Anda di halaman 1dari 30

BAB I

PENDAHULUAN

Latar belakang
Ginjal merupakan salah satu organ tubuh manusia yang vital fungsinya bagi
keseluruhan sistem tubuh manusia. Ginjal adalah organ utama sistem ekskresi manusia,
yang mengatur pembuangan zat-zat sisa yang sudah tidak berguna lagi bagi tubuh. Selain
itu, ginjal juga berperan dalam menjaga homeostasis cairan dalam tubuh.
Seperti organ tubuh lainnya, ginjal juga bisa mengalami kanker. Jenis kanker ginjal yang

paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adenokarsinoma renalis,


hipernefroma, renal cell carcinoma), yang berasal dari sel-sel yang melapisi tubulus
renalis ginjal. Bahayanya, kanker ginjal ini biasanya ditemukan pada saat kanker ini telah
mengalami metastasis dan sudah menyebar ke organ tubuh lainnya, karena pada stadium
dini kanker ini jarang sekali menunjukkan gejalanya. Gejalanya baru mulai terasa pada
stadium lanjut, yaitu terjadi hematuria (terdapat darah pada air seni). Penyakit kanker
ginjal merupakan salah satu penyakit yang ditakuti oleh beberapa orang karena tidak
menunjukkan gejalanya. Sehingga ketika terdeteksi ternyata sudah menyebar ke organ
yang lain dan sulit untuk disembuhkan. Angka kejadian kanker ginjal cenderung
meningkat belakangan ini.

Gambar 1.1 Kanker (tumor) pada ginjal.


Epidemiologi
Setiap tahunnya, sekitar 208.500 kasus kanker ginjal didiagnosa di seluruh dunia,
yang meliputi jumlah 2% dari seluruh kasus kanker. Angka tertinggi kasus kanker ginjal
ini tercatat di Amerika Utara, sedang wilayah Asia dan Afrika, angkanya tergolong kecil.
Di Amerika Serikat sendiri pada tahun 2008 tercatat terdapat 54.390 kasus kanker ginjal
dan 13.010 kematian. Sedangkan di Benua Eropa, kasus kanker ginjal mencapai 3% dari
total kasus kanker. Di Inggris, kasus kanker ginjal yang dialami pria mengalami
peningkatan hingga 85% dalam kurun tahun 1975-2005. Sedangkan untuk kasus kanker
ginjal yang dialami wanita mencapai peningkatan hingga 50%.

Rumusan malasah
1 Bagaimanakah laporan pendahuluan kanker ginjal ?
2 Bagaimanakah teori asuhan keperawatan?
3 Bagaimanakah asuhan keperwatan pada klien dengan kanker
ginjal? Tujuan
1 Tujuan Umum
 Untuk mengetahui laporan pendahuluan kanker ginjal.
 Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan.
 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan kanker ginjal.
2 Tujuan Khusus
 Untuk mengetahui definisi kanker ginjal.
 Untuk mengetahui etiologi kanker ginjal.
 Untuk mengetahui manifestasi klinis kanker ginjal.
 Untuk mengetahui patofisiologis kanker ginjal.
 Untuk mengetahui klasifikasi kanker ginjal.
 Untuk mengetahui pemeriksaan diagnostic kanker ginjal.
 Untuk mengetahui penatalaksanaan kanker ginjal.
 Untuk mengetahui komplikasi kanker ginjal.
 Untuk mengetahui teori asuhan keperawatan.
 Untuk mengetahui asuhan keperawatan pada klien dengan kanker ginjal.
BAB II
PEMBAHASAN

Definisi
Cancer Kidney atau kanker ginjal tersusun dari kata cancer atau kanker yang
berarti istilah awam yang di gunakan untuk menyatakan berbagai bentuk penyakit
keganasan dan kidney atau ginjal yang berarti sepasang organ retroperitoneal yang
terletak pada dinding abdomen posterior dalam region lumbalis, fungsi ginjal
berhubungan dengan homeostasis, dan organ ini memproduksi urine dan untuk
mengekskresikan limbah seperti ureum, mengendalikan keseimbangan elektrolit dan nilai
pH. Ginjal juga memproduksi renin serta eritropoitin yang terlibat dalam metabolism
vitamin D. (Cristina Brooker, edisi 31 tahun 2012)
Carcinoma adalah tumor malignan yang tumbuh di jaringan epitel. Carcinoid
syndrome adalah syndrome klinis yang timbul setelah terjadi pertumbuhan dan
penyebaran tumor karsinoid yang mensekresikan 5- hidroksitripamin 5-HT (yang juga
disebut serotonin). Renal berhubungan dengan ginjal, Renal cortex adalah bagian ginjal
paling luar yang berwarna pucat dan berada dibawah kapsula renis. (kamus keperawatan,
tahun 2012)
Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) dan jenis
kanker ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adeno karsinoma
renalis / hipernefroma). Kanker Ginjal atau hipernefroma merupakan jenis kanker yang
terdapat pada bagian ginjal atau disebut tubulus renal proksimal.
Kanker ginjal adalah merupakan suatu keganasan pada parenkim ginjal yang
berasal dari tubulus proksimalis ginjal. Stadium dan adenokarsinama ginjal terbagi atas
empat stadium ( Gambar 5.19 ).
Stadium adenokarsinama ginjal menurut Robson. Stadium I tumor masih terbatas di
dalam ginjal; Stadium II invasi ke jaringan lemak perirenal; Stadium III invasi ke vena
renalis/vena kava; Stadium IV metastasis ke organ lain (misalnya: usus) (Jonasch, 2006).

