Anda di halaman 1dari 14

LAPORAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


Diajukan Untuk Memenuhi Tugas Laporan Laboratorium
Praktikum Kimia Dasar

Disusun Oleh :
Kelompok 2 (A3)

LABORATORIUM TEKNIK KIMIA FAKULTAS TEKNIK


UNIVERSITAS MALIKUSSALEH
ACEH UTARA - LHOKSEUMAWE
2021
ABSTRAK
Pada percobaan Pb(NO3)2 ditambah NaCl, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal
yaitu 139,40 gram setelah dicampurkan dengan tabung reaksi kecil yang berisi
Pb(NO3)2 mempunyai berat 139,40 gram, maka hukum lavoiser sudah terbukti benar "
massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama". Fe + S, sewaktu
ditimbang mempunyai berat awal campuran yaitu 7 gram, setelah dipanaskan timbul
aroma yang sangat menyengat, yang ditimbulkan dari aroma belerang. Setelah
keduanya menyatu dan kemudian pemanasan dihentikan dan diambil besi yang tidak
bereaksi didalam campuran FeS yaitu 2,70 gram. Dan dapat disimpulkan pula bahwa
perbandingan massa unsur dalam senyawa adalah tetap ( tidak berubah). Juga untuk
percobaan Proust belerang terbakar sempurna karena proses pembakaran dan nyala
api yang sempurna.
Kata Kunci : Pemanasan, Lavoiser ,Proust, Pembakaran, Hipotesis.
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Judul Praktikum : Hukum Hukum Dasar Ilmu Kimia

1.2 Tanggal Praktikum : -

1.3 Pelaksana Praktikum :

1.4 Tujuan Praktikum : Membuktikan beberapa hukum dasar kimia diantaranya


Hukum Lavoisier dan Hukum Proust.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Hukum Perbandingan (Hukum Proust)
Dalam kimia, hukum perbandingan tetap atau Hukum Proust. (Diambil dari mana
kimiawan Prancis Joseph Proust) adalah hukum yang menyatakan bahwa “Suatu
senyawa kimia terdiri dari unsur-unsur dengan perbandingan massa yang selalu tetap
sama. Dengan kata lain, setiap sampel suatu senyawa memiliki komposisi unsur-
unsur yang tepat”. Misalnya 8/9 massa oksigen dan 1/9 massa hidrogen. Bersama
dengan hukum perbandingan berganda (Hukum Dalton). Hukum perbandingan tetap
adalah hukum dasar stoikiometri. Terdapat golongan senyawa yang tidak mengikuti
hukum perbandingan tetap. Contohnya, FeO yang mengandung massa Fe nya hanya
95 % dari massa yang seharusnya. Hal ini dikarenakan dalam struktur kristal FeO
terdapat ruang kosong yang tidak ditempati atom Fe. Golongan senyawa ini
dinamakan Bertolida (Tupamahu, 2001)
2.2 Hukum Perbandingan Berganda (Dalton)
Dalton mendefinisikan atom sebagai unit terkecil dari suatu unsur yang dapat
melakukan penggabungan kimia. Dalton membayangkan suatu atom yang sangat
kecil dan tidak dapat dibagi lagi. Tetapi, serangkaian penyelidikan yang dimulai pada
tahun 1850-an dan dilanjutkan pada abad XIX secara jelas menunjukkan bahwa atom
sesungguhnya memiliki struktur internal: yaitu atom tersusun atas partikel-partikel
yang lebih kecil lagi, yang disebut partikel subatom. Penelitian tersebut mengarah
pada penemuan tiga partikel subatom elektron, proton, dan neutron. “Jika dua unsur
dapat membentuk satu atau lebih senyawa, maka perbandingan massa dari unsur
yang satu yang bersenyawa dengan jumlah unsur lain yang tertentu massanya akan
merupakan bilangan mudah dan tetap.” (Syukri, S. 1999)
2.3 Hukum-Hukum Gas
Untuk gas ialah berlaku persamaan PV = nRT, dimana :
P = tekanan
V = volume gas
n = mol gas
R = tetapan gas
T = suhu mutlak
2.4 Hukum Boyle
Diturunkan dari persamaan keadaan gas ideal dengan n1 = n2 dan T1 = T2 sehingga
memperoleh:
P1.V1 = P2.V2................................ (2.1)
2.5 Hukum Gay-Lussac
Volume gas yang bereaksi dan volume gas-gas hasil reaksi bila di ukur pada suhu dan
tekanan yang sama, akan berbanding sebagai bilangan bulat sederhana. Jadi untuk P1
= P2 dan T1 = T2 berlaku:
V1/V2 = n1/n2....................................(2.2)
2.6 Hukum Boyle–Gay Lussac
Hukum ini adalah hukum perluasan hukum yang terdahulu yaitu
P1V1/T1 = P2V2/T2.............………(2.3)
2.7 Hukum Avogadro
Pada suhu dan tekanan yang sama gas-gas yang volumenya sama
mengandung jumlah mol yang sama. Pada pernyataan ini diketahui bahwa
pada keadaan SFP (0°C, 1 atm). 1 mol setiap gas volumenya 22,415 liter.
Volume ini disebut sebagai volume molar gas (Petrucci. 1989).
METODOLOGI PRAKTIKUM
3.1 Alat dan Bahan
3.1.1 Alat-alat
Adapun alat-alat yang digunakan sebagai berikut:
1. Erlenmeyer 250 ml 1 unit
2. Sumbat karet 1 unit
3. Tabung reaksi kecil 1 unit
4. Tabung reaksi praktis 1 unit
5. Magnet U/ magnet biasa 1 unit
6. Cawan porselin 1 unit
7. Lampu spirtus 1 unit

