dari pengertian bakat di atas, selanjutnya dapat
dikatakan bahwa identifikasi bakat olahraga adalah proses pemberian ciri
(karakteristikisasi) terhadap dasar kemampuan yang dibawa dari lahir yang dapat
melandasi keterampilan olahraga.
2. Pemanduan Bakat
Instrumen pemanduan bakat harus bersifat spesifik dan disesuaikan dengan cabang
olahraga masing-masing, yang pengembangannya dilakukan dengan menggunakan
dua pendekatan. Pendekatan pertama dilakukan dengan cara menyusun tes baterei,
sedangkan pendekatan kedua dilakukan dengan menggunakan tes baku yang telah
dikembangkan para ahli. Bompa menyatakan ada beberapa tahapan yang harus dikuti
untuk mempersiapkan atlet. Adapun tahapan yang dimaksud adalah:
(1) Mencari calon atlet berbakat;
(2) Memilih calon atlet pada usia muda;
(3) Memonitor calon atlet tersebut secara terus-menerus dan teratur;
(4) Membantu calon atlet agar dapat meraih prestasi puncak.
3. Tujuan Identifikasi Bakat
Tujuan utama melakukan identifikasi calon atlet adalah untuk mengidentifikasi dan
memilih calon atlet yang mempunyai kemampuan terbaik sesuai dengan cabang
olahraga yang dipilih. Bompa (Bompa, 1990) menyatakan di negara barat identifikasi
calon atlet bukanlah merupakan suatu konsep baru dalam bidang olahraga, meskipun
kegiatan identifikasi calon atlet ini belum banyak dikerjakan secara formal. Sebagai
ilustrasi dapat dicermati keadaan berikut: pada akhir tahun 1960-an dan awal tahun
1970-an, sebagian besar negara Eropah Timur telah menetapkan metode khusus untuk
melakukan identifikasi calon atlet potensial. Prosedur pemilihan calon atlet ditemukan
dan diarahkan oleh para ilmuwan olahraga, selanjutnya para ilmuwan memberikan
rekomendasi beberapa calon atlet berpotensi dalam cabang olahraga tertentu kepada
para pelatih. Dengan menggunakan prosedur pemilihan calon atlet seperti disebutkan
di atas hasilnya sangat menakjubkan. Beberapa atlet Republik Demokrasi Jerman
yang meraih medali di arena Olimpiade 1972, ternyata terpilih menjadi calon atlet
melalui pemilihan dengan cara ilmiah. Hal yang sama terjadi pula pada para atlet
Bulgaria di arena Olimpiade 1976.

