Anda di halaman 1dari 13

Kelompok 1

Nama:
1. Dias Pratiwi
2. Mustika Purnama Sari
3. Rizkiya Rahmani
4. Risma Novriza
5. Shindi Eristawati
6. Elita Kurniasari
Kelas:
XI. Animasi
Meteri:
Menyantuni Kaum Dhufa

BAB 2 Menyantuni Kaum Dhuafa

Kata Pengantar
Assalamuallaikum wr.wb
Segala puji hanya milik Allah SWT. Shalawat dan salam selalu tercurahkan
kepada Rasulullah SAW. Berkat limpahan dan rahmat-Nya penyusun

mampu

menyelesaikan tugas makalah ini guna memenuhi tugas Agama Islam.


Agama sebagai sistem kepercayaan dalam kehidupan umat manusia dapat
dikaji

melalui

berbagai

sudut

pandang.

Islam

sebagai

agama

yang

telah

berkembang selama empat belas abad lebih menyimpan banyak masalah yang
perlu diteliti, baik itu menyangkut ajaran dan pemikiran keagamaan maupun
realitas sosial, politik, ekonomi dan budaya.
Makalah ini disusun agar pembaca dapat memperluas ilmu tentang kaitan Etos
Kerja Bangsa Jepang dan Islam, yang kami sajikan berdasarkan pengamatan dari
berbagai sumber informasi, referensi, dan berita. Makalah ini di susun oleh penyusun
dengan berbagai rintangan. Baik itu yang datang dari diri penyusun maupun yang
datang dari luar. Namun dengan penuh kesabaran dan terutama pertolongan dari Allah
akhirnya makalah ini dapat terselesaikan.
Semoga makalah ini dapat bermanfaat bagi pembacanya. Sebagai penutup,
marilah kita tetap belajar sungguh sungguh, tiada waktu hanya untuk memperbaiki diri
sendiri. Semoga kita semua menjadi orang orang yang pandai bersyukur. Amin ya
Rabbal alamin.
Terimakasih atas perhatiannya, kalau ada kesalahan itu adalah kelemahan kami,
mohon di maafkan dan diperbaiki, dan sekiranya ada yang benar, itu adalah milik Allah
semata.
WassalamualaikumWr.Wb.

DAFTAR ISI
BAB I Pendahuluan

A. Latar Belakang Masalah


B. Rumusan Masalah
C. Tujuan dan Manfaat
BAB II ISI
A. Surah Al- Baqarah ayat 177
1. Ayat dan Terjemah surah al-Baqarah ayat 177
2. Isi Kandungan surah al-Baqarah ayat 177
B. Surah Al-Isra 32
1. Ayat dan Terjemah surah al-Isra 32
2. Isi Kandungan surah al-Isra 32
3. Penerapan sikap dan perilaku
C. Surah at-Taubah 60
1. Ayat dan Terjemah surah at-Taubah 60
2. Hukum Bacaan
3. Isi Kandungan surah at-Taubah 60
BAB III Penutup
A. Rangkuman Materi
Lampiran
Daftar Pustaka

BAB I
PENDAHULUAN
A.

Latar Belakang Masalah


Dalam kehidupan sosial kita tidak akan lepas dari dari ketiga unsur ini,

yaitu tentangtamu, tetangga dan mengasihi para dhuafa. Maka dengan tiga
masalah ini, kami sedikitmenguraikan bagaimana cara kita untuk mengabdikan diri
kepada

sang

Khalik

dengan

cara,menghormati,

mengasihi,

menyayangi,

mengutamakan mereka, agar supaya pengabdian ini benar-benar diterima di sisiNya.


