Laporan Magang Puskesmas Toto Utara
Laporan Magang Puskesmas Toto Utara
OLEH :
Nama : Yuliyanti Abdali
Nim : 13211.17.014
Disusun Oleh :
YULIYANTI ABDALI (13211.17.014)
Mengetahui,
ii
KATA PENGANTAR
Penyusun
iii
DAFTAR ISI
Halaman
KATA PENGANTAR...............................................................................................ii
DAFTAR ISI..............................................................................................................iii
DAFTAR TABEL......................................................................................................iv
DAFTAR GAMBAR.................................................................................................v
DAFTAR LAMPIRAN .............................................................................................vi
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................1
A. Latar Belakang.....................................................................................................2
B. Rumusan masalah.................................................................................................2
C. Tujuan..................................................................................................................2
D. Manfaat................................................................................................................3
1. Manfaat teoritis..............................................................................................3
2. Manfaat praktis...............................................................................................3
a. Puskesmas................................................................................................3
b. Mahasiswa................................................................................................3
c. pasien........................................................................................................3
BAB II KAJIAN TEORI.........................................................................................4
BAB III GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG.........................................7
A. Profil puskesmas.................................................................................................7
B. Analisis situasi khusus........................................................................................13
BAB IV HASIL KEGIATAN..................................................................................14
A. Uraian kegiatan....................................................................................................15
B. Identifikasi data pasien.........................................................................................16
C. Pembahasan..........................................................................................................22
D. Alternatif pemecahan masalah.............................................................................23
BAB V KESIMPULAN DAN SARAN...................................................................24
A. Lembar evaluasi magang oleh pembimbing instansi..........................................22
B. Lembar kehadiran...............................................................................................27
DAFTAR PUSTAKA
iv
DAFTAR TABEL
v
DAFTAR GAMBAR
vi
DAFTAR LAMPIRAN
vii
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di Indonesia banyaknya masalah kesehatan membutuhkan perhatian dari
pemerintah. Pembuatan kebijakan merupa-kan salah satu bentuk dari tanggung jawab
pemerintah dalam mengatasi permasalahan di bidang kesehatan tersebut. Salah
satunya adalah masalah gizi yakni masalah Keku-rangan Energi Kronik pada ibu
hamil.
Kurang Energi Kronis (KEK) pada ibu hamil yang ditandai dengan lingkar
lengan atas < 23,5 cm merupakan salah satu masa-lah gizi di Indonesia yang sering
dialami oleh ibu hamil. Ibu hamil yang menderita KEK mempunyai resiko kematian
ibu men-dadak pada masa perinatal atau resiko me-lahirkan bayi dengan berat badan
lahir ren-dah (BBLR). Pada keadaan ini banyak ibu yang meninggal karena
perdarahan, sehing-ga akan meningkatkan angka kematian ibu dan anak.
Hasil Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) 2010 yang dilakukan Kementri-an
Kesehatan memperlihatkan bahwa seki-tar 45 – 50 % ibu hamil di Indonesia tidak
mendapatkan asupan energi dan protein yang cukup. Sebanyak 49,5% perempuan
hamil mengkonsumsi protein dibawah 80% dari yang dibutuhkannya semasa
kehamilan dan 44,8% perempuan hamil itu juga ku-rang mendapatkan asupan energi
secara total yakni masih dibawah 70% dari yang dibutuhkan.
Dinas Kesehatan Kabupaten Goron-talo tahun 2013 jumlah ibu hamil yaitu
7.503 diantaranya 7,8% ibu hamil mengala-mi KEK dan pada tahun 2014 jumlah ibu
hamil KEK meningkat menjadi 14,4%. Dari 21 Puskesmas yang ada di Kabupaten
Gorontalo, jumlah ibu hamil KEK yang tertinggi terdapat di 4 puskesmas yaitu pusk-
esmas pulubala 165 orang, puskesmas telaga jaya 95 orang, puskesmas mootilango 77
orang dan puskesmas limboto barat yaitu 73 orang.
