Pemantauan Harga Pasar Cabai
Pemantauan Harga Pasar Cabai
Cabai merah atau lombok gede (Jawa), atau cabe (Sunda) adalah jenis buah yang dihasilkan
dari pohon yang disebut pohon cabai. Cabai merah termasuk ke dalam jenis terung-terungan
(solanaceae) dengan tinggi pohon sekitar 50 cm. Batang pohon cabai merah merupakan jenis
batang yang banyak bercabang. Daun cabai merah berwarna hijau, bunga berberwarna putih
berbentuk terompet. Buah cabai merah berwarna hijau tua jika masih muda dan berwarna
merah jika sudah masak. Ukuran cabai merah sedikit lebih besar jika dibandingkan dengan
cabai rawit. Cabai merah berukuran panjang sekitar 6-10 cm.
1.1.2 Klasifikasi
Kingdom: Plantae (Tumbuhan)
Subkingdom: Tracheobionta (Tumbuhan berpembuluh)
Super Divisi: Spermatophyta (Menghasilkan biji)
Divisi: Magnoliophyta (Tumbuhan berbunga)
Kelas: Magnoliopsida (berkeping dua / dikotil)
Sub Kelas: Asteridae
Ordo: Solanales
Famili: Solanaceae (suku terung-terungan)
Genus: Capsicum
Spesies: Capsicum annum L.
1.1.3 Kerabat Dekat
Paprika, Cabai Rawit
1. Capsicum annuum
Capsicum annuum, dikenal sebagai cabai merah, terdiri atas cabai merah besar, cabai
keriting, dan paprika (C. annuum var. grossum)
a. Cabai besar
Bunga cabai berwarna putih dan pada setiap buku terdapat satu kuntum bunga. Permukaan
buah cabai rata dan halus, dengan diameter sedang sampai besar dan kulit daging buah tebal.
Kadar kapsaisin buah cabai besar umumnya rendah. Buah cabai besar umumnya dipanen
setelah berwarna merah, tetapi kadang – kadang juga dipanen ketika buah masih berwarna
hijau. Cabai besar berumur genjah dan dapat tumbuh di berbagai ketinggian, baik di lahan
darat, lahan sawah maupun pantai.
b. Cabai keriting
Bunga cabai keriting berwarna putih atau ungu. Buah muda berwarna hijau atau ungu,
permukaan buah bergelombang, diameternya lebih kecil dibandingkan dengan diameter buah
cabai besar, sedangkan kulit daging buahnya lebih tipis. Umur panen cabai keriting lebih
dalam dan buahnya lebih tahan disimpan. Cabai keriting dapat tumbuh di berbagai
ketinggian, baik dilahan darat, maupun lahan sawah.
c. Cabai paprika
Buah paprika yang muda memiliki warna yang bervariasi, yaitu kuning,
hijau muda, hijau, dan ungu. Buah berbentuk kotak atau lonceng dengan diameter yang besar
permukaannya rata. Kulit daging buah tebal, dan rasanya manis (tidak
pedas). Biasanya buah dipanen saat masih muda, yaitu ketika masih
berwarna hijau atau kuning. Paprika cocok tumbuh di dataran tinggi.
Cabai merah besar yang dibudidayakan biasa diberi nama sesuai dengan nama tempat dan
daerah pembudidayaannya, misalnya Capsicum annuum, L. Dari Brastagi, Semarang,
Indragiri, atau Pamanukan. Cabai hibrida yang termasuk golongan cabai besar yang telah
banyak beredar antara lain OR-Korin, CTH, TM-999, Hero, Long Chilli, Hot beauty, dan
Paprika.
Cabai merah varietas CTH-01 merupakan salah satu cabai hibrid yang mempunyai beberapa
keunggulan, di antaranya adalah produksi tinggi (7,5 – 15 ton/ha), buah mulai masak pada
umur 85 hst, bentuk buah keriting, dan dapat ditanam dengan populasi hingga 23.000/ha
(Prajnanta, 2003). CTH-01.
Cabai keriting hibrida ini mempunyai bentuk buah yang benar-benar keriting. Cabai ini mulai
banyak ditanam petani, meskipun selama ini pengembangannya masih bertumpu pada daerah
dataran rendah, namun cabai CTH-01 pun sebenarnya mampu berproduksi dan tumbuh
dengan baik di dataran menengah hingga tinggi. Cabai ini cocok untuk konsumsi segar
maupun dikeringkan.
Cabai merah hibrid lainnya adalah OR-Twist, varietas ini sangat kuat, akarnya berkembang
dengan cepat, tahan terhadap kekurangan kalsium dan serangan penyakit. Rasa cabai ini
sangat pedas.
