Anda di halaman 1dari 9

1

RAHASIA KESEMBUHAN ILAHI VERSI ALQUR’AN


Oleh: Vincent Gaspersz

"Perbanyaklah berdoa dan memohon kepada Allah agar Dia menyembuhkanmu, serta
mintalah kepada orang-orang saleh yang mencintaimu untuk ikut mendoakanmu". Al Qur’an
sendiri telah menyebut dirinya sebagai al-syifa yang berarti obat. Dan Kami turunkan dari Al-
Qur’an (sesuatu) yang menjadi penawar dan Rahmat bagi orang yang beriman, sedangkan bagi
orang yang zalim (Al-Qur’an itu) hanya akan menambah kerugian (Al-Isra 17:82).

Dan apabila aku sakit, Dialah yang menyembuhkan aku, dan Yang akan mematikan aku,
kemudian akan menghidupkan aku kembali (Asy Syu'ara' 26:80-81).

….Barangsiapa bertakwa kepada Allah niscaya Dia akan membukakan jalan keluar baginya, Dan
Dia memberinya rezeki dari arah yang tidak disangka-sangkanya. Dan barangsiapa bertawakal
kepada Allah, niscaya Allah akan mencukupkan keperluannya. Sesungguhnya Allah melaksanakan
urusan-Nya. Sungguh, Allah telah mengadakan ketentuan bagi setiap sesuatu (At-Talaq 65:2-3).

Dan bukankah (Allah) yang menciptakan langit dan bumi, mampu menciptakan kembali
yang serupa itu (jasad mereka yang sudah hancur itu)? Benar, dan Dia Maha Pencipta, Maha
Mengetahui. Sesungguhnya urusan-Nya apabila Dia menghendaki sesuatu Dia hanya berkata
kepadanya, "Jadilah!" Maka jadilah sesuatu itu (Yasin 36:81-82).

Dan Kami pasti akan menguji kamu dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta,
jiwa, dan buah-buahan. Dan sampaikanlah kabar gembira kepada orang-orang yang sabar, (yaitu)
orang-orang yang apabila ditimpa musibah, mereka berkata "Inna lillahi wa inna ilaihi raji un
(sesungguhnya kami milik Allah dan kepada-Nyalah kami kembali). Mereka itulah yang
memperoleh ampunan dan Rahmat dari Tuhannya, dan mereka itulah orangorang yang mendapat
petunjuk (Al Baqarah 2:155-157).

Dalam banyak kasus berdasarkan pengalaman Tuhan (Allah SWT) menyembuhkan


saudara-saudari yang beragama Islam, membaca doa Alfatihah merupakan kunci rahasia
kesembuhan Ilahi versi Al-Qur’an. Al-Fatihah adalah surat yang terbesar dan mencakup di
dalamnya semua isi kandungan Al-Qur'an berupa Aqidah, Syariah dan Hakiqah.

"Al-Fatihah Kitab adalah obat dari segala racun (penyakit)" (HR.Baihaqi). "Alhamdulillahi
Robbil 'Aalamiin adalah Sab'ul Matsani (Tujuh ayat pujian) yang diulang-ulang dan Al-Qur'an
(surat) ini terbesar yang telah diturunkan kepada-Ku" (HR.Bukhari).

SURAT AL-FATIHAH (QS. 1 : 1-7 )

1. Bismil-laahir-rahmaanir-rahiim
2. Allhamdu lil-laahi rab-bil'aalamin
3. Ar-rahmaanir-rahiim
4. Maaliki yaumid-diin
5. Iy-yaaka na'budu wa iy-yaaka nasta'iin

1
2

6. Ihdinash-shiraathal mustaqiim
7. Shiraathal-ladziina an'amta alaihim ghairil maghdhuubi alaihim waladh dhaal-liin

Terjemahannya:

1. Dengan nama Allah Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.


2. Segala Puji bagi Allah, Tuhan Seluruh Alam.
3. Yang Maha Pengasih, Maha Penyayang.
4. Pemilik Hari Pembalasan.
5. Hanya kepada Engkaulah kami menyembah dan hanya kepada Engkaulah kami mohon
pertolongan.
6. Tunjukanlah kami jalan yang lurus
7. (Yaitu) Jalan orang-orang yang telah Engkau beri nikmat kepadanya; bukan (jalan) mereka yang
dimurkai dan bukan (pula jalan) mereka yang sesat.