Karena dalam suatu hadist di sebutkan Barang siapa yangtidak memenuhi undangan
maka ia telah bermaksiat kepada Allah dan Rasul-Nya. (HR.Bukhari), Barang siapa
beriman kepada Allah dan hari akhir, maka hendaknya tidak menyakiti
tetangganya Dalam hadist lagi diterangkan, Seorang bertanya kepada Nabi
Saw,Islam yang bagaimana yang baik? Nabi Saw menjawab, Membagi
makanan (kepadafakir-miskin) dan memberi salam kepada yang dia kenal dan yang
tidak dikenalnya. (HR.Bukhari), dan lagi Perumpamaan orang-orang yang beriman di
dalam saling cinta kasih dan belas kasih seperti satu tubuh. Apabila kepala mengeluh
(pusing) maka seluruh tubuh tidak bisa tidur dan demam. (HR. Muslim). Dengan latar
belakang tersebut kami disinimenyuguhkan tentang bagaimana cara menggapai ketiga
masalah tersebut, sehingga atasdorongan Guru bidang studi terwujudlah apa
yang ada di tangan anda ini, semoga ada manfaat dan gunanya.

B.

RUMUSAN MASALAH
Rumusan masalah materi dalam makalah ini diarahkan pada Pembahasan Cara menghormati

dan memuliakan serta menyantuni kaum dhuafa dan pengertian secara tekstual maupun
kontekstual, sehingga pemahaman nanti tidak monoton. Dan juga kamiuraikan istimbat hukum dalam
setiap pembahasan dan di sertai pendapat para ulama yangmana semua nanti insya allah akan kami
bahas.A.Perintah

menyantuni

kaum

dhuafaB.Arti

dari

menyantuni

kaum

dhuafa.

C.

Tujuan Dan Manfaat


Tujuan makalah ini untuk memahami pentingnya menghormati dan memuliakan

sertamenyantuni kaum dhuafa serta kewajiban kita sebagai pemeluk Agama islam.
Sehingga pembahasan ini nanti bisa bermanfaat khususnya bagi kami dan umumnya

bagi masyarakatdan siswa-siswa smk yadika yang telah menyempatkan diri membaca
makalah ini. Karena perbuatan yang baik atau terpuji atau tercela terhadap Allah SWT
dinamakan hubunganvertical, sedangkan perbuatan yang berhubungan dengan perkara
yang terpuji atau tercelaterhadap sesama manusia atau alam sekitar dinamakan
hubungan horizontal. Yang manatujuan utama nanti untuk membentuk manusia
seutuhnya.semoga makalah ini ada manfaatdan barakahnya.

BAB 2
ISI
Perintah Menyantuni Kaum Dhuafa
Sifat terpuji merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim . Sifat
terpuji misalnya memberikan harta kita kepada yang berhak . Materi berikut akan
menjelaskan kepada siapakah harta yang kita miliki harus diberikan . Selain itu, materi
berikut juga akan mempelajari tentang larangan menghambur-hamburkan harta secara
boros dan pokok-pokok kebaikan seperti yang tercantum dalam Surah Al- Baqarah 177