Cabai merah hibrida dari varietas TM-999 tergolong tanaman yang tumbuh kuat dan tinggi,
tanaman ini terus-menerus berbunga, sehingga waktu panennya lama. Umur panennya 90 hst
(di dataran rendah) sampai 105 hst (di dataran tinggi). Benihnya diproduksi oleh Hung Nong
Seed, Korea. Cabai merah lokal Laris mempunyai pertumbuhan yang kompak, seragam,
berbuah langsing dan mengkilat.
Buahnya bewarna merah cerah, besar, dan pedas (Prajnanta, 1991). Pembungaannya
berlangsung terusmenerus sehingga dapat dipanen dalam jangka waktu yang panjang. Ukuran
buahnya 12.5 cm x 0.8 cm dengan berat buah 5-6 g. Rasanya sangat pedas, cocok untuk
digiling dan dikeringkan.
2. Syarat Pertumbuhan
Cabai merah dapat dibudidayakan di dataran rendah maupun dataran tinggi, pada lahan
sawah atau tegalan dengan ketinggian 0-1000 m dpl. Tanah yang baik untuk pertanaman
cabai adalah yang berstruktur remah atau gembur, subur, banyak mengandung bahan organik,
pH tanah antara 6-7.
Cabai dapat ditanam dengan mudah sehingga bisa dipakai untuk kebutuhan sehari-hari tanpa
harus membelinya di pasar. Tanaman cabai cocok ditanam pada tanah yang kaya humus,
gembur dan sarang serta tidak tergenang air . Waktu tanam yang baik untuk lahan kering
adalah pada akhir musim hujan (Maret - April). Untuk memperoleh harga cabai yang tinggi,
bisa juga dilakukan pada bulan Oktober dan panen pada bulan Desember, walaupun ada
resiko kegagalan. Tanaman cabai diperbanyak melalui biji yang ditanam dari tanaman yang
sehat serta bebas dari hama dan penyakit . Buah cabai yang telah diseleksi untuk bibit
dijemur hingga kering. Kalau panasnya cukup dalam lima hari telah kering kemudian baru
diambil bijinya: Untuk areal satu hektar dibutuhkan sekitar 2-3 kg buah cabai (300-500 gr
biji).
3. Pedoman Budidaya
3.1.1 Pembibitan
Salah satu penentu keberhasilan dalam budidaya tanaman adalah faktor benih. Penggunaan
benih bermutu dapat mengurangi resiko kegagalan budidaya tanaman. Secara umum
komponen mutu benih di bedakan menjadi empat komponen yaitu mutu genetik, mutu
fisiologis, mutu fisik, dan mutu kesehatan.
A. Mutu Genetik
Tanaman cabai diklasifikasikan sebagai tanaman menyerbuk sendiri, tetapi morfologi
bunganya tidak mendukung untuk terjadinya penyerbukan sendiri 100%. Hal ini disebabkan
tepung sarinya ringan dan stigmanya terbuka, sehingga serangga atau angin dapat
menyebabkan terjadinya persilangan antar tanaman. Derajat persilangan pada cabai cukup
tinggi, yaitu mencapai 70%. Untuk menghindari terjadinya persilangan antar varietas di
lapangan perlu perlakuan khusus(isolasi). Selain itu juga perlu dilakukan penyeleksian.
Isolasi
Beberapa bentuk isolasi untuk pertanaman benih cabai adalah isolasi jarak, waktu tanam,
tempat, dan perantara.
a. Isolasi jarak. Lahan pertanaman cabai untuk benih penjenis harus mempunyai jarak antar
varietas + 500 m (Howthorn dan Pollard 1954). Untuk kelas benih di bawah benih penjenis,
jarak
penanaman antar varietas dapat lebih pendek yaitu + 200 meter.
b. Isolasi waktu tanam. Jika dua atau lebih varietas yang berbeda ditanam dalam petak yang
berdampingan, maka waktu tanam diatur sedemikian rupa sehingga saat berbunga tidak
bersamaan, minimal dengan selisih 75 hari. Dengan demikian diharapkan tidak terjadi
persilangan bebas di lapangan.
c. Isolasi tempat. Setiap varietas ditanam tersendiri di dalam ruangan – ruangan khusus.
d. Perantara. Tanaman seperti jagung, sorgum, rumput tinggi atau tebu juga efektif untuk
mengisolasi pertanaman cabai yang ditujukan untuk produksi benih (Poulos 1993).
Seleksi
Untuk memperoleh kemurnian benih dilakukan penyeleksian terhadap tanaman sumber
benih,
baik pada fase vegetatif maupun pada fase generatif. Pertanaman cabai di lapangan sebaiknya
diseleksi dan dibersihkan dari tanaman yang pertumbuhannya menyimpang. Kegiatan seleksi
minimal dilakukan 2 atau 3 kali selama pertanaman (Poulos 1993). Seleksi tanaman
dilakukan
ketika tanaman masih berada di persemaian maupun ketika sudah berada di lapangan.