Ketika saya melayani Allah untuk melakukan Mujizat Penyembuhan Ilahi (MPI) bagi
saudara-saudara yang beragama Islam, saya selalu meminta kepada mereka untuk melakukan dua
hal berikut:

Pertama, mengucapkan dua kalimat shahadat untuk meningkatkan keislamannya, dan


Kedua, membaca doa Al Fatihah.

Hal ini karena pinsip dalam melakukan Mujizat Penyembuhan Ilahi (MPI) yang berlaku
universal, adalah: doa 3M (Meminta, Meyakini, dan Mensyukuri). Doa 3M berkaitan dengan: (1)
Meminta langsung kepada Tuhan (Allah) yang disembah, (2) Meyakini bahwa Tuhan (Allah) yang
akan menolong atau mengabulkan permintaan kita, dan (3) Mensyukuri (mengucap syukur) kepada
Tuhan (Allah) karena telah bermurah hati menyembuhkan kita.

Setelah itu saya menjelaskan beberapa prinsip “Islam” yang berkaitan dengan
HabluminAllah, Habluminannas, dan upaya mencapai tingkat Ma’rifat.

HabluminAllah

Manusia diciptakan oleh Allah SWT untuk mengabdi kepadaNya. Allah memerintahkan manusia
untuk menyembah hanya kepada Allah SWT, dan beribadah kepadaNya.

Habluminannas

Allah SWT memerintahkan manusia untuk saling menyayangi dan berbuat baik satu dengan yang
lainya.

Islam menganut asas keseimbangan antara dunia (habluminannas) dan akherat (habluminAllah),
dalam Surah Al Baqarah 2:213 disebutkan bahwa: “Manusia itu (dahulunya) satu umat. Lalu Allah
SWT mengutus para nabi (untuk) menyampaikan kabar gembira dan peringatan. Dan diturunkan-
Nya bersama mereka Kitab yang mengandung kebenaran, untuk memberi keputusan di antara
manusia tentang perkara yang mereka perselisihkan. Dan yang berselisih hanyalah orang-orang

2
3

yang telah diberi (Kitab), setelah bukti-bukti yang nyata sampai kepada mereka, karena
kedengkian di antara mereka sendiri. Maka dengan kehendak-Nya, Allah SWT memberi petunjuk
kepada mereka yang beriman tentang kebenaran yang mereka perselisihkan. Allah SWT memberi
petunjuk kepada siapa yang Dia kehendaki ke jalan yang lurus”.

Dari ayat-ayat Al-Qur’an dapat dipahami secara jelas bahwa hanya orang-orang yang
beriman kepada Allah SWT dan melaksanakan perbuatan baik terhadap sesama manusia, yang
akan memperoleh Ridho Allah SWT!

Bagaimanapun, secara pribadi saya tertarik untuk belajar apa yang menjadi landasan dari
Agama Islam, yang bersumber langsung kepada Allah SWT melalui Nabi Muhammad SAW!

Nabi Muhammad SAW, merupakan pemimpin agung di dunia yang patut diteladani oleh
setiap orang yang beragama Islam, di mana beberapa karakteristik dari kepemimpinan Nabi
Muhammad SAW, adalah:

1. Mengejar KASIH (Kehendak Allah SWT Selalu Isi Hati-kita) dan memberikan pelayanan
kepada orang lain,
2. Meningkatkan kesejahteraan orang lain,
3. Menganggap orang lain sebagai saudara yang melengkapi,
4. Motivasinya memenuhi kebutuhan dan menumbuhkan/mencapai tujuan bagi pembebasan
umat-nya,
5. Hasilnya: Kemuliaan Allah SWT!

Saya pribadi merupakan orang yang sedang dan senang belajar, serta akan terus-menerus
belajar agar bisa meningkatkan hubungan keintiman saya dengan Allah SWT!

Belajar Meningkatkan Hubungan Keintiman dengan Allah SWT versi Islam:

Dari berbagai pustaka yang saya baca, ternyata ada empat tingkat hubungan keintiman kita
dengan Allah SWT, yaitu: (1) Syariat, (2) Tarekat, (3) Hakekat, dan (4) Ma'rifat!

