Anda di halaman 1dari 9

RESUME MATERI 7

PENDIDIKAN MASYARAKAT

“Pendidikan Masyarakat yang Terstruktur, Terprogram dan Terencana”

Nama : Azzahra Firdausi Salma

Nim : 20003054

Kelas : 30045

Dosen Pengampu : Wirdatul Aini, M.Pd

A. Pengertian Pendidikan Masyarakat Yang Terstuktur, Terprogram Dan


Terencana
Pendidikan masyarakat merupakan suatu bentuk Pendidikan nonformal
yang dilaksanakan berbasis masyarakat. Artinya masyarakat dilibatkan secara
keseluruhan dalam proses Pendidikan tersebut. Dimana masyarakat adalah pelaku
Pendidikan yang terlibat dalam proses perencanaan hingga pelaksanaan
pendidikannya.
Pendidikan masyarakat merupakan pendukung dari asas Pendidikan
sepanjang hayat. Hal ini telah dituangkan dalam UU RI no. 20 tahun 2003 tentang
sidiknas, dimana Pendidikan masyarakat itu diselenggarakan bagi warga
masyarakat yang memerlukan layanan Pendidikan yang berfungsi sebagai
pengganti, penambag, dan/atau pelengkap Pendidikan formal.
Peralihan nama di dalam program studi pun dari yang awalnya Pendidikan
Luar Sekolah berbah menjadi Pendidikan NonFormal dan berubah lagi menjadi
Pendidikan Masyarakat ini juga dikarena perubahan masyarakat dari zaman ke
zaman. Perubahan nama yang saat ini dilakukan di klaim sebagai salah satu bentuk
upaya untuk menhadapi Era Revolusi Industri 4.0. Namun apakah dengan
perubahan nama ini kualitas pendidikan di Indonesia dapat berkembang sehingga
dapat meningkatkan kualitas sumber daya manusiaya? Tentunya selain
mengandalkan pemerintah, civitas akademika dan mahasiswa, masyarakat juga
harus ikut andil dalam proses pengembangan pendidikan saat ini maka dari itu
Pendidikan Masyarakat dirasa cocok untuk mengembangkan kualitas pendidikan di
Indonesia.
Dalam pelaksanaanya pendidikan masyarakat adalah pendidikan yang
menekannkan kepada kecakapan hidup seseorang sehingga yang diajarkan ialah
keterampilan fungsional untuk mengembangkan potensi peserta didik. Program-
program yang diselenggarakan adalah kebutuhan keahlian yang dibutuhkan untuk
bersaing di dunia pekerjaan. Pendidikan Masyarakat terdiri dari pedidikan
kecakapan hidup, pendidikan pemberdayaan perempuan, pendidikan keaksaraan,
pendidikan keterampilan dan pelatihan kerja, pendidikan kesetaraan, dan
pendidikan lainnya.
a. Pendidikan Terstruktur

Kata Terstruktur dalam KBBI diartikan sudah dalam keadaan disusun dan
diatur rapi. Maka dari itu dapat diartikan proses belajar yang terstuktur adalah
kegiatan yan teratur dan bersistem, bukan proses sekadarnya dan memang
dirancang untuk mencapai tujuan pendidikan tertentu. Jadi pendidikan yang
terstruktur adalah sebuah sistem pendidikan yang telah tersusun rapi guna untuk
kelancaran proses belajar mengajar.

b. Pendidikan Terprogram

Terprogram berarti sudah diprogram. Sedangkan menurut KBBI kata dasar


“program” yang berarti rancangan mengenai asas serta usaha yang akan
dijalankan. Terprogram artinya pendidikan tersebut memiliki keteraturan dalam
komponen-komponen sistem ataupun keseluruhan penyelenggaraannya.
Pendidikan yang terprogram adalah sebuan pendidikan yang hanya tinggal di
jalankan dan mengikuti alur yang sudah ditentukan terlebih dahulu baik itu dari
pendidik atau pihak yang lebih tinggi.

c. Pendidikan Terencana
pendidikan masyarakat yang terstruktur, terprogram dan terencana adalah suatu
bentuk kegiatan belajar yang berlangsung diluar sekolah dan universitas yang
telah di susun dengan rapi menurut pola tertentu mengenai usaha yang akan di
jalankan sesuai dengan rancangan atau konsep belajar yang telah di rencanakan.