A. SURAT AL BAQARAH AYAT 177

1. Terjemah surah Al Baqarah 177


[Bukanlah menghadapkan wajahmu ke arah timur dan barat itu suatu kebajikan, akan
tetapi sesungguhnya kebajikan itu ialah beriman kepada Allah, hari kemudian, malaikatmalaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan memberikan harta yang dicintainya kepada
kerabatnya, anak-anak yatim, orang-orang miskin, musafir (yang memerlukan
pertolongan) dan orang-orang yang meminta-minta; dan (memerdekakan) hamba
sahaya, mendirikan shalat, dan menunaikan zakat; dan orang-orang yang menepati
janjinya apabila ia berjanji, dan orang-orang yang sabar dalam kesempitan, penderitaan
dan dalam peperangan. Mereka itulah orang-orang yang benar (kebajikannya); dan
mereka itulah orang-orang yang bertakwa.]
Potongan ayat pertama
Rasulullah SAW beserta kaum muslimin mula-mula dalam shalatnya menghadap ke
arah Masjidil Aqsha di Kota Baitul Maqdis selama 16 bulan. Kemudian pada tahun 2 H I
224 M turunlah perintah Allah supaya dalarn shalat tidak lagi menghadap ke arah
Masjidil Aqsha melainkan ke arah Ka'bah. Pemindahan kiblat ini dipersoalkan oleh
kaum ahli kitab, maka terjadilah perdebatan yang panjang sampai memuncak antara
kaum ahli kitab dan kuam muslimin.
Kaum ahli kitab memandang bahwa shalat dengan menghadap kepada selain kiblat
mereka (Baitul Maqdis) tidak akan diterima oleh Allah,
Sementara kaum muslimin memandang bahwa shalat itu tidak akan diterima oleh
Allah kecuali dengan menghadap Ka'bah, yaitu kiblat Nabi Ibrahim leluhur para Nabi.
Ditengah-tengah perdebatan itulah lalu ayat dimuka turun dalam rangka menjelaskan
bahwa menghadapkan wajah ke arah kiblattertentu bukanlah suatu kebajikan yang
dimaksud dalam agama, karena kiblat ifu semata-mata untuk memelihara kesadaran
bagi orang yang shalat bahwa ia sedang bermunajat kepada Tuhannya, berdoa
semata-mata kepada-Nya dengan benar-benar berpaling dari segala sesuafu selain

Dia. Di samping ifu, kiblat merupakan :


Simbolkesatuan umat dalam satu tujuan.
Sarana untuk membiasakan orang-orang yang shalat agar selalu bersatu dalamsegala
urusan yang menyangkut kepentingan dan tujuan bersama .
Sarana untuk menyatukan langkah di kalangan mereka.

Potongan ayat kedua

Berdasarkan ayat di muka, yang dimaksud dengan 'AI Birru" (kebajikan)adalah


segala sesuatu yang dapat mendekatkan kepada Allah, yang terdiri dari iman, amal
shaleh dan akhlaqul karimah. Selanjutnya ayat di muka merinci kebajikan itu sebagai

berikut :
. Beriman kepada Allah, dan inilah yang merupakan dasar dan sumber segala
kebajikan. Tentu saja Iman kepada Allah itu tidak akan terwujud jika tidak disertai
dengan kemantapan hatibeserta sikap tunduk dan patuh kepada Allah, sehingga tidak
satu pun nikmat yang dapat membuat timbulnya sikap kufur, dan tidak satu pun ujian

dan bencana yang membuat timbulnya sikapkeluh kesah.


Beriman kepada hari akhir. Iman yang kedua ini menimbulkan kesadaran bahwa di
sana akan ada kehidupan lain yang di dalamnya tidak ada lagi tuntutan untukberamal,
bekerja dan berkarya, melainhan yang ada hanyalah perhifungan amal beserta
pembalasannya. Dengan iman yang kedua ini manusia diharapkan agar selalu berhatihati dalam beramal dan berbuat, dan tidak berlebihan dalam menaruh harapan kepada

segala kenikmatan duniawi yang bersifat sementara ini.


Beriman kepada para malaikat. Iman yang ketiga ini merupakan dasar keimanan
kepada wahyu, terutusnya para Nabi, dan hari akhir. Mengingkari adanya para malaikat
berarti juga mengingkari ketiga hal tersebut, karena malaikat pembawa wahyu itulah
yang atas izin Allah menyampaikan pengetahuan kepada seorang Nabi tentang segala

urusan agama.
Beriman kepada kitab-kitab samawi. Iman yang keempat ini mendorong timbulnya
kepatuhan terhadap segala perintah dan larangan yang terkandung di dalamnya.
Karena orang yang sudah yakin bahwa sesuaru itu baik dan bermanfaat pasti akan
terdorong untuk melakukannya, dan sebaliknya : orang yang sudah yakin bahwa
sesuatu itu jelek dan berbahaya pasti akan terdorong untuk menjauhi dan

meninggalkannya.
Beriman kepada para Nabi. Iman yang kelima ini mendorong timbulnya keinginan
untuk mengiluti pefunjuk-petunjulrrya, dan meneladani segala prilakunya, akhlaknya

maupun sikap santunnya.