Anatomi Fisiologi.

Ginjal adalah organ ekskresi dalam vertebrata yang berbentuk mirip kacang.
Sebagai bagian dari siste’m urin, ginjal berfungsi menyaring kotoran (terutama urea)
dari darah dan membuangnya bersama dengan air dalam bentuk urin. Cabang dari
kedokteran yang mempelajari ginjal dan penyakitnya disebut nefrologi.

Ginjal ini terletak di kanan dan kiri tulang belakang, di bawah hati dan limpa. Di
bagian atas (superior) ginjal terdapat kelenjar adrenal (juga disebut kelenjar
suprarenal).

Ginjal adalah sepasang organ saluran kemih yang terletak di rongga


retroperitoneal bagian atas. Bentuknya menyerupai kacang dengan sisi cekungnya
menghadap ke medial. Kedua ginjal terletak di sekitar vertebra T12 hingga L3. Ginjal
kanan biasanya terletak sedikit di bawah ginjal kiri untuk memberi tempat untuk hati.

Sebagian dari bagian atas ginjal terlindungi oleh iga ke sebelas dan duabelas.
Kedua ginjal dibungkus oleh dua lapisan lemak (lemak perirenal dan lemak pararenal)
yang membantu meredam goncangan.
Berat dan besar ginjal bervariasi; hal ini tergantung jenis kelamin, umur, serta ada
tidaknya ginjal pada sisi lain.Pada orang dewasa, rata-rata ginjal memiliki ukuran
panjang sekitar 11,5 cm, lebar sekitar 6 cm dan ketebalan 3,5 cm dengan berat sekitar
120-170 gram atau kurang lebih 0,4% dari berat badan. Ginjal memiliki bentuk seperti
kacang dengan lekukan yang menghadap ke dalam. Di tiap ginjal terdapat bukaan yang
disebut hilus yang menghubungkan arteri renal, vena renal, dan ureter.Aliran darah
ginjal berasal dari arteri renalis yang merupakan cabang langsung dari aorta
abdominalis, sedangkan yang mengalirkan darah balik adalah vena renalis yang
merupakan cabang vena kava inferior. Sistem arteri ginjal adalah tidak ada anastomosis
ke cabang arteri lain.

Bagian paling luar dari ginjal disebut korteks, bagian lebih dalam lagi
disebut medulla. Bagian paling dalam disebut pelvis. Pada bagianmedulla ginjal
manusia dapat pula dilihat adanya piramida yang merupakan bukaan saluran
pengumpul. Ginjal dibungkus oleh jaringan fibros tipis dan mengkilap yang
disebut kapsula fibrosa ginjal dan di luar kapsul ini terdapat jaringan lemak perirenal. Di
sebelahatas ginjal terdapat kelenjar adrenal. Ginjal dan kelenjar adrenal dibungkus
oleh fasia gerota. Unit fungsional dasar dari ginjal adalah nefron yang dapat berjumlah
lebih dari satu juta buah dalam satu ginjal normal manusia dewasa. Nefron berfungsi
sebagai regulator air dan zat terlarut (terutama elektrolit) dalam tubuh dengan cara
menyaring darah, kemudian mereabsorpsi cairan dan molekul yang masih diperlukan
tubuh. Molekul dan sisa cairan lainnya akan dibuang. Reabsorpsi dan pembuangan
dilakukan menggunakan mekanisme pertukaran lawan arusdan kotranspor. Hasil akhir
yang kemudian diekskresikan disebut urine. Sebuah nefron terdiri dari sebuah
komponen penyaring yang disebut korpuskula (atau badan Malphigi) yang dilanjutkan
oleh saluran-saluran (tubulus). Setiap korpuskula mengandung gulungan kapiler darah
yang disebut glomerulus yang berada dalam kapsula Bowman. Setiap glomerulus
mendapat aliran darah dari arteri aferen. Dinding kapiler dari glomerulus memiliki pori-
pori untuk filtrasi atau penyaringan. Darah dapat disaring melalui dinding epitelium
tipis yang berpori dari glomerulus dan kapsula Bowman karena adanya tekanan dari
darah yang mendorong plasma darah. Filtrat yang dihasilkan akan masuk ke dalan
tubulus ginjal. Darah yang telah tersaring akan meninggalkan ginjal lewat arteri eferen.
Di antara darah dalam glomerulus dan ruangan berisi cairan dalam kapsula Bowman
terdapat tiga lapisan:

1. kapiler selapis sel endotelium pada glomerulus


2. lapisan kaya protein sebagai membran dasar
3. selapis sel epitel melapisi dinding kapsula Bowman (podosit)

Dengan bantuan tekanan, cairan dalan darah didorong keluar dari glomerulus,
melewati ketiga lapisan tersebut dan masuk ke dalam ruangan dalam kapsula Bowman
dalam bentuk filtrat glomerular. Filtrat plasma darah tidak mengandung sel darah
ataupun molekul protein yang besar. Protein dalam bentuk molekul kecil dapat
ditemukan dalam filtrat ini. Darah manusia melewati ginjal sebanyak 350 kali setiap
hari dengan laju 1,2 liter per menit, menghasilkan 125 cc filtrat glomerular per
menitnya. Laju penyaringan glomerular ini digunakan untuk tes diagnosa fungsi ginjal.