Tingkat 1 (Terendah): Syariat

Syariat Islam adalah ajaran Islam yang membicarakan amal manusia baik sebagai makluk
ciptaan Allah maupun hamba Allah. Informasi lengkap tentang hal ini dapat dibaca melalui
website berikut:

http://id.wikipedia.org/wiki/Syariat_Islam

Tingkat 2: Tarekat

Setelah seseorang mempelajari syariat Islam, serta mengamalkan hukum syariat Islam itu
secara bersungguh-sungguh dalam setiap aspek kehidupan, maka ia telah disebut sebagai:
bersyariat dan bertarekat! Tarekat berasal dari bahasa Arab thariqah, jamaknya tharaiq, yang
berarti: (1) jalan atau petunjuk jalan atau cara, (2) Metode, system (al-uslub), (3) mazhab, aliran,

3
4

haluan (al-mazhab), (4) keadaan (al-halah), (5) tiang tempat berteduh, tongkat, payung (`amud al-
mizalah).

Menurut Al-Jurjani `Ali bin Muhammad bin `Ali (740-816 M), tarekat ialah metode khusus
yang dipakai oleh salik (para penempuh jalan) menuju Allah SWT melalui tahapan-
tahapan/maqamat.

Dengan demikian tarekat berarti metode pemberian bimbingan spiritual kepada individu
dalam mengarahkan kehidupannya menuju kedekatan diri dengan Tuhan. Jika seseorang telah
berada pada tingkat ke-2 (Tarekat) ini, maka Allah SWT akan memberikan karunia ke dalam
dirinya rasa kehambaan (rendah hati) dan rasa kesyukuran (mensyukuri Nikmat Allah). Orang
yang berada pada tingkat ke-2 (Tarekat) ini akan merasa rindu dan menikmati dalam beribadah
dan mereka akan merasa azab dalam melakukan dosa dan kemungkaran. Orang pada tingkat ke-2
(Tarekat) telah mampu membedakan mana perbuatan baik yang diinginkan Allah SWT, dan mana
perbuatan jahat yang dimurkai Allah SWT!

Tingkat 3: Hakekat

Orang-orang yang telah melewati tingkat 1 dan tingkat 2 di atas, pada dasarnya mereka
telah memahami Hakekat Islam. Hakekat adalah perasaan hati yang diberikan oleh Allah SWT
kepada manusia yang bersungguh-sungguh bersyariat dan mengamalkan syariat itu (bertarekat).
Allah SWT akan menghapuskan sifat mazmumah (sifat hati yang terkeji, perbuatan tercela) dalam
hati orang itu dan Allah SWT menggantikan dengan sifat mahmudah (sifat hati yang terpuji).
Hakekat ini bukan ilmu yang dipelajari, tetapi merupakan anugerah Allah SWT kepada hamba-
Nya yang bersungguh-sungguh mempelajari, memahami, meyakini ilmu syariat secara ilmiah,
serta melaksanakan hukum-hukum Tuhan (bersyariat dan bertarekat).

Tingkat 4 (Tertinggi): Ma'rifat

Ma'rifat ialah keyakinan tertinggi tentang keimanan kepada Allah SWT (Haggul-yaqin)
setelah menempuh syariat dan tarekat, serta memahami dan mencapai rasa hakekat. Orang yang
memiliki (berada pada tingkat ke-4) Ma'rifat inilah yang dinyatakan sebagai orang yang mengenal
Allah SWT dengan mata hati! Pada dasarnya tingkat keyakinan dapat dibedakan, sebagai berikut:

"Yaqin" yaitu: keyakinan yang didapat dari pengertian teori pelajaran (teori-teori ilmiah).
"Ainul-yaqin": keyakinan yang didapat dari fakta kenyataan lahir setelah sesuatu itu
terungkap/terbuka.
"Haggul-yaqin" keyakinan yang benar-benar langsung dari Allah SWT, dan tidak dapat diragukan
sedikitpun, yaitu keyakinan yang mutlak.

Apabila seseorang telah menempuh syariat dan beramal dengan ilmu syariat (bertarekat)
serta diberi hakekat, maka lahirlah sifat ma'rifat. Sifat ma'rifat kepada Allah SWT yang akan
memancarkan berbagai perasaan yang baik dan dasar semangat untuk menuju ke arah perbaikan
kualitas kehidupan. Ma'rifat ini dapat pula mendidik hati untuk senantiasa menyelidiki dan
meneliti mana yang salah dan tercela, malah dapat menumbuhkan kemauan untuk mencari
keluhuran, kemuliaan dan ketinggian budi dan akhlak dan sebaliknya juga menyuruh seseorang

4
5

supaya menghindarkan dirinya dari amal perbuatan yang hina, rendah dan tidak berharga
sedikitpun! Orang-orang yang berada pada tingkat ke-4 (Ma'rifat) inilah yang disebut orang-orang
beriman, sesuai dengan Al Quran, Surat Al Anfal 8:2-4, sebagai berikut:

"Sesungguhnya orang-orang beriman adalah mereka yang apabila disebut nama Allah SWT,
akan gemetar hatinya, dan apabila dibacakan ayat-ayat-Nya kepada mereka, bertambah (kuat)
imannya dan hanya kepada Tuhan mereka bertawakal. (Yaitu) orang-orang yang melaksanakan
salat dan yang menginfakkan sebagian dari rezeki yang Kami berikan kepada mereka. Mereka
itulah orang-orang yang benar-benar beriman. Mereka akan memperoleh derajat (tinggi) di sisi
Tuhan-nya dan ampunan serta rezeki (nikmat) yang mulia".

Bagi orang yang telah mencapai tingkatan ma'rifat, Allah SWT ilhamkan jalan yang
mampu membawanya ke arah kecemerlangan agar dia dapat menempuhnya dengan mudah. Orang
itu juga akan Allah SWT ilhamkan kepadanya jalan yang membawa kemusnahan agar dapat dia
hindari!

Orang yang mendapat hakekat dan ma'rifat, dia akan merasa dirinya sebagai hamba
Allah yang hina. Tidak akan terucap dari lidahnya bahwa dialah yang paling
bertaqwa. Tidak akan terucap dari perbuatannya tanda-tanda riya. Tidak terlintas dihatinya bahwa
dialah yang paling kuat iman dikalangan manusia dan yang paling banyak amal ibadah di antara
makhluk Allah SWT yang hidup di dunia. Seandainya ada di kalangan manusia yang memuji akan
keupayaannya beribadah kepada Allah SWT, pujian itu akan dianggap sebagai suatu ancaman
yang bakal merusakan hubungan keintiman antara dia dan Allah SWT. Dia akan segera
menghentikan puji-pujian tersebut demi menjaga hatinya dengan Allah SWT!

Diharapkan agar mereka yang menyatakan diri hanya menyembah Allah SWT dapat
meningkatkan hubungan keintimannya sampai tingkat ma’rifat ini! Agar dapat mencapai tingkat
ma’rifat ini, maka seseorang dapat mempraktekkan sikap hidup islami berikut.

Lima Tingkat dalam Agama Islam

Dalam Agama Islam ada lima tingkatan yang disebut: (1) Muslim, (2) Mukmin, (3) Muhsin,
(4) Mukhlis, dan (5) Muttaqin.

1. MUSLIM, (akar katanya: Islam/Salima artinya damai, selamat, sejahtera) adalah orang
yang baru menyerahkan diri saja kepada Allah SWT. MUSLIM merupakan tingkatan
pertama dalam Islam.

Orang-orang Arab Badui berkata, “Kami telah beriman.” Katakanlah (kepada mereka),
“Kamu belum beriman, tetapi katakanlah “Kami telah tunduk (Islam), karena iman belum
masuk ke dalam hatimu. Dan jika kamu taat kepada Allah dan rasul-Nya, Dia tidak akan
mengurangi sedikitpun (pahala) amalmu. Sungguh, Allah Maha Pengampun, Maha
Penyayang (Al-Hujarat, QS 49:14)”. Seseorang pada tingkatan MUSLIM biasanya telah
melaksanakan 5 (lima) Rukun Islam, yaitu: (1) Syahadat, (2) Shalat, (3) Puasa, (4) Zakat,
dan (5) Haji.

5
6

2. MUKMIN (akar kata Iman artinya percaya, Amanah artinya orang dapat diberi
kepercayaan), merupakan seseorang yang mengatakan keimanan dengan lidah, diyakini
dengan hati dan dikerjakan dengan perbuatan. Seorang MUSLIM yang telah berada pada
tingkatan MUKMIN biasanya telah mengamalkan 6 (enam) Rukun Iman, yaitu: (1)
Beriman kepada ALLAH SWT, (2) Beriman kepada Malaikat-malaikat Allah, (3)
Beriman kepada Kitab-kitab Allah, (4) Beriman kepada Rasul-rasul Allah, (5) Beriman
kepada Hari Kiamat, dan (6) Beriman kepada Qada dan Qadar, yaitu takdir yang baik dan
buruk.

Seorang Muslim tidaklah cukup dengan pengakuan bahwa dia beragama Islam itu saja,
tetapi harus diiringi dengan amal/perbuatan/tindakan yang diperintahkan oleh agama Islam.
Dengan melaksanakan 6 (enam) Rukun Iman, maka dia meningkat menjadi seorang
Mukmin.