• Persemaian harus dibersihkan dari rerumputan dan diadakan seleksi dengan membuang
semaian yang sakit, tipe simpang dan varietas lain. Seleksi dilakukan dengan mengamati
warna
hipokotil.
• Pembersihan dan seleksi untuk membuang tipe simpang harus pula dilakukan setelah
pertanaman dipindahkan ke lapangan.
1) Pada fase pertumbuhan vegetatif (30 – 40 hari setelah tanam) dilakukan pengamatan
terhadap sifat tipe percabangan, tingggi tanaman, dan bentuk daun.
2) Pada fase berbunga, (45 – 60 hari setelah tanam), dilakukan pengamatan terhadap warna
bunga, kedudukan bunga, jumlah bunga per ruas, dan umur berbunga.
3) Pada fase berbuah (70 – 90 hari setelah tanam), dilakukan pengamatan terhadap warna
buah muda dan warna buah matang, kedudukan buah, sifat pembuahan (tunggal atau
majemuk), dan bentuk buah.
Untuk mendapatkan benih dengan tingkat kemurnian dan mutu yang tinggi, maka seleksi
juga
dilakukan terhadap tanaman dengan kriteria tanaman sumber benih harus benar sehat,
berbuah lebat, serta bebas hama, dan penyakit. Untuk menjaga mutu benih, maka setelah
panen dilakukan
juga seleksi dengan membuang buah yang bentuknya tidak normal, berukuran kecil, dan buah
yang
sakit atau busuk karena serangan hama atau penyakit.
B. Mutu Fisiologis
Mutu fisiologi berkaitan dengan waktu panen benih. Panen yang dilakukan sebelum buah
mengalami masak fisiologis akan menghasilkan benih yang kurang bermutu. Dengan
demikian
waktu panen buah yang tepat sangat berpengaruh untuk memperoleh mutu benih awal yang
tinggi
dan umur simpan benih yang lebih panjang.
C. Mutu Fisik
Secara fisik, benih bermutu adalah benih yang tampak bersih dan bebas dari kotoran (kulit
buah yang menempel di kulit, biji – bijian lain, kerikil, dll), tidak tercampur dengan benih
varietas
lain, tidak rusak, sehat, bernas, tidak keriput, dan berukuran normal.
D. Mutu Kesehatan
Mutu kesehatan benih sangat berhubungan dengan ada tidaknya serangan penyakit pada
benih
dan apakah ada penyakit yang terbawa oleh benih (penyakit tular benih). Dalam
memproduksi benih
ada standar mutu yang diacu pada setiap kelas benih. Oleh karena itu perlu dilakukan
pengujian
laboratorium untuk menunjang hasil pemeriksaan di lapangan, agar mutu benih benar – benar
dapat dicapai dan dipertahankan.
Dari standar pengujian laboratorium tersebut dapat dikatakan bahwa benih bermutu tinggi
adalah benih yang mempunyai daya kecambah lebih dari 80% dan kadar air 7 – 10 %. Mutu
benih
perlu dijaga untuk memaksimumkan daya tumbuh (vigor) awal dan daya tumbuh maksimum
benih
tersebut selama penyimpanan sampai benih siap untuk ditanam. Selain kualitas benih, faktor
lain yang harus diperhatikan dalam usaha produksi benih adalah cara pembudidayaan
tanaman
induk, seperti pemupukan, pemeliharaan, pencegahan serangan hama dan penyakit yang
tepat,
serta pembersihan gulma secara intensif untuk mencegah kompetisi dan tercampurnya benih
yang
diusahakan dengan benih tanaman lain.
3.1.2 Persemaian
Untuk memperoleh bibit yang baik umumnya dilakukan penyemaian biji/benih di tempat
persemaian, kemudian dilakukan penyapihan (pembumbungan) sebelum ditanam dilapangan.
- Tempat persemaian berupa bedengan berukuran lebar 1 m, diberi naungan atap plastik
transparan, dan atap menghadap ke timur.
- Media persemaian terdiri dari campuran tanah halus dan pupuk kandang steril (1:1)
- Sebelum disemai bibit direndam dalam air hangat (50oC) atau larutan Previcur N (1 cc)
selama 1 jam, untuk mempercepat perkecambahan dan menghilangkan hama/penyakit
yang terbawa benih.
- Benih disebar rata pada bedengan dan ditutupi tipis tanah halus, lalu ditutupi lagi dengan
daun pisang atau karung basah
- Setelah benih berkecambah (7-8 hari) tutup daun pisang atau karung dibuka.