Tubulus ginjal merupakan lanjutan dari kapsula Bowman. Bagian yang


mengalirkan filtrat glomerular dari kapsula Bowman disebut tubulus konvulasi
proksimal. Bagian selanjutnya adalah lengkung Henle yang bermuara pada tubulus
konvulasi distal. Lengkung Henle diberi nama berdasar penemunya yaitu Friedrich
Gustav Jakob Henle pada awal tahun 1860-an. Lengkung Henle menjaga
gradien osmotik dalam pertukaran lawan arus yang digunakan untuk filtrasi. Sel yang
melapisi tubulus memiliki banyak mitokondria yang menghasilkan ATP dan
memungkinkan terjadinya transpor aktif untuk menyerap kembali glukosa, asam amino,
dan berbagai ion mineral. Sebagian besar air (97.7%) dalam filtrat masuk ke dalam
tubulus konvulasi dan tubulus kolektivus melalui osmosis. Cairan mengalir dari tubulus
konvulasi distal ke dalam sistem pengumpul yang terdiri dari:

 tubulus penghubung
 tubulus kolektivus kortikal
 tubulus kolektivus kortikal
Tempat lengkung Henle bersinggungan dengan arteri aferen disebut aparatus
juxtaglomerular, mengandung macula densa dan sel juxtaglomerular. Sel
juxtaglomerular adalah tempat terjadinya sintesis dan sekresi renin
Cairan menjadi makin kental di sepanjang tubulus dan saluran untuk
membentuk urin, yang kemudian dibawa ke kandung kemih melewatiureter.
Fungsi homeostasis ginjal
Ginjal mengatur pH, konsentrasi ion mineral, dan komposisi air dalam darah.
Ginjal mempertahankan pH plasma darah pada kisaran 7,4 melalui pertukaran ion
hidronium dan hidroksil. Akibatnya, urine yang dihasilkan dapat bersifat asam pada pH
5 atau alkalis pada pH 8.
Kadar ion natrium dikendalikan melalui sebuah proses homeostasis yang
melibatkan aldosteron untuk meningkatkan penyerapan ion natrium pada tubulus
konvulasi.
Kenaikan atau penurunan tekanan osmotik darah karena kelebihan atau
kekurangan air akan segera dideteksi oleh hipotalamus yang akan memberi sinyal
pada kelenjar pituitaridengan umpan balik negatif. Kelenjar pituitari mensekresi hormon
antidiuretik (vasopresin, untuk menekan sekresi air) sehingga terjadi perubahan tingkat
absorpsi air pada tubulus ginjal. Akibatnya konsentrasi cairan jaringan akan kembali
menjadi 98%.

Etiologi
Penyebab pasti masih belum diketahui, tetapi ada beberapa faktor lingkungan dan
genetik yang menjadi predisposisi terbentuknya karsinoma sel ginjal, meliputi hal-hal
sebagai berikut.
1. Merokok
2. Obesitas. Menjadi faktor resiko, terutama pada wanita, berat badan meningkat
memiliki hubungan linier dengan meningkatkan risiko (McLaughlin, 2006).
3. Hipertensi. Dikaitkan dengan peningkatan insiden karsinoma sel ginjal (McLaughlin,
2006).
4. Penyakit kistik ginjal pada pasien yang menjalani dialisis ginjal jangka panjang. Hal
ini predisposisi untuk kanker sel ginjal (McLaughlin, 2006).
5. Transplantasi ginjal. Predisposisi pada penerima transplantasi ginjal (Zisman, 2002).
6. Penyakit sindrom von Hippel-Lindau (VHL) merupakan penyakit bawaan terkait
dengan karsinoma ginjal (Iliopoulos, 2000).
Patofisiologi
Tumor ini berasal dari tubulus proksimal ginjal yang mula-mula berada di korteks
kemudian menembus kapsul renal. Pada irisan berwarna kuning sampai orange dan
menunjukan beberapa jenis gambaran histopatologi, yaitu clear cell granular sarkomatoid
dan bentuk campuran.
Jaringan asal untuk karsinoma sel ginjal adalah epitel tubulus proksimal ginjal.
Kanker ginjal bisa terjadi secara herediter atau nonherediter. Keduanya memberi bentuk
yang berhubungan dengan perubahan struktural dan kromosom. Studi genetik kanker
ginjal menyebabkan kloning gen yang menghasilkan perubahan formasi tumor
(Iliopoulos, 2000).
Setidaknya terdapat empat sindrom genetik yang terkait dengan karsinoma sel
ginjal, meliputi: (1) sindrom von Hippel-lindau (VHL), (2) hereditary papillary renal
carcinoma (HPRC), (3) onkosit ginjal familial (FRO) associated with Birt –Hogg-Dube
syndrome (BHDS), dan (4) karsinoma ginjal herediter (Iliopoulos, 2000).
Penyakit sindrom von Hippel-lindau adalah sindrom autosomal dominan yang
memberikan predisposisi untuk berbagai neoplasma, termasuk kanker ginjal. Renal cell
carcinoma berkembang di hampir 40 % dari pasien dengan penyakit Hippel-Lindau von
dan merupakan penyebab utama kematian diantara pasien tersebut.
Karsinoma papiler ginjal herediter (HPRC) adalah kelainan bawaan dengan pola
dominan warisan autosom ; individu yang terkena mengembangkan karsinoma ginjal
bilateral (Radovanovic, 1986). Individu dengan onkosit ginjal familial mengembangkan
oncocytoma multifokal atau neoplasma oncocytic di ginjal. Sondrom Birt-Hogg-Dube
adalah sindrom kulit turun temurun. Pasien dengan sindrom Birt-Hogg-Dube memiliki
kecenderungan dominan diwariskan untuk mengembangan tumor jinak di folikel rambut
(yaitu fibrofolloculomas), terutama di leher, wajah, dan batang atas, serta berisiko
mengembangkan tumor ginjal, polip kolon atau tumor, dan kista paru (Iliopoilos, 2000).
Kanker ginjal memberikan berbagai manifestasi masalah keperawatan.
Pathflodiagram