3. MUHSIN (dari kata Ihsan, artinya: baik) adalah Orang Mukmin yang telah mencapai tahap
Ihsan. Seorang Mukmin haruslah mengerjakan perbuatan kebajikan yang disebut ihsan.
Ihsan itu meliputi segala perbuatan yang baik terhadap diri sendiri maupun terhadap orang
lain. Dari seorang Mukmin meningkat lagi menjadi seorang Muhsin. Apa itu Ihsan? Ihsan
adalah seseorang yang menyembah Allah seolah-olah dia melihatnya, dan jika orang itu
tidak melihatnya, maka ketahuilah bahwa Dia (Allah) melihat kamu.

4. MUKHLIS (dari kata Ikhlas) adalah orang yang beribadah kepada Allah, hanya
mengharapkan ridho-Nya, contoh seperti orang bersedekah dengan tangan kanannya, maka
tangan kirinyapun tidak mengetahui. Seorang Muhsin mengerjakan ihsan itu semata-mata
karena berbakti kepada Tuhan, bukan karena mengharapkan pujian, sanjungan, pangkat dan
lain-lain; akan tetapi sungguh-sungguh ikhlas, pada saat itu manusia meningkat menjadi
seorang Mukhlis.

5. MUTTAQIN (akar kata Taqwa: Takut) adalah Orang Mukmin yang bertaqwa. Muttaqin
adalah orang yang melaksanakan perintah Allah secara sempurna, menjauhkan diri dari
larangan Allah. Orang yang takut akan Allah SWT disebut Muttaqin (ber-Taqwa).

“Kitab (Al-Qur’an) ini tidak ada keraguan padanya, petunjuk bagi mereka yang bertaqwa,
(yaitu) mereka yang beriman kepada yang gaib, melaksanakan shalat, dan menginfakkan
sebagian rejeki yang Kami berikan kepada mereka, dan mereka yang beriman kepada (Al-
Qur’an) yang diturunkan kepadamu (Muhammad) dan (kitab-kitab) yang telah diturunkan
sebelum engkau, dan mereka yakin akan adanya akhirat. Merekalah yang mendapat
petunjuk dari Tuhannya, dan mereka itulah orang-orang yang beruntung” (Al-Baqarah 2-5).

Orang Muttaqin merupakan orang Mukmin yang telah berada pada tingkatan paripurna
dalam Agama Islam. Orang ber-IMAN (Mukmin) yang berada pada tingkatan Muttaqin
sebagai orang yang Takut dan Ikhlas Menjadikan Allah Nakhoda (IMAN).

6
7

SIKAP HIDUP MENURUT ALLAH SWT (Versi AL'QURAN)

"ATTITUDE" Law = ATTITUD + E = ATTITUD = E

MELAKSANAKAN 7 HAL UNTUK MEMPEROLEH RIDHO ALLAH!

HARUS DITERAPKAN!

A = Always making today my best day


(Selalu membuat hari ini merupakan hari terbaik saya)
SURAT ALI IMRAN (3:171) Mereka bergirang hati dengan nikmat dan karunia yang besar dari
Allah, dan bahwa Allah tidak menyia-nyiakan pahala orang-orang yang beriman.

SURAT AL MAIDAH (5:2) … Dan tolong menolonglah kamu dalam (mengerjakan) kebajikan
dan takwa, dan jangan tolong menolong dalam berbuat dosa dan pelanggaran. Dan bertakwalah
kamu kepada Allah, sesungguhnya Allah amat berat siksa-Nya.

T = Taking pride in a job well done


(Bangga terhadap setiap pekerjaan yang telah diselesaikan dengan baik)
SURAT AL-A'RAF (7:29) Katakanlah: "Tuhanku menyuruh menjalankan keadilan". Dan
(katakanlah) : "Luruskanlah muka (diri)mu di setiap sholat dan sembahlah Allah dengan
mengikhlaskan keta'atanmu kepada-Nya. Sebagaimana Dia telah menciptakan kamu pada
permulaan (demikian pulalah) kamu akan kembali kepada-Nya".

SURAT AL ISRAA' (17:37) Dan janganlah kamu berjalan di muka bumi ini dengan sombong,
karena sesungguhnya kamu sekali-kali tidak dapat menembus bumi dan sekali-kali kamu tidak
akan sampai setinggi gunung.

