TTL : Magetan, 13 Oktober 1969 Instansi : SMA Negeri 1 Nabire Setelah mempelajari Modul 1, mahasiswa diharapkan dapat: 1. Menjelaskan konsep menulis; 2. Menguraikan ragam karangan; 3. Mengidentifikasi faktor-faktor penyebab kegagalan seseorang dalam mengarang; 4. Menjelaskan konsep menulis sebagai proses; 5. Menjabarkan setiap fase dalam proses menulis. Kegiatan Belajar 1 : Konsep Menulis Menulis merupakan aktivitas menuangkan pikiran secara sistematis ke dalam bentuk tertulis.
Menulis merupakan suatu bentuk komunikasi
berbahasa (verbal) yang menggunakan simbol-simbol tulis sebagai mediumnya. Penerima pesan Fungsi dan tujuan menulis Menulis mengembangkan daya inisitif dan kreativitas Manfaat Menulis Graves (1978) Menulis menumbuhkan Kepercayaan Diri Faktor Pemicu Orang tidak Suka Menulis, menurut Graves
1. Orang Enggan Menulis karena Tidak Tahu untuk Apa Ia Menulis
2. Orang Enggan Menulis karena Merasa Tidak Berbakat Menulis 3. Orang Enggan Menulis karena Merasa Tidak Tahu Bagaimana Menulis
Menulis itu mudah
Kemampuan menggunakan unsur mekanik Bahasa
merupakan inti dari menulis Menulis itu harus sekali jadi
Siapa pun dapat mengajarkan
menulis Pendekatan ini memandang bahwa kemampuan dan kegiatan menulis atau mengarang merupakan sebuah proses. Sebagai sebuah proses, kemampuan menulis berkembang dan diperoleh secara bertahap melalui belajar, berlatih, serta pemberian balikan yang terus menerus. Sebagai sebuah aktivitas, menulis terdiri dari serangkaian kegiatan yang terdiri atas fase : a) prapenulisan, persiapan, atau perancangan penulisan b) penulisan c) pascapenulisan berupa penyuntingan dan perbaikan. Posisi dan hubungan antarfase dalam menulis sebagai proses Tahap ini merupakan fase persiapan menulis. Semakin ilmiah dan kompleks isi sebuah tulisan, biasanya penulis mempersiapkannya terlebih dahulu dalam bentuk rancangan karangan. Kegiatan pada fase ini antara lain a. Menentukan topik b. Menentukan tujuan menulis c. Memperhatikan sasaran karangan d. Mengumpulkan informasi pendukung e. Mengorganisasikan ide dan informasi Fase ini dimulai dengan mengembangkan gagasan demi gagasan dari pokok pikiran yang terdapat dalam kerangka karangan. Struktur karangan terdiri dari bagian awal, isi, dan penutup. Dalam menulis karangan terdapat terdapat beberapa hal yang perlu diperhatikan a. Mengambil keputusan seberapa dalam dan luas isi tulisan, jenis informasi yang disuguhkan, dan penyajiannya. b. Menulis adalah sebuah proses. Sehingga abaikan kekurangan dan kesalahan yang ada. Karena akan ada waktu untuk menyunting. Fase pascapenulisan merupakan tahap penghalusan dan penyempurnaan karangan. Pada fase ini dilakukan kegiatan penyuntingan dan perbaikan. Penyuntingan mengacu pada aktivitas membaca ulang, memeriksa, dan menilai ketepatan isi, penyajian, maupun bahasa sebuah buram (draft) karangan. Perbaikan (revisi) dilakukan berdasarkan hasil penyuntingan. Kegiatan perbaikan dapat berupa penambahan, penggantian, penghilangan, pengubahan, atau penyusunan kembali unsur-unsur karangan. 1. Revisi Ringan biasanya disebabkan oleh kesalahan-kesalahan mekanik bahasa, seperti ejaan dan pungtuasi. Perbaikan dilakukan bersamaan penyuntingan. 2. Revisi Sedang biasanya selain disebabkan mekanik bahasa, juga pengalimatan atau pengalineaan yang tidak pas, peletakan uraian yang kurang sesuai, ilustrasi dan penjelasan yang keliru. 3. Revisi Berat biasanya berkaitan dengan adanya kekurangan atau kesalahan yang parah pada berbagai elemen karangan. Perbaikan yang dilakukan bersifat mendasar dan menyeluruh.