Kekurangan energi kronis disebabkan oleh beberapa faktor, baik faktor sosia
lmaupun faktor biologi yang mempengaruhi status kehamilan ibu (KEK) antara lain :
pola makan yang bermanifestasi secara langsung pada status KEK dan beberapa
faktor tidak langsung seperti pendidikan, pekerjaan, budaya, jumlah keluarga dan
akses pelayanan kesehatan. Hasil yang di dapatkan bahwa asupan energi dan zat gizi
makro seperti protein, karbohidrat dan lemak belum memenuhi kebutuhan zat gizi.
Penyebab kekurangan energi kronis (KEK) akibat adanya ketidakseimbangan
antara asupan dalam pemenuhan gizi dan pengeluaran energi. Dalam menanggulangi
masalah dan mencegah dampak dari kurang energi kronis pada ibu hamil, maka
diperlukan upaya pencegahan supaya ibu hamil tidak mengalami kurang energi kronis
yaitu mengusahakan agar ibu hamil memeriksakan kehamilan secara rutin sejak hamil
muda untuk mendeteksi secara dini kejadian kurang energi kronis, dan penyuluhan
tentang asupan nutrisi yang dibutuhkan ibu hamil.
Berdasarkan latar belakang diatas, maka perbaikan status gizi pada
masyarakat terutama penanggulangan masalah KEK pada ibu hamil sangat penting
untuk dilakukan, karena dari seorang ibu akan dilahirkan calon-calon penerus bangsa
yang dapat memberi manfaat bagi bangsa maka harus diupayakan kondisi ibu hamil
dalam keadaan sehat. Untuk itu peran pemerintah sebagai inisiator, fasili-tator dan
motivator sangat diharapkan guna mengambil langkah-langkah/ kebijakan yang
konkrit untuk mengatasi masalah KEK pada ibu hamil.
B. Rumusan masalah
Berdasarkan uraian latar belakang di atas, maka peneliti merumuskan masalah
kajian tentang bagaimana tinjauan pengetahuan pola makan terhadap ibu hamil KEK
di Desa Toto Utara.
C. Tujuan
Adapun tujuan kajian yaitu untuk mengetahui tinjauan pengetahuan pola
makan ibu hamil KEK di Puskesmas Toto Utara.
2
D. Manfaat
1. Manfaat teoritis
Hasil kajian dari laporan tinjauan pengetahuan pola makan ibu hamil
KEK dapat dijadikan bahan diskusi dalam proses pembelajaran pada mata
kuliah Dietetika dan NCP.
2. Manfaat Praktis
a. Puskesmas : Sebagai bahan informasi dalam memperbaiki gizi
masyarakat serta pelayanan kesehatan terhadap ibu hamil.
b. Mahasiswa : Mahasiswa mendapatkan pengalaman dan ilmu baru dari
hasil kegiatan magang gizi kesmas di wilayah kerja Puskesmas Toto
Utara, mahasiswa juga dapat menerapkan ilmu dan pengetahuan yang di
dapat di STIKES BAKTI NUSANTARA GORONTALO.
c. Pasien : mendapatkan informasi tentang pengetahuan pola makan ibu
hamil KEK.
3
BAB II
KAJIAN TEORI
4
Faktor-faktor yang mempengaruhi Kekurangan Energi Kronik (KEK) antara
lain : jumlah asupan energi, umur, beban kerja ibu hamil, penyakit/infeksi,
pengetahuan ibu tentang gizi dan pendapatan keluarga. Adapun penjelasannya :
1. Jumlah asupan energi
Jumlah asupan makanan Kebutuhan makanan bagi ibu hamil lebih banyak
dari pada kebutuhan wanita yang tidak hamil. Upaya mencapai gizi masyarakat
yang baik atau optimal dimulai dengan penyedian pangan yang cukup.
Penyediaan pangan dalam negeri yaitu : upaya pertanian dalam menghasilkan
bahan makanan pokok, lauk pauk, sayuran dan buahbuahan. Pengukuran
konsumsi makanan sangat penting untuk mengetahui kenyataan apa yang
dimakan oleh masyarakat dan hal ini dapat berguna untuk mengukur gizi dan
menemukan faktor diet yang menyebabkan malnutrisi.
