HADIS TEMATIK atau disebut juga hadis maudhu’i. Ialah hadis yang berkaitan dengan
satu topik pembahasan atau satu tujuan. Yang dimaksud dengan tematik atau maudhu’i ialah
mengumpulkan hadis-hadis yang terpecah-pecah dalam kitab-kitab hadis yang terkait dengan
topik tertentu kemudian disusun dengan sebab-sebab munculnya atau pemahamannya dengan
penjelasan dan pengkajian dalam masalah tertentu.
Metode yang digunakan hampir sama dengan metode (tafsir maudhui ) yaitu salah satu cara
yang digunakan utk menafsirkan ayat-ayat al qur’an. Hanya saja dalam metode hadis
teamatik kita harus menyeleksi kualitas hadis terlebih dahulu. Sedangkan dalam metode tafsir
al qur’an tidak perlu di seleksi karena al qur’an sudah pasti kebenarannya. Metode
penyeleksian hadis perlu dilakukan dikarenakan mengingat Nabi saw terkadang
menyampaikan perkataannya kepada beberapa orang sahabat yang tidak disampaikan kepada
sahabat yang lain, terkadang pula sebuah hadis dalam riwayat yang satu (jalur sanad) berbeda
dengan riwayat yang ke dua. Begitu pula terdapat banyak riwayat hadis yang kadang-kadang
disampaikan secara ringkas sedangkan dalam satu riwayat yang lain disampaikan dengan
panjang lebar padahal satu tema.
BAB IMAN
Hadis-hadis yang berkaitan dengan masalah iman sangatlah banyak. Masalah iman selalu
menjadi topik yang menarik untuk dibahas. Dalam sunni rukun iman itu ada enam.
Sedangakan dalam syiah tidak menyebut rukun iman melainkan ushul atau hukum. Rukun itu
artinya “tiang”. Ada juga menyebutkan sebagai adalah iman. Ada lima prinsip dasar syiah
atau yang dsebut dengan “Itsna ‘Asyriyah yaitu ; Tauhid, Nubuwwah, Keadilan Tuhan,
Imamah, hari kiamat/ ma’ad.
Sedangkan mu’tazilah terdapat 5 prinsip juga yaitu ; 1. At tauhid (keesaan tuhan) 2). Al adl
(keadilan tuhan) 3). Al wadu’ wal wa’id (janji dan ancaman) 4). Al manzilah bainal
manzilatain ( posisi antara dua posisi ) 5). Amar makruf nahi munkar (menyuruh bebuat
kebaikan dan melarang segala kemungkaran).
Perlu kita ketahui bahwa rukun iman itu adalah rumusan sesuai dengan penafsian masing-
masing ulama dalam madzhab masing-masing. Dan itu salah satu alasan prinsip-prinsip
keimanan dari berbagai aliran dalam islam itu berbeda-beda. Iman menurut bahasa artinya
keyakinan terhadap sesuatu. Pokok-pokok keimanan yang harus kita imani itu ada tiga pokok
adalah: iman kpd Allah. Iman kpd Rasulullah, iman kepada hari akhir.
Dalam firman Allah swt dalam QS. Al baqarah : 285
“ demikian pula orang-orang yang beriman. Semua beriman kepada Allah, malaikat-malaikat
Nya, kitab-kitab Nya dan Rasul-Rasul-Nya.”
Dari Abu hurairah radiyalaahu anhu berkata bahwa rasulullah bersabda : “iman itu lebih dari
enam puluh lebih bagian”.
iman itu “ apa yang diyakini bukan apa yang dirumuskan”.
( Rabu, 01 September 2021)
PERTEMUAN KE 02
Iman adalah apa yang benar2 teryakini dalam hati. Dan kemudian ditunjukkan oleh amal.
Iman adalah makrifat hati atau mengetahui allah dengan hati. Dan mengucapkan nya dengn
ikrar (seperti kalimat syahadat) dan pembuktian. Pilar keimana ada 3 yaitu :Keyakinan, ikrar,
pembuktian. (buku mizanul hikmah).
Iman bukan harus diyakini hakikatnya namun harus dibuktikan. Iman itu bukan sekedar
meyakini akan tetapi melaksanakan.
Kitab bukhari tentang bab keimanan; hal 8
Hadis pertama menyebut, Nabi saw berkata ; iman ada 60 sekian bagian (mksdnya yng
diyakini akan tetapi juga di amalkan).
Ada hadis yang berbunyi; “ malu adalah sebagain daripada iman”
Hadis ini merupakan contoh dari sabda Nabi di atas.
Mencintai nabi juga merupakan iman,
nabi bersabda: “tidaklah sempurna iman mu sebelum mencintai aku melebihi kedua orang
tuanya dan lebih besar dari mencintai anak-anaknya”
pertemuan ke 3 : QADA’ & QADAR
kita meyakini bahwa ketentuan Allah swt.
Terdapat 3 faham:
1. Jabariyah : meyakini segala sesuatu yang terjadi di dunia ini sudah ditentukan oleh
Allah swt, dan manusia tidak real dalam segala perbuatannya, semuanya sudah diatur
dan digerakkan oleh Allah swt. Jabr lawannya takhfwif (menyerahkan segala sesuatu
kepda makhluk-Nya).
2. Qadariyah : bahwa manusia diberikan kebebasan untuk menentukan nasibnya sendiri
tanpa campur tuhannya.
3. Bayrun baena byerun : tengah-tengah dari dua pendapat dia atas. (fahan adliyah)
mereka percaya bahwa tuhan itu adil sehingga Dia menyerahkan segala sesuatunya
4. untuk dipertanggung jawab kan nanti.