Faktor-faktor yg tdk diketahui merangsang pertumbuhan


Faktor-faktor
sel yg bersifat karsinogen dan merangsang pertumbuhansel

Pertumbuhan sel-sel baru pada jaringan ginjal

Bersifat tumor jinak ginjal Bersifat karsinoma ginjal

Proliferasi sel lambat Neurovaskulerisasi Proliferasi sel meningkat cepat neurovaskularisasi


Iritasi saluran kemih Pembesaran tumor menekan jaringan sekitar Kerusakan struktur fungsional ginjal

Iritasi saluran kemih Pembesaran tumor menekan jaringan sekit


Nyeri pinggang
Hematuria
Gejala
obstruktif
Trias gejala (nyeri pinggang, hematuria,massa pada
pinggul) gejala obstruktif
Gejela sistemik (demam, hipertensi,anemia, anoreksia,
penurunan berat badan )
Bersifat metastasis ke organ lain

Dx. Kep Dx. Kep


Nyeri Perubahan perfusi
akut perifer
Perubahan eliminasi Intoleransi aktivitas
Ketidak seimbangan nutrisi
kurang

Tindakan pembedahan Tindakan radiasi


Dx. Kep
Respon psikologis : koping dan
Dx. Kep
Kecemasa
maladaptif Ketidakseimbangankemoterapi
nutrisi
n
kurang
Kurang pengetahuan
dari kebutuhan
tubuh
Luka Pasca Kecemasan
Bedah
Nefrektomy

Dx. Kep
Nyeri akut
Risiko
infeksi
Manifestasi klinis
 Banyak tumor tidak disertai gejala dan ditemukan sebagai massa abdomen yang
terpalpasi saat pemeriksaan rutin.
 Triad klasik, yang terjadi pada hanya 10% pasien, adalah hematuria, nyeri, dan
massa di panggul.
 Tanda yang biasanya pertama kali menarik perhatian yang mengarah pada tumor
adalah hematuria tanpa nyeri, baik bersifat berkala dan mikroskopik ataupun
kontinu dan banyak.
 Nyeri tumpul terjadi di pungug akibat tekanan pada ureter, ekstensi tumor, atau
hemoragi ke jaringan ginjal.
 Nyeri kolik terjadi jika bekuan atau massa sel tumor turun ke ureter.
 Gejala dari metastasis mungkin merupakan manifestasi pertama tumor renal,
termasuk penurunan berat badan yang tidak dapat dijelaskan, peningkatan
kelemahan, anemia.

Klasifikasi
Tumor ginjal adalah tumor urogenital nomor tiga setelah tumor prostate dan
tumor kandung kemih.
Tumor ginjal dapat berasal dari tumor primer renal ataupun merupakan tumor sekunder
yang berasal dari metastase keganasan di tempat lain. Sedangkan tumor primer dapat
mengenai parenkim ginjal ataupun mengenai sistem saluran ginjal.
1. Adenokarsinoma/karsinoma sel renal (renal Cell Carcinoma, Tumor Grawitz,
Hypermeproma, Hypermephroid, Tubuler Carcinoma dan sebagainya).
Adenokarsinoma ginjal adalah tumor ganas parenkim ginjal yang berasal dari
tubulus proksimal ginjal. Tumor ini merupakan 3% dari seluruh keganasan pada
organ dewasa. Tumor ini paling sering ditemukan pada umur lebih dari 50 tahun.
Penemuan kasus baru meningkat setelah ditemukannya alat bantu diagnosa USG
dan CT scan (Basuki,2003).
Angka kejadian pada pria lebih banyak dari pada wanita dengan perbandingan 2 :
1. Meskipun tumor ini biasanya banyak diderita pada usia lanjut (setelah usia 40
tahun) tumor pada kedua sisi (bilateral) terdapat pada 2% kasus (Basuki 2003).
Tumor renal karsinoma maligna terutama adenocarcinoma menduduki 2% dari
semua kanker. Tumor renal maligna yang kecil (adenoma) bisa timbul tanpa
membawa kerusakan yang jelas atau menimbulkan berbagai gejala.
2. Tumor wilms (Nephroblastoma, Adenomyosarcoma, Embryoma,Carsinosarcoma,
Embryyonal Mixed Tumor).
Nefroblastoma adalah tumor ginjal yang banyak menyerang anak berusia kurang
dari 10 tahun dan paling sering dijumpai pada umur 3,5 tahun. Tumor ini
merupakan tumor urogenitalia yang paling banyak menyerang anak-anak. Kurang
lebih 10% tumor ini menyerang kedua ginjal secara bersamaan (Basuki, 2003)
Insiden puncaknya antara umur 1 – 4 tahun. Anak perempuan dan laki-laki sama
banyaknya.(underwood, 2000).
Nefroblastoma sering dikenal dengan nama tumor Wilm atau karsinoma sel
embrional. Tumor Wilm sering diikuti dengan kelainan bawaan berupa: anridia,
hemihipertrofi dan anomali organ urogenitalia (Basuki, 2003 ).
Makroskopik tumor berwarna putih kelabu, lunak dan encephaloid (menyerupai
jaringan otak).
Makroskopik menunjukan gambaran yang khas berupa glomerulus primitifi atau
abortif , dengan ruangan bowman yang tidak nyata dan tubulus abortif dikelilingi
stroma sel kumparan.
3. Tumor Pelvis Renal
Merupakan 5-10% dari tumor renal primer. Biasanya lebih cepat menimbulkan
gejala karena letaknya pada pelvis. Fragmentasi tumor menyebabkan hematuria.
Sering pula menyebabkan obstruksi sehingga menimbulkan hidronefrosis.
4. Sarkoma ginjal sangat jarang ditemukan
Tumor metastasik (tumor sekunder), karena volume peredaran darah sangat besar.

