Anda di halaman 1dari 3

Pra penulisan

Menurut Proett dan Gill (1986), tahap persiapan ini merupakan fase mencari,
menemukan, dan mengingat kembali pengetahuan atau pengalaman yang diperoleh
dan diperlukan penulis.
Tujuannya adalah untuk mengembangkan isi serta mencari kemungkinankemungkinan
lain dari menulis sehingga apa yang akan dituliskan dapat disajikan dengan baik,
dengan demikian, tulisan yang dihasilkan pun akan lebih mengena, sesuai dengan
yang diharapkan serta memiliki ciri khas serta makna yang berbeda bagi tiap penulis.
Tahapan prapenulisan.
A. Menentukan topik
Topik adalah pokok persoalan atau inti permasalahan yang menjiwai seluruh karangan.
Untuk mencari topik karangan biasanya kita mengajukan pertanyaan seperti, “Saya
mau menulis tentang apa? Apakah yang akan saya tulis?” jawaban atas pertanyaan itu
merupakan topik karangan.
B. Menentukan tujuan menulis
Setelah memperoleh topik, langkah selanjutnya adalah menentukan tujuan penulisan.
Untuk memperoleh tujuan penulisan, Anda dapat melontarkan pertanyaan, “Mengapa
saya menulis dengan topik ini? Apa relevansinya, dalam rangka apa saya menulis topik
ini? Apa tujuan saya menulis dengan topik ini?” dan pentingkah topik ini saya kaji dan
ulas?.
C. Memperhatikan sasaran karangan
Kalian berharap tulisan kita akan dibaca, dipahami, dan direspons oleh pembaca.
Untuk itu, kita harus mengetahui dan memperhatikan siapa pembaca tulisan kita.
Ajukan pertanyaan, "siapa yang butuh topik ini? Bagaimanakah prefensi bacaannya?.
D. Mengumpulkan informasi pendukung
Kita tidak akan pernah dapat menulis sesuatu topik dengan baik kalau kita tidak
memiliki informasi yang cukup tentang persoalan maupun problematiknya atau
substansi yang kita tulis. Karena apa yang ditulis tidak selalu siap dan lengkap, maka
sebelum menulis kita perlu mencari, mengumpulkan, mempelajari, dan memilih
informasi yang dapat memperluas, memperdalam, dan memperkaya tulisan.
E. Mengorganisasikan ide dan informasi
Proses sama sebenarnya terjadi dalam mengarang. Sebelum mengarang, biasanya
para penulis membuat rancangan karangan, yang kerap disebut dengan kerangka
karangan atau racangan (outline). Yang dimaksud dengan kerangka karangan ialah
suatu rencana tulisan yang memuat garis-garis besar isi sebuah karangan.

Penulisan
Menurut keraf (2004:34) Kegiatan menulis adalah mengungkapkan fakta-fakta,
gagasan, sikap, pikiran, argumen, perasan dengan jelas dan efektif kepada pembaca.
Ini adalah tahap dimana kita akan menulis ide-ide yang telah kita temukan ditahap pra-
penulisa. Telah kita ketahui, struktur karangan itu terdiri dari bagian awal, isi, dan akhir
atau penutup.
● Bagian awal karangan berfungsi untuk memperkenalkan, memberikan
gambaran, dan sekaligus menggiring pembaca akan tulisan kita.
● Bagian isi menyajikan bahasan tentang inti karangan. Di dalamnya dikupas
berbagai pokok pikiran karangan berikut hal-hal yang memperjelas atau
mendukungnya, seperti penjelasan, contoh, ilustrasi, dan data.
● Bagian akhir karangan biasanya digunakan untuk memberikan penekanan
secara ringkas atas ide-ide penting yang tersaji dalam isi karangan. Bagian ini
berisi simpulan, dan kadang disertai dengan rekom endasi atau tindak lanjut
yang diperlukan.

Pascapenulisan
Fase pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan karangan.
Kegiatan ini termasuk penyuntingan dan perbaikan/revisi.
Tujuannya ialah untuk menemukan informasi mengenai unsur-unsur karangan yang
masih memerlukan perbaikan, serta mendapat hasil akhir karangan yang lebih mudah
dan enak dibaca orang lain.

Tahapan pascapenulisan
A. Penyuntingan
Merupakan kegiatan membaca karangan untuk menentukan dan menandai
bagian-bagian yang kemungkinan salah. Hal ini juga bertujuan untuk mengetahui
tipe kesalahan dalam penulisan. Penyuntingan mengacu pada aktivitas
membaca ulang, memeriksa, dan  menilai ketepatan isi, penyajian, maupun
bahasa sebuah  buram (draft) karangan

Dilakukan pada kalimat yang mempunyai kesalahan pada ejaan, tanda baca,
puntuasi, diksi, pengkalimatan, keefektifan kalimat, gaya bahasa, struktur dan
konvensi penulisan lainnya.

B. Revisi
Sementara itu, perbaikan (revisi) dilakukan berdasarkan hasil penyuntingan.
Kegiatan perbaikan dapat berupa penambahan, penggantian, penghilangan,
pengubahan, atau penyusunan kembali unsur-unsur karangan.
Tingkat perbaikan yang dilakukan penulis bervariasi. Bisa perbaikan berat,
sedang, atau ringan.
● Revisi ringan biasanya disebabkan oleh kesalahankesalahan mekanik bahasa,
seperti persoalan ejaan dan pungtuasi. Kegiatan perbaikan biasanya dilakukan
bersamaan dengan penyuntingan.
● Revisi sedang biasanya tidak hanya disebabkan oleh mekanika bahasa, tetapi
juga pengalimatan atau pengalineaan yang tidak pas, peletakan uraian yang
kurang sesuai, ilustrasi dan penjelasan yang keliru, atau kekurangan substansi.
Kegiatan perbaikan dapat dilakukan bersamaan dengan penyuntingan atau
setelah penyuntingan selesai.
● Revisi berat biasanya berkaitan dengan adanya kekurangan atau kesalahan
yang parah pada berbagai elemen karangan. Perbaikan yang diperlukan bersifat
mendasar dan menyeluruh. Kegiatan revisi seperti ini biasanya dilakukan
dengan penulisan kembali karangan (rewrite).

C. Publikasi
Setelah dilakukannya revisi, dan tidak ada perbaikan kembali pada tulisan atau
tulisan sudah benar dan sesuai maka tulisan siap dipublikasi.
Publikasi adalah menginformasikan tulisan untuk memberikan pesan atau
informasi kepada orang lain, dengan mengginakan media cetak atau media
elektronik tergantumg sasaran pembacanya.

Anda mungkin juga menyukai