2. Umur
Semakin muda dan semakin tua umur seseorang ibu yang sedang hamil akan
berpengaruh terhadap kebutuhan gizi yang diperlukan. Umur muda perlu
tambahan gizi yang banyak karena selain digunakan pertumbuhan dan
perkembangan dirinya sendiri, juga harus berbagi dengan janin yang sedang
dikandung. Sedangkan untuk umur tua perlu energi yang besar juga karena
fungsi organ yang melemah dan diharuskan untuk bekerja maksimal, maka
memerlukan tambahan energi yang cukup guna mendukung kehamilan yang
sedang berlangsung. Sehingga usia yang paling baik adalah lebih dari 20 tahun
dan kurang dari 35 tahun, dengan diharapkan gizi ibu hamil akan lebih baik.
3. Pengetahuan ibu tentang gizi
Pengetahuan ibu tentang Gizi Pemilihan makanan dan kebiasaan diet
dipengaruhi oleh pengetahuan, sikap terhadap makanan dan praktek/ perilaku
pengetahuan tentang nutrisi melandasi pemilihan makanan. Pendidikan formal
dari ibu rumah tangga sering kali mempunyai asosiasi yang positif dengan
pengembangan pola-pola konsumsi makanan dalam keluarga. Beberapa studi
menunjukkan bahwa jika tingkat pendidikan dari ibu meningkat maka
5
pengetahuan nutrisi dan praktek nutrisi bartambah baik. Usaha-usaha untuk
memilih makanan yang bernilai nutrisi semakin meningkat, ibu-ibu rumah
tangga yang mempunyai pengetahuan nutrisi akan memilih makanan yang lebih
bergizi dari pada yang kurang bergizi.
4. Pendapatan
Pendapatan merupakan faktor yang menentukan kualitas dan kuantitas
makanan. Pada rumah tangga berpendapatan rendah, sebanyak 60 persen
hingga 80 persen dari pendapatan riilnya dibelanjakan untuk membeli makanan.
Artinya pendapatan tersebut 70-80 persen energi dipenuhi oleh karbohidrat
(beras dan penggantinya) dan hanya 20 persen dipenuhi oleh sumber energy
lainnya seperti lemak dan protein. Pendapatan yang meningkat akan
menyebabkan semakin besarnya total pengeluaran termasuk besarnya
pengeluaran untuk pangan.
5. Pemeriksaan kehamilan
Dalam memantau status gizi ibu hamil, seorang ibu harus melakukan
kunjungan ketenaga kesehatan. Karena pemeriksaan kenaikan berat badan perlu
dilakukan dengan teliti, jangan sampai wanita hamil terlalu gemuk untuk
menghindarkan kesulitan melahirkan dan bahkan jangan terlalu kurus karena
dapat membahayakan keselamatan dirinya dan janin yang dikandungannya
6
BAB III
GAMBARAN UMUM TEMPAT MAGANG
A. Profil puskesmas
1. Keadaan Geografi
a. Letak Geografi Puskesmas Toto Utara
Lokasi Puskesmas Toto Utara Kecamatan Tilongkabila dapat dilihat pada
Gambar 1 berikut ini.
7
terluas adalah Desa Moutong yaitu10,98 km2, sedangkan desa dengan luas
terkecil adalah Desa Butu yaitu 0,65 km2.
Berdasarkan ketinggiannya dari permukaan laut Wilayah Kerja
Puskesmas Toto Utara sebagian besar daerahnya berada di ketinggian 100
– 500 meter dari permukaan laut yakni sebesar 48,65% dan 9,09% berada
di atas ketinggian 1000 meter dari permukaan laut.
1. Kependudukan
a. Jumlah Penduduk dan Kepadatan penduduk
Jumlah penduduk Wilayah Puskesmas Toto Utara Kecamatan
Tilongkabila tahun 2017 sebanyak 9.141 jiwa yang terdiri dari 4.553 jiwa
laki-lakidan 4.588 jiwa perempuan. Desa Toto Utara merupakan Desa
dengan jumlah penduduk terbanyak yaitu 1.993 jiwa, sedangkan penduduk
yang paling sedikit adalah Desa Berlian sebanyak 530 jiwa.