B. Karakteristik Pendidikan Masyarakat yang Terstruktur, Terprogram dan


Terencana

Dari Segi Tujuan


1. Jangka pendek dan khusus, bertujuan untuk memenuhi kebutuhan belajar
tertentu yang fungsional bagi kehidupan masa kini dan masa depan.
2. Kurang menekankan pentingnya ijazah, hasil belajar, berijazah atau tidak, dapat
diterapkan langsung dalam kehidupan di lingkungan pekerjaan atau masyarakat.

Dari Segi Waktu


1. Waktu relatif singkat, jarang lebih dari satu tahun, pada umumnya kurang dari
satu tahun. Lamanya penyelenggaraan program bergantung pada kebutuhan
belajar peserta didik. Persyaratan untuk mengikuti program ialah kebutuhan,
minat, dan kesempatan waktu peserta.
2. Menekankan masa sekarang dan masa depan, memusatkan layanan untuk
memenuhi kebutuhan terasa peserta didik guna meningkatkan kemampuan sosial
ekonominya dalam waktu bebas.
3. Menggunakan waktu tidak penuh dan tidak terus menerus, waktu ditetapkan
dengan berbagai cara sesuai dengan kesempatan peserta didik, serta
memungkinkan untuk melakukan kegiatan belajar sambil bekerja atau berusaha.

Dari Segi Isi Program


Kurikulum berpusat pada kepentingan peserta didik, kurikulum bermacam ragam
sesuai dengan perbedaan kebutuhan belajar peserta didik dan potensi daerah
pendidikan.
Dari Segi Proses Pembelajaran
1. Dipusatkan dilingkungan masyarakat dan lembaga, kegiatan belajar mengajar
dapat dilakukan di berbagai lingkungan atau satuan Pendidikan Masyarakat.
2. Berkaitan dengan kehidupan peserta didik dan masyarakat, pada waktu
mengikuti program pendidikan, peserta didik berkomunikasi dengan dunia
kehidupan atau pekerjaannya. Lingkungan dihubungkan secara fungsional
dengan kegiatan belajar.
3. Struktur program yang luwes, jenis dan urutan program kegiatan belajar
bervariasi. Pengembangan program dapat dilakukan sewaktu program sedang
berjalan.
4. Berpusat pada peserta didik, kegiatan pembelajaran dapat menggunakan sumber
belajar dari berbagai keahlian dan nara sumber. Peserta didik dapat menjadi
sumber belajar. Lebih menekankan kegiatan membelajarkan dibandingkan
mengajar.
5. Penghematan sumber-sumber yang tersedia, memanfaatkan tenaga dan sarana
yang terdapat di masyarakat dan lingkungan kerja dalam rangka efisiensi.

Dari Segi Pengendalian

1. Dilakukan oleh pelaksana program dan peserta didik, pengendalian tidak


terpusatkan. Koordinasi dilakukan antar lembaga-lembaga terkait. Otonomi
pada tingkat program dan derah menekankan inisiatif dan partisipasi masyarakat.
2. Pendekatan demokratis, hubungan pendidik dengan peserta didik bercorak
hubungan sejajar atas dasar kefungsian. Pembinaan program dilakukan secara
demokratik.

Adapun karakteristik utama pendidikan masyarakat yang terstruktur, terprogram


dan terencana adalah :
1. Complimentary Education (Sebagai pelengkap pendidikan formal)
Sebagai komplemen pendidikan formal yaitu pendidikan yang materinya
melengkapi apa yang tidak diperoleh dibangku sekolah. Pendidikan luar sekolah
sebagai komplemen adalah pendidikan yang meterinya melengkapi apa yang
diperoleh di bangku sekolah. Untuk pemenuhan kebutuhan belajar macam itu
pendidikan luar sekolah merupakan saluran yang tepat. Bentuk-bentuk
pendidikan luar sekolah yang berfungsi sebagai komplemen pendidikan sekolah
dapat berupa kegiatan yang dilakukan di sekolah, seperti kegiatan ekstra
kulikuler (pramuka, latihan drama, seni suara). Atau kegiatan yang dilakukan di
luar sekolah. Kegiatan terakhir ini dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan
luar sekolah yang diselenggarakan masyarakat dalam bentuk berbagai kursus,
kelompok belajar, dan sebagainya.