3.1.2 Bahan
Adapun bahan-bahan yang digunakan sebagai berikut:
1. Larutan Kl 0,1 M 5 ml
2. Larutan Pb(NO3)2 0,1 M 5 ml
3. Larutan NaCl 0,5 M 5 ml
4. Serbuk besi 5 gr
5. Serbuk belerang 5 gr

3.2 Prosedur Kerja


Adapun prosedur kerja yang dilakukan sebagai berikut:
3.2.1 Hukum Lavoisier

1. 5 ml larutan Pb(NO3)2 0,1 M dimasukkan ke dalam tabung reaksi kecil.


2. Pada Erlenmeyer masukkan 10 ml, larutan NaCl 0,1 M.
3. Dimasukkan Pb(NO3)2 0,1 M tersebut dengan hati – hati ke dalam Erlenmeyer, lalu
ditutup dengan sumbat karet.
4. Ditimbang Erlenmeyer beserta isinya dan dicatat massanya.
5. Dimiringkan Erlenmeyer sehingga kedua larutan bereaksi, lalu diamati perubahan
yang terjadi.

6. Ditimbang Erlenmeyer dengan isinya dan dicatat massanya.


7. Diulangi cara kerja tersebut diatas dengan menggantikan larutan NaCl 0,5 M
dengan larutan Kl 0,1 M.
3.2.2 Hukum Proust
1. Diambil serbuk belerang sebanyak 2 gram dan masukkan ke dalam cawan porselin
kemudian dimasukkan serbuk besi sebanyak 5 gram kemudian diaduk campuran
sampai merata.
2. Dipanaskan campuran tersebut dan diperhatikan apa yang terjadi.
3. Dengan menggunakan magnet, diambil serbuk besi yang tidak bereaksi.
4. Ditimbang berat serbuk besi tersebut.
4.1 Hasil

BAB IV
HASIL DAN PEMBAHASAN
Hasil dari percobaan hukum – hukum dasar ilmu kimia dapat dilihat pada tabel 4.1
Tabel 4.1 percobaan hukum lavoisier dan hukum proust
Cara Kerja Hasil Pengamatan
Hukum Lavoisier
a. Dimasukkan ke dalam a. Diperoleh campuran
erlenmeyer larutan Pb(NO3)2 0,1 M . berwarna kuning.
b. Ditimbang erlenmeyer b. 139, 40 gram (sebelum
beserta isinya. bereaksi)
c. Dimiringkan labu sehingga c. 139,40 gram (sesudah
bercampur dan bereaksi, lalu bereaksi)
ditimbang.