Tabel 1. Luas Wilayah, Jumlah Penduduk, Jumlah Rumah Tangga,
dan Kepadatan Penduduk Di Puskesmas Toto Utara
Tahun 2017
Luas Jumlah Kepadatan
Jumlah
No Desa Wilayah Rumah Penduduk
Penduduk
(km2) Tangga (orang/km2)
1 Toto Utara 1,39 1.993 421 1.434
2 Permata 1,14 1.334 580 1.170
3 Moutong 10,98 1.316 348 120
4 Butu 10,60 859 205 81
5 Iloheluma 2,62 1.666 431 637
6 Bongopini 3,43 1.441 377 420
7 Berlian 0,65 530 173 815
Jumlah 30,81 9.141 2.535 4.677
Sumber :Data Kependudukan Kecamatan Tilongkabila 2017
Rata-rata kepadatan penduduk Wilayah kerja Puskesmas Toto Utara
adalah sebesar 4.677 jiwa per km2. Jika dirinci menurut desa, maka Desa
8
Toto Utara adalah wilayah yang paling padat penduduknya yaitu mencapai
1.434jiwa/km2, hal ini disebabkan dari faktor kelahiran paling banyak terjadi
Desa Toto Utara. Dari faktor ekonomi, desa ini cukup strategis karena dekat
perkotaan dan dekat dengan perkantoran sehingga banyak yang datang
bekerja dan tinggal di desa ini. Sedangkan desa yang paling rendah tingkat
kepadatan penduduknya adalah Desa Butu yaitu 81jiwa/km2. Hal ini
disebabkan Desa Butu memiliki tingkat kelahiran paling rendah dan tempat
ini kurang strategis karena merupakan desa terjauh dari pusat kecamatan
dengan kondisi geografis desa berupa pegunungan.Persebaran penduduk
wilayah kerja Puskesmas Toto Utara dapat dilihat pada peta wilayah sebagai
berikut.
b. Komposisi Penduduk
Untuk dapat menggambarkan tentang keadaan penduduk secara
khusus dapat dilihat dari komposisinya, salah satunya adalah penduduk
menurut jenis kelamin. Menurut data kependudukan kecamatan tilongkabila,
dari 9.141 jiwa penduduk Wilayah Kerja Puskesmas Toto Utara pada tahun
2017 terdiri dari 4.553 jiwa laki-laki sdan 4.588 jiwa perempuan. Indikator
dari variable jenis kelamin adalah rasio jenis kelamin yang merupakan
angka perbandingan antara penduduk laki-laki dan perempuan.
2. Sarana Kesehatan
a. Posyandu
Posyandu adalah salah satu bentuk Upaya Kesehatan Bersumberdaya
Masyarakat (UKBM) yang dikelola dan diselenggarakan dari, oleh, untuk
dan bersama masyarakat guna memberdayakan masyarakat dan
memberikan kemudahan kepada masyarakat dalam memperoleh
pelayanan kesehatan dasar untuk mempercepat penurunan angka kematian
ibu, bayi dan balita. Walaupun demikian akan tetapi sejauh pemantauan
saya masih ada
9
Posyandu Pratama adalah posyandu yang belum mantap, ditandai oleh
kegiatan posyandu belum terlaksana secara rutin setiap bulan dan jumlah
kader kurang dari 5 orang.
Posyandu Madya adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader yang
bertugas 5 orang atau lebih, tetapi cakupan kelima kegiatan utamanya
masih rendah, yaitu kurang dari 50%.
Posyandu Purnama adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader yang
bertugas 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari
50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang kepesertaannya masih kurang dari 50% KK di wilayah
kerja posyandu.
Posyandu Mandiri adalah posyandu yang sudah dapat melaksanakan
kegiatan lebih dari 8 kali per tahun, dengan rata-rata jumlah kader yang
bertugas 5 orang atau lebih, cakupan kelima kegiatan utamanya lebih dari
50%, mampu menyelenggarakan program tambahan, serta telah
memperoleh sumber pembiayaan dari dana sehat yang dikelola oleh
masyarakat yang kepesertaannya masih lebih dari 50% KK di wilayah
kerja posyandu.