Memberikan harta yang dicintai kepada :

Sanak kerabat yg membutuhkan santunan; mereka' inilah yang paling berhak untuk
disantuni. Karena manusia itu atas dasar fitrahnya sendiri pasti ikut menderita jika
melihat kondisi kemiskinan di kalangan sanak kerabatnya, lebih-lebih jika salah satu di
antara mereka meninggal dunia atau menghilang.

Dengan demikian, maka orang yang hidup dalam kondisi yang mapan, lalu suka
rnemutuskan hubungan dengan sanak kerabatnya dan enggan membanfu mereka,
berarti ia melanggar agama dan fitrahnya sendiri. Karena itu dalam sebuah Hadits
disebutkan :
" Sedekahmu kepada orang-orang lslam (pahalanya) satui, tetapi kepada sanak
kerabatmu pahalanya dua" .
Sebab bersedekah kepadasanakkerabat ifu berarti melakukan dua macam amal
shaleh : bersedekah itu sendiri dan mempererat hubungan famili.
- Anak yatim; karena anakyang hidup dalam kondisi miskin lantaran tidak punya ayah dan
tidak punya penghasilan itu sangat membutuhkan kepedulian dan santunan dari orangorang yang mampu, agar ia tidak semakin buruk kondisinya dan salah asuhan. Jika
kondisinya seperti itu dibiarkan, maka dikhawatirkan kelak menjadi orang yang
berbahaya bagi dirinya sendiri dan bagi masyarakat luas.
- Orang miskin; yaitu orang yang lemah,dalam usaha untuk mencukupi dirinya sendiri.
- Musafir yg memerlukan pertolongan; artinya musafir yang tidak bertujuan untuk berbuat
maksiat atau melakukan tindak kejahatan.
- Pengemis; yaitu orang yang terpaksa mengemis lantaran amat sangat miskin, bukan
lantaran malas bekerja dalam kondisi masih kuat bekerja.
- Upaya untuk memerdekakan budak; jika dikembangkan lagi maka kebajikan yang satu ini
meliputi pemberian santunan kepada para pekerja yang diperas oleh majikannya,

terutama pekerja wanita dan anak-anak.


Mendirikan shalat dalam arti mengerjakannya dengan cara yang sebaik-baiknya, dan
terutna menghayati rahasia maknanya dengan diwujudkan dalarn bentukmenerapkan

nilai-nilai akhlqul karimah dan mencegah diri dari berbuat fahsya' (keji) dan munkar.
Menunaikan zakat. Kebajikan yang satu dalam Al Qur'an selalu dirangkai dengan
shalat, karena shalat itu merupakan lembaga pendidikan jiwa, sedangkan harta
merupakan teman pelipur jiwa. Oleh karena itu, mengorbankan harta untuk kepentingan
agama dan umat merupakan salah satu sendi pokok dari segala kebajikan, sehingga
para sahabat pada masa I{halifah Abu Bakar menyepakati ketentuan hukurm bahwa

pam pembangkang zakat wajib ditumpas.


Menepati janji; baik janji kepada Allah maupun janji kepada sesame manusia dalam

urusan yang diridlaioleh Allah.


Bersabar dalam kesempitan, penderltaan, dan dalam peperangan.