- Setelah membentuk 2 helai daun (12-14 hari) bibit dipindahkan ke dalam bumbungan
dengan media yang sama (campuran tanah dan pupuk kandang). Bumbungan dapat
mengurangi kerusakan akar bila dipindahkan ke lapangan.
- Inokulasi cendawan mikoriza sebanyak 10 gr/pohon sangat bermanfaat, karena dapat
mempercepat laju pertumbuhan dan kesehatan tanaman di persemaian, juga dapat
meningkatkan daya hidup dan pertumbuhan tanaman di lapangan.
- Penyiraman dilakukan secukupnya tidak terlalu basah atau kering.
- Persemaian juga disiangi dengan cara mencabut gulma yang tumbuh.
- Bibit yang tampak terserang hama atau penyakit dibuang dan dimusnahkan.
- Sebelum dipindah ke lapangan dilakukan penguatan bibit dengan jalan membuka atap
persemaian supaya bibit menerima langsung sinar matahari dan mengurangi penyiraman
secara bertahap. Penguatan bibit dilakukan selama 7 hari.
- Bibit siap ditanam setelah berumur 3-4 minggu dalam bumbungan. Bibit tersebut sudah
membentuk 4-6 helai daun, dan tinggi 5-10 cm.
Untuk lahan kering/tegalan: lahan diolah sedalam 30-40 cm sampai gembur, dibuat bedengan
dengan lebar 1-1,2 m, tinggi 30 cm, jarak antar bedeng 30 cm. Dibuat garitangaritan atau
lubang tanam dengan jarak tanam (50-60 cm) x (40-50 cm).
Untuk lahan sawah: lahan dibuat bedengan dengan lebar 1,5 m. Antara bedengan dibuat parit
sedalam 50 cm dan lebar 50 cm. Tanah di atas bedengan diolah sampai gembur.
3.1.4 Penanaman
Pemilihan waktu tanam yang tepat sangat penting, terutama berhubungan dengan
ketersediaan air, curah hujan, temperatur, dan gangguan hama/penyakit.
Sebaiknya cabai ditanam pada bulan agak kering, tetapi air tanah masih cukup tersedia.
Waktu tanam yang baik juga tergantung jenis lahan, pada lahan kering pada awal musim
hujan, pada lahan sawah pada akhir musim hujan sedangkan pada lahan beririgasi teknis
akhir musim hujan (Maret-April) dan awal musim kemarau (Mei-Juni)
Sebelum tanam, garitan-garitan yang telah disiapkan diberi pupuk kandang atau kompos,
dengan cara dihamparkan pada garitan.
Di atas pupuk kandang atau kompos diletakkan sebagian pupuk buatan, kemudian diaduk
dengan tanah.
Bedengan kemudian disiram dengan air sampai kapasitas lapang (lembab tapi tidak becek).
Dipasang mulsa plastik hitam perak dan dibuat lubang tanam. Penanaman sebaiknya
dilakukan pada sore hari.
3.1.5 Pemulsaan
Penggunaan mulsa pada budidaya cabai merupakan salah satu usaha untuk memberikan
kondisi lingkungan pertumbuhan yang baik.
Mulsa dapat memelihara struktur tanah tetap gembur, memelihara kelembaban dan suhu
tanah. Juga akan mengurangi pencucian hara, menekan gulma dan mengurangi erosi tanah.
Mulsa plastik hitam perak dapat digunakan untuk penanaman cabai, dipasang sebelum tanam
cabai.
Penggunaan mulsa plastik hitam perak dapat meningkatkan hasil cabai, mengura kerusakan
tanaman karena hama trips dan tungau, dan menunda insiden virus.
Penggunaan mulsa jerami setebal 5 cm (10 ton/ha) juga dapat meningkatkan hasil cabai,
tetapi mulsa jerami sebaiknya digunakan pada musim kemarau, dipasang 2 minggu setelah
tanam.
3.1.6 Pengapuran
Kemasaman (pH) tanah mempengaruhi ketersediaan hara bagi tanaman. Pada pH netral (6,5-
7,5) unsur-unsur hara tersedia dalam jumlah yang cukup banyak (optimal). Pada pH < 6,0
ketersediaan hara P, K, Ca, S, Mg, dan Mo menurun dengan cepat. Pada pH > 8 ketersediaan
hara N, Fe, Mn, Bo, Cu, dan Zn relatif sedikit.
Cabai mempunyai toleransi yang sedang terhadap kemasaman tanah, dapat tumbuh baik pada
kisaran pH tanah antara 5,5- 6,8.
Pada tanah masam (pH < 5,5) perlu dilakukan pengapuran dengan kapur pertanian atau
dolomit sebanyak 1-2 ton/ha.
Pengapuran dilakukan 3-4 minggu sebelum tanam, dengan cara kapur disebar rata pada
permukaan tanah kemudian diaduk dengan tanah.