2. Sumplementary Education
Pendidikan luar sekolah sebagai suplemen berarti kegiatan pendidikan yang
materinya menberikan tambahan terhadap materi yang dipelajari di sekolah.
Sasaran populasi pendidikan luar sekolah sebagai suplemen adalah anak-anak,
remaja, pemuda, atau orang dewasa, yang telah menyesuaikan jenjang
pendidikan sekolah tertentu (SD sampai dengan perguruan tinggidibekali dengan
Subtitude education
3. Subtitude education
Sebagai subsitusi pendidikan sekolah berarti pendidikan masyarakat sepenuhnya
menggantikan pendidikan sekolah bagi masyarakat yang karena berbagai hal
tidak bisa menempuh pendidikan sekolah. Materi pelajaran yang dberikan adalah
sama seperti yang diberikan di pendidikan sekolah. Contohnya adalah
pendidikan kesetaraan, seperti Paket A setara dengan SD yang disajikan untuk
anak usia 7-12 tahun yang tidak memiliki kesempatan masuk SD. Paket B setara
dengan SLTP bagi anak usia 13 – 15 tahun, dan Paket C setara SMU bagi remaja
usia SMU. Setelah peserta didik menamatkan studinya dan lulus ujian akhir,
mereka memperoleh ijazah yang setara (SD, SLTP, atau SMU).
4. For Life Survive
Pendidikan luar sekolah sebagai wahana untuk bertahan hidup dan
mengembangkan kehidupan. Bertahan hidup haruslah melalui pembelajaran.
C. Tujuan pendidikan masyarakat yang terstruktur, terprogram dan terencana
1. Memenuhi kebutuhan belajar yang tidak dapat terpenuhi dalam jalur pendidikan
sekolah
2. Melayani warga belajar agar tumbuh dan berkembang sepanjang hayat guna
meningkatkan martabat dan mutu kehidupannya
3. Membina warga belajar agar memiliki pengetahuan, keterampilan dan sikap
mental yang diperlukan untuk mengembangkan diri
4. Membantu mencerdaskan kehidupan bangsa dan mengurangi angka kebodohan
pada sebuah negara
5. Memudahkan pelajar bagi yang kesulitan belajar di sekolah bisa lebih paham di
pendidikan seperti ini.

D. Bentuk-bentuk serta contoh pendidikan masyarakat yang terstruktur,


terprogram dan terencana

1. Pendidikan keaksaraan adalah komitmen internasional yang tertuang dalam


deklarasi Dakkar yang mengamanatkan untuk menurunkan separuh jumlah
penduduk buta aksara di masing-masing negara anggota UNESCO pada tahun
2015.
2. Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) adalah lembaga yang dibentuk dan
dikelola dari, oleh dan untuk masyarakat setempat yang secara khusus
berkonsentrasi pada kegiatan pembelajaran, usaha ekonomi produktif dan
pemberdayaan masyarakat sesuai kebutuhan komunitas tersebut guna
mewujudkan masyarakat yang cerdas, terampil, sejahtera, mandiri dan selalu
mengembangkan diri secara positif dan hidup harmonis.
3. Pendidikan anak usia dini (PAUD) adalah jenjang pendidikan sebelum jenjang
pendidikan dasar yang merupakan suatu upaya pembinaan yang ditujukan bagi
anak sejak lahir sampai dengan usia enam tahun yang dilakukan melalui
pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu pertumbuhan dan
perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki kesiapan dalam
memasuki pendidikan lebih lanjut, yang diselenggarakan pada jalur formal,
nonformal, dan informal.
4. Taman Kanak-kanak (disingkat TK) jenjang pendidikan anak usia dini (yakni
usia 6 tahun atau di bawahnya) dalam bentuk pendidikan formal. Kurikulum TK
ditekankan pada pemberian rangsangan pendidikan untuk membantu
pertumbuhan dan perkembangan jasmani dan rohani agar anak memiliki
kesiapan dalam memasuki pendidikan lebih lanjut.
5. Pendidikan kesetaraan meliputi Paket A, Paket B dan Paket C, serta pendidikan
lain yang ditujukan untuk mengembangkan kemampuan peserta didik.
Pendidikan kesetaraan adalah pendidikan nonformal bagi warga Negara
Indonesia usia sekolah atau yang telah melewati batas uisa sekolah yang
berfungsi untuk mengembangkan potensi peserta didik dengan penekanan pada
pengetahuan akademik dan keterampilan fungsional serta pengembangan sikap
dan keperibadian professional yang dilaksanakan oleh Pusat Kegiatan Belajar
Masyarakat (PKBM).
6. Kelompok bermain (bahasa Inggris: playgroup) merupakan satuan pendidikan
anak usia dini pada jalur pendidikan non formal yang menyelenggarakan
pendidikan bagi anak usia di bawah lima tahun. Kelompok bermain umumnya
beroperasi sampai siang hari saja, dan memiliki staf suster anak atau
sukarelawan. Kelompok bermain dipercaya dapat memberikan stimulasi yang
baik untuk mengembangkan intelegensi, kemampuan sosial, dan kematangan
motorik anak.
7. Taman Penitipan Anak (TPA) merupakan salah satu bentuk PAUD pada jalur
pendidikan nonformal yang menyelenggarakan program pendidikan sekaligus
pengasuh dan kesejahteraan sosial tehadap anak sejak lahir sampai dengan usia
enam tahun
8. Satuan PAUD Sejenis (SPS) adalah lembaga yang menyelenggarakan
pendidikan di luar Taman Kanak-Kanak, Kelompok Bermain, dan Taman
Penitipan Anak. Berfungsi memberikan pendidikan sejak dini & membantu
meletakkan dasar ke arah pengembangan sikap, perilaku, perasaan, kecerdasan,
sosial & fisik yg diperlukan dalam menyesuaikan diri dengan lingkungan yang
berpengaruh terhadap tumbuh kembang anak.
9. Kursus dan pelatihan diselenggarakan bagi masyarakat yang memerlukan bekal
pengetahuan, keterampilan, kecakapan hidup, dan sikap untuk mengembangkan
diri, mengembangkan profesi, bekerja, usaha mandiri, dan/atau melanjutkan
pendidikan ke jenjang yang lebih tinggi.
10. Pendidikan Perempuan merupakan suatu upaya yang dilakukan dalam rangka
transformasi pengetahuan, sikap, keterampilan, perilaku, nilai, dan budaya pada
kaum perempuan agar dapat mempertahankan kehidupan, memahami
keseimbangan antara hak dan kewajiban, meningkatkan daya saing sehingga
mampu berpartisipasi aktif dalam program pembangunan nasional.