Posyandu memiliki peran yang sangat penting dalam sistem
penyelenggaraan pelayanan kebutuhan dasar dalam rangka meningkatkan
kualitas sumber daya manusia secara dini serta merupakan lini terdepan
dari deteksi dini di bidang kesehatan yang dilakukan oleh masyarakat.
Agar posyandu dapat melakukan fungsi dasarnya, dimana posyandu
mempunyai daya ungkit yang sangat bear terhadap penurunan angka
kematian bayi, angka kematian balita dan angka kematian ibu, maka perlu
10
adanya upaya untuk memantau dan mendorong tingkat perkembangan
posyandu.
Jumlah posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Toto Utara tahun
2017 sebanyak 7 unit yang tersebar di 7 desa, dengan masing-masing
posko posyandu. Berdasarkan strata posyandu dapat disimpulkan bahwa
seluruh posyandu yang ada di wilayah Puskesmas Toto Utara sudah
termasuk posyandu aktif atau persentasenya sebesar 100%.
b. Poskesdes
Pos Kesehatan Desa (Poskesdes) adalah Upaya Kesehatan Bersumber
daya Masyarakat yang memberikan pelayanan kesehatan dasar, buka
setiap hari dan dapat diakses dengan mudah oleh penduduk di wilayah
tersebut.Poskesdes dikelola oleh 1 orang Bidan, minimal 2 orang Kader
dan 1 orang tokoh masyarakat.
Pondok Bersalin Desa (Polindes) adalah Upaya Kesehatan
Bersumberdaya Masyarakat yang menyediakan tempat pertolongan
persalinan dan pelayanan keseh atan ibu dan anak termasuk KB di desa.
Pos Pembinaan Terpadu (Posbindu) adalah kegiatan yang
diselenggarakan secara integrasi oleh kelompok aktif masyarakat dalam
upaya preventif dan promotif (monitoring dan peningkatan pengetahuan
pencegahan dan pengendalian faktorresiko) penyakit tidak menular.
c. Desa Siaga
Desa siaga merupakan desa yang penduduknya memiliki kesiapan
sumber daya dan kemampuan serta kemauan untuk mencegah dan
mengatasi masalah-masalah kesehatan secara mandiri. Sebuah desa
dikatakan menjadi desa siaga apabila desa tersebut telah memiliki minimal
sebuah Pos Kesehatan Desa (Poskesdes).
3. Tenaga Kesehatan
Pembangunan kesehatan di Indonesia membutuhkan sumber daya
manusia dalam hal ini tenaga kesehatan yang memiliki kemampuan
11
melaksanakan upaya kesehatan dengan paradigm sehat, yang mengutamakan
upaya peningkatan, pemeliharaan kesehatan dan pencegahan penyakit. Untuk
upaya peningkatan mutu dan jangkauan pelayanan kesehatan, maka tenaga
kesehatan yang ada di Puskesmas Toto Utara harus memadai jumlahnya.
Adapun distribusi ketenagaan di Puskesmas Toto Utara tahun 2017 dapat
dilihat pada table 4.2
Tabel 2. Jumlah SDM Tenaga Kesehatan Di Puskesmas Toto Utara
Tahun 2017
Jenis Kelamin
No Jenis SDM Jumlah
L P
1 DokterUmum 0 1 1
2 Bidan 0 6 6
3 Perawat 0 7 7
Tenaga
4 0 1 1
TeknisKefarmasian
Tenaga
5 2 2 4
KesehatanMasyarakat
Tenaga
6 1 1 2
KesehatanLingkungan
7 Nutrisionis 0 3 3
8 Tenaga Kesehatan Lain 2 2 4
9 Pejabat Struktural 0 2 2
Staf Penunjang
10 2 2 4
Administrasi
Sumber :Pengelola Kepegawaian Puskesmas Toto Utara, 2017
12
c. Analisis situasi khusus
1. Pelayanan puskesmas
13
2. Program yang dijalankan
Kekurangan energi kronis adalah masalah gizi yang disebabkan karena
kekurangan asupan makanan dalam waktu yang cukup lama, hitungan tahun.
