Anda di halaman 1dari 5

Warna, Suhu, dan Udara Tanah

Warna Tanah

Warna tanah merupakan petunjuk sifat tanah yang paling mudah dideterminasi. Warna tanah
dapat dijadikan sebagai indikator kualitatif dalam menentukan tingkat kesuburan tanah, kandungan
bahan organik, aerasi, dan drainase. Tanah dengan warna hitam menunjukkan bahan organik tanah yang
tinggi. Tanah yang banyak mengandung oksida-oksida Fe atau mineral hematit akan menunjukkan warna
merah dan mengandung mineral goethite, besi oksida terhidrasi dengan mineral limonit akan
menunjukkan warna terang atau pucat, karena besi yang terduksi. Pada tanah jenuh air, atau sepanjang
tahunnya tergenang air, akan berwarna kelabu atau gley seperti tanah yang berada pada daerah
cekungan atau sawah.

Ada empat faktor yang mempengaruhi warna tanah yaitu:

a. Kandungan bahan organik


b. Kandungan air dan kondisi drainase tanah, baik dalam kondisi jenuh atau tidak jenuh
c. Adanya oksida besi dan mineral tanah seperti kuarsa, hematit, limonit, dan glauconit
d. Kondisi fisiografi wilayah seperti wilayah cekungan atau dataran dan topografi berlerang
e. Utomo, I. M. (2016). Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Kencana.

Sumber : Utomo, I. M. (2016). Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Kencana.

Suatu metode yang umum digunakan adalah dengan dasar pembandingan langsung antara
tanah dengan kepingan warna baku. Misalnya cara warna Munsell. Kepingan-kepingan wama baku
ini ditempelkan dalam halamanhalaman buku, sehingga dinamakan "Munsell Soil Color Chart".
Dalam sistem ini ditentukan tiga komponen warna dasar yakni hue, value, dan chroma.

1. Hue: dimaksudkan sebagai wama sprektrum yang menguasai (dominan)atau kualitas yang
memilahkan wama merah dari warna kuning, dsb.
2. Value : kecemerlangan yang menyatakan kecerahan sejati setelah dibandingkan dengan
warna putih mutlak. Ini dimaksudkan sebagai tingkatan perubahan dari putih ke hitam.
3. Chroma : ditakrifkan sebagai perubahan kemurnian warna, atau derajad kenampakan yang
bertolak dari kelabu netral atau putih.

Cara kerja sistem warna Munsell ini adalah sebagai berikut. Kepingankepingan warna-wama
utama (yang umum terdapat di dalam tanah) dilekatkan pada lembaran-lembaran kartu yang
terbuat dari karton. Masing-masing kepingan ini ditandai dengan sistem angka yang mencakup
value, hue, dan chroma. Suatu lubang yang berbentuk lingkaran terletak di antara dua kepingan
warna yang sama dan yang berdekatan, yang memungkinkan bagi seseorang untuk menaruh
suatu bongkah tanah dekat dengan kepingan-kepingan ini dan sekaligus membandingkan warnanya.
Setelah kecocokan warna telah diperoleh kemudian warna tanah tersebut diperikan oleh nomer
kepingan yang bersesuaian atau nomer ini diperoleh dengan menginterpolasikan antara dua kepingan.
● Arti penting warna tanah

Warna dapat membantu bercerita tentang suatu tanah. Secara umum dapat dikatakan
bahwa semakin gelap warna suatu tanah semakin tinggi produktivitasnya. Hal ini disebabkan oleh
kemungkinan tingginya kandungan bahan organik atau karena pelindian zat hara tanaman yang
telah berlangsung. Warna cerah seringkali disebabkan oleh berlimpahnya kwarsa, suatu mineral yang
tidak mempunyai nilai gizi bagi tanaman. Urutan produktivitas secara menurun berdasarkan warna
tanah adalah sebagai berikut : hitam, cokelat, cokelat karat, cokelat kelabu, merah, kelabu,
kuning, putih. Hubugan ini tidak selalu benar karena beberapa perkecualian. Pada tanah-tanah
"muda" warna merupakan petunjuk iklim yang mengembangkan tanah di situ. Ini termasuk baik iklim
makro maupun iklim tanah. Iklim yang hangat menyebabkan warna-warna tanah merah, terutama
bila tanah-tanah tersebut terdrainase dengan baik. Warna cerah seringkali disebabkan oleh
pelindian besi dari dalam tanah.