Pada tanah masam disarankan tidak menggunakan terlalu banyak pupuk yang bersifat asam
seperti ZA dan Urea. Pupuk N paling baik untuk tanah masam adalah Calcium
Amonium Nitrat (CAN).
3.1.7 Pemupukan
Untuk penanaman cabai pada lahan kering di dataran tinggi/medium (jenis Andosol/Latosol)
adalah sebagai berikut:
Pemupukan dasar terdiri dari pupuk kandang kuda (20-30 ton/ha) atau pupuk kandang ayam
(15-20 ton/ha) dan Pupuk SP-36 (300-400 kg/ha) dilakukan satu minggu sebelum tanam.
Pupuk susulan terdiri dari pupuk urea (200- 300 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (250-
300 kg/ha), diberikan 3 kali pada umur 3, 6 dan 9 minggu setelah tanam masing-masing 1/3
dosis, dengan cara disebarkan disekitar lubang tanam kemudian ditutup dengan tanah.
Pupuk dasar terdiri atas pupuk kandang kuda (20-30 ton/ha) dan NPK 16-16-16 (700-1000
kg/ha), diberikan satu minggu sebelum tanam. Pupuk susulan adalah NPK 16-16-16 (300-
500 kg/ha) diberikan dengan cara pupuk dilarutkan dalam air (2 gr/lt) kemudian disiramkan
pada lubang tanam atau sekitar tanaman (100-200 ml/tanaman), setiap 10-14 hari, dimulai
satu bulan sesudah tanam.
Untuk penanaman cabai pada lahan sawah di dataran rendah (jenis aluvial) pupuk kandang
ayam (15-20 ton/ha) atau kompos (5-10 ton/ha) dan SP-36 (300-400 kg/ha) diberikan sebagai
pupuk dasar satu minggu sebelum tanam.
Pupuk susulan terdiri dari urea (150-200 kg/ha), ZA (400-500 kg/ha) dan KCl (150-200
kg/ha) atau pupuk NPK 16-16-16 (1 ton/ha), diberikan 3 kali pada umur 0, 1 dan 2 bulan
setelah tanam masing-masing 1/3 dosis.
3.1.8 Pengairan
Cabai termasuk tanaman yang tidak tahan kekeringan, tetapi juga tidak tahan terhadap
genangan air. Air diperlukan dalam jumlah yang cukup, tidak berlebihan atau kurang.
Kelembaban tanah yang ideal 60-80% kapasitas lapang.
Masa kritis yaitu saat pertumbuhan vegetatif cepat, pembungaan dan pembuahan. Jumlah
kebutuhan air per tanaman selama pertumbuhan vegetatif 250 ml tiap 2 hari, dan meningkat
jadi 450 ml tiap 2 hari pada masa pembungaan dan pembuahan.
Sistem irigasi tetes pada lahan kering dapat meningkatkan efisiensi penggunaan air dan hasil
cabai atau pengairan sistem digenang (leb) selama 15-30 menit kemudian airnya dikeluarkan
dari petakan.
4.1 Hama
4.2 Penyakit
Kepompong berbentuk oval, agak pipih, berwarna hijau ke putih-putihan sampai kekuning-
kuningan. Pupa terdapat pada permukaan bawah daun. Serangga dewasa berukuran kecil,
berwarna putih dan mudah diamati karena pada bagian permukaan bawah daun ditutup
lapisan lilin yang bertepung.
Seukuran tubuhnya berkisar 1-1.5 mm dan siklus hidupnya antara 7-21 hari. Serangga
dewasa biasanya berkelompok dalam jumlah yang banyak. Bila tanaman tersentuh,
serangga tersebut akan beterbangan seperti kabut.
Pengendalian :
1. Mengolah lahan dengan baik serta memberikan pupuk berimbang untuk cabai yaitu
pupuk kandang 20-30 ton /ha, Urea 100-150 kg, 300-400 kg ZA, 150-200 kg TSP dan KCl
150-200 kg/ha, serta pemakaian plastik mulsa putih perak.
2. Pembibitan dengan cara penyungkupan tempat semaian dengan kain kasa atau plastik
yang telah dilubangi. Dan membuat rak pembibitan setinggi lebih kurang 1 m.
3. Untuk daerah yang baru terkena serangan penyakit virus kuning tanaman muda
(sampai 30 hari) yang terserang segera dimusnahkan, dan disulam/diganti dengan tanaman
yang sehat.
4. Pada daerah-daerah yang telah terserang berat, tanaman muda yang terserang tidak
dimusnahkan, tetapi dibuang bagian daun yang menunjukkan gejala kuning keriting dan
kemudian disemprotkan pupuk daun.