Ketiga kondisi ini dikhususkan bukan berarti selain dalam kondisi tersebuttidak perlu
kesabaran. Orang yang mampu bersabar dalam ketiga kondisi itu tenfunya akan lebih
bersabar lagi dalam kondisi yang lain.
a. Kesempitan artinva mengalami krisis ekonomi. Jika krisis ekonomi itu sudah demikian
parah, maka kebanyakan orang yang mengalaminya mudah menjadi kafir.
b. Penderitaan artinya menderita sakit. Jika sakit itu sudah demikian parah, maka
biasanyai menyebabkan orang yang mengalaminya menjadi lemah akhlaknya dan
mudah putus asa.
c. Sementara dlrm kondisi peperangan kebanyakan bisa menimbulkan sikap pengecut
kemudian lari tunggang langgang meninggalkan medan pertempuran. Orang lebih suka
mencari musuh, tetapi ketika musuh sudah datang dan siap menyerbu ternyata lari
ketakutan.
Demikian ini menurut ajaran Islam tergolong dosa besaryang sejajar dengan
syirik.Kemudian pada_ akhir ayat di muka ditegaskan bahwa mereka yang mampu
menerapkan nilai-nilai kebajikan tersebut di atas dikualifikasikan sebagai orang-orang
yang benar imannya, dan dikualifikasikan pula sebagai orang-orang yang bertaqwa.

2. Isi Kandungan
Yang dimaksud dengan kebaikan pada surah Al Baqarah Ayat 177 ini adalah
beriman kepada Allah, hari akhir, malaikat-malaikat, kitab-kitab, nabi-nabi dan
senantiasa mewujudkan keimanannya di dalam kehidupan sehari-hari.
Contoh-contoh dari perbuatan baik tersebut antara lain sebagai berikut.
a. Memberi harta yang dicintainya kepada karib kerabat yang membutuhkannya.
b. Memberikan bantuan kepada anak yatim.
c. Memberikan harta kepada musafir yang membutuhkan.
d. Memberi harta kepada orang-orang yang terpaksa meminta-minta.
e. Memberikan harta untuk memerdekakan hamba sahaya.
f. Memjalankan ibadah yang telah diperintahkan Allah denagn penuh keikhlasan
g. Menunaikan zakat kepada orang yang berhak menerimanya sebagaimana yang
tersebut dalam surah At Taubah Ayat 60.
h. Menepati janji bagi mereka yang mengadakan perjanjian.
Akan tetapi, terhadap janji yang bertentangan dengan hokum Allah
(syariat islam) seperti janji dalam perbuatan maksiat, maka janji itu tidak boleh (haram)
dilakukan.

Nilai amal shaleh sangat erat kaitannya denagn iman. Sebaliknya, amal saleh bila
tidak didasari dengan iman (bukan karena Allah), maka dosa itu tidak bias ditebus
dengan amal saleh sebesar apapun sehingga perbuatan-perbuatan baik yang telah
dilakukan tidaka akan bernilai (pahala) dan sia-sia. Al Quran dalam hal ini menyatakan
sebagai berikut.:
A. Orang yang mati dalam kekafiran akan dihapus amalannya.
B. Orang-orang yang musyrik akan dihapus amalannya.
C. Amal perbuatan orang0orang kafir akan sia-sia.
D. Orang kafir akan ditimpakan siksa di dunia dan di akhirat.
E. Orang kafir dan musyrik akan dimasukkan ke dalam neraka.

F. Orang yang tidak beriman kepada akhirat hanya mendapatkan kehidupan dunia saja.
B. Surah Al Isra Ayat 26-27


















()








1. Terjemah Surah Al Isra ayat 26-27


(26) Dan berikanlah kepada keluarga-keluarga yang dekat akan haknya ; kepada
orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menhamburkan
(hartamu) secara boros. (27) Sesungguhnya pemboros-pemboros itu adalah saudarasaudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada tuhannya. (QS Al Isra: 26-27).

2. Isi Kandungan Surah Al Isra 26-27


Pada ayat 26, dijelaskan bahwa selain berbakti, berkhidmat, dan menanamkan
kasih sayang, cinta, dan rahmat kepada orang tua, ita pun hendaknya memberi bantuan
kepada kaum keluarga yang dekat karena mereka paling utama dan berhak untuk
ditolong.
Allah memerintahkan manusia untuk berbakti dan berbuat baik tidah hanya kepada

orang tua saja, namun masih harus berbuat baik kepada tiga golongan lain,yaitu
Kepada kaum kerabat

Kepada orang miskin

Kepada orang terlantar

Pada ayat 27, Allah mengingatkan bahwa betapa buruknya sifat orang yang boros.
Mereka dikatakan sebagai saudara setan karena suka mengikuti dan sangat penurut
kepadanya. Orang yang boros bermakna orang yang membelanjakan hartanya dalam
perkara yang tidak mengandung ketaatan.