Warna tanah dapat berpengaruh terhadap kondisi-kondisi tanah lainnya, misalnya melalui
pengaruhnya terhadap energi pancaran (radiasi). Warna hitam atau gelap menyeraplebih
banyak energi panas (bahang) dibandingkan warna cerah dan putih. Maka tanah berwarna gelap
cenderung menjadi lebih cepat hangat daripada tanah berwarna cerah. Ini akan diikuti oleh lebih
cepatnya penguapan pada tanah berwama gelap. Penutup berupa tumbuh-tumbuhan atau mulsa pada
permukaan tanah dapat membantu mengurangi dan bahkan meniadakan perbedaan ini.

Di dalam budidaya pertanian pengelolaan warna tanah seringkali dilakukan namun tujuan
lain bahkan seringkali lebih dominan dibandingkan hanya untuk sekedar mengubah warn. Tujuan
lain penggunaan mulsa dari bahan yang berwarna seringkali kalah jika dibandingkan dengan tujuan
menekan gulma dan mengurangi penguapan.

Sumber: W.A., W.R.Gardner, and W.H. Gardner, Soil physics. 5th ed., New York

https://docplayer.info/46109221-Bab-ix-warna-tanah-kesemuanya-ini-menunjukkan-pentingnya-
pemaham-masalah-warna-tanah.html

Suhu Tanah

Suhu tanah merupakan faktor penting dalam menentukan proses-proses fisika tanah yang
terjadi di dalam tanah, serta pertukaran energi dan massa dengan atmosfer, termasuk proses evaporasi
dan  aerasi. Suhu tanah juga mempengaruhi proses biologi seperti perkecambahaan biji, pertumbuhan
benih dan perkecambahanan, perkembangan akar,   maupun aktivitas mikroba di dalam tanah.  tanah
yang mempengaruhi suhu tanah adalah kapasitas panas spesifik, penghantar panas, difusivitas panas
serta sumber dan keluaran panas internal pada waktu tertentu (Budyastoro dkk., 2006).

Sumber :
Utomo, I. M. (2016). Ilmu Tanah Dasar-Dasar dan Pengelolaan. Kencana.

Budhyastoro, T. dan Sidik H,T. Pengukuran Suhu Tanah. Hal 261 – 282.

Suhu tanah merupakan hasil dari keseluruhan radiasi yang merupakan kombinasi emisi panjang
gelombang dan aliran panas dalam tanah. Suhu tanah juga disebut intensitas panas dalam tanah dengan
satuan derajat Celcius, derajat Fahrenheit, derajat Kelvin dan lain-lain. Pada proses pertumbuhan
tanaman, suhu tanah berpengaruh melalui kelembaban tanah, aerase, aktivitas mikroorganisme,
ketersediaan unsur hara.

● Arti penting suhu tanah

Kebutuhan suhu tanah bagi tanaman berbeda-beda bergantung kepada jenis tanaman dan
juga tingkat pertumbuhannya. Arti penting suhu tanahKebutuhan suhu tanah bagi tanaman
berbeda-beda bergantung kepada jenis tanaman dan juga tingkat pertumbuhannya. Peranan
suhu tanah dalam mempengaruhi pertumbuhan tanaman bergantung pada tingkat
pertumbuhannya yakni sejak dari saat perkecambahan, setelah tanaman berkembang hingga
periode panen, dan juga pengaruhnya terhadap ketersediaan lengas serta zat-zat hara tanaman.