5. Menanam pembatas/barrier jagung sebanyak 4-5 baris disekeliling pertanaman cabai.
6. Memasang perangkap kuning sebanyak 40 buah/ha
7. Penanaman tagetes (bunga tai ayam) terutama dipinggir pertanaman cabai
8. Pelepasan predator Menochillus sexmaculatus, mampu memangsa sebanyak 200-400
ekor B. tabaci per hari, 12 ekor thrips per hari, 200 ekor aphids per hari, Siklus hidup 18-24
hari, satu ekor betina menghasilkan telur sekitar3.000 butirau kebul putih.
Gejala serangan:
1. Gejala pada buah membuat buah busuk. Penyakit dapat menginfeksi buah matang
maupun buah muda.
2. Gejala awal adalah bercak kecil seperti tersiram air, luka ini berkembang dengan cepat
sampai ada yang bergaris tengah 3-4 cm. Perluasan bercak yang maksimal membentuk
lekukan dengan warna merah tua coklat muda, dengan berbagai bentuk konsentrik dari
jaringan stromatik cendawan yang berwarna gelap.
Pengendalian :
1. Pemantauan dilakukan secara berkala
2. Bila terdapat daun/buah tanaman sakit, bagian tanaman yang sakit dimusnahkan.
3. Pertanaman disemprot dengan fungisida seperti Antrakol dengan dosis sesuai anjuran.
4. Mengatur waktu tanam yaitu dengan tidak menanam cabai merah pada musim hujan
dengan curah hujan tinggi.
5. Mengurangi kerapatan tanaman dengan cara mengatur jarak tanam
6. Memperbaiki drainase lahan.
7. Menggunakan fungisida yang cocok untuk cendawan antara lain fungisida sistemik
Acelalamine, Dimethomorp, Propamocarb, Oxadisil, dan pemakaian fungisida kontak
Klorotalonil.
8. Pemberian fungisida dilakukan secara bergilir
5. Panen dan Pasca Panen
5.1 Panen
Budidaya cabai dilakukan secara monokultur atau tumpang sari dengan tanaman lainnya.
Tanaman cabai pertama kali dipanen pada umur 80 – 90 hari tergantung jenisnya. Dalam satu
periode tanam, cabai dapat dipanen beberapa kali; bila musim dan perawatannya baik dapat
dipanen 15‐17 kali, namun umumnya sebanyak 10‐12 kali.
1. Cabai merah dapat di panen pertama kali pada umur 70- 75 hari setelah tanam untuk
dataran rendah.dan pada umur 4-5 bulan untuk dataran tinggi, dengan interval panen 3-7
hari.
2. Buah rusak yang disebabkan oleh lalat atau antraknose segera dimusnahkan.
3. Buah yang akan dijual segar dipanen matang. Buah yang dikirim untuk jarak jauh
dipanen waktu buah matang hijau.
4. Buah yang akan dikeringkan dipanen setelah matang penuh.
5. Sortasi dilakukan untuk memisahkan buah cabai merah yang sehat, bentuk normal dan
baik.
6. Kemasan diberi lubang angin yang cukup atau menggunakan karung jala.
7. Tempat penyimpanan harus kering, sejuk dan cukup sirkulasi udara.
5.2.1 Pengeringan
Secara garis besar pengeringan dapat dilakukan dengan dua cara yaitu pengeringan alami dan
pengeringan buatan. Pengeringan alami dapat dilakukan dengan penyinaran matahari
langsung misalnya dengan penyinaran atau pemanfaatan energi panas. Beberapa cara
pengeringan sebagai berikut:
Cara petani:
Pengeringan yang umumnya digunakan oleh petani adalah dengan menggunakan lantai
semen atau pasangan batu bata yang diplester. Selain cara tersebut pengeringan dapat
dilakukan dengan menggunakan rak-rak yang dibuat dari kayu atau anyaman bambu.
Pengeringan cara petani mempunyai keuntungan tidak memerlukan bahan bakar sehingga
biaya pengeringan murah, memperluas kesempatan kerja dan sinar matahari mampu
menembus ke dalam jaringan sel bahan. Sedangkan kerugiannya antara lain: suhu
pengeringan dan kelembaban tidak dapat dikontrol, hanyaberlangsung bila ada sinar
matahari.
Pengeringan buatan:
Pengeringan buatan dengan energi matahari pada prinsipnya sinar matahari digunakan
sebagai pengganti sumber panas dari bahan bakar pada saat pengeringan. Pengeringan buatan
berbentuk seperti lemari dengan dinding terbuat dari plastik dan rangka terbuat dari kayu.