B. Pengembangan Bakat
Disadari bahwa upaya mencapai prestasi dalam olahraga merupakan hal yang kompleks,
karena melibatkan banyak faktor antara lain faktor internal seperti: fisik dan mental atlet dan
faktor eksternal seperti: lingkungan alam dan peralatan. Faktor internal sesungguhnya
bersumber dari kualitas atlet itu sendiri, dimana atlet yang berkualitas berarti memiliki
potensi bawaan (bakat) yang sesuai dengan tuntutan cabang olahraga dan siap dikembangkan
untuk mencapai prestasi puncak. Pengalaman menunjukkan bahwa hanya atlet yang berbakat
dan mau latihan dengan baik dapat mencapai prestasi puncak (peack performance). Prestasi
puncak merupakan hasil dari seluruh usaha program pembinaan dalam jangka waktu tertentu
yang merupakan paduan dari proses latihan yang dirancang secara sistematis, berjenjang,
berkesinam bungan, berulang-ulang dan makin lama makin meningkat.
1. Pengenalan Bakat
Proses pengidentifikasian atlet yang berbakat, kemudian mengikut sertakannya dalam
program latihan yang terorganisir dengan baik merupakan hal yang paling utama
dalam olahraga kontemporer. Setiap orang dapat belajar menari, menyanyi, melukis
namun sangat sedikit yang mencapai tingkat penguasaan yang tinggi. Maka dari itu
dalam olahraga seperti juga dalam seni sangat penting untuk menemukan seseorang
yang berbakat menyeleksinya pada usia muda, memantaunya secara kontinyu, serta
membantunya untuk mencapai tingkat penguasaan yang tertinggi.
Proses pengenalan dan pengidentifikasian bakat harus merupakan aktivitas yang
didahulukan oleh para pelatih dan spesialis pelatihan dalam rangka untuk
mengembangkannya serta untuk meningkatkan criteria psiko-biologis yang digunakan
untuk menemukan seseorang yang lebih berbakat pada tampilan olahraga yang tinggi.
Penggunaan criteria ilmiah pada proses identifikasi bakat mempunyai beberapa
keuntungan sebagai berikut:
(1) secara substansial mengurangi waktu yang diperlukan untuk mencapai
kemampuan yang tertinggi dengan memilih individu-individu yang berbakat pada
olahraga tersebut
(2) mengurangi volume kerja serta energi yang harus dikerjakan pelatih. efektivitas
latihan yang diberikan pelatih biasanya didukung keefektivi tasannya oleh para atlet
yang mempunyai kemampuan superior tersebut
(3) meningkatkan suasana kompetitif dan jumlah atlet yang dimasukkan serta
pencapaian tingkat kemampuan yang tinggi, sebagai hasilnya adalah tim nasional
yang homogen serta lebih kuat untuk penampilan pada tingkat internasional
(4) meningkatkan kepercayaan diri atlet tersebut karena tampilan lebih baik
dibandingkan dengan atlet lain pada usia yang sama yang tidak melalui proses seleksi
(5) secara tidak langsung memberikan motivasi pada penerapan pelatihan ilmiah,
asisten pelatih olahraga yang membantu dalam pengenalan bakat termotivasi untuk
terus memantau latihan atlet.
2. Metode Pengenalan Bakat
berbagai macam metode yang dapat dipergunakan untuk mengenal bakat seseorang,
tetapi pada prinsipnya ada dua metode yang paling mendasar untuk perlu kita ketahui
sebagai teacher physical education sebagai berikut
a. Seleksi alamiah;
seleksi ini dianggap sebagai pendekatan normal dengan cara alamiah dalam
mengembangkan kemampuan seorang atlet dalam olahraga. Mengasumsikan
bahwa seorang atlet yang mendaftar pada cabang tertentu sebagai hasil dari
pengaruh local (tradisi sekolah, keinginan orang tua, atau teman seusia). Sehingga
evolusi kemampuan seorang atlet ditentukan oleh seleksi alamiah yang tergantung
pada berbagai factor, individual, kebetulan seorang atlet mengambil cabang yang
sesuai dengan bakatnya. Karena itu sering terjadi perkembangan kemampuan atlet
sangat lambat, diakibatkan karena pemilihan cabang olahraga yang tidak sesuai.
b. Seleksi ilmiah;
adalah suatu metode yang digunakan pelatih dalam memilih anak-anak prospektif
yang telah menunjukkan kemampuan alami pada cabang olahraga tertentu. Jadi
dibandingkan dengan individu yang diidentifikasi melalui metode alamiah, waktu
untuk mencapai tingkat kemampuan yang tinggi bagi mereka yang terseleksi
secara ilmiah lebih pendek. Untuk cabang-cabang olahraga yang membutuhkan
tinggi atau berat tertentu (bola basket, sepakbola, mendayung, cabang-cabang
lempar) seleksi ilmiah sangat dianjurkan. Hal yang sama pada cabang yang
membutuhkan kecepatan, waktu reaksi, koordinasi da dan tenaga (judo, sprint,
hokey, cabang-cabang lompat pada atletik) . Dengan bantuan ilmuan olahraga,
kualifikasi tersebut dapat terdeteksi. Sebagai hasil dari tes ilmiah, individu-
individu yang berbakat terseleksi secara ilmiah atau diarahkan pada cabang
olahraga yang sesuai.
3. Kriteria Pengenalan Bakat
Atlet yang berkemampuan tinggi mempunyai profil biologis yang spesifik,
kemampuan biomotorik yang tinggi dan sifat fisiologis yang kuat. Prestasi tinggi
dalam olahraga memerlukan calon atlet dengan profil biologik khusus,
kemampuan biomotorik menonjol, dan ciri-ciri fisiologik yang kuat. Pada dekade
terakhir, ilmu latihan telah melangkah ke depan secara impresif, dan ini
merupakan dukungan penting bagi perkembangan prestasi atlet. Perkembangan
dramatik lainnya juga telah dilakukan berkaitan dengan kuantitas dan kualitas
latihan. Walaupun demikian, jika partisipan yang terlibat dalam aktivitas olahraga
memiliki hambatan biologik, atau mempunyai kekurangan dalam hal kemampuan
yang dipersyaratkan cabang olahraga tertentu, maka kekurangan awal dalam hal
kemampuan alami ini sulit ditanggulangi, meskipun para atlet melakukan latihan
dengan jumlah latihan berlebih. Oleh karena itu, identifikasi calon atlet
merupakan sesuatu yang vital dalam pencapaian prestasi olahraga.
4. Tes Pemanduan Bakat Cabang Olahraga Sepakbola
Tes dan pengukuran keberbakatan olahraga padda siswa Sekolah Dasar dengan
menggunakan metode Australian Sport Search terdapat beberapa jenis tes yang akan
dilaksanakan, yaitu 1) Tes Antopometri dan 2) Tes Fisik (Nurhasan & Cholil, 2014;
Ratno & Nidyatama, 2019).
a. Tes Antopometri
Tes ini bertujuan untuk mengetahui porposi tubuh siswa, dengan dilaksanakannya
tes ini maka akan diketahui apakah secara anatomis siswa tersebut memiliki
komposisi yang baik untuk mendukung cabang olahraga yang ditekuni oleh siswa.
Bagian tubuh yang diukur pada tes ini yaitu:
1) Tinggi badan
2) Berat badan
3) Tinggi duduk
4) Panjang lengan
b. Tes Fisik (Batre Test)
Tes fisik silaksanakan dengan tujuan untuk mengetahui kondisi fisik siswa secara
umum, pada tes ini siswa melakukan beberapa macam gerakan yang meliputi:
1) Kecepatan (Speed)
2) Kelentukan (Flexibility)
3) Koordinasi
4) Kekuatan (Straenght)
5) kelincahan (Agility)
6) Daya Ledak (Power)
7) Daya Tahan (Endurance)
Diharapkan dengan hasil tes fisik yang baik maka siswa akan diketahui
potensi fisik yang telah dimiliki untuk mendukung dalam kesesuaian
kecabangan olahraga yang akan ditekuni.
BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan
Pembibitan atlet adalah upaya mencari dan menemukan individu-individu yang
memiliki potensi untuk mencapai prestasi olahraga di kemudian hari, sebagai langkah
atau tahap lanjutan dari pemassalan olahraga.Pembibitan yang dimaksud adalah
menyemaikan bibit, bukan mencari bibit. Ibaratnya seorang petani yang akan
menanam padi, ia tidak membawa cangkul mencari bibit ke hutan, tetapi melakukan
penyemaian bibit atau membuat bibit dengan cara tertentu, misalnya dengan memetak
sebidang tanah sebagai tempat pembuatan bibit yang akan ditanam.Pembibitan dapat
dilakukan dengan melaksanakan identifikasi bakat (Talent Identification), kemudian
dilanjutkan dengan tahap pengembangan bakat (Talent Development). Dengan cara
demikian, maka proses pembibitan diharapkan akan lebih baik.Ditinjau dari sudut
pertumbuhan dan perkembangan gerak anak, merupakan kelanjutan dari akhir masa
kanak-kanak, yaitu masa adolesensi.
B. Saran
Pelaksanaan pembibitan atlet ini menjadi tanggung jawab pengelola olahraga pada
tingkat eksekutif dan sekaligus bertanggung jawab pada pembinaan di tingkat di
bawahnya, yaitu pada tahap pemassalan olahraga.Di sini disusun program yang
mampu memunculkan bibit-bibit, baik di tingkat kotamadya/kabupaten maupun di
tingkat propinsi. Adanya kejuaraan-kejuaraan yang teratur merupakan salah satu cara
untuk merangsang dan memacu munculnya atlet-atlet agar berlatih lebih giat dalam
upaya meningkatkan prestasinya.
DAFTAR PUSTAKA