Alternatif pemecahan masalah mengenai kasus ibu hamil kekurangan energi
kronis (KEK) di Puskesmas Toto Utara yaitu dengan memberikan konseling serta
pemberian makanan tambahan (PMT) lokal dan pabrikan. Dengan tujuan untuk
merubah perilaku masyarakat agar mempunyai perilaku makan yang baik sesuai
dengan prinsip gizi seimbang, sehingga dapat mencapai berat badan normal.
Edukasi dilakukan pada saat ibu melakukan pemeriksaan saat mengikuti kelas
ibu hamil maupun pada saat datang ke posyandu.
14
BAB IV
HASIL KEGIATAN DAN PEMBAHASAN
A. Uraian kegiatan
Pelaksanaan magang gizi kesmas yang dilaksanakan selama 2 minggu, yaitu
dimulai dari tanggal 23 November sampai dengan 04 Desember 2020 di Puskesmas
Toto Utara kecamatan Tilongkabila Kabupaten Bone Bolango Provinsi Gorontalo.
Adapun kegiatan yang dilakukan oleh penulis ditempat magang yaitu :
Tabel 3. Kegiatan magang hari pertama di Puskesma Toto Utara
Hari tanggal Jam Kegiatan
Senin/23 september 2020 09.00- Pengenalan area puskesamas toto utara
09.32
09.32- Melakukan pengukuran antropometri
11.30 seperti pengukuran TB dan BB pada
pasien.
11.30- Melakukan pencatatan rekapan data
02.30 balita yang berkunjung ke
posyandu/pencatatan kohor.
15
Tabel 6. Kegiatan magang hari ketiga di Puskesma Toto Utara
Hari tanggal Jam Kegiatan
Rabu/25 september 2020 08.30- Melakukan pengukuran antropometri
10.00 pada balita.
10.00- Melakukan pengukuran antropometri
10.15 pada ibu hamil seperti pengukuran TB
dan BB serta pengukuran LILA.
10.15 Mendampingi petugas yang
memberikan konseling pada ibu hamil
serta memberikan tablet tambah darah
(TTD) pada ibu hamil.
16
Tabel 10. Kegiatan magang hari ke-tujuh di Puskesma Toto Utara
Hari tanggal Jam Kegiatan
Selasa/01 Desember 2020 11.00 Seminar kegiatan magan
12.30 Mengikuti kegiatan posbindu
17
B. Hasil identifikasi data pasien
Kasus yang di kaji adalah gambaran pengetahuan dan pola makan ibu hamil
KEK di Puskesma Toto Utara. Berikut data ibu hamil KEK yang dilakukan survei
pada tanggal 26 November 2020.
1. Data dasar pasien
Nama ibu : Ny. F
Tanggal lahir : 17 juni 2000
Jenis kelamin : Perempuan
Pekerjaan : IRT
Agama : Islam
Alamat : Toto Utara
2. Assesmen Gizi
a. Keluhan utama : Sakit badan
b. Riwayat penyakit sekarang : Ibu hamil KEK
c. Riwayat penyakit keluarga : Tidak ada keluarga yang mengidap penyakit yang
sama
d. Skrining Gizi
U : 20 tahun
BB : 36 kg
TB : 152 cm
LILA : 19,5 cm
Perhitungan = %LILA = LILA ukur : LILA standar x 100%
= 19,5 cm : 26,5 x 100%
= 73,58 % (gizi kurang)
e. Diagnosa Gizi
NI-5.2 malnutrisi berkaitan dengan kurang pengetahuan tentang gizi
dan makanan ditandai oleh ketidakmampuan atau ketidakinginan
mengkonsumsi energi/protein yang cukup dan pertambahan BB hamil yang
tidak adekuat.
18
NI-2.1 kurang intake makanan dan minuman oral akibat nafsu makan
yang berkurang ditandai dengan asupan kurang.
f. Intervensi Gizi
a. Jenis diet
Diet tinggi kalori tinggi protein (TKTP)
b. Tujuan diet
1) Meningkatkan asupan energi dan protein
2) Memberikan makanan yang ADEKUAT untuk membantu memenuhi
kebutuhan zat gizi.