Penggolongan stadiumnya adalah seperti berikut:

 Stadium I : Sel-sel kanker ditemukan hanya di ginjal, dengan ukuran tidak


lebih dari 7cm.
 Stadium II : Sel-sel kankernya masih ditemukan hanya di ginjal, namun
ukurannya sudah lebih dari 7cm.
 Stadium III : Tumor tidak meluas di luar ginjal, namun sel-sel kanker telah
menyebar melalui sistem getah bening ke simpul getah bening yang berdekatan,
atau tumor telah menyerang kelenjar adrenal, atau menyerang lapisan-lapisan dari
lemak dan jaringan yang berserabut yang mengelilingi ginjal, atau sel-sel kanker
telah menyebar ke suatu pembuluh darah besar yang berdekatan dengan ginjal.
 Stadium IV : Tumor meluas di luar jaringan berserabut yang mengelilingi
ginjal, atau sel-sel kanker ditemukan pada lebih dari satu simpul getah bening
yang berdekatan, atau kanker telah menyebar ke tempat-tempat lain di dalam
tubuh seperti paru-paru.
 Kanker yang kambuh : Kanker yang kembali (kambuh) setelah perawatan. Sel-sel
kanker mungkin kembali di ginjal atau di bagian tubuh yang lain.(Jonasch,2006).

Komplikasi
1) Terganggunya organ-organ tubuh akibat metastases sel-sel renal.
2) Metastasis terjadi biasanya karena penyerbuan kedalaman vena renalis.
3) Organ tubuh lain-lain adalah tulang, kelenjar limfe regional, hati, adrenal dan
otak.
Pemeriksaan diagnostic
 Pemeriksaan radiologi
PIV biasanya dikerjakan atas indikasi adanya hematuria, tetapi jika diduga ada massa
pada ginjal, pemeriksaan dilanjutkan dengan CT scan atau MRI. Dalam hal ini USG
hanya dapat menerangkan bahwa ada massa solid atau kistik. CT scan merupakan
merupakan pemeriksaan pencitraan yang dipilih pada karsinoma ginjal. Pemeriksaan ini
mempunyai akurasi yang cukup tinggi dalam mengetahui adanya penyebaran tumor pada
vena renalis, vena cava, ekstensi perirenal, dan metastasis pada kelenjar limfe
retroperitonereal. MRI dapat mengungkapankan adanya invasi tumor pada vena renalis
dan vena cava tanpa membutuhkan kontras, tetapi kelemahanya adalah kurang sensitifi
mengenali lesi solid yang berukuran kurang dari 3 cm.
1) IVP (Intrevenous Pyelograf)
Memperlihatkan ketidakserasian tepi-tepi ginjal dan memberi gambaran adanya
dugaan tumor ginjal. Tumor kecil pada parenkin tidak akan jelas, tapi bisa
diperjelas dengan CT scan.
2) CT-Scan, untuk membuat diferensiasi carcinoma sel-sel ginjal dan kista renal.
3) Angiografi
Untuk diferensiasi kista dengan tumor.
 Pemeriksaan Laboratorium: (Perawatan Kritis: Seri Panduan Klinis, 2009)
1. Analisis urin.
2. Pemeriksaan sel darah lengkap.
3. Blood Gas Analysis.
4. Pemeriksaan kimia darah lengkap dan koagulasi darah.
5. Laju endap eritrosit.
6. Kadar human chronic gonadotropin (HCG).
7. Kadar kortisol
8. Kadar renin.
9. Kadar hormon adenokortikotropin.
Penatalaksanaan Medis
1) Nefroktomi radikal
Dengan cara transabdominal, thoraco abdominal atau retreperitoneal. Yang
pertama merupakan yang paling sering dipilih agarmenjamin arteri dan vena renal
tetap aman dan sebagai pencegahan penyebaran sel kanker ganas.
2) Terapi radiasi, hormonal atau kemoterapi
Stelah bedah tumor maligna diteruskan dengan sensitifitas radiografi, biasanya
pasien mendapatkan serangkaian terapi sinar X. untuk pengobatan ini tidak perlu
hospitalisasi. Radiasi juga dilakukan untuk metastase sebagai pengobatan paliatif
bagi mereka yang tidak mungkin bisa dibedah.
Kemotherapi belum memperlihatkan mutu pada pengobatan carcinoma sel-sel
kanker. Angka pasien yang bisa tertolong setelah pengobatan tergantung pada
gawatnya metastase. Angka pulih kembali setelah 10 tahun sangat rendah,
terutama karena kebanyakan otrang tidak berobat pada tingkat tinggi dan
menunggu sampai penyakit sudah sangat lanjut.
3) Imunotherapi mungkin bermanfaat,transplantasi sel induk alogeneik mungkin
diindikasikan jika tidak ada respons terhadap imunoterapi.
4) Embolisasi arteri renalis
Dilakukan untuk menyumbat aliran darah kedalam tumor sehingga akan
membunuh sel-sel tumor.
5) Terapi biologi
Interleukin-2 (IL-2), yaitu suatu protein yang mengatur pertumbuhan sel. Cara ini
dapat dilakukan secara tunggal atau dalam bentuk kombinasi biasa dengan sel-sel
pembuluh yang diaktifkan oleh limfokin (LAK: Limfokines Activated Kliller
Cells).
BAB III
TEORI ASUHAN KEPERAWATAN