1. Perkecambahan
Dalam hal perkecambahan, hanya suhu tanah, dan bukan suhu udara, yang penting.
Tanaman mempunyai suhu-suhu minimum, optimum, dan maksimum bagi
perkecambahannya.Dengan alasan ini maka cukup bijaksana kalau menempatkan biji-biji
tanaman yang ditanam ke dalam tanah hanya bila suhu cukup dekat dengan suhu optimum
tersebut agar cepat berkecambah, kalau tidak maka biji-biji tersebut dapat diserang oleh
cendawan atau penyakit yang lain dan mungkin akan berkecambah amat lambat sehingga gulma
yang mempunyai suhu perkecambahan lebih rendah akan mengalahkannya.

2. Suhu tanah dan suhu udara


Setelah tanaman tersebut berkembang di atas permukaan tanah, maka akan sulit untuk
memilahkan antara pengaruh suhu udara dan suhu tanah. Umumnya ayunan (fluctuation)
suhu di dalam tanah lebih kecil dibandingkan suhu di dalam udara dan oleh karena itu
dapat dianggap bahwa suhu udara akan lebih sexing menjadi faktor pembatas
pertumbuhan dibandingkan suhu tanah. Namun di dalam musim semi suhu tanah pada
umumnya lebih rendah daripada suhu udara dandapat membatasi kehidupan mikrobia dan
ketersediaan zat hara dan kemampuan akar-akar tanaman untuk menyerap zat-zat hara
dan air.

3. Ketersediaan air tanah dan zat-zat hara tanaman


Energi bebas air meningkat dengan meningkatnya suhu. Ini berarti bahwa sampai suatu
batas fisiologis, air menjadi lebih tersedia bagi tanaman atau karena tanah menjadi hangat.
Pemanasan terhadap tanah pada titik layunya akan dapat mengembalikan keturgoran
tanaman walaupun hanya bersifat sementara.

4. Suhu tanah yang dikehendaki


Suhu tanah seharusnya tidak terlalu jauh ketinggalan di belakang suhu udara pada musim
semi atau tidak pula tanah tersebut menjadi panas terlalu cepat. Hal ini dapat
meningkatkan bahaya baik terhadap kekeringan fisiologis ataupun kerusakan akibat suhu
rendah tiba-tiba (frost). Keanekaragaman suhu harian dalam taraf sedang saja itulah yang
dikehendaki. Keaneka ragaman ini justru dapat membantu pengagihan lengas tanah
melalui penyulingan dan pengembunan dan membantu aerasi tanah. Keanekaragaman
ini memungkinkan memberikan keuntungan secara langsung bagi pertumbuhan tanaman.

Suhu tanah yang rendah dapat mempengaruhi penyerapan air dari pertumbuhan tumbuhan.
Jika suhu tanah rendah, kecil kemungkinan terjadi transpirasi, dan dapat mengakibatkan tumbuhan
mengalami dehidrasi atau kekurangan air. Pengaruh dari suhu tanah pada proses penyerapan bisa
dilihat dari hasil perubahan viskositas air, kemampuan menyerap dari membran sel, dan aktivitas
fisiologi dari sel-sel akar itu sendiri. Dengan kata lain pada keadaan udara yang panas maka evaporasi air
dari permukaan tanah akan semakin besar (Tisdale and Nelson, 1966).

Sumber: https://docplayer.info/32802464-Bab-vii-suhu-tanah-vii-1-pengertian-tentang-suhu-tanah.html

Tisdale, S. L. and W. L. Nelson. 1966. Soil Fertility and Fertilizer. Mac Millan Publishing. New York.