Jumlah rak disesuaikan dengan besar dan ukuran alat pengering. Rancangan alat pengering
terdiri dari tiga bagian yaitu cerobong, ruang pengering, dan kolektor. Kolektor terdiri dari
isolator yang terbuat dari seng bergelombang, yang berfungsi sebagai pengubah sinar
matahari menjadi sumber panas.
(1) tidak perlu dijaga dari gangguan hujan dan gangguan hewan peliharaan,
Alat ini mengunakan sumber panas dari tenaga listrik. Cabai merah dapat dikeringkan dalam
bentuk utuh atau dibelah. Cabai merah yang dibelah pengeringannya lebih cepat
dibandingkan dengan cabai yang dikeringkan utuh. Pengeringan dengan oven dapat
dilakukan pada suhu 60o C
Untuk menjaga agar warna cabai merah tetap baik, setelah dibelah cabai segera dikeringkan.
Cara lain adalah direndam dalam larutan bisulfit (Natrium Sulfit/ Natrium Metabisulfit) 0,2
% selama 5-10 menit.
5.2.2 Pengolahan
2. Tepung Cabai
- Pilih cabai yang sehat dan berwarna merah yang seragam.
- Dilakukan pemanasan awal (blansing) 7-10 menit lalu dikeringkan menggunakan
oven atau alat pengering dengan energi surya.
- Setelah kering diangkat dan digiling sampai halus.
- Dikemas dengan pengemasan yang ideal seperti dengan botol kaca atau polyethylene
yang tidak mudah menyerap uap air. Simpan ditempat yang kering.
- Sebagai tambahan: cabai kering yang telah dibuat tepung dapat dicampur dengan
rempah-rempah lainnya dan dapat digunakan sebagai bumbu siap pakai.
Sentra produksi utama cabe besar antara lain Jawa Barat (231,1 ribu ton); (Garut,
Tasikmalaya, Sukabumi, Cianjur, Bandung); Jawa Tengah (159,8 ribu ton);
(Magelang,Temanggung); Jawa Timur (175,2 ribu ton);(Malang, Banyuwangi), DIY (12,3
ribu ton), Bali (20,9 ribu ton), NTB (35,4 ribu ton), NAD (52,2 ribu ton), Sumut (161 ribu
ton), Sumbar (37,9 ribu ton), Jambi (14,4 ribu ton), Bengkulu (51,9 ribu ton), Sumsel (27,9
ribu ton), Lampung (28,9 ribu ton), Kaltim (11,9 ribu ton), Sulsel (22,8 ribu ton), Gorontalo
(14,1 ribu ton). Sentra utama cabe kriting adalah Bandung, Brebes, Rembang, Tuban,
Rejanglebong, Solok, Karo, Banyuasin; Sentra utama cabe rawit adalah Lombok Timur,
Kediri, Jember, Boyolali, Sampang, Banyuwangi, Blitar, dan Lumajang (Laporan ditjen
holtikultura, 2008). Negara-negara pengekspor cabai yang utama adalah India, Pakistan,
Bangladesh, Cina, dan Singapura. Hal ini menunjukkan bahwa cabai mempunyai potensi
pemasaran baik untuk tujuan domestik maupun tujuan ekspor.
Tanaman Cabai Merah sebagian besar belum dibudidayakan dalam skala komersial yang
besar.rataan luas pemilikan lahan untuk tanaman Cabai Merah di sentra produksi berkisar
antara 1600 m2 sampai 2 ha.
200000
Produksi (Ton)
150000
100000
50000
Provinsi
7. Klasifikasi Cabai
Tabel 7.1 Tabel Klsifikasi Komoditas Cabai
8. Struktur Pengusahaan Cabai Merah
Selama ini impor benih cabe (Capsicum annuum) berasal dari Taiwan, Thailand, dan Korea
Selatan. Beberapa produk cabe impor yang terkenal adalah hot beauty. Perbandingannya,
harga benih cabe impor sekitar Rp 80.000 per 10 gram, sedangkan cabe lokal sekitar Rp
11.500 dengan berat yang sama. Keunggulan benih impor harus diakui memiliki ketahanan
simpan yang lebih lama dan produktivitas yang tinggi.
BPS juga mencatat impor cabai segar-dingin, terbesar dilakukan dari negara Vietnam
sebanyak 65 ton dengan nilai USS 51,320 ribu dan India sebesar 50 ton dengan nilai US$ 34
ribu. Total sepanjang Juni, impor cabai sebanyak 117,673 ribu ton dengan nilai US$ 93,548
ribu. sepanjang semester I-2011, impor cabai mencapai 6,794 ribu ton dengan nilai US$
6,192 juta.
Gambar 8.1 Struktur Pengusahaan Cabai Merah
9. Standar Mutu
Air, 92.19 g ; Energi, 27 kcal ; Energi, 113 kj ; Protein, 0.89 g ; Total Lemak, 0.19 g ;
Karbohidrat, 6.43g ; Serat, 2 g ; Ampas, 0.3 g .