3) Membantu meningkatkan BB hingga normal atau ideal.
c. Kebutuhan zat gizi
BMR = 655 + ( 9,6 x 36 ) + ( 1,8 x 152 ) – ( 4,7 x 20 )
= 655 + ( 345,6 + 273,6 – 94 )
= 1180,2 kkal
TEE = 1180,2 x 1,8
= 2124,36
Protein = 25% x 2124,36 = 531,09 : 4 = 132.77 gram
Lemak = 15% x 2124,36 = 318,654 : 9 = 35.406 gram
KH = 60% x 2124,36 = 1,274,616 : 4 = 318.654 gram
d. Syarat Diet
1) Energi diberikan sesuai kebutuhan dengan memperhatikan umur dan
jenis kelamin.
2) Protein cukup yaitu 20-25% dari kebutuhan energi total.
3) Lemak diberikan 10-15% dari kebutuhan energi total
4) KH diberikan 55-60% dari kebutuhan energi total.
5) Bentuk makanan disesuaikan dengan keadaan pasien
e. Bahan makanan yang di anjurkan
1) Makanan yang mengandung sumber karbohidrat seperti nasi, roti dan
ubi
19
2) Makanan yang mengandung kalori seperti : kacang-kacangan,
alpukat, ubi jalar,
3) Makanan yang mengandung protein hewani seperti : daging merah,
daging ayam, ikan, telur, dan susu.
4) Makanan yang mengandung protein nabati seperti : tahu dan tempe,
kacang-kacangan dan sayuran hijau.
g. Terapi Edukasi
a. Tujuan : memperbaiki pola makan dan kebiasaan makan yang salah.
b. konseling : menu makanan seimbang, menjelaskan kepada pasien
makanan yang baik untuk ibu hamil KEK
c. Metode : penyuluhan individu kepada pasien dengan metode Tanya jawab
d. Alat bantu : Buku dan polpen
e. Waktu dan tempat : 30 menit, di rumah pasien
h. Monitoring dan Evaluasi
Menanyakan kembali apakah konseling yang di sampaikan kepada
pasien di lakukan Dengan cara memberikan pertanyaan secara langsung dan
mereka dapat menjawab pertanyaan dengan benar. Jika bisa dijawab dengan
benar ini menunjukan bahwa konseling yang disampaikan dapat dipahami
oleh ibu hamil sehingga menumbuhkan kesadaran yang baik akan pentingnya
hidup sehat pada ibu hamil.
i. Hasil Kuesioner
Adapun data yang diperoleh melalui kuesioner adalah sebagai berikut:
Data umum pasien
Nama : Ny. FI
Usia : 20 tahun
Jenis kelamin : perempuan
Pendidikan : SMA
Pekerjaan : IRT
20
Tabel 15. Data Hasil Kuesioner
21
Berdasarkan data yang diperoleh dengan menggunakan kuesioner ibu
hamil kekurangan energi kronis (KEK) tersebut mengalami gizi kurang
disebabkan ibu hamil kurang pengetahuan pola makan yang baik.
Berikut perbandingan data ibu hamil KEK yang dilakukan survei pada
tanggal 03 November 2020.
a. Assesmen Gizi
a. Keluhan utama :
Sakit badan
b. Riwayat penyakit sekarang
Ibu hamil KEK
c. Riwayat penyakit keluarga
Tidak ada keluarga yang mengidap penyakit yang sama
b. Skrining Gizi
a. antropometri
U : 20 tahun
BB : 38 kg
TB : 152 cm
LILA : 19,9 cm
Perhitungan = %LILA = LILA ukur : LILA standar x 100%
= 19,9 cm : 26,5 x 100%
= 75,09 % (gizi kurang)
C. Pembahasan
Berdasarkan hasil perbadingan data ibu hamil KEK yang dilakukan pada
tanggal 26 November 2020 berbeda dengan data yang di ambil pada tanggal 03
Desember 2020. Pada pengambilan data kedua berat badan ibu hamil mengalami
peningkatan sebanyak 2 kg dikarenakan ibu hamil menjalankan konseling yang telah
diberikan. Saat mengunjungi ibu hamil tersebut ibu hamil masih memiliki keluhan
sakit badan tetapi nafsu makannya sudah meningkat, awalnya sehari makan hanya 2
kali tetapi pada saat di survei kembali frekuensi makan ibu hamil meningkat menjadi
22
3 kali sehari. Status gizi ibu hamil masih kurang tetapi ibu hamil tersebut mengalami
peningkatan dalam pengetahuan pola makan.