David Shield and Brenda Bredemeier (1995). Character Development and Physical
Activity. New York: Vantage Press, Inc.

Gafur, Abdul (1983). Olahraga Unsur Pembinaan Bangsa dan Pembangunan Negara.
Jakarta: Kantor Menpora.

Sudarmono, M. (2018). Sistem pembinaan ekstrakurikuler sepakbola di Kabupaten


Banyumas. Jurnal Penjakora, 5(1), 64-75.

Jihad, M., & Annas, M. (2021). Pembinaan Prestasi Olahraga Sepak Bola Pada SSB 18
Di Kabupaten Jepara Tahun 2021. Indonesian Journal for Physical Education and Sport, 2,
46-53.

Rahmad, H. A. (2016). Pengaruh Penerapan Daya Tahan Kardiovaskuler (Vo2max)


Dalam Permainan Sepakbola Ps Bina Utama. Curricula: Journal of Teaching and
Learning, 1(2).

Assegaf, F. I., & Akhiruyanto, A. (2021). Pembinaan Prestasi Sekolah Sepakbola


Bhaladika di Kota Semarang Tahun 2020. Indonesian Journal for Physical Education and
Sport, 2, 39-45.

Akhmad, I. (2012). Kebijakan Pemerintah Tentang Pembinaan Olahraga Nasional Pada


Fase Pembibitan. Majalah Keolahragaan Sportif, 6(01), 12-23.

Anda mungkin juga menyukai