3. Penerapan Sikap dan Perilaku


Pencerminan terhadap Surah Al Isra ayat 26-27 dan Al Baqarah Ayat 177 dapat
melahirkan perilaku,antara lain sebagai berikut.
1. Bekerja dengan tekun untuk mencari nafkah demi keluarga.
2. Suka menabung dan tidak pernah berlaku boros meskipun memiliki banyak harta.
3. Menjauhi segala macam kegiatan yang sia-sia dan menghabiskan waktu percuma.
4. Suka bersedekah, khusunya terhadap orang yang kekurangan dimulai dari keluarga
dan tetangga terdekat.
5. Mempelajari ilmu agama dan mengamalkan dalam kehidupan sehari-hari.

C. Q.S at-Taubah ayat 60

1. Terjemah Surah at-Taubah ayat 60


Sesungguhnya zakat-zakat itu, hanyalah untuk orang-orang fakir, orang-orang
miskin, pengurus-pengurus zakat, para mu'allaf yang dibujuk hatinya, untuk
(memerdekakan) budak, orang-orang yang berhutang, untuk jalan Allah dan untuk
mereka yuang sedang dalam perjalanan, sebagai suatu ketetapan yang diwajibkan
Allah, dan Allah Maha Mengetahui lagi Maha Bijaksana.

2. Kandungan surah at-Taubah ayat 60


-

Ada 8 golongan orang yang menerima zakat .

8 golongan orang itu ialah sebagai berikut :

1. Orang fakir: orang yang amat sengsara hidupnya, tidak mempunyai harta dan tenaga
untuk memenuhi penghidupannya.
2. Orang miskin: orang yang tidak cukup penghidupannya dan dalam keadaan
kekurangan.
3. Pengurus zakat: orang yang diberi tugas untuk mengumpulkan dan membagikan zakat.
4. Muallaf: orang kafir yang ada harapan masuk Islam dan orang yang baru masuk Islam
yang imannya masih lemah.
5. Memerdekakan budak: mencakup juga untuk melepaskan muslim yang ditawan oleh
orang-orang kafir.
6. Orang berhutang: orang yang berhutang karena untuk kepentingan yang bukan ma'siat
dan tidak sanggup membayarnya. Adapun orang yang berhutang untuk memelihara
persatuan umat Islam dibayar hutangnya itu dengan zakat, walaupun ia mampu
membayarnya.
7. Pada jalan Allah (sabilillah): yaitu untuk keperluan pertahanan Islam dan kaum
muslimin. Di antara mufasirin ada yang berpendapat bahwa fisabilillah itu mencakup
juga kepentingan-kepentingan umum seperti mendirikan sekolah, rumah sakit dan lainlain.
8. Orang yang sedang dalam perjalanan yang bukan ma'siat mengalami kesengsaraan
dalam perjalanannya.

BAB 3
Penutup
A. Rangkuman Materi
Sifat terpuji merupakan sifat-sifat yang harus dimiliki oleh setiap muslim . Sifat terpuji
misalnya memberikan harta kita kepada yang berhak , seperti memberikan harta yang
kita miliki kepada kerabat , anak yatim , fakir , miskin , gharim , hamba sahaya , ibnu
sabil , muallaf dan sabilillah . Dengan itu maka kita akan mendapatkan pahala yang
diberikan oleh Allah Swt yang tak terhitung jumlahnya . Dan hal itu menambah akhlak
kita selama hidup didunia ini .

DAFTAR PUSTAKA

http://dwambrn.blogspot.com/2012/10/bab-2menyantuni-kaum-dhuafa_4154.html

Anda mungkin juga menyukai