Mineral
Vitamin C, asam ascorbic, 190 mg ; Thiamin, 0.066 mg ; Riboflavin, 0.03 mg ; Niacin, 0.509
mg
Asam Pantothenic, 0.08 mg ; Vitamin B-6, 0.248 mg ; Folate, 22 mcg ; Vitamin B-12, 0 mcg
Lemak
4:0, 0 g
6:0, 0 g
8:0, 0 g
10:0, 0 g
12:0, 0 g
14:0, 0 g
16:0, 0.021 g
18:0, 0.007 g
16:1, 0.001 g
18:1, 0.011 g
20:1, 0 g
22:1, 0 g
18:2, 0.093 g
18:3, 0.009 g
18:4, 0 g
20:4, 0 g
20:5, 0 g
22:5, 0 g
22:6, 0 g
Kolesterol, 0 mg ; Phytosterols, 9 mg
Asam Amino
Penyembuh luka
Jika jari kamu secara tak sengaja teriris pada saat memasak, alternatif meredakan rasa nyeri
dan pendarahan adalah dengan cabai merah. Caranya, adalah cabai merah dikeringkan
kemudian ditumbuk sampai halus. Setelah itu ditaburkan pada luka. Bubuk cabai tersebut
tidak akan membuat perih luka, justru sebaliknya, cabai akan menghentikan dengan cepat
nyeri dan pendarahan yang ada. Hal tersebut disebabkan karena adanya zat capsaicin pada
cabai merah yang dapat menghilangkan rasa sakit.
Caranya, pertama ambil segenggam daun cabai rawit, lalu tumbuk sampai halus. Tambahkan
1 sendok minyak selada dan campurkan kedua bahan ini sampai rata. Setelah itu tempelkan
ramuan pada ubun-ubun atau dibalurkan pada seluruh badan.
Selimuti badan penderita dengan selimut yang tebal. Tak berapa lama, badan akan
mengeluarkan keringat, sehingga panas badan akan menurun dengan cepat.
1. Cabai dapat meredakan pilek dan hidung tersumbat karena capsaicin dapat
mengencerkan lendir. Sehingga, lendir yang tersumbat dalam rongga hidung akan
menjadi encer dan keluar. Akibatnya, hidung menjadi tidak tersumbat lagi. Ini berlaku
pada sinusitis dan juga batuk berdahak.
2. Cabai dapat memperkecil risiko terserang stroke, penyumbatan pembuluh darah,
impotensi, dan jantung koroner. Karena, dengan mengkonsumsi capsaicin secara rutin
darah akan tetap encer dan kerak lemak pada pembuluh darah tidak akan terbentuk.
Sehingga, darah akan mengalir dengan lancar. Jadi, cabai juga berkhasiat mengurangi
terjadinya penggumpalan darah (trombosis).
3. Sebagai antibiotik alami.
4. Cabai dapat meringankan keluhan sakit kepala dan nyeri sendi. Karena, rasa pedas dan
panas yang ditimbulkan capsaicin akan menghadang pengiriman sinyal rasa sakit dari
pusat sistem saraf ke otak. Sehingga, rasa sakit tersebut akan berkurang, bahkan hilang.
5. Cabai dapat meningkatkan nafsu makan pengkonsumsinya. Karena, capsaicin dapat
merangsang produksi hormon endorphin, hormon yang mampu membangkitkan rasa
nikmat dan kebahagiaan. Sehingga, nafsu makan menjadi bertambah.
6. Menurunkan kadar kolesterol
7. Kandungan antioksidannya dapat digunakan untuk mengatasi ketidaksuburan
(infertilitas), afrodisiak, dan memperlambat proses penuaan
8. Ekstrak buah cabai rawit mempunyai daya hambat terhadap pertumbuhan jamur Candida
Albicans, yaitu jamur pada permukaan kulit
9. Menormalkan kembali kaki dan tangan yang lemas
10. Meredakan migraine
11. Mengobati rematik dan frostbite (jari nyeri karena kedinginan)
12. Daunnya bisa digiling untuk dibalurkan di daerah yang sakit guna mengatasi sakit perut.
13. Mengobati perut kembung
14. Membantu pembakaran kalori hingga 25%.
15. Memberikan kalsium dan fosfor bagi tubuh
16. Cabai menghasilkan vitamin C (lebih banyak daripada jeruk) dan provitamin A (lebih
banyak daripada wortel) yang sangat diperlukan bagi tubuh.
17. kaya akan kalsium dan fosfor yang mengungguli ikan segar.
18. Cabai dapat menghilangkan rasa dingin pada tubuh dengan cara mengoleskannya pada
bagian yang terasa dingin.