Udara Tanah

Udara tanah adalah udara yang berada dalam ruang pori tanah berfungsi sebagai sumber
oksigen, karbondioksida, dan dinitrogen. Udara tanah berfungsi sebagai sumber gas yang dibutuhkan
oleh tanaman, antara lain:

1. Sebagai sumber oksigen (O2) yang dibutuhkan oleh sel-sel perakaran tanaman untuk aktivitas
respirasi. Hasil aktivitas respirasi akan melepaskan CO2. Bagi mikrobia autotrofik yang memanfaatkan
bahan organik, maka CO2 akan digunakan sebagai sumber energi untuk proses oksidasi enzimatik dalam
penguraian bahan organik dan melepaskan unsur hara.

2. Karbondioksida (CO2) yang dilepaskan akar tanaman akan dimanfaatkan oleh mikrobia fotosintetik.

3. Nitrogen (N2), akan dimanfaatkan oleh mikrobia pengikat N, dan dapat menyuplai N dalam tanah
untuk meningkatkan kesuburan.

4. Beberapa jenis gas dalam tanah seperti CO2, N2, NH3, H2 dan gas-gas lainya baik yang berasal dari
proses penguraian bahan organik maupun berasal dari sisa-sisa pestisida atau limbah industri, jika
kandungannya tinggi dapat menjadi racun bagi akar tanaman, maupun bagi mikrobia tanah. Bila kondisi
aerasi tanah baik, maka sirkulasi udara baik akan memungkinkan terjadi pertukaran gas-gas ini dengan
O2 dari atmosfer, sehingga aktivitas mikrobia autotrofik yang berperan penting dalam penyediaan
unsur-unsur hara menjadi terjamin dan bahaya keracunan gas-gas tersebut dinetralkan.

Sumber: Taufiqullah.2021.”Keragaman Fungsi Tanah”, https://www.tneutron.net/blog/keragaman-


fungsi-tanah/, diakses pada 07 september 2021 pukul 17.42

● Manfaat udara tanah

Untuk tumbuh dengan baik akar-akar tanaman memerlukan pasokan oksigen secara tetap.
Pertumbuhan secara normal bagi sebagian besar tanaman hanya dimungkinkan bila kepekatan oksigen
melebihi 10%. Bila setelah pemasokan oksigen di dalam tanah terbatas, kecepatan pertumbuhan
kebanyakan tanaman mulai menurun dan sama sekali berhenti bila kepekatan oksigen turun hingga
di bawah 2%. Pasokan oksigen yang mencukupi akan memungkinkan bagi tanaman untuk
menggunakan zat-zat Kara lainnya serta air menjadi lebih efisien. Kepekatan oksigen yang rendah di
dalam tanah mempengaruhi penyerapan air (kekeringan fisiologis).

Beberapa tanaman yang tumbuh subur secara aktif, dapat sangat menderita atau bahkan mati
bila pasokan oksigennya terhambat. Sebaliknya, tanaman-tanaman dapat tetap hidup pada aras
oksigen yang rendah, bila mereka secara berangsur-angsur dilakukan penyesuaian diri. Sulit
menentukan kebutuhan optimum dan minimum oksigen tanah oleh berbagai tanaman. Sebagian
besar tanaman tumbuh dengan baik pada udara tanah yang mengandung jauh lebih kecil
daripada 21% 02udara atmosfer. Pertumbuhan tanaman budidaya akan terhambat jika kandungan
oksigen udara tanah menurun hingga di bawah 10%. Umumnya telah disepakati bahwa bukan
kelebihan karbondioksida yang dapat mengganggu tanaman (asalkan masih di dalam batas wajar
kurang dari 20% CO2), tetapi kekurangan oksigenlah yang dapat mengganggu. Namun bagi
tanaman tertentu pengoksigenan yang berlebihan cenderung menghambat pertumbuhan, misalnya
pada jagung dan kapas.

Sumber: Kohnke, H., 1970. Soil physics. Tata McGraw Hill Publ. Co. Ltd., Bombay

https://docplayer.info/31501267-Bab-viii-udara-tanah.html

Anda mungkin juga menyukai