E. Orientasi Pendidikan Masyarakat Yang Terstruktur, Terprogram Dan


Terencana
Ditinjau dari segi pelayanan, sasaran PLS adalah melayani anak usia pra-
sekolah (0-6 tahun), anak usia sekolah dasar (7-12 tahun), usia pendidikan
menengah (13-18 tahun), dan perguruan tinggi (19-24 tahun).
1. Ditinjau dari segi sasaran khusus, sasaran PLS adalah mendidik anak terlantar,
anak yatim-piatu, anak korban narkoba, WTS, anak cacat mental ataupun cacat
tubuh. ditinjau dari segi pranata adalah menyelenggarakan kegiatan
pembelajaran di lingkungan keluarga, pendidikan perluasan wawasan desa
danpendidikan keterampilan. Jika ditinjau dari segi jenis kelamin, sasaran PLS
antarala lain adalah membantu masyarakat melalui program PKK, KB,
perawatan bayi, peningkatan gizi keluarga, pengetahuan rumah tangga dan
penjagaan lingkungan sehat.
2. Ditinjau dari segi sistem pengajaran, sasaran PLS adalah sebagai penyelenggara
dan pelaksana program kelompok, organisasi dan lembaga pendidikan; program
kesenian tradisional, ataupun kesenian modern lainnya yaitu menjadi fasilitator
bahkan turut serta dalam program keagamaan, seperti mengisi pengajaran di
majelis taklim, di pondok pesantren dan bahkan di beberapa tempat kursus.
3. Sasaran PLS ditinjau dari segi pelembagaan yaitu kemitraan atau bermitra
dengan berbagai pihak penyelenggara program pemberdayaan masyarakat
berkoordinasi dengan desa atau pelaksanaan program pembangunan.

REFERENSI

Aida Mj, Ilmu Pendidikan, (Semarang: Putra Sanjaya, 2005), hlm.67. USPN No.
20 Tahun2003 ZahraIdris, Op.cit, hlm.59.

Kurdie Syuaeb, Pendidikan Luar Sekolah, (Cirebon: Alawiyah,2002),hlm.76.

Dja’far Siddik,Konsep Dasar Ilmu Pendidikan Islam, (Bandung: Cita Pustaka


Media, 2006).

Suyafril dam Zelhendri Zen. 2017. Dasar- Dasar Ilmu Pendidikan. Padang:
Kencana.

Anda mungkin juga menyukai