D. Alternatif pemecahan masalah
1. Analisi SWOT
a. Strength (kekuatan)
1) Adanya sistem teknologi seperti sistem data untuk pemantauan kesehatan
ibu
2) Pemberian makanan tambahan (PMT)
3) Adanya pemberian konseling dan penyuluhan kepada ibu hamil
b. Weakness (kelemahan)
1) Kurangnya pengetahuan ibu hamil tentang pentingnya mengkonsumsi
asupan gizi makanan yang mengandung sumber protein.
c. Opportunity (peluang)
Tersediannya dana dari pemerintah terhadap program penanganan gizi ibu
hamil KEK
d. Threat (ancaman)
1) Ketidaktahuan ibu hamil terhadap kekurangan energi kronis.
2) Ketidaktahuan ibu hamil akibat bila tidak mengkonsumsi tablet tambah
darah (TTD).
23
BAB V
PENUTUP
A. Kesimpulan
Kekurangan energi kronis (KEK) pada ibu merupakan suatu keadaan seorang
ibu hamil yang mengalami kekurangan nutrisi ataupun asupan makanan yang
berlangsung menahun yang mengakibatkan timbulnya gangguan kesehatan yang
terjadi pada ibu. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi terjadinya KEK pada ibu
hamil banyak sekali yaitu diantaranya pendidikan, pekerjaan, pendapatan, faktor jarak
kelahiran serta faktor paritas. Sehingga seorang ibu dapat mencegahnya dengan
mengkonsumsi makanan yang bergizi yang banyak mengandung kalori dan protein
dengan pola makan yang sehat.
B. Saran
Diharapkan kepada pihak puskesmas lebih mengefektifkan program yang
sudah ada yaitu seperti memberikan konseling dan penyuluhan tentang gizi agar ibu
hamil lebih meningkatkan asupan gizi makanan yang mengandung sumber zat besi
seperti sayuran hijau, protein hewani (susu, dading dan telur) dan penambahan
suplemen zat besi serta makanan yang banyak mengandung kalori dan protein. Agar
status gizinya menjadi baik dan terhindar dari penyakit lainnya.
24
DAFTAR PUSTAKA
Azizah Anisatun.2017.tingkat kecukupan energi protein pada ibu hamil trimester
pertama dan kejadian kekurangan energi kronis. Online :
https://e-journal.unair.ac.id/MGI/article/download/3224/4670
Febriani.2017.faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kekurangan energi
kronis p
ada ibu hamil. Online :
https://ojs.fdk.ac.id/index.php/humancare/article/download/78/pdf
Mayasari tri Agustin.2019.kejadian kurang energi kronis pada ibu hamil berdasarkan
umur, paritas, dan pendidikan. Online :
https://griyahusada.id/filesharing/jurnal-files/vol1no2/penelitian1.3.pdf
Mahmud zuriati, dkk.2017.pkekureran kebijakan pemerintah daerah dalam
menanggulangi kekurangan energi kronis (KEK) di kabupaten gorontalo the role of
the local government policy in eradication of chronic energy in gorontalo district.
Online :
https://www.researchgate.net/publication/323965912_peran_kebijakan_
pemerintah_daerah_dalam_menanggulangi_kekurangan_energi_kronis_
KEK_di_kabupaten_gorontalo_the_role_of_the_local_government_poli
cy_in_eradication_of_chronic_energy_in_gorontalo_district
Nisa Syahadhatun Linda.2018.penyebab kejadian kekurangan energi kronis pada ibu
hamil risiko tinggi dan pemanfaatan antenatal care di wilayah kerja puskesmas jelbuk
jember. Online :
https://e-journal.unair.ac.id/JAKI/article/download/7319/6416
25
DOKUMENTASI
26
Gambar pemberian vitamin gambar pengukuran tinggi badan
27