T = Treating others with respect


(Memperlakukan orang lain dengan rasa hormat)
SURAT AL A'RAAF (7:199) Jadilah engkau pema'af dan suruhlah orang mengerjakan yang
ma'ruf (yang baik-baik), serta berpalinglah daripada orang-orang yang bodoh.

SURAT AT TAUBAH (9:71) Dan orang-orang yang beriman, lelaki dan perempuan, sebahagian
mereka (adalah) menjadi penolong bagi sebahagain yang lain. Mereka menyuruh (mengerjakan)
yang ma'ruf, mencegah dari yang mungkar, mendirikan sembahyang, menunaikan zakat, dan
mereka ta'at kepada Allah dan Rasul-Nya. Mereka itu akan diberi rahmat oleh Allah;
sesungguhnya Allah Maha Perkasa lagi Maha Bijaksana.

I = Isolating my negative thoughts


(Membuang semua pikiran negatif saya)
SURAT YUNUS (10:82) Dan Allah akan mengokohkan yang benar dengan ketetapan-Nya,
walaupun orang-orang yang berbuat dosa tidak menyukainya.

SURAT AN NAHL (16:19) Dan Allah mengetahui apa yang kamu rahasiakan dan apa yang kamu
lahirkan.

7
8

T = Treating tasks as opportunities


(Memperlakukan tugas sebagai kesempatan untuk memuliakan ALLAH)
SURAT ALI IMRAN (3:51) Sesungguhnya Allah, Tuhanku dan Tuhanmu, karena itu sembahlah
Dia. Inilah jalan yang lurus.

SURAT AN NAHL (16:128) Sesungguhnya Allah beserta orang-orang yang bertakwa dan orang-
orang yang berbuat kebaikan.

U = Utilizing my talents everyday


(Menggunakan talenta saya setiap hari)
SURAT ALI IMRAN (3:190) Sesungguhnya dalam penciptaan langit dan bumi, dan silih
bergantinya malam dan siang terdapat tanda-tanda bagi orang yang berakal.

SURAT AL MAIDAH (5:100) Katakanlah: "Tidak sama yang buruk dengan yang baik, meskipun
banyak yang buruk itu menarik hatimu, maka bertakwalah kepada Allah hai orang-orang yang
berakal, agar kamu mendapat keberuntungan" .

D = Doing the job right the first time


(Melakukan hal-hal yang benar sejak awal)
SURAT AL ISRA' (17:9) Sesungguhnya Al Qur'an ini memberikan petunjuk kepada (jalan) yang
lebih lurus dan memberi kabar gembira kepada orang Mu'min yang mengerjakan amal saleh bahwa
bagi mereka ada pahala yang besar.

SURAT AL ISRAA' (17:23) Dan Tuhanmu telah memerintahkan supaya kamu jangan menyembah
selain Dia dan hendaklah kamu berbuat baik pada ibu bapakmu dengan sebaik-baiknya. Jika salah
seorang di antara keduanya atau kedua-duanya sampai berumur lanjut dalam pemeliharaanmu,
maka sekali-kali janganlah kamu mengatakan kepada keduanya perkataan "ah" dan janganlah
kamu membentak mereka dan ucapkanlah kepada mereka perkataan yang mulia.

MINTA LANGSUNG KEPADA ALLAH!!


(Hukum 3M = Meminta, Meyakini, dan Mensyukuri)

E = Expecting positive outcomes everyday


(Mengharapkan hasil-hasil positif setiap hari)
SURAT AZ-ZUMAR (39:34-35) Mereka memperoleh apa yang mereka kehendaki pada sisi
Tuhan mereka. Demikianlah balasan bagi orang-orang yang berbuat baik, agar Allah akan
menutupi (mengampuni) bagi mereka perbuatan yang paling buruk yang mereka kerjakan dan
membalas mereka dengan upah yang lebih baik dari apa yang telah mereka kerjakan.

SURAT AZ-ZUMAR (39:52) Dan tidakkah mereka mengetahui bahwa Allah melapangkan rezki
dan menyempitkannya bagi siapa yang dikehendaki- Nya? Sesungguhnya pada yang demikian itu
terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi kaum yang beriman

"ATTITUDE" Law = ATTITUD + E = ATTITUD = E

8
9

7 HAL (ATTITUD) YANG HARUS DIJALANKAN UNTUK MEMPEROLEH HASIL POSITIF


(E) berupa RIDHO ALLAH!

Anda mungkin juga menyukai