Pengkajian
Pengkajian adalah tahap awal dan dasar dalam proses keperawatan. Kegiatan dalam
proses pengkajian yakni pengumpulan data, adapun pembagian macam-macam data
sebagai berikut:
Data Dasar
Data dasar adalah seluruh informasi tentang status kesehatan klien, berikut format
pengkajian klien dengan kanker ginjal sesuai teori yaitu:
1. Identitas klien
Identitas klien berisikan nama, umur, jenis kelamin, agama, pendidikan, pekerjaan,
status, penanggung jawab klien dan data demografi penanggung jawab klien.
2. Keluhan utama.
Keluhan utama pasien dengan kanker ginjal biyasanya nyeri pinggang (tumpul/tajam)
P : Kecapean
Q : seperti dipukul benda tumpul/ ditusuk benda tajam
R : pinggang bawah
S : 0-10
T : intermitten
3. Riwayat penyakit sekarang
Pada pasien dengan diagnose kanker ginjal biyasanya tidak nampak gejala yang
signifikan sebelum masuk stadium 4 kecuali pada pasien yang melakukan check rutin
sehingga pasien tidak mengetahui dan menghiraukannya karena dikira pegal-pegal
atau nyeri sendi (encok) yang tidak membahayakan, sampai akhirnya pasien
mengalami nyeri pinggang yang tidak bisa ditahannya lagi ataupun adanya darah
dalam urin saat berkemih barulah pasien datang ke tempat pelayanan kesehatan untuk
meminta bantuan
4. Riwayat penyakit terdahulu
Terkadang pada pasien dengan von help-lyndau syndrome kemungkinan menderita
kanker ginjal namun pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya disertai hypertensi,
obesitas, gagal ginjal kronik yang mengharuskan dialisa selama lebih dari 5th terakhir
bahkan pernah mempunyai riwayat operasi atau pernah menderita penyakit kanker
sebelumnya.
5. Riwayat kesehatan keluarga
Pada pasien dengan kanker ginjal biyasanya mempunyai garis keturunan dengan
hipertensi atau bahkan menderita penyakit kanker.

a. Pola fungsi kesehatan


1. pola persepsi dan tata laksana kesehatan
pasien biyasanya tidak dapat menilai bahwa apa yang dideritannya adalah kanker
ginjal terkait kurangnya informasi dan tidak adanya manifstasi klinis yang signifikan
sebelum adanya metastase pada stadium 4.
2. pola nutrisi dan metabolisme

Sebelum Sakit Saat Sakit

Frekuensi
Jenis
Porsi Dalam Batas Penurunan
Total kalori Normal Nafsu dan
Keluhan Porsi Makan
3. Pola eliminasi
Pola eliminasi urin

Indikator Sebelum Sakit Saat Sakit


Frekuensi
Jumlah
Warna Dalam Adanya darah
Bau Batasan dalam urin
Keluhan Normal saat berkemih

Pola eliminasi alvi


Indikator Sebelum Sakit Saat Sakit

Frekuensi Dalam
Jumlah Batasan
Warna Dalam Normal
Bau Batasan
sebelum
Keluhan Normal
adanya
metastase