a. 5 ml Pb(NO3)2 0,1 M a. Campuran tersebut tidak


dimasukkan ke dalam tabung reaksi, berubah warna.
pada erlenmeyer dimasukkan 10 ml Kl b. 149,77 gram (sebelum
0,1 M, dan larutan Pb(NO3)2. bereaksi)
b. Ditimbang erlenmeyer c. 149,77 gram (setelah
beserta isinya. bereaksi)
c. Dimiringkan labu sehingga
bercampur dan bereaksi, lalu
ditimbang.

Hukum Proust
a. 2 gram belerang + 5 gram a. Diperoleh campuran
serbuk besi pada cawan porselin, belerang dan serbuk besi.
diaduk hingga tercampur merata. b. Campuran tersebut meleleh.
b. Kemudian dipanaskan. c. 2,70 gram (serbuk besi yang
c. Setelah meleleh larutan tidak bereaksi)
diangkat dan diambil serbuk besi
dengan magnet. 4,30 gram (besi yang bereaksi)

4.2 Pembahasan
5.2.1 Hukum Lavoiser
Pada percobaan membuktikan hukum lavoiser, dimana larutan Pb(NO 3)2 ditambah
NaCl, menghasilkan campuran berwarna kuning. Dengan berat sebelum bereaksi
sebesar 139, 40 gram dan sesudah bereaksi memiliki berat yang sama yaitu 139, 40
gram.
Pada percobaan larutan Pb(NO3)2 ditambah KI, saat ditimbang mempunyai
berat awal yaitu 149,77 gram. Setelah dicampurkan dengan tabung reaksi kecil
Pb(NO3)2 ditambah KI mempunyai berat 149,77 gram, maka hukum lavoiser sudah
terbukti benar massa zat sebelum reaksi dan sesudah reaksi adalah sama.

4.2.1 Hukum Proust


Pada percobaan kedua yaitu larutan Fe ditambah S, sewaktu ditimbang
mempunyai berat awal campuran yaitu 7 gram, setelah dipanaskan kedua
campuran tersebut meleleh dan timbul aroma yang sangat menyengat, yang
ditimbulkan dari aroma belerang. Setelah keduanya menyatu dan kemudian
pemanasan dihentikan, terdapat besi yang tidak bereaksi didalam campuran
tersebut sebesar 2,70 gram dan besi yang bereaksi sebesar 4,30 gram. Hal ini
membuktikan kebenaran hukum Proust bahwa perbandingan massa unsur
dalam senyawa adalah tetap ( tidak berubah), dimana perbandingan massa
pada besi dan belerang yaitu 7:4 yang dapat membentuk FeS.
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan
Berdasarkan dari hasil pembahasan maka,dapat diambil kesimpulan
sebagai berikut :
1. Pb(NO3)2 + NaCl, sewaktu ditimbang mempunyai berat awal yaitu 139,40 gram
setelah dicampurkan dengan tabung reaksi kecil yang berisi Pb(NO 3)2 mempunyai
berat 139,40 gram, maka hukum lavoiser sudah terbukti benar " massa zat sebelum
reaksi dan sesudah reaksi adalah sama".
2. Dan dapat disimpulkan pula bahwa perbandingan massa unsur dalam senyawa
adalah tetap ( tidak berubah).
3. Untuk percobaan Proust belerang terbakar sempurna karena proses pembakaran
dan nyala api yang sempurna.
4. Besi yang tidak bereaksi didalam campuran FeS yaitu 2,70 gram. Hal ini
membuktikan kebenaran hukum Proust “bahwa perbandingan massa unsur dalam
senyawa adalah tetap ( tidak berubah).”