4. pola aktivitas dan kebersihan diri


pada pasien awam yang belum mengetahui bahwa menderita kanker ginjal
biyasanya mudah capek saat beraktifitas dan letih.
5. pola istirahat tidur
pada pasien dengan kanker ginjal stadium awal dan belum ada metastase
mungkin tidak akan mempengaruhi pola istirahat tidur.
6. pola kognisi dan persepsi sensori
pasien awam yang belum mengetahui bahwa dirinya menderita kanker ginjal
pada awalnya tidak mau dan tidak bisa menerima kenyataan yang dialaminya.
7. pola konsep diri
berikan penolakan atas diagnose yang diberikan dan menganggap bahwa
dokternya yang salah mendiagnosa.
8. pola peran-berhubungan.
pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai respon pola peran berhubungan
dengan penyakit yang berbeda-beda pada masing-masing individu.
9. pola mekanisme koping.
pasien dengan kanker ginjal akan mempunyai mekanisme koping berbeda-
beda pada masing-masing individu terkait penyakit yang dialaminya.
b. Pemeriksaan fisik.
Status kesehatan umum (bergantung pada keluhan utama) status kesehatan umum
terdiri:
1. penampilan umum (dari segala sesuatu yang dapat dinilai dari pengelihatan
mata) biasanya pasien denga penderita kanker ginjal personal hygine kurang
karena keluhan atau gejala yang dialami, pasien tampak merasa meringis
karena nyeeri yang diderita di bagian pinggang.
2. tingkat kesadaran/ gcs
pasien awam yang tidak mengetahui tentang penyakit kanker ginjal biasanya
tingkat kesadaran atau GCSnya yaitu 4-5-6.
3. tanda-tanda vital seperti: (bergantung pada metastase dan penyakit bawaan/
penyerta)
tekanan darah mmHg
frekuensi denyut nadi x/ menit
respiration rate x/ menit
suhu derajat celcious.
c. Pemeriksaan persistem.
Pemeriksaan persistem meliputi:
1. Breathing/ B1 (system pernafasan)
Pada pasien dengan metastase pada paru-paru akan mengalami dypsneu atau
sesak nafas, tampak otot bantu nafas, pch, nafas dalam dan dangkal serta
batuk darah.
2. Blood/ B2 (system peredaran darah)
Tidak dapat terkaji
3. Brain/ B3 (system persyarafan)
Pada pasien dengan metastase ke otak maka akan muncul kerusakan-
kerusakan syaraf
4. Bladder/ B4 (system perkemihan)
Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah Nampak Nampak tanda-
tanda klinis, adanya darah dalam urine saat berkemih, nyeri punggung bawah.
5. Bowel/ B5 (system pencernaan)
Pasien dengan kanker ginjal stadium lanjut barulah nampak tanda-tanda klinis,
adanya rasa tidak nyaman di perut, teraba massa atau benjolan di abdomen.
6. Bone/ B6 (system pergerakan, ekstremitas).
Setelah adanya metastase ke tulang barulah Nampak tanda ke abnormalitasan
pada system pergerakan seperti mudah fraktur dan nyeri pada tulang.
d. Riwayat terapi:
Pada pasien dengan riwayat kanker atau tumor yang berulang pasti mempunyai
riwayat kemoterapi, pemeriksaan radiologi, biopsy, pembedahan untuk pengangkatan
jaringan kanker atau tumor atau riwayat radiasi. Dan pada pasien dengan kanker
ginjal yang disertai hipertensi pasti mempunyai riwayat terapi obat anti-hipertensi,
beta-blocker, anti-diuretik, anti adrenal yang harus dikonsumsi rutin.
Diagnosa keperawatan
1. Gangguan pola nafas b.d. metastases sel kanker ke paru, mengganggu proses
pertukaran oksigen dan karbon dioksida dalam paru, suplai oksigen menurun
sehingga tibul sesak, pch, nafas dangkal dan dalam.
2. Perdarahan b.d. metastases sel kanker ke paru yang menyebabkan kerusakan jaringan
paru sehingga mengalami batuk darah.
3. Nyeri Kronis b.d. pertumbuhan sel kanker dalam ginjal, peningkatan tekanan
intrarenal yang menekan saraf pada ginjal.
4. Nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d. metastases el kanker pada hati sehingga
menyebabkan mual, muntah dan anoreksia.
5. Gangguan Mobilitas b.d. metastases sel kanker ke tulang yang menyebabkan tulang
mudah fraktur, peradangan pada sendi,
6. Gangguan Rasa Nyaman b.d. pembesaran masa tumor sehingga timbul sensasi benda
asing dalam abdomen.
7. Ansietas b.d. kurangnya pengetahuan, wajah klien ketakutan, gelisah

Intervensi

NO DIAGNOSA TUJUAN & INTERVENSI RASIONAL


KEPERAWATAN KRITERIA
HASIL

1 Gangguan Pola Nafas TUJUAN : 1. observasi 1. dengan


b.d. metastases sel Dengan waktu 1 x tanda-tanda vital mengobservasi
kanker ke paru, 60 menit di pasien tanda-tanda
mengganggu proses harapkan masalah 2. observasi vital klien,
pertukaran oksigen gangguan pola penggunaan otot perawat dapat
dan karbon nafas dapat bantu nafas mengetahuin
dioksida dalam paru, teratasi, pasien cuping hidung keadaan umum
suplai oksigen dapat 3. ajarkan pada pasien melalui
menurun sehingga bernafas secara klien untuk TD,N,S,RR
tibul sesak, pch, nafas normal. melakukan 2. denga
dangkal dan dalam. KRITERIA posisi semi mengobservasi
HASIL : fowler penggunaan
1. pasien dapat 4. kolaborasi otot bantu
bernafas secara dengan dokter nafas cuping
normal RR 18-20 dalam pemberian hidung,
x/ menit therapi perawat dapat
2. pasien tidak oksigenasi, mengetahui
menggunakan otot bronkodilator, bahwa pasien
bantu nafas atau obat per-oral. benar
cuping hidungh mengalami
3. pasien tampak gangguan pola
releks dalam nafas
bernafas, tidak 3. dengan
terengah-engah. mengajarkan
pasien untuk
melakukan
posisi semi
fowler, pasien
dapat bernafas
sedikit lebih
baik
4. kolaborasi
dengan dokter
dalam
pemberian
therapi
oksigen,
bronkhodilatot,
obat per oral
dapat
membantu
lebih cepat
dalam
penyembuhan
gangguan pola
nafas.
2 Perdarahan b.d. TUJUAN : 1. 1. dengan
metastases sel kanker Setelah dilakukan mengobservasi mengobservasi
ke paru yang tindakan tanda-tanda vital tanda-tanda
menyebabkan keperawatan pasien vital pasien,
kerusakan jaringan dalam 1 x 60 2. observasi perawat dapat
paru sehingga menit perdarahan perdarahan pada mengetahui
mengalami batuk dapat teratasi. saat pasien batuk keadaan umum
darah. KRITERIA 3. ajarkan pasien pasien melalui
HASIL : untuk TD,N,S,RR.
1. tidak ada darah menggunakan 2. dengan
lagi saat pasien sarung tangan mengobservasi
batuk saat sedang perdarah saat
2. ekspresi pasien batuk pasien batuk,
tanpak nyaman 4. kolaborasi perawat dapat
dengan tim melakukan
medis dalam tindakan
pemberian obat selanjytnya
3. dengan
mengajarkan
pasien saat
batuk
menggunakan
sarung tangan,
batuk darah
tidak terbuang
kesembarang
tempat
4. kolaborasi
dengan tim
medis dalam
oemberian obat
dapat
membantu
lebih cepat
dalam proses
penyembuhan.
3 Nyeri Kronis b.d. TUJUAN : 1. observasi 1. dengan
pertumbuhan sel Setelah dilakukan tanda-tanda vital mengobservasi
kanker dalam ginjal, tindakan pasien tanta-tanda
peningkatan tekanan keperawatan 2. kaji tingkat vital pasien,
intrarenal yang dalam waktu 1x skala nyeri perawat dapat
menekan saraf pada 24 jam nyeri pasien mengetahui
ginjal. dapat teratasi 3. ajarkan klien keadaan umum
KRITERIA untuk nafas pasien melalui
HASIL : panjang, tehnik TD,N,S,RR
1. ekspresi pasien distraksi dan 2. dengan
tampak sumringah relaksasi mengkaji
2. pasien pasien 4. ciptakan tingkat skala
mengatakan nyeri lingkungan yang nyeri pasien,
berkurang nyaman perawat dapat
3. pasien mampu 5. kolaborasi mengetahui
mengendalikan dengan tim seberapa nyeri
nyeri medis dalam yang pasien
4. skala nyeri 0-3 pemberian obat rasakan dan
analgetik. perawat dapat
segera
melakukan
tindakan untuk
mengurangi
rasa nyeri
pasien.
3. dengan
mengajarkan
pasien untuk
nafas panjang
dapat
mengurangi
rasa nyeri
4. dengan
memberikan
lingkungan
yang nyaman
dapat memberi
ketenangan
dalam pasien
5. kolaborasi
dengan tim
medis dalam
pemberian obat
analgetik dapat
mengurangi
rasanya nyeri.

Evaluasi
Hasil yang di harapkan setelah mendapatkan intervensi,meliputi hal-hal sebagai berikut.
1. Penurunan skala nyeri.
2. Penurunan tingkat kecemasan.
3. Pemenuhan eliminasi urine dapat optimal sesuai tingkat toleransi individu.
4. Tidak terjadi penurunn perfusi perifer.
5. Tidak mengalami infeksi pacabedah.
6. Suhu tubuh dalam rentang normal.
7. Peningkatan aktifitas sehari-hari.
8. Terpenuhinya informasi kesehatan.
BAB IV
PENUTUP

KESIMPULAN
Kanker Ginjal adalah kondisi medis yang ditandai dengan kelainan pertumbuhan
dari sel-sel kanker pada ginjal. Biasanya, hanya satu ginjal yang terkena kanker.
Kanker ginjal merupakan sebagian besar tumor ginjal yang solid (padat) dan jenis kanker
ginjal yang paling sering ditemukan adalah karsinoma sel ginjal (adeno karsinoma renalis
/ hipernefroma).
factor-faktor tertentu yang tampaknya meningkatkan risiko terjadinya kanker ginjal
diantaranya :
1 Merokok.
2 Kegemukan / obesitas.
3 Dialysis jangka panjang. Dialysis adalah perawatan untuk orang – orang yang
ginjalnya tidak bekerja dengan baik.
4 Hipertensi.
5 Jenis kelamin. Laki – laki dimungkinkan lebih banyak menderita kanker ginjal
daripada perempuan.
6 Makanan tinggi lemak.
7 Faktor lingkungan seperti terpapar cadmium, pelarut klorin,
asbestos. SARAN
Menyadari bahwa penulis masih jauh dari kata sempurna, kedepannya penulis akan lebih
fokus dan details dalam menjelaskan tentang makalah di atas dengan sumber-sumber
yang lebih banyak yang tentunya dapat di pertanggung jawabkan
DAFTAR PUSTAKA

Black, M. Joyce. 2014. Keperawatan Medikal Bedah, Ed. 8. Singapore: Elseveir.

Aspirani, Y. Reny. 2015. Buku Ajar Keperawatan pada Klien dengan Gangguan Sistem
Perkemihan, Aplikasi NANDA NIC dan NOC. Jakarta: Trans Info Media.

Smeltzer, C. Susan. Keperawatan Medikal Bedah Brunner & Suddarth, Ed: 12. Jakarta: EGC.
LAMPIRAN
Pelvis
Reralb

Kapsvl
Fibłovs
DIAGRAM TO ILLUSTRATE NEPHR0URETERECT08Y

Kidney

RenaJ Pets

Cancer in Renal
/‘ Peks

- -“ Upper third Ureter

Middb tLid Ureler

Patremoveda
Nephrourelereclomy

Leer third Ureler


Unnary Bbdder
Opening of Uelér

Urethra or
Waler Passage

Anda mungkin juga menyukai