5.2 Saran
Pada saat melakukan percobaan selanjutnya diharapkan praktikan
mengetahui terlebih dahulu cara kerja dan bahan yang akan digunakan dan
lebih berhati-hati lagi terhadap larutan yang berbahaya.
DAFTAR PUSTAKA
Prasetiawan, Widi. 2009. Hukum Kekekalan Massa. Jakarta
Ralp. H, Petrucci. 1989. Kimia Dasar Jilid I. Jakarta: Erlangga.
Respati, 1997, Dasar-dasar Ilmu Kimia, Jakarta: PT Rineka Cipta
Syukri, S. 1999. Kimia dasar jilid 1. Bandung : ITB
Tupamahu. 2001. Kimia Dasar. Bandung: PT. Citra Aditia Bakti.
LAMPIRAN A
DATA PENGAMATAN

PRAKTIKUM KIMIA DASAR


DATA PENGAMATAN
JUDUL : HUKUM HUKUM DASAR ILMU KIMIA
KELOMPOK : 1
NAMA/NIM :

TANGGAL PRAKTIKUM :

Cara Kerja Hasil Pengamatan

a. 5 ml Pb(NO3)2 0,1 M a. Campuran tersebut tidak


dimasukkan ke dalam tabung reaksi, berubah warna.
pada erlenmeyer dimasukkan 10 ml Kl b. 149,77 (sebelum bereaksi)
0,1 M, dan larutan Pb(NO3)2. c. 149,77 (setelah bereaksi)
b. Ditimbang erlenmeyer
beserta isinya.
c. Dimiringkan labu sehingga
bercampur dan bereaksi, lalu
ditimbang.

Hukum Proust
a. gram belerang + 5 gram a. Diperoleh campuran
serbuk besi pada cawan porselin, belerang dan serbuk besi.
diaduk hingga tercampur merata. b. Campuran tersebut meleleh.
b. Kemudian dipanaskan. c. 2,70 gram (serbuk besi yang
c. Setelah meleleh larutan tidak bereaksi)
diangkat dan diambil serbuk besi d. 4,30 gram (besi yang
dengan magnet. bereaksi)
LAMPIRAN B
TUGAS DAN PERTANYAAN
1. Berapa mol FeS yang terjadi pada percobaan di atas!
2. Berapa gram H2O yang diperoleh apabila 100 gram H2 dan 100 gram O2 diletuskan
hingga membentuk air dengan reaksi?

2H2 + O2 2H2O
Jawab :
1. Fe = 4,30 gram

S = 2,70 gram
BM = 87,8
Massa total = 7 gram
Mol Fe
Mol Fe = gram
BM
=7
87,8
= 0,079
2. Mol H2 = gram

BM
= 100
2
= 50 Mol
Mol O2 = gram
BB
= 100
32
2H2 + O2 2H2O

M = 50 ml 3,125 mol
R = 3,125 mol 3,125 mol 2/1 . 3,125 mol
S = 46,875 - 6,25
gram H2O = Mol x BM
= 6,25 x 1,8
= 112,5 gram
LAMPIRAN C
GAMBAR ALAT
N0 Nama dan Gambar Fungsi
Alat
1. Erlenmeyer untuk mengukur,
menyimpan, dan
mencampur cairan.
2. Sumbat karet Menutup peemukaan
mulut tabung reaksi
3. Tabung Reaksi Kecil sebagai tempat dimana
kita mereaksikan bahan
kimia dalam
laboratorium
4. Tabung Reaksi Untuk mencampur,
menampung, dan
memanaskan bahan
kimia dalam jumlah yang
kecil.
5. Magnet U Untuk mengdauk dan
menghomogenkan
larutan agar sama dan
merata
6. Lampu spiritus untuk memanaskan gelas
reaksi berisi larutan
untuk meningkatkan laju
reaksi kimia pada lauran
itu
7. Cawan Porselin untuk mereaksikan zat
dalam suhu tinggi,
mengabukan kertas
saring, menguraikan
endapan dalam
gravimetric sehingga
menjadi bentuk stabil

Anda mungkin juga menyukai